Samsung Luncurkan Chipset 5 nm Pertamanya, Exynos 1080

Seperti biasa menjelang pergantian tahun, produsen chipset smartphone sibuk menyiapkan chipset anyar yang bakal mengotaki banyak ponsel di tahun berikutnya. Tidak terkecuali Samsung, yang baru memperkenalkan chipset anyar untuk smartphone kelas menengah, yaitu Exynos 1080.

Sesuai namanya, Exynos 1080 merupakan penerus langsung dari Exynos 980 yang dipakai di Galaxy A71 dan A51 versi 5G, plus sejumlah smartphone bikinan Vivo. Tentu saja 5G kembali menjadi fokus di sini, dan Samsung tidak lupa menambahkan dukungan terhadap jaringan 5G mmWave yang punya kecepatan jauh lebih tinggi sekaligus jangkauan lebih terbatas.

Untuk performanya sendiri, Exynos 1080 mengandalkan prosesor 8-core yang dibagi menjadi tiga klaster: satu core Cortex-A78 dengan clock speed 2,8 GHz, tiga core Cortex-A78 dengan kecepatan 2,6 GHz, dan empat sisanya adalah core Cortex-A55 2.0 GHz yang irit daya. GPU yang digunakan sendiri adalah Mali-G78 MP10.

Kebetulan Exynos 1080 juga merupakan chipset pertama Samsung yang dibuat menggunakan proses pabrikasi 5 nanometer, yang berarti ia pasti lebih efisien daripada generasi sebelumnya. Kalau boleh menebak, sepertinya 2021 bakal menjadi tahunnya chipset 5 nm. Sejauh ini kita sudah melihat teknologi tersebut dipakai oleh Apple, Huawei, dan sekarang Samsung. Rumornya, Qualcomm juga bakal menyusul tidak lama lagi.

Samsung merancang Exynos 1080 agar dapat menampung RAM tipe LPDDR4x maupun LPDDR5, tidak ketinggalan pula storage UFS 3.1. Exynos 1080 juga siap menghadirkan fitur flagship pada smartphone kelas mid-range, spesifiknya dukungan terhadap layar dengan refresh rate yang tinggi; antara 90 Hz dengan resolusi WQHD+, atau 144 Hz dengan resolusi FHD+.

Terkait kemampuannya mengolah gambar, Exynos 1080 siap ditandemkan dengan kamera beresolusi 200 megapixel, atau sepasang kamera yang masing-masing beresolusi 32 megapixel. Resolusi maksimum perekaman video yang didukung adalah 4K 60 fps.

Lagi-lagi ponsel pertama yang ditenagai oleh Exynos 1080 bakal datang dari Vivo terlebih dulu pada awal 2021. Kita juga tidak perlu terkejut seandainya chipset ini kembali hadir pada seri Galaxy A.

Sumber: SlashGear.

Samsung Umumkan Exynos 880, Chipset 5G Untuk Smartphone Kelas Menengah

Meski ekosistem Indonesia belum sepenuhnya siap untuk mengadopsi teknologi 5G. Smartphone dengan konektivitas super cepat ini mulai menjamur, bahkan sudah ada yang masuk di Indonesia misalnya OPPO Find X2 series.

Tak hanya didominasi smartphone kelas atas, sejumlah pabrikan chipset seperti Qualcomm dan MediaTek sudah punya chipset kelas menengah dengan modem 5G. Samsung pun tak ingin ketinggalan dan menyusul mereka dengan Exynos 880.

samsung-umumkan-exynos-880-chipset-5g-untuk-smartphone-kelas-menengah-13

SoC ini dibangun pada proses manufaktur FinFET 8nm dan mengemas CPU octa-core. Terdiri dari dua inti Cortex-A77 yang berjalan pada 2GHz untuk menangani tugas berat dan enam inti Cortex-A55 pada 1.8GHz, bersama GPU Mali-G76 MP5. Punya kapabilitas AI untuk smarter mobile experience dengan neural processing unit (NPU) dan digital signal processor (DSP).

samsung-umumkan-exynos-880-chipset-5g-untuk-smartphone-kelas-menengah-12jpg

Image signal processor (ISP) pada Exynos 880 ini mendukung setup single camera 64MP dan dual camera 20MP+20MP. Perekam video 4K UHD 30 fps, resolusi layar Full HD+ (2520×1080 piksel), RAM LPDDR4x, serta dukungan storage UFS 2.1 dan eMMC 5.1.

Modem tersebut mendukung jaringan sub-6GHz 5G yang secara teori kecepatan unduhannya mencapai 2.55Gbps dan 1.28Gbps untuk unggahnya. Chipset Samsung Exynos 880 ini sudah digunakan pada smartphone terbaru Vivo Y70 dan mungkin akan lebih banyak lagi smartphone dengan SoC ini.

Sumber: GSMArena

Samsung Galaxy S20, S20 Plus, S20 Ultra, dan Z Flip Resmi Hadir di Indonesia

Setelah meluncurkan ketiga perangkatnya di Amerika, Samsung akhirnya meluncurkan Galaxy S20, S20 Plus, dan S20 Ultra di Indonesia. Selain itu, Galaxy Z Flip serta Galaxy Buds Plus juga diperkenalkan pada acara peluncuran tersebut, yang diadakan pada Ballroom Ritz Carlton Pacific Place di tanggal 4 Maret 2020.

S20 Launch

Keluarga Galaxy S20 series ditenagai oleh prosesor Exynos 990 dan RAM LPDDR5 dengan kecepatan transmisi data hingga 5.500 Mbps, layar Quad HD+ Dynamic AMOLED 2X 120Hz dengan response time 46,6ms, serta baterai berkapasitas dari 4000 hingga 5000mAh. Uniknya, Z Flip ternyata dipersenjatai dengan Qualcomm Snapdragon 855+ dan baterai sebesar 3300 mAh. 

Untuk Galaxy S20 Ultra merupakan perangkat yang memiliki teknologi paling mutakhir. Teknologi tersebut seperti; teknologi 100x Space Zoom, sensor kamera 108MP dengan teknologi Nona-Binning, perekam video beresolusi 8K, serta RAM LPDDR5. S20 Ultra juga dilengkapi dengan teknologi zoom 100x yang diklaim mampu mengambil foto seperti layaknya sebuah kamera pro. S20 Ultra juga sudah ditingkatkan kameranya untuk mengambil gambar pada cahaya yang rendah.

S20 Depan

Kamera pada Samsung Galaxy S20 dan S20 plus menggunakan sensor dengan resolusi 64 MP. Sayangnya, kedua perangkat ini tidak memiliki zoom yang sama dengan S20 Ultra. Kameranya sendiri hanya mampu melakukan hybrid zoom sebanyak 3x. Namun, ketiganya juga sudah memiliki kemampuan video seperti Super Steady serta dual video recording.

S20 Ultra

Untuk wilayah Indonesia, varian yang tersedia memang hanya satu. Untuk S20 dan S20 Plus hanya akan tersedia dalam RAM 8 GB, serta S20 Ultra hanya dengan RAM 12 GB. Penyimpanan internal ketiganya juga hanya memiliki kapasitas 128 GB saja. Untuk Z Flip, hanya akan tersedia dengan RAM 8 GB dan penyimpanan internal sebesar 256 GB.

Samsung menetapkan harga resmi untuk Galaxy S20 Rp. 12.999.000, Galaxy S20+ Rp. 14.499.000, dan Galaxy S20 Ultra Rp. 18.499.000. Sedangkan untuk Galaxy Z Flip dibanderol dengan harga Rp 21.888.000. Semua perangkat bakal dijual oleh Samsung mulai tanggal 6 Maret 2020.

Samsung S20 Belakang

Corona?

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa saat ini sedang merebak sebuah ketakutan baru. Virus Corona, yang pada akhirnya sampai ke Indonesia, tentu saja membuat semua sistem yang sudah berjalan dengan baik menjadi kacau. Beberapa pabrik dan perusahaan bahkan menghentikan usahanya sementara agar tidak terjadi peningkatan penularan virus tersebut. Bagaimana dengan Samsung?

S20 Galaxy Buds Plus

Saat ditanyakan secara terpisah, ternyata Samsung menyatakan tidak terpengaruh dengan merebaknya virus Corona. Samsung akan selalu memenuhi kebutuhan konsumennya di Indonesia. Hal itu kemungkinan besar karena Samsung sudah memproduksi keluarga S20 di Indonesia.

