Semua yang AMD Umumkan di CES 2022

AMD mengawali tahun 2022 dengan sederet pengumuman yang mencuri perhatian. Di panggung CES, Lisa Su dan timnya memperkenalkan produk-produk baru yang siap AMD luncurkan tahun ini, baik untuk ranah laptop maupun desktop.

Mulai dari prosesor dan kartu grafis laptop baru, sampai keluarga prosesor Zen 4, ada banyak hal menarik yang bisa disoroti dari acara peluncuran AMD di CES 2022. Anda bisa menonton video lengkapnya di YouTube, atau Anda juga bisa membaca rangkumannya di sini.

Prosesor laptop AMD Ryzen 6000 Series

Dalam presentasinya, Lisa Su memaparkan bahwa keluarga prosesor laptop Ryzen 6000 Series dibangun di atas arsitektur Zen 3+ dengan proses pabrikasi 6 nm, sekaligus mengemas chip grafis terintegrasi dari arsitektur RDNA 2. Total ada sekitar 20 model prosesor yang bakal dirilis, dan seperti biasa, AMD bakal membaginya menjadi seri U untuk laptop mainstream dan seri H untuk laptop gaming.

Dibanding generasi sebelumnya, Ryzen 6000 Series menjanjikan peningkatan kinerja CPU hingga 1,3x dan kinerja GPU hingga 2x lebih cepat. Lebih lanjut soal performa grafisnya, AMD mencontohkan bahwa performa GPU yang tertanam di Ryzen 6800U mampu melampaui chip Intel Xe milik prosesor Intel Core i7-1165G7 dan bahkan Nvidia GeForce MX450 yang merupakan kartu grafis diskret.

Selain lebih gegas dari generasi sebelumnya, Ryzen 6000 Series juga lebih irit daya. Dalam skenario video conferencing menggunakan Microsoft Teams misalnya, AMD mengklaim ada penurunan konsumsi daya hingga 30%. Lalu saat dipakai untuk streaming Netflix, konsumsi dayanya bisa lebih irit sampai 40%.

AMD pun tidak lupa melengkapi keluarga prosesor Ryzen 6000 Series dengan dukungan teknologi-teknologi terbaru seperti RAM DDR5, PCIe 4.0, Wi-Fi 6E, USB 4, serta chip pengaman terintegrasi Microsoft Pluton. Kapan laptop yang ditenagai prosesor Ryzen 6000 Series bakal muncul di pasaran? Paling cepat Februari 2022 kalau kata AMD.

Kartu grafis laptop AMD Radeon RX 6000M Series dan RX 6000S Series

Prosesor laptop sudah, saatnya membahas kartu grafis diskret yang AMD persiapkan untuk beragam laptop tahun ini. Untuk laptop gaming di kasta flagship, AMD kini punya Radeon RX 6850M XT yang menjanjikan pengalaman gaming yang mulus di resolusi 1440p, dengan klaim peningkatan performa hingga 7% dibanding model flagship sebelumnya, RX 6800M. Di bawah itu, beberapa opsi kartu grafis baru AMD meliputi RX 6650M XT, RX 6650M, RX 6500M, dan RX 6300M.

Namun yang kedengarannya lebih menarik justru adalah keluarga kartu grafis baru RX 6000S Series. Huruf “S” di sini mengacu pada kata “Slim”, dan AMD secara spesifik merancangnya untuk digunakan di laptop-laptop gaming yang punya bodi hingga 20% lebih tipis dari biasanya, serta yang bobotnya kurang dari 2 kilogram.

Sejauh ini sudah ada tiga model yang AMD persiapkan: RX 6800S, RX 6700S, dan RX 6600S. Untuk mengilustrasikan performanya, AMD bilang bahwa RX 6800S dengan TGP 100 W sanggup menjalankan beberapa judul game AAA di 100 fps pada resolusi 1080p dan dengan pengaturan grafis rata kanan. Lalu jika dibandingkan dengan GPU laptop pesaing macam RTX 3080, AMD meyakini RX 6800S mampu mencatatkan performa hingga 10% lebih kencang di beberapa judul game pada resolusi 1080p.

Bagi yang sedang berburu laptop gaming baru, mungkin ada baiknya Anda sedikit bersabar mengingat deretan laptop yang ditenagai kartu grafis baru AMD ini dikabarkan siap meluncur pada kuartal pertama tahun ini juga. Juga patut dinanti adalah laptop gaming bersertifikasi AMD Advantage yang menandemkan prosesor Ryzen 6000 Series dengan kartu grafis Radeon RX 6000M Series ataupun RX 6000S Series untuk mewujudkan sejumlah teknologi eksklusif rancangan AMD.

