Manjakan Penggunanya, OPPO Umumkan Aplikasi OPPO Service

Sebagai barang elektronik, smartphone yang kita gunakan sehari-hari tentu bisa saja mengalami kerusakan. Penyebabnya beragam, bisa jadi karena keteledoran penggunanya seperti tak sengaja menjatuhkan, atau penyebab lain seperti error pada sistem dan kerusakan komponen tertentu.

Dulu saya pernah mengalami ribetnya proses klaim garansi smartphone, saya harus datang ke lokasi service center, antrinya lama, dan spare part-nya kadang belum tentu tersedia sehingga proses perbaikannya bisa sampai berminggu-minggu. Itu memang cerita lampau, karena sekarang layanan purna jual smartphone sudah jauh lebih baik.

OPPO-Service-3

Sebut saja OPPO, setelah berhasil menyalip Samsung dan menjadi pemimpin pasar smartphone di Indonesia – salah satu strategi OPPO untuk menjaganya ialah dengan meningkatkan layanan purna jual. Mereka baru saja meluncurkan aplikasi yang disebut OPPO Service dan sejumlah program pelayanan terbaru.

Sebagai informasi, posisi OPPO sebagai penguasa pasar smartphone di Indonesia ialah berdasarkan laporan dari Canalys. Di mana pada kuartal kedua tahun 2019 ini OPPO tercatat mendominasi 26 persen pangsa pasar, sementara Samsung menguasai 24 persen. Meski begitu, laporan dari riset Counterpoint masih menunjukkan Samsung di urutan pertama.

Layanan di Aplikasi OPPO Service

Saat ini OPPO telah memiliki 117 cabang service center di Indonesia dan dikelola langsung oleh OPPO tanpa adanya pihak ketiga. Melalui aplikasi ini, OPPO berupaya memberikan kemudahan bagi konsumen yang ingin melakukan perbaikan di OPPO Service Center.

Dari mulai informasi mengenai lokasi service center, mengecek status garansi, status perbaikan, layanan prioritas yang memungkinkan konsumen melakukan pendaftaran antrian secara online, layanan antar jemput, diagnosa kerusakan, hingga harga spare part. Jadi perhitungan biaya yang ditanggung oleh konsumen lebih transparan, bila ada kerusakan yang tidak tercover oleh garansi atau sudah lewat masa garansi.

Bagi konsumen yang membutuhkan bantuan juga tersedia fitur percakapan, live chat dengan customer service. Anda juga bisa mendapatkan update berita terbaru seputar produk OPPO. Saat ini, aplikasi OPPO Service dapat digunakan pada OPPO A71, A71 2018, A3s, A5s, F5, F7, F9, F11, F11 Pro, R17 Pro, Find X, dan OPPO Reno series.

Program Layanan Purna Jual Baru

OPPO-Service-1

Selain aplikasi OPPO Service, ada dua hal penting lagi yang diumumkan oleh OPPO. Pertama ialah program layanan premium garansi internasional khusus untuk perangkat Reno 10x Zoom, Reno FC Barcelona Edition, dan Reno 10x Zoom Artist Edition.

“Kami menyadari, saat ini banyak orang yang bekerja, berpergian, dan belajar di luar negeri. Untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pelanggan kami yang berada di luar negeri, OPPO meluncurkan layanan garansi internasional.” Ujar Aryo Meidianto A., PR Manager OPPO Indonesia.

Misalnya apabila perangkat Reno 10x Zoom Anda mengalami masalah saat sedang bepergian ke luar negeri, Anda tetap memiliki akses untuk layanan perbaikan dan garansi yang sama di pusat layanan resmi OPPO di negara-negara di mana perangkat tersebut dijual secara resmi.

Perlu dicatat, layanan ini hanya berlaku untuk perangkat yang dibeli dari OPPO Store resmi atau toko yang bekerja sama dengan OPPO. Selain itu, tetap akan ada biaya tambahan untuk layanan yang tidak tercakup oleh garansi. Ada pun di Asia Tenggara, layanan premium ini berlaku di Indonesia, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Thailand.

OPPO-Service-2

Program pelayanan baru OPPO yang kedua adalah ‘one hour flash fix’ untuk seluruh pengguna smartphone OPPO, di mana proses perbaikan bisa diselesaikan hanya dalam waktu satu jam saja. Bila ternyata tidak bisa selesai dalam satu jam, pengguna berkesempatan mendapatkan hadiah kejutan yang bisa berupa aksesori seperti earphone, pengisi daya USB, jam alarm, pena, dan banyak lagi.

[Review] OPPO K3: Smartphone Layar Lebar Kinerja Kencang dan Kamera Cantik

Saat ini hampir semua vendor smartphone Android menyasar kepada generasi muda. Memang, generasi muda saat ini lebih kreatif dan inovatif dan membutuhkan perangkat yang responsif dan tidak mudah lag. Apalagi, harga juga menjadi sebuah penilaian penting dalam membeli sebuah perangkat genggam untuk bekerja.

OPPO K3

OPPO menawarkan smartphone K3 pada mereka yang masuk ke dalam pangsa pasar tersebut. OPPO memang membuat K3 untuk memiliki desain yang cantik, layar yang besar, dan menggunakan prosesor kencang dengan harga yang cukup terjangkau. Dan saat ini, harga tiga jutaan rupiah memang masih menjadi pilihan sehingga OPPO memasukkan K3 ke dalam rentang harga ini.

Saat melihat desain dari OPPO K3, saya langsung teringat dengan Realme X. Bentuk desainnya benar-benar mirip dengan hanya desain kamera dan logo saja sebagai pembeda. Bahkan desain Rising Camera untuk selfie-nya saja juga benar-benar mirip. Desain yang sama juga diperkenalkan OPPO pertama kali di dunia pada saat F11 Pro diluncurkan beberapa bulan yang lalu.

