GoTo Luncurkan Asisten Suara “Dira”, Debut Inisiatif AI Jangka Panjang Perseroan

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (BEI: GOTO) telah meluncurkan program jangka panjang pengembangan kecerdasan buatan (AI) yang dinamakan GoTo AI. Langkah pertama dalam implementasi GoTo AI ini ditandai dengan peluncuran “Dira by GoTo AI”, sebuah asisten suara berbasis AI dalam Bahasa Indonesia yang saat ini tersedia di aplikasi GoPay.

Dira by GoTo AI

Dira, singkatan dari “Dikte Suara”, dirancang untuk memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna dengan membantu mereka dalam menggunakan fitur aplikasi GoPay dengan lebih mudah. Pengguna dapat melakukan berbagai transaksi dengan lebih cepat menggunakan asisten suara ini.

Chief Operating Officer GoTo Hans Patuwo menyatakan, “Lahirnya solusi dari produk dan layanan GoTo berasal dari pemahaman kami yang sangat mendalam tentang Indonesia. Dira merupakan asisten suara berbahasa Indonesia yang tidak hanya memberikan manfaat bagi pengguna, namun juga menjadi landasan untuk pengembangan inovasi AI GoTo lebih lanjut di masa mendatang.”

Manfaat untuk Pengguna

Dira di aplikasi Gopay / GoTo
Dira di aplikasi Gopay / GoTo
  • Mempercepat Transaksi: Dira mempersingkat durasi transaksi. Contohnya, untuk membayar tagihan BPJS kesehatan, pengguna hanya perlu satu kali tap dan memberikan perintah suara, menghemat waktu dibandingkan metode konvensional.
  • Navigasi Mudah: Dira membantu pengguna menavigasi fitur aplikasi GoPay dengan lebih mudah, mengurangi pencarian manual di aplikasi dan memudahkan penemuan fitur baru.
  • Aksesibilitas: Dira dapat diakses di aplikasi GoPay yang berukuran ringan, memungkinkan penggunaan di perangkat dengan kapabilitas terbatas tanpa biaya tambahan. Untuk mengakses Dira, pengguna cukup menekan ikon mikrofon di pojok kanan atas halaman utama aplikasi GoPay, kemudian memberikan perintah suara untuk berbagai transaksi seperti membayar tagihan listrik, transfer uang, beli pulsa, dan lainnya.

Sesuai dengan standar keamanan aplikasi GoPay, pengguna diwajibkan untuk mengautentikasi transaksi dengan PIN dan verifikasi biometrik seperti sidik jari atau pengenalan wajah. Tanpa verifikasi ini, transaksi tidak dapat diselesaikan.

Strategi Jangka Panjang GoTo AI

Dira merupakan salah satu inovasi utama dari GoTo AI yang akan terus dikembangkan. Strategi GoTo AI memiliki tiga fokus utama:

  • Meningkatkan Pengalaman Pengguna: Membuat penggunaan layanan lebih mudah dan nyaman.
  • Memperkuat Keamanan: Meningkatkan keamanan di seluruh platform GoTo.
  • Pengembangan Teknologi AI: Memperkuat kapabilitas tim GoTo dalam pengembangan dan aplikasi teknologi AI.
Application Information Will Show Up Here

Disclosure: Artikel ini diproduksi dengan teknologi AI dan supervisi penulis konten

Apa Itu Virtual Assistant? Pengertian, Tugas dan Tanggung Jawab, dan Skill yang Diperlukan

Saat ini, virtual assistant adalah salah satu profesi yang dicari oleh perusahaan besar dan kecil. Berkat kemajuan teknologi, beberapa tugas dapat dilakukan dari jarak jauh, termasuk asisten.

Lalu apa tujuan dari profesi ini? Lalu apa tugas dan tanggung jawabnya? Jangan khawatir, dalam artikel ini kami akan menjelaskannya kepada kamu secara detail.

Apa Itu Virtual Assistant?

Asisten virtual adalah pekerjaan online yang tugasnya membantu klien dengan masalah administrasi maupun bisnis.

Seperti namanya, asisten virtual merupakan pekerjaan yang bisa dilakukan secara online. Semua orang bisa melakukan pekerjaan ini, termasuk kamu. Asalkan kamu memiliki keterampilan kepemimpinan dan manajemen.

