Cybric Legend Ialah Sepeda Pintar Dengan Amazon Alexa

Manusia semakin menyadari bahwa menggunakan sepeda sebagai alat transportasi utama ketimbang kendaraan bermotor bisa membantu mengurangi jumlah emisi karbon di Bumi serta efektif membuat tubuh lebih sehat. Rancangan sepeda juga cukup fleksibel jika produsen ingin memberinya kemampuan tambahan, contohnya mesin elektrik atau kemampuan pintar dan konektivitas seluler.

Namun hingga kini belum ada alat transportasi seperti Cybric Legend. Ia adalah sepeda pintar yang didukung kecerdasan buatan Amazon Alexa pertama di dunia. Asisten virtual racikan sang raksasa e-commerce itu disiapkan untuk menangani beragam fitur dan fungsi yang dirancang demi meningkatkan kenyamanan serta keamanan pengendara. Smart bike memang bukan hal baru, namun eksistensi Alexa di sana membuka banyak potensi.

Berdasarkan gambar, Cybric Legend mempunyai wujud ala sepeda gunung. Tidak ada bagian-bagian yang membuatnya terlihat tak biasa, kecuali mungin pada frame yang terlihat seperti lambang Starfleet Star Trek. Hal ini mungkin digunakan desainernya untuk merepresentasikan fitur futuristis di Cybric Legend. Kabarnya, produsen menciptakan dua varian sepeda pintar ini, yaitu tipe standar serta versi bermesin elektrik.

Cybric Legend 1

Sebagaimana perangkat berfitur pintar, Cybric Legend dapat melacak segala hal yang berkaitan dengan data tubuh: kecepatan laju, jarak tempuh, waktu dan lain-lain. Segala informasi tersebut bisa Anda akses melalui layar sentuh yang berada di dekat setang, sehingga sangat mudah bagi kita buat mengetahui status olahraga. Namun kapabilitas ini hanyalah ‘hidangan pembuka’.

Dukungan Alexa di Cybric Legend memungkinkan kita memperoleh informasi kondisi lalu lintas serta panduan navigasi, memudahkan pesepeda menemukan rute tercepat saat jalanan padat. Anda juga bisa memerintahkan sang asisten virtual buat mengaktifkan sistem pencahayaan di sepeda, misalnya lampu depan atau belakang, via suara. Butuh hiburan di perjalanan? Cybric Legend mempunyai fitur audio player untuk menikmati musik atau podcast.

Di sisi keamanan, Cybric Legend dibekali alarm serta sistem pelacakan GPS. Kemampuan ini berguna di kondisi-kondisi darurat, misalnya ketika Anda lupa di mana memarkirkan sepeda atau saat Cybric Legend dicuri.

Agar fungsi Alexa bisa bekerja, Cybric Legend ditopang opsi konektivitas Wi-Fi serta seluler. Ketika dipasarkan nanti, sepeda pintar ini akan dibundel bersama kartu SIM Vodafone dengan paket data 3G gratis selama tiga tahun. Walaupun 3G tidak begitu gesit, ia cukup buat memastikan Alexa beroperasi secara optimal.

Belum diketahui berapa harga dari satu unit Cybric Legend. Produsen berencana untuk memamerkan produk ini di acara Consumer Electronics Show 2019 Las Vegas minggu depan.

Sumber: Digital Trends.

General Motors Sedang Kerjakan Sepeda Elektrik

Sepeda elektrik bukanlah suatu terobosan baru yang pantas menjadi sorotan di tahun 2018. Namun lain ceritanya kalau nama sebesar General Motors sudah mengungkapkan rencananya untuk ikut bermain di segmen ini.

Ya, perusahaan yang membawahi banyak merek-merek mobil asal Amerika Serikat tersebut menyingkap bukan cuma satu, tapi dua sepeda elektrik yang bakal mereka buat. Satu merupakan sepeda lipat, dan satu lagi berukuran ringkas.