Kartu grafis desktop AMD Radeon RX 6500 XT dan Radeon RX 6400

Buat pengguna perangkat desktop, khususnya yang memiliki bujet agak terbatas, AMD sudah menyiapkan RX 6500 XT yang akan dijual mulai 19 Januari 2022 di kisaran harga $199 — meski pada kenyataannya mungkin bakal sangat sulit bagi kita untuk mendapatkannya di kisaran harga tersebut jika melihat kondisi krisis di industri semikonduktor yang masih berkepanjangan.

Terlepas dari itu, RX 6500 XT menjanjikan performa yang cukup kapabel untuk gaming di resolusi 1080p. Spesifikasinya mencakup boost clock hingga 2,8 GHz, 16 compute unit, 16 hardware ray accelerator, 16 MB Infinity Cache, VRAM 4 GB GDDR6, memory bus width 64-bit, dan total memory bandwith sebesar 144 GB/s. TDP-nya berada di kisaran 100 W, dan PC Anda perlu minimal PSU berdaya 400 W untuk menyokongnya.

Sementara itu, untuk RX 6400, spesifikasinya jelas di bawah RX 6500 XT, namun sebagian besar dari kita tidak perlu terlalu memikirkannya karena produk ini hanya akan tersedia di PC pre-built bikinan OEM — atau ini justru bisa jadi alternatif yang menarik di saat stok kartu grafis sedang kosong di mana-mana dan harganya juga jauh dari kata rasional?

Selain kedua kartu grafis baru tersebut, AMD turut mengumumkan Radeon Super Resolution (RSR). Ini pada dasarnya merupakan teknologi upscaling FSR, tapi yang sudah diintegrasikan sampai ke tingkatan driver. Dengan begitu, asalkan Anda memakai kartu grafis AMD yang kompatibel, RSR dapat diaktifkan di hampir semua game. Mengenai kualitas visual dan peningkatan performa yang dihasilkan, sepertinya tidak ada perbedaan antara RSR dan FSR mengingat algoritma yang digunakan sama.

Prosesor desktop dengan teknologi 3D V-Cache dan arsitektur Zen 4

Di musim semi 2022 ini, AMD bakal meluncurkan prosesor pertamanya yang mengandalkan teknologi 3D V-Cache, yakni Ryzen 7 5800X3D yang memiliki 8-core dan 16-thread. Sepintas kedengarannya sepele karena arsitektur CPU yang digunakan masih sama seperti sebelumnya, akan tetapi kehadiran teknologi 3D V-Cache ini rupanya mampu meningkatkan performa gaming secara cukup signifikan.

Dibandingkan dengan Ryzen 9 5900X yang satu kasta lebih tinggi, Ryzen 7 5800X3D justru bisa mencatatkan performa gaming hingga 15% lebih tinggi jika dirata-rata. Lalu jika diadu dengan kubu sebelah, spesifiknya Intel i9-12900K, Ryzen 7 5800X3D rupanya juga sanggup menghasilkan lebih banyak fps di beberapa judul game. Di atas panggung, Lisa Su tidak lupa mengatakan bahwa lewat prosesor ini, AMD sekali lagi berhasil merebut titel prosesor gaming tercepat di dunia.

Terakhir sekaligus yang mungkin paling dinanti oleh banyak orang, AMD mengumumkan keluarga prosesor desktop Ryzen 7000 Series yang dibangun di atas arsitektur Zen 4 dengan proses pabrikasi 5 nm. Tak hanya menggunakan arsitektur baru, Zen 4 bahkan juga mengadopsi desain chip baru sekaligus soket baru AM5.

Soket baru ini bertipe LGA, mirip seperti yang digunakan oleh Intel ketimbang yang AMD pakai selama ini. AMD belum berbicara banyak soal prosesor dan platform barunya ini, tapi yang pasti dukungan terhadap teknologi-teknologi terbaru seperti DDR5 dan PCIe 5.0 bakal hadir sebagai standar. Lebih lengkapnya baru akan disingkap mendekati peluncuran resminya di babak kedua 2022.

Sumber: AMD.

Nvidia Luncurkan GPU Laptop RTX 2050, Lebih Terjangkau Lagi dari RTX 3050

Krisis yang terus berkelanjutan di industri semikonduktor memaksa Nvidia untuk mengambil langkah-langkah yang tidak umum, salah satunya adalah meluncurkan varian baru dari kartu grafis yang sudah berusia hampir tiga tahun, yakni RTX 2060 12 GB. Yang terbaru, Nvidia mengumumkan GPU laptop bernama RTX 2050.

Ya, 2050, padahal kita tahu RTX 3050 sudah eksis cukup lama dan bisa kita temukan di sejumlah laptop gaming dengan harga 15 jutaan. Lebih aneh lagi, RTX 2050 ini menggunakan arsitektur Ampere milik RTX 30 Series, bukan arsitektur Turing seperti yang dipakai oleh semua GPU lain dari keluarga RTX 20 Series. Kenapa begitu? Bisa jadi karena Nvidia enggan menamainya RTX 3040.