Selain itu, pekerjaan ini menawarkan banyak keuntungan. Misalnya, jam kerja yang fleksibel, kesempatan untuk bekerja di mana saja dengan gaya nomadisme digital, bahkan kesempatan untuk mendapatkan banyak uang.

Gaji Asisten Virtual mulai dari Rp 450.000/jam. Gaji yang didapat biasanya disesuaikan tergantung klien dan pekerjaan yang dilakukan.

Itu sebabnya profesi asisten virtual adalah salah satu pekerjaan yang paling cepat berkembang. Berdasarkan data Business Wire, pasar asisten virtual diperkirakan mencapai Rp 398 miliar pada 2025. Jadi jika kamu ingin menghasilkan uang secara online, kamu harus mempertimbangkan untuk menjadi asisten virtual.

Tugas dan Tanggung Jawab Virtual Assistant

Tugas asisten virtual sesuai dengan kebutuhan klien atau perusahaan. Meskipun demikian, profesi ini biasanya memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab:

1. Asisten Pribadi

Seperti asisten pada umumnya, asisten virtual adalah asisten pribadi klien atau perusahaan. Salah satu tugasnya adalah mengatur jadwal dan agenda, melakukan panggilan telepon, dll.

2. Entri Data

Dilansir dari WeWork bahwa asisten virtual juga cenderung membantu klien dengan entri data. Dia bertanggung jawab untuk mengumpulkan data, memeriksa keakuratan, dan menghapus data yang tidak perlu.

3. Manajemen Media Sosial

Tidak jarang klien atau bisnis menyewa asisten virtual untuk mengelola media sosial. Tugasnya adalah menanggapi komentar dan pesan dari pengikut atau bahkan memeriksa wawasan media sosial perusahaan.

Seperti yang kita ketahui, media sosial memegang peranan penting dalam bisnis bagi perusahaan saat ini. Oleh karena itu, terkadang klien membutuhkan bantuan asisten virtual dalam hal ini.

4. Melayani Pelanggan

Perusahaan yang beroperasi di sektor produk atau layanan terkadang membutuhkan asisten virtual untuk layanan pelanggan dan layanan pelanggan.

Pada fase awal, pelanggan terlebih dahulu menghubungi asisten virtual. Jika dia merasa memiliki bidang yang tidak diketahui, dia akan dibawa langsung ke layanan pelanggan perusahaan. Padahal, profesi ini biasanya dimanfaatkan oleh usaha kecil yang belum memiliki tim customer service sendiri.

5. Mengelola Email

Terkadang peran asisten virtual adalah mengelola atau meninjau email perusahaan atau klien. Jika ada email penting, dia harus menunjukkannya kepada bos.

Skill yang Diperlukan Virtual Assistant

Bekerja sebagai asisten virtual tentu tidak mudah. Itu membutuhkan beberapa keterampilan. Untuk menjadi asisten virtual, diperlukan keterampilan berikut:

1. Keterampilan Komunikasi

Keterampilan komunikasi adalah hal dasar yang harus kamu kembangkan. Baik itu komunikasi lisan maupun tulisan. Karena semua pekerjaan asisten virtual dilakukan secara online. Dari menulis email, panggilan atau presentasi dll. Secara umum, kamu juga perlu menguasai alat-alat seperti aplikasi konferensi video untuk berkomunikasi atau bertemu dengan klien. Misalnya Zoom, Google Meet atau Skype.

2. Kemampuan untuk Mengelola Waktu dan Proyek

Sebagai asisten virtual, kualitas kepemimpinan pasti dibutuhkan. Apakah manajemen waktu atau manajemen proyek. Keduanya memudahkan untuk mengatur jadwal dan menyelesaikan setiap proyek tepat waktu.

Untuk manajemen waktu dan proyek, asisten virtual biasanya menggunakan alat seperti aplikasi Trello, Notion, dll.

3. Ketelitian

Bekerja sebagai asisten virtual juga berarti rajin. Keterampilan ini diperlukan untuk menghindari kesalahan kecil yang berdampak besar pada pekerjaan kamu. Misalnya, kamu harus meneliti informasi sebelum mengirim email. Pastikan pesannya jelas dan bebas dari kesalahan ketik. Jadilah menulis konten email dan penerima dll.

