Nvidia Luncurkan RTX 2060 12 GB, Performa Sedikit di atas Versi Standarnya

Februari lalu, Nvidia mengungkap rencananya untuk memproduksi kembali RTX 2060 dan GTX 1050 Ti sebagai salah satu solusi untuk mengantisipasi isu kelangkaan stok kartu grafis yang terus berkelanjutan. Ketimbang sebatas berwacana, Nvidia rupanya sudah siap untuk mengeksekusi rencana tersebut dalam waktu dekat.

Kepada The Verge, Nvidia mengonfirmasi bahwa mereka akan segera merilis varian baru RTX 2060 Founders Edition yang dibekali VRAM sebesar 12 GB, dengan pemasaran yang dijadwalkan berlangsung mulai 7 Desember 2021. Selain versi Founders Edition, nantinya juga akan ada versi custom dari pihak OEM.

Kenapa kapasitas VRAM-nya harus didobel? Nvidia memang tidak memberi penjelasan, tapi bisa diasumsikan ini demi mengantisipasi tuntutan game yang semakin tinggi. Di game seperti Battlefield 2042 misalnya, pengujian yang dilakukan Tom’s Hardware menunjukkan bahwa GPU Nvidia dengan VRAM 6 GB atau kurang kerap mengalami stuttering apabila setelan texture quality-nya dalam posisi mentok — meski perlu diingat juga bahwa game itu memang masih dilanda banyak kendala teknis.

Namun yang ditingkatkan rupanya bukan cuma kapasitas VRAM-nya saja. Dibandingkan varian standarnya, RTX 2060 12 GB turut mengemas jumlah CUDA core yang lebih banyak (2.176 dibanding 1.920) dan base clock speed yang lebih tinggi (1.470 MHz dibanding 1.365 MHz), sehingga performanya pun dipastikan bakal lebih baik. Juga sedikit bertambah adalah konsumsi dayanya, dari 160 W menjadi 185 W.

Menariknya, jumlah CUDA core dan base clock speed-nya itu sama persis seperti yang dimiliki RTX 2060 Super. Yang berbeda adalah spesifikasi memory bus width dan total memory bandwith-nya. Terkait dua hal ini, RTX 2060 Super masih lebih unggul dengan bus width 256-bit dan total bandwith sebesar 448 GB/detik, sehingga performanya secara keseluruhan semestinya tetap bakal lebih kencang daripada RTX 2060 12 GB.

Sayang sekali Nvidia sejauh ini belum mengungkap harga jual resmi RTX 2060 12 GB. Mereka cuma bilang bahwa berhubung ini merupakan versi premium dari RTX 2060 6 GB, harganya pun bakal menyesuaikan. Sebagai konteks, RTX 2060 6 GB dihargai $349 saat pertama dirilis di tahun 2019.

Sumber: The Verge.

GPU FengHua buatan Xingdong Tantang NVIDIA dan AMD Radeon

Selama ini, pasar discrete GPU dikuasai oleh 2 merek, yaitu NVIDIA dan AMD Radeon. Sudah lama sekali produsen GPU seperti S3, Matrox, dan SiS XGI tidak lagi bermain pada pasar ini. Pemain seperti Intel juga nantinya akan mengeluarkan discrete GPU. Yang saat ini sudah meluncurkan GPU discrete-nya adalah perusahaan asal Tiongkok, yaitu Xingdong dengan Fenghua.

Kita mungkin belum pernah mendengar perusahaan bernama Xingdong. Xingdong bekerja sama dengan perusahaan bernama Innosilicon dalam mendesain GPU bernama Fenghua No. 1. Innosilicon sendiri dikenal sebagai produsen cip mesin mining untuk cryptocurrency, ASIC. Tidak main-main, spesifikasi yang dimiliki oleh Fenghua No. 1 ini  pun bisa dikatakan cukup tinggi.

Fenghua No.1 merupakan GPU dengan multi chip yang menggunakan memori berbasis GDDR6X. GPU ini bahkan sudah mendukung beberapa API modern seperti DirectX, Vulkan, OpenGL, OpenCL, dan juga OpenGL ES. GPU ini juga nantinya menggunakan interface PCIe Gen 4 dan memiliki konektor seperti DisplayPort, eDP 1.4, serta HDMI 2.1. GPU ini juga dirancang untuk dapat bekerja pada beberapa sistem operasi seperti Windows, Linux, serta Android.

