Apple Luncurkan HomePod Mini, Smart Speaker Mungil Seharga $99

iPhone 12 Mini bukanlah satu-satunya produk bertubuh mungil yang Apple ungkap pada acara peluncuran iPhone 12 semalam. Pada kenyataannya, event tersebut dibuka dengan pengumuman HomePod Mini, alternatif ringkas dari smart speaker bernama sama yang Apple perkenalkan tiga tahun silam.

Tidak seperti HomePod orisinal yang berwujud silindris, bentuk HomePod Mini hampir menyerupai bola. Desainnya langsung mengingatkan saya pada Amazon Echo generasi keempat yang dirilis bulan lalu, akan tetapi bagian atasnya dibuat mendatar sebagai tempat untuk panel sentuh, dan yang juga akan menyala ketika Siri berbicara.

Meski mungil dengan tinggi tidak lebih dari 8,4 cm, HomePod Mini tetap memprioritaskan kualitas suara di atas segalanya, sama kasusnya seperti HomePod standar. Di balik kain bermotif jaring-jaringnya, bernaung satu unit full-range driver racikan Apple sendiri, dibantu oleh sepasang passive radiator untuk menghasilkan bass yang mantap dan treble yang jernih.

HomePod Mini turut dibekali chip Apple S5, yang menurut Apple akan bekerja menganalisis karakteristik dari musik yang dimainkan, lalu mengoptimalkan berbagai parameter secara real-time, termasuk halnya mengatur pergerakan driver dan passive radiator-nya. Seperti halnya HomePod, HomePod Mini juga dirancang supaya dapat menyajikan suara yang konsisten terlepas dari penempatannya di dalam ruangan.

Total ada empat mikrofon yang disematkan pada HomePod Mini. Tiga di antaranya bertugas mendengarkan mantra “Hey Siri”, lalu mikrofon yang keempat berfungsi untuk mengisolasi suara yang keluar dari speaker sendiri agar perangkat dapat mendeteksi suara pengguna dengan lebih baik meski ada musik yang tengah mengalun.

Ya, tentu saja smart speaker non-portable ini masih mengandalkan Siri dan bukan asisten virtual yang lain. Kendati demikian, Apple percaya Siri sudah jauh lebih cerdas daripada sebelumnya, serta mampu mengidentifikasi suara dari beberapa pengguna yang berbeda secara otomatis, sehingga respon yang diberikan akan selalu tepat sasaran.

HomePod Mini juga dapat berperan sebagai sebuah smart home hub, dengan catatan perabot-perabot pintar yang digunakan memang termasuk dalam ekosistem Apple HomeKit. Lalu yang cukup lucu adalah fitur Intercom, yang dirancang supaya pengguna di satu rumah bisa saling berinteraksi lewat beberapa unit HomePod Mini yang tersebar.

Menariknya, Apple juga merancang agar fitur Intercom ini bekerja di perangkat lain seperti iPhone, Apple Watch, MacBook, bahkan AirPods. Jadi kalaupun hanya ada satu HomePod Mini di rumah, semestinya fitur Intercom ini akan tetap berguna, terutama buat konsumen yang memang sudah terlanjur ‘terjerumus’ dalam ekosistem produk Apple.

Rencananya, HomePod Mini akan dipasarkan mulai 16 November mendatang seharga $99. Harganya ini tentu sangat menarik, tapi sayangnya tidak ada integrasi Spotify di sini, yang berarti pelanggan Spotify hanya bisa memutar musik dari layanan tersebut dengan menggunakan metode streaming Bluetooth ketimbang langsung berbicara dengan Siri.

Sumber: Apple.

Ikuti Tren, Xiaomi Umumkan Smart Display Berukuran Mini

Merasa pernah melihat gambar di atas? Itu karena Anda pernah membaca artikel mengenai Lenovo Smart Clock, yang baru saja diungkap pada bulan Januari kemarin. Bukan, gambar di atas bukanlah perangkat besutan Lenovo tersebut, melainkan smart display terbaru garapan Xiaomi.

Namanya Xiao Ai Touchscreen Speaker Box, dan kemiripannya dengan Lenovo Smart Clock mungkin hanya sebatas kebetulan. Juga seperti Lenovo Smart Clock, ia dilengkapi layar berukuran empat inci. Kebetulan lagi? Mungkin saja, tapi yang pasti layar ini dapat dipakai untuk memutar video maupun konten lainnya, di samping sekadar menjadi penunjuk waktu.