4. Keterampilan TI

Asisten virtual juga harus memiliki keterampilan TI yang memadai. Karena semua pekerjaan asisten virtual dilakukan secara online. Jadi mereka lebih banyak menggunakan desktop dan internet. Misalnya penguasaan Microsoft Office. Sehingga kamu dapat dengan mudah mengelola dokumen Word, membuat presentasi PowerPoint atau memanipulasi data Excel, dll.

5. Media Sosial

Keterampilan media sosial merupakan nilai tambah bagi kamu. Karena pelanggan biasanya membutuhkan kehadiran online tetapi tidak punya waktu untuk mengelola media sosial mereka sendiri. Oleh karena itu diperlukan peran asisten virtual. Mulai dari riset konten, perencanaan konten, pembuatan konten hingga distribusi konten.

Media sosial yang digunakan sangat fleksibel. Kamu bisa menyesuaikan dengan jenis media sosial yang diliput. Namun secara umum, asisten virtual dapat menggunakan program seperti Hootsuite karena dapat mengelola banyak akun sekaligus.

6. Pengambilan Keputusan

Sebagai asisten virtual, kamu mungkin menemukan diri kamu dalam situasi di mana kamu harus membuat keputusan sendiri. Misalnya, jika pelanggan tidak bisa dihubungi, kamu harus bisa mengambil keputusan yang tepat sendiri.

Nah itulah penjelasan tentang profesi virtual assistant dan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, jika kamu tertarik untuk mendalami profesi ini, kuasai keterampilan di atas mulai sekarang!

Cortana Bukan Lagi Asisten Virtual Generik yang Kurang Laku Seperti Dulu

Alexa, Cortana, Google Assistant, Siri, dari keempat asisten virtual tersebut, mungkin cuma Cortana yang minim peminat. Upaya Microsoft untuk menghadirkan Cortana di semua platform juga tidak membantu meningkatkan popularitasnya.

Belakangan ini, Microsoft sepertinya mulai sadar bahwa Cortana tidak semestinya mengejar ketertinggalannya dari trio asisten populer itu tadi. Yang seharusnya mereka kejar adalah kategori yang lebih spesifik, yakni Cortana sebagai asisten untuk urusan produktivitas; membantu pengguna mengatur agenda, mengingatkan pengguna akan email penting, dan lain sebagainya.

Nama Microsoft memang lebih banyak diasosiasikan dengan produktivitas berkat eksistensi software Office selama ini, dan Cortana juga seharusnya dikaitkan dengan hal yang sama. Pertanyaannya, bukankah asisten virtual lain sebenarnya juga sudah bisa membantu di bidang produktivitas?

Cortana bakal dihapus dari aplikasi Microsoft Launcher / Google Play
Cortana bakal dihapus dari aplikasi Microsoft Launcher / Google Play

Betul, akan tetapi salah satu keunggulan Cortana adalah integrasinya dengan ekosistem Microsoft, dan ini cukup krusial bagi para pelanggan layanan Office 365 atau Microsoft 365. Mereka yang bekerja di perusahaan yang memanfaatkan layanan-layanan ini mau tidak mau harus bergantung pada Cortana, dan peralihan fokus Cortana ke aspek produktivitas tentunya bakal sangat membantu mereka lebih lagi.

Singkat cerita, jangan anggap Cortana sebagai asisten virtual generik lagi seperti sebelumnya. Cortana sudah berevolusi menjadi komponen penting dalam layanan produktivitas Microsoft, dan Microsoft pun harus merelakan kepergian Cortana dari sejumlah platform.

Mulai akhir April nanti, pengguna Microsoft Launcher untuk Android tidak bisa lagi mengakses Cortana. Aplikasi Cortana untuk Android dan iOS sendiri juga sudah diberhentikan di beberapa negara sejak tanggal 31 Januari kemarin. Di luar Windows 10, Cortana cuma bisa diakses melalui aplikasi Outlook di Android atau iOS, atau lewat smart speaker macam Harman Kardon Invoke.

Sumber: Windows Central dan Microsoft.

Alexa Bakal Semakin Terintegrasi ke Mobil, Dimulai dari Lamborghini Huracan

Alexa sedang bersiap untuk menginvasi ranah otomotif. Per tahun 2020 ini, asisten virtual besutan Amazon itu bakal terintegrasi lebih dalam lagi ke sistem infotainment mobil. Klien pertamanya? Lamborghini.

