Semua yang Intel Umumkan di CES 2022

AMD bukan satu-satunya raksasa industri komputer yang menyiapkan banyak kejutan di CES 2022. Rival bebuyutannya, Intel, juga punya sederet pengumuman yang tak kalah menarik.

Sebagian dari produk-produk baru yang Intel umumkan bakal bersaing langsung melawan produk-produk yang AMD perkenalkan, termasuk (untuk pertama kalinya) di segmen kartu grafis. Berikut adalah rangkuman dari semua yang Intel umumkan di CES 2022, atau Anda juga bisa menonton siaran ulangnya di YouTube.

Prosesor laptop 12th Gen Intel Core

Pasar laptop tahun ini sepertinya bakal amat sengit, sebab kita bisa memilih antara yang ditenagai prosesor AMD Ryzen 6000 Series atau 12th Gen Intel Core (Alder Lake). Intel telah menyiapkan sebanyak 28 model prosesor, delapan di antaranya adalah prosesor H-Series yang ditargetkan untuk kategori laptop gaming.

Seperti versi desktop-nya, keluarga prosesor 12th Gen Intel Core versi laptop ini juga mengadopsi arsitektur hybrid yang mengawinkan Performance-core (P-core) dan Efficient-core (E-core), meski ada juga beberapa model yang hanya mengemas P-core saja.

Di kasta teratas, Intel punya Core i9-12900HK yang mengemas 14 core (6 P-core dan 8 E-core) dan 20 thread, serta yang menjanjikan peningkatan performa gaming sampai 28% dibandingkan prosesor generasi sebelumnya, Core i9-11980HK. Dalam konteks produktivitas, prosesor ini diklaim bisa mengerjakan tugas 3D rendering hingga 43% lebih cepat.

Keluarga prosesor baru ini juga mencakup lini prosesor U-Series, dan yang baru, lini P-Series. Lini U-Series ditujukan untuk laptop mainstream dengan TDP 9-15 watt, sementara lini P-Series dirancang untuk laptop premium yang membutuhkan dorongan performa ekstra, dengan spesifikasi hingga 14 core dan 20 thread, serta TDP sebesar 28 watt.

Nantikan saja kedatangan laptop-laptop baru yang ditenagai prosesor 12th Gen Intel Core di kuartal pertama tahun ini juga.

Pembaruan standar Intel Evo

Sehubungan dengan adanya prosesor baru, Intel pun memperbarui persyaratan yang diperlukan agar suatu laptop bisa lulus sertifikasi Intel Evo. Syarat yang paling utama tentu saja adalah laptop-nya harus menggunakan prosesor 12th Gen Intel, dan kali ini termasuk lini prosesor H-Series. Ini berarti kita bakal melihat beberapa laptop gaming yang dipasarkan dengan membawa branding Intel Evo tahun ini, asalkan laptop-nya menandemkan prosesor H-Series dengan kartu grafis Intel Arc, bukan besutan Nvidia maupun AMD.

Persyaratan lainnya berkaitan dengan pengalaman video conferencing. Standar terbaru Intel Evo mengharuskan laptop memiliki paling tidak webcam 1080p, lengkap beserta chip Wi-Fi 6E dan fitur berbasis AI untuk meminimalkan suara latar yang tertangkap mikrofon. Juga menarik adalah adanya standar khusus yang ditetapkan untuk kategori laptop foldable.

Ke depannya, Intel juga bakal menambahkan fitur-fitur yang berkaitan dengan pengalaman multi-device ke platform Evo. Fitur-fitur ini merupakan hasil karya Screenovate, startup asal Israel yang diakuisisi oleh Intel belum lama ini. Di atas panggung, Intel bahkan sempat mendemonstrasikan bagaimana laptop Intel Evo dapat dipakai untuk membaca dan membalas iMessage yang berasal dari sebuah iPhone di sebelahnya.

22 prosesor desktop 12th Gen Intel Core baru

Menyusul enam prosesor desktop 12th Gen Intel Core yang diluncurkan pada bulan Oktober 2021 lalu, Intel mengumumkan bahwa mereka telah menyiapkan 22 prosesor baru yang terdiri dari seri Core i9 sampai Pentium dan Celeron. Prosesor-prosesor ini memiliki rentang TDP minimum antara 35-65 watt, dan sebagian besar hadir tanpa dibekali E-core. Pada paket penjualannya, Intel juga akan menyertakan stock cooler baru (ada tiga model cooler yang berbeda tergantung prosesornya).

Bersamaan dengan itu, Intel turut memperkenalkan tiga chipset motherboard baru untuk prosesor 12th Gen: H670, B660, H610. Ketiganya tentu bakal membantu keluarga prosesor baru ini jadi lebih terjangkau oleh banyak kalangan, terutama mengingat harga motherboard Z690 yang ada di pasaran sekarang memang mahal-mahal.

Kartu grafis Intel Arc

2022 bakal menjadi debut Intel di ranah kartu grafis diskret, dan Intel mengumumkan bahwa generasi pertama kartu grafis Intel Arc (yang diberi codename Alchemist) sudah mereka kirim ke pihak OEM. Namun sebelum Anda khawatir kartu grafis Intel ini bakal mengalami nasib yang sama seperti Nvidia dan AMD (stoknya kosong di mana-mana dan harganya melambung tidak masuk akal), perlu diketahui juga bahwa OEM yang dimaksud turut mencakup para produsen laptop.