Secara teknis, RTX 2050 memiliki 2.048 CUDA core, sama persis seperti jumlah yang tertanam di RTX 3050. Yang berbeda adalah clockspeed-nya; RTX 2050 punya rentang clockspeed 1.155-1.477 MHz, sementara RTX 3050 punya rentang 1.057-1.740 MHz. Kecepatan yang lebih rendah ini wajar mengingat RTX 2050 memang memiliki konsumsi daya yang lebih rendah, cuma 30-45 W.

Juga ikut dipangkas adalah memory bus width-nya, dari 128-bit menjadi 64-bit saja, sehingga total memory bandwith-nya pun cuma separuh milik RTX 3050. Kapasitas VRAM-nya sendiri sama, yakni 4 GB. Meski terkesan low-end, RTX 2050 tetap dibekali tensor core dan ray tracing (RT) core, dua komponen yang memang menjadi unggulan seri kartu grafis Nvidia RTX.

Kalau semuanya berjalan sesuai rencana, deretan laptop yang ditenagai RTX 2050 bakal meluncur di musim semi 2022 (antara Maret-Juni). Buat yang merasa 15 juta masih kelewat mahal untuk sebuah laptop gaming dengan RTX 3050, mungkin Anda bisa bersabar menanti kedatangan laptop gaming dengan RTX 2050, yang semestinya bakal dijual di harga yang lebih terjangkau lagi.

Dalam kesempatan yang sama, Nvidia turut memperkenalkan dua GPU baru lain dari seri MX, yakni MX550 dan MX570. MX550 adalah penerus langsung dari MX450. Arsitektur yang digunakan masih Turing, akan tetapi jumlah CUDA core-nya diperbanyak, demikian pula memory clockspeed-nya.

MX570 di sisi lain mengadopsi arsitektur Ampere, menjadikannya pantas disebut sebagai adik kecil RTX 2050 tadi. Kedua GPU MX baru ini juga bakal bisa kita jumpai di beberapa laptop anyar mulai musim semi 2022.

Sumber: AnandTech dan Nvidia.

Nvidia Luncurkan RTX 2060 12 GB, Performa Sedikit di atas Versi Standarnya

Februari lalu, Nvidia mengungkap rencananya untuk memproduksi kembali RTX 2060 dan GTX 1050 Ti sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi isu kelangkaan stok kartu grafis yang terus berkelanjutan. Ketimbang sebatas berwacana, Nvidia rupanya sudah siap untuk mengeksekusi rencana tersebut dalam waktu dekat.

Kepada The Verge, Nvidia mengonfirmasi bahwa mereka akan segera merilis varian baru RTX 2060 Founders Edition yang dibekali VRAM sebesar 12 GB, dengan pemasaran yang dijadwalkan berlangsung mulai 7 Desember 2021. Selain versi Founders Edition, nantinya juga akan ada versi custom dari pihak OEM.

Kenapa kapasitas VRAM-nya harus didobel? Nvidia memang tidak memberi penjelasan, tapi bisa diasumsikan ini demi mengantisipasi tuntutan game yang semakin tinggi. Di game seperti Battlefield 2042 misalnya, pengujian yang dilakukan Tom’s Hardware menunjukkan bahwa GPU Nvidia dengan VRAM 6 GB atau kurang kerap mengalami stuttering apabila setelan texture quality-nya dalam posisi mentok — meski perlu diingat juga bahwa game itu memang masih dilanda banyak kendala teknis.

Namun yang ditingkatkan rupanya bukan cuma kapasitas VRAM-nya saja. Dibandingkan varian standarnya, RTX 2060 12 GB turut mengemas jumlah CUDA core yang lebih banyak (2.176 dibanding 1.920) dan base clock speed yang lebih tinggi (1.470 MHz dibanding 1.365 MHz), sehingga performanya pun dipastikan bakal lebih baik. Juga sedikit bertambah adalah konsumsi dayanya, dari 160 W menjadi 185 W.

Menariknya, jumlah CUDA core dan base clock speed-nya itu sama persis seperti yang dimiliki RTX 2060 Super. Yang berbeda adalah spesifikasi memory bus width dan total memory bandwith-nya. Terkait dua hal ini, RTX 2060 Super masih lebih unggul dengan bus width 256-bit dan total bandwith sebesar 448 GB/detik, sehingga performanya secara keseluruhan semestinya tetap bakal lebih kencang daripada RTX 2060 12 GB.