Konten-konten yang dimaksud tentu adalah yang berasal dari layanan-layanan di dataran Tiongkok. Sejauh ini belum ada informasi terkait ketertarikan Xiaomi untuk merilis versi internasionalnya.

Xiao Ai Touchscreen Speaker Box

Juga masih belum jelas adalah software yang menenagainya; apakah Android Things, lalu apakah asisten virtual-nya menggunakan Google Assistant atau bikinan Xiaomi sendiri? Yang sudah dikonfirmasi, perangkat ini dapat digunakan untuk mengontrol beragam perangkat smart home bikinan Xiaomi, termasuk menampilkan apa yang ada di balik kamera sebuah video doorbell.

Detail yang masih minim sebenarnya merupakan hal yang wajar mengingat perangkat ini belum punya jadwal pemasaran. Yang ada baru rencana untuk memulai tahap open beta, yang dijadwalkan berlangsung pada 28 Februari mendatang.

Saya pribadi cukup tertarik dengan perangkat ini, apalagi mengingat harganya sudah pasti sangat terjangkau sebagai sebuah Xiaomi. Semoga saja Xiaomi tergerak untuk merilis versi internasionalnya, dan semoga versi tersebut datang mengusung OS Android Things beserta integrasi Google Assistant.

Sumber: Engadget.

Terbuat dari Kayu Asli, Mui Dapat Menampilkan Beragam Informasi Sekaligus Menjadi Pusat Kendali Perangkat Smart Home

Peluncuran Google Home Hub belum lama ini semakin membuktikan bahwa tren smart display speaker sedang naik daun. Berbekal layar sentuh, perangkat yang masuk dalam kategori ini sangat ideal untuk menampilkan konten secara interaktif, sekaligus menjadi pusat kendali ekosistem smart home.

Maka dari itu, tidak heran apabila pabrikan berusaha semaksimal mungkin agar desain perangkat semacam ini bisa kelihatan melebur dengan interior rumah. Untuk urusan itu, sepertinya belum ada yang bisa menandingi karya pabrikan asal Jepang bernama Mui berikut ini.

Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di atas, wujud Mui tidak lebih dari sebilah balok kayu utuh – dalam bahasa Jepang, “mui” berarti “keheningan”. Namun ketika permukaannya Anda sentuh, seketika itu juga backlight berwarna putih akan menyala dan menampilkan beragam informasi.

Mui

Sihir apa yang diterapkan pengembangnya? Well, mereka ini sebelumnya pernah bekerja di Nissha, perusahaan spesialis sensor sentuh kapasitif asal Jepang yang produknya bisa kita jumpai di Nintendo Switch. Keahlian tersebut pada akhirnya mereka kawinkan dengan jiwa seni dan kecintaan terhadap bahan baku alami.

Ya, Mui terbuat dari kayu asli dan ditawarkan dalam sejumlah varian kayu yang berbeda. Namun estetika belum menceritakan kisahnya secara lengkap, sebab Mui juga merupakan display interaktif yang sangat fungsional.

Selain menampilkan informasi cuaca dan sebagainya, Mui juga dapat mengontrol perangkat smart home via platform IFTTT. Kalau perlu, ia juga dapat difungsikan sebagai saklar pintar untuk mengatur tingkat kecerahan lampu Philips Hue yang tersambung.

Mui

Integrasi mikrofon berarti Anda juga dapat mengoperasikannya via perintah suara, termasuk untuk mengirimkan pesan teks. Jangan bayangkan informasinya sepadat di Google Home Hub, akan tetapi melihat tampilan interaktif yang keluar dari balik sebuah kayu tetap saja memberikan sensasi yang sangat unik.

Seperti halnya gadget lain yang berbahan kayu, Mui tidak murah. Di situs crowdfunding Kickstarter, ia bisa dipesan dengan harga paling murah $499 saat ini. Harga ritelnya diperkirakan berkisar $999. Anggap saja Anda membeli sebuah furniture yang kebetulan cukup pintar untuk dijadikan pengontrol perangkat smart home.

Sumber: The Verge.