Ya, beberapa produsen seperti Acer dan Alienware sudah mengumumkan laptop baru yang dibekali kartu grafis diskret Intel Arc di CES 2022, dan peluncurannya pun hanya tinggal menunggu waktu. Selain menjanjikan teknologi terkini macam ray tracing, Intel Arc juga dibekali teknologi upscaling berbasis AI bernama XeSS yang berpotensi menjadi rival sepadan terhadap teknologi DLSS milik Nvidia. Beberapa judul game yang telah dikonfirmasi bakal mendukung XeSS di antaranya adalah Hitman 3, Riftbreaker, Death Stranding Director’s Cut, dan Grid Legends.

Seperti AMD, Intel juga menjanjikan harmonisasi antara prosesor dan kartu grafis bikinannya lewat sekumpulan teknologi yang diberi nama Intel Deep Link. Salah satu bagian dari Deep Link adalah Dynamic Power Share, yang memungkinkan penyesuaian alokasi daya ke CPU dan GPU secara otomatis berdasarkan skenario penggunaan, sangat mirip seperti teknologi AMD SmartShift yang terdapat di laptop AMD Advantage.

Tidak kalah menarik adalah teknologi Deep Link Hyper Encode, yang memungkinkan chip grafis milik prosesor dan kartu grafis diskret Intel Arc untuk bekerja bersama-sama demi semakin menggenjot performa. Pada software seperti DaVinci Resolve misalnya, Intel mengklaim fitur ini mampu mempersingkat waktu transcoding hingga 1,4x.

Sumber: Intel.

Semua yang AMD Umumkan di CES 2022

AMD mengawali tahun 2022 dengan sederet pengumuman yang mencuri perhatian. Di panggung CES, Lisa Su dan timnya memperkenalkan produk-produk baru yang siap AMD luncurkan tahun ini, baik untuk ranah laptop maupun desktop.

Mulai dari prosesor dan kartu grafis laptop baru, sampai keluarga prosesor Zen 4, ada banyak hal menarik yang bisa disoroti dari acara peluncuran AMD di CES 2022. Anda bisa menonton video lengkapnya di YouTube, atau Anda juga bisa membaca rangkumannya di sini.

Prosesor laptop AMD Ryzen 6000 Series

Dalam presentasinya, Lisa Su memaparkan bahwa keluarga prosesor laptop Ryzen 6000 Series dibangun di atas arsitektur Zen 3+ dengan proses pabrikasi 6 nm, sekaligus mengemas chip grafis terintegrasi dari arsitektur RDNA 2. Total ada sekitar 20 model prosesor yang bakal dirilis, dan seperti biasa, AMD bakal membaginya menjadi seri U untuk laptop mainstream dan seri H untuk laptop gaming.

Dibanding generasi sebelumnya, Ryzen 6000 Series menjanjikan peningkatan kinerja CPU hingga 1,3x dan kinerja GPU hingga 2x lebih cepat. Lebih lanjut soal performa grafisnya, AMD mencontohkan bahwa performa GPU yang tertanam di Ryzen 6800U mampu melampaui chip Intel Xe milik prosesor Intel Core i7-1165G7 dan bahkan Nvidia GeForce MX450 yang merupakan kartu grafis diskret.

Selain lebih gegas dari generasi sebelumnya, Ryzen 6000 Series juga lebih irit daya. Dalam skenario video conferencing menggunakan Microsoft Teams misalnya, AMD mengklaim ada penurunan konsumsi daya hingga 30%. Lalu saat dipakai untuk streaming Netflix, konsumsi dayanya bisa lebih irit sampai 40%.

AMD pun tidak lupa melengkapi keluarga prosesor Ryzen 6000 Series dengan dukungan teknologi-teknologi terbaru seperti RAM DDR5, PCIe 4.0, Wi-Fi 6E, USB 4, serta chip pengaman terintegrasi Microsoft Pluton. Kapan laptop yang ditenagai prosesor Ryzen 6000 Series bakal muncul di pasaran? Paling cepat Februari 2022 kalau kata AMD.

Kartu grafis laptop AMD Radeon RX 6000M Series dan RX 6000S Series

Prosesor laptop sudah, saatnya membahas kartu grafis diskret yang AMD persiapkan untuk beragam laptop tahun ini. Untuk laptop gaming di kasta flagship, AMD kini punya Radeon RX 6850M XT yang menjanjikan pengalaman gaming yang mulus di resolusi 1440p, dengan klaim peningkatan performa hingga 7% dibanding model flagship sebelumnya, RX 6800M. Di bawah itu, beberapa opsi kartu grafis baru AMD meliputi RX 6650M XT, RX 6650M, RX 6500M, dan RX 6300M.

Namun yang kedengarannya lebih menarik justru adalah keluarga kartu grafis baru RX 6000S Series. Huruf “S” di sini mengacu pada kata “Slim”, dan AMD secara spesifik merancangnya untuk digunakan di laptop-laptop gaming yang punya bodi hingga 20% lebih tipis dari biasanya, serta yang bobotnya kurang dari 2 kilogram.