Di CES 2020, Lamborghini mengumumkan bahwa salah satu supercar-nya, Huracan Evo, bakal mengemas integrasi Alexa yang jauh lebih komprehensif daripada yang sudah ada sekarang. Menggunakan perintah suara, pengemudi dapat menginstruksikan Alexa untuk mengontrol beragam fitur dalam mobil; mulai dari mengatur suhu kabin, mengganti channel radio, membuka bagasi, bahkan sampai mengganti mode kemudinya.

Lamborghini Huracan Evo

Memanggil Alexa di dalam dashboard Huracan tidak berbeda dari cara memanggilnya di smart speaker, atau bisa juga dengan mengklik tombol di layar infotainment-nya. Semua ini dimaksudkan supaya pengemudi bisa tetap berfokus ke jalanan selagi kedua tangannya menggenggam lingkar kemudi.

Selain Huracan Evo, ke depannya Lamborghini bakal menghadirkan integrasi Alexa yang sama pada Aventador generasi terbaru yang ditenagai mesin hybrid. Kepada CNET, Maurizio Reggiani selaku CTO Lamborghini mengatakan bahwa Alexa dapat diinstruksikan untuk mengendalikan motor elektriknya.

Rivian R1T

Di samping Lamborghini, level integrasi Alexa yang sama juga bakal hadir pada pickup elektrik Rivian R1T (plus saudara SUV-nya, R1S). Menariknya, Rivian bilang bahwa sejumlah fitur Alexa bakal tetap tersedia meski koneksi internet milik mobil sedang offline.

Kolaborasi antara Rivian dan Amazon ini sebenarnya tidak terlalu mengejutkan mengingat Amazon merupakan salah satu investor terbesarnya. Belum lama ini, Amazon bahkan telah memesan 100.000 van elektrik dari Rivian untuk dijadikan mobil pengirim barang, dan tentu saja integrasi Alexa yang sama juga bakal hadir di situ.

Sumber: CNET 1, 2, 3.

Kerja Sama dengan Sealand Asia Jadi Pintu Botika Masuki Pasar Internasional

Sesuai dengan komitmen perusahaan untuk bisa go international, startup pengembang platform chatbot asal Yogyakarta Botika mengumumkan kerja sama strategis dengan Sealand Asia.

Perusahaan intra – regional shipping Sealand yang merupakan bagian dari perusahaan besar logistik asal Denmark bernama Maersk menunjuk Botika sebagai mitra teknologi dalam menyediakan kemudahan komunikasi dan informasi dalam bentuk virtual assistant AI bernama “Seabot”.

Kepada DailySocial CMO Botika Eri Kuncoro menyebutkan, Botika menghadirkan teknologi chatbot berbasis AI yang memudahkan konsumen berinteraksi dan berkomunikasi.

“Awalnya hanya untuk Indonesia, kemudian mereka meminta untuk kami buatkan di 14 Negara dengan bahasa lokal negara tersebut. Yang sudah live saat ini adalah Indonesia, Malaysia, Singapore, Filipina, Thailand, Bangladesh, Vietnam, Kamboja, dan Korea Selatan. Sementara Jepang, Taiwan, Rusia, Myanmar dan Tiongkok masih dalam proses pengembangan.”

Terintegrasi dengan aplikasi media sosial dan pesan

Di dalam chatbot tersebut terdapat fitur tracking container, schedule & deadline Info, vessel import free time duration, offline information, dan export & import information. Cara kerjanya, konsumen bisa melakukan percakapan (chat) melalui Facebook Messenger dengan akun Seabot menyesuaikan negara yang dipilih.

Selain komunikasi langsung, percakapan tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi. Hal tersebut bisa terjadi karena di dalamnya terdapat beberapa fitur yang diklaim menjadi unggulan oleh Botika.

“Kami memang berencana untuk go international dalam memasarkan produk teknologi kami dan salah satu klien kami ini menjadi momentum jika pasar internasional memang terbuka dan telah kita mulai,” kata Eri.