Brilliant Control Adalah Smart Home Hub Interaktif yang Menyamar Sebagai Saklar Lampu

Smart home hub, sesuai namanya, memegang peran paling penting dalam sebuah rumah yang diisi oleh sederet perangkat pintar. Tanpanya, kita akan kesulitan mengoperasikan perangkat demi perangkat, entah itu lampu pintar, termostat, sistem audio, dan lain sebagainya.

Umumnya, smart home hub memiliki wujud seperti router. Fungsinya hanya duduk diam menghubungkan berbagai perangkat, sehingga pada akhirnya kita dapat mengontrol semuanya lewat smartphone atau smart speaker. Namun apa benar smart home hub tidak boleh lebih dari sebatas itu?

Tentu tidak. Buktinya bisa Anda lihat lewat perangkat bernama Brilliant Control berikut ini. Seperti yang bisa Anda lihat, ia bukan sembarang smart home hub. Ketimbang menghuni suatu meja atau rak, Brilliant memilih soket saklar lampu sebagai rumahnya. Instalasinya dipastikan mudah tanpa memerlukan kabel tambahan maupun baterai; di mana saja saklar lampu dapat ditanam, Brilliant bisa Anda tempatkan di sana.

Dua dari empat varian yang ditawarkan berdasarkan jumlah tuas pada saklar yang hendak digantikan / Brilliant
Dua dari empat varian yang ditawarkan berdasarkan jumlah tuas pada saklar yang hendak digantikan / Brilliant

Selesai dipasang, Brilliant tetap bisa difungsikan sebagai saklar lampu biasa. Pengembangnya menawarkan empat varian yang dapat dipilih berdasarkan jumlah tuas yang ada pada saklar yang digantikannya. Cekungan memanjang yang ada di samping layarnya itu merupakan panel sentuh kapasitif untuk menyala-matikan lampu yang terhubung.

Di sebelahnya, ada layar sentuh 5 inci beresolusi HD yang siap menampilkan beragam informasi, sekaligus menjadi panel kontrol interaktif. Dari layar inilah pengguna dapat mengendalikan berbagai perangkat smart home; mulai dari bohlam Philips Hue, termostat Nest, bel pintu Ring, sampai speaker Sonos, dan masih banyak lagi perangkat yang kompatibel dengannya.

Lebih menarik lagi, Brilliant rupanya juga mengemas integrasi Amazon Alexa, sehingga kendali via perintah suara pun juga dimungkinkan. Pada kenyataannya, Brilliant Control bisa dianggap sebagai Amazon Echo Show dalam wujud yang berbeda, sebab ia dapat menyuguhkan informasi visual dengan gaya yang sama. Alexa bukan asisten favorit Anda? Tenang, Brilliant juga kompatibel dengan Google Assistant.

Brilliant Control

Seperti halnya smart home hub lain, Brilliant perlu tersambung ke jaringan Wi-Fi dan internet secara konstan, dan ini juga yang memungkinkan pengguna untuk mengoperasikannya lewat aplikasi smartphone meski sedang tidak berada di dalam rumah. Brilliant juga mengemas konektivitas Bluetooth sebagai cadangan di saat darurat, meski fungsinya jelas jadi sangat terbatas.

Smart home hub jelas bukanlah barang baru, tapi ide yang dieksekusi Brilliant benar-benar, well, brilian. Di Amerika Serikat, Brilliant Control saat ini telah dipasarkan dengan harga mulai $299, cukup mahal untuk ukuran smart home hub, tapi jangan lupakan kapabilitasnya yang setara Amazon Echo Show.

Sumber: CNET dan PR Newswire.

Samsung SmartThings Wifi Adalah Mesh Router Sekaligus Smart Home Hub

Samsung mengawali debutnya di segmen router Wi-Fi berteknologi mesh networking pada bulan Maret tahun lalu lewat sebuah produk bernama Samsung Connect Home. Lompat satu setengah tahun, Samsung telah menyiapkan mesh router generasi keduanya yang diklaim lebih mumpuni.

Kini dijuluki SmartThings Wifi, letak keunggulannya ada pada teknologi jaringan yang dipinjam dari startup bernama Plume. Plume pada dasarnya memanfaatkan AI untuk memonitor penggunaan internet dan mengalokasikan bandwith secara optimal ke masing-masing perangkat yang membutuhkan.

