[Review] OPPO Reno2: Perekam Video dan Gimbal Dalam Sebuah Smartphone Kencang

OPPO memang merupakan salah satu vendor asal Tiongkok yang berani untuk mengeluarkan perangkat premium dan flagship mereka di Indonesia. Setelah meluncurkan Reno 10x Zoom yang memiliki kamera, yang menurut saya, memukau, OPPO kembali mengeluarkan perangkat baru bernama Reno2. Reno2 bukan penerus Reno 10x Zoom, namun penerus Reno pertama.

OPPO RENO2

OPPO pun sempat mengajak saya jalan-jalan menelusuri Bromo dan Batu. Anda dapat melihat perjalanan saya pada tautan berikut ini. Namun pada saat itu saya belum menceritakan seberapa kencang perangkat yang satu ini. Hanya keandalan kameranya yang sudah terbukti cukup mengguncangkan para perangkat yang ada di atas 10 juta rupiah.

OPPO Reno2 memiliki spesifikasi sebagai berikut

OPPO Reno2
SoC Snapdragon 730G
CPU 2×2.2 GHz Kryo 470 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 470 Silver
GPU Adreno 618
RAM 8 GB
Internal 256 GB
Layar 6,5 inci AMOLED 2400 x 1080 Gorilla Glass 6
Dimensi 160 x 74.3 x 9.5 mm
Bobot 189 gram
Baterai 4000 mAh
Kamera 48 MP/12MP, 13 MP Wide, 8 MP Macro, 2MP depth, 16 MP selfie
OS Android 9 Pie ColorOS 6.1

Untuk hasil CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Oleh karena kemampuan kameranya sudah saya bahas pada artikel jalan-jalan ke Bromo bersama OPPO, kali ini yang akan dibahas adalah desain serta kinerjanya. Hal ini dikarenakan hasil kameranya akan sama walaupun firmware baru sudah keluar yang hanya menambahkan Dark Mode saja.

Dan ingat, penulisan nama perangkat ini adalah OPPO Reno2 bukan Reno [spasi] 2.

Unboxing

Seperti inilah yang ditemukan didalam paket penjualan OPPO Reno2

OPPO RENO2 - Unboxing

Desain

Jika Anda sudah pernah melihat desain dari OPPO Reno 10x Zoom, mungkin akan sedikit menemukan perbedaannya dengan OPPO Reno2. Pada bagian belakangnya OPPO menggunakan bahan kaca kuat Gorilla Glass 5 yang sudah terbukti (oleh saya sendiri) bertahan jatuh pada ketinggian satu meter. Warna yang saya dapatkan bernama Sunset Pink.

OPPO RENO2 - Atas

Resolusi yang dimiliki oleh OPPO Reno2 sedikit lebih tinggi dari Reno 10x Zoom, yaitu 2400×1080. Layarnya memang terlihat lebih panjang karena memiliki rasio 20:9. Selain itu, OPPO juga sudah memasangkan Gorilla Glass terbaru dari Corning, yaitu versi ke 6, yang lebih tahan benturan lagi dari versi sebelumnya. Rasio layar berbanding badannya juga cukup besar, yaitu 93,1%.

Walaupun OPPO memiliki paten untuk macam-macam layar berponi, OPPO Reno2 tidak menggunakan paten tersebut. Layarnya dengan penuh menutupi hampir seluruh bagian depannya. Layar ini juga telah ditempelkan lapisan penahan goresan, sehingga pengguna tidak lagi harus membelinya secara terpisah. OPPO pun menggunakan kamera mekanik dengan resolusi 16 MP yang akan muncul pada bagian atasnya saat dibutuhkan.

OPPO RENO2 - Kiri

Pada bagian belakang OPPO Reno2 dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. NFC pun juga hadir pada Reno2. Untuk sensor sidik jarinya terletak di bawah layar dan memiliki tingkat respon yang sangat baik.

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan microSD (hybrid) serta tombol volume naik dan turun. Di bagian atasnya terdapat microphone kedua dan modul kamera mekanik. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

OPPO RENO2 - Kanan

Sistem operasi yang digunakan oleh Reno2 adalah Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan tentu saja buatan OPPO sendiri, yaitu ColorOS 6.1. Versi OPPO telah meniadakan app drawer, sehingga semua widget dan aplikasi akan hadir di homescreen.

OPPO RENO2 - Bawah

Jaringan LTE

Xiaomi selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Reno2 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Reno2 menggunakan modem Snapdragon X15 dengan LTE Cat 15 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 800 Mbps.

Kamera

Untuk kamera, kami sudah menjelaskannya pada artikel Jelajah Jatim Park dan Bromo dengan Kamera Smartphone OPPO Reno2. Oleh karena itu, kami akan melompati bagian ini karena semua pengambilan gambar sudah saya lakukan di Bromo dan Jatim Park.

OPPO RENO2 - Kamera Depan

Kekuatan dari OPPO Reno2 memang terlihat jelas pada kameranya. Dengan menggunakan feature Ultra Steady Mode, sepertinya Anda tidak perlu lagi membeli sebuah Gimbal untuk melakukan pengambilan gambar. Saat dimatikan pun, OPPO masih dapat melakukan stabilisasi video dengan sangat baik.

Satu hal yang kami temukan pada saat menggunakan Ultra Steady Mode adalah kadang terdapat sebuah scene yang seperti “lompat” atau terpotong di awal penggunaan. Hal ini tentu bisa diantisipasi dengan memotong bagian tersebut. Mungkin hal ini dilakukan oleh OPPO untuk algoritma agar video dapat stabil dari goyangan.

Untuk kameranya, sepertinya OPPO berhasil membuat Reno2 memiliki kualitas yang kurang lebih sama dengan perangkat di atas 10 juta rupiah. Hasilnya benar-benar bagus dan rendah noise. Dan menurut saya, penggunaan kamera 8 MP untuk kebutuhan makro brilian, karena hasil gambarnya menjadi sangat tajam.

Untuk kamera selfie, mungkin saat mengambil gambar secara bersamaan, pengguna akan melihat bahwa orang yang ada di bagian belakang terlihat sedikit buram. Hal ini memang ciri khas dari penggunaan lensa yang ada pada OPPO. Jadi tergantung di mana fokus kameranya berada.

Pengujian

Perangkat yang satu ini menggunakan Snapdragon 730G yang merupakan perbaikan dari Snapdragon 730. Huruf G yang ada di bagian belakangnya adalah kependekan dari Gaming, sehingga kinerja untuk bermain game  sudah pasti lebih baik.

Pada pengujian kali ini, kami akan menguji dengan menggunakan aplikasi benchmark sintetis dan juga dengan game. Ada satu game yang saya gunakan, yaitu COD Mobile. Game ini saya set pada seting tertinggi dan dalam waktu tertentu kami hitung framerate-nya dengan menggunakan GameBench Pro (http://www.gamebench.net). Saya menguji dengan waktu sekitar 3 jam.

Saat bermain, saya tidak merasakan panas yang berlebih pada bagian belakangnya. Bahkan layarnya terasa sangat responsif sehingga sangat nyaman untuk digunakan. Tentunya, pengguna harus melakukan seting ulang pada tombol layarnya karena sering kali game yang ada menempatkannya terlalu pinggir.

Kali ini saya hadirkan kembali perangkat yang menggunakan cip G90T yang digadang untuk melawan SD730G. Selain itu, SD 845 juga saya hadirkan agar bisa membandingkan kinerjanya. Untuk hasil benchmark sintetisnya adalah sebagai berikut

Untuk hasil benchmark gamingnya adalah sebagai berikut

OPPO Reno2 - Benchmark CoD

Uji Baterai

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada ColorOS 6.1 ini.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 30 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji pengisian baterainya. Dengan menggunakan charger bawaan dengan VOOC 3.0, pengisiannya hanya memakan sekitar 1:20 jam saja.

Verdict

Mungkin saat ini banyak konsumen yang bingung saat ingin memiliki perangkat dengan harga tujuh jutaan. Selain alternatifnya bisa dihitung dengan satu tangan, spesifikasi dan feature-nya juga terasa tanggung. Dan masalah inilah yang ternyata bisa dipecahkan oleh OPPO dengan meluncurkan Reno2.

OPPO RENO2 - Belakang

Reno2 menggunakan cip mainstream terkencang dari Qualcomm saat ini memang membuat kinerjanya secara keseluruhan terasa tanpa lag. Didukung dengan baterai yang berkapasitas besar, membuat penggunaannya lebih nyaman lagi. Saat baterai habis, VOOC mampu mengisi penuh baterainya kurang dari satu setengah jam.