S20 Galaxy Z Flip

Dan sejauh ini, distribusi dan supply dari seri Galaxy S20 ini masih aman dan tidak terganggu oleh virus Corona tersebut.

Samsung Galaxy S20 Telah Tiba, Versi Ultra bisa 100x Zoom!

Tanggal 11 Februari 2020 yang lalu merupakan tanggal kelahiran dari sang penerus Samsung Galaxy S10. Tidak menggunakan nama S11, Samsung menamakan perangkat flagship terbarunya tersebut dengan nama Galaxy S20. Acara peluncuran yang diadakan di San Francisco, Amerika Serikat tersebut ternyata juga diadakan secara live, dengan menggunakan kamera dari Samsung Galaxy S20 itu tersebut.

Samsung meluncurkan tiga jenis Samsung Galaxy S20, yang terdiri dari S20 itu sendiri, S20 +, dan terakhir adalah S20 Ultra. Perbedaan antara ketiganya terletak dari dimensi layar, kamera, serta baterai yang digunakan. Samsung juga mengeluarkan ketiga perangkat tersebut dengan dua versi, yaitu versi 5G dan LTE.

Samsung S20 Ultra - Launch

Sayangnya, versi yang dikeluarkan di Indonesia merupakan varian LTE. Hal tersebut juga berkaitan dengan tidak tersedianya infrastruktur 5G di Indonesia. Namun, semua spesifikasi yang diusung adalah sama.

Spesifikasi lengkap dari S20 yang beredar di Indonesia adalah sebagai berikut

  Galaxy S20 Galaxy S20+ Galaxy S20 Ultra
Layar 6.2-inch Quad HD+ Dynamic AMOLED 2X
Infinity-O Display (3200X1440)
HDR10+, 120Hz
6.7-inch Quad HD+ Dynamic AMOLED 2X
Infinity-O Display (3200X1440)
HDR10+, 120Hz
6.9-inch Quad HD+ Dynamic AMOLED 2X
Infinity-O Display (3200X1440)
HDR10+, 120Hz
Kamera Kamera Depan: 10MP

Kamera Belakang:
Ultra Wide: 12MP
Wide-angle: 12MP
Telephoto: 64MP

Kamera Depan: 10MP

Kamera Belakang:
Ultra Wide: 12MP
Wide-angle: 12MP
Telephoto: 64MP
DepthVision Camera

Kamera Depan: 40MP

Kamera Belakang:
Ultra Wide: 12MP
Wide-angle: 108MP
Telephoto: 48MP
DepthVision Camera

Bobot dan dimensi 151.7 x 69.1 x 7.9mm, 163g 161.9 x 73.7 x 7.8mm, 186g 166.9 x 76.0 x 8.8mm, 220g
AP Exynos 990 (2×2.73 GHz Mongoose M5 + 2×2.60 GHz Cortex-A76 + 4×2.0 GHz Cortex-A55)
RAM / internal 8GB RAM (LPDDR5) / 128GB 8GB RAM (LPDDR5) / 128GB 12GB RAM (LPDDR5) / 128GB
Battery 4000mAh 4500mAh 5000mAh
OS Android 10, One UI versi 2

Samsung S20 Ultra

Selain itu, Samsung juga memperkenalkan generasi baru dari Samsung Galaxy Buds. Dengan nama Galaxy Buds+ yang memiliki teknologi AKG, perangkat ini dilengkapi dengan 2-way speakers dan 3 microphone. Daya tahan baterai juga telah diperpanjang hingga 11 jam dan tambahan 11 jam dari case nya.

Hands On

Di Indonesia sendiri, Samsung juga mengundang para jurnalis untuk melakukan quick hands on dari Samsung Galaxy S20 Ultra. Acara yang diadakan pada tanggal 12 Februari 2020 bertempat di Hotel Raffles Jakarta tersebut menghadirkan satu jenis varian saja.

Samsung S20 Ultra - On Hand

Sayang memang, Samsung tidak memperbolehkan para peserta untuk mentransfer hasil foto serta melakukan benchmarking pada perangkat Samsung Galaxy S20 Ultra tersebut. Padahal, segala perlengkapan untuk hal tersebut sudah saya bawa dan siap untuk diterbitkan.

Saat memegang perangkat ini, Samsung Galaxy S20 Ultra memang kokoh seperti layaknya smartphone flagship. Dan tidak seperti kebanyakan perangkat yang beredar saat ini, Samsung tidak menggunakan poni lagi, melainkan punch hole di bagian tengah atas. Hal ini tentu saja membuat tampilannya tidak lagi terblokir warna hitam.

Layar depan dari perangkat ini menggunakan Gorilla Glass 6 yang sudah terbukti tahan terhadap benturan mau pun saat jatuh. Layarnya sendiri juga sangat responsif saat digunakan. Dengan One UI versi terbaru, membuat antar mukanya juga sangat mudah untuk digunakan, walaupun oleh orang awam sekali pun.

Satu hal yang saya sangat penasaran adalah kameranya. Dengan 108 MP, ternyata sensor yang digunakan berbeda dengan pesaingnya. Samsung Galaxy S20 Ultra menggunakan ISOCELL Bright HM1. Teknologinya tidak lagi menggunakan TetraCell atau Quad Bayer, tetapi menggunakan NonaCell atau menggunakan 9 piksel kecil yang dijadikan satu untuk membuat satu piksel sebesar 2,4 mikron. HMX sendiri hanya memiliki 1,6 mikron.

Samsung S20 Ultra - Belakang

Pengambilan gambar pun juga dibawah cahaya yang seadanya. Namun, hal ini membuktikan bahwa Galaxy S20 Ultra mampu mengambil gambar dengan baik. Saya melihat hasilnya tajam dan rendah noise pada cahaya lampu seadanya.

Selanjutnya? Tentu saja zoom! Samsung Galaxy S20 Ultra bisa mengambil gambar dengan zoom 100x. Buat apa? Well, terserah sang pengguna, sih…

Dalam melakukan zoom dari 2x, 4x, dan 10x, gambar yang saya dapatkan masih dapat dikatakan cukup bagus. Namun, untuk 30x dibawah cahaya yang kurang sepertinya tidak perlu dilakukan. Untuk 100x? Memang benar-benar harus dilakukan dibawah cahaya sinar matahari. Hasilnya memang sama sekali tidak tajam.

Ada alasan mengapa Samsung tidak memperbolehkan untuk mem-benchmark dan mengambil file gambar dari S20 Ultra, sih. Samsung masih meningkatkan performa dari perangkat ini sampai dengan produk siap ditangan para konsumen. Produk ini pun juga masih purwarupa, sehingga belum tentu juga menggunakan firmware paling akhir.

Hal pertama yang saya tanyakan tentu saja produk demo untuk melakukan review. Samsung pun juga menyatakan bakal menyediakan perangkat untuk review. Oleh karena itu, penilaian tentu saja bisa berubah.

Samsung Perbarui Kembali Seri A dengan Luncurkan Galaxy A51 dan A71

Baru saja berselang 4 bulan, Samsung akhirnya memperbarui lini kelas menengah mereka. Pada bulan September lalu, pengguna A50 sepertinya harus menghela napas karena Samsung meluncurkan A50s yang sudah memiliki NFC. Saat ini, pengguna yang baru membeli Samsung A50s juga sepertinya harus menghela napas yang cukup dalam.

Samsung Galaxy A51 A71 - launch

Hal tersebut dikarenakan pada tanggal 14 Januari 2020, Samsung meluncurkan perangkat baru yang dinamakan Samsung Galaxy A51 dan A71. Acara ini sendiri digelar pada ballroom hotel Fairmont. Dua perangkat baru tersebut diperkenalkan untuk mereka yang termasuk milenial dan gemar melakukan live streaming serta bermain game.

Samsung Galaxy A51 meneruskan kesuksesan dari A50s, di mana seri tersebut memiliki NFC yang bisa digunakan untuk pembayaran. Irfan Rinaldi selaku Product Marketing Manager Samsung mengakui bahwa NFC menjadi salah satu daya tarik dari perangkat mainstream tersebut. Oleh karena itu, NFC sudah dipastikan ada pada kedua perangkat terbaru Samsung.