OPPO K3 memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Snapdragon 710
CPU 2×2.2 GHz Kryo 360 Gold + 6×1.7 GHz Kryo 360 Silver
GPU Adreno 616
RAM 6 GB
Internal 64 GB
Layar 6,5 inci 2340×1080 AMOLED GG5
Dimensi 161.2 x 76 x 9.4 mm
Bobot 191 gram
Baterai 3765 mAh
OS Android Pie 9.0 – ColorOS 6

OPPO K3 - Belakang

Berbeda dengan seri lainnya, seri K merupakan seri online. Hal ini berarti bahwa OPPO K3 hanya bisa didapatkan secara online melalui toko online resmi OPPO. Hal tersebut dilakukan oleh OPPO karena ingin menjangkau pasar yang lebih luas lagi.

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Unboxing

Seperti inilah paket penjualan dari OPPO K3 beserta isinya

OPPO K3 - Unbox

 

Desain

Desain yang sama pernah ditunjukkan oleh OPPO pada perangkat F11 Pro mereka. Bahan untuk body-nya pun masih sama, dengan plastik polikarbonat. Finishing-nya juga dibuat seperti kaca sehingga cukup ramah terhadap sidik jari. Unit yang kami dapatkan menggunakan warna Pearl White.

OPPO K3 - Atas

OPPO K3 juga memiliki resolusi yang sama dengan F11 Pro, yaitu 2340×1080 dengan rasio layar 19,5:9. Layarnya sendiri menutupi 91% bagian depan dari OPPO K3. Dengan menggunakan pelindung kaca Gorilla Glass 5, tentu saja membuat layar OPPO K3 lebih kuat saat terjatuh dari tangan. Selain itu, OPPO juga telah memasangkan lapisan pelindung goresan, yang sayangnya pada saat kami dapatkan sudah tergores.

OPPO K3 - Bawah

Layar dari OPPO K3 kali ini juga tidak menggunakan notch dalam bentuk apa pun. Jenis layar yang digunakan kali ini adalah AMOLED. Layar ini juga salah satu alasan hadirnya pemindai sidik jari dibalik layar. Setelah kami uji, pemindai sidik jari ini sangat responsif, mirip dengan sensor sidik jari yang biasanya hadir di belakang perangkat.

OPPO K3 - Sisi Kiri

Pada bagian belakang OPPO K3 dapat ditemukan dua buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret, walau menggunakan kaca Sapphire. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol.

Pada bagian kiri dari smartphone ini terdapat dua tombol volume. Pada bagian kanannya terdapat tombol daya dan slot SIM tanpa hadirnya tempat untuk microSD. Pada bagian atasnya terdapat modul kamera depan serta microphone kedua. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C untuk mengisi daya, port Audio 3.5mm, serta speaker.

OPPO K3 - Sisi Kanan

Audio juga menjadi bagian yang sangat menyenangkan pada OPPO K3. Dengan menggunakan Dolby Atmos, membuat suara yang keluar dari lubang 3.5 mm tersebut terasa bagus untuk didengarkan. Hal ini tentu bisa menjadi bahan pertimbangan saat ingin membeli sebuah smartphone yang sekaligus menjadi perangkat untuk mendengarkan musik dan menonton video.

OPPO K3 menggunakan Android Pie 9.0 sebagai sistem operasinya. Sistem operasi ini dibalut dengan antarmuka yang dinamakan ColorOS dengan versi 6. ColorOS 6 sudah menghilangkan app drawer sehingga semua icon aplikasi akan muncul pada homescreen.

Jaringan

OPPO selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. OPPO K3 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia.

Kamera

OPPO selalu mengedepankan kamera pada setiap smartphone yang dijual. Pada K3, OPPO menggunakan dua sensor SONY IMX berbeda untuk kamera utama dan kamera swafotonya. Hal ini tentu saja akan menjamin gambar yang diambil akan menjadi bagus.

Kamera belakang dari OPPO K3 menggunakan SONY IMX 519 dengan resolusi 16 MP dan bukaan f/1.7 sehingga mampu mengambil gambar pada kondisi cahaya yang kurang dengan cukup baik. Hasilnya memang bagus untuk ukuran smartphone dengan harga tiga jutaan rupiah. Noise terlihat minim dan tajam.

Kamera depan OPPO K3 menggunakan SONY IMX 471 dengan resolusi 16 MP juga dan bukaan f/2.0. Hasilnya juga cukup prima, namun memang untuk para pria, hendaknya mematikan fitur AI Beautify agar hasilnya lebih tajam.

Pengujian

OPPO K3 menggunakan chipset high end yang saat ini sepertinya belum terlalu banyak digunakan oleh produsen smartphone, yaitu Snapdragon 710. Snapdragon 710 sendiri menggunakan dua inti Snapdragon Kryo 360 yang berbasis Cortex A75 yang kencang dalam menjalankan sistem operasi Android.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan AoV. Akan tetapi, dengan layar yang lebar, pengguna harus melakukan setting ulang letak tombol virtual. Saya sering kali gagal menembak lawan pada game PUBG Mobile karena tombol tembak tidak tertekan karena letaknya berbeda dari biasanya.

