Amazon Astro Adalah Robot Rumahan dengan Integrasi Alexa

Amazon resmi jadi produsen robot. Bersamaan dengan sejumlah produk lain, Amazon menyingkap robot yang sudah dikerjakannya sejak lama tersebut. Namanya Astro, dan wujudnya kelihatan imut-imut meski wajahnya merupakan sebuah tablet.

Layaknya robot vacuum cleaner, Astro mengandalkan sederet kamera dan sensor untuk memetakan area di sekitarnya, sehingga ia dapat bergerak tanpa membentur sana-sini. Saat baterainya hampir habis, Astro pun juga akan bergerak sendiri menuju ke charging dock-nya untuk beristirahat.

Astro juga dapat mengikuti orang, yang berarti pengguna juga bisa memanfaatkannya untuk video call sembari mondar-mandir di dalam rumah. Ingat, wajah Astro merupakan sebuah tablet yang fungsional, dengan layar sentuh 10 inci dan kamera depan 5 megapiksel.

Pengguna punya banyak cara untuk menginstruksikan Astro; bisa langsung menggunakan layar sentuhnya, bisa via aplikasi pendampingnya di smartphone, atau bisa juga dengan memanfaatkan perintah suara. Ya, tanpa perlu terkejut, Astro tentu sudah dibekali integrasi asisten virtual Alexa.

Amazon tak lupa melengkapi Astro dengan neural edge processor AZ1 rancangannya sendiri, persis seperti yang tertanam pada lini smart speaker Echo-nya. Selain untuk mempercepat respon Alexa, chip ini juga berfungsi untuk mengolah semua tugas berbasis AI secara lokal, termasuk untuk mengenali wajah pengguna. Dengan begitu, privasi pengguna bisa lebih terjaga.

Bicara soal privasi, pengguna bisa mematikan mikrofon dan kamera Astro, sekaligus menyetop pergerakannya hanya dengan menekan sebuah tombol di bagian atasnya. Pengguna juga bisa menentukan area-area mana saja di dalam rumah yang tidak boleh dihampiri Astro melalui aplikasi pendampingnya.

Sepintas, kegunaan Astro terkesan tidak banyak. Namun pada kenyataannya, Amazon melihat potensi Astro untuk menjadi bagian dari sistem keamanan rumah. Astro mengemas sebuah kamera yang bisa keluar dari kepalanya dan memanjang layaknya sebuah periskop, sehingga ia dapat memonitor objek-objek di luar jarak pandang aslinya, seperti misalnya mengecek apakah kompor sudah dimatikan atau belum.

Kalau pengguna berlangganan layanan Ring Protect Pro, Astro bahkan dapat diinstruksikan untuk berpatroli di dalam rumah dan menginvestigasi beragam kejadian secara proaktif, asalkan semuanya berada di lantai yang sama. Ia dapat mendeteksi suara alarm kebakaran maupun suara kaca pecah, dan ketika hal-hal yang tidak diinginkan itu terjadi, Astro bakal langsung mengirimkan notifikasi kepada penggunanya.

Setidaknya untuk sekarang, Amazon Astro masih belum sepenuhnya siap untuk konsumsi publik, sebab Amazon hanya akan memasarkannya secara terbatas pada konsumen-konsumen terpilih di Amerika Serikat dengan memanfaatkan sistem undangan. Kepada Wired, Dave Limp selaku bos divisi hardware Amazon mengatakan bahwa mereka butuh partisipasi konsumen secara langsung untuk mengidentifikasi skenario-skenario penggunaan unik dari Astro.

Di periode awal peluncurannya, Amazon mematok harga $1.000 untuk Astro, akan tetapi ke depannya robot ini akan dijual dengan harga resmi $1.450.

Sumber: Engadget dan Amazon.

Amazon Ungkap Echo dan Echo Dot Generasi ke-4, Serta Echo Show 10

Tahun demi tahun, Amazon terus memperbarui lini perangkat pintar besutannya. Di tahun pandemi ini, Amazon punya tiga perangkat Echo baru – plus layanan cloud gaming bernama Luna – dan ketiganya sudah berubah drastis jika dibandingkan dengan produk yang sama dari generasi sebelumnya.

Kita mulai dari Amazon Echo standar, yang kini sudah memasuki generasi keempat. Seperti yang bisa kita lihat, wujudnya tak lagi silindris, melainkan lebih menyerupai bola sekarang. Menariknya, tahun ini tidak ada Echo Plus, sebab fitur-fiturnya sudah diwariskan ke Echo standar, termasuk kemampuan untuk merangkap peran sebagai smart home hub.