Sejauh ini sudah ada tiga model yang AMD persiapkan: RX 6800S, RX 6700S, dan RX 6600S. Untuk mengilustrasikan performanya, AMD bilang bahwa RX 6800S dengan TGP 100 W sanggup menjalankan beberapa judul game AAA di 100 fps pada resolusi 1080p dan dengan pengaturan grafis rata kanan. Lalu jika dibandingkan dengan GPU laptop pesaing macam RTX 3080, AMD meyakini RX 6800S mampu mencatatkan performa hingga 10% lebih kencang di beberapa judul game pada resolusi 1080p.

Bagi yang sedang berburu laptop gaming baru, mungkin ada baiknya Anda sedikit bersabar mengingat deretan laptop yang ditenagai kartu grafis baru AMD ini dikabarkan siap meluncur pada kuartal pertama tahun ini juga. Juga patut dinanti adalah laptop gaming bersertifikasi AMD Advantage yang menandemkan prosesor Ryzen 6000 Series dengan kartu grafis Radeon RX 6000M Series ataupun RX 6000S Series untuk mewujudkan sejumlah teknologi eksklusif rancangan AMD.

Kartu grafis desktop AMD Radeon RX 6500 XT dan Radeon RX 6400

Buat pengguna perangkat desktop, khususnya yang memiliki bujet agak terbatas, AMD sudah menyiapkan RX 6500 XT yang akan dijual mulai 19 Januari 2022 di kisaran harga $199 — meski pada kenyataannya mungkin bakal sangat sulit bagi kita untuk mendapatkannya di kisaran harga tersebut jika melihat kondisi krisis di industri semikonduktor yang masih berkepanjangan.

Terlepas dari itu, RX 6500 XT menjanjikan performa yang cukup kapabel untuk gaming di resolusi 1080p. Spesifikasinya mencakup boost clock hingga 2,8 GHz, 16 compute unit, 16 hardware ray accelerator, 16 MB Infinity Cache, VRAM 4 GB GDDR6, memory bus width 64-bit, dan total memory bandwith sebesar 144 GB/s. TDP-nya berada di kisaran 100 W, dan PC Anda perlu minimal PSU berdaya 400 W untuk menyokongnya.

Sementara itu, untuk RX 6400, spesifikasinya jelas di bawah RX 6500 XT, namun sebagian besar dari kita tidak perlu terlalu memikirkannya karena produk ini hanya akan tersedia di PC pre-built bikinan OEM — atau ini justru bisa jadi alternatif yang menarik di saat stok kartu grafis sedang kosong di mana-mana dan harganya juga jauh dari kata rasional?

Selain kedua kartu grafis baru tersebut, AMD turut mengumumkan Radeon Super Resolution (RSR). Ini pada dasarnya merupakan teknologi upscaling FSR, tapi yang sudah diintegrasikan sampai ke tingkatan driver. Dengan begitu, asalkan Anda memakai kartu grafis AMD yang kompatibel, RSR dapat diaktifkan di hampir semua game. Mengenai kualitas visual dan peningkatan performa yang dihasilkan, sepertinya tidak ada perbedaan antara RSR dan FSR mengingat algoritma yang digunakan sama.

Prosesor desktop dengan teknologi 3D V-Cache dan arsitektur Zen 4

Di musim semi 2022 ini, AMD bakal meluncurkan prosesor pertamanya yang mengandalkan teknologi 3D V-Cache, yakni Ryzen 7 5800X3D yang memiliki 8-core dan 16-thread. Sepintas kedengarannya sepele karena arsitektur CPU yang digunakan masih sama seperti sebelumnya, akan tetapi kehadiran teknologi 3D V-Cache ini rupanya mampu meningkatkan performa gaming secara cukup signifikan.

Dibandingkan dengan Ryzen 9 5900X yang satu kasta lebih tinggi, Ryzen 7 5800X3D justru bisa mencatatkan performa gaming hingga 15% lebih tinggi jika dirata-rata. Lalu jika diadu dengan kubu sebelah, spesifiknya Intel i9-12900K, Ryzen 7 5800X3D rupanya juga sanggup menghasilkan lebih banyak fps di beberapa judul game. Di atas panggung, Lisa Su tidak lupa mengatakan bahwa lewat prosesor ini, AMD sekali lagi berhasil merebut titel prosesor gaming tercepat di dunia.

Terakhir sekaligus yang mungkin paling dinanti oleh banyak orang, AMD mengumumkan keluarga prosesor desktop Ryzen 7000 Series yang dibangun di atas arsitektur Zen 4 dengan proses pabrikasi 5 nm. Tak hanya menggunakan arsitektur baru, Zen 4 bahkan juga mengadopsi desain chip baru sekaligus soket baru AM5.

Soket baru ini bertipe LGA, mirip seperti yang digunakan oleh Intel ketimbang yang AMD pakai selama ini. AMD belum berbicara banyak soal prosesor dan platform barunya ini, tapi yang pasti dukungan terhadap teknologi-teknologi terbaru seperti DDR5 dan PCIe 5.0 bakal hadir sebagai standar. Lebih lengkapnya baru akan disingkap mendekati peluncuran resminya di babak kedua 2022.

Sumber: AMD.

Nvidia Luncurkan RTX 2060 12 GB, Performa Sedikit di atas Versi Standarnya

Februari lalu, Nvidia mengungkap rencananya untuk memproduksi kembali RTX 2060 dan GTX 1050 Ti sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi isu kelangkaan stok kartu grafis yang terus berkelanjutan. Ketimbang sebatas berwacana, Nvidia rupanya sudah siap untuk mengeksekusi rencana tersebut dalam waktu dekat.