Kinerja dari Fenghua No. 1 memang belum muncul di dunia maya. Walaupun begitu, Xingdong mengatakan bahwa GPU ini nantinya memang ditujukan untuk PC desktop, cloud gaming, cloud gaming untuk smartphone, serta workstation. Kinerjanya tentu akan lebih kencang karena Fenghua No. 1 nantinya bakal bisa melakukan rendering dengan multi-GPU, yang kemungkinan akan mirip dengan SLI atau CrossFireX.

Apakah nantinya GPU Fenghua akan menjadi penantang NVIDIA GeForce dan AMD Radeon di pasaran, tentunya belum diketahui. Jika memang GPU ini dijual diluar negara Tiongkok, tentunya akan menjadi sebuah solusi pilihan untuk membeli sebuah GPU. Apalagi, saat ini masih terjadi kelangkaan chip yang membuat harga GPU NVIDIA dan AMD menjadi lebih tinggi.

GPU Fenghua juga kemungkinan menjadi sebuah angin segar untuk mereka yang melakukan mining. Hal tersebut dikarenakan GPU ini juga didesain oleh Innosilicon. Innosilicon sendiri memiliki banyak mesin yang digunakan untuk melakukan mining Ethereum, seperti Innosilicon A10 Pro yang secara teoritis dapat melakukan penambangan dengan kecepatan 500MHs dan menggunakan daya kurang dari 1000W.

Sumber: TomsHardware

Lewat Intel Arc, Intel Siap Jadi Pemain Ketiga di Industri Kartu Grafis

Nvidia punya GeForce, AMD punya Radeon, dan sekarang Intel punya Arc. Setelah sekian lama, industri kartu grafis akhirnya bakal kedatangan pemain ketiga. Kapan tepatnya? Kuartal pertama 2022.

Intel Arc adalah branding yang bakal Intel gunakan untuk lini kartu grafis diskret kelas consumer-nya. Kedengarannya cukup catchy, tapi yang penting jangan sampai tertukar dengan Intel Ark, yang merupakan situs database produk-produk Intel. Kartu grafis pertama dari keluarga Intel Arc yang akan meluncur tahun depan adalah Alchemist.

Alchemist sebenarnya sudah diumumkan sejak tahun lalu, tapi kala itu masih menggunakan kode nama DG2. Arsitektur yang digunakan adalah Xe-HPG (High Performance Gaming), bukan Xe-LP (Low Power) seperti yang digunakan pada kartu grafis Intel DG1 maupun chip grafis bawaan prosesor laptop Intel Core generasi ke-11.

Intel memang belum membahas secara merinci seperti apa performa yang Alchemist tawarkan, dan berapa banyak model yang bakal mereka luncurkan. Kendati demikian, positioning arsitektur Xe-HPG yang ditujukan untuk kalangan mainstream dan enthusiast semestinya bisa memberikan gambaran secara kasar. Di saat yang sama, arsitektur Xe-LP yang digunakan pada chip grafis bawaan prosesor laptop saja sudah mampu menunjukkan performa gaming yang cukup mumpuni.

Keluarga kartu grafis Intel Arc bakal tersedia untuk perangkat desktop maupun laptop / Intel

Lebih lanjut, Intel turut memastikan bahwa Alchemist bakal mengusung fitur-fitur yang sesuai dengan standar kartu grafis modern, mulai dari dukungan penuh atas DirectX 12 Ultimate, ray tracing berbasis hardware, sampai teknik super sampling berbasis AI. Fitur yang terakhir ini bakal jadi alternatif terhadap teknologi DLSS (Deep Learning Super Sampling) besutan Nvidia maupun FSR (FidelityFS Super Resolution) besutan AMD.

Intel sudah punya komitmen jangka panjang buat Arc. Setelah Alchemist, ke depannya Intel bakal merilis generasi-generasi berikutnya yang diberi nama Battlemage, Celestial, dan Druid. Penamaan dengan tema fantasi ini tentu sengaja dilakukan guna memberikan kesan yang proper dalam konteks gaming.

Di waktu yang hampir bersamaan, Intel juga sedang dalam proses menutup divisi computer vision-nya — yang lebih dikenal dengan branding Intel RealSense, dan yang teknologinya digunakan pada robot Xiaomi Cyberdog. Kepada CRN, perwakilan Intel mengonfirmasi bahwa penutupan divisi ini mereka lakukan agar dapat berfokus ke bisnis inti mereka, yang sekarang kita tahu turut mencakup kategori kartu grafis diskret.

Sumber: AnandTech dan Intel.

AMD Radeon Software Adrenalin 21.4.1 Perkenalkan Fitur Baru

Sebenarnya, merilis sebuah driver GPU bagi para vendor adalah hal yang biasa. Namun, AMD kali ini khusus mengumpulkan para jurnalis untuk kehadiran driver terbarunya yang dinamakan AMD Radeon Software Adrenalin dengan versi 21.4.1. Ternyata terdapat fitur baru pada software yang satu ini.