Kamera yang dimiliki oleh Reno2 sudah tidak perlu lagi diragukan hasilnya. Jika Anda sudah memiliki Reno2, hilangkan saja pembelian gimbal dari daftar belanja karena Ultra Steady Mode sudah sangat mumpuni dalam menghilangkan guncangan saat mengambil video. Hal ini membuat sebuah kamera saku menjadi seperti teknologi kuno.

Harga Rp. 7.999.000 yang ditetapkan oleh OPPO untuk Reno2 memang membuat tidak semua orang bisa memilikinya. Namun, dengan kelengkapan yang ada membuat harga tersebut tidak terlihat terlalu mahal, kelengkapan yang bahkan ada pada perangkat belasan juta rupiah.

Sparks

  • Hasil kamera bagus
  • Hasil video bagus
  • Kinerja tinggi
  • Responsif
  • Ada NFC
  • Baterai besar
  • Layar Gorilla Glass 6

Slacks

  • Sedikit choppy pada saat menggunakan Ultra Steady Mode
  • Tidak dust dan water resistant

[Review] Realme XT: Perang Kamera Smartphone 64 MP Dimulai

“Buat apa sih kamera 64 MP? Emangnya mau bikin spanduk?” Kata-kata tersebut sepertinya bergaung di sosial media. Hal tersebut memang terpicu dengan dua vendor yang saat ini mengeluarkan perangkat dengan kamera 64 MP, yang salah satunya adalah Realme. Walaupun bukan yang pertama, namun Realme memang sudah terlebih dahulu memberikan bocoran kepada para media beberapa waktu yang lalu.

Realme XT

Produk tersebut ternyata menjelma dengan nama Realme XT. Dengan slogan 64MP Quad Camera Xpert, tentu saja Realme mengedepankan kamera dengan resolusi 64 megapiksel buatan Samsung, yaitu ISOCELL GW1. Tentunya dengan harga sekitar tiga jutaan, membuat kameranya memang cukup bisa diandalkan.

Spesifikasi yang diusung oleh Realme XT masih mirip dengan Realme 5 Pro. Berikut adalah spesifikasinya

Realme 5 Pro Realme X
SoC

Snapdragon 712

CPU

2×2.3 GHz Kryo 360 Gold + 6×1.7 GHz Kryo 360 Silver

GPU

Adreno 616

RAM

8 GB

Internal

128 GB

Layar

IPS 6,3 inch 2340×1080

Super Amoled 6,4 inch 2340×1080

Dimensi

157 x 74.2 x 8.9 mm

158.7 x 75.2 x 8.6 mm

Bobot

184 gram

183 gram

Baterai

4035 mAh

4000 mAh

Kamera utama/depan

12MP atau 48 MP, 8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP Bokeh / 16 MP

16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP Bokeh / 16 MP

OS

Android 9 Pie dengan ColorOS 6

Hasil dari CPU-Z dan SensorBox adalah sebagai berikut

Dengan menggunakan Super AMOLED saat ini, bisa dipastikan bahwa sensor sidik jari berada di bawah layar smartphone yang diklaim mampu mendeteksi dalam waktu 0.34 detik. Teknologi lain yang diimplementasikan pada perangkat ini juga termasuk untuk gaming, yaitu HyperBoost 2.0.

Unboxing

Seperti inilah paket penjualan dari Realme XT beserta isinya

Realme XT - Unboxing

Desain

Desain yang dimiliki oleh Realme XT kurang lebih sama dengan Realme 5 Pro. Pada bagian belakangnya, Realme mengklaim bahannya terbuat dari kaca yang terlindungi Gorilla Glass 5. Realme XT menggunakan desain Curved 3D Light-flowing pada bagian belakangnya. Warna dari perangkat yang kami dapatkan adalah Pearl White atau Putih Mutiara.

Realme XT - Kanan

Resolusi yang dimiliki oleh Realme XT sama dengan Realme 5 Pro, yaitu 2340×1080 yang memiliki rasio 19,5:9. Sama seperti badan belakangnya, Realme XT menggunakan layar dengan Gorilla Glass 5. Hal ini tentu saja membuat Realme XT lebih tahan terhadap benturan. Selain itu, dengan menggunakan Super AMOLED Realme XT dapat disematkan In-display Fingerprint yang sangat responsif dalam membuka layarnya.

Realme XT kembali mengusung desain berponi dengan model Waterdrop. Hal ini tentu saja hanya menggunakan sebagian kecil dari bagian atas layar sehingga membuat informasi pada notification bar lebih luas. Dan pada poni tersebut tentu saja disematkan kamera dengan resolusi 16 MP untuk mengambil swafoto.

Realme XT - Kiri

Pada bagian belakang Realme XT dapat ditemukan empat buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret, walau menggunakan kaca Sapphire. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol.

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat. Pada bagian kirinya dapat ditemukan slot SIM dan tombol volume. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone.

Realme XT - Bawah

Sistem operasi yang digunakan pada Realme XT sama dengan yang digunakan pada Realme 5 Pro. Dengan basis Android 9 Pie, Realme XT menggunakan ColorOS versi 6. Dan berbeda dengan yang digunakan pada OPPO, ColorOS 6 yang digunakan pada Realme 5 Pro menghadirkan app drawer.

Jaringan LTE

Realme selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Realme 5 Pro sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900),  34(2000), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Realme XT  menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Kamera

Salah satu unique selling point dari Realme XT adalah kamera dengan resolusi 64 MP. Sensor yang satu ini dibuat oleh Samsung dengan mengandalkan teknologi Tetracell, yaitu ISOCELL GW1. Untuk kamera depannya, Realme XT menggunakan sensor Sony IMX 417.

Realme XT - Kamera

Untuk kamera utamanya, Anda bisa melihat beberapa contoh pada artikel kami yang membahas kamera 64 MP. Sedikit informasi mengenai teknologi 64 MP nya pun juga sudah kami bahas di sana. Namun, sepertinya Realme sudah memperbaiki kualitas kameranya sehingga cukup terlihat peningkatan dari sisi ketajamannya.

Lalu apa perbedaan antara 16 MP dan 64 MP? Apakah hanya gimmick saja? Gambar di bawah ini mungkin dapat menjawabnya. Gambar di sisi kiri merupakan hasil kamera dengan 64 MP dan yang kanan adalah 16 MP. Keduanya dibesarkan dengan letak yang sama, di mana 64 MP dibesarkan sekitar 16x dan 16 MP dibesarkan sekitar 30x.

Realme XT - 16 vs 64

 

Hasilnya dapat dilihat bahwa pada gambar sebelah kiri terlihat lebih tajam sementara yang 16 MP terlihat pudar dan tidak tajam. Namun, file gambar 64 MP memang tiga sampai empat kali lipat lebih besar dari yang 16 MP. Klik gambar tersebut untuk memperbesar.

Untuk kamera selfie-nya, ternyata juga menghasilkan gambar yang apik. Detail yang tertangkap terlihat sangat baik, terutama pada bagian bulu dan rambut. Hasilnya memang dapat diandalkan.

Pengujian

Realme X menggunakan chipset high end yang saat ini baru digunakan pada saudara , yaitu Snapdragon 712. Snapdragon 712 sendiri menggunakan dua inti Snapdragon Kryo 360 yang berbasis Cortex A75 yang kencang dalam menjalankan sistem operasi Android.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan CoD Mobile. Sama seperti perangkat dengan layar yang lebar, pengguna masih harus menyesuaikan tombol yang ada karena secara default terletak dipinggir.

Pada pengujian kali ini, kami menghadirkan Snapdragon 675 dan 845 untuk mengetahui seberapa kencang ketiganya. Perlu diketahui bahwa CPU dari SD 675 lebih kencang dibandingkan dengan SD 712. Dan kali ini adalah perdana kami menyajikan Antutu 8 disertai dengan Antutu 7 agar tidak terjadi kesimpangsiuran. Kami juga mulai berpindah ke GeekBench 5.

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada ColorOS 6 versi RealMe XT ini.

Pengujian berlangsung selama 14 jam 20 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC dengan charger bawaan Realme XT. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu 1 jam 30 menit dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Realme selalu mengeluarkan perangkat baru yang juga memiliki teknologi yang baru pula. Hal tersebut sangat terlihat dari peluncuran smartphone mereka yang bertubi-tubi, dari Realme pertama hingga XT. Dan kali ini yang baru adalah kamera dengan resolusi 64 MP.

Kamera 64 MP yang digunakan pada Realme XT memang bisa diandalkan. Hasilnya adalah gambar yang tajam serta minim noise dan mampu digunakan pada kondisi cahaya yang rendah. Dengan sensor tersebut, ternyata mereka yang ingin membuat spanduk pun bisa langsung mengambil gambar dan mencetaknya.