Disinggung kapan rencana Botika meluncurkan Botika Pay sebagai layanan pembayaran yang terintegrasi dengan aplikasi pesan, Eri menegaskan saat ini masih dalam tahap pengembangan. Dan jika sesuai dengan rencana, tahun depan sudah bisa diluncurkan.

Fokus Botika saat ini di antaranya adalah menghadirkan teknologi chatbot untuk pemerintahan. Salah satunya layanan smart city assistant untuk memudahkan kota-kota berkomunikasi dengan warga.

“Kami juga telah meluncurkan Omnibotika yang merupakan satu dasbor untuk membantu layanan pelanggan di perusahaan dalam melayani konsumen dalam jumlah besar secara bersamaan, terintegrasi dengan banyak saluran komunikasi mulai dari media sosial, chat messenger, webchat, email, dan chatbot,” kata Eri.

Sonos Akuisisi Startup AI untuk Kembangkan Voice Assistant yang Dapat Beroperasi Secara Offline

Dimulai dari Sonos One, integrasi Alexa dan Google Assistant kini sudah meluas hingga merambah ke soundbar Sonos Beam sekaligus speaker portable Sonos Move. Namun Sonos rupanya belum puas hanya menebeng ke dua platform voice assistant terpopuler itu.

Baru-baru ini, mereka mengakuisisi startup asal Perancis bernama Snips dengan mahar $37,5 juta. Sejak didirikan di tahun 2013, Snips telah sibuk mengembangkan platform voice assistant-nya sendiri. Kendati demikian, akuisisi ini bukan berarti Sonos punya rencana untuk menciptakan kompetitor Alexa dan Google Assistant, lalu mendepak keduanya di masa yang akan datang.

Yang Sonos incar justru lebih spesifik lagi, yakni voice assistant yang dapat membantu mengoperasikan fungsi-fungsi dasar perangkat, tanpa harus bergantung dengan koneksi internet setiap saat. Alexa dan Google Assistant masih akan terus eksis di perangkat-perangkat bikinan Sonos, dan voice assistant baru ini dimaksudkan untuk menjadi pelengkap.

Satu hal yang menjadi daya tarik platform bikinan Snips adalah kemampuannya mengolah data secara lokal, alias langsung di dalam perangkat. Sonos melihatnya sebagai peluang untuk memenuhi tuntutan konsumen yang sangat peduli terhadap privasinya, yang selalu merasa khawatir setiap kali perangkat harus meneruskan data ke cloud hanya untuk memahami perintah suara dari pengguna.

Bisa kita bayangkan bahwa ke depannya, speakerspeaker Sonos bakal dilengkapi tiga voice assistant yang berbeda: Alexa dan Google Assistant buat yang perlu mengakses sejumlah informasi dari internet beserta ekosistem perangkat smart home di rumahnya, lalu voice assistant bawaan perangkat untuk membantu pengoperasian secara hands-free dan offline.

Privasi merupakan topik penting yang selalu dibicarakan semenjak kasus Edward Snowden di tahun 2013, dan rupanya perusahaan seperti Sonos tidak segan berinvestasi lebih demi mengedepankan fitur-fitur seputar privasi.

Sumber: TechCrunch dan Variety.

Kata.ai Introduces New Features, to Facilitate Developers Creating AI Based Services

Kata.ai secures its position as an integrated artificial intelligence (AI) platform in the INTERACT 2019. It’s followed by the launching of some new features.

They have ten AI based features and NLP (Natural Language Processing) to launch. There are Kata Flow (a platform to create corporate-rate virtual assistant), Kata NL (a platform to create Natural Language model and )manage insights from conversations), Kata CMS (a platform to create a dashboard to manage and organize chatbot content).

In addition, there are Kata Generator (a platform to create and train Natural Language dataset), Kata Boost (a platform to create and manage marketing campaign in chatbot), Kata Voice (a voice-based virtual assistant), Kata Omnichat (a dashboard to manage customer service), Kata Assist (a feature to support fast-response from customer service), Kata WhatsApp Dashboard (dashboard to manage and automate WhatsApp chats), and Katalog (a feature to find and utilize the developer’s result on Kata Platform).

“Some feature is done [deploy]. Those are Kata Flow, Kata NL, next week we have Omnichat, and Kata Voice for next year,” Kata.ai’s Co-Founder & CEO, Irzan Raditya said.