Untuk pembanding, kami hadirkan Snapdragon 845 serta 660. Hal ini tentu untuk membandingkan seberapa jauh kinerja OPPO K3 dengan perangkat yang menggunakan kedua SoC tersebut. Berikut adalah hasil benchmark-nya

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada ColorOS 6 versi OPPO K3 ini.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 51 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC dengan charger bawaan. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu 1 jam 30 menit dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Mendapatkan sebuah smartphone OPPO dengan harga tiga jutaan yang memiliki kinerja tinggi memang sudah bukan impian lagi. Hal ini diwujudkan oleh OPPO dengan smartphone K3 yang hanya dijual secara online ini. Tidak tanggung-tanggung, spesifikasi yang diberikan memang cukup tinggi.

Pada bagian kinerja, Snapdragon 710 mampu menggerakkan OPPO K3 dengan sangat responsif. Dengan segala pengujian yang saya lakukan, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semua game dan aplikasi dapat berjalan tanpa halangan pada perangkat ini. Bahkan, beberapa game dapat dijalankan setting tertinggi.

Dual Sony IMX pada smartphone ini memang patut diperhitungkan. Dalam kondisi rendah cahaya sekalipun, OPPO K3 mampu mengambil gambar dengan prima. Untuk para wanita, AI Beautify malah mampu membuat Anda lebih cantik tanpa harus berdandan. Namun untuk pria, sebaiknya fungsi ini dimatikan agar mendapatkan hasil yang lebih tajam.

Perangkat OPPO K3 dijual dengan harga Rp. 3.599.000. Yang perlu diingat, smartphone ini hanya dijual pada toko-toko online saja. Pada official store-nya, OPPO sendiri yang bakal mengirimkan smartphone-nya. Jadi, tidak perlu khawatir barang tidak akan sampai.

Sparks

  • Responsif
  • Hasil kamera bagus
  • Layar lebar
  • Harga terjangkau
  • VOOC untuk isi baterai cepat
  • Hasil selfie yang prima
  • Dolby Atmos

Slacks

  • Tidak ada NFC
  • Body belakang mudah tertempel sidik jari

Realme 5 dan Realme 5 Pro Dirilis, Andalkan Total Lima Kamera di Tubuhnya Masing-Masing

Realme sedang di atas angin. Hasil riset Counterpoint dan Canalys baru-baru ini menunjukkan bahwa untuk pertama kalinya sub-brand OPPO tersebut berhasil menjadi salah satu dari lima brand smartphone dengan pangsa pasar terbesar di tanah air, dan ini mereka capai dalam kurun waktu kurang dari satu tahun.

Dalam waktu yang singkat ini, mereka juga telah menelurkan banyak ponsel menarik, termasuk Realme X yang bisa dibilang merupakan model flagship pertama mereka. Saking semangatnya, bahkan Realme 3 dan Realme 3 Pro kini telah kedatangan suksesornya masing-masing, yakni Realme 5 dan Realme 5 Pro.

Realme 5 / Realme
Realme 5 / Realme

Angka 5 di sini bukanlah untuk menghindari angka 4 yang sering dianggap membawa sial berdasarkan kepercayaan kaum Tionghoa, melainkan sebagai pertanda bahwa total ada lima kamera pada tubuhnya; satu di depan, dan empat lainnya di belakang. Meski Realme 5 dan 5 Pro sama-sama mengemas empat kamera belakang, spesifikasinya berbeda satu dengan yang lainnya.

Pada Realme 5 Pro, kamera utamanya mengandalkan sensor Sony IMX586 megapixel dan lensa f/1.7, sedangkan Realme 5 hanya mengandalkan kamera utama 12 megapixel f/1.7. Tiga kamera sisanya sama persis: satu kamera 8 megapixel dengan lensa wide-angle, satu kamera 2 megapixel khusus untuk mengambil gambar macro, dan satu lagi kamera 2 megapixel untuk merekam informasi depth (untuk efek portrait atau bokeh).

Kamera depannya juga sedikit berbeda: Realme 5 Pro dengan kamera depan 16 megapixel f/2.0, sedangkan Realme 5 dengan kamera depan 13 megapixel f/2.2. Perbedaan antara kedua ponsel ini terus berlanjut sampai ke spesifikasi sekaligus fisik.

Realme 5 Pro / Realme
Realme 5 Pro / Realme

Untuk Realme 5 Pro, chipset yang digunakan adalah Qualcomm Snapdragon 712, yang dipercaya menawarkan peningkatan performa prosesor sebesar 10% dan performa grafis sebesar 35% jika dibandingkan dengan Snapdragon 710 milik Realme 3 Pro. Mendampingi chipset tersebut adalah pilihan RAM 4/6/8 GB, storage internal tipe UFS 2.1 berkapasitas 64 atau 128 GB.

Layar Realme 5 Pro merupakan panel IPS 6,3 inci beresolusi 2340 x 1080 pixel. Kapasitas baterainya tercatat 4.045 mAh, dan ini sudah kompatibel dengan teknologi fast charging VOOC 3.0 via sambungan USB-C.

Realme 5 di sisi lain mengandalkan chipset Snapdragon 665, didukung oleh pilihan RAM 3 atau 4 GB, serta storage internal 32 atau 64 GB. Baik Realme 5 Pro ataupun Realme 5 sama-sama dibekali slot microSD, headphone jack, serta sensor sidik jari di bagian punggungnya.

Meski performanya lebih inferior, Realme 5 justru mengemas layar yang lebih besar: IPS 6,5 inci, tapi dengan resolusi 1600 x 720 saja. Kapasitas baterainya juga lebih masif di angka 5.000 mAh, tapi charging-nya masih mengandalkan sambungan micro USB lawas.

Semua ini tentu tanpa melupakan komitmen Realme untuk menyediakan smartphone dengan harga yang terjangkau. Di India, Realme 5 akan segera dipasarkan dengan harga mulai 10.000 rupee (± Rp 2 juta), sedangkan Realme 5 Pro mulai 14.000 rupee (± Rp 2,8 juta).

