Ciayo Undur Diri Setelah Lebih dari Empat Tahun Beroperasi

Tahun 2020 tidak bisa dimungkiri menjadi tahun yang berat bagi banyak sektor industri, termasuk untuk online media. Ciayo, platform komik digital pertama yang dikembangkan oleh pengembang lokal, mengumumkan penghentian operasional bisnisnya di tanggal 30 Juli 2020. Situs Ciayo masih akan tetap bisa diakses hingga akhir Agustus 2020.

Walaupun tidak disampaikan secara langsung alasan dibalik penutupan bisnisnya, kasus ini turut menambah daftar perusahaan yang tumbang di masa pandemi Covid-19.

Vertikal bisnis perusahaan

Ciayo Corp memulai bisnis perkembangan intelektual properti (IP) dari aplikasi komik digital Ciayo Comics pada akhir tahun 2016. Mereka pernah berkolaborasi dengan BBM dengan merilis BBM Comics yang menyediakan ratusan komik digital yang dibuat oleh para ilustrator di Indonesia, seperti seri Si Juki, Rumah Mice, Patrick Jonbray, dan Si Nopal. Sebelum akhirnya BBM undur diri di pertengahan tahun 2019.

Sekitar satu tahun yang lalu, Ciayo Comics Plus+ meluncur sebagai layanan premium dari aplikasi Ciayo Comics. Harga yang dipatok adalah Rp30 ribu+ untuk bisa mengakses konten eksklusif serta bebas iklan.

Di lini lain, Ciayo Corp juga mengoperasikan studio pengembangan game, Ciayo Games. Dalam perjalanannya, Ciayo Games berkolaborasi dengan Agate Studio untuk menghadirkan permainan saduran dari konten IP ternama di Indonesia. Selain itu, perusahaan juga sempat meluncurkan permainan mobile arcade berjudul “CHIPS: Monster Tap!” yang berhasil menjadi finalis Indonesia Game Contest oleh Google Play serta The Best Mobile Game of The Year oleh Popcon Asia 2017.

Bergerak sebagai media, Ciayo Corp juga menaungi Ciayo Blog. Portal ini membahas tren pop culture terbaru dan disebut telah menarik lebih dari 100 ribu pembaca setiap bulannya.

Di akhir tahun 2019, perusahaan mengumumkan kolaborasi dengan studio animasi Kumata Studio untuk menghadirkan konten-konten popular terbaik dari dalam dan luar negeri. Tak selang berapa lama, sebuah program loyalitas pelanggan berupa pengumpulan poin diluncurkan, memungkinkan sekitar 7 juta pengguna berkesempatan untuk memenangkan sejumlah hadiah.

Akhir kata

Tjahjadi Handaja selaku Co-founder Ciayo turut menyampaikan bahwa pihaknya telah kurang lebih 5 tahun membangun Ciayo dari nol hingga berjumlah 160 anggota tim, mulai dari jatuh bangun mempertahankan bentuk sebagai sosial media virtual, hingga akhirnya pivot dan beralih menjadi komik online. Setelah itu, melebarkan sayap ke online game juga di tahun 2016.

Beragam inovasi telah dilakukan, berbagai usaha telah dilancarkan, namun Ciayo Corp harus mengecap kenyataan pahit untuk mengusaikan bisnisnya pada titik ini. Mereka juga turut menyampaikan selamat tinggal melalui unggahan video 15 detik di media sosial Ciayo berisi kompilasi gambar serta tulisan mengucapkan terima kasih serta undur diri.

Dilansir dari SimilarWeb, trafik Ciayo mulai berkurang dari bulan April sebesar 55 ribu pengunjung hingga Juni 2020 di angka kurang lebih 40 ribu pengunjung. Dari hasil pengamatan tim DailySocial, berita terakhir yang dipublikasi di situs Ciayo adalah 4 bulan yang lalu.