Samsung Galaxy A51 A71

Samsung Galaxy A71 sudah menggunakan layar Super AMOLED Plus yang digadang memiliki dimensi yang lebih tipis. Oleh karena itu, perangkat Samsung yang satu ini diklaim lebih tipis dari sebelumnya.

Kedua perangkat tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut

Samsung A51 Samsung A71
Soc Exynos 9611 Snapdragon 730G
CPU 4×2.3 GHz Cortex-A73 + 4×1.7 GHz Cortex-A53 2×2.2 GHz Kryo 470 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 470 Silver
GPU Mali G72 MP3 Adreno 618
RAM 6 GB 8 GB
Internal 128 GB 128 GB
Baterai 4000 mAh 4500 mAh
NFC Ada Ada
Layar 6.5” HD+ Gorilla Glass 5 6.7″ HD+ Gorilla Glass 5
Kamera Main: 64MP, F1.8
Depth: 5MP, F2.2
Macro: 5MP, F2.4
Ultra Wide: 12MP, F2.2
Selfie: 32MP, F2.2
Main: 48MP, F2.0
Depth: 5MP, F2.2
Macro: 5MP, F2.4
Ultra Wide: 12MP,
F2.2 Selfie: 32MP, F2.2

Samsung bakal menjual Galaxy A51 dengan harga Rp. 4.399.000 pada tanggal 24 Januari 2020 nanti. Harga tersebut tentunya sudah berbeda pada saat pre-order yang saat ini sudah ditutup karena ternyata kuotanya sudah habis. Untuk Galaxy A71 sendiri, Samsung sedang melakukan pembicaraan internal mengenai berapa harganya nanti.

Samsung Galaxy A51 A71 - Belakang

Bedanya dengan A50s?

Dengan meluncurnya Samsung Galaxy A50s menandakan bahwa lini seri A50 sudah memiliki tiga buah perangkat. Oleh karena itu, konsumen tentunya akan bingung, apa yang menjadi perbedaan antara A50s dengan A51. Saya pun juga penasaran dan menanyakan kepada Irfan Rinaldi.

Samsung Galaxy A51 A71 - Selfie

Dia mengatakan bahwa dari segi estetik serta edge to edge, A51 lebih bagus dan mewah walaupun hanya di kelas mid end. Selain itu Galaxy A51 membawa desain anak muda dengan warna pastel yang sesuai dengan prediksi tahun ini. Layar depannya pun juga sudah diganti dari notch Infinity U menjadi Infinity O.

Samsung Galaxy A51 juga memiliki empat buah kamera pada bagian belakangnya. Ukuran resolusi ultra wide juga ditingkatkan menjadi 12 MP. Selain itu, sebuah kamera makro dengan resolusi 5 MP juga sudah hadir pada perangkat ini.

Samsung Galaxy A51 juga diklaim memiliki AI untuk kamera yang lebih optimal. Hal tersebut membuat proses HDR juga menjadi lebih bagus. Jika dibandingkan, kualitasnya akan terlihat lebih signifikan.

[Review] Samsung Galaxy A50S: Lebih Baru dengan NFC dan Kamera 48MP

Samsung saat ini sedang memperbarui lagi lini smartphone seri A mereka. Salah satu yang pertama diperbarui adalah Samsung Galaxy A50 yang bulan Februari 2019 lalu diluncurkan. Hanya berselang enam bulan saja, Samsung meluncurkan Galaxy A50s. Lalu apa yang baru dari Samsung Galaxy A50s ini?

Samsung Galaxy A50s - A50

Samsung masih menyasar kepada anak muda dalam menjual seri As ini. Lalu apa saja yang membedakan antara Samsung Galaxy A50 dengan A50s? Ada tiga hal yang menjadi perbedaan utama dari kedua perangkat tersebut. Yang pertama adalah hadirnya NFC pada Samsung Galaxy A50s. NFC sendiri saat ini sangat penting dalam mengisi ulang kartu uang elektronik pada saat berada di jalan dan tidak terdapat ATM yang memiliki fasilitas tersebut, seperti ditengah jalan Tol.

Kamera juga menjadi perbedaan yang cukup signifikan antara keduanya. Galaxy A50 menggunakan kamera dengan resolusi 25 MP, sedangkan A50s menggunakan kamera dengan resolusi 12 MP yang dapat digunakan hingga 48 MP. Kamera depannya juga ditingkatkan menjadi 32 MP.

Perbedaan ketiga yang mungkin tidak terlalu terlihat adalah dari spesifikasinya. Berikut adalah spesifikasi kedua perangkat

Galaxy A50s

Galaxy A50

SoC

Exynos 9611

Exynos 9610

CPU

4×2.3 GHz Cortex-A73 + 4×1.7 GHz Cortex-A53

GPU

Mali G72 MP3

RAM

6 GB

Internal

128 GB

Layar

6,4 inci Super AMOLED 2340 x 1080

Dimensi

158.5 x 74.5 x 7.7 mm

158.5 x 74.7 x 7.7 mm

Bobot

169 gram

166 gram

Baterai

4000 mAh

4000 mAh

OS

Android 9 Pie

Samsung Galaxy A50s - vs A50

Dari sisi spesifikasi, keduanya memang menggunakan prosesor dan GPU yang sama. Kemungkinan besar, perubahan ada pada Image Signal Processor yang bisa menangani resolusi 48 MP. Jadi, seharusnya tidak ada perbedaan kinerja antara keduanya.

Dengan keluarnya Samsung Galaxy A50s, membuat sang pendahulunya sudah diakhiri masa hidupnya. Yup, Samsung Galaxy A50 sudah tidak lagi diproduksi. Hal ini juga akan berlaku pada perangkat Galaxy A lainnya yang digantikan dengan lini As.

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensor Box adalah sebagai berikut

Unboxing

Beginilah isi dari paket penjualan Samsung Galaxy A50s

Samsung Galaxy A50s - Unboxing

Desain

Tidak ada perbedaan desain antara Samsung Galaxy A50 dengan A50s di bagian depannya. Keduanya masih menggunakan body plastik polikarbonat pada bagian belakangnya. Namun, Samsung Galaxy A50s menggunakan desain yang berbeda untuk menghiasi case belakangnya, yaitu dengan model seperti diamond cut.

Samsung Galaxy A50s - Belakang

Sama seperti Samsung Galaxy A50, A50s juga memiliki resolusi 2340 x 1080 pada layarnya dengan rasio 19,5:9. Keduanya juga sudah menggunakan Gorilla Glass 3 yang cukup kuat untuk menahan goresan-gorensan tertentu. Walaupun begitu, tidak berarti bahwa perangkat dengan Gorilla Glass 3 akan lebih tahan retak saat terjatuh. Saya cukup menyarankan penggunaan tempered glass atau lapisan anti gores yang terbilang cukup murah jika dibandingkan dengan mengganti layar baru saat terjatuh.

Samsung Galaxy A50s - Atas

Samsung menggunakan model Infinity-U pada kedua smartphone ini. Dengan begitu, sebuah kamera untuk swafoto dapat disematkan pada poni yang berdimensi kecil tersebut. Hal ini juga membuat baris notifikasi pada bagian atas hanya sedikit terpotong, sehingga dapat menampung lebih banyak icon notifikasi.

Samsung Galaxy A50s - kanan

Dibalik layar Super AMOLED ini juga sudah tertanam pemindai sidik jari yang cukup responsif. Pada bagian belakangnya, terdapat tiga buah kamera yang lengkap dengan LED flash-nya. Secara berurutan dari atas, kameranya adalah Depth, kamera utama yang memiliki resolusi sampai 48 MP, dan Ultra wide .

Samsung Galaxy A50s - Kiri

Pada bagian kanannya dapat ditemukan tombol power untuk menyalakan dan mematikan perangkat dan juga tombol volume. Perlu diingat bahwa tombol power ini juga berfungsi sebagai tombol Bixby, asisten dari Samsung. Jika ingin mematikan perangkat, gunakan icon pada menu drop down, atau tahan volume bawah dan tombol power. Jika tidak ditahan, Anda akan mengambil screenshot. Di bagian bawahnya dapat ditemukan port Audio 3.5mm, USB-C, speaker, dan microphone. Dan slot SIM ada pada bagian kirinya.