GM ebike

GM tampaknya tidak mau main-main, sebab mereka mengerahkan tim yang mengerjakan mobil elektriknya dalam merealisasikan proyek ini. Sayangnya sejauh ini belum ada detail yang merinci mengenai apa saja yang bakal ditawarkan oleh sepeda elektrik ini.

Namanya pun belum ada; GM bahkan mengadakan sayembara untuk menamai sepeda elektrik buatannya ini. Kendati demikian, gambar render-nya ini setidaknya bisa menunjukkan kira-kira seperti apa sepeda elektrik hasil karya tim pengembang mobil elektrik.

GM ebike

Bisa dilihat bahwa motor elektriknya diposisikan di tengah, tepat di atas pedal, bukan di roda belakang seperti pada umumnya. Baterainya pun disembunyikan di rangka sepeda di atas motor elektriknya, sehingga center of gravity bisa diminimalkan layaknya mobil-mobil elektrik yang modul baterainya diposisikan di bagian lantai mobil.

Untuk model sepeda lipatnya, tampak ada sebuah handle yang terintegrasi agar lebih mudah dipindahkan dalam posisi terlipat. Selebihnya, fitur-fiturnya mencakup lampu depan LED, port USB untuk charging dan sistem telemetri.

Lebih lengkapnya mengenai sepeda elektrik ini baru akan diumumkan bersama nama resminya pada 31 Januari 2019. GM tidak sendirian di segmen ini. Bahkan Tesla pun juga sempat mengungkapkan ketertarikannya, seperti yang dilontarkan Elon Musk di akhir wawancaranya bersama Recode baru-baru ini.

Sumber: Electrek.

Berdesain Elegan, Sepeda Elektrik Kvaern Datang Bersama Charger Panel Surya

Selain untuk menghindari kemacetan dan menjaga kebugaran tubuh, sepeda sebagai moda transportasi juga merupakan solusi alternatif untuk ‘menghijaukan’ bumi. Sepeda elektrik pun sudah semestinya tetap mengutamakan ketiga aspek ini selagi memberikan kemudahan ekstra bagi penggunanya.

Kvaern adalah salah satunya. Sepeda elektrik buatan startup asal Denmark ini datang bersama sebuah battery pack dan panel surya opsional, sehingga suplai energinya bisa didapat murni dari matahari. Sayangnya sejauh ini belum ada informasi terkait seberapa cepat proses charging-nya jika menggunakan panel surya.

Baterai milik Kvaern sendiri tersembunyi dengan rapi di bagian kerangka sepeda yang terbuat dari aluminium, dan bisa dicabut kapan saja untuk ditancapkan langsung ke colokan listrik di saat darurat. Dalam satu kali charge, baterainya bisa bertahan sampai sepeda menempuh jarak sekitar 50 kilometer.

Kvaern

Baterai ini menyuplai energi ke motor berdaya 250 W yang terintegrasi. Perlu diingat, pengguna masih harus tetap mengayuh pedal, sebab motor elektrik tersebut hanya bertugas memberi dorongan ekstra. Kendati demikian, pengembangnya percaya bahwa kecepatan 25 km/jam bisa dicapai dalam waktu 4,5 detik saja.

Pada bagian setangnya, terdapat sebuah layar kecil untuk menampilkan indikator kecepatan, sisa baterai dan jarak tempuh. Rencananya, Kvaern bakal dipasarkan melalui platform crowdfunding Indiegogo dalam waktu dekat. Harganya dipatok 999 euro, sedangkan charger panel suryanya akan dijual terpisah seharga 449 euro.

Sumber: The Verge.

Xiaomi Luncurkan Sepeda Pintar, Mi Qicycle

Sudah jadi rahasia umum bahwa Xiaomi tidak hanya berkecimpung di industri perangkat seperti smartphone, tablet dan komputer, tapi juga ikut bermain di sektor lain yang tak terpikirkan oleh banyak orang. Yap, ini bukan yang pertama pabrikan asal Tiongkok itu meluncurkan sebuah sepeda. Baru-baru ini mereka kembali dengan varian baru, Mi Qicycle Mountain Bike.