Sayang sekali Nvidia sejauh ini belum mengungkap harga jual resmi RTX 2060 12 GB. Mereka cuma bilang bahwa berhubung ini merupakan versi premium dari RTX 2060 6 GB, harganya pun bakal menyesuaikan. Sebagai konteks, RTX 2060 6 GB dihargai $349 saat pertama dirilis di tahun 2019.

Sumber: The Verge.

GPU FengHua buatan Xingdong Tantang NVIDIA dan AMD Radeon

Selama ini, pasar discrete GPU dikuasai oleh 2 merek, yaitu NVIDIA dan AMD Radeon. Sudah lama sekali produsen GPU seperti S3, Matrox, dan SiS XGI tidak lagi bermain pada pasar ini. Pemain seperti Intel juga nantinya akan mengeluarkan discrete GPU. Yang saat ini sudah meluncurkan GPU discrete-nya adalah perusahaan asal Tiongkok, yaitu Xingdong dengan Fenghua.

Kita mungkin belum pernah mendengar perusahaan bernama Xingdong. Xingdong bekerja sama dengan perusahaan bernama Innosilicon dalam mendesain GPU bernama Fenghua No. 1. Innosilicon sendiri dikenal sebagai produsen cip mesin mining untuk cryptocurrency, ASIC. Tidak main-main, spesifikasi yang dimiliki oleh Fenghua No. 1 ini  pun bisa dikatakan cukup tinggi.

Fenghua No.1 merupakan GPU dengan multi chip yang menggunakan memori berbasis GDDR6X. GPU ini bahkan sudah mendukung beberapa API modern seperti DirectX, Vulkan, OpenGL, OpenCL, dan juga OpenGL ES. GPU ini juga nantinya menggunakan interface PCIe Gen 4 dan memiliki konektor seperti DisplayPort, eDP 1.4, serta HDMI 2.1. GPU ini juga dirancang untuk dapat bekerja pada beberapa sistem operasi seperti Windows, Linux, serta Android.

Kinerja dari Fenghua No. 1 memang belum muncul di dunia maya. Walaupun begitu, Xingdong mengatakan bahwa GPU ini nantinya memang ditujukan untuk PC desktop, cloud gaming, cloud gaming untuk smartphone, serta workstation. Kinerjanya tentu akan lebih kencang karena Fenghua No. 1 nantinya bakal bisa melakukan rendering dengan multi-GPU, yang kemungkinan akan mirip dengan SLI atau CrossFireX.

Apakah nantinya GPU Fenghua akan menjadi penantang NVIDIA GeForce dan AMD Radeon di pasaran, tentunya belum diketahui. Jika memang GPU ini dijual diluar negara Tiongkok, tentunya akan menjadi sebuah solusi pilihan untuk membeli sebuah GPU. Apalagi, saat ini masih terjadi kelangkaan chip yang membuat harga GPU NVIDIA dan AMD menjadi lebih tinggi.

GPU Fenghua juga kemungkinan menjadi sebuah angin segar untuk mereka yang melakukan mining. Hal tersebut dikarenakan GPU ini juga didesain oleh Innosilicon. Innosilicon sendiri memiliki banyak mesin yang digunakan untuk melakukan mining Ethereum, seperti Innosilicon A10 Pro yang secara teoritis dapat melakukan penambangan dengan kecepatan 500MHs dan menggunakan daya kurang dari 1000W.

Sumber: TomsHardware

Asus GeForce RTX 3070 Noctua Edition Diungkap, Kartu Grafis Pertama dengan Cooler Besutan Noctua

Selama sekitar 16 tahun berdiri, Noctua telah dikenal sebagai produsen kipas komputer dan CPU cooler kelas premium. Produk-produk bikinannya punya tampilan yang sangat khas, dengan kombinasi warna cokelat dan krem yang sering kali kelihatan kurang cocok dengan estetika PC modern bertabur RGB.

Terlepas dari penampilannya yang eksentrik, performa produk-produk Noctua sudah tidak perlu diragukan lagi. CPU air cooler-nya bahkan mampu menyaingi performa sejumlah solusi AIO water cooling kelas high-end, dan dari situ banyak konsumen yang berharap Noctua juga bisa menghadirkan solusi pendinginan untuk komponen kartu grafis.

Setelah sekian lama, harapan tersebut akhirnya terkabul. Bekerja sama dengan Asus, Noctua mengumumkan kartu grafis pertama yang dibekali sistem pendingin hasil rancangannya, yakni Asus GeForce RTX 3070 Noctua Edition.

Secara teknis, produk ini sebenarnya merupakan Asus TUF Gaming GeForce RTX 3070, tapi yang sistem pendinginnya sudah dirombak total. Seperti yang bisa kita lihat, ketiga kipasnya telah digantikan oleh sepasang kipas Noctua NF-A12x25 PWM dengan diameter masing-masing 120 mm. Lalu di bawah kipasnya, ada heatsink tebal yang juga dikembangkan oleh Noctua.