Samsung Galaxy A50s - Bawah

Samsung Galaxy A50s juga sudah menggunakan antarmuka yang bernama One UI. Basis dari Samsung One UI ini sendiri masih menggunakan Android 9 Pie. Basis antarmukanya juga mengikuti UI standar Android, yaitu masih menghadirkan application drawer dan homescreen.

Jaringan

Samsung selalu mendukung kanal-kanal 4G LTE yang ada di Indonesia pada setiap smartphone mereka. Galaxy A50ssendiri mendukung band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900),  34(2000), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Galaxy A50s  menggunakan LTE Cat 6 yang mendukung 2 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 300 Mbps.

Kamera

Kamera merupakan salah satu daya tarik Samsung Galaxy A50s. Sensor yang digunakan sendiri merupakan produk baru dari Samsung, yaitu ISOCELL Bright GM2. Sama seperti GM1, sensornya memiliki teknologi Tetracell yang akan memilih piksel mana yang terbaik untuk menghasilkan gambar 12 MP atau menggunakan semua piksel yang menghasilkan gambar 48 MP.

Samsung Galaxy A50s - Kamera

Kameranya ternyata bisa diandalkan dalam kondisi cahaya yang cukup maupun kurang terang. Noise-nya sendiri terlihat cukup minim, namun pada saat malam hari, masih dapat terlihat pada beberapa pengambilan gambar. Walaupun menggunakan mode malam, ada baiknya untuk menggunakan tripod untuk menjaga kestabilan dan ketajaman pengambilan gambar. Berikut adalah hasil kamera utamanya.

Kamera depannya menggunakan sensor ISOCELL SK5KGD1 yang memiliki resolusi 32 MP. Hasilnya memang dapat diandalkan dalam berbagai kondisi, termasuk cahaya yang kurang. Tingkat noise-nya cukup rendah, namun tingkat ketajamannya akan sedikit berkurang pada saat kondisi cahaya yang cukup rendah. Namun hal tersebut tidak terlalu masalah untuk sebuah foto. Berikut adalah contoh hasil gambarnya.

Pengujian

Samsung Galaxy A50s menggunakan chipset terbaru mereka, yaitu Exynos 9611. Pada Exynos 9611 ini digunakan empat inti prosesor kencang Cortex A73 berkecepatan 2.3 Ghz dan empat inti prosesor hemat daya Cortex A53 berkecepatan 1,73 GHz.

Dengan menggunakan spesifikasi tersebut, tentu saja bermain game tidak akan mendapatkan masalah lag. Namun, saat digunakan bermain Call of Duty Mobile, saya merasakan bagian belakangnya cukup hangat. Walaupun begitu, layarnya memang menghasilkan warna yang sangat kontras serta reponsif.

Dengan rentang harga empat jutaan, membuat perangkat ini harus bersaing dengan beberapa smartphone yang menggunakan Snapdragon 712. Oleh karena itu, sebagai pembanding saya hadirkan kembali hasil benchmark dari Snapdragon 712 untuk mengetahui bagaimana kinerja antar keduanya.

Uji Baterai dengan BatteryXPRT

DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi BatteryXPRT. Mengapa BatteryXPRT? Karena aplikasi yang satu ini dapat menguji baterai smartphone mirip dengan penggunaan sehari-hari. Kami tidak melakukan pengujian saat smartphone berada dalam kondisi menyala tanpa henti atau yang sering disebut dengan Screen On Time.

Samsung Galaxy A50s - BatteryXPRT

BatteryXPRT sendiri mengatakan bahwa smartphone dengan baterai 4000 mAh ini dapat bertahan sampai dengan 32.2 jam lebih. Hal ini tentu membuat Samsung Galaxy A50s juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki smartphone yang dapat bertahan lebih dari satu hari. Tentunya saat digunakan untuk memainkan game, bisa saja smartphone ini tidak bertahan sehari.

Verdict

Smartphone dengan kinerja yang tinggi dengan harga yang lebih terjangkau memang sedang marak saat ini. Akan tetapi, perangkat Android yang memiliki NFC juga makin sulit ditemukan. Hal inilah yang dipadukan oleh Samsung pada perangkat Galaxy A50s-nya, yang merupakan sebuah upgrade dari Galaxy A50 yang sebelumnya lebih dulu diluncurkan.

Dengan menggunakan Exynos 9611, membuat kinerja dari Samsung Galaxy A50s patut diacungi jempol. Saya dapat bermain COD Mobile dengan cukup nyaman, walaupun cukup terasa panas jika dipakai dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, aplikasi editing gambar dan video juga dapat digunakan untuk melakukan rendering dengan cepat.

Kamera juga dapat diandalkan dalam berbagai kondisi. Dalam siang hari, kualitas gambarnya tidak perlu lagi diragukan. Untuk malam hari hasilnya masih acceptable, walaupun pada beberapa kasus masih menghasilkan gambar yang kurang tajam.

Dengan harga Rp. 4.099.000 ternyata harganya sedikit lebih murah dibandingkan dengan sang pendahulunya, A50. Dan dengan hadirnya NFC serta kamera yang lebih baik, membuat A50s terasa lebih terjangkau dibandingkan dengan A50. Jika Anda pemilik A50 namun tidak terlalu membutuhkan NFC, sepertinya tidak perlu terburu-buru untuk mengganti smartphone ke A50s.

Sparks

  • NFC
  • Kinerja cukup kencang
  • Responsif
  • Daya tahan baterai bagus
  • Hasil kamera dapat diandalkan
  • Sidik jari cukup responsif

Slacks

  • Cukup panas saat digunakan bermain game
  • Volume cukup kecil

 

Arsitektur RDNA akan Dibawa AMD bersama Samsung untuk Kalahkan Adreno

Pada bulan Juni yang lalu, Samsung menjalin kerja sama dengan AMD untuk menelurkan produk grafis (GPU) yang dapat digunakan pada perangkat mobile. Hal tersebut tentu saja bakal digunakan oleh Samsung untuk memperkuat lini Exynos-nya yang selama ini dipakai pada smartphone dan tablet yang mereka jual. Sasaran mereka, grafis ini bisa digunakan pada tahun 2021 nanti.

mengupas-keunggulan-chipset-qualcomm-snapdragon-636-3

Baru-baru ini, AMD juga meluncurkan kartu grafis baru yang dinamakan Radeon RX 5700. Kartu grafis yang satu ini menggunakan arsitektur yang mereka sebut sebagai RDNA, yang merupakan penerus arsitektur sebelumnya yang disebut GCN. Ternyata, RDNA inilah yang bakal dibawa AMD untuk menjadi arsitektur grafis mobile bersama Samsung.

Dengan RDNA, beban kerja komputasi akan dilakukan dengan 32 thread per setiap inti prosesor. Dengan metode ini, AMD mengklaim bahwa ada keuntungan dengan melakukan distribusi beban kerja secara paralel ke lebih banyak inti prosesor, sehingga meningkatkan kinerja dan efesiensi daya. AMD juga lebih memperhatikan dua hal yang sangat penting pada GPU smartphone, yaitu memori dan konsumsi daya.

Arsitektur RDNA juga memiliki kemampuan machine learning dengan dukungan matematis 64, 32, 16, 8, dan bahkan 4-bit integer secara paralel. RDNA juga dapat melakukan kalkulasi dengan konsumsi daya yang lebih rendah dengan menggunakan FMA (fused multiply-accumulate) yang lebih baik dari GCN. Dengan semua itu, RDNA dapat menangani machine learning dan beban kerja grafis lebih efisien.

Logo AMD Radeon

AMD juga menjanjikan peningkatan kinerja per watt yang lebih baik pada implementasi RDNA selanjutnya. Selain itu, AMD juga menggunakan proses pabrikasi 7 nm+ yang kemungkinan bakal digunakan oleh Samsung pada cip grafis mereka di masa depan.

Pada arsitektur GCN, AMD memiliki karakteristik yang sama dengan kebanyakan GPU lainnya seperti Mali dan Tegra. Inti dari prosesor GPU bisa menyesuaikan clock-nya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan target daya yang ditentukan. Hal ini akan lebih menghemat daya pada saat perangkat sedang idle atau tidak digunakan.