Untuk pertama kalinya juga, Amazon menanamkan sebuah chip bikinan mereka sendiri. Chip bernama AZ1 Neural Edge ini berfungsi untuk mempercepat kinerja machine learning milik perangkat. Bukan cuma itu, kehadiran chip AZ1 juga memungkinkan Alexa untuk memahami instruksi atau pertanyaan dari pengguna dengan lebih cepat.

Sebagai sebuah speaker tradisional, Amazon Echo generasi keempat ini diklaim punya kualitas suara yang jauh lebih baik berkat sepasang tweeter, woofer 3 inci, dan teknologi pengolahan audio besutan Dolby. Lebih lanjut, Echo kini juga mampu mengadaptasikan karakteristik suaranya dengan kondisi ruangan secara otomatis. Kabar baiknya, Amazon tidak mengubah harganya, dan tetap di angka $100.

Kalau itu dirasa terlalu mahal, tentu saja masih ada Echo Dot sebagai alternatif yang lebih mungil sekaligus lebih terjangkau – $50 saja. Seperti kakaknya, Echo Dot juga membulat seperti bola, akan tetapi ia tidak bisa dijadikan smart home hub, dan yang pasti kualitas suaranya juga lebih inferior daripada Echo standar.

Amazon juga menawarkan Echo Dot dalam dua varian lain; satu yang dilengkapi indikator LED untuk menampilkan jam, satu lagi Echo Dot Kids Edition yang berwajah macan atau panda. Kedua varian ini dibanderol sedikit lebih mahal di $60.

Amazon Echo Show 10

Juga ikut diperbarui kali ini adalah lini Echo Show yang masuk kategori smart display speaker. Sesuai namanya, Echo Show 10 hadir membawa layar 10,1 inci beresolusi HD. Di ujung kanan atasnya, tertanam kamera 13 megapixel untuk keperluan video call.

Satu hal yang menarik adalah, bingkai layar dan kameranya ini dapat berputar ke kiri atau kanan. Gunanya adalah supaya kameranya bisa mengatur framing secara otomatis, memastikan pengguna selalu berada di tengah frame kamera selagi sesi video call berlangsung. Cara kerjanya kurang lebih sama seperti yang ditawarkan oleh Facebook Portal.

Amazon cukup bangga bahwa perangkat ini juga dapat dipakai untuk streaming Netflix di samping layanan streaming film besutan mereka sendiri. Kualitas suaranya juga dijamin lebih baik daripada dua generasi sebelumnya, terutama terkait bass mengingat Echo Show 10 memiliki woofer berdiameter 3 inci.

Seperti halnya Echo standar tadi, Echo Show 10 turut dibekali chip AZ1 agar Alexa bisa lebih responsif dari biasanya. Di Amerika Serikat, perangkat ini sekarang sudah dijual dengan harga $250.

Sumber: Amazon via Engadget.

Marshall Luncurkan Smart Speaker Uxbridge Voice dengan Integrasi Alexa

Zound Industries, produsen perangkat audio di balik brand Marshall Headphones, meluncurkan smart speaker baru bernama Uxbridge Voice. Layaknya Google Home atau Amazon Echo, Marshall Uxbridge punya dimensi yang ringkas, cuma 128 x 168 x 123 mm.

Desainnya tetap khas sang pabrikan amplifier gitar asal Inggris. Wujudnya tetap mirip dengan amplifier gitar, akan tetapi Uxbridge mengandalkan tombol-tombol konvensional ketimbang yang menyerupai kenop-kenop milik amplifier.

Singkat cerita, Uxbridge tampak lebih modern daripada speakerspeaker Marshall sebelumnya, tapi di saat yang sama juga masih terkesan retro. Meski ringkas, bobotnya berkisar 1,39 kg, mengindikasikan performa audionya yang mumpuni.

Marshall Uxbridge Voice

Secara teknis, Uxbridge dibekali amplifier Class D 30 W yang menenagai woofer dan tweeter-nya. Respon frekuensinya berada di kisaran 54 – 20.000 Hz, bukan yang paling detail di frekuensi rendah, tapi setidaknya pengguna dapat mengatur intensitas bass-nya dengan mudah.