Rocket Internet to Shut Down Lamido

The competition in e-commerce indeed is harsh, and gets even harsher nowadays. Just take a look at how OLX and Berniaga merged to ease the pressure and stresses. Or how Tokopedia and Bukalapak secured gigantic funding in order to survive in Indonesian e-commerce battlefield. Continue reading Rocket Internet to Shut Down Lamido

Rocket Internet Segera Tutup Layanan Marketplace Lamido

Ilustrasi Penutupan / Shutterstock

Persaingan di vertikal e-commerce memang keras, dan akan makin keras saja. Lihat saja bagaimana OLX dan Tokobagus Berniaga yang akhirnya merger demi mengurangi persaingan yang sebelumnya membebani kedua perusahaan tersebut. Atau bagaimana layanan seperti Tokopedia dan Bukalapak mendapatkan funding yang cukup besar demi mempertahankan market share di kancah e-commerce Indonesia.

Hari ini, kami mendapatkan kabar bahwa grup Rocket Internet akan segera me-nonaktifkan layanan online marketplace mereka, Lamido. Kami juga mendapat konfirmasi dari beberapa sumber di dalam Lamido yang memilih untuk tetap anonim, bahwa tim Lamido yang ada saat ini akan bergabung dengan tim Lazada Indonesia.

Sampai saat ini, ada lebih dari 50 orang yang tergabung dalam tim Lamido, dan lebih dari 2500 merchants aktif yang sudah bergabung dengan layanan C2C tersebut. Menurut sumber DailySocial, para merchant yang sudah bergabung dengan Lamido Indonesia akan secara bertahap dilebur juga ke dalam Lazada Indonesia dengan melalui proses yang sama seperti merchant lain yang ingin masuk ke Lazada.

Sejak diluncurkan akhir tahun 2013 lalu, Lamido mencoba untuk mengambil posisi sebagai pesaing Tokopedia dan Bukalapak, dan juga di beberapa negara lain di luar Indonesia seperti Filipina, Vietnam dan Malaysia. Dalam operasinya, Lamido diposisikan berada dibawah grup Lazada meskipun memiliki tim dan strategi yang amat berbeda.

Sampai saat ini situs Lamido masih tetap aktif sampai jangka waktu yang belum ditentukan, namun menurut sumber kami, selain tim yang sudah dipindah ke Lazada, Lamido juga tidak akan dipromosikan seperti yang biasa dilakukan oleh Rocket Internet.

Seiring PHK Global, Yahoo! akan Menutup Layanan Berbasis Lokasi Koprol

Tiga bulan yang lalu, Yahoo! melakukan PHK atas sebagian besar tim pengembangan teknis di Indonesia, kurang lebih 80% dari tim. Ini adalah saat yang menyedihkan terutama bagi Koprol, startup jejaring sosial berbasis lokasi yang diakuisisi Yahoo! tahun 2009. Masa depan salah satu startup terbaik ini menjadi suram, dan akhirnya hari ini secara resmi diumumkan bahwa tanggal 28 Agustus 2012 akan menjadi hari terakhir layanan Koprol.

Koprol mendapatkan sambutan yang cukup baik dari pengguna, dengan acara komunitas yang cukup besar yang tengah mereka rencanakan untuk Koprol 2.0 yang merupakan versi terbaru mereka, sebelum tim Koprol di PHK, 2 minggu dari rencana tanggal acara. Founder Koprol, Satya Witoelar, Fajar Budiprasetyo dan Daniel Armanto akan meninggalkan posisi mereka di Yahoo! Indonesia dan telah bersiap untuk petualangan baru mereka. Belum jelas apa proyek mereka selanjutnya, jadi akan menarik untuk melihat startup baru yang akan mereka dirikan dengan pengalaman yang telah mereka dapatkan dari Yahoo! Koprol.

Continue reading Seiring PHK Global, Yahoo! akan Menutup Layanan Berbasis Lokasi Koprol

Following global layoff, Yahoo! is shutting down location-based app Koprol

Three months ago, Yahoo! laid off pretty much 80% of its technical development team in Indonesia. It was a devastating moment especially for Koprol, a location-based social networking startup Yahoo! acquired in 2009. The future of the once great startup is grim, and today Koprol announced that Yahoo will be shutting it down on August 28, 2012.

Koprol was gaining quite a traction from users, with a big community event they even planned a new revamped version Koprol 2.0 before the team was laid off two weeks before the supposed launch date. The founders, Satya Witoelar, Fajar Budiprasetyo and Daniel Armanto are officially leaving their respective posts at Yahoo! Indonesia and already set for their new adventures. It’s unclear as to what their next project would be, so it’s going to be interesting to see their next startup with all the experiences they had with Yahoo! Koprol.