Pada RDNA, hal tersebut lebih ditingkatkan lagi dengan tingkat fleksibilitas yang lebih baik untuk menyesuaikan kinerja dan konsumsi daya pada tiap shader array. Nantinya, Samsung akan dapat melakukan eksperimen dengan menentukan jumlah array dan cache nya sehingga lebih optimal.

Radeon RX5700

Walaupun begitu, hasil dari GPU RDNA masih bakal digodok dua tahun kedepan. Selama dua tahun itulah, AMD juga bisa melakukan penyesuaian lebih baik lagi pada arsitektur RDNA. Intinya adalah AMD bisa membuat GPU dari Samsung nantinya lebih efisien, memiliki beban kerja yang optimal, dan desain inti prosesor yang lebih fleksibel untuk menangani perintah aplikasi yang lebih luas lagi.

Dengan keyakinan itulah, AMD merasa yakin akan mengalahkan GPU buatan perusahaan yang pernah mereka miliki dan dijual ke Qualcomm itu. Adreno sendiri masih menjadi salah satu GPU mobile yang paling kencang hingga saat ini.

Sumber: AndroidAuthority

[Review] Samsung Galaxy Watch Active: Jam Pintar untuk Olah Raga

Sepertinya pasar jam tangan pintar masih belum menyurutkan niat Samsung untuk selalu mengeluarkan desain baru. Padahal, para pesaingnya mungkin sudah mulai jarang dalam mengeluarkan model smartwatch baru. Hal tersebut dibuktikan dengan meluncurnya Samsung Galaxy Watch Active.

Samsung Galaxy Watch Active

Galaxy Watch Active menawarkan fitur-fitur yang sama dari lini jam tangan Samsung. Akan tetapi, jam tangan pintar yang satu ini dibalut dengan desain yang dapat bertahan untuk digunakan berolah raga. Selain itu, harganya juga dijual lebih murah dibandingkan para pendahulunya.

Satu hal yang cukup membuat hype pada perangkat ini adalah kemampuannya untuk mengetahui tekanan darah. Namun sayang, fasilitas ini tidak bisa digunakan di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan aplikasi yang mendukung fitur tersebut tidak bisa di-download di Indonesia.

Samsung Galaxy Watch Active memiliki spesifikasi sebagai berikut

SoC Exynos 9110
Prosesor 2x Cortex A53 1.15 GHz
GPU Mali T-720
RAM 750 MB
Storage Internal 4 GB
OS Tizen
Layar Super AMOLED 1,1 inci 360×360 pixel
Sensor Accelerometer, Barometer, Gyro, Detak jantung, Cahaya, NFC, GPS, GLONASS
Dimensi 39.5 x 39.5 x 10.5mm
Bobot 25 gram

Sama seperti jam tangan pintar Samsung lainnya, Watch Active juga menggunakan OS Tizen dengan antar muka yang sama. Akan tetapi, tanpa bezel berdesain dial yang bisa berputar tentu saja sedikit menghilangkan tingkat ergonomis dari Watch Active. Namun, pengoperasian jam tangan pintar seperti menyentuh dan menggeser secara vertikal dan horisontal tidak banyak mengurangi kenyamanan dalam penggunaannya.

Unboxing

Samsung Galaxy Watch Active - Box

Didalam paket penjualan itu terdapat perlengkapan seperti berikut ini

Samsung Galaxy Watch Active - Unboxing

Desain

Berbeda dengan Samsung Galaxy Watch, Watch Active terlihat lebih kecil. Walaupun lebih kecil, badan dari jam pintar ini sendiri terbuat dari metal, sehingga terasa sangat kokoh. Dimensinya juga berbentuk bundar sehingga sama dengan kebanyakan jam yang dijual di pasaran.

Tali jam bawaannya terbuat dari bahan karet, sehingga cocok untuk mereka yang selalu berkeringat atau berolah raga. Jika talinya terasa kurang panjang, Samsung sudah menyediakan penggantinya yang lebih panjang. Strap itu sendiri juga dapat diganti dengan tali jam 20mm yang dijual pada toko jam.

Samsung Galaxy Watch Active - Bagian Bawah

Layar dari Samsung Galaxy Watch Active menggunakan tipe Super AMOLED. Dimensi layarnya sebesar 1.1 inci dengan resolusi 360×360. Akan tetapi, cukup disayangkan bahwa perangkat ini hanya menggunakan Gorilla Glass 3. Padahal, Samsung Galaxy Watch menggunakan versi yang paling baru untuk jam tangan, yaitu Corning Gorilla Glaxx DX+ yang lebih tahan terhadap goresan.

Sama seperti generasi sebelumnya, Samsung Galaxy Watch Active juga menggunakan wireless charger untuk mengisi baterainya. Untuk mengisi dari kosong hingga penuh membutuhkan waktu kurang dari dua jam. Selain itu, pada bagian bawah jam ini juga terdapat beberapa sensor untuk mengukur detak jantung, tingkat stres, dan tekanan darah (yang belum bisa digunakan di Indonesia).

Samsung Galaxy Watch Active - Buttons

Sistem operasi Tizen yang digunakan pada jam tangan pintar ini menggunakan versi 4. Desain antar mukanya sendiri berbentuk lingkaran dengan icon-icon pada pinggirannya. Akan tetapi, cara memilih sebuah aplikasi bukanlah dengan memutar sesuatu, tetapi dengan melakukan klik atau menggeser layarnya.

Karena ditujukan untuk para pengguna yang gemar melakukan olah raga, tentu saja fitur untuk hal tersebut cukup lengkap. Perangkat ini memiliki GPS, altimeter, barometer, dan monitor detak jantung, serta dapat dibawa menyelam saat berenang. Selain itu, Watch Active juga secara otomatis merekam 39 jenis latihan seperti bersepeda, berlari, berenang, dan lain sebagainya.

Pengalaman menggunakan

Saya pribadi menggunakan Samsung Galaxy Watch Active selama melakukan perjalanan di Turki. Yang paling unik adalah pada saat cukup excited menaiki kereta gantung menuju gunung Uludag, tingkat stres saya meningkat. Entah karena saya sebenarnya takut akan ketinggian, terlalu letih, atau memang terlalu senang saat menaiki gunung tersebut.

Seperti biasa, jam tangan pintar dari Samsung ini dapat menerima notifikasi pesan yang bisa di set pada aplikasi Samsung Galaxy Wear. Pengguna juga dapat menerima telepon dari jam tangan pintar ini sehingga tidak perlu mengeluarkan smartphone mereka. Uniknya lagi, pada Galaxy Watch Active juga bisa langsung menjalankan Bixby.

Samsung Galaxy Watch Active - Indah

Tekanan darah merupakan yang paling saya ingin coba. Sayangnya, aplikasi pemindai tekanan darah yang bernama My BP Lab hanya bisa diunduh saat Anda berdomisili di Amerika. Jika jam pintar sudah mendeteksi lokasi Anda di Indonesia, maka aplikasi tersebut tidak dapat dicari melalui Galaxy Store. Sayang memang, padahal feature ini dapat membantu, walau Samsung mengatakan bahwa fasilitas ini baru sekedar percobaan saja.

Tanpa koneksi Bluetooth, jam tangan pintar ini dapat bertahan hingga empat hari. Pada saat terhubung dengan smartphone, baterainya bisa bertahan sekitar dua hari saja. Jika pengguna tidak memiliki power bank dengan kemampuan wireless charging, sangat disarankan untuk mengisi baterainya saat akan tidur di malam hari.

Samsung Galaxy Watch Active - At Hand

Saat memilikinya, kami sangat menyarankan agar pengguna mencari lapisan anti gores untuk jam tangan yang satu ini. Gorilla Glass 3 memang kuat, namun saat terbentur, belum tentu tidak tergores. Sebuah lapisan anti gores tentu saja jauh lebih murah dibandingkan ketika kita harus mengganti kaca jam tangan pintar.

Verdict

Samsung kembali mengeluarkan jam tangan pintar yang memiliki desain yang minimalis. Tidak hanya bisa digunakan untuk pemakaian sehari-hari saja, jam tangan terbarunya ini bisa digunakan untuk membantu informasi kesehatan saat berolah raga tanpa harus membeli sebuah smartband secara terpisah. Jam tangan pintar tersebut adalah Samsung Galaxy Watch Active.