Some features were made to facilitate engineers and developers to build their own products. In his speech on INTERACT, Raditya said the company is to contribute more as an enabler to accelerate new AI-based solutions in Indonesia.

“As our future vision, we want to be an integrated all-in-one AI platform to answer all problems in Indonesia and Southeast Asia. In fact, our focus is still to develop the best AI conversation in Indonesia,” he added.

One of the features he shows off to the media is Kata Voice. To put it simply, Kata Voice is an AI Bot that capable to answer customer’s questions through the phone. This feature is projected to reduce the load of call center service in a company.

Kata.ai mentioned four sectors that will benefit from their features. Those are social commerce, financial services, health services, and education.

Some of Kata.ai new features are free to access in a limited section. Some are using the subscription system.

In addition to the new features, Kata.ai also announced its first hackathon result named KataHack. They also plan to make this event annual to help developers create AI-based solutions.

“Furthermore, the app is to be available in the Katalog. It’s like App Store or Play Store for the app to be used or for trial by all Indonesians. Whether there will be collaborations or other plans are not scheduled, but we want to develop an ecosystem for Indonesian developers,” he said.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Kata.ai Luncurkan Sejumlah Fitur Baru, Mudahkan Pengembang Kreasikan Layanan Berbasis AI

Kata.ai mempertegas posisinya sebagai platform kecerdasan buatan terintegrasi dalam ajang INTERACT 2019. Penegasan itu diiringi dengan peluncuran sejumlah fitur baru.

Total ada sepuluh fitur berbasis Artificial Intelligence (AI) dan Natural Language Processing (NLP) yang diperkenalkan. Di antaranya ada Kata Flow (platform pengembangan asisten virtual dengan kualitas korporasi), Kata NL (platform pengembangan model Natural Language dan mengolah insight dari data percakapan), Kata CMS (platform pengembangan dasbor untuk mengelola dan mengorganisasi konten chatbot).

Selain itu ada juga Kata Generator (platform untuk membuat dan melatih dataset Natural Language), Kata Boost (platform mengelola kampanye pemasaran dalam chatbot), Kata Voice (platform asisten virtual berbasis suara), Kata Omnichat (dasbor untuk mengelola proses layanan pelanggan), Kata Assist (fitur untuk membantu agen layanan pelanggan menjawab lebih cepat), Kata WhatsApp Dashboard (dasbor untuk mengelola dan mengotomatisasi percakapan dalam WhatsApp), dan Katalog (fitur untuk mencari dan memanfaatkan hasil pengembangan developer dalam Kata Platform).

“Sebagian sudah [deploy]. Yang sudah itu Kata Flow, Kata NL, minggu depan ada Omnichat, Kata Voice di tahun depan,” ujar Co-Founder & CEO Kata.ai Irzan Raditya.

Sejumlah fitur tersebut dibuat untuk memudahkan para engineer dan developer membangun produknya sendiri. Dalam sambutannya di INTERACT, Irzan mengatakan pihaknya ingin berperan lebih sebagai enabler untuk mendorong solusi baru berbasis AI di Indonesia.

“Kalau visi ke depannya kita ingin menjadi integrated all in one AI platform yang menjawab permasalahan di Indonesia dan Asia Tenggara. Tapi fokus kami di sini masih mengembangkan conversation AI yang paling kuat di Indonesia,” ucap Irzan.

Salah satu fitur yang dipamerkan Irzan kepada pewarta adalah Kata Voice. Sederhananya, Kata Voice ini adalah AI Bot yang dapat menjawab pertanyaan pengguna via telepon. Fitur ini diproyeksikan dapat mengurangi beban layanan call center suatu perusahaan.

Ada empat sektor industri yang menurut Kata.ai akan semakin terbantu dengan fitur-fitur mereka. Keempatnya adalah social commerce, layanan finansial, layanan kesehatan, dan edukasi.

Beberapa fitur baru Kata.ai itu dapat diakses secara gratis secara terbatas. Beberapa lainnya memakai sistem berlangganan.

Di samping pengenalan fitur baru, Kata.ai juga mengumumkan hasil perlombaan hackathon pertama bernama KataHack mereka. Kata.ai berencana menjadikan KataHack ini sebagai agenda rutin setiap tahun untuk membantu developer menciptakan solusi berbasis AI.