Saking tebalnya produk ini, ia bakal memakan 4 slot kartu grafis di PC. Bandingkan dengan TUF Gaming RTX 3070 standar yang memakan hampir 3 slot. Untuk panjangnya, RTX 3070 Noctua Edition berada di kisaran 310 mm. Ia dibekali dua konektor 8-pin, dan Asus menyarankan penggunaan PSU berkapasitas minimal 750 W.

Tipikal Noctua, cooler-nya tak hanya memiliki kinerja yang sangat efektif, tapi juga amat senyap ketika beroperasi. Dibandingkan TUF Gaming RTX 3070 standar, Noctua Edition diyakini mampu mengurangi tingkat kebisingan sampai sebesar 15 dB.

Mengutip hasil pengujian lab Noctua, dengan kecepatan kipas yang diatur di titik rendah, RTX 3070 Noctua Edition hanya menghasilkan suara sekeras 12,6 dB, sementara versi standarnya menghasilkan 18,3 dB. Istimewanya, suhunya justru lebih rendah di Noctua Edition (60° C) ketimbang di TUF Gaming RTX 3070 (64° C).

Di setting kecepatan kipas sedang, Noctua Edition masih sangat sunyi di 21,1 dB, sementara versi standarnya sudah menembus angka 36,8 dB. Meski begitu, suhu GPU di kedua kartu sama-sama 53° C.

Di setting kecepatan maksimum, Noctua Edition menghasilkan suara sekeras 33,3 dB, sedangkan versi standarnya 42,2 dB. Suhunya sedikit lebih dingin di Noctua Edition (50° C) ketimbang di TUF Gaming (51° C).

Bagi kalangan enthusiast, mereka dapat mengutak-atik performa kipas RTX 3070 Noctua Edition lebih lanjut menggunakan software Asus GPU Tweak III, termasuk halnya menyetel custom fan curve. Bagi yang tidak mau ambil pusing, Noctua masih memberikan opsi kustomisasi dalam bentuk profil BIOS ganda.

Jadi pada pelat belakang RTX 3070 Noctua Edition, ada tuas kecil yang bisa digeser ke kiri atau kanan, dengan label “P Mode” dan “Q Mode” di atasnya. P Mode (Performance) berarti yang diprioritaskan adalah suhu GPU serendah mungkin, sementara Q Mode (Quiet) ditujukan bagi pengguna yang ingin PC-nya beroperasi sesenyap mungkin.

Untuk tugas-tugas yang ringan, kartu grafis ini malah tidak akan menghasilkan suara sama sekali, sebab kipasnya baru akan aktif ketika suhu GPU mencapai angka 50° C. Di bawah itu, kipasnya akan berhenti bekerja secara otomatis.

Asus bakal menawarkan RTX 3070 Noctua Edition dalam dua versi: standar dan OC. Versi standarnya memiliki base clock 1.500 MHz, boost clock 1.725 MHz pada mode gaming dan 1.755 MHz pada mode OC. Versi OC-nya dibekali base clock yang sama persis, akan tetapi boost clock-nya jauh lebih agresif di 1.815 MHz (gaming mode) dan 1.845 MHz (OC mode).

Selebihnya, RTX 3070 Noctua Edition identik dengan versi TUF Gaming-nya, dengan dua port HDMI 2.1 dan tiga DisplayPort 1.4. Kedua varian RTX 3070 Noctua Edition ini kabarnya akan dijual mulai pertengahan bulan Oktober. Sayang sejauh ini belum ada bocoran mengenai harga jualnya — wajar mengingat MSRP tidak ada artinya dalam kondisi seperti sekarang, dan stok barangnya sendiri mungkin juga bakal sangat terbatas.

Sumber: AnandTech dan Noctua.

Kartu Grafis Gaming Pertama Intel, Intel Arc, Akan Tiba Awal Tahun 2022

Kabar bahwa Intel akan segera meramaikan industri kartu grafis memang sudah terdengar sejak tahun lalu. Namun, setelah sekian lama, Intel baru mengumumkan secara resmi brand dari kartu grafis yang akan bersaing dengan NVIDIA Geforce dan AMD Radeon, yaitu Intel Arc.

Brand Intel Arc ini nantinya akan menaungi berbagai hal mulai dari hardware, software, dan juga layanan lainnya. Brand ini ke depannya juga akan terus berkembang ke beberapa generasi dari hardware-nya.

Generasi pertama dari kartu grafis ini akan memiliki kode nama Alchemist (yang sebelumnya dikenal dengan DG2). Intel juga telah mengumumkan beberapa nama generasi selanjutnya dari Arc setelah Alchemist ini yaitu Battlemage, Celestial, dan Druid. Kelihatannya Intel sangat terinspirasi dari nama-nama kelas yang ada di dalam RPG.