Samsung Galaxy Watch Active - Auf

Dengan menggunakan SoC Exynos 9110, membuat jam tangan ini cukup responsif dan irit saat digunakan. OS Tizen yang digunakan juga membuat kinerjanya menjadi lebih baik. Selain itu, antar muka yang digunakan juga cukup mudah, walaupun tidak sesuai dengan ekspektasi, karena tidak ada dial yang bisa memutar pilihan.

Desain yang minimalis membuatnya cocok digunakan untuk pria maupun wanita. Walaupun begitu, mereka yang berbadan besar sepertinya terlihat kurang cocok saat menggunakannya. Oleh karena itu, Samsung Galaxy Watch sepertinya lebih cocok.

Samsung Galaxy Watch Active membawa segudan fitur yang mungkin tidak ada pada jam pintar lainnya. Sayangnya, fitur pendeteksi tekanan darah tidak dapat digunakan di luar wilayah Amerika Serikat. Walaupun begitu, fitur lain seperti sensor ketinggian sudah disematkan ke dalam jam pintar ini.

Harga resmi dari Samsung Galaxy Watch Active di Indonesia ternyata cukup mahal, yaitu Rp. 3.499.000 sesuai dengan website resminya. Berbeda dengan diluar negeri yang “hanya” $199 saja atau terpaut sekitar Rp. 500.000an. Harga ini sepertinya tergolong cukup premium, walaupun bukan yang termahal di antara lini jam tangan pintar Samsung. Akan tetapi dengan harga tersebut, konsumen akan mendapatkan segudang fitur pada sebuah jam tangan pintar.

Sparks

  • Fitur lengkap
  • Desain minimalis
  • Layar yang cerah
  • Daya tahan baterai yang cukup baik
  • Fitur olah raga yang lengkap

Slacks

  • Fitur tekanan darah tidak bisa digunakan
  • Masih menggunakan Gorilla Glass 3, bukan DX+
  • Tidak menggunakan bezel dengan desain dial

 

[Review] Samsung Galaxy S10+: Smartphone Android Kencang dengan Kamera Cantik

Seperti biasanya, Samsung bakal meluncurkan smartphone flagship Android terbarunya di setiap tahun. Tahun 2019 merupakan giliran Galaxy S10 yang diperkenalkan kepada para konsumen. Galaxy S10 sendiri memiliki tiga varian, yaitu S10e, S10, dan S10 Plus.

Kali ini DailySocial kedatangan Galaxy S10+ yang merupakan versi dengan layar yang lebih besar serta kamera yang lebih lengkap. Versi yang kami dapatkan tentu saja menggunakan SoC Exynos 9820 yang diproduksi memakai proses pabrikasi 8 nm. Kinerjanya sendiri diklaim oleh Samsung sama atau terpaut sangat sedikit dengan versi Snapdragon yang dijual di Amerika.

Samsung Galaxy S10+

Galaxy S10 sendiri memiliki spesifikasi sebagai berikut

Samsung Galaxy S10e Samsung Galaxy S10 Samsung Galaxy S10+
SoC Exynos 9820
Prosesor 2×2.73 GHz Mongoose M4 + 2×2.31 GHz Cortex-A75 + 4×1.95 GHz Cortex-A55
GPU Mali-G76 MP12
RAM 6 / 8 GB 6 / 8 GB 8 / 12 GB
Internal 128 / 256 GB 128 / 512 GB 128/256 GB dan 1 TB
Layar 5,8″ 2280×1080 HDR10+ GG 5 6,1″ 3040×1440 HDR10+ GG 6 6,4″ 3040×1440 HDR10+ GG 6
Dimensi 142.2 x 69.9 x 7.9 mm 149.9 x 70.4 x 7.8 mm 157.6 x 74.1 x 7.8 mm
Bobot 150 gram 157 gram 175 / 198 gram (versi keramik)
Baterai 3100 mAh 3400 mAh 4100 mAh
OS Android Pie 9 dengan One UI

Untuk perangkat Samsung Galaxy S10+ yang kami dapatkan, berikut adalah hasil dari CPU-Z dan Sensor Box.

Sebelum Samsung Galaxy S10+ datang ke meja pengujian tim Dailysocial, kami pun telah menggunakannya pada saat Samsung menjamu ke Turki. Akan tetapi, pada saat itu kami belum menguji performa smartphone dengan menggunakan aplikasi benchmark. Samsung S10+ pun pada saat itu belum mendapatkan fitur Night Mode, sehingga hasil yang didapatkan pada saat gelap masih kurang baik. Fitur Night Mode pulalah yang membuat kami sedikit terlambat dalam melakukan review kali ini. But it worth the wait…

Unboxing

Samsung Galaxy S10+ - Box

Seperti di ataslah bentuk dari paket penjualan Samsung Galaxy S10+. Didalam paket penjualan tersebut dapat ditemukan perlengkapan seperti gambar berikut ini.

Samsung Galaxy S10+ - Unboxing

Desain

Layar merupakan bagian terbaru dari desain Samsung Galaxy S10+. Walaupun memiliki nama yang sama, Infinity Display, tetapi kali ini Samsung membuatnya lebih luas lagi. Layar yang ada pun juga menggunakan kaca pelindung Gorilla Glass 6 yang diklaim mampu bertahan saat perangkat jatuh dalam ketinggian tertentu. Pada sisi layarnya, Samsung masih menggunakan desain edge yang melengkung, membuatnya menjadi bezelless.

Samsung Galaxy S10+ - Bagian Bawah

Kamera pada bagian depan terdapat pada sisi kanan atas layar. Pada Samsung Galaxy S10+, kameranya ada dua buah. Kamera tersebut tidak terletak di luar layar, tetapi ada didalam layar Infinity Display. Samsung pun masih mendesain layar keluarga S yang tidak memakai poni sama sekali.

Layar pada S10+ juga menggunakan standar HDR10+ yang memiliki warna lebih cerah dibandingkan layar dari smartphone lainnya. HDR10+ sendiri merupakan standar yang diperkenalkan oleh Samsung dan Amazon Video. HDR10+ sendiri merupakan standar bebas royalti yang memberikan tingkat kecerahan lebih akurat dibandingkan HDR10.

Samsung Galaxy S10+ - Bagian kanan

Samsung kali ini memperkenalkan Ultrasonic Fingerprint ID yang memindahkan pemindai sidik jari dari bagian belakang ke depan. Hal tersebut berarti sensor pemindainya ada dibalik layarnya. Sensor sidik jari ini juga terasa cepat.

Bagian belakang dari smartphone ini menggunakan bahan berjenis kaca. Jangan khawatir, karena kaca belakang tersebut sudah menggunakan Gorilla Glass 5. Setelah dipakai tanpa casing, kami belum menemukan satu garis goresan pun pada unit yang kami terima. Pada bagian belakang pula terdapat tiga buah kamera, sebuah flash, dan sensor inframerah.

Samsung Galaxy S10+ - Bagian Kiri

Untuk tombol daya ada pada sisi sebelah kanan dari Galaxy S10+. Pada sisi kirinya terdapat tombol volume dan tombol Bixby. Pada bagian bawahnya terdapat port audio 3.5 mm, USB-C, dan speaker. Dan pada bagian atasnya terdapat slot nano SIM hybrid.

Samsung Galaxy S10+ menggunakan Android Pie sebagai sistem operasinya. Namun untuk antarmukanya, Samsung tidak menggunakan lagi versi lama. Antarmuka baru bernama One UI sudah terpasang pada perangkat yang satu ini.

Samsung Galaxy S10+ - Bagian Atas

Jaringan LTE

Samsung Galaxy S10+ merupakan sebuah smartphone flagship. Tentu saja perangkat ini akan mendukung hampir semua spektrum yang ada. Samsung Galaxy S10+ mendukung band LTE  1(2100), 2(1900), 3(1800), 4(1700/2100), 5(850), 7(2600), 8(900), 12(700), 13(700), 17(700), 18(800), 19(800), 20(800), 25(1900), 26(850), 28(700), 32(1500), 38(2600), 39(1900), 40(2300), 41(2500), dan 66(1700/2100). Modem yang terpasang sendiri mendukung Cat 20 dengan kecepatan download 2 Gbps. Hal tersebut dapat tercapai karena Cat 20 mendukung 7 Carrier Aggregation!

