Makin Kompetitif, Honda Racing Simulator Championship Kembali Lahirkan Juara Baru

Babak ketiga dari Honda Racing Simulator Championship (HRSC) musim kedua yang digelar pada tanggal 19 September kemarin berlangsung dengan amat sengit. Ajang balapan yang menggunakan sirkuit virtual Adelaide ini kembali memunculkan juara baru setelah Gilbert Eman untuk pertama kalinya berhasil meraih posisi pertama dengan catatan waktu 20 menit 28,0331 detik.

Gilbert yang berlaga di kelas Rookie berhasil menjadi juara pertama pada seri ini meski ia harus mendapat tambahan beban seberat 10 kg akibat duduk di posisi kelima pada papan klasemen. Gilbert juga berhasil mendapatkan tambahan 25 poin, sebab ia berhasil mempertahankan posisinya sejak mengawali balapan dan tak sedikitpun terlewati oleh Simracer lainnya.

Finis di belakang Gilbert, ada Rio Loho yang tak kalah hebat, sebab ia sukses mengamankan posisi kedua dengan waktu 20 menit 30,9486 detik meski harus berlaga dengan penambahan berat 50 kg, imbas dari posisinya di puncak papan klasemen. Di posisi ketiga, Putra Dharma berhasil melewati garis finis dengan waktu 20 menit 39,5864 dan mendapatkan tambahan 16 poin.

Di kesempatan yang sama, digelar pula sesi balapan kelas Rising Star yang akhirnya dimenangkan oleh Rio Dzaki dengan catatan waktu 20 menit 28,7338 detik. Rio Dzaki berhasil naik ke posisi pertama meski ia harus menerima beban tambahan seberat 20 kg pada mobil Honda Brio RS Urbanite yang digunakannya.

Selanjutnya, di posisi kedua, Billie Ebenhaezer berhasil menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 20 menit 29,1246 detik, dan diikuti oleh Jason Ciputra — yang berlaga dengan tambahan beban seberat 40 kg — di posisi ketiga dengan catatan waktu 20 menit 31,7646 detik.

Di kelas Master, situasinya sangat berbeda. Andika Rama Maulana yang berada pada posisi teratas klasemen masih tak tersentuh dan berhasil mempertahankan posisinya meski ia harus mendapat tambahan beban seberat 50 kg, dan ia mampu menyelesaikan balapan dengan catatan waktu 21 menit 13,9393 detik.

Rama yang memulai balapan di posisi kedua berhasil menyalip Fadhli Rachmat, yang membawa beban tambahan seberat 40 kg. Rama dengan lincahnya berhasil merebut posisi pertama di tikungan pertama pada awal permainan, dan akhirnya Fadhli pun harus puas finis di posisi kedua dengan catatan waktu 21 menit 17,5553 detik.

Di posisi ketiga, ada Daffa Ardiansa yang finis dengan catatan waktu 21 menit 27,0334 detik meski berlaga dengan beban tambahan seberat 30 kg. Dengan demikian, sudah bisa dipastikan bahwa Rama, Fadhli, dan Daffa akan menjadi pemain teratas pada papan klasemen di seri berikutnya dengan tambahan beban yang sama.

Yusak Billy selaku Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor mengatakan, “Seri ketiga kali ini kembali melahirkan pemenang baru yang semakin menyajikan persaingan yang ketat dan memberikan kesempatan bagi lebih banyak Simracer untuk mencicipi podium pertama. Para Simracer pun terlihat sudah dapat menyesuaikan keahliannya di lintasan balap dengan sangat baik. Kami harap pada babak berikutnya juga akan menyajikan keseruan yang lebih kompetitif.”

Selanjutnya, seri keempat akan dihelat pada Sabtu, 2 Oktober 2021 dengan menggunakan sirkuit virtual Road Atlanta, Amerika Serikat. Babak ini akan disiarkan langsung pada akun YouTube @Hondaisme pada pukul 19.30 WIB.

Putut Maulana Finish Peringkat 6 di MotoGP Global Series Round #2

Balap virtual MotoGP Global Series berlanjut pada tanggal 2 Oktober 2020 lalu. Dalam pertandingan tersebut, Putut Maulana atau “moe” yang merupakan pebalap MotoGP virtual asal Indonesia, turut bertanding membela nama LCR Honda Team. Sayangnya, dalam pertandingan kemarin, Putut Maulana mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Finish di posisi 8 pada race 1, dan posisi 6 pada race 2.

Pertandingan MotoGP Global Series Round #2 berlangsung di dua sirkuit, yaitu Red Bull Ring untuk race pertama, dan Sepang untuk race kedua. Pada balapan pertama Putut start di peringkat 10. Bertanding dalam 10 laps, performa Putut terbilang konsisten, walau sayangnya belum bisa menyalip sampai di posisi terbaik. Akhirnya Putut finish di posisi 8.