Kartu grafis pertama Alchemist ini akan menggunakan micro arsitektur Xe HPG (High Performance Gaming) yang dirumorkan akan memiliki performa yang dapat menyaingi RTX 3070. Ia juga akan mendukung ray-tracing berbasis hardware dan juga teknik super-sampling yang dilakukan oleh kecerdasan buatan atau A.I. Dan kartu grafis ini akan mendukung penuh teknologi DirectX 12 Ultimate.

Dari apa yang diperlihatkan, teknologi peningkatan resolusi yang diusung Intel sepertinya mampu untuk berkompetisi dengan DLSS milik NVIDIA dan juga FidelityFX milik AMD. Intel juga menunjukkan beberapa tes performa dalam menjalankan beberapa game seperti Days Gone, Forza Horizon 4, Metro Exodus, dan bahkan Crysis Remastered.

Sayangnya cuplikan game-game tersebut tidak dilengkapi dengan bagaimana pengaturan grafis yang digunakan. Begitu juga dengan performa FPS yang dapat diraih oleh setiap game. Namun mengingat cuplikan tersebut menggunakan versi pre-produksinya dan Intel juga masih memiliki waktu hingga tahun depan, kemungkinan besar Intel akan memperlihatkan lebih banyak tentang performanya beberapa bulan ke depan.

Intel juga belum mengumumkan berapa harga dan juga ketersediaan dari kartu grafis Arc ini nantinya. Satu hal yang pasti adalah Intel sepertinya tidak tergesa-gesa untuk memanfaatkan momen kelangkaan kartu grafis saat ini untuk mengisi permintaan pasar.

AMD Umumkan Radeon RX 6600 XT, Kartu Grafis untuk Gamer Mainstream Seharga $379

Sekitar sembilan bulan sejak memperkenalkan Radeon RX 6000 Series, AMD akhirnya punya kartu grafis baru yang didedikasikan untuk segmen mainstream. Kartu yang dimaksud adalah Radeon RX 6600 XT, yang bakal jadi opsi upgrade yang menarik buat kalangan gamer yang bermain di resolusi 1080p.

Sejauh ini RX 6600 XT adalah kartu grafis desktop paling murah yang menggunakan arsitektur RDNA2. AMD mematok harga $379 untuknya, alias $100 lebih murah daripada RX 6700 XT. Di kisaran harga tersebut, RX 6600 XT bakal bersaing langsung melawan RTX 3060 ($329) dan RTX 3060 Ti ($399) dari kubu Nvidia.

Dari sisi teknis, RX 6600 XT mengusung 32 compute unit (CU) dengan total 2.048 stream processor. Base clock-nya tercatat di angka 2.359 MHz, sedangkan boost clock-nya 2.589 MHz. Ia dibekali VRAM 8 GB GDDR6, memory bus 128-bit, dan memory speed 16 Gbps. Secara total, RX 6600 XT memiliki total board power sebesar 160 W.

Menariknya, jumlah CU yang tertanam bukan hanya lebih sedikit daripada milik RX 6700 XT, tapi juga milik RX 5600 XT selaku pendahulunya. Kendati demikian, RX 6600 XT menawarkan clock speed yang jauh lebih tinggi daripada RX 5600 XT, dan itu pada akhirnya dapat diterjemahkan menjadi performa yang lebih kencang.

Sekencang apa memangnya? Kalau dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yakni RX 5600 XT dan RX 5700, RX 6600 XT menawarkan kurang lebih sekitar 1,5x peningkatan performa. Lalu jika dikomparasikan dengan RTX 3060, frame rate yang dihasilkan RX 6600 XT rata-rata 15% lebih tinggi berdasarkan grafik di atas. Di beberapa judul seperti Forza Horizon 4, Hitman 3, dan Resident Evil Village, selisihnya bahkan sangat jauh, meski ia agak kewalahan di Horizon Zero Dawn.

Sama halnya seperti Nvidia, AMD pun tidak lupa membandingkannya dengan GPU sejuta umat — Nvidia GeForce GTX 1060 — dan hasilnya RX 6600 XT mampu menyajikan rata-rata 2,5x lebih banyak frame per second (fps).

Namun sebagus apapun rasio price-to-performance yang ditawarkan RX 6600 XT, semuanya bakal percuma seandainya stoknya terus kosong, atau kalau ternyata harganya di pasaran jauh di MSRP $379 tadi. Terlepas dari itu, RX 6600 XT rencananya bakal tersedia mulai 11 Agustus, dan sejauh ini pabrikan yang telah dikonfirmasi bakal menjualnya mencakup ASRock, Asus, Biostar, Gigabyte, MSI, PowerColor, Sapphire, XFX, dan Yeston.