Wifi 6

Satu hal pula yang baru pada Samsung Galaxy S10+ adalah pengenalan ke jenis WiFi yang baru. Samsung Galaxy S10+ sudah menggunakan WiFi 6 atau dengan nama lainnya, 802.11ax. WiFi 6 memiliki kecepatan yang luar biasa, yaitu 9.6 Gbps! Sayangnya, perangkat router dengan WiFi 6 belum ada di Indonesia untuk sekarang ini. Akan tetapi, untuk menguji kecepatannya, Anda bisa melakukan transfer data dengan kapasitas yang besar antar Samsung Galaxy S10.

Kamera

Tidak banyak yang dapat dibicarakan lagi untuk kamera. Semua dapat dilihat pada artikel uji coba kamera Samsung Galaxy S10+ di Turki. Akan tetapi, saat kami akan mengembalikan unit demo, perangkat tersebut mendapatkan sebuah mode baru. Mode tersebut adalah Night Mode. Hal inilah yang ingin kami bahas pada segmen yang satu ini dan membuat artikel ini keluar “sedikit” telat.

Sama seperti kebanyakan fitur Night Mode yang ada dipasaran, kamera harus mengambil gambar dalam waktu 5 detik. Dengan begitu, cahaya yang akan didapat akan semakin baik untuk menghasilkan gambar pada keadaan gelap. Pengguna juga diharapkan untuk tidak terlalu bergoyang saat mengambil gambar selama 5 detik tersebut. Tentu saja agar gambar yang diambil tidak buram.

Berikut adalah contoh pengambilan gambar dengan menggunakan Night Mode

Pengujian

Saatnya menguji SoC yang digunakan oleh Samsung Galaxy S10+. Oleh karena yang kami dapatkan merupakan versi Indonesia, SoC yang digunakan adalah Exynos 9820. Prosesor yang digunakan adalah buatan Samsung sendiri dengan Mongoose M4 yang digadang lebih kencang dari Cortex A76 yang ditemani oleh Cortex A75 dan Cortex A55.

Sebelum mendapatkan sampel SoC Snapdragon 855, tentu saja kami harus sandingkan Exynos 9820 dengan Snapdragon 845 dan Hisilicon Kirin 980. Samsung mengklaim bahwa kinerja kedua versinya akan sedikit berbeda. Untuk hal tersebut, silahkan lihat pada hasil benchmark-nya berikut ini.

Cukup unik dimana Exynos 9820 memiliki nilai AITutu yang lebih rendah dari Snapdragon 845. Hal ini cukup menggambarkan kinerja AI pada kamera. Walaupun begitu dengan nilai yang ada, kinerja keduanya sudah cukup kencang.

Untuk kinerja performa, Samsung Galaxy S10+ menduduki nyaris semua aplikasi benchmarking yang kami gunakan. Oleh karena itu, memang bisa dikatakan bahwa Samsung Galaxy S10+ yang menggunakan Exynos 9820 merupakan perangkat Android terkencang saat artikel ini kami muat yang resmi di Indonesia.

Uji dengan BatteryXPRT

DailySocial melakukan pengujian dengan menggunakan aplikasi BatteryXPRT. Mengapa BatteryXPRT? Karena aplikasi yang satu ini dapat menguji baterai smartphone mirip dengan penggunaan sehari-hari. Kami tidak melakukan pengujian saat smartphone berada dalam kondisi menyala tanpa henti atau yang sering disebut dengan Screen On Time.

Samsung Galaxy S10+ - BatteryXPRT

BatteryXPRT sendiri mengatakan bahwa smartphone dengan baterai 4100 mAh ini dapat bertahan sampai dengan 22 jam. Hal tersebut tentu membuat Samsung Galaxy S10+ juga cocok untuk mereka yang ingin memiliki smartphone yang dapat bertahan lebih dari satu hari. Tentunya saat digunakan untuk memainkan game atau mengambil foto-foto saat liburan, smartphone ini tidak akan bertahan sehari, mungkin hanya 8 jam saja sesuai dengan penggunaan kamera saat kami melakukan uji kamera.

Verdict

Dalam memilih sebuah perangkat kelas atas saat ini memang hanya didominasi oleh beberapa merek. Samsung adalah salah satunya yang secara konsisten menawarkan perangkat kelas atas yang baru setiap tahunnya. Untuk tahun 2019, smartphone flagship dari Samsung yang menjadi senjata utama mereka adalah keluarga Galaxy S10, terutama Galaxy S10+.

Kinerja yang ditawarkan oleh Samsung Galaxy S10+ sudah pasti memuaskan semua orang. Pasalnya, saat ini Exynos 9820 yang digunakan di Galaxy S10+ meraih kinerja tertinggi di antara smartphone Android yang ada di Indonesia secara resmi sampai artikel ini dimuat. Oleh karena itu, kinerjanya sudah pasti memuaskan jika dipakai untuk bermain game, melakukan editing baik gambar maupun video, ataupun kegiatan lainnya.

Kamera yang dimiliki oleh Samsung Galaxy S10+ juga sangat apik. Hal tersebut dapat dilihat pada artikel kami sebelumnya, baik untuk video maupun kamera. Tingkat noise yang sangat rendah dan ketajaman yang sangat baik akan didapat disetiap pengambilan foto. Ditambah lagi update Night Mode yang membuat hasil fotonya menjadi lebih cerah pada saat kurang cahaya. Semuanya membuat Anda tidak perlu lagi membawa kamera tambahan karena hasilnya sudah dapat diandalkan di segala medan.

Perangkat yang kami dapatkan merupakan versi 8/128 GB. Varian yang satu ini dijual secara resmi dengan harga Rp. 13.999.000. Harga tersebut memang dapat dikatakan mahal karena memang Samsung menjual pada pasar premium. Apalagi, harga tersebut terlihat tidak mahal jika kita melihat varian 12GB/1TB yang memiliki harga Rp. 23.999.000.

Sparks

  • Prosesor kencang!
  • Hasil kamera bagus
  • WiFi 6
  • Dukungan LTE lengkap
  • Perlindungan kaca dengan Gorilla Glass terbaru
  • HDR10+
  • Feature kamera yang lengkap
  • Pemindai sidik jari responsif

Slacks

  • Harganya mahal!
  • Licin saat digenggam tanpa back case

Menjajal Kemampuan Kamera Samsung Galaxy S10+ di Turki

Bukan Samsung namanya jika tidak mengejutkan para jurnalis untuk mencoba produknya. Setelah mengadakan peluncuran perangkat terbarunya, Galaxy S10, Samsung pun mengajak media dan youtuber terpilih yang berjumlah 32 orang untuk melakukan utak atik. Kali ini, Samsung memilih Turki sebagai lokasi workshop perangkat terbarunya itu.

Pada workshop kali ini, yang dibicarakan tidak lagi hanya mengenai bagaimana menangkap gambar tidak bergerak saja. Galaxy S10 saat ini menawarkan video dengan kemampuan yang mirip dengan sebuah gimbal, mengurangi guncangan yang terjadi saat merekam video. Selain itu, Galaxy S10 juga memiliki HDR10 yang membuat warna menjadi lebih apik.

S10 Experience Turkey - Launch

Bursa merupakan kota pertama yang menjadi tujuan saya pada perjalanan kali ini. Hal tersebut dikarenakan Samsung ingin para peserta untuk merasakan gunung Uludag (yang artinya adalah Gunung Besar) yang ada pada kota tersebut. Hal ini juga secara tidak langsung menguji bagaimana Galaxy S10 bekerja pada suhu yang dingin.

Pada perjalanan kali ini, para peserta dibimbing oleh salah satu sutradara yang sudah sangat dikenal di Indonesia, yaitu Jay Subiakto. Beliau sendiri sebelumnya telah menggunakan Samsung Galaxy S10 untuk membuat video di negara Nepal. Dua feature yang dia gunakan di Nepal tentu saja HDR10 dan Super Steady Mode.

Pada kesempatan kali ini, DailySocial beruntung mendapatkan perangkat Samsung Galaxy S10+ (baca: dipinjamkan). Smartphone yang satu ini memiliki tiga buah kamera. Kamera pertama disebut dengan kamera wide dan merupakan kamera utama dengan resolusi 12 MP bukaan f/1.5-2.4 dengan kemampuan Dual Pixel PDAF dan OIS. Kamera kedua merupakan kamera telephoto atau zoom (2x) dengan resolusi 12 MP, bukaan f/2.4 dan memiliki OIS. Terakhir adalah kamera ultrawide dengan resolusi 16 MP dan bukaan f/2.2.