Sumber: XDA Developers.

Mengambil Gambar dengan Kamera 64 MP dari Realme

Pertarungan pada pasar perangkat smartphone Android sepertinya bakal lebih memanas lagi. Saat ini, smartphone dengan kamera resolusi 48 megapiksel sudah banyak di pasaran. Sebentar lagi, realme akan digadang sebagai vendor asal Tiongkok yang memperkenalkan sensor 64 megapiksel untuk pertama kalinya.

Realme 64 MP Launch

Pada tanggal 18 Agustus 2019, realme mengundang para jurnalis pada hotel Century Park untuk memperkenalkan teknologi terbaru mereka. Teknologi tersebut adalah sensor kamera dengan resolusi 64 megapiksel. Sensor kamera ini merupakan buatan Samsung, yaitu ISOCELL Bright GW1.

ISOCELL Bright W1 menggunakan piksel berukuran 0.8um yang meningkatkan sensivitas cahaya serta memproduksi foto yang lebih cerah. Teknologi Tetracell pada sensor ini juga membuat foto dengan resolusi 16 MP lebih baik pada kondisk rendah cahaya. Algoritmanya juga diklaim bakal membuat gambar dengan resolusi 64 megapiksel akan lebih baik jika cahayanya cukup.

Realme mengemas sensor 64 MP ini ke dalam sebuah smartphone yang memiliki empat buah kamera. Realme juga berjanji bahwa akan merilis perangkat dengan quad-camera 64 megapiksel sebelum akhir tahun di Indonesia, yang membuatnya menjadi pertama di Asia Tenggara.

Realme X 64 MP

Min, Manajer produk kamera realme, mengatakan GW1 hadir dengan ukuran 1/1.72” dan resolusi ultra 64MP, dan ukuran satu pikselnya adalah 0.8um. Yang mendukung teknologi piksel Tetracell 4-in-1. GW1 juga dilengkapi dengan ISOCELL Plus yang mampu meminimalisasi crosstalk antar piksel. Dan menghasilkan performa lebih baik di SNR, warna dan AF dengan piksel 0.8um.

Dailysocial juga sudah mengambil beberapa gambar saat mencoba menggunakan perangkat dengan kode RMX1921. Melihat dari kodenya, sepertinya ini akan menjadi perangkat realme X generasi kedua. Berikut adalah hasil gambarnya

Untuk resolusi penuh silahkan lihat pada tautan yang satu ini

Krisva Agnieszca, PR Manager realme Indonesia mengatakan bahwa mereka akan memboyong tiga perangkat quad-camera ke Indonesia. Dia juga berjanji bahwa harga yang ditawarkan juga bakal terjangkau. Tentunya, hal ini patut ditunggu mengingat kamera masih menjadi pilihan utama saat membeli sebuah smartphone.

64 MP = 16 MP x 4

Sebenarnya, teknologi 64 MP ini bukanlah hal yang baru. Teknologi ini sudah dipakai pada saat banyak smartphone mengeluarkan kamera dengan resolusi 48 megapiksel. Yup, Tetracell memiliki algoritma yang mirip dengan Quad Bayer yang dimiliki oleh sensor Sony.

Realme X Quad cam

Inti dari teknologi ini adalah membuat satu piksel yang berukuran 0,8 um menjadi 1,6 um yang menggabungkan empat piksel menjadi sebuah satu piksel besar. Hal ini tentu saja akan membuat gambar dan cahaya menjadi lebih baik saat diambil. Hal ini akan membuat gambar yang memiliki resolusi (pada kasus ISOCELL GW1) 16 MP.

Dalam mengambil gambar dengan resolusi di atas 16 MP itu pun juga tidak menggunakan teknologi lama. Sensor akan melakuan konversi dan interpolasi sehingga dapat menjaga gambar dan warna sebaik mungkin.

Sumber: Samsung
Sumber: Samsung

Oleh karena itu, teknologi ini akan memiliki perkalian 4 untuk menghasilkan gambar yang maksimal. Misalkan pada ISOCELL GM1 akan menghasilkan gambar maksimal 12 MP dan 48 MP. Pada kasus ISOCELL GW1, akan menghasilkan gambar yang maksimal 16 MP dan 64 MP. Nantinya, pada ISOCELL HWX akan menghasilkan gambar maksimal 27 MP dan 108 MP.

Xiaomi, OPPO dan Vivo Berkolaborasi Kembangkan Fitur Transfer File ala AirDrop

Android Q yang akan dirilis bersama Google Pixel 4 beberapa bulan lagi sudah pasti menyimpan banyak fitur baru. Kendati demikian, versi terbaru Android ini rupanya juga bakal menghapuskan salah satu fitur lamanya, yakni Android Beam, seperti dilaporkan oleh TechRadar.

Sekadar mengingatkan, Android Beam adalah fitur untuk berbagi file antar perangkat. Fungsinya kurang lebih mirip seperti fitur AirDrop di platform iOS. Namun yang membedakan adalah, AirDrop mengandalkan perpaduan Bluetooth dan Wi-Fi, sedangkan Android Beam menggunakan NFC.

Tren terkini menunjukkan bahwa NFC lebih cocok dipakai untuk fungsi pembayaran. Itulah mengapa Google memutuskan untuk mengeliminasi Android Beam. Kabar baiknya, Android Q disebut sudah menyiapkan penggantinya, yakni Fast Share, yang kalau berdasarkan pengujian 9to5Google, jauh lebih mirip dengan AirDrop ketimbang Android Beam.