Untuk kinerjanya, tidak ada perubahan yang berarti bila dibandingkan dengan Realme 5 Pro. Jadi, jika Anda masih memiliki Realme 5 Pro, sepertinya melakukan upgrade ke Realme XT dirasa tidak perlu. Kinerjanya memang cukup baik dan mampu menjalankan berbagai game dengan setting tinggi.

Sayangnya, kami belum mendapatkan bocoran harganya saat artikel ini diterbitkan. Namun, melihat dari Realme X yang memiliki harga empat juta kembali seribu rupiah, Realme XT juga akan ada pada harga tersebut. Namun, kita lihat saja, bagaimana Realme dalam menghadapi lawannya yang baru saja meluncurkan perangkat dengan kamera 64 MP pula.

Sparks

  • Kamera 64 MP yang  cukup baik
  • Kamera selfie yang bisa diandalkan
  • Harga masih terjangkau
  • In-Display Fingerprint responsif
  • Super AMOLED
  • Kinerja tinggi

Slacks

  • Hasil kamera makro kurang baik
  • Bagian belakang ramah terhadap minyak sidik jari
  • NFC tidak ada
  • Terkadang ada lag saat mengambil gambar 64 MP

 

Xiaomi Luncurkan Redmi Note 8, Note 8 Pro, dan Mi Band 4: Kembali Menghancurkan Harga Smartphone

Xiaomi kali ini kembali mengundang Dailysocial ke sebuah acara peluncuran pada tanggal 17 Oktober 2019. Pada peluncuran yang diadakan pada The Opus Tribrata dibilangan Jakarta Selatan tersebut, Xiaomi ternyata memiliki banyak hal yang ingin diumumkan untuk para media.

Hal pertama yang menjadi perhatian adalah naiknya Alvin Tse sebagai Country Director Xiaomi Indonesia, menggantikan Steven Shi. Alvin sendiri sebelumnya memegang merek Pocophone yang juga di bawah Xiaomi. Alvin kali ini langsung memimpin acara dengan mengumumkan tiga perangkat baru.

Xiaomi Redmi Note 8 - Launch

Xiaomi Redmi Note 8

Perangkat pertama yang diumumkan adalah Xiaomi Redmi Note 8, yang digadang sebagai superstar baru. Hal tersebut dikarenakan Redmi Note 8 memiliki peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan Redmi Note 7.

Xiaomi Redmi Note 8 - Non Pro

Redmi Note 8 sudah dilengkapi dengan layar 6.3 inci berponi Dot Drop. Selain itu, pada sudut-sudutnya, Xiaomi sudah memperkuat rangkanya sehingga akan bertahan saat terjatuh. Bagian depan dan belakangnya juga sudah dilengkapi dengan Gorilla Glass 5.

Kamera yang dimiliki oleh Redmi Note 8 ada empat buah, di mana kamera utamanya beresolusi 48 MP dengan sensor ISOCELL GM1, Ultra wide angle sebesar 8 MP, Makro 2MP, dan depth sensor 2 MP. Untuk baterainya, Xiaomi menyematkan kapasitas 4000 mAh dengan dukungan Quick Charge 3.0.

Redmi Note 8 Pro

Redmi Note 8 Pro mungkin merupakan jawaban dari apa yang saya tanyakan kepada Xiaomi selama bertahun-tahun: Kapan Redmi dilengkapi dengan NFC (Near Field Communication)? Dan Xiaomi menjawabnya dengan Redmi Note 8 Pro. Semoga saja, ini menjadi standar untuk semua perangkat Xiaomi di masa depan.

Redmi Note 8 Pro juga yang pertama menggunakan Mediatek Helio G90T. Cip yang satu ini digadang memiliki nilai Antutu setinggi 283.000, mirip dengan pencapaian dari cip Snapdragon 845 dari Qualcomm. Untuk masalah panasnya, Xiaomi sudah memberikan teknologi pendingin dengan cairan yang bernama LiquidCool.

Xiaomi Redmi Note 8 - Pro

Baterai yang disematkan memiliki kapasitas 4500 mAh. Dan Xiaomi juga sudah melengkapi charger 18 watt pada paket penjualannya. Hal ini tentu saja akan mempersingkat pengisian daya dari baterai besar tersebut.

Redmi Note 8 Pro merupakan smartphone pertama di Indonesia yang menggunakan kamera dengan resolusi 64 MP dengan sensor buatan Samsung yang bernama ISOCELL GW1. Hasilnya pun diklaim sangat tajam, sehingga mampu mengambil detail yang kecil dan dapat dilihat dengan baik pula saat di zoom.

Spesifikasi dari Redmi Note 8 dan Redmi Note 8 Pro adalah sebagai berikut

Redmi Note 8 Redmi Note 8 Pro
Soc Qualcomm Snapdragon 665 Mediatek Helio G90T
CPU 4×2.0 GHz Kryo 260 Gold + 4×1.8 GHz Kryo 260 Silver 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 610 Mali-G76 MC4
RAM 3 / 4 / 6 GB 6 GB
Internal 32 / 64 / 128 GB 64 / 128 GB
Baterai 4000 mAh 4500 mAh
NFC Tidak ada Ada
Layar 6.3” FHD+ Gorilla Glass 5 6.53″ FHD+ Gorilla Glass 5

Mi Band 4

Gelang olah raga dengan harga terjangkau dari Xiaomi juga telah ditunggu-tunggu kehadirannya. Pada kesempatan yang sama, Xiaomi juga mengeluarkan Mi Band 4. Gelang olah raga ini pun juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pendahulunya.

Xiaomi Redmi Note 8 - Mi Band 4

Mi Band 4 menggunakan layar AMOLED berwarna yang berdimensi 0,95 inci. Layarnya juga sudah memiliki lapisan tempered glass, sehingga lebih tahan terhadap goresan. Bobotnya sendiri anya 22.1 gram saja.

Mi Band 4 juga digadang memiliki baterai yang mampu bertahan hingga 20 hari. Dengan sertifikasi 5 ATM, membuat gelang ini mampu bertahan 50 meter selama 10 menit didalam air. Mi Band 4 juga sudah memiliki monitor detak jantung yang berjalan selama 24 jam 7 hari.

Harga

Xiaomi Redmi Note 8 dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Varian 3/32 GB dijual dengan harga Rp. 1.999.000, 4/64 GB dijual pada harga Rp. 2.199.000, dan 6/128 GB dijual dengan harga Rp. 2.799.000. Penjualan akan dimulai tanggal 23 Oktober 2019 dengan sistem flash sale.

Xiaomi Redmi Note 8 Pro dijual dengan harga yang juga lebih terjangkau. Varian 6/64 GB dijual dengan harga Rp. 2.999.000 dan 6/128 GB dijual dengan harga Rp. 3.399.000 saja. Dan untuk Mi Band 4 dijual pada harga Rp. 399.000. Penjualan akan dimulai pada tanggal 29 Oktober 2019.

Kamera Wide: Hanya 2 MP?

Hadirnya kamera makro pada kedua perangkat Redmi ini memang sepertinya mengikuti tren yang ada dipasar. Akan tetapi, kamera dengan resolusi 2 MP sepertinya tidak mempu menangkap detail gambar dengan cukup baik. Bahkan, pada saat dipresentasikan, hasilnya juga terlihat tidak tajam.

Xiaomi Redmi Note 8 - QnA

Saat ditanyakan kepada Alvin Tse, ternyata jawabannya adalah keseimbangan. Beliau mengatakan bahwa pada saat “meramu” sebuah smartphone ada yang harus ditingkatkan dan ada yang harus dikorbankan. Hal tersebut berujung pada harga perangkat yang terjangkau.

Tren makro juga saat ini baru saja dimulai. Alvin juga merasa bahwa menggunakan kamera 2 MP dengan lensa makro sudah cukup. Beliau takut jika langsung menggunakan resolusi tinggi, malah nantinya tidak akan ada peningkatan pada seri smartphone berikutnya.

Tidak bakal Ghoib?

Yes, saya membaca di hampir semua grup yang saya ikuti di Facebook. Hampir semua orang mengatakan bahwa Redmi Note 8 dan 8 Pro akan “Auto Ghoib” atau sulit ditemukan dipasaran. Hal tersebut mungkin karena banyak orang yang trauma dengan ketersediaan Redmi Note 5 dan 7 dipasaran beberapa waktu lalu.

Xiaomi Redmi Note 8 - Extra

Alvin mengatakan bahwa pada saat Flash Sale pertama, dia akan menyediakan sekitar 20.000 lebih unit smartphone. Xiaomi juga bakal menyediakan sejumlah 100.000 unit pada bulan pertama penjualannya. Hal tersebutlah yang menurut Alvin tidak akan membuat ghoib di pasaran.