Continue reading Following global layoff, Yahoo! is shutting down location-based app Koprol

RIP: Facebook Lite

Bagi pengguna Facebook Lite, berita ini mungkin salah satu berita paling tidak mengenakkan yang keluar dari layanan yang kini semakin tumbuh besar, Facebook. Dari status akun fan page Facebook, dimumumkan bahwa Facebook Lite kini tidak lagi didukung oleh Facebook.

Yang artinya kini anda tidak bisa lagi menggunakan versi ringan dari Facebook. Jika biasanya Facebook Lite ini sangat berguna untuk jaringan internet yang sedang tidak bagus, maka kini ketika anda mengakses Facebook Lite anda akan diarahkan ke situs reguler dari Facebook.

Continue reading RIP: Facebook Lite

Tiada Lagi Yahoo Gallery

Satu lagi layanan Yahoo yang ditutup menyusul Jumpcut, Geocities, Yahoo 360 dan kali ini yang menjadi korbannya adalah Yahoo Gallery. Yahoo Gallery adalah sebuah website yang ditujukan sebagai showcase aplikasi-aplikasi keren yang dibangun menggunakan web services dari Yahoo seperti Flickr API, dan API-API lainnya.Yahoo! Gallery sendiri memang sudah lama tidak dikembangkan dan bahkan masih berada di tahapan beta dalam kurun waktu yang cukup lama.

Yahoo! Gallery will be shutting down on July 14, 2009.

After careful consideration, we have decided to close the Yahoo! Gallery beta service. Although the Gallery gained a core of loyal users who enjoyed the service, Yahoo! has been reprioritizing some products to help us deliver the best possible experiences to consumers and developers. The decision to close the gallery is part of this larger strategy and will allow us to focus on helping our customers develop engaging applications using Yahoo! technologies.

If you have submitted any applications, you can go to the My Applications page, then download any images or text descriptions you wish to save.

Variasi produk Yahoo! memang sangatlah luas, mulai dari produk musik, video, berita, web authoring, hampir semuanya dicoba oleh Yahoo, dan konsekuensinya ketika saat sulit seperti ini adalah harus memprioritaskan layanan-layanan yang mampu menghasilkan revenue untuk perusahaan.

Saya jadi berfikir, Google saat ini melakukan hal yang sama dengan Yahoo! dengan variasi layanan yang begitu luas. Mungkinkah suatu saat nanti layanan-layanan ini akan memiliki nasib yang sama dengan layanan-layanan Yahoo?

Tripod Ditutup!

Lycos Europe, sebuah perusahaan dotcom yang sudah berkecimpung cukup lama ini rupanya terkena imbas krisis inovasi, dan bukan krisis global. Lycos-Tripod yang merupakan anak perusahaan dari Telefonica merupakan penyedia jasa email dan webhosting gratis sudah sejak lama.Tripod didirikan tahun 1992 dan bersama GeoCities (kompetitor) merupakan salah satu pelopor mass website creator yang menghasilkan uang dari layanan berbayar (premium services) dan iklan.

Bahkan saya ingat dulu sekitar tahun 2002 saya menggunakan jasa web host tripod untuk belajar PHP karena waktu itu Tripod adalah satu-satunya penyedia jasa web host gratis yang mensupport PHP meskipun dengan banyak keterbatasan lainnya.

Menurut Telefonica, alasan ditutupnya layanan Tripod karena layanan yang disediakan Tripod tidak mendatangkan keuntungan (un-profitable). Lycos juga telah mengirimkan email kepada setiap penggunanya mengenai penutupan layanan email dan hosting ini, dan menghimbau pengguna untuk mem-backup konten website dan juga email mereka yang di-host di Tripod.

Lycos juga mengumumkan bahwa tenggat akhir untuk pengguna adalah tanggal 15 Februari 2009, dan setelah lewat tanggal tersebut semua data (email + webhost) akan dihapus dan tidak dapat di-recovery.

Meski menutup salah satu anak perusahaan. namun Lycos mengklaim akan terus mengembangkan sayap untuk anak-anak perusahaannya di luar Eropa.