Di Amerika Serikat, reputasi Plume ini terbilang mengesankan. Salah satu penyedia jaringan internet terbesar di sana, Comcast, juga meminjam teknologi berbasis AI besutan Plume untuk digunakan pada produk-produknya sendiri, sekaligus menjadi salah satu investornya.

Keunggulan lain teknologi garapan Plume adalah soal manajemen, baik untuk parental control maupun akses para tamu. Untuk akses tamu misalnya, pengguna dapat menentukan perangkat-perangkat terkoneksi apa saja yang bisa diakses oleh para tamu, sangat cocok bagi mereka yang sering menyewakan kediamannya via platform seperti Airbnb.

Samsung SmartThings Wifi

Paket penjualan SmartThings Wifi terdiri dari tiga unit router. Masing-masing unit memiliki jangkauan seluas 140 m², yang berarti kombinasi tiga unit bisa meng-cover rumah besar sekalipun. Seperti halnya mesh router lain, konsumen tentu bisa menambahkan unit ekstra untuk semakin memperluas jangkauan jaringannya.

Sama seperti pendahulunya, SmartThings Wifi juga berfungsi sebagai smart home hub untuk berbagai perangkat yang kompatibel dengan ekosistem SmartThings. Itulah mengapa router ini telah dibekali spesifikasi yang mumpuni macam prosesor quad-core bikinan Qualcomm, RAM 512 GB serta penyimpanan sebesar 8 GB. Semua dikemas dalam dimensi 12 x 12 x 3 cm saja.

Samsung saat ini telah memasarkan SmartThings Wifi di pasar AS seharga $280 untuk bundel isi tiga unit, sedangkan satu unitnya dihargai $120 jika dibeli secara terpisah.

Sumber: SlashGear dan VentureBeat.

Webcam Pintar Hello Segera Kedatangan Suksesor yang Lebih Andal Lagi

Sekitar dua tahun yang lalu, saya sempat menulis tentang Hello, sebuah webcam pintar yang dapat mengubah TV atau monitor apapun menjadi alat video conferencing, screen sharing maupun live broadcasting, semuanya lewat satu sambungan HDMI. Kampanye crowdfunding-nya terbukti sukses, dan kini Solaborate selaku pengembangnya sedang sibuk menyiapkan suksesornya.

Premis yang ditawarkan Hello 2 masih sama seperti pendahulunya: ketimbang harus membeli perangkat video conferencing yang umumnya berharga mahal, Anda hanya perlu menyambungkan Hello ke TV, lalu meletakkannya di atas TV supaya semua orang dalam ruangan bisa ikut berpartisipasi.

Solaborate Hello 2

Beberapa komponen penunjangnya masih dipertahankan, namun telah disempurnakan. Di antaranya ada sensor kamera 4K dengan kualitas yang lebih baik dan sudut pandang lebih luas (112°), 4 mikrofon beam-forming berteknologi noise dan echo-cancelling yang mampu menangkap suara dari jarak sejauh hampir 10 meter, serta prosesor 6-core yang menjadi otak semuanya.

Namun penyempurnaan hardware baru sebagian dari cerita lengkapnya, sebab platform-nya secara keseluruhan kini juga sudah dipoles lebih matang lagi berkat dukungan asisten virtual Alexa dan Google Assistant, serta dukungan fungsi home automation lewat platform Zigbee.

Solaborate Hello 2

Pengguna sekarang juga dapat meng-install berbagai aplikasi Android pada Hello 2, sehingga perangkat pun sejatinya dapat merangkap peran sebagai sebuah set-top-box untuk streaming video jika perlu. Integrasi berbagai layanan seperti Slack, Facebook Workplace, Dropbox, Google Drive dan Calendar kini juga telah tersedia secara default pada Hello 2.

Perannya sebagai kamera pengawas juga tidak dilupakan, bahkan lebih dipertegas lagi lewat penyempurnaan pada fitur night vision, serta pendeteksi suara dan gerakan. Bagi yang mementingkan masalah privasi, Hello 2 dilengkapi dua tombol untuk secara langsung memutus input video dan audio, meminimalkan peluang perangkat diretas secara remote.

Hello Touch dan keputusan menjadi open-source

Solaborate Hello 2

Di samping Hello 2, Solaborate rupanya turut mengembangkan perangkat lain bernama Hello Touch. Touch sejatinya merupakan TV 4K besar berbekal panel sentuh yang dapat digunakan untuk memudahkan proses kolaborasi secara real-time maupun sebagai papan tulis digital.