Masalahnya, Fast Share disebut membutuhkan Google Play Services, dan kemungkinan besar ini yang menjadi alasan mengapa Xiaomi, OPPO, dan Vivo baru-baru ini memutuskan untuk bekerja sama mengembangkan fitur serupa versi mereka sendiri, berdasarkan info yang dirilis akun resmi MIUI (Xiaomi) di WeChat.

Fitur ini kabarnya bakal terintegrasi pada MIUI (Xiaomi), ColorOS (OPPO), dan FunTouchOS (Vivo). Seperti halnya AirDrop, kreasi trio brand Tiongkok ini menawarkan kecepatan transfer hingga 20 MB per detik, dan ini mengindikasikan keterlibatan Wi-Fi di belakang layar, di samping Bluetooth yang berperan menjadi perantara tiap perangkat.

Versi beta dari fitur ini disebut bakal dirilis pada akhir bulan ini juga. Aliansi Tiongkok ini mempersilakan pabrikan smartphone lain untuk mendaftar apabila mereka tertarik mengintegrasikan fitur transfer file ini pada perangkat bikinannya masing-masing.

Sumber: The Verge.

Motorola One Action Adalah Smartphone Berjiwa Action Cam

Motorola punya smartphone baru yang cukup menarik. Lebih menarik lagi karena ia termasuk kategori budget. Dijuluki Motorola One Action, namanya merujuk pada kapabilitasnya yang mampu menggantikan peran sebuah action cam.

Kesamaannya dengan action cam bukanlah dari segi kualitas, melainkan fungsionalitas: One Action mengandalkan konfigurasi tiga kamera di belakang, dan satu di antaranya secara khusus didedikasikan untuk merekam video, berbekal kombinasi sensor 16 megapixel dan lensa f/2.2 dengan field of view seluas 117 derajat.

Motorola One Action

Yang istimewa, Motorola memutar posisi fisik sensor ini sebanyak 90 derajat, sehingga pengguna dapat merekam video landscape meski perangkat sedang digenggam dalam orientasi portrait. Berhubung kamera ini dikhususkan untuk merekam video, pengguna harus menggunakan dua kamera lainnya untuk menjepret foto.

Kedua kamera tersebut mencakup kamera 12 megapixel berlensa f/1.8, serta kamera 5 megapixel yang berperan sebagai depth sensor (untuk mewujudkan efek portrait dan bokeh). Beralih ke depan, ada kamera selfie 12 megapixel yang melubangi ujung kiri atas layarnya, sama seperti Motorola One Vision yang dirilis empat bulan silam.

Motorola One Action

Juga sama seperti One Vision adalah chipset yang digunakan: Samsung Exynos 9609, dibantu oleh RAM 4 GB, storage internal 128 GB (plus slot microSD), serta baterai berkapasitas 3.500 mAh. Layarnya sendiri merupakan panel IPS 6,3 inci beresolusi 2520 x 1080 pixel, dan keseluruhan fisiknya tahan air dengan sertifikasi IPX2.

Berhubung ini termasuk dalam program Android One, sistem operasi yang dijalankannya sudah pasti versi terbaru dari Android 9 Pie, tanpa modifikasi apapun. Motorola saat ini sudah memasarkan One Action di Brasil, Meksiko, dan beberapa negara di Eropa seharga 249 euro, atau sekitar Rp 3,9 juta.

Sumber: Android Authority dan The Verge.

[Review] Vivo S1, Super AMOLED & Screen Touch ID Jadi Sajian Utama

Belum lama ini, Vivo telah merilis seri smartphone baru bertajuk ‘S’, perangkat perdana Vivo S series mereka disebut Vivo S1. Smartphone kelas menengah ini mengusung tagline “unlock your style“, dengan target market generasi muda.

‘S’ di sini berarti ‘Style‘, di mana Vivo berupaya menghadirkan smartphone berpenampilan stylish dengan sejumlah elemen kekinian. Sebut saja, sistem keamanan Screen Touch ID dan konfigurasi triple rear camera.

Dibanderol Rp3.599.000, apa saja yang ditawarkan Vivo S1 ini? Meja redaksi DailySocial lifestyle sudah kedatangan smartphone ini, berikut review Vivo S1 selengkapnya.

Desain Stylish

Sebelum itu, mari tengok isi dari paket penjualannya:

Review-Vivo-S1
Unboxing Vivo S1, Photo by Lukman Azis / Dailysocial
  • Unit Vivo S1
  • Adaptor charger 5V 2A atau 9V 2A
  • Kabel data microUSB
  • Earphone
  • Silicon case
  • SIM ejector
  • Buku panduan dan kartu garansi

Isinya memang cukup lengkap, earphone masih disediakan. Untuk perlindungan smartphone, selain silicon case – layar Vivo S1 juga sudah dilapisi anti gores. Jadi, benar-benar siap pakai – pengguna tak perlu repot membeli aksesori tambahan secara terpisah.

Review-Vivo-S1
Bagian belakang Vivo S1, Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Unit Vivo S1 yang saya review berwarna cosmic green, bagian belakangnya punya gradasi dari warna hijau di pojok kanan atas ke biru tua di pojok bawah kiri. Kerangkanya dicat senada dengan gradasi ungu di sisi bawah dan modul kamera belakangnya dilapisi aksen berwarna emas.

Warna ini terinspirasi dari warna alami langit dan Vivo menggunakan teknik pelapisan Nano-Ion untuk menghasilkan gradasi warna dengan efek pantulan cahaya. Dimensinya 159.5×75.2×8.1 mm dengan bobot 179 gram, ada lekukan di setiap sudutnya dan desain 2.5D membuat feel saat menggenggam smartphone sangat nyaman digenggam.