[Review] Vivo V17 Pro: Smartphone Cantik Enam Kamera tanpa Notch

Kamera selalu menjadi pilihan teratas yang menentukan seseorang untuk membeli sebuah smartphone. Dan saat ini, era empat kamera sepertinya sudah dimulai. Tentu saja, karena kebutuhan fotografi mengharuskan fotografer untuk mengubah lensa agar hasilnya lebih prima. Akan tetapi, pada perangkat terbaru Vivo, kamera yang terpasang ada enam buah, empat pada bagian belakang dan dua untuk swafoto.

Vivo V17 Pro

Perangkat baru tersebut adalah Vivo V17 Pro. Vivo V17 Pro memiliki desain layar penuh tanpa poni yang kadang membuat orang cukup terganggu. Sebagai gantinya, Vivo menyematkan kamera mekanik untuk mengambil swafoto. Akan tetapi, kameranya tidak hanya satu. Vivo menyematkan dua kamera untuk mengambil gambar selfie dengan lensa yang berbeda.

SoC yang digunakan pada Vivo V17 Pro sayangnya lebih rendah dari Vivo Z1 Pro. Padahal, Vivo V17 Pro merupakan flagship yang beredar di Indonesia.

Spesifikasi dari Vivo V17 Pro adalah sebagai berikut

SoC Snapdragon 675
CPU 2×2.0 GHz Kryo 460 Gold & 6×1.7 GHz Kryo 460 Silver
GPU Adreno 612
RAM 8 GB
Internal 128 GB
Layar 6,44 inci 2400×1080 Super AMOLED
Dimensi 159 x 74.7 x 9.8 mm
Bobot 201,8 gram
Baterai 4100 mAh
OS Android Pie 9.0 – Funtouch OS 9.1

Spesifikasi yang terbaca pada CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Vivo V17 Pro juga datang dengan sebuah tombol pada bagian kiri badannya. Tombol tersebut berfungsi untuk memanggil Google Assistant. Jadi, selain memanggil dengan “OK, Google”, pengguna juga dapat menekan tombol ini untuk mencari sesuatu di internet.

Unboxing

Seperti inilah yang didapatkan saat membuka paket penjualan dari Vivo V17 Pro

Vivo V17 Pro - Unboxing

Desain

Jika melihat desain keseluruhan dari V17 Pro sepertinya memang cukup mirip dengan Z1 Pro. Untuk body bagian belakangnya terbuat dari plastik polikarbonat. Dengan finishing kaca, membuat bagian belakangnya mudah terkena sidik jari. Warna dari perangkat yang kami dapatkan adalah hitam.

Vivo V17 Pro - Sisi Atas

Smartphone Android Vivo V17 Pro memiliki resolusi yang sepertinya paling besar di kelasnya, dengan 2400×1080 dengan rasio layar 20:9. Layarnya sendiri sudah terlindungi dengan Gorilla Glass 6, yang saat ini digadang paling keras di antara semua kaca buatan Corning. Dan seperti biasa, Vivo juga telah memberikan lapisan anti gores sehingga pengguna tidak perlu lagi membelinya. Namun, sangat disarankan untuk membeli tempered glass agar dapat terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

Vivo V17 Pro pun tidak menggunakan poni atau notch pada bagian depannya. Hal ini membuat pengguna dapat dengan lega melihat keseluruhan layarnya yang memiliki bingkai tipis di setiap bagiannya. Semua sensor pun diletakkan bersamaan dengan speaker untuk teleponnya.

Vivo V17 Pro - Sisi Kiri

Dengan menggunakan layar berjenis Super AMOLED, membuat perangkat ini bisa ditanamkan sensor sidik jari di bawah layar. Nantinya jika pengguna gagal membuka kunci layar dengan sidik jari, Vivo V17 Pro bakal menggunakan kamera depan untuk membuka melalui pengenalan wajah. Jadi, fungsi pengenalan wajah hanya bisa digunakan saat terjadi kegagalan deteksi sidik jari selama tiga kali.

Pada bagian kanan V17 Pro dapat ditemukan tombol power dan volume naik serta turun. Pada bagian kiri terdapat tombol Google Assistant. Pada bagian bawahnya terdapat slot SIM, USB-C, speaker, dan microphone. Lalu di bagian atasnya akan ditemukan Dual Pop-Up Selfie module dan port audio 3.5 mm.

Vivo V17 Pro - Sisi Kanan

Vivo V17 Pro menggunakan sistem operasi Android 9 Pie. Antar muka yang digunakan bernama FunTouch dengan versi 9. Funtouch memisahkan antara jendela notifikasi yang bisa dibuka dengan melakukan slide dari ujung layar atas ke bawah dan quick menu yang bernama shortcut center dengan melakukan slide dari ujung bawah layar ke atas.

Vivo V17 Pro - Sisi Bawah

Jaringan

Vivo Z1 Pro sudah mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia. Dukungan 4G LTE yang diberikan pada smartphone ini meliputi band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), dan 40(2300) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia.

Kamera

Seri V merupakan perangkat flagship dari Vivo di Indonesia. Oleh karena itu, Vivo pun memasangkan sensor yang bisa menghasilkan gambar yang bagus pula. Pada Vivo V17 Pro, kameranya menggunakan sensor dari merek-merek ternama seperti Sony, Samsung, dan juga Omnivision.

Untuk kamera utamanya, Vivo menggunakan sensor Sony IMX 582 dengan pengambilan gambar hingga resolusi 48 megapiksel. Kamera lainnya adalah 8 MP untuk ultra wide angle 120 derajat, 2 MP makro, dan 2 MP depth.

Hasil dari kamera utamanya memang tergolong bagus. Pada saat kondisi cahaya cukup, Anda akan mendapatkan gambar yang tajam serta minim noise. Pada kondisi rendah cahaya, gunakan saja mode malam yang ada pada smartphone ini agar gambarnya menjadi lebih baik.

Kamera wideangle yang dimiliki oleh Vivo V17 Pro juga cukup apik. Walaupun tidak sebagus kamera utamanya, tetapi setidaknya hasilnya dapat diandalkan.

Kamera depannya juga bisa menghasilkan gambar yang baik. Tentu saja peningkatan kualitas gambar dari waktu ke waktu membuat Vivo V17 Pro memiliki kamera yang paling baik saat ini di antara seri V yang pernah mereka keluarkan.

Untuk kamera makro, sepertinya Anda akan mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dengan menggunakan zoom 2x pada kamera utama. Hasilnya kurang tajam dan beresolusi rendah.

Pengujian

Smartphone Vivo V17 Pro menggunakan chipset mainstream yang saat ini belum digunakan oleh produsen smartphone lainnya, yaitu Snapdragon 675. Snapdragon 675 sendiri menggunakan dua inti Snapdragon Kryo 460 yang berbasis Cortex A76.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan CoD Mobile. Walaupun begitu, Anda yang bertangan besar sepertinya harus menyesuaikan tombol di layar karena layout-nya sedikit bergeser.

Untuk pengujian kali ini, saya menghadirkan kembali SoC Snapdragon 710 dan 660. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh perbedaan kinerja ketiga SoC yang saat ini sepertinya bakal banyak digunakan. Berikut adalah hasilnya

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada FunTouch 9.1.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 35 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji Dual Engine dengan charger bawaan Vivo V17 Pro. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu 1 jam 35 menit dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Menggunakan smartphone premium saat ini memang sejalan dengan lifestyle dari seseorang. Oleh karena itu, para vendor smartphone berlomba-lomba untuk mendesain perangkat mereka dengan model yang bagus. Vivo adalah salah satunya yang mampu mendesain perangkat dengan bagus yang mereka wujudkan dalam perangkat V17 Pro.

Kinerja yang dimiliki oleh perangkat premium ini memang sangat baik. Kinerjanya bahkan hanya sedikit terpaut di bawah Snapdragon 712, sehingga dapat digunakan untuk menjalankan aplikasi sehari-hari dengan baik. Selain itu, kinerjanya juga dipastikan dapat menjalankan game-game yang ada di Play Store dengan setting tinggi.

Kinerja itu dibarengi dengan baterai yang berkapasitas besar. Dengan begitu, pengguna yang juga suka bermain game berat seperti COD Mobile tidak akan cepat kehabisan baterai. Perangkat ini bahkan bisa digunakan sampai dengan dua hari dalam pemakaian normal.

Kamera utama dari Vivo V17 Pro memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Hasil gambarnya sangat baik dalam segala kondisi. Kamera depannya juga mampu mengambil momen dengan baik. Hal ini membuat kamera depan dan belakangnya bisa diandalkan dalam mengambil momen di segala kegiatan.