Sumber: Putut Maulana
Sumber: Putut Maulana

“Kualifikasi (QP) yang sangat buruk pada balap pertama ini, sehingga saya harus puas memulai dari posisi 10.” Tulis Putut di akun Facebook pribadi, menceritakan pengalaman balapnya.

“Posisi ini membuat saya menjadi lebih nervous daripada biasanya. Saya membuat keputusan yang buruk, yaitu mengganti jenis ban di menit-menit akhir. Penggantian ban tersebut juga tidak berhasil, sehingga saya merasa sangat tidak nyaman dengan konfigurasi saya. Akhirnya di balapan pertama, saya tidak bisa memberikan hasil terbaik layaknya latihan. Saya pun dengan cepat ketinggalan dengan pembalap yang sudah berada di depan, dan finish di posisi 8.” Lanjut Putut.

Putut kembali memulai balapan di posisi 10 pada balap kedua di sirkuit Sepang. Pada lap pertama, ada banyak tabrakan terjadi sehingga Putut bisa menyodok sampai posisi 4. Bertanding dalam 6 lap, Putut lagi-lagi belum bisa menemukan performa terbaiknya hari ini. Di akhir balap, Putut kembali harus finish di posisi yang kurang maksimal, yaitu posisi 6.

“Lagi-lagi kualifikasi (QP) yang buruk. Sepertinya kami memiliki masalah dengan motor Honda, sehingga saya tidak bisa melaju lebih cepat lagi dengan menggunakan ban tipe ‘Soft’ pada saat kualifikasi. Memulai balap dengan baik dan cukup tertolong dengan banyaknya kecelakaan, sehingga saya bisa menyodok sampai posisi 4. Saya berhasil mendapatkan tempo balap yang baik di paruh pertama balapan, dan menjalani beberapa persaingan sengit dengan Andrew. Namun pada paruh kedua balapan, saya sadar saya menggunakan strategi penggunaan bahan bakar yang buruk. Saya jadi harus menggunakan tenaga yang lebih rendah untuk menyelesaikan balapan, sehingga saya dibalap Eleghost dan Trastevere di 2 lap terakhir.” Putut kembali menjelaskan apa yang terjadi di balap kedua MotoGP Global Series Round #2.

“Saya akan mencoba untuk memperbaiki masalah saya di babak kualifikasi untuk ronde berikutnya. Membalap pembalap lain sangatlah sulit di dalam game ini, jadi akan lebih baik jika saya bisa memulai balapan di posisi depan. Saya kerap kali menjalani fase kualifikasi yang buruk sejak tahun lalu, tapi tahun ini saya akan berjuang lebih lagi. Saya berharap, semoga bisa mendapat hasil yang lebih baik di Global Series Round 3.” Tutup Putut dalam penjelasannya di media sosial.

MotoGP Global Series Round #3 akan dilaksanakan pada 30 Oktober 2020 mendatang, dengan Misano dan Phillip Island sebagai trek balap pilihan. Akankah Putut menemukan performa terbaiknya di ronde 3 nanti? Mari kita doakan agar Putut bisa mendapatkan hasil yang terbaik.

GT-Sim.ID Memenangkan Indonesia Digital Motorsport Championship 2019

Setelah dua bulan gelaran Indonesia Digital Motorsport Championship 2019 berlangsung (IDMC 2019), tim GT-Sim.ID yang diwakili oleh Andika Rama Maulana akhirnya keluar sebagai pemenang. Kompetisi ini bisa dibilang sebagai kejuaraan nasional Sim Racing pertama di Indonesia, yang terselenggara berkat kerja sama komunitas Sim Racer Indonesia dengan Ikatan Motor Indonesia.

IDMC diselenggarakan selama 6 putaran yang dimulai dari bulan Oktober hingga Desember 2019, dengan tiga kelas kompetisi yaitu seeded A yang menggunakan mobil Nissan GT 1 open setup, seeded B dan non-seeded yang sama-sama menggunakan Nissan 370Z GT 4 fix setup. Masing-masing balapan berdurasi 30 menit dengan jumlah lap yang bervariasi pada setiap treknya. Andika Rama berhasil memenangkan kompetisi di seeded A, dengan mewakili nama GT-Sim.ID.

Sumber: Andika Rama Personal Page
Sumber: Andika Rama Personal Page

“Bagi kami dari GT-Sim.ID, ini merupakan tahun yang mengesankan, salah satunya karena kemenangan ini memberikan titel kepada saya sebagai First ever National Champion.” ucap Rama. Bicara soal kompetisi di dalam IDMC, Rama mengatakan bahwa Vorteks SimSport jadi lawan yang cukup berat. “Terutama dari om Arwin Taruna, karena dia punya pace yang stabil sepanjang musim ini.”