“Menyediakan hardware bertenaga hanyalah Sebagian kesamaan untuk menghadirkan pengalaman luar biasa AAA, esports, dan multiplayer kelas dunia yang diharapkan para gamer,” kata Frank Azor, chief architect of Gaming Solutions, AMD. “Dengan rilis baru Software AMD Radeon, tujuan kami adalah memungkinkan para gamer untuk membuka potensi penuh dari sistem gaming AMD mereka, memungkinkan mereka untuk membenamkan diri dalam dunia yang indah dan hiper-realistis, membagikan pertempuran dan kemenangan terbaru mereka dengan mudah, menemukan cara baru untuk bermain game bersama teman dan menyesuaikan pengalaman gaming mereka sesuai keinginan. ”

Driver terbaru ini memberikan fitur-fitur baru yang belum ada sebelumnya. Hal ini tentu menambah pengalaman bermain para penggunanya. Fitur-fitur baru tersebut adalah

  • AMD Link – AMD Link yang baru untuk Windows ini memungkinkan pengguna untuk terhubung ke PC game mereka dari PC Windows lain ke game dari mana saja secara virtual. Fitur AMD Link Game baru memungkinkan pengguna mengundang teman untuk terhubung ke PC mereka dari sistem Radeon lain untuk memainkan game yang mendukung mode multiplayer lokal atau layar terpisah. AMD Link juga menawarkan 144 fps, opsi streaming bandwidth lebih tinggi, dukungan audio surround sound 5.1, dan latensi streaming yang berkurang hingga 60 persen pada CS: GO.

  • User interface baru – Pada driver baru ini, AMD menawarkan opsi instal yang disesuaikan dengan keinginan para pengguna. Pengguna dapat memilih untuk melakukan instalasi penuh, minimal, atau hanya driver saja. Selain itu, ada tambahan pembaruan seperti search bar yang ditingkatkan, ketersediaan statistic gameplay, dan banyak lagi.
  • Performa metrik dan tuning yang diperluas – Hal ini memungkinkan pengguna untuk melihat metrik performa dari kartu grafis Radeon dan prosesor Ryzen dari satu lokasi. Hal tersebut termasuk pemanfaatan CPU, clock speed, temperatur, voltase, konsumsi daya, dan kecepatan kipas. Jadi, pengguna bisa melakukan overclocking dan undervolting di satu jendela.
  • Peningkatan rekaman dan streamingMengintegrasikan seluruh pengaturan perekaman dan streaming dalam satu tab menjadi lebih ringkas. AMD Radeon Software baru menawarkan wizard baru untuk memudahkan pengguna pemula untuk memulai streaming. Selain itu, ada juga peningkatan penggunaan scene editor, fungsionalitas penyortiran, dan tagging yang ditingkatkan.

  • Dukungan Microsoft PlayReady AV1 – Dukungan untuk PlayReady AV1 yang berbasis open source dengan hardware-accelerated decode untuk kartu grafis AMD Radeon RX 6000 Series yang memastikan proteksi konten dan berkualitas tinggi.
  • AMD Crash Defender – Ini adalah sebuah fitur stabilitas baru untuk memastikan sistem “tetap hidup”, menjaga data dan sepenuhnya pulih dari potensi hang atau crash pada skenario tertentu. Dipasangkan dengan AMD Bug Report Tool, Radeon Software dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang masalah yang diajukan pengguna untuk penyelesaian yang lebih cepat oleh tim dukungan AMD.

Driver ini sendiri sudah bisa langsung diunduh dari situs resmi AMD mulai hari ini. Untuk pengguna Windows 10 64 bit, AMD menyediakan file driver sebesar 460 MB. Berbeda dengan pengguna Windows 7 64 bit, ternyata file-nya sebesar 652 MB.

AMD Luncurkan Radeon RX 6700 XT, Kartu Grafis Seharga $479 untuk Gaming Mentok Kanan di Resolusi 1440p

Menyusul kehadiran Radeon RX 6000 Series pada bulan Oktober 2020 lalu, AMD baru saja memperkenalkan model keempat dari lini tersebut, yakni Radeon RX 6700 XT. Seperti yang bisa dilihat dari namanya, RX 6700 XT merupakan penerus langsung dari RX 5700 XT.