Harga yang dimiliki oleh Vivo V17 Pro adalah Rp. 5.699.000. Harga ini memang tergolong sedikit lebih tinggi. Walaupun begitu, Vivo ingin memasarkan perangkat yang satu ini untuk kelas yang lebih tinggi dari mainstream. Untuk yang membutuhkan kinerja tinggi dengan harga lebih murah, rasanya Z1 Pro lebih cocok untuk dimiliki.

Sparks

  • Kinerja tinggi
  • Hasil kamera utama dan selfie bagus
  • Desain cantik
  • Layar penuh tanpa notch
  • USB-C (Akhirnya)
  • Pemindai sidik jari responsif

Slacks

  • Harga cukup tinggi
  • Kamera makro lebih buruk hasilnya dari zoom digital 2x
  • Tidak ada NFC
  • Face Unlock hanya digunakan saat sidik jari tidak terdeteksi 3x

[Review] Samsung Galaxy A50S: Lebih Baru dengan NFC dan Kamera 48MP

Samsung saat ini sedang memperbarui lagi lini smartphone seri A mereka. Salah satu yang pertama diperbarui adalah Samsung Galaxy A50 yang bulan Februari 2019 lalu diluncurkan. Hanya berselang enam bulan saja, Samsung meluncurkan Galaxy A50s. Lalu apa yang baru dari Samsung Galaxy A50s ini?

Samsung Galaxy A50s - A50

Samsung masih menyasar kepada anak muda dalam menjual seri As ini. Lalu apa saja yang membedakan antara Samsung Galaxy A50 dengan A50s? Ada tiga hal yang menjadi perbedaan utama dari kedua perangkat tersebut. Yang pertama adalah hadirnya NFC pada Samsung Galaxy A50s. NFC sendiri saat ini sangat penting dalam mengisi ulang kartu uang elektronik pada saat berada di jalan dan tidak terdapat ATM yang memiliki fasilitas tersebut, seperti ditengah jalan Tol.

Kamera juga menjadi perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya. Galaxy A50 menggunakan kamera dengan resolusi 25 MP, sedangkan A50s menggunakan kamera dengan resolusi 12 MP yang dapat digunakan hingga 48 MP. Kamera depannya juga ditingkatkan menjadi 32 MP.

Perbedaan ketiga yang mungkin tidak terlalu terlihat adalah dari spesifikasinya. Berikut adalah spesifikasi kedua perangkat

Galaxy A50s

Galaxy A50

SoC

Exynos 9611

Exynos 9610

CPU

4×2.3 GHz Cortex-A73 + 4×1.7 GHz Cortex-A53

GPU

Mali G72 MP3

RAM

6 GB

Internal

128 GB

Layar

6,4 inci Super AMOLED 2340 x 1080

Dimensi

158.5 x 74.5 x 7.7 mm

158.5 x 74.7 x 7.7 mm

Bobot

169 gram

166 gram

Baterai

4000 mAh

4000 mAh

OS

Android 9 Pie

Samsung Galaxy A50s - vs A50

Dari sisi spesifikasi, keduanya memang menggunakan prosesor dan GPU yang sama. Kemungkinan besar, perubahan ada pada Image Signal Processor yang bisa menangani resolusi 48 MP. Jadi, seharusnya tidak ada perbedaan kinerja antara keduanya.

Dengan keluarnya Samsung Galaxy A50s, membuat sang pendahulunya sudah diakhiri masa hidupnya. Yup, Samsung Galaxy A50 sudah tidak lagi diproduksi. Hal ini juga akan berlaku pada perangkat Galaxy A lainnya yang digantikan dengan lini As.

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Unboxing

Beginilah isi dari paket penjualan Samsung Galaxy A50s

Samsung Galaxy A50s - Unboxing

Desain

Tidak ada perbedaan desain antara Samsung Galaxy A50 dengan A50s di bagian depannya. Keduanya masih menggunakan body plastik polikarbonat pada bagian belakangnya. Namun, Samsung Galaxy A50s menggunakan desain yang berbeda untuk menghiasi case belakangnya, yaitu dengan model seperti diamond cut.

Samsung Galaxy A50s - Belakang

Sama seperti Samsung Galaxy A50, A50s juga memiliki resolusi 2340 x 1080 pada layarnya dengan rasio 19,5:9. Keduanya juga sudah menggunakan Gorilla Glass 3 yang cukup kuat untuk menahan goresan-gorensan tertentu. Walaupun begitu, tidak berarti bahwa perangkat dengan Gorilla Glass 3 akan lebih tahan retak saat terjatuh. Saya cukup menyarankan penggunaan tempered glass atau lapisan anti gores yang terbilang cukup murah jika dibandingkan dengan mengganti layar baru saat terjatuh.

Samsung Galaxy A50s - Atas

Samsung menggunakan model Infinity-U pada kedua smartphone ini. Dengan begitu, sebuah kamera untuk swafoto dapat disematkan pada poni yang berdimensi kecil tersebut. Hal ini juga membuat baris notifikasi pada bagian atas hanya sedikit terpotong, sehingga dapat menampung lebih banyak icon notifikasi.

Samsung Galaxy A50s - kanan

Dibalik layar Super AMOLED ini juga sudah tertanam pemindai sidik jari yang cukup responsif. Pada bagian belakangnya, terdapat tiga buah kamera yang lengkap dengan LED flash-nya. Secara berurutan dari atas, kameranya adalah Depth, kamera utama yang memiliki resolusi sampai 48 MP, dan Ultra wide .

Samsung Galaxy A50s - Kiri

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat dan juga tombol volume. Perlu diingat bahwa tombol power ini juga berfungsi sebagai tombol Bixby, asisten dari Samsung. Jika ingin mematikan perangkat, gunakan icon pada menu drop down, atau tahan volume bawah dan tombol power. Jika tidak ditahan, Anda akan mengambil screenshot. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone. Dan slot SIM ada pada bagian kirinya.

Samsung Galaxy A50s - Bawah

Samsung Galaxy A50s juga sudah menggunakan antarmuka yang bernama One UI. Basis dari Samsung One UI ini sendiri masih menggunakan Android 9 Pie. Basis antarmukanya juga mengikuti UI standar Android, yaitu masih menghadirkan application drawer dan homescreen.

Jaringan

Samsung selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Galaxy A50ssendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900),  34(2000), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Galaxy A50s  menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Kamera

Kamera merupakan salah satu daya tarik Samsung Galaxy A50s. Sensor yang digunakan sendiri merupakan produk baru dari Samsung, yaitu ISOCELL Bright GM2. Sama seperti GM1, sensornya memiliki teknologi Tetracell yang akan memilih piksel mana yang terbaik untuk menghasilkan gambar 12 MP atau menggunakan semua piksel yang menghasilkan gambar 48 MP.

Samsung Galaxy A50s - Kamera

Kameranya ternyata bisa diandalkan dalam kondisi cahaya yang cukup maupun kurang terang. Noise-nya sendiri terlihat cukup minim, namun pada saat malam hari, masih dapat terlihat pada beberapa pengambilan gambar. Walaupun menggunakan mode malam, ada baiknya untuk menggunakan tripod untuk menjaga kestabilan dan ketajaman pengambilan gambar. Berikut adalah hasil kamera utamanya.

Kamera depannya menggunakan sensor ISOCELL SK5KGD1 yang memiliki resolusi 32 MP. Hasilnya memang dapat diandalkan dalam berbagai kondisi, termasuk cahaya yang kurang. Tingkat noise-nya cukup rendah, namun tingkat ketajamannya akan sedikit berkurang pada saat kondisi cahaya yang cukup rendah. Namun hal tersebut tidak terlalu masalah untuk sebuah foto. Berikut adalah contoh hasil gambarnya.

Pengujian

Samsung Galaxy A50s menggunakan chipset terbaru mereka, yaitu Exynos 9611. Pada Exynos 9611 ini digunakan empat inti prosesor kencang Cortex A73 berkecepatan 2.3 Ghz dan empat inti prosesor hemat daya Cortex A53 berkecepatan 1,73 GHz.

Dengan menggunakan spesifikasi tersebut, tentu saja bermain game tidak akan mendapatkan masalah lag. Namun, saat digunakan bermain Call of Duty Mobile, saya merasakan bagian belakangnya cukup hangat. Walaupun begitu, layarnya memang menghasilkan warna yang sangat kontras serta reponsif.

Dengan rentang harga empat jutaan, membuat perangkat ini harus bersaing dengan beberapa smartphone yang menggunakan Snapdragon 712. Oleh karena itu, sebagai pembanding saya hadirkan kembali hasil benchmark dari Snapdragon 712 untuk mengetahui bagaimana kinerja antar keduanya.

