C by GE Sol Adalah Lampu Pintar dengan Integrasi Alexa

General Electric (GE) memang bukan yang pertama kali meluncurkan lampu pintar, namun mereka adalah yang pertama mengintegrasikan asisten virtual Alexa ke dalam sperangkat smart home tersebut. Dinamai C by GE Sol, ia bisa Anda anggap sebagai Amazon Echo yang bisa menyinari ruangan.

Interaksi dengan Alexa pada lampu ini sejatinya identik dengan pada speaker Echo. Anda bisa menanyakan beragam informasi, atau bahkan meminta tolong Alexa untuk membelikan sesuatu di Amazon.

Secara fisik, ia memiliki desain yang cukup futuristis. Pun begitu, desain membulat ini bukan sekadar kosmetik saja, namun juga ada aspek fungsionalnya: ia dapat merangkap tugas sebagai penunjuk waktu dengan menampilkan indikator pada bagian jarum jam dan menitnya.

Pengguna bebas mengatur temperatur warna cahaya yang dipancarkan C by GE Sol / GE Lighting
Pengguna bebas mengatur temperatur warna cahaya yang dipancarkan C by GE Sol / GE Lighting

Lampunya sendiri bisa diatur temperatur warnanya, sehingga pengguna bisa menciptakan suasana yang cozy dengan cahaya kekuningan. Lebih menarik lagi, jika Anda punya lampu C by GE lain, Sol dapat membuatnya jadi bisa dikendalikan dengan Alexa, asalkan posisinya berdekatan.

C by GE Sol rencananya bakal masuk ke pasaran mulai September mendatang dengan harga $200, atau pengguna juga bisa melakukan pre-order dari sekarang dan menerima potongan harga $40. Bersamaan dengan itu, GE juga akan memasarkan sebuah smart hub bernama C-Reach yang akan menghadirkan kompatibilitas Alexa dan Apple HomeKit pada lini lampu pintar C by GE.

Sumber: The Verge dan GE.

Xiaomi Juga Punya Lampu Meja Pintar Berkonektivitas Bluetooth

Meski seluruh dunia mengenalnya sebagai pabrikan smartphone, lahan bisnis Xiaomi jauh lebih luas dari itu. Pabrikan asal Tiongkok tersebut juga memasarkan perangkat-perangkat smart home, dan salah satunya adalah lampu meja pintar bernama Xiaomi Yeelight Bedside Lamp berikut ini.

Tipikal Xiaomi, desain Yeelight tampak minimalis sekaligus elegan. Berbentuk tabung, tiga perempat bagiannya dapat menyala dalam 16 juta warna dan dengan tingkat kecerahan mencapai 300 lumen. Semua ini tentunya bisa dikontrol dengan smartphone via Bluetooth, tapi Xiaomi tak membatasinya di situ saja.

Bagian atas Yeelight dilengkapi sebuah tombol On/Off yang dikitari oleh panel sentuh. Lewat panel ini, Anda bisa menyentuh dan menggeser jari untuk mengatur tingkat kecerahan atau mengganti warnanya. Namun kalau Anda memakai aplikasi pendampingnya di smartphone, Anda bisa mengakses fitur yang lebih lengkap, sepertinya misalnya menetapkan timer supaya lampu bisa mati sendiri beberapa saat setelah Anda tertidur.

Xiaomi Yeelight Bedside Lamp

Bagian dalam Yeelight terbentuk dari 14 buah LED dan desain optik yang fungsional. Hasilnya, Yeelight punya Color Rendering Index (CRI) senilai 90+ – semakin dekat ke angka 100, semakin bagus kemampuan suatu sumber cahaya untuk membuat suatu benda terlihat di mata manusia dalam warna yang sebenarnya.

Urusan harga, Xiaomi membanderol Yeelight seharga $59. Anda bisa memesannya secara online, namun jangan lupa tambahkan $20 sebagai biaya pengiriman internasional.

Sumber: Digital Trends.

Lampu Pintar Fluxo Dapat Memancarkan Cahaya ke Arah yang Anda Kehendaki

Ide bohlam pintar yang bisa dikontrol lewat smartphone sudah cukup umum dewasa ini. Tapi kalau sebuah lampu bisa diatur arah pancaran cahayanya menggunakan smartphone, ide tersebut tentu saja terdengar begitu menarik.

Itulah misi yang ingin dicapai seorang desainer asal Austria bernama Luke Roberts. Melalui Kickstarter, dirinya memperkenalkan Fluxo, yang diklaim sebagai lampu terpandai sejagat.

Sebelum membahas tentang fitur pintarnya, mari terlebih dulu memantau fisiknya. Fluxo tidak lain dari sebuah lampu gantung. Di dalamnya tertanam sekitar 300 LED yang dapat berpenjar hingga 2.800 lumen, atau setara dengan sebuah bohlam berdaya 200 watt, cukup untuk menerangi satu ruangan yang berukuran besar.

Pada bagian atasnya terdapat komponen heat sink berbentuk sejumlah sirip yang memastikan setiap LED milik Fluxo bisa tahan lama. Menurut pengembangnya, Fluxo bisa bertahan paling tidak sampai 10 tahun lamanya.

Oke, saatnya bicara soal apa yang membuat Fluxo pantas menyandang gelar lampu terpandai. Ia mengemas teknologi bertajuk “Paint Your Light, dimana pengguna bisa memilih warna pancaran cahaya, lalu mengatur arahnya ke titik yang diinginkan hanya dengan mengusap layar smartphone yang tersambung via Bluetooth.

Fluxo Smart Lamp

Jadi semisal Anda tengah duduk di atas sofa dan membaca majalah, Anda bisa mengarahkan pancaran cahaya tepat ke posisi Anda duduk, dan di sekitar Anda pun jadi sedikit redup. Aplikasi pendamping Fluxo bisa menyimpan sejumlah preset sehingga Anda dapat mengganti mood ruangan hanya dengan sejumlah tap.

Fluxo Smart Lamp

Contoh lain adalah ketika Anda hendak menonton film dan menginginkan ruangan jadi agak gelap, tapi ada orang lain yang sedang membaca buku. Arahkan saja pancaran cahaya Fluxo ke orang tersebut, dan Anda pun siap menonton dengan nyaman tanpa gangguan sinar yang menyilaukan.

Lebih lanjut, Fluxo juga dibekali sensor pendeteksi gerakan. Jadi ketika Anda meninggalkan ruangan, lampu akan mati dengan sendirinya. Sebaliknya, saat Anda memasuki ruangan, Fluxo pun akan menyala secara otomatis, dan Anda tinggal memilih preset yang diinginkan pada saat itu.

Fluxo terdengar sangat menarik, terutama jika ditempatkan di ruangan keluarga yang biasa dipakai untuk bermacam kegiatan. Sayang harganya sedikit mahal. Di Kickstarter, ia ditawarkan seharga €369, atau kurang lebih sekitar Rp 5,7 juta.

Luma, Seperti Inilah Seharusnya Lampu Pintar Dibuat

Raksasa elektronik seperti LG dan Samsung telah memamerkan lampu pintar mereka masing-masing. Tapi jujur saja, istilah ‘pintar’ masih terasa berlebihan. Memang mereka bisa dikustomisasi, namun di era moden ini, seharusnya smart lamp memiliki kemampuan yang lebih canggih. Dan Luma akan menunjukkan kita seperti apa lampu pintar yang sesungguhnya. Continue reading Luma, Seperti Inilah Seharusnya Lampu Pintar Dibuat