Sebagai sebuah smart speaker, Uxbridge ditawarkan dalam dua varian yang berbeda; satu dengan integrasi Amazon Alexa, satu lagi dengan Google Assistant. Mikrofon yang tertanam ada dua, dan produsen tak lupa melengkapinya dengan teknologi noise cancelling supaya suara pengguna bisa ditangkap dengan lebih jelas.

Dari segi konektivitas, Uxbridge mendukung AirPlay 2 dan Spotify Connect di samping mengemas sambungan Bluetooth 5.0. Seperti halnya speaker modern lain, Uxbridge juga bisa dilibatkan dalam setup multi-room.

Marshall Uxbridge Voice bakal dipasarkan mulai 8 April seharga $199, tapi baru varian Alexa saja. Varian Google Assistant-nya baru akan menyusul pada bulan Juni mendatang.

Sumber: New Atlas.

Huawei Umumkan Sound X, Smart Speaker Hasil Kolaborasinya Bersama Devialet

Di samping meluncurkan Mate Xs, Huawei juga memperkenalkan smart speaker baru bernama Sound X. Speaker ini merupakan hasil kreasi mereka bersama Devialet, ahli audio asal Perancis yang dikenal lewat seri produk Phantom-nya, yang boleh dibilang merupakan salah satu speaker wireless paling perkasa yang pernah ada.

Apa saja kelebihan Sound X? Suara 360 derajat dengan volume yang jauh lebih keras dari produk pesaing kalau kata Huawei dan Devialet. Tidak tanggung-tanggung, Sound X mengemas sepasang subwoofer berdaya total 60 watt dan 6 full-range driver dalam bodi kecilnya yang langsung mengingatkan saya pada Apple HomePod.

Huawei Sound X

Uniknya, kedua subwoofer tersebut diposisikan saling memunggungi guna mengeliminasi getaran yang ditimbulkan selagi masih menyuguhkan dentuman bass yang mantap – salah satu trik cerdas yang diaplikasikan Devialet selama ini. Begitu efektifnya Sound X meredam getaran, Huawei mengklaim konsumen dapat meletakkan segelas air di atasnya, dan gelasnya tidak akan tumpah meski Sound X sedang dipakai memutar musik.

Untuk voice assistant-nya, Huawei kembali memercayakan bikinannya sendiri, Xiaoyi. Ya, speaker ini memang hanya akan dipasarkan di Tiongkok, akan tetapi Huawei ternyata juga punya rencana untuk membawanya ke negara-negara lain. Di luar Tiongkok, Sound X sepertinya bakal mengusung integrasi Amazon Alexa.

Berapa harganya? Cukup terjangkau kalau dibandingkan dengan produk-produk Devialet sendiri, yakni 1.999 yuan (± Rp 3,9 jutaan). Sayang Huawei belum merincikan harga dan jadwal rilisnya di luar Tiongkok.

Sumber: 1, 2, 3.

Dapur Mainan untuk Anak Jadi Lebih Interaktif Berkat Keterlibatan Alexa

Amazon Echo dan Alexa, kombinasi smart speaker dan voice assistant ini tentu punya banyak sekali kegunaan. Namun siapa yang menyangka Alexa juga berguna di bidang permainan, semisal untuk membuat sebuah board game jadi lebih interaktif?

Bukan cuma sebagai teman main orang dewasa, Alexa rupanya juga bisa mendampingi anak-anak, seperti dibuktikan oleh produk terbaru dari produsen mainan anak KidKraft berikut ini. Dinamai Alexa 2-in-1 Kitchen and Market, sepintas ia tak kelihatan berbeda dari dapur mainan pada umumnya.

Juga tampak biasa adalah 100 bahan makanan mainan yang termasuk dalam paket penjualannya. Namun ternyata masing-masing mainan kecil ini telah dilengkapi chip RFID (radio-frequency identification) supaya bisa terdeteksi oleh sensor yang tertanam di balik meja kasir atau kompor mainannya.

Lalu apa peran Alexa? Well, informasi yang terdeteksi itu tadi akan diteruskan ke smart speaker via Bluetooth, dan dari situ Alexa bisa merespon. Jadi semisal anak-anak mengambil sepotong selada dan menempatkannya di meja kasir, Alexa bakal merespon: “Selada! Apakah kita akan membuat salad?”

Lalu jika anak-anak mengiyakan, Alexa bakal lanjut merespon: “Yay! Aku suka salad. Tambahkan alpukat juga ya.” Skenario lainnya, semisal anak-anak menempatkan wajan di atas kompor, Alexa akan bilang, “Sambil menunggu airnya mendidih, bisakah kamu mengambil sayur-sayuran dari kulkas?”