Uji Baterai dengan BatteryXPRT

DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi BatteryXPRT. Mengapa BatteryXPRT? Karena aplikasi yang satu ini dapat menguji baterai smartphone mirip dengan penggunaan sehari-hari. Kami tidak melakukan pengujian saat smartphone berada dalam kondisi menyala tanpa henti atau yang sering disebut dengan Screen On Time.

Samsung Galaxy A50s - BatteryXPRT

BatteryXPRT sendiri mengatakan bahwa smartphone dengan baterai 4000 mAh ini dapat bertahan sampai dengan 32.2 jam lebih. Hal ini tentu membuat Samsung Galaxy A50s juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki smartphone yang dapat bertahan lebih dari satu hari. Tentunya saat digunakan untuk memainkan game, bisa saja smartphone ini tidak bertahan sehari.

Verdict

Smartphone dengan kinerja yang tinggi dengan harga yang lebih terjangkau memang sedang marak saat ini. Akan tetapi, perangkat Android yang memiliki NFC juga makin sulit ditemukan. Hal inilah yang dipadukan oleh Samsung pada perangkat Galaxy A50s-nya, yang merupakan sebuah upgrade dari Galaxy A50 yang sebelumnya lebih dulu diluncurkan.

Dengan menggunakan Exynos 9611, membuat kinerja dari Samsung Galaxy A50s patut diacungi jempol. Saya dapat bermain COD Mobile dengan cukup nyaman, walaupun cukup terasa panas jika dipakai dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, aplikasi editing gambar dan video juga dapat digunakan untuk melakukan rendering dengan cepat.

Kamera juga dapat diandalkan dalam berbagai kondisi. Dalam siang hari, kualitas gambarnya tidak perlu lagi diragukan. Untuk malam hari hasilnya masih acceptable, walaupun pada beberapa kasus masih menghasilkan gambar yang kurang tajam.

Dengan harga Rp. 4.099.000 ternyata harganya sedikit lebih murah dibandingkan dengan sang pendahulunya, A50. Dan dengan hadirnya NFC serta kamera yang lebih baik, membuat A50s terasa lebih terjangkau dibandingkan dengan A50. Jika Anda pemilik A50 namun tidak terlalu membutuhkan NFC, sepertinya tidak perlu terburu-buru untuk mengganti smartphone ke A50s.

Sparks

  • NFC
  • Kinerja cukup kencang
  • Responsif
  • Daya tahan baterai bagus
  • Hasil kamera dapat diandalkan
  • Sidik jari cukup responsif

Slacks

  • Cukup panas saat digunakan bermain game
  • Volume cukup kecil

 

[Unboxing] Samsung Galaxy A10s: Bentuk Sama tapi Berkamera Dua

Sepertinya belum lama Samsung mengeluarkan smartphone Galaxy A10. Namun, saat ini ternyata Samsung sudah memiliki sang pengganti, yaitu A10s. Sama seperti Galaxy A50s, Galaxy A10s menambahkan beberapa feature yang lebih baru dari A10.

Samsung Galaxy A10s Unboxing - Launch

Hal pertama yang terlihat adalah Galaxy A10s menggunakan dua kamera pada bagian belakangnya. Selain itu, Samsung juga menambahkan sensor sidik jari serta face recognition untuk meningkatkan keamanan dari perangkat ini. Namun hal tersebut sepertinya lebih mendekatkan lagi kelas antara A10s dengan yang di atasnya maupun seri M.

Oleh karena itu, Samsung mengatakan bahwa saat ini mereka sudah tidak mengklasifikasikan perangkatnya berdasarkan harga. Samsung membedakan perangkatnya saat ini sesuai dengan kebutuhan dari para penggunanya. Oleh karenanya, seri A selalu disasar untuk generasi yang suka untuk melakukan live video.

Samsung Galaxy A10s Unboxing

Samsung juga mengundang saya dalam rangka acara unboxing yang dilaksanakan pada Scenic Sudirman, pada tanggal 18 September 2019. Tidak banyak memang yang dapat dilihat didalam paket penjualannya. Saat dibuka paket penjualannya, hanya didapatkan perangkat A10s, kabel USB, serta charger.

Yang cukup menarik adalah Galaxy A10s tidak menggunakan SoC Exynos. Kali ini, Samsung menyematkan SoC Mediatek Helio P22 pada perangkat dengan harga Rp. 1.899.000 ini. A10s juga hanya memiliki satu varian dengan RAM 2 GB dan penyimpanan 32 GB.

Samsung Galaxy A10s Unboxing - Dual cam

Kami sudah mendapatkan unit demo dari Samsung. Tentunya, kami bakal melakukan review yang lebih mendalam untuk Galaxy A10s ini.

Realme 5 dan 5 Pro Resmi Luncur dengan Gunakan Empat Kamera

Realme akhirnya kembali meluncurkan dua buah smartphone lagi di tahun 2019 ini. Kali ini, yang diluncurkan adalah Realme 5 Pro dan Realme 5 yang menggantikan dua smartphone dengan seri 3 yang sebelumnya sudah diluncurkan. Realme juga sekaligus merayakan masuknya mereka ke dalam jajaran 5 besar produsen smartphone di Indonesia.

Realme 5 Series - Launch

Hal baru yang dapat ditemukan pada kedua perangkat Realme seri 5 ini adalah penggunaan empat kamera pada bagian belakangnya. Secara berurutan, kamera yang ada pada bagian belakang tersebut adalah kamera wide angle 119 derajat, kamera utama, kamera portrait, dan kamera makro. Jadi, Realme memang ingin memulai penggunaan empat buah kamera mulai dari seri ini.

Untuk spesifikasi dari keduanya adalah sebagai berikut

Realme 5 Pro Realme 5
SoC Snapdragon 712 Snapdragon 665
CPU 2×2.3 GHz Kryo 360 Gold + 6×1.7 GHz Kryo 360 Silver 4 x 2.0 GHz Kryo 260 Gold & 4 x 1.8 GHz Kryo 260 Silver
GPU Adreno 616 Adreno 610
RAM 4 / 8 GB 3 / 4 GB
Internal 128 GB 32 / 64 / 128 GB
Layar IPS 6,3 inch 2340×1080 IPS 6,5 inci 1600 x x720
Dimensi 157 x 74.2 x 8.9 mm 164.4 x 75.6 x 9.3 mm
Bobot 184 gram 198 gram
Baterai 4035 mAh 5000 mAh

Pada perangkat terbarunya ini, Realme menggunakan desain baru pada bagian belakangnya. Desain diamond cutting yang ada dibelakangnya tersebut memiliki dua warna, Crystal Blue dan Crystal Purple untuk Realme 5, serta Sparkling Blue dan Crystal Green untuk Realme 5 Pro.

Realme 5 Series - Realme 5

Realme 5 Pro tersedia dalam 2 varian, 4GB+128GB dengan harga Rp 2.999.000 dan 8GB+128GB dengan harga Rp 3.699.000. Selain itu, Realme 5 akan tersedia dalam 3 varian, 3GB + 32GB dengan harga Rp 1.999.000, 3GB+64GB dengan harga Rp 2.199.000, dan 4GB+128GB dengan harga Rp 2.699.000.

Gunakan Gorilla Glass 3+

Kedua perangkat Realme seri 5 ini datang dengan menggunakan Gorilla Glass 3+. Padahal, Realme 3 Pro dan Realme X menggunakan Gorilla Glass 5 yang kelasnya berada di atasnya. Apa alasan dibalik itu?

Realme 5 Series - Realme 5 Pro

Penggunaan Gorilla Glass 3+ menurut Felix Christian, Product Manager Realme Indonesia, merupakan salah satu strategi untuk mengurangi harga.  Hal tersebut dikarenakan penggunaan spesifikasi yang tinggi serta empat kamera yang tidak murah untuk diimplementasikan.

Felix berharap bahwa Gorilla Glass 3+ juga dapat bertahan pada saat digunakan nantinya. Untuk kasus Realme X, penggunaan Gorilla Glass 5 cukup berkaitan dengan in display fingerprint sehingga mengharuskan kaca yang lebih tipis.

Tidak Ghoib?

Dengan penetapan harga yang cukup terjangkau, sebuah smartphone bisa menjadi sebuah barang langka di pasaran. Hal tersebut juga bisa terjadi pada kedua perangkat baru dari Realme ini. Namun, Felix menepis bahwa kedua perangkat ini nantinya bakal langka di pasaran.