Kepada The Verge, Nvidia mengonfirmasi bahwa mereka akan segera merilis varian baru RTX 2060 Founders Edition yang dibekali VRAM sebesar 12 GB, dengan pemasaran yang dijadwalkan berlangsung mulai 7 Desember 2021. Selain versi Founders Edition, nantinya juga akan ada versi custom dari pihak OEM.

Kenapa kapasitas VRAM-nya harus didobel? Nvidia memang tidak memberi penjelasan, tapi bisa diasumsikan ini demi mengantisipasi tuntutan game yang semakin tinggi. Di game seperti Battlefield 2042 misalnya, pengujian yang dilakukan Tom’s Hardware menunjukkan bahwa GPU Nvidia dengan VRAM 6 GB atau kurang kerap mengalami stuttering apabila setelan texture quality-nya dalam posisi mentok — meski perlu diingat juga bahwa game itu memang masih dilanda banyak kendala teknis.

Namun yang ditingkatkan rupanya bukan cuma kapasitas VRAM-nya saja. Dibandingkan varian standarnya, RTX 2060 12 GB turut mengemas jumlah CUDA core yang lebih banyak (2.176 dibanding 1.920) dan base clock speed yang lebih tinggi (1.470 MHz dibanding 1.365 MHz), sehingga performanya pun dipastikan bakal lebih baik. Juga sedikit bertambah adalah konsumsi dayanya, dari 160 W menjadi 185 W.

Menariknya, jumlah CUDA core dan base clock speed-nya itu sama persis seperti yang dimiliki RTX 2060 Super. Yang berbeda adalah spesifikasi memory bus width dan total memory bandwith-nya. Terkait dua hal ini, RTX 2060 Super masih lebih unggul dengan bus width 256-bit dan total bandwith sebesar 448 GB/detik, sehingga performanya secara keseluruhan semestinya tetap bakal lebih kencang daripada RTX 2060 12 GB.

Sayang sekali Nvidia sejauh ini belum mengungkap harga jual resmi RTX 2060 12 GB. Mereka cuma bilang bahwa berhubung ini merupakan versi premium dari RTX 2060 6 GB, harganya pun bakal menyesuaikan. Sebagai konteks, RTX 2060 6 GB dihargai $349 saat pertama dirilis di tahun 2019.

Sumber: The Verge.

Asus GeForce RTX 3070 Noctua Edition Diungkap, Kartu Grafis Pertama dengan Cooler Besutan Noctua

Selama sekitar 16 tahun berdiri, Noctua telah dikenal sebagai produsen kipas komputer dan CPU cooler kelas premium. Produk-produk bikinannya punya tampilan yang sangat khas, dengan kombinasi warna cokelat dan krem yang sering kali kelihatan kurang cocok dengan estetika PC modern bertabur RGB.

Terlepas dari penampilannya yang eksentrik, performa produk-produk Noctua sudah tidak perlu diragukan lagi. CPU air cooler-nya bahkan mampu menyaingi performa sejumlah solusi AIO water cooling kelas high-end, dan dari situ banyak konsumen yang berharap Noctua juga bisa menghadirkan solusi pendinginan untuk komponen kartu grafis.

Setelah sekian lama, harapan tersebut akhirnya terkabul. Bekerja sama dengan Asus, Noctua mengumumkan kartu grafis pertama yang dibekali sistem pendingin hasil rancangannya, yakni Asus GeForce RTX 3070 Noctua Edition.

Secara teknis, produk ini sebenarnya merupakan Asus TUF Gaming GeForce RTX 3070, tapi yang sistem pendinginnya sudah dirombak total. Seperti yang bisa kita lihat, ketiga kipasnya telah digantikan oleh sepasang kipas Noctua NF-A12x25 PWM dengan diameter masing-masing 120 mm. Lalu di bawah kipasnya, ada heatsink tebal yang juga dikembangkan oleh Noctua.

Saking tebalnya produk ini, ia bakal memakan 4 slot kartu grafis di PC. Bandingkan dengan TUF Gaming RTX 3070 standar yang memakan hampir 3 slot. Untuk panjangnya, RTX 3070 Noctua Edition berada di kisaran 310 mm. Ia dibekali dua konektor 8-pin, dan Asus menyarankan penggunaan PSU berkapasitas minimal 750 W.

Tipikal Noctua, cooler-nya tak hanya memiliki kinerja yang sangat efektif, tapi juga amat senyap ketika beroperasi. Dibandingkan TUF Gaming RTX 3070 standar, Noctua Edition diyakini mampu mengurangi tingkat kebisingan sampai sebesar 15 dB.

Mengutip hasil pengujian lab Noctua, dengan kecepatan kipas yang diatur di titik rendah, RTX 3070 Noctua Edition hanya menghasilkan suara sekeras 12,6 dB, sementara versi standarnya menghasilkan 18,3 dB. Istimewanya, suhunya justru lebih rendah di Noctua Edition (60° C) ketimbang di TUF Gaming RTX 3070 (64° C).

Di setting kecepatan kipas sedang, Noctua Edition masih sangat sunyi di 21,1 dB, sementara versi standarnya sudah menembus angka 36,8 dB. Meski begitu, suhu GPU di kedua kartu sama-sama 53° C.