Sesuai penamaannya, Xiaomi Mi Qicycle Mountain Bikes dirancang untuk kegiatan hiking di luar ruangan. Dan untuk memberikan apa yang pengguna butuhkan, Xiaomi telah membenamkan sejumlah fitur pintar yang membedakan Mi Qicycle dengan sepeda gunung lainnya.

xiaomi-mountain-bike-2

Fitur pintar yang pertama adalah fitur LBS atau Location Based Services yang membantu pengguna melacak keberadaannya di dalam peta. GPS dan AGPS juga dihadirkan untuk melengkapi fungsionalitas tersebut. Di salah satu bagian, Xiaomi bahkan membenamkan kartu SIM untuk operator lokal Tiongkok. Dengan demikian, Mi Qicycle juga dipastikan mampu melakukan tugas-tugas seluler seperti layaknya perangkat mobile pintar.

xiaomi-mountain-bike-4

Selanjutnya, sepeda juga dilengkapi dengan aplikasi khusus yang bertugas mencatat sejumlah data seperti lintasan yang dilalui, durasi jelajah dan lain-lain yang bisa diakses dari perangkat smartphone. Di belakang semua itu terdapat baterai 2.600mAh yang menopang operasional fitur pintar tersebut. Baterai ini bisa diisi ulang baik menggunakan charger standar ataupun USB charging.

xiaomi-mountain-bike-6

Dalam hal desain, Xiaomi Mi Qicycle mempunyai dimensi body di 1650 x 235 x 785mm. Bobot totalnya tercatat 13,6kg yang terbilang cukup berat. Tampaknya pemilihan material aluminium untuk rangka menjadi penyebab bobot yang berlebihan. Di bagian roda, terdapat sistem pengereman hidrolik dan piringan cakram untuk menahan daya dorong ketika melaju dengan sistem transmisi 11 kecepatan.

Terakhir soal harga, Xiaomi Mi Qicycle dijual seharga $299 per unitnya dan tersedia dalam kampanye penggalangan dana melalui situs resmi Mi Home.

Sumber berita Gizmochina.

LeEco Ramaikan CES 2017 dengan Sepasang Sepeda Pintar Bertenaga Android

Mengembangkan mulai dari smartphone sampai mobil kemudi otomatis, LeEco sama sekali tidak boleh dianggap remeh dalam perkembangan industri teknologi. Produk terbarunya yang dipamerkan di ajang CES 2017 agak nyeleneh; bukan smartphone, bukan smart car, melainkan smart bike.

Sepeda pintar ini hadir dalam dua varian: LeEco Smart Road Bike dan Smart Mountain Bike. Keduanya sama-sama mengusung spesifikasi sepeda premium, seperti rangka serat karbon Toray T700 dan drivetrain 11 percepatan. Bobot Smart Road Bike berkisar 8,4 kg, sedangkan Smart Mountain Bike 12,2 kg karena mengemas komponen yang lebih tahan banting.

Namun yang paling perlu disorot adalah integrasi sistem BikeOS yang diadaptasikan dari Android 6.0 Marshmallow. Pengoperasiannya mengandalkan layar sentuh 4 inci yang tertanam di rangka masing-masing sepeda, lengkap dengan dukungan chipset quad-core Snapdragon 410 dan baterai berkapasitas 6.000 mAh.

LeEco Smart Mountain Bike / LeEco
LeEco Smart Mountain Bike / LeEco

Sistem ini akan menyajikan panduan navigasi turn-by-turn dari platform HERE Maps yang benar-benar disesuaikan untuk para pesepeda, memutar musik secara offline maupun via layanan streaming serta komunikasi ala walkie-talkie dengan pengguna Smart Road Bike atau Mountain Bike lain.