“Ke depan aplikasi mereka ini bisa diakses di dalam Katalog. Itu seperti App Store atau Play Store agar aplikasi itu bisa dipakai atau dicoba oleh seluruh masyarakat Indonesia. Apakah nanti akan ada kolaborasi atau hal lain kita belum tentukan tapi kita ingin mengembangkan ekosistem developer di Indonesia,” pungkas Irzan.

Platform Social Commerce Halosis Resmi Hadir, Majukan UKM Berjualan Online dengan Chatbot

Halosis, platform social commerce, meresmikan kehadiran setelah beroperasi kurang lebih dua tahun dengan menghadirkan versi 2.0. Dalam versi terbaru ini, Halosis meluncurkan asisten virtual Hana untuk mengakomodasi seluruh penerimaan order secara otomatis oleh chatbot.

Hana membantu bantu pengusaha UKM dalam menerima order, pencatatan order, manajemen stok, dan pesanan. Dalam menyediakan solusi AI ini, Halosis memanfaatkan teknologi Natural Languange Processing (NLP) yang disediakan oleh Kata.ai.

Kemitraan ini sekaligus menandakan pertama kalinya Kata.ai membuka infrastrukturnya kepada pihak ketiga yang fokus ke segmen UKM. Selama ini, Kata.ai lebih dikenal sebagai mitra teknologi untuk korporat besar.

“Kami pakai teknologi NLP dari Kata.ai yang sudah lebih maju. Halosis tidak hanya fokus ke chatbot saja, tapi lebih ke ekosistemnya bagaimana bisa fokus bantu penjual UKM memudahkan saat berjualan online. Kami bekerja sama dengan banyak pihak untuk bangun ekosistemnya,” terang Co-Founder dan CEO Halosis Andrew Darmadi, Selasa (12/3).

Dalam peluncuran turut hadir Co-Founder dan CEO Kata.ai Irzan Raditya. Dia mengatakan pihaknya ingin mendemokratisasi AI agar dapat diadopsi untuk segala fungsi dan segmen, yang akhirnya kini menjadi PaaS. Setelah ini, ada mitra lain yang bakal memanfaatkan teknologi NLP dari Kata.ai.

“Ini sudah zamannya kolaborasi. Sebagai PaaS, kami mau demokratisasi AI di segala macam fungsi. Kami lihat segmen UKM itu menarik sekali, tapi kami tidak bisa lakukan itu sendiri sebab selama ini kami fokusnya ke segmen enterprise,” kata Irzan.

Halosis sendiri berdiri sejak pertengahan 2017. Layanan baru tersedia pada akhir tahun 2017 dengan versi 1.0. Halosis bergabung ke IDX Incubator, kemudian melanjutkan ke program Digitaraya – Google Launchpad pada awal tahun ini.

Model bisnis Halosis

Ekosistem Halosis sudah terhubung dengan berbagai pihak pendukung, seperti aplikasi messaging (Facebook Messenger), mitra kurir (JNE, SiCepat, J&T Express), aplikasi e-wallet (Ovo), dan perbankan (BCA) untuk mengakomodasi seluruh transaksi online. Layanan yang sudah terintegrasi ini, membuat pengalaman konsumen saat berbelanja di toko online UKM jadi lebih baik.

Konsumen tidak perlu mengunduh aplikasi apapun karena semuanya berbasis situs. Pengusaha cukup menyediakan link Halosis yang sudah terhubung dengan toko online-nya agar dapat langsung chatting dengan Hana. Apabila konsumen ingin menghubungi langsung admin, ada opsi yang bisa dipilih.

“Pengusaha UKM juga terhubung dengan inventory management system, supaya konsumen enggak marah kalau barangnya sudah habis. Sampai saat ekspedisi juga telah terhubung, ada nomor resi yang segera dikirimkan begitu konfirmasi pembayaran sudah diterima. Bisa langsung pantau proses pengirimannya.”

Dari sisi pengusaha, mereka dapat memantau seluruh pemesanan yang masuk dari berbagai platform messanging dalam dashboard. Pengusaha juga dapat mengirimkan kode tracking dari mitra kurir ketika barang sudah dikirim ke konsumen via chat room.