KidKraft Alexa 2-in-1 Kitchen and Market

Menurut KidKraft, total ada lebih dari 700 respon yang berbeda yang bisa dilontarkan Alexa. Selama berinteraksi, anak-anak tidak harus terus mengucapkan “Alexa” berkali-kali, sebab KidKraft telah merancang programnya (Alexa skill-nya) supaya Alexa hanya akan berbicara ketika anak-anak berinteraksi dengan mainannya sekaligus menyesuaikan konteksnya.

Singkat cerita, anak-anak masih akan berpura-pura berbelanja dan memasak seperti biasanya menggunakan produk ini, hanya saja sesi bermain mereka jadi lebih interaktif berkat keterlibatan Alexa. Tanpa speaker Echo dan Alexa, produk ini tentu tetap bisa dimainkan seperti mainan tradisional.

Di Amerika Serikat, KidKraft Alexa 2-in-1 Kitchen and Market kabarnya bakal dipasarkan seharga $300, tidak termasuk smart speaker Echo-nya. Salah satu skenario penggunaan Alexa yang paling populer selama ini adalah ketika memasak, dan ternyata sekarang juga ketika anak-anak yang ‘memasak’.

Sumber: CNET.

Alexa Bakal Semakin Terintegrasi ke Mobil, Dimulai dari Lamborghini Huracan

Alexa sedang bersiap untuk menginvasi ranah otomotif. Per tahun 2020 ini, asisten virtual besutan Amazon itu bakal terintegrasi lebih dalam lagi ke sistem infotainment mobil. Klien pertamanya? Lamborghini.

Di CES 2020, Lamborghini mengumumkan bahwa salah satu supercar-nya, Huracan Evo, bakal mengemas integrasi Alexa yang jauh lebih komprehensif daripada yang sudah ada sekarang. Menggunakan perintah suara, pengemudi dapat menginstruksikan Alexa untuk mengontrol beragam fitur dalam mobil; mulai dari mengatur suhu kabin, mengganti channel radio, membuka bagasi, bahkan sampai mengganti mode kemudinya.

Lamborghini Huracan Evo

Memanggil Alexa di dalam dashboard Huracan tidak berbeda dari cara memanggilnya di smart speaker, atau bisa juga dengan mengklik tombol di layar infotainment-nya. Semua ini dimaksudkan supaya pengemudi bisa tetap berfokus ke jalanan selagi kedua tangannya menggenggam lingkar kemudi.

Selain Huracan Evo, ke depannya Lamborghini bakal menghadirkan integrasi Alexa yang sama pada Aventador generasi terbaru yang ditenagai mesin hybrid. Kepada CNET, Maurizio Reggiani selaku CTO Lamborghini mengatakan bahwa Alexa dapat diinstruksikan untuk mengendalikan motor elektriknya.

Rivian R1T

Di samping Lamborghini, level integrasi Alexa yang sama juga bakal hadir pada pickup elektrik Rivian R1T (plus saudara SUV-nya, R1S). Menariknya, Rivian bilang bahwa sejumlah fitur Alexa bakal tetap tersedia meski koneksi internet milik mobil sedang offline.

Kolaborasi antara Rivian dan Amazon ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan mengingat Amazon merupakan salah satu investor terbesarnya. Belum lama ini, Amazon bahkan telah memesan 100.000 van elektrik dari Rivian untuk dijadikan mobil pengirim barang, dan tentu saja integrasi Alexa yang sama juga bakal hadir di situ.

Sumber: CNET 1, 2, 3.

Setelah Sonos, Spotify Free Kini Juga Dapat Diakses Langsung Melalui Speaker Bikinan Amazon dan Bose

Baru seminggu yang lalu, konsumen Sonos menerima hadiah dalam bentuk akses langsung ke layanan Spotify Free. Jadi tanpa harus berlangganan Spotify Premium, pemilik speaker Sonos sudah bisa mengakses layanan streaming musik terpopuler tersebut, tapi tentu saja dengan sejumlah batasan yang memang Spotify terapkan untuk paket gratisannya.

Kabar baiknya, dukungan terhadap Spotify Free ini sekarang ikut meluas hingga merambah sejumlah speaker bikinan Bose maupun Amazon. Semuanya cukup dengan mengunduh dan meng-install firmware update terbaru untuk masing-masing speaker.