Realme 5 Series - QnA

Realme menggunakan strategi target triple double untuk Realme 5 Pro dari sebelumnya. Kapasitas produksi sudah lengkap dan sudah tersebar di seluruh toko di Indonesia. Hal ini cukup memastikan bahwa produk Realme 5 Pro tidak akan langka di Indonesia.

Realme Seri 3 End of Life

Harga dari Realme seri 5 memang terpaut cukup kecil dengan Realme seri 3. Walaupun begitu, ternyata Realme sudah terlebih dahulu menghentikan produksi dari Realme seri 3. Jadi, semua Realme seri 3 yang ada dipasaran merupakan produk yang sudah berhenti masa produksinya.

Felix mengatakan bahwa setiap kali Realme mengeluarkan produk baru, secara otomatis produk lamanya akan berhenti berproduksi. Hal ini juga berkaitan dengan volume produksi dari pabrik mereka. Namun, semua itu juga tergantung dengan umur dari produk yang mereka tentukan.

Kami juga sudah menguji Realme 5 Pro pada tautan yang satu ini.

Tanpa Makanan Manis, Nama Android Q adalah Android 10

Selama ini, para pengguna Android seperti diperkenalkan dengan nama-nama makanan penutup yang memiliki rasa manis. Mulai dari Cupcake, Donut, Eclair, Froyo, Gingerbread, Honeycomb, Ice Cream Sandwich, Jelly Bean, Kitkat, Lollipop, Marshmallow, Nougat, Oreo, dan terakhir Pie. Tentu saja banyak pengguna sedang menunggu apa nama dari Android Q yang bakal dirilis oleh Google. Dan mereka pun tidak bakal mendapatkan nama makanan manis lagi.

Era di mana Android menggunakan nama makanan manis pun sepertinya sudah berakhir. Nantinya, nama dari Android Q adalah Android 10, seperti penamaan sistem operasi ala iOS.

new-android-logo-2019-robot-head-reactions-animated-2

 

Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh Android Authority kepada Sydney Thomashow, kepala brand and creative Android mengatakan bahwa perusahaannya ingin merek Android lebih menempel dan dikenal oleh penggunanya di seluruh dunia. Selain itu, penggunaan nama makanan penutup seperti yang sudah dilakukan sebelumnya ternyata tidak dikenal di beberapa bagian di dunia. Beliau mencontohkan Kitkat dan Nougat yang ternyata tidak dikenal di banyak pasar di dunia.

Saya sendiri cukup sedih mendengar berita yang satu ini. Pasalnya, dengan keluarnya sistem operasi baru, Google sepertinya memberikan hiburan tambahan berupa tebak-tebakan, apa nama dari sistem operasi terbaru mereka. Dengan perubahan ini, tentu saja semua pengguna akan kehilangan hal seperti itu.

new-android-logo-2019-evolution-animated

Selain mengganti penamaan sistem operasinya, Google juga mengubah logo robot dari Android. Maskot Android yang selama ini berbentuk robot, tidak lagi memiliki badan. Jadi, maskot Android adalah kepala robot hijau yang dulu memiliki badan, tangan, dan kaki.

Menghilangkan tangan, kaki, dan badan dari robot Android akan memfokuskan pada satu tujuan: kepalanya. Google juga tidak menghilangkan antena pada kepala robot Android karena dapat membantu mengekspresikan emosi, mengarahkan mata pemirsanya ke arah tertentu, dan lain sebagainya.

 

Bentuk dari maskot Android yang baru memang lucu. Walaupun begitu, kita lihat saja apakah perubahan nama dan maskot dari Android akan benar-benar membuat sistem operasi ini lebih terkenal lagi atau tidak. Toh, Android saat ini sudah digadang sebagai sistem operasi dengan pengguna paling banyak di dunia.

Sumber gambar: AndroidAuthority

 

[Review] OPPO K3: Smartphone Layar Lebar Kinerja Kencang dan Kamera Cantik

Saat ini hampir semua vendor smartphone Android menyasar kepada generasi muda. Memang, generasi muda saat ini lebih kreatif dan inovatif dan membutuhkan perangkat yang responsif dan tidak mudah lag. Apalagi, harga juga menjadi sebuah penilaian penting dalam membeli sebuah perangkat genggam untuk bekerja.

OPPO K3

OPPO menawarkan smartphone K3 pada mereka yang masuk ke dalam pangsa pasar tersebut. OPPO memang membuat K3 untuk memiliki desain yang cantik, layar yang besar, dan menggunakan prosesor kencang dengan harga yang cukup terjangkau. Dan saat ini, harga tiga jutaan rupiah memang masih menjadi pilihan sehingga OPPO memasukkan K3 ke dalam rentang harga ini.

Saat melihat desain dari OPPO K3, saya langsung teringat dengan Realme X. Bentuk desainnya benar-benar mirip dengan hanya desain kamera dan logo saja sebagai pembeda. Bahkan desain Rising Camera untuk selfie-nya saja juga benar-benar mirip. Desain yang sama juga diperkenalkan OPPO pertama kali di dunia pada saat F11 Pro diluncurkan beberapa bulan yang lalu.

OPPO K3 memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Snapdragon 710
CPU 2×2.2 GHz Kryo 360 Gold + 6×1.7 GHz Kryo 360 Silver
GPU Adreno 616
RAM 6 GB
Internal 64 GB
Layar 6,5 inci 2340×1080 AMOLED GG5
Dimensi 161.2 x 76 x 9.4 mm
Bobot 191 gram
Baterai 3765 mAh
OS Android Pie 9.0 – ColorOS 6

OPPO K3 - Belakang

Berbeda dengan seri lainnya, seri K merupakan seri online. Hal ini berarti bahwa OPPO K3 hanya bisa didapatkan secara online melalui toko online resmi OPPO. Hal tersebut dilakukan oleh OPPO karena ingin menjangkau pasar yang lebih luas lagi.

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Unboxing

Seperti inilah paket penjualan dari OPPO K3 beserta isinya

OPPO K3 - Unbox

 

Desain

Desain yang sama pernah ditunjukkan oleh OPPO pada perangkat F11 Pro mereka. Bahan untuk body-nya pun masih sama, dengan plastik polikarbonat. Finishing-nya juga dibuat seperti kaca sehingga cukup ramah terhadap sidik jari. Unit yang kami dapatkan menggunakan warna Pearl White.

OPPO K3 - Atas

OPPO K3 juga memiliki resolusi yang sama dengan F11 Pro, yaitu 2340×1080 dengan rasio layar 19,5:9. Layarnya sendiri menutupi 91% bagian depan dari OPPO K3. Dengan menggunakan pelindung kaca Gorilla Glass 5, tentu saja membuat layar OPPO K3 lebih kuat saat terjatuh dari tangan. Selain itu, OPPO juga telah memasangkan lapisan pelindung goresan, yang sayangnya pada saat kami dapatkan sudah tergores.

OPPO K3 - Bawah

Layar dari OPPO K3 kali ini juga tidak menggunakan notch dalam bentuk apa pun. Jenis layar yang digunakan kali ini adalah AMOLED. Layar ini juga salah satu alasan hadirnya pemindai sidik jari dibalik layar. Setelah kami uji, pemindai sidik jari ini sangat responsif, mirip dengan sensor sidik jari yang biasanya hadir di belakang perangkat.

OPPO K3 - Sisi Kiri

Pada bagian belakang OPPO K3 dapat ditemukan dua buah kamera lengkap dengan LED Flash. Bagian ini cukup menonjol sehingga cukup merisaukan saat smartphone ditaruh di atas meja dan tergeser, membuat kaca lensa dapat baret, walau menggunakan kaca Sapphire. Oleh karenanya, gunakan saja back case transparan bawaannya sehingga dapat membuat bagian kameranya tidak menonjol.

Pada bagian kiri dari smartphone ini terdapat dua tombol volume. Pada bagian kanannya terdapat tombol daya dan slot SIM tanpa hadirnya tempat untuk microSD. Pada bagian atasnya terdapat modul kamera depan serta microphone kedua. Dan pada bagian bawahnya terdapat slot USB-C untuk mengisi daya, port Audio 3.5mm, serta speaker.

OPPO K3 - Sisi Kanan

Audio juga menjadi bagian yang sangat menyenangkan pada OPPO K3. Dengan menggunakan Dolby Atmos, membuat suara yang keluar dari lubang 3.5 mm tersebut terasa bagus untuk didengarkan. Hal ini tentu bisa menjadi bahan pertimbangan saat ingin membeli sebuah smartphone yang sekaligus menjadi perangkat untuk mendengarkan musik dan menonton video.

OPPO K3 menggunakan Android Pie 9.0 sebagai sistem operasinya. Sistem operasi ini dibalut dengan antarmuka yang dinamakan ColorOS dengan versi 6. ColorOS 6 sudah menghilangkan app drawer sehingga semua icon aplikasi akan muncul pada homescreen.