Di setting kecepatan maksimum, Noctua Edition menghasilkan suara sekeras 33,3 dB, sedangkan versi standarnya 42,2 dB. Suhunya sedikit lebih dingin di Noctua Edition (50° C) ketimbang di TUF Gaming (51° C).

Bagi kalangan enthusiast, mereka dapat mengutak-atik performa kipas RTX 3070 Noctua Edition lebih lanjut menggunakan software Asus GPU Tweak III, termasuk halnya menyetel custom fan curve. Bagi yang tidak mau ambil pusing, Noctua masih memberikan opsi kustomisasi dalam bentuk profil BIOS ganda.

Jadi pada pelat belakang RTX 3070 Noctua Edition, ada tuas kecil yang bisa digeser ke kiri atau kanan, dengan label “P Mode” dan “Q Mode” di atasnya. P Mode (Performance) berarti yang diprioritaskan adalah suhu GPU serendah mungkin, sementara Q Mode (Quiet) ditujukan bagi pengguna yang ingin PC-nya beroperasi sesenyap mungkin.

Untuk tugas-tugas yang ringan, kartu grafis ini malah tidak akan menghasilkan suara sama sekali, sebab kipasnya baru akan aktif ketika suhu GPU mencapai angka 50° C. Di bawah itu, kipasnya akan berhenti bekerja secara otomatis.

Asus bakal menawarkan RTX 3070 Noctua Edition dalam dua versi: standar dan OC. Versi standarnya memiliki base clock 1.500 MHz, boost clock 1.725 MHz pada mode gaming dan 1.755 MHz pada mode OC. Versi OC-nya dibekali base clock yang sama persis, akan tetapi boost clock-nya jauh lebih agresif di 1.815 MHz (gaming mode) dan 1.845 MHz (OC mode).

Selebihnya, RTX 3070 Noctua Edition identik dengan versi TUF Gaming-nya, dengan dua port HDMI 2.1 dan tiga DisplayPort 1.4. Kedua varian RTX 3070 Noctua Edition ini kabarnya akan dijual mulai pertengahan bulan Oktober. Sayang sejauh ini belum ada bocoran mengenai harga jualnya — wajar mengingat MSRP tidak ada artinya dalam kondisi seperti sekarang, dan stok barangnya sendiri mungkin juga bakal sangat terbatas.

Sumber: AnandTech dan Noctua.

Lewat Intel Arc, Intel Siap Jadi Pemain Ketiga di Industri Kartu Grafis

Nvidia punya GeForce, AMD punya Radeon, dan sekarang Intel punya Arc. Setelah sekian lama, industri kartu grafis akhirnya bakal kedatangan pemain ketiga. Kapan tepatnya? Kuartal pertama 2022.

Intel Arc adalah branding yang bakal Intel gunakan untuk lini kartu grafis diskret kelas consumer-nya. Kedengarannya cukup catchy, tapi yang penting jangan sampai tertukar dengan Intel Ark, yang merupakan situs database produk-produk Intel. Kartu grafis pertama dari keluarga Intel Arc yang akan meluncur tahun depan adalah Alchemist.

Alchemist sebenarnya sudah diumumkan sejak tahun lalu, tapi kala itu masih menggunakan kode nama DG2. Arsitektur yang digunakan adalah Xe-HPG (High Performance Gaming), bukan Xe-LP (Low Power) seperti yang digunakan pada kartu grafis Intel DG1 maupun chip grafis bawaan prosesor laptop Intel Core generasi ke-11.

Intel memang belum membahas secara merinci seperti apa performa yang Alchemist tawarkan, dan berapa banyak model yang bakal mereka luncurkan. Kendati demikian, positioning arsitektur Xe-HPG yang ditujukan untuk kalangan mainstream dan enthusiast semestinya bisa memberikan gambaran secara kasar. Di saat yang sama, arsitektur Xe-LP yang digunakan pada chip grafis bawaan prosesor laptop saja sudah mampu menunjukkan performa gaming yang cukup mumpuni.

Keluarga kartu grafis Intel Arc bakal tersedia untuk perangkat desktop maupun laptop / Intel

Lebih lanjut, Intel turut memastikan bahwa Alchemist bakal mengusung fitur-fitur yang sesuai dengan standar kartu grafis modern, mulai dari dukungan penuh atas DirectX 12 Ultimate, ray tracing berbasis hardware, sampai teknik super sampling berbasis AI. Fitur yang terakhir ini bakal jadi alternatif terhadap teknologi DLSS (Deep Learning Super Sampling) besutan Nvidia maupun FSR (FidelityFS Super Resolution) besutan AMD.

Intel sudah punya komitmen jangka panjang buat Arc. Setelah Alchemist, ke depannya Intel bakal merilis generasi-generasi berikutnya yang diberi nama Battlemage, Celestial, dan Druid. Penamaan dengan tema fantasi ini tentu sengaja dilakukan guna memberikan kesan yang proper dalam konteks gaming.

Di waktu yang hampir bersamaan, Intel juga sedang dalam proses menutup divisi computer vision-nya — yang lebih dikenal dengan branding Intel RealSense, dan yang teknologinya digunakan pada robot Xiaomi Cyberdog. Kepada CRN, perwakilan Intel mengonfirmasi bahwa penutupan divisi ini mereka lakukan agar dapat berfokus ke bisnis inti mereka, yang sekarang kita tahu turut mencakup kategori kartu grafis diskret.