Seperti kakak-kakaknya, RX 6700 XT dibangun di atas arsitektur RDNA 2 dengan proses pabrikasi 7 nm, dan ia turut dilengkapi fitur-fitur yang inovatif macam Infinity Cache, Smart Access Memory, maupun dukungan ray-tracing. RX 6700 XT hadir membawa 40 compute unit (CU), jumlah yang sama seperti yang terdapat pada pendahulunya, tapi dengan kapasitas memory (VRAM) GDDR6 yang lebih besar di angka 12 GB.

Kalau dibandingkan dengan RX 6800 yang diposisikan di atasnya, spesifikasi RX 6700 XT memang terpaut cukup jauh. Bahkan kapasitas Infinity Cache-nya pun juga lebih kecil di 96 MB. Namun sebagai gantinya, RX 6700 XT punya clockspeed yang jauh lebih tinggi: base clock 2.424 MHz, boost clock 2.581 MHz. Untuk efisiensi, RX 6700 XT tercatat memiliki TDP sebesar 230 W, atau hanya 5 W lebih tinggi dibanding RX 5700 XT.

Lalu bagaimana jika dibandingkan dengan pesaingnya dari kubu hijau (Nvidia)? Well, sejauh ini RX 6700 XT bisa dibilang belum punya rival yang benar-benar sepadan, sebab kalau melihat harganya yang dibanderol $479, posisinya berada di tengah-tengah RTX 3060 Ti ($399) dan RTX 3070 ($499).

Di rentang harga ini, AMD melihat RX 6700 XT sebagai pilihan yang ideal bagi mereka yang ingin menikmati sesi gaming dengan kualitas grafis paling maksimal di resolusi 1440p. Dalam presentasinya, AMD sempat menunjukkan komparasi hasil benchmark RX 6700 XT dengan RTX 3060 Ti dan RTX 3070, dan RX 6700 XT rupanya berhasil mengungguli keduanya di sejumlah judul game terbaru.

Satu hal yang ingin ditekankan AMD adalah perihal kapasitas VRAM. Di beberapa game AAA, seperti Call of Duty: Black Ops – Cold War atau Horizon Zero Dawn misalnya, terkadang VRAM yang terpakai saat game dijalankan pada kualitas grafis mentok kanan bisa melebihi 10 GB, dan di sini AMD melihat bagaimana RX 6700 XT bisa bekerja secara lebih maksimal ketimbang RTX 3060 Ti atau RTX 3070 yang hanya dibekali VRAM sebesar 8 GB.

Tentu saja yang bakal menjadi problem terbesar bukan performanya, melainkan soal ketersediaan. Terkait hal tersebut, AMD akan berusaha untuk menyediakan sebanyak mungkin stok RX 6700 XT mulai tanggal 18 Maret mendatang. Yang bakal dijual juga bukan cuma reference card dari AMD langsung, melainkan juga custom card dari mitra-mitra AMD seperti Sapphire, PowerColor, XFX, Asus, Gigabyte, MSI, maupun ASRock.

Sumber: AnandTech.

AMD Ungkap GPU Radeon RX 6000 Series, Siap Bersaing Melawan Nvidia di Segmen High-end

2020 resmi menjadi tahun pembuktian bagi AMD. Belum lama ini, lewat Ryzen 5000 Series, AMD membuktikan bahwa prosesor bikinan mereka bisa mempunyai performa gaming yang lebih kencang daripada Intel. Sekarang, AMD ingin membuktikan bahwa mereka juga bisa bersaing melawan Nvidia di segmen kartu grafis high-end.

Sebelumnya, mari kita mengingat kembali penawaran terbaru yang Nvidia umumkan di bulan September kemarin. Kala itu, Nvidia memperkenalkan tiga kartu grafis yang dibangun di atas arsitektur Ampere: RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090. Di posisi paling rendah dengan banderol $499, RTX 3070 diklaim punya performa yang sama, atau bahkan melampaui RTX 2080 Ti yang dihargai $1.200, dan klaim itu sudah dibuktikan oleh banyak reviewer baru-baru ini.

AMD di sisi lain tidak punya GPU yang sanggup menyaingi RTX 2080 Ti. GPU terkuat mereka sebelum ini, Radeon VII, hanya mampu bersaing melawan RTX 2080 biasa, dan kartu tersebut pun sudah di-discontinue sejak lama. Yang masih dijual sampai sekarang adalah Radeon RX 5700 XT, tapi kartu tersebut hanya menduduki level yang sama seperti RTX 2070.

Kondisinya berubah drastis pasca peluncuran Radeon RX 6000 Series pada tanggal 28 Oktober kemarin. Dengan memaksimalkan arsitektur barunya, RDNA 2, AMD tak hanya berniat menggulingkan RTX 2080 Ti, tapi juga RTX 3090 sekaligus. Kedengarannya mungkin kelewat ambisius, tapi itulah kesan yang saya dapat setelah menyimak presentasi AMD.