Kehadiran dashboard secara tidak langsung membantu pengusaha dalam merekap seluruh transaksi penjualan. Waktu pun jadi lebih terpangkas karena sudah terbantu lewat teknologi. Diklaim pada tahun lalu Halosis telah membantu seluruh mitranya menghemat waktu sampai 500 ribu jam.

“Selama ini untuk kirim barang itu, UKM butuh waktu lama karena harus manual setiap transaksi yang masuk, belum lagi harus konfirmasi pembayaran. Ada mitra kita yang baru bisa kirim barang tiga hari kemudian setelah konfirmasi terima.”

Halosis menyediakan paket secara gratis untuk pengusaha yang ingin mencoba. Selain itu, layanan Halosis dapat dimanfaatkan mulai dari Rp500 ribu untuk paket premium dan Rp1,5 juta untuk paket enterprise yang disertai lebih banyak fitur.

Rencana tahun ini

Pasca peresmian ini, Halosis akan ngebut mengembangkan bisnisnya dengan memperbanyak integrasi aplikasi messaging. Rencananya, Halosis siap terintegrasi dengan Instagram Direct Message, Line Messenger, dan WhatsApp.

Pengusaha UKM yang digaet juga bakal lebih digenjot. Andrew menargetkan setidaknya pada tahun ini pihaknya dapat menambah jadi 30 ribu pengusaha UKM yang bergabung dan meningkat jadi 1 juta pengguna pada 2022 mendatang. Saat ini kebanyakan mitra yang bergabung bergerak di segmen fesyen dan produk kecantikan.

Halosis disebutkan telah menangani 199.200 ribu chat pada tahun lalu. Dari angka tersebut, terdapat 40.236 transaksi yang berhasil dikonversi atau senilai US$1 juta (senilai R14,27 miliar).

CTO Halosis Sonya Johar menambahkan, pihaknya sedang mengembangkan sistem Hana dapat memberikan rekomendasi kepada konsumen berdasarkan histori produk yang mereka beli sebelumnya. Tak hanya itu, Hana dapat menyimpan lebih banyak data, untuk permudah saat terjadi reorder sehingga transaksi lebih cepat selesai.

“Hana akan lebih banyak menyimpan data transaksi agar bisa beri rekomendasi produk, harapannya dengan AI pendekatannya jadi lebih personal lagi,” pungkas Sonya.

Tim Halosis saat ini terdiri dari 17 orang. Perusahaan telah menerima pendanaan tahap awal dengan nilai yang dirahasiakan dari beberapa angel investor pada Januari 2019 ini.

TokenWiz Acts as Investment Virtual Assistant for Digital Assets

Digital Assets or cryptocurrency is getting popular in society, particularly for investment. Regarding this potential, TokenWiz appeared as a virtual assistant for digital currency investment in Indonesia. TokenWiz, counting on artificial intelligence, aims to provide an accurate market analysis.

“Indonesia has 260 million population, fourth biggest in this world, with a very large demographic map. Blockchain sector in Indonesia is still developing, people are expecting to understand blockchain technology and investment. There’s a huge market for blockchain,” TokenWiz’s CEO, Long Man, said.

As a virtual assistant service, TokenWiz focused on delivering fast and accurate information with an in-depth analysis of digital currency. It includes a smart investment advisor.

One of TokenWiz major ability is the use of smart technology to analyze market data in order to provide an excellent strategy for digital currency investors using it.

“TokenWiz is determined to be a smart assistant in digital currency investment, combining artificial intelligence, including leading casual timing analysis called entity recognition (NER), multi-language deep learning, with other techniques. Entire analysis of currencies in TokenWiz, a multi-dimensional diagnosis,” Long Man added.

TokenWiz arrival in Indonesia is partnered with INDODAX, one of the leading investment or digital trading platform in the region. However, there is no further information regarding this. TokenWiz only mentioned the deep and specific partnership established between both companies.

“INDODAX is the largest digital currency exchange platform in Indonesia with the strong user base and brand influence, TokenWiz has the strong technology, research ability, and product development. The partnership of two will create a strong alliance. We and INDODAX have formed an in-depth partnership, and specific with the content to be developed gradually,” he explained.

In its first year in Indonesia, TokenWiz targets to develop rapidly and become the largest digital currency investment portal, also become the digital currency investor’s first-choice in need for digital currency market analysis.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Application Information Will Show Up Here