Berbekal sensor-sensor macam GPS, accelerometer, barometer dan lain sebagainya, kedua sepeda pintar ini juga berfungsi sebagai sebuah fitness tracker. Pengguna pun bisa menyambungkan tracker atau sensor eksternal yang kompatibel dengan platform ANT+.

Konsumen juga tak perlu cemas ketika hujan turun, sebab semua komponen elektroniknya dibungkus dalam kemasan tahan air bersertifikasi IP54. Meski harganya belum diumumkan, kedua sepeda pintar ini rencananya akan dipasarkan mulai kuartal kedua tahun ini di Amerika Serikat.

Sumber: CNET dan PR Newswire.

LeEco Super Bike Ialah Sepeda Pintar yang Didukung Rentetan Fitur Canggih dan Sinar Laser

Dikenal konsumen awam sebagai produsen smartphone, LeEco tak berhenti memperluas bisnisnya ke berbagai ranah, memiliki anak perusahaan di industri musik, produksi film, olahraga, virtual reality sampai transportasi. Khususnya di segmen kendaraan, perhatian sang perusahaan Tiongkok itu juga tak cuma difokuskan pada konsep mobil elektrik dan driverless  saja.

Familierkah Anda dengan LeEco Super Bike? Ia adalah sepeda pintar yang LeEco yakini dapat merombak penyajian alat transportasi dua roda tersebut. Hingga kini, produsen memang masih malu-malu menyingkap seluruh kemampuannya, namun dari laporan media-media ternama seperti Techcrunch dan The Verge, Super Bike menyimpan banyak sekali gadget sehingga memang layak disebut ‘sepeda super’.

Untuk rancangannya sendiri, Super Bike bukanlah sepeda berpenampilan eksotis dengan roda spokelesswheel. LeEco masih tetap percaya pada desain tradisional, meski mereka tak lupa mengintegrasikan kesan futuristis. Jika dilihat dari samping, bagian frame melengkung di sana terlihat seperti emblem Starfleet di Star Trek. Di area setang, Anda bisa menemukan rangkaian tombol dan layar sentuh empat-inci untuk mengakses segala fitur dan informasi.

LeEco Super Bike 1

Struktur Super Bike terbuat dari logam aluminium, lalu ada sepasang lampu LED di depan, di samping, lampu LED merah (rem) di belakang, dan marker laser. Ada tiga tombol di batang frame atas: untuk menyalakan kamera dan lampu. Bantalan kursinya sendiri dilapis kulit, kemudian LeEco memanfaatkan gearset Shimano Deore 30-speed. Menariknya, Super Bike bukanlah sepeda elektrik.

Marker laser merupakan salah satu fitur keselamatan Super Bike, segera aktif begitu lampu dinyalakan. Sepeda akan menembakkan sinar laser secara paralel sebagai tanda jarak aman dari objek atau kendaraan lain di sekitar Anda.

LeEco membenamkan fungsi perangkat pintar di dalam Super Bike, membekalinya dengan sistem operasi BikeOS berbasis Android – ditenagai prosesor 1,3GHz dan RAM 4GB. Sepeda bisa tersambung ke jaringan seluler, juga dibekali GPS dan navigasi suara, serta ada kemampuan memonitor perjalanan dan fisik pengendara (ada sensor detak jantung di bawah setang). Selain itu, terdapat fitur music player dan Anda bisa mudah mengetahui di mana posisi sepeda berada via app.

LeEco sudah mulai memasarkan Super Bike di China. Varian dasarnya ditawarkan di harga sekitar US$ 800. Di awal tahun, Will Park selaku head of marketing LeEco sempat mengungkap niatan mereka pada Digital Trends untuk menghadirkan Super Bike di Amerika pada akhir 2016.

Ingin Tambahkan Fitur Pintar di Sepeda? Vudu7 V Hidangkan Solusi All-in-One

Ada banyak alasan mengapa sepeda layak jadi alat transportasi sekunder: ia tidak menghasilkan polusi, lebih murah dari mobil, menyehatkan, dan Anda tak perlu membayar pajak kendaraan. Selain itu, kini tersedia banyak cara untuk menambahkan kemampuan pintar di alat transportasi roda dua tersebut, umumnya memanfaatkan konektivitas perangkat bergerak.