Sama seperti Nvidia, AMD turut menyingkap tiga kartu grafis baru: RX 6800, RX 6800 XT, dan RX 6900 XT. Berikut spesifikasi lengkap ketiganya:

AMD Radeon RX 6800

AMD Radeon RX 6800 XT

AMD Radeon RX 6900 XT

Compute Unit

60

72

80

Base Clock

1.815 MHz

2.015 MHz

2.015 MHz

Boost Clock

2.105 MHz

2.250 MHz

2.250 MHz

VRAM

16 GB GDDR6

16 GB GDDR6

16 GB GDDR6

Memory Bus Width

256-bit

256-bit

256-bit

Infinity Cache

128 MB

128 MB

128 MB

Total Board Power

250 W

300 W

300 W

Jadwal Rilis

18 November 2020

18 November 2020

8 Desember 2020

Harga

$579

$649 $999

Melihat tabel di atas, Anda mungkin langsung bertanya-tanya mengenai Infinity Cache. AMD menggambarkan teknologi ini berfungsi layaknya L3 cache di prosesor, dan pada praktiknya mampu menggenjot performa selagi menekan konsumsi daya. AMD mengilustrasikan bahwa kombinasi memory bus 256-bit plus Infinity Cache pada RX 6000 Series mampu menghasilkan bandwith dua kali lebih besar daripada memory bus 384-bit, tapi di saat yang sama konsumsi dayanya tercatat cuma 90%.

Kalau bicara benchmark, AMD mengklaim RX 6800 menawarkan performa rata-rata 18 persen lebih baik daripada RTX 2080 Ti, dan ini menempatkannya di level yang hampir sama seperti RTX 3070 meski harganya terpaut $80. Lalu untuk RX 6800 XT, AMD cukup berbangga kinerjanya mampu menyaingi RTX 3080 selagi mengonsumsi daya yang lebih rendah.

Terakhir, ada RX 6900 XT yang siap berkompetisi secara langsung melawan RTX 3090. Dalam beberapa permainan, RX 6900 XT bahkan mencatatkan selisih frame rate yang cukup banyak dibanding RTX 3090. Semua itu lagi-lagi dengan efisiensi energi yang lebih baik dan harga jual yang jauh lebih terjangkau.

Juga sangat menarik adalah teknologi yang AMD juluki dengan istilah Smart Access Memory. Idenya adalah, kita bisa mendapatkan performa yang lebih baik lagi jika menandemkan GPU RX 6000 Series dengan prosesor Ryzen 5000 Series dan motherboard B550 atau X570. Berdasarkan pengujian internal AMD, peningkatan performanya berkisar antara 5 – 11 persen di beberapa game.

Dari kacamata sederhana, teknologi ini memungkinkan prosesor Ryzen 5000 Series untuk mendapat akses penuh atas memory yang dimiliki GPU RX 6000 Series demi semakin meminimalkan bottleneck. Tanpa Smart Access Memory, prosesor cuma bisa mengakses 256 MB dari total VRAM yang tersedia.

Terakhir, AMD tidak lupa memastikan kalau RX 6000 Series mendukung teknologi ray tracing sepenuhnya dengan merujuk pada API DirectX 12 Ultimate. AMD juga sempat menyinggung sedikit soal Super Resolution, yang sepintas terdengar seperti ekuivalen dari teknologi DLSS besutan Nvidia. Sayang AMD belum mau berbicara lebih jauh soal ini.

Kalau melihat jadwal peluncurannya, November 2020 bakal menjadi salah satu tahun paling menarik di sepanjang sejarah gaming, terlepas dari pengaruh besar pandemi COVID-19. Selain kedatangan dua console next-gen sekaligus, kita juga bakal disambut oleh sederet komponen PC baru dari berbagai kubu.

Sumber: AMD dan AnandTech.

Nvidia Resmi Luncurkan GeForce RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090

Penantian panjang para gamer PC akhirnya usai. Nvidia semalam resmi mengungkap GeForce RTX 30 Series, keluarga kartu grafis generasi terbarunya yang mengandalkan arsitektur Nvidia Ampere. Sejauh ini sudah ada tiga model yang diperkenalkan, yakni RTX 3070, RTX 3080, dan RTX 3090.

Ketiganya dibangun di atas proses pabrikasi 8 nm besutan Samsung, dan menurut Nvidia ini berdampak langsung pada kepadatan transistor yang bisa dikemas dalam satu GPU. Tidak main-main, RTX 3080 sebagai model flagship dibekali sekitar 28 miliar transistor, menjadikannya lebih kencang sekaligus lebih efisien daripada generasi sebelumnya.