Sumber: AnandTech.

AMD Introduces RX 6600 XT for Your 1080p Gaming Needs

AMD just launched a new GPU: RX 6600 XT. Based on RDNA 2 architecture, it has 32 Compute Units (CUs). For comparison, RX 6700 XT, sold at US$479, has 40 CUs and PlayStation 5 has 36CUs. With 8GB of GDDR6, RX 6600 XT will need 160W of power. Just like other graphic cards with RDNA 2 architecture, RX 6600 XT also has Infinity Cache. But the newest GPU from AMD only has 32MB Infinity Cache while other RX-6000 series can have 96MB or 128MB Infinity Cache.

Inside the RX 6600 XT, AMD puts 32 Ray Accelerators. These dedicated ray-tracing cores are meant to handle the ray tracing workload. That way, the cores of RX 6600 XT can handle other workloads. These ray-tracing cores are powerful enough that you can use ray tracing with compatible games in low or medium settings. With 1080p settings, AMD says that RX 6600 XT can run AAA games at high frame rates. As you can see on the graphic below, with 1080p settings, you can play the likes of Assassin’s Creed Valhalla and Battlefield 5 at 90 fps.

Performance comparison between AMD RX 6600 XT and NVIDIA RTX 3060.

When it comes to building a gaming PC, gamers usually want to have the best specs. Alas, not everyone can afford to get a 4K gaming rig. Some gamers have no choice but to settle with 1080p gaming rigs. And those gamers are AMD’s target market for RX 6600 XT, as pointed out by The Verge. Citing research from IDC, AMD says that around two-thirds of gaming displays that were sold had 1080p resolution last year. It shows that there is a market for graphic cards meant for 1080p settings.

Unfortunately, AMD is aware that RX 6600 XT might also face a scarcity problem. In July 2021, AMD said that the GPUs scarcity problem might persist throughout this year. There are two possible reasons behind the GPUs scarcity: the unnaturally high demand for GPUs and the supply constraints due to the pandemic. Even so, AMD also says that it will do its best to make sure its GPUs can go to the hands of the consumers. That said, RX 6600 XT will be available on August 11 2021 from AMD board partners, such as ASRock, ASUS, Biostar, Gigabyte, MSI, Powercolor, XFX, and Yeston.

Nvidia Rilis GPU Flagship Baru RTX 3080 Ti, RTX 3070 Ti akan Menyusul

Meskipun masih dihantui dengan keterbatasan stok karena pandemi, mining, dan juga para penimbun. NVIDIA tetap berusaha untuk menghadirkan produk barunya di 2021 ini lewat RTX 3080 Ti dan juga RTX 3070 Ti.

Varian terbaru yang lebih kencang ini diumumkan pada gelaran event virtual Computex 2021. Dua kartu grafis ultra high-end tersebut diluncurkan untuk mengisi celah di antara jajaran kartu grafis RTX 30 series mereka sebelumnya.

RTX 3080 Ti (Image credit: NVIDIA)

RTX 3080 Ti memiliki tampilan dan bahkan spesifikasi yang mendekati kakak tertingginya yaitu RTX 3090. NVIDIA melakukan peningkatan di hampir seluruh komponen untuk RTX 3080 Ti yang membuatnya jauh meninggalkan RTX 3080. Satu-satunya yang diturunkan pada RTX 3080 Ti dari pendahulunya adalah kecepatan clock (base/boost) yang kini menjadi 1,37Ghz/1,67Ghz dari sebelumnya 1,44Ghz/1,71 Ghz.

Sesaat setelah dirilis pada 3 Juni lalu, para tech reviewer langsung memberikan pendapatnya tentang pengujian mereka terhadap RTX 3080 Ti. Mayoritas mereka mengaku kecewa dengan GPU baru ini. Selain karena masalah performanya yang ternyata tak signifikan di atas RTX 3080, para reviewer juga mempertanyakan keputusan NVIDIA untuk merilis varian terbaru dari GPU flagship mereka dengan harga yang jauh lebih mahal ketimbang memenuhi permintaan para gamer terhadap kartu grafis gaming yang sudah ada.

Gamer Nexus bahkan mengatakan dalam video-nya bahwa RTX 3080 Ti ini adalah buang-buang uang karena mereka merasa bahwa GPU ini seakan memaksa para gamer untuk membeli kartu grafis yang lebih mahal dengan peningkatan yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan terutama untuk gaming. Hardware Canucks juga menyebutkan bahwa selama NVIDIA belum mampu menyetabilkan stoknya di pasaran, RTX 3080 Ti tetap akan menjadi sasaran empuk dari para penimbun yang akan menaikkan harganya gila-gilaan.