Keterkaitan antara balapan simulator dengan balapan dunia nyata yang sangat dekat memang jadi salah satu alasan kenapa Sim Racing bisa berkembang sampai sejauh ini. Sim Racing bahkan sudah diakui sebagai salah satu bagian dari Federation Internationale de l’Automobile (FIA) yang masuk ke dalam klasifikasi Digital Motorsport. Melihat ini, tak heran jika Ikatan Motor Indonesia ingin talenta-talenta Digital Motorsport Indonesia bisa muncul, dengan mengadakan kompetisi seperti IDMC ini.

“Berkat kejurnas ini, banyak bakat terpendam dunia Sim Racing Indonesia yang mulai bermunculan. Harapannya kejurnas Digital Motorsport tahun depan bisa lebih menarik, dengan pemilihan kombinasi mobil, trek, dan jadwal tanding yang lebih apik. Juga semoga ini bisa memunculkan lebih banyak bakat terpendam di masa depan nanti…amin.” tutur Rama.

Dengan ini, maka berikut para pemenang Indonesia Digital Motorsport Championship 2019 dari seeded A:

Sumber: Andika Rama Personal Page
Sumber: Andika Rama Personal Page
  • 1st – Andika Rama Maulana – GT-Sim.ID eSport
  • 2nd – Arwin Taruna – Vorteks SimSport
  • 3rd – Jaka Siswoyo – Vorteks SimSport

Selamat bagi para pemenang! Saya sendiri berharap kejurnas Digital Motorsport Indonesia ini bisa terus berlanjut. Demi memunculkan bibit-bibit pembalap Sim Racing Indonesia yang sanggup berkompetisi di kancah internasional.

Andika Rama Maulana Finish di Peringkat 5 WTCR Oscaro Esports 2019 Season

Setelah kualifikasi panjang, dan perjuangan Andika Rama Maulana (RamStig) di ajang kualifikasi online, akhirnya 14 Desember 2019 kemarin jadi pembuktian terakhir dalam rangkaian kompetisi FIA WTCR Oscaro Esports 2019 Season. Secara keseluruhan Rama berhasil mendapatkan posisi 5 besar.

Dilaksanakan The Rift, Mid Valley Mega Mall, Malaysia, balapan WTCR Oscaro Esports 2019 Season terdiri dari 3 trek balap, yaitu Hungaroring, Slovakiaring, dan Sepang. Setiap balapan berdurasi 25 menit dengan jumlah lap yang bervariasi pada setiap sirkuit. Pada artikel sebelumnya Rama bercerita bahwa dirinya sebenarnya cenderung tidak ingin berharap lebih banyak, karena lawannya adalah pembalap-pembalap barat yang terkenal sangat lihai dalam mengemudikan mobil balap virtual.

Sumber: Race Room Esports
Sumber: Race Room Esports

Menariknya, Rama malah berhasil mendapatkan juara satu pada race pertama, Hungaroring. “Jujur, ini adalah pengalaman paling membekas menurut saya.” tutur Rama. “Saya sendiri tidak menyangka bisa mendapat posisi ini. Selama penyisihan online, saya hanya bisa mengikuti mereka (pembalap-pembalap barat) dari belakang dan nyaris nggak pernah bisa menyusul. Kemarin saya sampai shock ketika bisa mengikuti orang-orang di depan, lalu bisa overtake satu persatu, eh mendadak menang! Tegang setengah mati ketika tahu saya leading, melihat di depan saya nggak ada siapa-siapa. Walau cuma menang 1 race, tapi terasa seperti juara dunia! Pada race 2 dan race 3 mungkin hoki-nya habis kali ya…haha, tapi tetap race 1 nggak akan terlupakan.” cerita Rama panjang lebar.

Selain soal lawan yang dihadapi, Rama juga cerita soal tantangan dari segi hardware. Perbedaan setup yang ia miliki dibanding dengan yang ada di tempat balap tentu memaksa Rama untuk beradaptasi lagi.  “Semua hardware yang digunakan oleh penyelenggara adalah standar tertinggi di dunia simracing, semua peralatannya sudah kelas profesional. Tentunya dengan ini butuh adaptasi lebih, namun tidak disangka perolehan waktu yang saya dapatkan malah lebih bagus dengan konfigurasi hardware seperti ini…hahahaha.” lanjut Rama.