Sumber: AnandTech dan Intel.

AMD Umumkan Radeon RX 6600 XT, Kartu Grafis untuk Gamer Mainstream Seharga $379

Sekitar sembilan bulan sejak memperkenalkan Radeon RX 6000 Series, AMD akhirnya punya kartu grafis baru yang didedikasikan untuk segmen mainstream. Kartu yang dimaksud adalah Radeon RX 6600 XT, yang bakal jadi opsi upgrade yang menarik buat kalangan gamer yang bermain di resolusi 1080p.

Sejauh ini RX 6600 XT adalah kartu grafis desktop paling murah yang menggunakan arsitektur RDNA2. AMD mematok harga $379 untuknya, alias $100 lebih murah daripada RX 6700 XT. Di kisaran harga tersebut, RX 6600 XT bakal bersaing langsung melawan RTX 3060 ($329) dan RTX 3060 Ti ($399) dari kubu Nvidia.

Dari sisi teknis, RX 6600 XT mengusung 32 compute unit (CU) dengan total 2.048 stream processor. Base clock-nya tercatat di angka 2.359 MHz, sedangkan boost clock-nya 2.589 MHz. Ia dibekali VRAM 8 GB GDDR6, memory bus 128-bit, dan memory speed 16 Gbps. Secara total, RX 6600 XT memiliki total board power sebesar 160 W.

Menariknya, jumlah CU yang tertanam bukan hanya lebih sedikit daripada milik RX 6700 XT, tapi juga milik RX 5600 XT selaku pendahulunya. Kendati demikian, RX 6600 XT menawarkan clock speed yang jauh lebih tinggi daripada RX 5600 XT, dan itu pada akhirnya dapat diterjemahkan menjadi performa yang lebih kencang.

Sekencang apa memangnya? Kalau dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yakni RX 5600 XT dan RX 5700, RX 6600 XT menawarkan kurang lebih sekitar 1,5x peningkatan performa. Lalu jika dikomparasikan dengan RTX 3060, frame rate yang dihasilkan RX 6600 XT rata-rata 15% lebih tinggi berdasarkan grafik di atas. Di beberapa judul seperti Forza Horizon 4, Hitman 3, dan Resident Evil Village, selisihnya bahkan sangat jauh, meski ia agak kewalahan di Horizon Zero Dawn.

Sama halnya seperti Nvidia, AMD pun tidak lupa membandingkannya dengan GPU sejuta umat — Nvidia GeForce GTX 1060 — dan hasilnya RX 6600 XT mampu menyajikan rata-rata 2,5x lebih banyak frame per second (fps).

Namun sebagus apapun rasio price-to-performance yang ditawarkan RX 6600 XT, semuanya bakal percuma seandainya stoknya terus kosong, atau kalau ternyata harganya di pasaran jauh di MSRP $379 tadi. Terlepas dari itu, RX 6600 XT rencananya bakal tersedia mulai 11 Agustus, dan sejauh ini pabrikan yang telah dikonfirmasi bakal menjualnya mencakup ASRock, Asus, Biostar, Gigabyte, MSI, PowerColor, Sapphire, XFX, dan Yeston.

Sumber: AnandTech.

Nvidia Tingkatkan Persediaan RTX 3060 untuk Pasok Warnet

Setelah berbulan-bulan para gamer dan PC builder dipusingkan dengan langkanya stok kartu grafis, perlahan-lahan pasokan kartu grafis mulai stabil.

Seperti yang dilaporkan banyak pihak, NVIDIA kini tengah meningkatkan pasokan kartu grafis RTX 3060 nya. Namun dikatakan bahwa stok awal ini diprioritaskan untuk para pemilik internet cafe alias warnet khususnya di Tiongkok yang ingin memesan kartu grafis baru.

Kiriman besar kartu grafis tersebut dilaporkan akan mulai tiba di pasaran sekitar 10 Juli mendatang dan para pemilik warnet sudah dapat membayar deposit mulai Juni ini untuk memenuhi kebutuhan warnet-nya.

Namun untuk orang-orang yang ingin membeli kartu grafis untuk personal tidak perlu khawatir. Pasalnya, setelah pesanan untuk warnet ini terpenuhi, dikabarkan bahwa akan ada lebih banyak pasokan kartu grafis yang akan dikirimkan untuk sektor retail.

Image Credit: 3DCenter

RTX 3060 memang menjadi salah satu kartu grafis Nvidia paling populer tahun ini. Kartu grafis ini menjadi opsi bagi para gamer untuk menjajal kartu grafis dengan teknologi ray-tracing dengan harga terjangkau.

Namun daya tarik tersebut juga berlaku buat para penambang crypto karena performa mining-nya yang menggiurkan. Hingga akhirnya Nvidia mengeluarkan versi LHR (Limited Hash Rate) yang membatasi kemampuan mining dari RTX 3060.

Tren mining yang melonjak pada awal tahun ini bahkan membuat harga RTX 3060 yang awalnya dipasarkan dengan harga Rp5,6-8 jutaan ini meroket hingga Rp10-15 jutaan.

Image credit: jcutrer

Selain stok kartu grafis yang terus berusaha dipenuhi, NVIDIA juga berusaha tetap mengeluarkan produk-produk terbaru mereka untuk mengisi pasar. NVIDIA mengeluarkan kartu grafis yang memang dikhusukan untuk mining bernama Nvidia CMP serta penyegaran lini RTX lewat RTX 3080Ti dan RTX 3070Ti.