Secara total ada 8.704 CUDA core yang tertanam di RTX 3080, lengkap beserta memory GDDR6X dengan kapasitas 10 GB dan kecepatan 19 Gbps. Kombinasi ini, Nvidia bilang, dapat menghasilkan performa jauh di atas RTX 2080 Ti sekalipun, atau dua kali lipat lebih ngebut jika dibandingkan dengan RTX 2080.

Pencapaian tersebut sungguh mengesankan, terutama jika melihat harga RTX 3080 yang dibanderol $699, lebih murah $100 ketimbang harga awal RTX 2080, sama-sama varian Founders Edition. Singkat cerita, kalau Anda merupakan gamer yang menargetkan resolusi 4K 60 fps (lengkap dengan efek ray tracing aktif), Nvidia percaya RTX 3080 siap menyuguhkan semua itu secara konsisten.

Buat saya pribadi, jujur saya belum perlu 4K, dan di sini RTX 3070 jadi pilihan yang lebih masuk akal. Di atas kertas, spesifikasinya memang tidak sebombastis kakaknya – 5.888 CUDA core, memory GDDR6 8 GB – akan tetapi kala dipraktikkan, kinerjanya bahkan bisa mengalahi RTX 2080 Ti yang semestinya sudah beda kasta.

Andai saya membeli RTX 2080 Ti dalam sebulan atau dua bulan terakhir, mungkin saya bakal kesal bukan kepalang. Pasalnya, RTX 3070 ini dihargai cuma $499, sedangkan RTX 2080 Ti Founders Edition sebelumnya dipatok $1.200. Harga tidak sampai separuhnya, tapi performa bisa melampaui, luar biasa memang Ampere.

Lalu buat yang benar-benar sultan, ada RTX 3090 yang menanti untuk dipinang. Kartu ini ukurannya benar-benar masif – “BFGPU” kalau kata CEO Nvidia, Jensen Huang – dengan tebal yang memakan tiga slot PCIe. Jumlah CUDA core-nya jelas lebih banyak lagi dibanding RTX 3080, persisnya 10.496 core. Namun yang lebih membuat geleng-geleng kepala adalah memory-nya: GDDR6X dengan kapasitas 24 GB dan kecepatan 19,5 Gbps.

Saat dikomparasi dengan Titan RTX, Nvidia bilang RTX 3090 punya performa 50% lebih cepat selagi berjalan di suhu yang lebih adem. Kalau Anda punya rencana untuk menikmati sesi gaming di resolusi 8K 60 fps, saatnya menabung untuk menggaet RTX 3090 yang dihargai $1.499. Kehadiran port HDMI 2.1 juga memastikan setup-nya cuma perlu mengandalkan satu kabel saja.

Satu catatan yang perlu diperhatikan adalah, ketiga kartu grafis baru ini memanfaatkan konektor power model baru, yakni 12-pin ketimbang 8-pin. Kabar baiknya, Nvidia memastikan setiap unit kartu grafis bakal dilengkapi adaptor di paket penjualannya sehingga konsumen tidak perlu membeli PSU baru.

Ketiganya akan mulai dipasarkan dalam waktu dekat; RTX 3080 dan RTX 3090 di bulan September, RTX 3070 menyusul di bulan Oktober. Lalu di mana RTX 3060? Seperti biasa kita harus menunggu beberapa bulan sampai Nvidia merilis kartu baru kelas mainstream. Melihat RTX 3070 yang semenggiurkan itu, saya tidak sabar melihat semenarik apa value yang bakal ditawarkan RTX 3060 nantinya.

Sumber: Nvidia.

Nvidia Siap Upgrade Server GeForce Now dengan GPU Ampere

Kalau Anda mengikuti berita perkembangan hardware PC gaming, pastinya Anda tahu bahwa Nvidia sedang bersiap untuk memperkenalkan kartu grafis generasi baru, yang sejauh ini dikenal dengan nama Ampere.

Ampere sendiri bukanlah berita baru, hanya saja versi consumer-nya memang belum ada sampai saat ini. Sejak diumumkan secara resmi pada bulan Mei lalu, Ampere sejauh ini baru digunakan di data center saja, termasuk halnya milik Google. Versi consumer-nya, yang kemungkinan bakal diwakili oleh seri GPU RTX 30XX, diprediksi baru akan hadir dalam beberapa bulan mendatang.