Sumber: Race Room Esports
Sumber: Andika Rama Personal FB Page

Walau demikian, Rama mendapat posisi yang tidak terlalu baik pada race 3 pada trek Sepang. “Ketika itu gue sebenarnya sudah start dari posisi bagus, yaitu posisi dua. Ternyata ketika balapan dimulai, ada hardware trouble, yaitu gearbox mendadak nggak bisa downshift. Alhasil posisi gue melorot lumayan banyak, dan harus puas finish di posisi 9.” Rama menceritakannya kepada Hybrid.

Dengan semua usaha yang dilakukan, Rama mengamankan posisi ke-5 secara keseluruhan. Titel juara berhasil direbut oleh pembalap asal Polandia, Kuba Brzezinsky. Posisi ini memberikan Rama hadiah sebesar 500 euro (sekitar Rp7,8juta). Berikut daftar top 5 WTCR Oscaro Esports 2019.

Sumber: William Esports
Duo Polandia dari Williams Esports yang berhasil mendapatkan posisi satu dan kedua. Sumber: Twitter William Esports
  • 1st – Kuba Brzezinsky (Williams Esports) – 2500 Euro (sekitar Rp39 juta)
  • 2nd – Nikodem Wisniewski (Williams Esports) – 1500 Euro (sekitar Rp23 juta)
  • 3rd – David Nagy (M1RA Esports) – 1000 Euro (sekitar Rp15juta)
  • 4th – Bence Banki (SDL eSports by Logitech G) – 500 Euro (sekitar Rp7,8juta)
  • 5th – Andika Rama Maulana (GT-Sim.ID eSport) – 500 Euro (sekitar Rp7,8juta)

Balapan ini jadi balapan terakhir di tahun 2019 ini. Menghadapi 2020 Rama menceritakan sedikit hal-hal yang ingin ia capai. “Target 2020, saya ingin bisa mengikuti berbagai kompetisi besar di dunia esports simracing. Tahun depan kabarnya RaceRoom akan kembali mengadakan WTCR esports, kemungkinan saya terjun lagi. Lalu juga mau mencoba serius di Gran Turismo Sport FIA GT Cup, siapa tahu bisa tembus World Tour.” ujarnya.

Selamat kepada Andika Rama Maulana atas prestasi yang ditorehkan. Perolehan ini jadi hal yang membanggakan nama Indonesia di ajang internasional. Apalagi, raihan yang ia dapatkan adalah hasil konsistensinya berlatih serta menghadapi lawan berat dalam kompetisi yang sengit.

Cerita Perjuangan Andika Rama “RamStig” Maulana Menuju FIA WTCR Oscaro Esports 2019 Season

Beberapa waktu lalu, Andika Rama “RamStig” Maulana, sempat menceritakan soal kompetisi FIA WTCR Oscaro Esports 2019 Season. Setelah menjuarai Legion of Racers GT Sports Online Championship, Rama sempat bercerita bahwa hal selanjutnya yang ingin ia kejar adalah kompetisi FIA WTCR Oscaro Esports 2019 Season.

Setelah kualifikasi yang cukup panjang, tepatnya mulai dari 18 Agustus 2019 lalu, akhirnya kini gelaran FIA WTCR Oscaro Live Malaysia Finals sudah menemukan para pembalapnya. Total ada 13 pembalap Simracing yang datang dari lima jalur, yaitu: WTCR OSCARO Multiplayer Championship, lalu dilanjut dengan kualifikasi regional Asia/Oceania, Amerika Utara, Malaysia, dan Russia.

Dari persaingan yang sengit, Rama berhasil lolos bersama pembalap yang datang dari berbagai regional. Mengutip laman resmi FIA WTCR, Rama disebut sebagai pembalap yang tak terhentikan di kualifikasi Asia/Oceania.

Sumber: Facebook Page Legion of Racers
Rama saat menjuarai Legion of Racers GT Sports Online Championship. Sumber: Facebook Page Legion of Racers.

Sebetulnya ia sendiri hanya mencatatkan dua kemenangan saja dari rangkaian kualifikasi. Tetapi Rama berhasil balapan dengan konsisten yang memisahkan dia dari sang rival. Walau tidak juara, namun Rama berhasil mengamankan podium hampir di setiap balap. Dengan konsistensi tersebut, wajar saja jika dia berhasil mengamankan tiket berangkat ke Kuala Lumpur untuk bertanding pada FIA WTCR Oscaro Live Malaysia Finals.

Walau perjuangan Rama terdengar cukup mudah, nyatanya kualifikasi yang ia jalani untuk bisa lolos dalam pertandingan ini cukup berliku. Setelah saya hubungi via chat Whatsapp, Rama pun bercerita panjang lebar soal proses kualifikasinya.