Bagian muka terdapat notch untuk menampung kamera depan 32 MP yang menjadi salah satu fitur andalannya, lalu di atas notch ada earpiece. Bezel layar bagian bawahnya cukup ramping, meskipun tidak setipis bezel samping dan atas.

Untuk kelengkapan atributnya, tombol volume dan power berada di sisi kanan. Sementara di sisi kiri terdapat SIM tray yang terdiri dari tiga slot, dua untuk kartu SIM berbentuk nano dan satu lagi untuk microSD.

Padahal memori internal Vivo S1 sudah sangat lapang; 128GB dan Anda masih bisa memperluas dengan menyisipkan microSD hingga kapasitas 256GB. Bagi yang kerap membuat konten berupa video untuk YouTube ataupun IGTV, sangat terbantu.

Selain itu, dengan kapasitas memori yang besar Anda bisa mengunduh musik di Spotify, mengunduh film di Netflix, dan mengunduh video favorit di YouTube sepuasnya untuk ditonton nanti secara offline.

Yang cukup menarik ialah hadirnya smart button, tombol ini berada persis di bawah SIM tray. Menekannya sekali akan memanggil Google Assistant, menekan dua kali membuka fitur image recognizer, dan ada satu opsi lagi yang bisa disesuaikan yakni tekan dan tahan misalnya untuk membuka Google Search.

Google Assistant ini menawarkan cara baru berinteraksi dengan smartphone lewat perintah suara, bahkan dalam bahasa Indonesia. Asisten virtual berbasis kecerdasan buatan ini bisa membantu kita melakukan banyak hal.

Sementara, pada sisi atas kosong dan sisi bawahnya di huni oleh jack audio 3,5mm, mikrofon, port microUSB, dan speaker. Sebagai smartphone yang dirilis pada tahun 2019 dengan harga Rp3,6 juta yang tidak bisa dibilang murah, cukup disayangkan Vivo masih menggunakan elemen jadul di smartphone kekinian mereka.

Screen Touch ID

Review-Vivo-S1
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Panel Super AMOLED menjadi fondasi atas fitur premium Screen Touch ID, pemindai sidik jari di bawah permukaan layar ini memiliki performa yang konsisten, akurasinya cukup tinggi, dan responnya juga cepat.

Selain untuk mengamankan smartphone, Screen Touch ID juga dapat dimanfaatkan untuk mengunci aplikasi sensitif atau bersifat personal. Sistem Face Unlock juga bekerja sama baiknya dengan Screen Touch ID.

Review-Vivo-S1-8

Saat ini, fitur serupa Screen Touch ID memang semakin marak digunakan. Selain Vivo, OPPO, dan Realme – Samsung dengan Galaxy A series yang baru juga mengadopsi fitur tersebut.

Selain itu, sebenarnya penggunaan panel Super AMOLED juga merupakan nilai lebih. Disebut Ultra All Screen, layar membentang seluas 6,38 inci disokong resolusi Full HD+ (1080×2340 piksel) dalam rasio 19.5:9.

Saat ini saya menggunakan Realme 3 Pro sebagai daily driver dan menurut saya panel IPS yang melekat pada smartphone zaman sekarang kualitasnya rata-rata sangat bagus. Setidaknya sampai kita membandingkan secara langsung, side by side dan terus terang baru terlihat perbedaannya. Terutama kontras, layar Super AMOLED lebih pop-up warnanya, hitamnya pekat, dan putihnya juga sangat terang.

Dark Mode di Funtouch OS 9

Review-Vivo-S1-6

Keunggulan lain yang ditawarkan oleh panel Super AMOLED ialah tingkat konsumsi baterainya lebih sedikit, apalagi bila bertemu warna hitam. Kabar baiknya, fitur Dark Mode sudah tersedia di Funtouch OS 9 berbasis Android 9 Pie pada Vivo S1.

Hal ini cukup menarik, mengingat kapasitas baterai Vivo S1 cukup besar; 4.500 mAh yang mampu bertahan lebih lama. Berkat dukungan teknologi Dual-Engine Fast Charging, waktu charging menjadi lebih singkat.

Dari sisi antarmuka, tampilannya memang tidak mengalami banyak perubahan. Namun Funtouch 9 OS mengemas banyak sekali fitur dan sejumlah peningkatan. Misalnya, Jovi, smart motion, smart mirroring, smart split, one-handed, s-capture, app clone, smart clik, motorbike mode, dan lainnya.

Review-Vivo-S1
Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Satu fitur yang tampaknya mendapat pembaruan besar ialah ‘ultra game mode‘. Termasuk game assistant yang bisa diakses saat bermain game, esports mode, game countdown, game picture-in-picture, serta opsi untuk memblokir notifikasi dan panggilan telepon yang masuk. Terdapat juga game center dengan tampilan antarmuka baru, di sini kita bisa melihat statistik durasi bermain dan data internet yang dihabiskan.

SoC Mediatek Helio P65

Dapur pacu yang digunakan ialah Mediatek Helio P65, SoC ini mengemas CPU octa-core yang terdiri dari dual-core 2.0 GHz Cortex-A75 dan hexa-core 1.7 GHz Cortex-A55, serta GPU Mali-G52 MC2. Pemrosesannya ditopang RAM 4GB dan memori internal 128GB.

Berikut hasil benchmark Vivo S1 di sejumlah aplikasi:

  • AnTuTu 147.445
  • PCWork 8.359
  • Sling Shot 1.465
  • Sling Shot Extreme – OpenGL ES 3.1 1.095
  • Sling Shot Extreme – Vulkan 1.108
  • Geekbench Single-Core 1.859
  • Geekbench Multi-Core 6.072

Review-Vivo-S1-21

Sejauh proses review berlangsung, kinerja Vivo S1 mampu menyapu bersih berbagai aplikasi maupun game, serta tugas harian tanpa masalah. Saya juga mencoba mengedit hasil video dari kamera smartphone menggunakan aplikasi Quik.