Semua yang dapat dilakukan Hello 2 juga bisa dilakukan Hello Touch, sebab seperti yang bisa Anda lihat, memang ada sebuah Hello 2 yang menancap di bagian atasnya. Secara keseluruhan, Touch sejatinya bisa menjadi alternatif terhadap Microsoft Surface Hub atau Google Jamboard, dan Solaborate pun memastikan harganya bakal cukup terjangkau guna meningkatkan nilai kompetitifnya.

Hal lain yang juga menarik untuk disorot adalah keputusan Solaborate membuka platform Hello 2 dan menjadikannya open-source. Dengan begitu, developer pihak ketiga bisa mengembangkan aplikasi untuk meningkatkan fungsionalitas Hello 2.

Solaborate Hello 2

Bukan cuma software, Solaborate juga membuka kesempatan bagi yang tertarik menggarap hardware untuk melengkapi Hello 2 maupun Hello Touch. Guna menginspirasi para kreator hardware, Solaborate pun telah menyiapkan dua aksesori berupa game controller dan programmable button untuk Hello 2.

Dari situ kreator dapat memonetisasi karya mereka masing-masing. Saat saya tanya lebih spesifik mengenai aspek monetisasi ini, Labinot Bytyqi selaku CEO Solaborate mengungkapkan bahwa detailnya masih sedang mereka diskusikan dan matangkan. Namun yang hampir bisa dipastikan, Hello nantinya juga bakal membawa semacam app store-nya sendiri demi mewadahi karya para developer pihak ketiga.

Rencananya, Hello 2 akan kembali ditawarkan melalui platform crowdfunding Kickstarter dan Indiegogo sekaligus dalam waktu dekat. Harganya masih belum diungkapkan, tapi semestinya tidak terpaut jauh dari pendahulunya. Sebagai informasi, selama masa kampanye crowdfunding, Hello generasi pertama ditawarkan seharga $189, tapi sekarang versi retail-nya dibanderol $449.

*Update: kampanye Kickstarter untuk Hello 2 saat ini sudah dimulai.

Toshiba Symbio Adalah Smart Speaker, Kamera Pengawas dan Smart Home Hub Jadi Satu

Toshiba jelas bukan nama yang asing di segmen perangkat elektronik rumahan. Pabrikan asal Jepang itu sudah sejak lama memproduksi mulai dari TV, AC sampai mesin cuci, akan tetapi di tahun 2018 ini mereka mulai menunjukkan keseriusannya menghadapi ranah smart home.

Filosofi yang mereka bawa cukup menarik. Ketimbang menawarkan beberapa perangkat terpisah, Toshiba mencoba mengemas semuanya menjadi satu. Dari situ lahirlah Symbio, sebuah perangkat yang dideskripsikan sebagai solusi rumah pintar nan multi-fungsi.

Berwujud silinder, Symbio merangkap tugas enam perangkat sekaligus: kamera pengawas, speaker pintar, pusat kendali lisan, intercom, detektor suara pintar dan smart home hub. Toshiba sejatinya ingin menyuguhkan pengalaman yang setara dengan sistem perangkat smart home yang membutuhkan instalasi profesional.

Sebagai kamera pengawas, Symbio siap merekam video 1080p dalam sudut pandang yang luas, meneruskan live stream ke ponsel sekaligus mengirimkan peringatan berdasarkan suara atau gerakan yang dideteksi. Fungsi ini turut dimaksimalkan oleh detektor suara pintar yang bertugas memonitor suara-suara keras, seperti misalnya dari detektor asap lawas, lalu mengirimkan notifikasi ke ponsel.

Toshiba Symbio

Sebagai smart speaker, Symbio siap mengakses konten dari beragam layanan streaming musik sekaligus, lalu menyuguhkannya secara apik berkat bantuan driver rancangan Onkyo. Seperti Amazon Echo, pengguna juga dapat memanggil dan berinteraksi dengan asisten virtual Alexa pada Symbio.

Fungsi intercom kedengarannya sepele, tapi pada prakteknya mampu memberikan medium komunikasi yang praktis antara Symbio dan ponsel. Terakhir, sebagai sebuah hub, Symbio mampu disambungkan dan mengendalikan beragam sensor, lampu pintar maupun perangkat-perangkat smart home lainnya.