Menariknya, sebelumnya Rama malah sempat mencoba kualifikasi lewat jalur WTCR OSCARO Multiplayer Championship. “Tapi jam balapannya sangat-sangat melelahkan, start jam 1 pagi, balapannya 50 menit, senin harus kerja pula…haha. Ditambah lagi persaingannya sangat ketat dan semua bermain agresif, jadi cuma ikut 3 ronde saja.” Rama bercerita.

Setelah mencoba balapan di kualifikasi dunia yang sangat berat, Rama lalu mencoba peruntungan di Asia/Oceania Qualifier. “Cukup pede sebetulnya untuk tarung di regional Asia, juga jam balapnya enak, yaitu jam 4 sore. Lawan-lawan berat di Asia ada beberapa, satu dari Turki namanya Emre Cihan. Cuma dia lagi mungkin nggak hoki, setiap race sering kena kecelakaan, padahal balap dia sangatlah cepat. Satu lagi yang juga berat ada orang Makau namanya Lei Sabino, cepat memang, tapi masih bisa ditakar speed-nya.” Rama melanjutkan cerita perjuangannya di kualifikasi Asia.

Rama juga menceritakan bagaimana kerasnya pertarungan balap Touring Car dalam kompetisi ini. “Mobil Touring Car untuk balap WTCR ini memang buat dibawa seruntulan. Saling senggol jadi hal yang lumrah. Contohnya saat Asia Qualifier ronde dua. Treknya sangat-sangat sempit, kanan kiri tembok, masuk tikungan bisa cuma bertiga doang. Gue sendiri sempat hampir terlibat kecelakaan, untungnya selamat…hahaha.”

Andika Rama "RamStig" Maulana, salah satu pembalap SimRacing ternama asal Indonesia. Sumber: Facebook Pribadi Andika Rama Maulana
Andika Rama “RamStig” Maulana (kiri), salah satu pembalap SimRacing ternama asal Indonesia. Sumber: Facebook Pribadi Andika Rama Maulana

Rama akan bertanding membawa nama tim GT-Sim.ID eSport dan Indonesia pada gelaran Final WTCR Oscaro Live Malaysia Final yang akan diselenggarakan pada 14 Desember 2019 mendatang. Berikut daftar pembalap yang turut serta:

  • Ayman Aqeem (Malaysia / Love Livers! Malaysia Motorsport)
  • Kirill Antonov (Russia / Independent)
  • Gergo Baldi (Hungary / M1RA Esports)
  • Bence Bánki (Slovakia / SDL eSports by Logitech G)
  • Kuba Brzezinski (Poland / Williams Esports)
  • Florian Hasse (Germany / EURONICS Gaming)
  • Jack Keithley (Great Britain / Williams Esports)
  • Moritz Löhner (Germany / Williams Esports)
  • Emanuel López (Argentina / Independent)
  • Andika Rama Maulana (Indonesia / GT-Sim.ID eSport)
  • David Nagy (Hungary / M1RA Esports)
  • Egor Ogorodnikov (Russia / BST)
  • Nikodem Wisniewski (Poland / Williams Esports)

Bertanding di tingkat internasional, Rama juga menceritakan tantangan-tantangan yang mungkin akan dihadapi. “Ini lawannya mostly alien bule ya…hahaha. Yang pasti 8 orang dari World Qualifier jagonya parah banget. Tapi kalau lawan berat, menurut gue itu ada orang Hungaria, namanya Gergo Baldi dari M1RA eSports, dan Bence Banki asal Slovekia dari tim SDL eSports. Tantangan selanjutnya paling dari segi hardware. Karena pasti beda dengan yang gue pakai di rumah, jadi pasti perlu adaptasi lagi di sana.”

Menutup obrolan, Rama mengatakan soal harapannya. “Bingung juga kalau soal harapan, satu sisi desperate hampir no hope karena lawan bule-bule jago tersebut. Sampai final saja sudah bersyukur sebetulnya. Tapi kalau boleh bikin target, top 5 lah AMIN!”

Mari kita doakan agar Andika Rama “RamStig” Maulana bisa mendapatkan hasil yang terbaik dalam gelaran FIA WTCR Oscaro Esports 2019 Season!

 

SAMSUNG dan Pertamina Menjadi Sponsor Terbaru Tim Simracing GT-Sim.ID

SAMSUNG dan Pertamina menjadi sponsor terbaru bagi tim Simracing GT-Sim.ID untuk kejurnas Indonesia Digital Motorsport Championship. Nantinya logo SAMSUNG dan Pertamina akan tampil di mobil-mobil milik pembalap dan juga livestream GT-Sim.ID. Agar Anda tidak salah kaprah, GT-Sim.ID adalah tim esports Simracing yang digagas oleh pembuat Racing Simulator ternama di Indonesia.