Saat proses editing, beberapa kali memang saya harus menunggu loading cukup lama ketika berganti satu template ke template yang lain. Sementara, proses render video sekitar 2-3 menit tidak memakan waktu lama.

AI Triple Camera

Review-Vivo-S1-15

Penempatan modul tiga kamera belakang Vivo S1 agak menonjol dari body, sayang konfigurasinya tidak sekuat Vivo V15. Kamera utama yang berada di tengah hanya beresolusi 16MP menggunakan sensor Sony IMX499 dengan aperture f1.78. Kamera yang atas 8MP dengan lensa ultra wide dan kamera yang paling bawah sebatas 2MP sebagai depth sensor.

Fitur kamera yang paling menarik pada Vivo S1 ialah mode ultra wide angle yang menyuguhkan bidang pandang 120 derajat. Dengan mode ini, Anda bisa bermain berbagai sudut pandang dengan perspektif yang berbeda-beda. Bagian terbaiknya, mode ultra wide angle juga bekerja pada video.

Satu lagi mode favorit saya di Vivo S1 ialah mode pro, mode ini menawarkan kontrol penuh. Dari mulai ISO, shutter speed, white balance, manual focus, dan exposure value.

Review-Vivo-S1-14

Adapun kamera depannya tetap 32MP dengan aperture f/2.0, lengkap dengan fitur permak seperti light effect dan live photo. Fitur AR sticker juga tersedia untuk menambah keceriaan foto selfie.

Untuk kemampuan perekaman videonya, cukup disayangkan Vivo S1 tak mampu merekam video 4K atau 1080p pada 60 fps. Padahal memori internalnya sangat lapang dan ideal untuk menampung hasil video 4K.

Berikut beberapa hasil foto Vivo S1:

Verdict

Panel Super AMOLED Ultra All Screen, sistem keamanan Screen Touch ID, dan desain yang stylish menjadi sajian utama Vivo S1. Feel premium begitu terasa saat menggenggamnya, tapi karena modul kamera belakangnya menjorok ke luar – maka sebaiknya gunakan case.

Sayang, kemampuan kamera Vivo S1 sedikit terpangkas dibanding Vivo V15. Resolusi kamera diturunkan, tapi fitur kamera utama yakni mode ultra wide angle tetap tersedia. Satu hal lagi, belum bisa merekam video 4K.

Soal performa, Vivo S1 sama kuatnya dengan Vivo V15 series dan mampu menangani beragam skenario kebutuhan ber-smartphone. Dibanderol Rp3.599.000, Vivo S1 bakal bersaing ketat dengan OPPO K3, Realme X, dan Samsung Galaxy A50.

Sparks

  • Desain stylish dengan balutan warna menarik dan build quality solid
  • Panel Super AMOLED dan Screen Touch ID
  • Memori internal 128GB, sangat lapang dan masih bisa diperluas lewat microSD

Slacks

  • Konfigurasi triple camera tidak sekuat Vivo V15
  • Masih terjebak menggunakan port microUSB
  • Belum mendukung perekaman video 4K

Smartphone Entry Level Advan G2 Pro Diluncurkan

Smartphone Advan memang selalu hadir untuk mengisi pangsa pasar kelas bawah. Hal tersebut memang selalu menjadi fokus penjualan Advan, di mana pangsa pasar pemula masih memiliki peluang yang besar. Oleh karena itu, Advan meluncurkan lagi satu perangkat yang memang untuk memenuhi kebutuhan para pengguna entry level.

Advan G2 Pro - Launch

Advan meluncurkan G2 Pro, sebuah smartphone yang merupakan penerus dari Advan G2 yang diluncurkan sekitar dua tahun yang lalu. Walaupun Advan G3 sudah dipasarkan tahun lalu, Advan merasa harus memenuhi pasar dari G2 yang memiliki harga Rp1,2 jutaan.

Advan G2 Pro mengedepankan besarnya RAM dan penyimpanan internal. Pada pasar dengan harga Rp1,2 juta, perangkat dengan RAM 3 GB dan penyimpanan internal 32 GB belum bisa ditemukan. Selain itu, Advan juga menyematkan dua kamera 13 MP + 2 MP untuk bisa mendapatkan bokeh yang lebih baik.

Advan G2 Pro -

Spesifikasi Advan G2 adalah sebagai berikut

SoC Spreadtrum SP9863a_1h10
CPU 4x Cortex A55 1.6 GHz + 4x Cortex A55 1.2 GHz
GPU PowerVR Rogue GE8322
RAM / Penyimpanan Internal 3 GB / 32 GB
Layar IPS 6 inci 1440×720
Baterai 3.300 mAh
OS Android Pie 9.0

Advan G2 Pro dijual dengan harga Rp1.200.000. Harga ini diklaim terpaut sedikit dengan merek dari luar negeri namun menawarkan RAM dan penyimpanan internal yang lebih besar. Advan menawarkan G2 Pro dengan warna Blue Gradient Black dan Champagne Gradient Coffee.

RAM dan Penyimpanan Internal yang Besar?

Advan memang menjual G2 Pro dengan membesarkan bagian RAM dan penyimpanan internalnya. Padahal, RAM dan penyimpanan internal bukan satu-satunya yang menentukan kinerja dari sebuah perangkat. Apa alasannya?