Namun ternyata menunggu Nvidia merilis keluarga GeForce RTX 30XX bukanlah satu-satunya opsi untuk menikmati peningkatan performa grafik yang ditawarkan Ampere. Opsi lainnya adalah melalui layanan cloud gaming GeForce Now. Pasalnya, Nvidia sudah punya rencana untuk menyematkan GPU dengan arsitektur Ampere pada server yang menenagai GeForce Now.

“Kami ingin GeForce Now membuka peluang bagi gamer untuk menikmati teknologi gaming terkini dari Nvidia. Maka dari itu, Anda bisa mengekspektasikan Ampere di GeForce Now ke depannya,” ucap Andrew Fear selaku Senior Product Manager GeForce Now kepada PC Gamer.

Nvidia memang tidak bilang kapan pastinya server GeForce Now bakal di-upgrade menggunakan GPU Ampere. Bisa jadi kedatangannya lebih cepat daripada upgrade sebelumnya – dari arsitektur Pascal ke Turing – yang baru diterapkan pada bulan Februari lalu, alias setahun lebih semenjak perilisan awalnya menggunakan Pascal.

Lalu apakah ini berarti tarif GeForce Now bakal dinaikkan pasca implementasi Ampere? Nvidia belum bisa memastikan. Yang pasti tidak dalam waktu dekat, dan Nvidia baru akan mempertimbangkannya paling cepat tahun depan. Untuk sekarang, Nvidia bakal tetap mematok tarif $5 per bulan bagi konsumen yang ingin menikmati GeForce Now secara maksimal, alias tanpa batasan waktu dan dengan efek ray tracing selalu aktif pada game yang mendukung.

Sumber: PC Gamer.

Arsitektur RDNA akan Dibawa AMD bersama Samsung untuk Kalahkan Adreno

Pada bulan Juni yang lalu, Samsung menjalin kerja sama dengan AMD untuk menelurkan produk grafis (GPU) yang dapat digunakan pada perangkat mobile. Hal tersebut tentu saja bakal digunakan oleh Samsung untuk memperkuat lini Exynos-nya yang selama ini dipakai pada smartphone dan tablet yang mereka jual. Sasaran mereka, grafis ini bisa digunakan pada tahun 2021 nanti.

mengupas-keunggulan-chipset-qualcomm-snapdragon-636-3

Baru-baru ini, AMD juga meluncurkan kartu grafis baru yang dinamakan Radeon RX 5700. Kartu grafis yang satu ini menggunakan arsitektur yang mereka sebut sebagai RDNA, yang merupakan penerus arsitektur sebelumnya yang disebut GCN. Ternyata, RDNA inilah yang bakal dibawa AMD untuk menjadi arsitektur grafis mobile bersama Samsung.

Dengan RDNA, beban kerja komputasi akan dilakukan dengan 32 thread per setiap inti prosesor. Dengan metode ini, AMD mengklaim bahwa ada keuntungan dengan melakukan distribusi beban kerja secara paralel ke lebih banyak inti prosesor, sehingga meningkatkan kinerja dan efesiensi daya. AMD juga lebih memperhatikan dua hal yang sangat penting pada GPU smartphone, yaitu memori dan konsumsi daya.

Arsitektur RDNA juga memiliki kemampuan machine learning dengan dukungan matematis 64, 32, 16, 8, dan bahkan 4-bit integer secara paralel. RDNA juga dapat melakukan kalkulasi dengan konsumsi daya yang lebih rendah dengan menggunakan FMA (fused multiply-accumulate) yang lebih baik dari GCN. Dengan semua itu, RDNA dapat menangani machine learning dan beban kerja grafis lebih efisien.

Logo AMD Radeon

AMD juga menjanjikan peningkatan kinerja per watt yang lebih baik pada implementasi RDNA selanjutnya. Selain itu, AMD juga menggunakan proses pabrikasi 7 nm+ yang kemungkinan bakal digunakan oleh Samsung pada cip grafis mereka di masa depan.

Pada arsitektur GCN, AMD memiliki karakteristik yang sama dengan kebanyakan GPU lainnya seperti Mali dan Tegra. Inti dari prosesor GPU bisa menyesuaikan clock-nya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan target daya yang ditentukan. Hal ini akan lebih menghemat daya pada saat perangkat sedang idle atau tidak digunakan.

Pada RDNA, hal tersebut lebih ditingkatkan lagi dengan tingkat fleksibilitas yang lebih baik untuk menyesuaikan kinerja dan konsumsi daya pada tiap shader array. Nantinya, Samsung akan dapat melakukan eksperimen dengan menentukan jumlah array dan cache nya sehingga lebih optimal.