Terkait sponsorship ini Andika “RamStig” Rama Maulana selaku pembalap utama dan co-founder tim GT-Sim.ID menceritakan prosesnya.”Pada awalnya, kami hanya mencoba peruntungan saja, mengirim proposal ke Pertamina. Tapi, tanpa diduga Pertamina ternyata punya ketertarikan yang sama.” Rama bercerita. “Bahkan sebetulnya, Pertamina ingin mengambil slot main sponsor tim GT-Sim.ID, namun tidak bisa karena slot main sponsor sudah diteken oleh SAMSUNG. Oleh karena itu, maka di sini SAMSUNG menjadi main sponsor dan Pertamina menjadi supporting sponsor tim GT-Sim.ID” lanjut Rama.

Sumber: Facebook GT-Sim.ID
Sumber: Facebook GT-Sim.ID

Belakangan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terkenal kolot dan cukup tradisional, terlihat mulai membuka diri kepada perkembangan zaman. Sebelum ini, PT Elnusa Tbk, selaku perusahaan yang berafiliasi dengan Pertamina, menggunakan esports sebagai cara komunikasi perusahaan dengan pegawainya yang berasal dari generasi muda. Mereka memasukkan kompetisi PUBG Mobile dalam rangkaian acara Elnusa Olympic, sebuah kompetisi internal korporat yang diikuti oleh para karyawan dari Pertamina Group.

Tak hanya itu saja, ada juga PT. KAI, yang beberapa waktu menyelenggarakan KAI Millenial Fair. Mereka menggunakan esports FIFA sebagai salah satu cara untuk merangkul generasi muda. Muhammad “Icanbutski” Ikhsan ketika itu berhasil keluar menjadi juara dan mendapatkan hadiah sebesar Rp3 juta.

Terkait durasi serta ketentuan kerjasama antara Pertamina dengan GT-Sim.ID, Rama lalu menjelaskannya lebih lanjut. “Sejauh ini kerjasama terhadap dua brand ini (SAMSUNG dan Pertamina) hanya terbatas sampai kejurnas Indonesia Digital Motorsport Championship (IDMC) selesai.” tukas Rama.

Sumber: Facebook GT-Sim.ID
Sumber: Facebook GT-Sim.ID

“Tapi sejauh ini SAMSUNG sepertinya akan tetap bersama hingga tahun berikutnya. Lalu kalau soal ketentuan kerjasama, selain logo di mobil tim GT-Sim.ID, kami juga mendapat beberapa benefit lain. Selaku official monitor partner, tentunya tim kami menggunakan monitor SAMSUNG selama pertandingan. Lalu Pertamina sendiri memberi sokongan dana yang tentunya akan kami arahkan untuk konten dan keperluan lainnya.” Rama menjelaskan soal kerjasama tim GT-Sim.ID dengan sponsor terbarunya.

Melihat iktikad Pertamina mensponsori esports lewat Simracing tentu menjadi sesuatu yang menarik. Apalagi memang Simracing masih punya keterkaitan dengan dunia otomotif yang lekat dengan brand Pertamina. Namun siapa yang tahu? Menarik juga sebenarnya jika Pertamina suatu hari nanti mensponsori kompetisi esports skala nasional di Indonesia.

Putut Maulana Wakili LCR Honda Team Untuk MotoGP eSport Championship 2019

Sebagai salah satu pembalap non-european di kancah esports MotoGP, Putut “Moe” Maulana sepertinya benar-benar menarik perhatian banyak pihak. Setelah beberapa saat lalu ia dikontrak oleh Pro2Beesports talent lab asal Italia, kini ia mendapat perhatian dari salah satu tim balap sepeda motor.

Tim tersebut adalah LCR Honda Team, tim balap sepeda motor kelas MotoGP. Ini bermula saat Putut bertanding di fase The Final Draft untuk MotoGP eSport Championship. Saat fase tersebut, Putut bersaing ketat dengan 11 pembalap lain dari Eropa dan regional Rest of the World.

Pada fase tersebut, para pembalap virtual tersebut beradu cepat di sirkuit Losail, Qatar, untuk dapat memilih tim yang akan mereka wakili untuk babak Global Series MotoGP eSports Championship 2019. Posisi tiga besar ketika itu diisi oleh AdrianDP_26, EleGhosT555, dan AndrewZW. Sementara Putut mengisi posisi ke-7, dengan catatan waktu 1:49:183.

Setelah fase Final Draft, para pembalap bisa memilih factory bike yang mereka inginkan. Posisi pertama berhak memilih terlebih dahulu, lalu berurutan sampai ke urutan terakhir. Berada di posisi ke-7, Putut pun memilih tim LCR Honda Team, factory bike yang disebut oleh media resmi esports MotoGP sebagai pilihan terbaik yang tersedia ketika itu.