Advan G2 Pro - Arya

M. Arya Wahyudi selaku GM Marketing Advan menjelaskan bahwa hal pertama yang dicari oleh orang-orang saat ini adalah berapa besar RAM dan penyimpanan internalnya. Sistem operasi, baterai, CPU, dan lainnya menjadi nomor dua. Bahkan pada saat ditanyakan mengapa menggunakan SoC yang tidak populer seperti Spreadtrum, beliau menjawab hal itu tidak menjadi masalah.

Menggunakan SoC Spreadtrum

Spreadtrum yang digunakan pada Advan G2 merupakan cip baru yang dikeluarkan oleh perusahaan asal Tiongkok yang sekarang bernama Unisoc. Chipset yang digunakan memiliki 8 inti prosesor dengan kombinasi 1,6 GHz pada cluster performance dan 1,2 GHz pada cluster low power. GPU yang digunakan adalah PowerVR Rogue GE8322.

Cip yang satu ini sudah menggunakan prosesor Cortex A55, di mana merupakan prosesor ARM untuk hemat daya yang paling kencang saat ini. Hal ini membuat kinerja Advan G2 pada saat pertama kali saya coba memang cukup responsif. Diatas kertas, Cip dengan proses pabrikasi 28 nm ini memang memiliki kinerja yang mirip dengan Mediatek Helio P22.

Advan G2 Pro pun saya pasangkan CPU-Z untuk mengetahui spesifikasi lengkapnya. Berikut adalah hasil dari CPU-Z tersebut

Membahas antara Advan G2 Pro dan cip Spreadtrum SC9863 memang menarik. Saya pun sudah “memesan” satu unit demo untuk diulas lebih lanjut. Tunggu ya kehadiran kedua artikel tersebut.

Simak Video Unboxing OPPO K3, Smartphone Kelas Menengah dengan Desain Premium

OPPO Reno bukanlah satu-satunya seri smartphone baru yang OPPO siapkan di tahun 2019 ini. Baru-baru ini, mereka menyingkap seri baru OPPO K yang ditujukan untuk kelas menengah, diwakili oleh anggota perdananya, yaitu OPPO K3.

Ada beberapa poin menarik di samping faktanya sebagai pelopor seri smartphone baru di portofolio OPPO. Salah satunya adalah keputusan OPPO Indonesia untuk memasarkannya khusus secara online dengan harga Rp 3,6 juta, menjadikannya pantas dianggap sebagai alternatif yang lebih terjangkau dari OPPO F11 Pro.

Secara estetika, ada banyak kemiripan antara K3 dan F11 Pro, terutama pada bagian depan berkat layar tanpa notch dan kamera tipe pop-up di atasnya. Beralih ke belakang, K3 bisa dibilang lebih mirip Reno series, terutama untuk varian yang berwarna Jade Black.

Bagi yang tertarik meminang smartphone berlayar 6,5 inci ini namun masih ingin mendapat gambaran yang lebih jelas mengenai keunggulan-keunggulannya, silakan tonton sesi unboxing yang sempat dijalani oleh tim DailySocial beberapa hari sebelum peluncuran resminya.

Realme Bakal Gunakan Sistem Operasi Sendiri

Dari pertama peluncuran hingga smartphone terakhir yang muncul, realme masih menggunakan sistem operasi Android dengan antar muka ColorOS. Seperti yang kita sudah ketahui, ColorOS selalu menjadi antar muka bawaan OPPO, mulai dari kelas pemula hingga kelas premium. Hal ini tentu membedakan realme dari produk keluaran keluarga BBK Electronics lainnya yang memiliki antar muka buatan sendiri.

Realme X - Auf

Hal tersebut sepertinya tidak akan berlangsung lama, karena realme pada akhirnya akan mengeluarkan antar muka sendiri. Sudah sejak lama, spekulasi mengenai realmeOS muncul di internet. Akan tetapi, hal tersebut tidak pernah digubris oleh realme sendiri, hingga saat ini.

Pemimpin realme India, Madhav Sheth dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa mereka akan mengeluarkan RealmeOS sebentar lagi. Akan tetapi, beliau tidak menyebutkan bagaimana sistem operasi tersebut dan seperti apa. Sheth mengatakan bahwa perusahananya telah mendengarkan para pelanggannya mengenai software dan telah bekerja sama dengan tim litbang untuk menawarkan fitur yang diminta paling banyak.

Realme beberapa waktu yang lalu memang mengumumkan Project X yang sampai saat ini masih misterius. Dengan proyek ini, realme mencari beberapa penguji beta untuk mencoba software rahasia dan meminta umpan baliknya. Proyek inilah yang dispekulasikan sebagai sistem operasi terbaru dari realme.

Sheth juga mengatakan bahwa pure Android tidak menggambarkan pengalaman yang sebenarnya. Realme sendiri ingin membawa kinerja dan mendukung Android, namun ingin menambahkan fitur-fitur tambahan. Hal ini tentu saja terlihat seperti OxygenOS yang dimiliki oleh OnePlus.

OPPO F11 Jewelry White - Photo by Lukman Azis / Dailysocial
OPPO F11 Jewelry White – Photo by Lukman Azis / Dailysocial

RealmeOS nantinya dipercaya akan berbasiskan sistem operasi Android Q dan bisa jadi akan diluncurkan pada akhir tahun ini. Tentunya, hal tersebut harus menunggu Android Q yang stabil dari Google.

Realme sendiri pertama kali muncul dikenal sebagai sub-brand dari OPPO. Walaupun mereka mengumumkan sudah lepas dari OPPO, namun desain dan antar mukanya masih mirip dengan OPPO. Dengan munculnya RealmeOS, tentu saja membuat realme akan benar-benar terlepas dari OPPO.