Pada workshop hari pertama, Jay memberikan beberapa tips untuk mengambil video dengan baik. Salah satunya adalah mengenali tempat yang akan dikunjungi terlebih dahulu, sehingga tidak kagok pada saat berada dilokasi pengambilan gambar. Lalu sebisa mungkin mengambil gambar dengan format landscape, karena sesuai dengan dimensi layar.

Teknik Tilting, Panning, dan Sliding untuk melakukan gerakan ke samping, atas, dan menggunakan badan sebagai tumpuan juga patut digunakan. Lalu, sebuah stabilizer juga harus digunakan agar tidak membuat pusing. Pada Galaxy S10, Super Steady dapat menggantikan sebuah gimbal. Terakhir, jika tidak ingin menggunakan Super Steady, gunakan HDR10 yang juga memakai kamera ultrawide.

Terakhir, Jay mengatakan bahwa dalam mengambil gambar dan video, jangan terlalu terpaku kepada patokan yang ada. Kreativitas hendaknya tidak boleh dikekang. Hal ini nantinya akan berimbas kepada hasil akhir dari video yang dibuat.

Gunung Uludag

Mount Uludag atau berarti Gunung Besar merupakan tujuan pertama untuk pengambilan gambar kali ini. Indahnya salju yang ada dan penggunaan kereta gantung yang selalu bergerak memang cocok untuk menguji Super Steady serta HDR10 yang ada pada perangkat ini.

Saya pun melakukan simulasi memegang perangkat dan menjatuhkan diri ke salju. Hasilnya memang guncangan yang terjadi sangat mulus diredam oleh Super Steady. Selain itu, saya juga menggunakan Super Slo-mo yang saat ini sudah dikembangkan dengan lebih baik lagi. Namun, Super Slo-mo yang ada memang sepertinya kurang senyaman Galaxy S9, di mana dalam satu rekaman bisa menghasilkan banyak Super Slo-mo.

Green Mosque

Green Mosque atau Mesjid Hijau di Istanbul juga merupakan tempat yang cukup baik untuk mengambil foto. Dengan banyaknya jendela yang memasukkan sinar ke dalam mesjid, membuat pengujian Dynamic Range dan Ultra Wide Angle menjadi lebih menarik. Sayangnya, tidak banyak obyek yang dapat diambil pada lokasi yang satu ini.

Galata Tower

Menara Galata merupakan salah satu obyek wisata Turki yang sangat menarik. Pada menara ini, para pengunjung dapat melihat kota Istanbul yang berada pada dua benua, yaitu Asia dan Eropa. Dengan begitu, mengambil gambar dengan menggunakan Ultra Wide Angle tentu saja akan menangkap kedua benua tersebut.

Hal unik pada menara ini adalah secara tiba-tiba seekor burung camar hinggap pada pagar tepat di depan saya. Hal ini tentu saja sangat pas untuk mencoba Scene Optimizer. Namun sayang, burung belum masuk ke dalam daftar pemandangan pada Galaxy S10 dan perangkat ini tidak mendeteksi sebagai binatang.

Saya juga mencoba kamera zoom pada perangkat ini. Bukan zoom 2x yang sayagunakan, namun seberapa baik kamera pada Galaxy S10 dapat menangkap gambar saat 10x digital zoom. Hasilnya ternyata tidak mengecewakan.

Hagia Sofia (Ayasofya Müzesi)

Hagia Sofya merupakan bangunan kuno yang pertamanya adalah sebuah gereja dan saat ini berubah fungsi menjadi sebuah mesjid. Didalamnya memang sangat megah. Sehingga sebuah kamera Ultra Wide Angle saja kurang lebar dalam mengambil keseluruhan gambar. Tentu saja, Panorama menjadi hal yang sangat baik untuk mengambil gambar di sekitarnya.

Keadaan cahaya yang tidak terlalu terang juga cocok untuk mencoba bukaan f/1.5. Hal tersebut tentu saja tidak menjadi masalah bagi Samsung Galaxy S10+ karena hasil gambarnya terlihat cukup prima. Beberapa relik yang jauh juga mampu diambil oleh kamera telephoto, namun hasilnya tidak setajam kamera utama.

Dua kucing yang hidup didalam Hagia Sofia juga menjadi sorotan saya. Karena musim dingin, keduanya berusaha menghangatkan diri pada sebuah lampu sorot. Hal tersebut sangat baik dalam menguji Scene Optimizer dari Galaxy S10+.

Basilica Cistern

Bekas tempat penampungan air ini merupakan sebuah tantangan bagi setiap kamera, baik itu DSLR maupun smartphone. Hal tersebut dikarenakan Basilica Cistern berada di bawah tanah. Hal ini membuat tidak adanya cahaya matahari yang masuk ke dalam tempat wisata tersebut.

Beberapa lampu menjadi basis penerangan dari Basilica Cistern. Dan hal ini sangat cocok untuk menguji bukaan f/1.5 dari Galaxy S10+. Scene Optimizer juga akan membantu meningkatkan kualitas gambar pada saat kondisi cahaya kurang baik.

Pada saat kurangnya cahaya, Galaxy S10 akan menggunakan feature Bright Night. Fasilitas yang satu ini secara otomatis dan cepat akan mengambil beberapa gambar untuk digabungkan menjadi satu sehingga pada saat kondisi gelap akan mendapatkan foto yang tetap baik.

Bosphorus Cruise

Samsung juga mengajak saya menaiki kapal untuk memutari selat Bosphorus. Di atas kapal tersebut, guncangan yang ada pun juga cukup keras. Kadang bisa membuat orang jatuh. Hal ini tentu saja cocok untuk menguji Super Steady Mode dari Galaxy S10.

S10 Experience Turkey - Bosphorus Scene Op

Gerakan kapal yang stagnan ke depan juga cocok untuk menguji mode Hyperlapse. Fasilitas ini akan mempercepat gerakan di video sehingga dapat membuat durasi 5 menit menjadi 20 detik saja. Tentunya, kamera tidak boleh bergerak agar hasilnya prima.

Emirgan Park

Sayang, pada taman Emirgan, Tulip yang sejatinya berasal dari Turki ini belum mekar. Hanya beberapa bunga saja yang dapat diambil gambarnya dengan baik. Hal tersebut membuat taman Emirgan cocok untuk mencoba mode Bokeh baru dengan Live Focus dari Galaxy S10.

Ada empat mode Live Focus pada Samsung Galaxy S10. Yang pertama adalah bokeh standar seperti biasanya, Zoom bokeh, Spin bokeh, dan terakhir Color Point. Dan dimsinilah pengujian saya berakhir.

Baterai

Samsung Galaxy S10+ ditenagai dengan baterai berkapasitas 4000 mAh. Tentunya dengan baterai sebesar ini, diharapkan mampu dapat bertahan seharian saat dipakai. Akan tetapi, berbeda lagi ceritanya pada saat menggunakan kamera.

Setiap hari saat saya menggunakan Samsung Galaxy S10+, baterai akan habis sekitar 6-8 jam kemudian. Kabel USB-C saya cabut saat 100% pada saat jam 8 pagi dan akan membutuhkan pengisian kembali pada saat jam 15.00-16.00. Walaupun begitu, hal seperti ini kemungkinan besar akan jarang terjadi saat dipakai sehari-hari.

Tahan Banting

Selama di Turki, banyak sekali peserta yang terlihat menjatuhkan perangkat Galaxy S10+ dan S10 nya (jangan bilang-bilang panitia, ya). Ternyata, tidak satu pun perangkat yang rusak, bahkan tidak ada goresan sedikit pun pada layar. Ternyata, kualitas produksi dari Samsung Galaxy S10 juga bisa dibilang baik.

Nah, setelah saya melakukan pengujian, dapat disimpulkan bahwa Galaxy S10 memiliki peningkatan yang cukup jauh pada sisi kamera (dan SoC tentunya). Hasil foto menjadi semakin baik dan perekaman video menjadi lebih apik. Jadi, apakah Anda ingin upgrade ke Galaxy S10?

Note: Semua gambar diambil menggunakan Samsung Galaxy S10