Level pertarungannya sudah sangat berbeda, karena sudah menghadapi 12 best of the world. Saya betul-betul bersyukur bisa mencatatkan waktu ke-7 tercepat di dalam fase Final Draft kemarin.” ucap Putut, cerita soal pengalamannya.

“Kalau soal pemilihan factory bike, kebetulan pada saat itu semua factory bike sudah dipilih oleh tim lain, kecuali Aprilia dan LCR Honda. Karena ini juga saya jadi memilih LCR Honda sebagai factory bike untuk saya wakili.” lanjut Putut kepada redaksi Hybrid.

Sampai saat ini sendiri, belum banyak pembalap MotoGP esports yang direkrut oleh factory bike MotoGP. Sejauh ini baru ada Trastevere73, juara dunia MotoGP eSports 2018, yang kini telah direkrut oleh Monster Energy Yamaha Team.

Sumber: LCR Honda Official Page
Sumber: LCR Honda Official Page

“Kebetulan Pro2Be Esport Management juga telah berdiskusi dengan LCR Honda Team dan respon mereka postifi terhadap ide untuk memiliki esports project seperti Monster Yamaha Team.” Cerita Putut.

Dengan persaingan yang makin ketat, Putut juga sedikit cerita soal targetnya. “Target realistis sih finish di 6 besar. Tapi namanya balapan kita nggak ada yang tahu, apa yang bisa terjadi di belokan pertama lap pertama. Jadi doakan saja yang terbaik.” ujar Putut.

Pertandingan berikutnya adalah fase pertama Global Series. Putut bersama 11 kontestan lainnya bertanding di Misano, Italia, dan akan beradu cepat di sirkuit Mugello, Italia dan Redbull Ring, Austria pada 13 September 2019 mendatang.

Mari kita doakan agar Putut bisa mendapatkan hasil yang maksimal di dalam kompetisi ini dan bisa membanggakan Indonesia di tingkat internasional.

Rama “RamStig” Maulana Jadi Juara Legion of Racers GT Sports Online Championship

Andika Rama “GTIC_RamStig” Maulana menjadi juara dalam kompetisi SimRacing yang bertajuk Legion of Racers GT Sports Online Competition akhir pekan lalu. Hingar-bingar kompetisi SimRacing memang tidak seheboh seperti kebanyakan mobile game, yang punya basis pemain lebih banyak. Kendati demikian, prestasi Indonesia dalam kompetisi ini tidak bisa diremehkan, yang membuatnya wajib untuk diperhatikan.

Legion of Racers Online Competition ini diselenggarakan dengan format Championship, yang mempertandingkan game Gran Turismo di PlayStation 4. Jadi, ada 5 ronde balapan yang diselenggarakan dengan trek dan kelas mobil yang berbeda beda. Kalau Anda cukup penasaran dengan trek dan kelas mobil yang dipertandingkan, berikut rinciannya:

  • Round 1 – Red Bull Ring + Gr.4 Cars (Setingkat mobil GT4 Class pada balapan dunia nyata)
  • Round 2 – Nurburgring GP + Gr.3 Cars (Setingkat mobil GT3 Class pada balapan dunia nyata)
  • Round 3 – Fuji Speedway + Gr.2 Cars (Setingkat mobil GT500 Super GT pada balapan dunia nyata)
  • Round 4 – Le Mans + Gr.1 Cars (Setingkat LMP1 Class pada balapan dunia nyata)
  • Round 5 – Suzuka Circuit + Super Formula 2019
Sumber: Facebook Pribadi Andika Rama Maulana
Rama Maulana (kiri) salah satu pembalap virtual ternama Indonesia yang sudah banyak malang melintang di berbagai sirkuit balap virtual. Sumber: Facebook Pribadi Andika Rama Maulana.

Dari 5 ronde balapan yang dilakukan, Rama betul-betul jatuh bangun untuk bisa memenangkan kompetisi ini. “Jujur, saya nggak nyangka banget bisa menang di kompetisi ini, walaupun cukup percaya diri bisa finish top 3 di tiap ronde.” Rama mengatakan kepada Hybrid.

“Baru mulai balap langsung ada dramanya. Ronde 1 saya disconnect, jadi nggak dapat poin. Akhirnya saya harus betul-betul serius mengejar poin di 4 ronde sisanya. Sampe akhirnya di balapan terakhir jadi momen penentu. Untungnya saya berhasil menang, tapi itu pun dengan cukup dramatis cuma beda 1 poin dengan sang runner-up.” Rama menceritakan pengalaman di dalam kompetisi ini.