Ajang CES 2018 tentu saja bakal menjadi panggung debut Symbio, akan tetapi Toshiba sejauh ini belum mengungkap banderol harga maupun jadwal ketersediaannya. Kita bisa menganggap ini sebagai langkah Toshiba dalam mengantisipasi tren smart speaker, hanya saja kebetulan produk rancangannya juga berfungsi sebagai kamera pengawas dan smart home hub.

Sumber: Business Wire.

Zenbo Ialah Asisten Digital Keluarga Berwujud Robot Lucu dari Asus

Saat ini sepertinya era dimana keberadaan perangkat smart home hub telah menunjukkan geliatnya. Amazon telah memperkenalkan perangkat asisten digital bernama Alexa, lalu kemudian Google memiliki perangkat serupa bertajuk Google Home yang baru saja diperkenalkan pada ajang Google IO 2016 lalu. Dan kini Asus punya produk setipe bernama Zenbo.

Menariknya, pendekatan yang dibuat Asus sangatlah berbeda, tidak seperti dua perusahaan teknologi Amazon dan Google yang mengemas perangkat smart home hub mereka dengan bentuk mirip sebuah pengeras suara, Asus telah mengemas perangkat asisten digital miliknya sedikit lebih humanoid.

Diperkenalkan Asus pada perhelatan pameran elektronik akbar Computex 2016 di Taiwan (Senin 30/5), selain mengumumkan trio smartphone Zenphone 3 besutannya, perusahaan asal Taiwan ini telah memperkenalkan Zenbo, sebuah perangkat asisten digital bagi keluarga berbentuk robot yang memiliki desain unik dan lucu.

Asus Zenbo

Alih-alih memiliki bentuk kaku yang ‘duduk terpaku’ di atas meja, Zenbo racikan Asus ini memiliki bentuk yang sekilas mirip Apple iMac G4 atau mungkin mengingatkan Anda pada tokoh Wall-E. Zenbo juga memiliki animasi mata dan roda di bagian bawah tubuhnya, membuatnya terkesan lebih interaktif dan atraktif karena bisa berjalan menggelinding ke semua isi ruangan layaknya binatang peliharaan.

Ia dapat merespon perintah suara dan memenuhi kebutuhan semua anggota keluarga mulai dari menampilkan informasi resep masakan, mesin pengingat, berbelanja ke situs e-commerce, memutar musik, membacakan cerita, mengambil foto, melakukan panggilan video, serta menangkap video dan menginformasikan kejadian di rumah pemiliknya.

Lebih jauh mengenai kemampuan Zenbo, karena ia sejatinya merupakan sebuah perangkat smart home hub, maka ia bisa terhubung dengan semua perangkat rumah pintar lainnya. Ini menjadikan pemiliknya dapat memberikan perintah suara pada Zenbo untuk mengunci pintu, mematikan atau menyalakan perangkat elektronik lainnya seperti lampu, televisi maupun pendingin ruangan.

Seperti yang kami rangkum dari situs Engadget, Jonney Shih selaku chairman Asus mengatakan bahwa pihaknya memiliki ambisi untuk bisa menyediakan robot di setiap rumah tangga. Dan Zenbo telah dihadirkan untuk bisa menjadi asisten pribadi, perangat hiburan sekaligus juga teman bagi semua anggota keluarga mulai dari anak-anak hingga manula.

Dari pemaparan yang dilakukan Jonney Shih, disebutkan bahwa robot Zenbo yang memiliki jargon ‘Your Smart Little Companion’ ini akan dibanderol dengan harga $599 untuk tiap unitnya, namun ia tidak menyebutkan secara detail kapan dan di negara mana saja Zenbo ini akan tersedia.

Sementara untuk saat ini, pihak Asus juga telah menyediakan tool SDK (software development kit) bagi para pengembang yang ingin menjejalkan aplikasi dan fungsi tambahan pada Zenbo agar perangkat smart home hub berwujud robot ini bisa menjadi lebih ‘sakti’ dan dapat memenuhi semua kebutuhan pemiliknya.

Informasi detail mengenai Asus Zenbo dapat dilihat melalui situs resminya di Zenbo.ASUS.com.

Sumber: 1, 2 | Gambar Header: Asus Zenbo