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)

Di sisi lain, RTX 3070 TI juga mendapatkan peningkatan spesifikasi yang serupa, meskipun tidak sesignifikan RTX 3080 Ti. Sektor VRAM mendapat peningkatan generasi ke GDDR6X mengikuti kakaknya yang lebih tinggi. Meskipun besarnya masih sama dari versi non Ti yaitu 8GB. NVIDIA juga tetap memberikan peningkatan performa mulai dari CUDA cores hingga Clock (base/boost) yang bahkan membuat kebutuhan daya untuk kartu grafis baru ini menjadi 290W dari 220W di versi non Ti.

Image credit: NVIDIA

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)RTX 3070 Ti dibanderol $599 (Rp 8,5 jutaan), naik sebesar $100 atau sekitar Rp1,5 jutaan dari versi non Ti-nya. Sedangkan RTX 3080 Ti dibanderol $1.199 (Rp 17 jutaan), jauh meninggalkan versi non Ti-nya yang dibanderol $699 (Rp10 jutaan).

Harga di atas adalah untuk varian Founder Edition dari NVIDIA, sedangkan untuk versi reference dari brand-brand lain tentu harganya akan bervariasi. RTX 3080 Ti sendiri kini sudah dirilis resmi ke pasaran, sedangkan RTX 3070 Ti akan dirilis nanti tanggal 10 Juni 2021.

AMD Luncurkan Radeon RX 6700 XT, Kartu Grafis Seharga $479 untuk Gaming Mentok Kanan di Resolusi 1440p

Menyusul kehadiran Radeon RX 6000 Series pada bulan Oktober 2020 lalu, AMD baru saja memperkenalkan model keempat dari lini tersebut, yakni Radeon RX 6700 XT. Seperti yang bisa dilihat dari namanya, RX 6700 XT merupakan penerus langsung dari RX 5700 XT.

Seperti kakak-kakaknya, RX 6700 XT dibangun di atas arsitektur RDNA 2 dengan proses pabrikasi 7 nm, dan ia turut dilengkapi fitur-fitur yang inovatif macam Infinity Cache, Smart Access Memory, maupun dukungan ray-tracing. RX 6700 XT hadir membawa 40 compute unit (CU), jumlah yang sama seperti yang terdapat pada pendahulunya, tapi dengan kapasitas memory (VRAM) GDDR6 yang lebih besar di angka 12 GB.

Kalau dibandingkan dengan RX 6800 yang diposisikan di atasnya, spesifikasi RX 6700 XT memang terpaut cukup jauh. Bahkan kapasitas Infinity Cache-nya pun juga lebih kecil di 96 MB. Namun sebagai gantinya, RX 6700 XT punya clockspeed yang jauh lebih tinggi: base clock 2.424 MHz, boost clock 2.581 MHz. Untuk efisiensi, RX 6700 XT tercatat memiliki TDP sebesar 230 W, atau hanya 5 W lebih tinggi dibanding RX 5700 XT.

Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan pesaingnya dari kubu hijau (Nvidia)? Well, sejauh ini RX 6700 XT bisa dibilang belum punya rival yang benar-benar sepadan, sebab kalau melihat harganya yang dibanderol $479, posisinya berada di tengah-tengah RTX 3060 Ti ($399) dan RTX 3070 ($499).

Di rentang harga ini, AMD melihat RX 6700 XT sebagai pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin menikmati sesi gaming dengan kualitas grafis paling maksimal di resolusi 1440p. Dalam presentasinya, AMD sempat menunjukkan komparasi hasil benchmark RX 6700 XT dengan RTX 3060 Ti dan RTX 3070, dan RX 6700 XT rupanya berhasil mengungguli keduanya di sejumlah judul game terbaru.

Satu hal yang ingin ditekankan AMD adalah perihal kapasitas VRAM. Di beberapa game AAA, seperti Call of Duty: Black Ops – Cold War atau Horizon Zero Dawn misalnya, terkadang VRAM yang terpakai saat game dijalankan pada kualitas grafis mentok kanan bisa melebihi 10 GB, dan di sini AMD melihat bagaimana RX 6700 XT bisa bekerja secara lebih maksimal ketimbang RTX 3060 Ti atau RTX 3070 yang hanya dibekali VRAM sebesar 8 GB.

Tentu saja yang bakal menjadi problem terbesar bukan performanya, melainkan soal ketersediaan. Terkait hal tersebut, AMD akan berusaha untuk menyediakan sebanyak mungkin stok RX 6700 XT mulai tanggal 18 Maret mendatang. Yang bakal dijual juga bukan cuma reference card dari AMD langsung, melainkan juga custom card dari mitra-mitra AMD seperti Sapphire, PowerColor, XFX, Asus, Gigabyte, MSI, maupun ASRock.

Sumber: AnandTech.