Radeon RX5700

Walaupun begitu, hasil dari GPU RDNA masih bakal digodok dua tahun kedepan. Selama dua tahun itulah, AMD juga bisa melakukan penyesuaian lebih baik lagi pada arsitektur RDNA. Intinya adalah AMD bisa membuat GPU dari Samsung nantinya lebih efisien, memiliki beban kerja yang optimal, dan desain inti prosesor yang lebih fleksibel untuk menangani perintah aplikasi yang lebih luas lagi.

Dengan keyakinan itulah, AMD merasa yakin akan mengalahkan GPU buatan perusahaan yang pernah mereka miliki dan dijual ke Qualcomm itu. Adreno sendiri masih menjadi salah satu GPU mobile yang paling kencang hingga saat ini.

Sumber: AndroidAuthority

AMD Resmi Luncurkan Ryzen 3000 dan Radeon RX 5700

Prosesor kencang dari AMD akhirnya mendarat di Indonesia. Hal ini diumumkan dengan mengadakan acara peluncuran yang diadakan pada tanggal 29 Juli 2019 bertempat di Pallas, Fairground SCBD. Selain prosesor, lini kartu grafis baru pun diperkenalkan oleh AMD.

Ryzen Launch

Prosesor yang dimaksud adalah AMD Ryzen seri 3000 yang menggunakan arsitektur Zen 2 dengan proses pabrikasi 7nm. Prosesor ini sendiri memiliki inti hingga 12 core dan 24 thread. Dengan hadirnya Ryzen generasi ketiga ini, AMD mengklaim bahwa mereka mampu menghadirkan komputasi berperforma tinggi untuk para gamer, antusias PC, dan content creator.

AMD juga mengeluarkan APU terbaru mereka yang tergabung dalam seri 3000. Kedua APU itu adalah AMD Ryzen 3 3200G dan Ryzen 5 3400G. Keduanya sudah memiliki grafis terintegrasi dengan VEGA 8 dan VEGA 11.

AMD juga memperbarui jajaran motherboard mereka untuk menjalankan prosesor Ryzen seri 3000 ini dengan chipset seri X570. Motherboard yang menggunakan seri ini juga memakai soket AM4, yang menjadi komitmen AMD untuk terus menggunakannya hingga tahun 2020 mendatang. Pada peluncurannya, empat rekan AMD pun memamerkan produk motherboard mereka seperti ASUS, ASROCK, Gigabyte, dan MSI.

Ryzen 3000 Series

Lini kartu grafis AMD Radeon RX 5700 juga diperkenalkan pada peluncuran kali ini. RX 5700 memiliki basis arsitektur RDNA dengan proses pabrikasi 7 nm. RDNA sendiri mendukung memori GDDR6 dan PCI-e 4.0. AMD sendiri mengklaim bahwa arsitektur barunya ini lebih kencang 1.5x dibandingkan dengan GCN yang digunakan sebelumnya.

Ryzen seri terbaru dengan arsitektur Zen 2 dijual mulai dari harga Rp. 3.199.000 untuk 3600 sampai Rp. 7.999.000 untuk 3900x. Untuk seri Zen+, Ryzen 5 3400G dijual dengan harga Rp. 2.399.000 dan 3200G dijual dengan harga Rp. 1.599.000. Sedangkan untuk kartu grafis Radeon RX 5700XT dijual dengna harga Rp. 6.500.000 dan untuk seri ulang tahun ke 50 dijual dengna harga $449.

Radeon RX5700

APU hanya sampai 3400G?

Dengan munculnya Radeon seri 3000 membuat AMD sepertinya mengambil posisi yang dulu pernah dipegang oleh pesaingnya. AMD sendiri sering dikenal dengan APU-nya, namun kali ini mengedepankan seri 3000 yang sebagian besarnya adalah CPU tanpa grafis terintegrasi. Apa alasan dibalik itu?

Ridwan Fariz selaku AMD Technical Marketing Manager pun menjawab pertanyaan ini. Pada dasarnya, AMD Ryzen 3600 ke atas menggunakan arsitektur Matisse yang dibuat pada proses pabrikasi 7 nm. Sedangkan Ryzen 3400G dan 3200G masih menggunakan Zen+ Picasso.

Perbedaan yang terlihat pada keduanya memang pada Matisse, AMD belum menaruh grafis terintegrasi pada arsitektur Matisse. Hal ini juga berdampak pada pangsa pasar yang dituju di mana 3400G dan 3200G ditujukan untuk mereka yang membutuhkan komputer yang lebih rendah daya namun memiliki grafis yang mumpuni. Sedangkan seri 3600 ke atas lebih ditujukan untuk para power user.

Semoga saja, AMD memiliki rencana untuk membuat arsitektur Zen2  yang memiliki grafis terintegrasi.