Di lineup Amazon, yang kebagian jatah bukan cuma keluarga smart speaker Echo saja, melainkan juga perangkat Fire TV. Untuk Bose, opsinya mencakup seri smart speaker beserta soundbar, tidak ketinggalan juga Bose Portable Home Speaker yang dirilis beberapa bulan lalu.

Bose smart speakers and soundbars

Semua perangkat di atas ini mengemas integrasi asisten virtual Alexa, dan kebetulan Spotify juga sudah kompatibel dengan Alexa sejak tahun lalu. Jadi selain menggunakan aplikasi Spotify di ponsel sebagai remote, konsumen juga dapat meminta bantuan Alexa guna mengakses pilihan playlist macam Discover Weekly atau Today’s Top Hits.

Timing peluncurannya boleh dibilang cukup pas. Menjelang musim liburan, konsumen umumnya banyak membeli gadget baru, termasuk halnya smart speaker, dan mereka yang selama ini enggan membeli karena tidak berlangganan Spotify Premium jadi punya pertimbangan baru berkat kehadiran dukungan Spotify Free.

Sumber: Spotify.

Alexa Bakal Dilengkapi Skill untuk Membantu Konsumen Merawat Bayinya

Peran voice assistant untuk membantu mengoperasikan perangkat smart home sudah merupakan hal yang biasa. Yang tidak umum adalah voice assistant untuk membantu para orang tua baru dalam memaksimalkan gadget seputar perawatan bayi yang dibelinya.

Di tangan Amazon, skenario ini berpotensi menjadi mainstream. Mereka baru saja mengumumkan Baby Activity Skill API untuk Alexa, yang memungkinkan sang asisten untuk membantu konsumen dalam memonitor aktivitas bayinya.

Contoh yang paling gampang, konsumen dapat mencatat kapan terakhir kalinya ia mengganti popok sang anak, lalu Alexa dapat mengutarakan informasi tersebut ketika ditanya oleh konsumen. Selain sesi penggantian popok, yang dapat dimonitor Alexa sejauh ini mencakup sesi menyusui (botol maupun ASI), pola tidur dan berat badan.

Sepintas kegunaannya terkesan sepele, namun sebagai seseorang yang merawat anaknya sendiri sambil bekerja, saya paham betul bagaimana informasi-informasi seperti ini bisa berguna di masa-masa yang hectic. Ketimbang harus membuka aplikasi yang digunakan untuk mencatat sesi penggantian popok dan sesi menyusui, menanyakan secara lisan ke Alexa jelas lebih mudah dilakukan.

Di samping Baby Activity Skill API, keseriusan Amazon dalam memaksimalkan peran Alexa di dunia perawatan bayi juga ditunjukkan lewat dana investasi yang dikucurkannya kepada Hatch Baby, startup di balik produk inovatif macam lampu tidur pintar dan alas ganti popok pintar.

Hatch Baby bakal menjadi salah satu dari tiga mitra developer Amazon pertama yang akan meracik skill Alexa menggunakan API baru ini. Harapannya tentu ini dapat menjadi inspirasi bagi developer maupun produsen gadget perawatan bayi lainnya.

Sumber: The Verge.

Cybric Legend Ialah Sepeda Pintar Dengan Amazon Alexa

Manusia semakin menyadari bahwa menggunakan sepeda sebagai alat transportasi utama ketimbang kendaraan bermotor bisa membantu mengurangi jumlah emisi karbon di Bumi serta efektif membuat tubuh lebih sehat. Rancangan sepeda juga cukup fleksibel jika produsen ingin memberinya kemampuan tambahan, contohnya mesin elektrik atau kemampuan pintar dan konektivitas seluler.

Namun hingga kini belum ada alat transportasi seperti Cybric Legend. Ia adalah sepeda pintar yang didukung kecerdasan buatan Amazon Alexa pertama di dunia. Asisten virtual racikan sang raksasa e-commerce itu disiapkan untuk menangani beragam fitur dan fungsi yang dirancang demi meningkatkan kenyamanan serta keamanan pengendara. Smart bike memang bukan hal baru, namun eksistensi Alexa di sana membuka banyak potensi.