Tapi betulkah cara ini merupakan jalan terbaiknya? Menaruh handset di sepeda mengeksposnya ke beragam bahaya: device bisa saja terjatuh, kotor oleh debu dan keringat, atau rusak akibat air hujan – mengharuskan Anda menambahkan pelindung. Itu alasannya tim developer Vudu7 menyiapkan alternatif yang lebih canggih dan praktis. Kreasi baru mereka dinamai Vudu7 V, sebuah solusi ‘smart companion‘ sepeda all-in-one.

Vudu7 V adalah unit komputer untuk disematkan di setang sepeda. Tubuhnya terbuat dari polikarbonat anti-air (IP67), tahan benturan, dibekali lampu LED, serta kamera video 1080p. Developer menyediakan layar sentuh seluas 4-inci beresolusi 800×480-pixel, dibantu unit thumb switch sebagai pelengkap sistem kendali. Namun kemampuan andalan Vudu7 V sendiri ialah dukungan dari puluhan fitur di dalam.

Vudu7 V 1

Kata ‘all-in-one‘ bukan sekedar gimmick marketing. Vudu7 V mampu merekam rute via GPS (termasuk menghitung ketinggian, irama kayuh, serta detak jantung) dan membandingkannya dengan data perjalanan sebelumnya, juga berfungsi menyediakan panduan arah turn-by-turn. Anda turut dipersilakan menciptakan profile rute baru dipadu foto serta video secara lengkap. Kamera di sana bukan hanya buat dokumentasi, ia terintegrasi ke GPS serta mampu mendeteksi kecelakaan lalu lintas sembari merekam video dan lokasi saat mode Traffic Cam diaktifkan.

Vudu7 V 2

Developer sudah pasti tidak melupakan fungsi-fungsi keselamatan. Pertama, lampu LED 1.200-lumen menyajikan mode spot dan wide, sanggup menyediakan pencahayaan optimal di berbagai kondisi jalan dan waktu. Vudu7 V mempunyai speaker dan kemampuan klakson (sirine), serta menyimpan sensor dan alarm kecelakaan – akan segera mengirim pesan ke keluarga atau teman ketika Anda terlibat insiden di jalan.

Untuk fitur keamanannya sendiri, sistem Vudu7 V mampu melacak keberadaan sepeda Anda dan memberi notifikasi ketika ia tidak berada di tempat yang semestinya. Device ditenagai CPU quad-core dan beroperasi di platform Android sehingga Anda dapat memanfaatkan berbagai app dari Google Play. Perangkat juga didukung baterai 8.000mAh, bisa ditambahkan kartu microSD dan ditopang jaringan mobile (ada slot kartu SIM di sana).

Tim Vudu7 sedang melangsungkan kampanye crowdfunding, dan selama periode ini berlangsung, Vudu7 V bisa Anda beli seharga US$ 300 – US$ 150 lebih murah dari harga retail-nya.

Cukup Charge Satu Kali, Sepeda Elektrik Ini Siap Membawa Anda Sejauh 240 Km

Seberapa jauh sepeda elektrik bisa membawa Anda dalam satu kali charge? 20 km? 50 km? 100 km? Jangan pesimis dulu, sebab ada sebuah sepeda elektrik buatan Kroasia yang bisa menempuh jarak 240 kilometer sebelum baterainya perlu diisi ulang kembali.

Sepeda tersebut bernama Greyp G12H, dibuat oleh pabrikan otomotif ambisius Rimac Automobili. Seambisius apa memangnya? Coba Anda tengok sendiri konsep supercar garapannya. Dan ambisi serta niat untuk berinovasi ini terus dihibahkan pada sepeda elektrik terbarunya tersebut.