Kompetisi ini sendiri merupakan kompetisi yang digagas oleh SimRacing asal Singapura dengan nama yang sama, yaitu Legion of Racers. Merupakan salah satu komunitas yang aktif, mereka kerap melaksanakan berbagai kompetisi balap secara offline di dalam berbagai event. Kompetisi yang diikuti Rama sendiri adalah kompetisi online perdana yang diselenggarakan oleh komunitas tersebut.

Menjadi juara dalam kompetisi balap se-Asia Tenggara ini, Rama “RamStig” berhak mendapatkan satu buah setir balap virtual Logitech G29, berbagai merchandise dari komunitas, dan akan diundang untuk bertanding di balapan virtual secara tatap muka, dalam salah satu pameran game terbesar di Asia Tenggara, GAMESTART 2019.

Sumber: Facebook Page Legion of Racers
Sumber: Facebook Page Legion of Racers

“Untuk selanjutnya, saya sedang fokus pada game lain yaitu RaceRoom Racing Experience, yang masih bagian dari SimRacing. Salah satu alasan saya fokus sama game tersebut adalah, karena ada kompetisi FIA WTCR Oscaro Esports 2019 Season.” jawab Rama.

FIA WTCR Oscaro Esports merupakan salah satu kompetisi bergengsi di kancah SimRacing. Kompetisi ini adalah versi virtual dari FIA World Touring Car Cup, yang menggunakan game RaceRoom Racing Experience sebagai simulator. Memperebutkan total hadiah sebesar 25 ribu Euro (Sekitar Rp390 juta), kompetisi balap virtual ini akan dimulai 18 Agustus dan dilakukan secara berseri sampai Oktober 2019 mendatang.

Mari kita doakan agar Rama “Ramstig” bisa mendapatkan hasil yang terbaik di kompetisi berikutnya, dan membanggakan Indonesia lewat sirkuit balap virtual!

Ferrari Turut Meriahkan New Balance Esports Series di 2019

F1 New Balance Esports Series adalah ajang esports balap simulasi tahunan hasil kerjasama antara Codemasters dan F1. Tahun ini, ajang balap ini punya durasi musim yang lebih panjang dan total hadiah yang lebih besar dari tahun sebelumnya.

Untuk Ferrari sendiri, tahun lalu mereka absen dari ajang ini. Namun sekarang, 10 pembuat mobil F1, semuanya turut berpartisipasi.

F1 New Balance Esports Series 2019 ini sebenarnya sudah menjalankan kualifikasinya sejak tanggal 8 April 2019 untuk 3 platform berbeda: PS4, Xbox One, dan PC. Pembalap-pembalap terbaik di kualifikasi tersebut akan mendapatkan undangan untuk berlaga di babak Pro Draft pada bulan Juli tahun ini sebagai event terakhir untuk menentukan siapa para pembalap yang berhak turut serta.

Sumber: F1 Esports.
Sumber: F1 Esports.

Musim 2019 ini akan terbagi jadi 4 live events (naik dari 3 di 2018). Sedangkan hadiahnya naik 2x lipat lebih dari US$200K jadi US$500K (sekitar Rp7 miliar).

New Balance kembali menjadi sponsor utama ajang ini. Sedangkan Fanatec akan menjadi penyedia hardware dan DHL akan menjadi sponsor untuk Fastest Lap Award.

“Kami sangat bergembira menyambut kesepuluh tim yang berpartisipasi di F1 New Balance Esports Series 2019.” Ujar Julian Tan, Head of Growth untuk F1 Esports yang kami kutip dari laman resmi F1 Esports.

“Tahun lalu, kita melihat pertumbuhan besar untuk seri ini dan, dengan melihat komitmen Ferrari turut berlaga di ajang virtual ini, kami akan terus meningkatkan seri ini ke tingkat yang lebih tinggi sembari terus menyelaraskan olahraga virtual dan real-world; menciptakan suguhan esports paling inovatif yang ada di dunia, baik di ajang balap ataupun di luar itu. Dengan 10 tim yang akan bertarung untuk memperebutkan US$500K, musim ini akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah.” Lanjut Julian.

Buat yang belum terlalu familiar dengan esports balap simulasi, cabang esports inilah yang mungkin memang paling dekat dengan olahraga ‘tradisional’. Pasalnya, esports balap virtual saat ini sudah menjadi ajang pencarian bakat buat tim-tim balap real world untuk mencari bibit-bibit baru.

Di Indonesia sendiri, esports balap virtual juga bahkan telah mendapatkan dukungan dari Ikatan Motor Indonesia (IMI). Mereka mendukung esports balap simulasi dengan tujuan menciptakan pembalap-pembalap simulasi baru agar nantinya mampu menjadi pembalap real world, seperti Rama Maulana.