Harga kartu grafis juga diprediksi akan turun setelah pihak pemerintah Tiongkok menutup banyak tambang Bitcoin yang ada di sana. Hal tersebut akhirnya membuat harga Bitcoin turun drastis dan permintaan untuk pasar cryptocurrency menjadi berkurang.

Jadi, bagi Anda yang berencana untuk membangun PC ataupun melakukan upgrade dari kartu grafis lama. Ada baiknya untuk sedikit bersabar setidaknya hingga beberapa bulan lagi bila menginginkan harga kartu grafis yang lebih bersahabat.

Nvidia Rilis GPU Flagship Baru RTX 3080 Ti, RTX 3070 Ti akan Menyusul

Meskipun masih dihantui dengan keterbatasan stok karena pandemi, mining, dan juga para penimbun. NVIDIA tetap berusaha untuk menghadirkan produk barunya di 2021 ini lewat RTX 3080 Ti dan juga RTX 3070 Ti.

Varian terbaru yang lebih kencang ini diumumkan pada gelaran event virtual Computex 2021. Dua kartu grafis ultra high-end tersebut diluncurkan untuk mengisi celah di antara jajaran kartu grafis RTX 30 series mereka sebelumnya.

RTX 3080 Ti (Image credit: NVIDIA)

RTX 3080 Ti memiliki tampilan dan bahkan spesifikasi yang mendekati kakak tertingginya yaitu RTX 3090. NVIDIA melakukan peningkatan di hampir seluruh komponen untuk RTX 3080 Ti yang membuatnya jauh meninggalkan RTX 3080. Satu-satunya yang diturunkan pada RTX 3080 Ti dari pendahulunya adalah kecepatan clock (base/boost) yang kini menjadi 1,37Ghz/1,67Ghz dari sebelumnya 1,44Ghz/1,71 Ghz.

Sesaat setelah dirilis pada 3 Juni lalu, para tech reviewer langsung memberikan pendapatnya tentang pengujian mereka terhadap RTX 3080 Ti. Mayoritas mereka mengaku kecewa dengan GPU baru ini. Selain karena masalah performanya yang ternyata tak signifikan di atas RTX 3080, para reviewer juga mempertanyakan keputusan NVIDIA untuk merilis varian terbaru dari GPU flagship mereka dengan harga yang jauh lebih mahal ketimbang memenuhi permintaan para gamer terhadap kartu grafis gaming yang sudah ada.

Gamer Nexus bahkan mengatakan dalam video-nya bahwa RTX 3080 Ti ini adalah buang-buang uang karena mereka merasa bahwa GPU ini seakan memaksa para gamer untuk membeli kartu grafis yang lebih mahal dengan peningkatan yang sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan terutama untuk gaming. Hardware Canucks juga menyebutkan bahwa selama NVIDIA belum mampu menyetabilkan stoknya di pasaran, RTX 3080 Ti tetap akan menjadi sasaran empuk dari para penimbun yang akan menaikkan harganya gila-gilaan.

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)

Di sisi lain, RTX 3070 TI juga mendapatkan peningkatan spesifikasi yang serupa, meskipun tidak sesignifikan RTX 3080 Ti. Sektor VRAM mendapat peningkatan generasi ke GDDR6X mengikuti kakaknya yang lebih tinggi. Meskipun besarnya masih sama dari versi non Ti yaitu 8GB. NVIDIA juga tetap memberikan peningkatan performa mulai dari CUDA cores hingga Clock (base/boost) yang bahkan membuat kebutuhan daya untuk kartu grafis baru ini menjadi 290W dari 220W di versi non Ti.

Image credit: NVIDIA

RTX 3070 Ti (Image credit: NVIDIA)RTX 3070 Ti dibanderol $599 (Rp 8,5 jutaan), naik sebesar $100 atau sekitar Rp1,5 jutaan dari versi non Ti-nya. Sedangkan RTX 3080 Ti dibanderol $1.199 (Rp 17 jutaan), jauh meninggalkan versi non Ti-nya yang dibanderol $699 (Rp10 jutaan).

Harga di atas adalah untuk varian Founder Edition dari NVIDIA, sedangkan untuk versi reference dari brand-brand lain tentu harganya akan bervariasi. RTX 3080 Ti sendiri kini sudah dirilis resmi ke pasaran, sedangkan RTX 3070 Ti akan dirilis nanti tanggal 10 Juni 2021.

ASUS Rilis Kartu Grafis RTX 3060 12GB Phoenix

ASUS baru saja merilis kartu grafis Phoenix pertama mereka yang berbasis Ampere, yaitu GeForce RTX 3060 Phoenix (PH-RTX3060-12G). Menariknya, kartu grafis ini berukuran imut karena panjangnya hanya 177mm dengan tebal 51mm.

Kartu grafis yang memiliki single fan ini bahkan lebih pendek daripada RTX 3060 DUAL (yang lebih panjang 27mm). Menariknya, meski ia lebih pendek, RTX 3060 Phoenix lebih tebal dan membutuhkan 2.5 slot. Jika RTX 3060 DUAL punya tebal 38mm, RTX 3060 Phoenix setebal 51mm.

Perbedaan ukuran tadi bisa menjadi pertimbangan jika Anda berencana ingin merakit PC small form-factor.