Berdasarkan gambar, Cybric Legend mempunyai wujud ala sepeda gunung. Tidak ada bagian-bagian yang membuatnya terlihat tak biasa, kecuali mungin pada frame yang terlihat seperti lambang Starfleet Star Trek. Hal ini mungkin digunakan desainernya untuk merepresentasikan fitur futuristis di Cybric Legend. Kabarnya, produsen menciptakan dua varian sepeda pintar ini, yaitu tipe standar serta versi bermesin elektrik.

Cybric Legend 1

Sebagaimana perangkat berfitur pintar, Cybric Legend dapat melacak segala hal yang berkaitan dengan data tubuh: kecepatan laju, jarak tempuh, waktu dan lain-lain. Segala informasi tersebut bisa Anda akses melalui layar sentuh yang berada di dekat setang, sehingga sangat mudah bagi kita buat mengetahui status olahraga. Namun kapabilitas ini hanyalah ‘hidangan pembuka’.

Dukungan Alexa di Cybric Legend memungkinkan kita memperoleh informasi kondisi lalu lintas serta panduan navigasi, memudahkan pesepeda menemukan rute tercepat saat jalanan padat. Anda juga bisa memerintahkan sang asisten virtual buat mengaktifkan sistem pencahayaan di sepeda, misalnya lampu depan atau belakang, via suara. Butuh hiburan di perjalanan? Cybric Legend mempunyai fitur audio player untuk menikmati musik atau podcast.

Di sisi keamanan, Cybric Legend dibekali alarm serta sistem pelacakan GPS. Kemampuan ini berguna di kondisi-kondisi darurat, misalnya ketika Anda lupa di mana memarkirkan sepeda atau saat Cybric Legend dicuri.

Agar fungsi Alexa bisa bekerja, Cybric Legend ditopang opsi konektivitas Wi-Fi serta seluler. Ketika dipasarkan nanti, sepeda pintar ini akan dibundel bersama kartu SIM Vodafone dengan paket data 3G gratis selama tiga tahun. Walaupun 3G tidak begitu gesit, ia cukup buat memastikan Alexa beroperasi secara optimal.

Belum diketahui berapa harga dari satu unit Cybric Legend. Produsen berencana untuk memamerkan produk ini di acara Consumer Electronics Show 2019 Las Vegas minggu depan.

Sumber: Digital Trends.

Jelang Liburan, Amazon Luncurkan Tiga Fitur Baru untuk Alexa

Seakan tidak mau kalah dari Google, Amazon baru saja mengumumkan sederet fitur baru untuk asisten virtual-nya, Alexa, dalam rangka menyambut masa libur akhir tahun. Sebelum ini, Google sudah lebih dulu menghadirkan sejumlah fitur anyar untuk Assistant, juga dengan konteks yang serupa.

Meski niatnya mirip, fitur yang diluncurkan sangatlah berbeda. Dalam kasus Amazon, setidaknya ada tiga fitur utama yang diandalkan. Yang pertama, ada fitur routine dan reminder berbasis lokasi. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan Alexa untuk bertindak secara otomatis berdasarkan lokasi penggunanya.

Contoh yang paling gampang adalah routine supaya lampu pintar di ruang tamu dapat mati dengan sendirinya ketika pengguna meninggalkan rumah. Sebaliknya, untuk reminder, Alexa dapat mengirim notifikasi setibanya pengguna di rumah untuk misalnya, mencuci piring atau pekerjaan rumah lainnya.

Fitur yang kedua adalah kemampuan Alexa untuk menyajikan informasi mengenai restoran maupun usaha-usaha lain di area setempat. Alexa bahkan bisa membantu menelepon jika perlu, tapi hanya sebatas menyambungkan saja, bukan menggantikan pengguna sepenuhnya seperti Google Duplex.

Yang ketiga, Alexa kini dapat diinstruksikan untuk mengecek email pengguna, membacakan ringkasan email baru yang masuk dalam 24 jam terakhir. Alexa juga dapat mengecek email dari kontak tertentu saja, dan ketika ada, ia bakal mengirimkan notifikasi kepada pengguna.

Lebih lanjut, Alexa juga dapat diperintah untuk menghapus atau membalas email, semuanya cukup menggunakan perintah suara saja. Sejauh ini layanan email yang didukung mencakup Gmail, Outlook.com, Hotmail dan Live.com.

Selebihnya sebenarnya masih ada fitur baru yang datang ke Alexa, akan tetapi tiga di atas adalah yang paling menarik untuk disoroti. Apakah sebentar lagi Siri juga akan menyusul? Sepertinya tidak kalau melihat rekam jejak Apple.

Sumber: VentureBeat.