Jaringan

OPPO selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. OPPO K3 sendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 7(2600), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia.

Kamera

OPPO selalu mengedepankan kamera pada setiap smartphone yang dijual. Pada K3, OPPO menggunakan dua sensor SONY IMX berbeda untuk kamera utama dan kamera swafotonya. Hal ini tentu saja akan menjamin gambar yang diambil akan menjadi bagus.

Kamera belakang dari OPPO K3 menggunakan SONY IMX 519 dengan resolusi 16 MP dan bukaan f/1.7 sehingga mampu mengambil gambar pada kondisi cahaya yang kurang dengan cukup baik. Hasilnya memang bagus untuk ukuran smartphone dengan harga tiga jutaan rupiah. Noise terlihat minim dan tajam.

Kamera depan OPPO K3 menggunakan SONY IMX 471 dengan resolusi 16 MP juga dan bukaan f/2.0. Hasilnya juga cukup prima, namun memang untuk para pria, hendaknya mematikan fitur AI Beautify agar hasilnya lebih tajam.

Pengujian

OPPO K3 menggunakan chipset high end yang saat ini sepertinya belum terlalu banyak digunakan oleh produsen smartphone, yaitu Snapdragon 710. Snapdragon 710 sendiri menggunakan dua inti Snapdragon Kryo 360 yang berbasis Cortex A75 yang kencang dalam menjalankan sistem operasi Android.

Dengan menggunakan SoC tersebut, kinerja bermain game sudah pasti tidak perlu diragukan lagi. Game yang kami coba pada perangkat ini adalah PUBG Mobile, LifeAfter, dan AoV. Akan tetapi, dengan layar yang lebar, pengguna harus melakukan setting ulang letak tombol virtual. Saya sering kali gagal menembak lawan pada game PUBG Mobile karena tombol tembak tidak tertekan karena letaknya berbeda dari biasanya.

Untuk pembanding, kami hadirkan Snapdragon 845 serta 660. Hal ini tentu untuk membandingkan seberapa jauh kinerja OPPO K3 dengan perangkat yang menggunakan kedua SoC tersebut. Berikut adalah hasil benchmark-nya

Uji Baterai dengan MP4

Pengujian kami kali ini menggunakan video MP4 yang dimainkan secara berulang-ulang. Videonya sendiri menggunakan resolusi 1920×1080 dengan codec H.264 dan berdurasi 120 menit. Kami tidak menggunakan BatteryXPRT karena algoritma penghemat baterai yang sangat ketat pada ColorOS 6 versi OPPO K3 ini.

Pengujian berlangsung selama 13 jam 51 menit pada unit yang kami dapatkan. Setelah baterai habis dan perangkat mati, kami langsung menguji VOOC dengan charger bawaan. Hasilnya, kami dapat mengisi sampai penuh dalam waktu 1 jam 30 menit dengan kondisi perangkat dinyalakan.

Verdict

Mendapatkan sebuah smartphone OPPO dengan harga tiga jutaan yang memiliki kinerja tinggi memang sudah bukan impian lagi. Hal ini diwujudkan oleh OPPO dengan smartphone K3 yang hanya dijual secara online ini. Tidak tanggung-tanggung, spesifikasi yang diberikan memang cukup tinggi.

Pada bagian kinerja, Snapdragon 710 mampu menggerakkan OPPO K3 dengan sangat responsif. Dengan segala pengujian yang saya lakukan, tidak dapat dipungkiri lagi bahwa semua game dan aplikasi dapat berjalan tanpa halangan pada perangkat ini. Bahkan, beberapa game dapat dijalankan setting tertinggi.

Dual Sony IMX pada smartphone ini memang patut diperhitungkan. Dalam kondisi rendah cahaya sekalipun, OPPO K3 mampu mengambil gambar dengan prima. Untuk para wanita, AI Beautify malah mampu membuat Anda lebih cantik tanpa harus berdandan. Namun untuk pria, sebaiknya fungsi ini dimatikan agar mendapatkan hasil yang lebih tajam.

Perangkat OPPO K3 dijual dengan harga Rp. 3.599.000. Yang perlu diingat, smartphone ini hanya dijual pada toko-toko online saja. Pada official store-nya, OPPO sendiri yang bakal mengirimkan smartphone-nya. Jadi, tidak perlu khawatir barang tidak akan sampai.

Sparks

  • Responsif
  • Hasil kamera bagus
  • Layar lebar
  • Harga terjangkau
  • VOOC untuk isi baterai cepat
  • Hasil selfie yang prima
  • Dolby Atmos

Slacks

  • Tidak ada NFC
  • Body belakang mudah tertempel sidik jari

Smartphone Entry Level Advan G2 Pro Diluncurkan

Smartphone Advan memang selalu hadir untuk mengisi pangsa pasar kelas bawah. Hal tersebut memang selalu menjadi fokus penjualan Advan, di mana pangsa pasar pemula masih memiliki peluang yang besar. Oleh karena itu, Advan meluncurkan lagi satu perangkat yang memang untuk memenuhi kebutuhan para pengguna entry level.

Advan G2 Pro - Launch

Advan meluncurkan G2 Pro, sebuah smartphone yang merupakan penerus dari Advan G2 yang diluncurkan sekitar dua tahun yang lalu. Walaupun Advan G3 sudah dipasarkan tahun lalu, Advan merasa harus memenuhi pasar dari G2 yang memiliki harga Rp1,2 jutaan.

Advan G2 Pro mengedepankan besarnya RAM dan penyimpanan internal. Pada pasar dengan harga Rp1,2 juta, perangkat dengan RAM 3 GB dan penyimpanan internal 32 GB belum bisa ditemukan. Selain itu, Advan juga menyematkan dua kamera 13 MP + 2 MP untuk bisa mendapatkan bokeh yang lebih baik.

Advan G2 Pro -

Spesifikasi Advan G2 adalah sebagai berikut

SoC Spreadtrum SP9863a_1h10
CPU 4x Cortex A55 1.6 GHz + 4x Cortex A55 1.2 GHz
GPU PowerVR Rogue GE8322
RAM / Penyimpanan Internal 3 GB / 32 GB
Layar IPS 6 inci 1440×720
Baterai 3.300 mAh
OS Android Pie 9.0

Advan G2 Pro dijual dengan harga Rp1.200.000. Harga ini diklaim terpaut sedikit dengan merek dari luar negeri namun menawarkan RAM dan penyimpanan internal yang lebih besar. Advan menawarkan G2 Pro dengan warna Blue Gradient Black dan Champagne Gradient Coffee.

RAM dan Penyimpanan Internal yang Besar?

Advan memang menjual G2 Pro dengan membesarkan bagian RAM dan penyimpanan internalnya. Padahal, RAM dan penyimpanan internal bukan satu-satunya yang menentukan kinerja dari sebuah perangkat. Apa alasannya?

Advan G2 Pro - Arya

M. Arya Wahyudi selaku GM Marketing Advan menjelaskan bahwa hal pertama yang dicari oleh orang-orang saat ini adalah berapa besar RAM dan penyimpanan internalnya. Sistem operasi, baterai, CPU, dan lainnya menjadi nomor dua. Bahkan pada saat ditanyakan mengapa menggunakan SoC yang tidak populer seperti Spreadtrum, beliau menjawab hal itu tidak menjadi masalah.

Menggunakan SoC Spreadtrum

Spreadtrum yang digunakan pada Advan G2 merupakan cip baru yang dikeluarkan oleh perusahaan asal Tiongkok yang sekarang bernama Unisoc. Chipset yang digunakan memiliki 8 inti prosesor dengan kombinasi 1,6 GHz pada cluster performance dan 1,2 GHz pada cluster low power. GPU yang digunakan adalah PowerVR Rogue GE8322.

Cip yang satu ini sudah menggunakan prosesor Cortex A55, di mana merupakan prosesor ARM untuk hemat daya yang paling kencang saat ini. Hal ini membuat kinerja Advan G2 pada saat pertama kali saya coba memang cukup responsif. Diatas kertas, Cip dengan proses pabrikasi 28 nm ini memang memiliki kinerja yang mirip dengan Mediatek Helio P22.

Advan G2 Pro pun saya pasangkan CPU-Z untuk mengetahui spesifikasi lengkapnya. Berikut adalah hasil dari CPU-Z tersebut

Membahas antara Advan G2 Pro dan cip Spreadtrum SC9863 memang menarik. Saya pun sudah “memesan” satu unit demo untuk diulas lebih lanjut. Tunggu ya kehadiran kedua artikel tersebut.