Di RTX 3060 Phoenix ini, ASUS telah menjejalkan sebuah port HDMI 2.1 dan tiga buah DisplayPort 1.4a. Kartu grafis ini juga dapat berlari pada kecepatan 1807MHz dengan OC Mode. Berarti, seri ini bisa berlari 30MHz lebih kencang dari yang bisa ditawarkan oleh Gaming Mode.

ASUS sendiri belum mengumumkan banderol harganya. Namun, di salah satu toko (di Swedia) yang memiliki kedua seri yang saya sebut tadi, RTX 3060 Phoenix dibanderol dengan harga sekitar US$102 lebih murah ketimbang RTX 3060 DUAL OC.

ASUS RTX 3060 DUAL OC 12GB
ASUS RTX 3060 DUAL OC 12GB

Di pasar lokal, meski harganya memang tak bisa dijadikan patokan karena masih carut marut (karena pandemi, kelangkaan silikon, dan tingginya permintaan dari para miner), saya menemukan ASUS RTX 3060 DUAL OC 12GB di harga Rp13 jutaan — saat artikel ini ditulis.

Berbicara soal kelangkaan kartu grafis, ada beberapa hal yang sebenarnya bisa dijadikan solusi. Solusi pertama adalah cloud gaming namun sayangnya kondisi internet kita di Indonesia masih sangat menyedihkan dengan dominasi provider internet kabel yang masih saja pakai FUP. Solusi kedua, adalah dengan bermain di warnet. Namun demikian, kondisi bisnis warnet di kala pandemi juga sedikit mengkhawatirkan.

Jadi, mungkin Anda bisa bersabar saja dengan kartu grafis lama Anda sampai harga kartu grafis ‘normal’ kembali — termasuk ASUS RTX 3060 DUAL OC ataupun RTX 3060 Phoenix (kalaupun yang seri ini juga masuk Indonesia) tadi.

AMD Luncurkan Radeon RX 6700 XT, Kartu Grafis Seharga $479 untuk Gaming Mentok Kanan di Resolusi 1440p

Menyusul kehadiran Radeon RX 6000 Series pada bulan Oktober 2020 lalu, AMD baru saja memperkenalkan model keempat dari lini tersebut, yakni Radeon RX 6700 XT. Seperti yang bisa dilihat dari namanya, RX 6700 XT merupakan penerus langsung dari RX 5700 XT.

Seperti kakak-kakaknya, RX 6700 XT dibangun di atas arsitektur RDNA 2 dengan proses pabrikasi 7 nm, dan ia turut dilengkapi fitur-fitur yang inovatif macam Infinity Cache, Smart Access Memory, maupun dukungan ray-tracing. RX 6700 XT hadir membawa 40 compute unit (CU), jumlah yang sama seperti yang terdapat pada pendahulunya, tapi dengan kapasitas memory (VRAM) GDDR6 yang lebih besar di angka 12 GB.

Kalau dibandingkan dengan RX 6800 yang diposisikan di atasnya, spesifikasi RX 6700 XT memang terpaut cukup jauh. Bahkan kapasitas Infinity Cache-nya pun juga lebih kecil di 96 MB. Namun sebagai gantinya, RX 6700 XT punya clockspeed yang jauh lebih tinggi: base clock 2.424 MHz, boost clock 2.581 MHz. Untuk efisiensi, RX 6700 XT tercatat memiliki TDP sebesar 230 W, atau hanya 5 W lebih tinggi dibanding RX 5700 XT.

Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan pesaingnya dari kubu hijau (Nvidia)? Well, sejauh ini RX 6700 XT bisa dibilang belum punya rival yang benar-benar sepadan, sebab kalau melihat harganya yang dibanderol $479, posisinya berada di tengah-tengah RTX 3060 Ti ($399) dan RTX 3070 ($499).

Di rentang harga ini, AMD melihat RX 6700 XT sebagai pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin menikmati sesi gaming dengan kualitas grafis paling maksimal di resolusi 1440p. Dalam presentasinya, AMD sempat menunjukkan komparasi hasil benchmark RX 6700 XT dengan RTX 3060 Ti dan RTX 3070, dan RX 6700 XT rupanya berhasil mengungguli keduanya di sejumlah judul game terbaru.

Satu hal yang ingin ditekankan AMD adalah perihal kapasitas VRAM. Di beberapa game AAA, seperti Call of Duty: Black Ops – Cold War atau Horizon Zero Dawn misalnya, terkadang VRAM yang terpakai saat game dijalankan pada kualitas grafis mentok kanan bisa melebihi 10 GB, dan di sini AMD melihat bagaimana RX 6700 XT bisa bekerja secara lebih maksimal ketimbang RTX 3060 Ti atau RTX 3070 yang hanya dibekali VRAM sebesar 8 GB.

Tentu saja yang bakal menjadi problem terbesar bukan performanya, melainkan soal ketersediaan. Terkait hal tersebut, AMD akan berusaha untuk menyediakan sebanyak mungkin stok RX 6700 XT mulai tanggal 18 Maret mendatang. Yang bakal dijual juga bukan cuma reference card dari AMD langsung, melainkan juga custom card dari mitra-mitra AMD seperti Sapphire, PowerColor, XFX, Asus, Gigabyte, MSI, maupun ASRock.

Sumber: AnandTech.