Sepintas Greyp G12H terlihat seperti motor jenis trail yang dipasangi pedal kayuh. Akan tetapi kompartemen besar di bagian tengah frame-nya tersebut adalah rumah dari baterai berkapasitas 3 kWh, yang sejatinya merupakan rahasia terbesar di balik kemampuannya menempuh jarak yang amat jauh itu tadi.

Greyp G12H sanggup menempuh top speed 45 km/jam / Greyp Bikes
Greyp G12H sanggup menempuh top speed 45 km/jam / Greyp Bikes

Sebelum G12H, ada model G12S yang ‘hanya’ sanggup menempuh jarak sekitar 120 km, tapi dengan kecepatan maksimum hingga 70 km/jam. G12H memang tidak secepat itu – cuma 45 km/jam – tapi coba Anda tanya pada diri sendiri mana yang lebih penting, kecepatan maksimum atau jarak tempuh? Kalau konteksnya sepeda elektrik, tanpa perlu pikir panjang saya lebih memilih jarak tempuh yang lebih jauh ketimbang top speed.

Sejumlah teknologi canggih turut Rimac sematkan pada Greyp G12H. Salah satunya adalah sensor biometrik yang berfungsi untuk mengaktifkan motor elektrik milik sepeda. Lebih lanjut, memindai satu jari dan yang lain akan mengaktifkan mode berkendara yang berbeda.

Rimac belum mengungkapkan berapa banderol harga Greyp G12H, tapi mereka berharap bisa mulai memasarkannya sebelum pergantian tahun. Kalau melihat G12S yang dibanderol seharga sekitar $9.400, kemungkinan besar G12H akan dihargai serupa atau bahkan lebih mahal.

Sumber: Engadget dan Greyp Bikes.

Berpenampilan ala Light Cycle Tron, Sepeda Cyclotron Usung Segala Macam Fitur Canggih

Sebuah argumen dilontarkan oleh developer asal Perancis: segala aspek dari hidup kita berevolusi sangat cepat, penemuan baru diciptakan tiap hari. Namun ketika Anda lihat sepeda, model paling modern saat ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dari sepeda yang dirilis puluhan tahun silam, meski banyak di antara mereka yang telah mengusung predikat ‘pintar’.

Keadaan ini mendorong tim dari Nice itu buat menggarap sepeda yang canggih dan fleksibel, dengan mengambil inspirasi dari kendaraan di film Tron, Light Cycle. Hasilnya ialah Cyclotron, sebuah sepeda pintar berdesain hubless. Memakan waktu pengembangan selama tiga tahun, tim penciptanya mengklaim bahwa Cyclotron tidak seperti produk milik produsen lain, merupakan ‘sebuah sepeda masa depan’.

Penampilan Cyclotron memang unik. Sepasang spokeless wheel (atau oribital wheel, di mana ban tidak mempunyai jari-jari) terlihat serasi dengan rancangan minimalis tube. Dibandingkan sepeda biasa, bagian frame Cyclotron memang tampak lebih tebal. Ia menyimpan lebih dari 15 paten desain, aerodinamis, membebaskan Anda mengatur level geometry-nya, dan bagian paling kerennya adalah terdapat lampu LED melingkar di sisi dalam roda.

Cyclotron 1
Cyclotron adalah sepeda dambaan fans Tron.

Semua lampu di Cyclotron tersambung ke sensor cahaya, mampu hidup/mati secara otomatis tergantung situasi di sekitarnya. Ia didukung battery pack self-charging, mampu aktif sampai delapan jam tanpa bantuan dinamo internal. Sewaktu mulai habis, notifikasi akan muncul di app Cyclotron. Aplikasi tersebut menyambungkan sepeda dan handset lewat Bluetooth LE, menghidangkan data real-time, fungsi navigasi, informasi lalu lintas, kemampuan pelatihan, sampai fitur anti-pencurian.

Cyclotron terdiri dari dua versi: manual serta varian E-Gear, keduanya menyuguhkan 18 tingkat percepatan. Khusus di tipe kedua itu, developer membekalinya dengan motor elektronik yang mampu memindahkan gigi dalam waktu 0,2 detik – beroperasi semudah ‘menekan tombol mouse‘. Ia ditenagai motor DC brushless 36V 500W serta baterai Li-ion 10Ah, menyajikan kecepatan maksimal 32km per jam dan jarak tempuh sampai 48km (tanpa mengayuh).

Cyclotron 2
Berkat sensor, lampu bisa hidup/mati secara otomatis.

Anda juga tidak perlu khawatir terhadap masalah ban bocor. Cyclotron menggunakan ban airless dengan polimer solid, bisa bertahan hingga jarak 9.600-kilometer lebih. Uniknya lagi, berkat desain hubless, kita dapat membubuhkan modul utility, misalnya berupa keranjang buat membawa barang-barang sampai bangku tambahan untuk penumpang.

Kampanye pengumpulan dana tim Cyclotron Cycles berjalan lancar di Kickstarter. Di situs crowdfunding tersebut, Anda bisa memesan Cyclotron manual seharga mulai dari € 1.400 dan versi E-Gear-nya seharga mulai dari € 2.600.

Pasangkan Roda Ini, Sepeda Anda Otomatis Jadi Sepeda Listrik

Anda suka dengan konsep sepeda listrik, tapi Anda terlalu sayang dengan sepeda biasa Anda dan tidak rela mencarikan penggantinya. Solusinya? Anda bisa menempuh rute DIY, mengubah sepeda kesayangan Anda tersebut menjadi sebuah sepeda listrik yang fungsional.

Sayang pada prakteknya rute DIY itu tidak semudah yang kita kira, melibatkan sederet komponen dan banyak bagian sepeda yang harus dimodifikasi. Namun sekarang ada cara yang jauh lebih mudah, semudah mengganti roda depan saja. Inilah GeoOrbital Wheel.

Bukan omong kosong, GeoOrbital memungkinkan pengguna untuk mengubah sepedanya menjadi sepeda listrik hanya dengan mengganti roda depannya. Semua komponen yang diperlukan oleh sepeda listrik telah tertanam dalam roda GeoOrbital, mulai dari motor elektrik sampai baterai rechargeable-nya.

Proses pemasangannya pun sangat gampang, hanya memakan waktu tidak lebih dari 60 detik. Setelah terpasang, seketika itu juga sepeda Anda disulap menjadi sepeda listrik dengan kecepatan maksimum 32 km/jam dan jarak tempuh 32 km jika hanya mengandalkan motor elektriknya saja tanpa dibarengi otot betis Anda – kalau disambi mengayuh pedal, jarak tempuhnya bisa mencapai 80 km.

Roda GeoOrbital hadir dalam dua ukuran yang berbeda / GeoOrbital
Roda GeoOrbital hadir dalam dua ukuran yang berbeda / GeoOrbital

GeoOrbital diklaim kompatibel dengan lebih dari 95 persen sepeda untuk orang dewasa. Ia hadir dalam dua ukuran: 26 inci dan 700C (28 atau 29 inci). Keduanya dilengkapi fitur regenerative braking, yang berarti daya baterai akan sedikit terisi ketika sepeda bergerak tanpa mengandalkan motor elektriknya.

Kelebihan lain GeoOrbital adalah material bannya yang istimewa, yang diklaim tidak akan pernah gembos atau bocor. Unit baterainya bisa dilepas-pasang, dan di satu sisinya tertanam port USB ketika mendadak Anda perlu mengisi ulang baterai smartphone yang sekarat.

Sejauh ini GeoOrbital memang terdengar menarik, akan tetapi harganya jauh dari kata murah. Di Kickstarter, ia bisa didapat seharga $699 selama masa early bird. Nantinya, harga retail-nya akan melambung menjadi $950 – setara harga sepeda baru dari brand cukup ternama.