Lenovo Indonesia Luncurkan Yoga Slim 7 Carbon, Yoga Slim 7 Pro, dan IdeaPad Slim 5 Pro dengan AMD Ryzen 5000 Series

Lenovo telah menghadirkan lini laptop premium terbarunya di Indonesia. Mereka adalah Yoga Slim 7 Carbon, Yoga Slim 7 Pro, dan IdeaPad Slim 5 Pro. Ketiganya langsung menjalankan sistem operasi terbaru Windows 11 yang membantu pengguna bekerja sesuai keinginan dengan menawarkan fleksibilitas untuk menampilkan aplikasi secara berdampingan.

Laptop premium dari Lenovo ini juga telah ditenagai AMD Ryzen 5000 series mobile processor dengan arsitektur core Zen 3 yang dibangun pada proses fabrikasi 7 nm. Selain menawarkan kinerja yang mumpuni untuk komputasi harian dan daya tahan baterai panjang, khusus Yoga Slim 7 Carbon dan Yoga Slim 7 Pro turut membawa keunggulan layar OLED.

Saat ini Yoga Slim 7 Carbon sudah tersedia dengan harga Rp20.999.000 dan dapat dibeli sekarang di Lenovo Official Store offline dan online. Sedangkan, Yoga Slim 7 Pro dan IdeaPad Slim 5 Pro akan tersedia segera. Untuk Yoga Slim 7 Pro versi OLED dijual mulai dari Rp17.499.000 dan versi IPS mulai dari Rp13.999.000. Sementara, IdeaPad Slim 5 Pro tersedia dengan harga mulai dari Rp14.699.000.

Lenovo Yoga Slim 7 Carbon

Mari mulai dari Yoga Slim 7 Carbon, ia diklaim Lenovo sebagai laptop OLED 14 inci teringan di dunia dengan berat hanya 1,1 kg. Itu dicapai karena bagian cover laptop ini menggunakan serat karbon. Meski ringan, Yoga Slim 7 Carbon dibuat dengan daya tahan berstandar military-grade dan memenuhi standar MIL STD 810H.

Keunggulan berikutnya dari Yoga Slim 7 Carbon terletak pada layar 14 inci QHD+ menggunakan panel Samsung E4 OLED. Dengan micro border simetris 3,9 mm di tiga sisi, rasio area aktif 91% dalam aspek rasio 16:10, dan dilengkapi sensor cahaya colour ambient yang dapat menyesuaikan tampilan secara otomatis.

Layarnya memiliki refresh rate 90 Hz dengan response time 1 ms dan kecerahan hingga 400 nit. Mencakup dukungan color space DCI-P3 100% dan SRGB 125%, serta bersertifikasi Dolby Vision HDR dan TÜV Eye Comfort.

Dari segi kinerja, Lenovo mengandalkan AMD Ryzen 7 5800U dengan opsi chip grafis NVIDIA GeForce MX450, RAM hingga 16GB LPDDR4x, dan penyimpanan internal hingga 1TB PCIe M.2 SSD.

Untuk mendukung produktivitas, baterai 61 WHrs dapat menunjang pekerjaan sepanjang hari hingga 14,5 jam dibantu dengan termal berbasis mode melalui Lenovo Q-Control. Serta, punya dual-charger dengan Rapid Charge Express yang dapat mengisi daya selama 15 menit untuk mendapatkan hingga 3 jam penggunaan.

Sejumlah fitur pintar juga dihadirkan berkat Lenovo AI Chip. Sebut saja, smart rapid start, zero touch login, dan smart presence detection untuk meningkatkan keamanan dan kemudahan penggunaan.

Juga ada rangkaian fitur Lenovo Smart Assist seperti flip-to-boot, mengunci layar otomatis, dan menyalakan layar saat meninggalkan dan kembali ke PC berkat kamera infrared (IR) dan sensor time-of-flight. Ditambah dengan perlindungan Privacy Alerts yang melindungi dari mereka yang mengintip dari belakang dan software attention-sensing dari Glance by Mirametrix.

Lenovo Yoga Slim 7 Pro

Beralih ke versi Pro-nya, laptop berlayar 14 inci ini hadir dengan opsi layar IPS dan OLED dalam rasio 16:10. Ditopang resolusi QHD, refresh rate 90 Hz, kecerahan hingga 400 nit, dan sertifikasi TÜV Eye Comfort. Versi OLED-nya mendukung color space DCI-P3 100% dan SRGB 125%.

Kinerjanya lebih powerful dari Yoga Slim 7 Carbon karena ditenagai hingga AMD Ryzen 9 5900HX (versi IPS) dan hingga AMD Ryzen 9 5900HS Creator Edition (versi OLED). Didukung RAM hingga 16GB LPDDR4x, dan penyimpanan internal hingga 1TB PCIe M.2 SSD.

Yoga Slim 7 Pro mampu menghasilkan daya desain termal hingga 50W saat dipasangkan dengan NVIDIA GeForce MX450 atau hingga 45W dengan grafis AMD Radeon. Kapasitas baterainya 61WHr didukung Rapid Charge Boost dan daya tahannya ditingkatkan dengan Intelligent Cooling yang secara otomatis mengoptimalkan daya dengan mengarahkan ke bagian yang paling membutuhkan untuk meningkatkan kinerja.

Desain arsitektur baru pada AMD Ryzen 5000 H-Series Mobile Processor terbukti dapat memberikan efisiensi daya maksimal namun tetap berkinerja tinggi sehingga dapat mendukung pekerjaan berat penggunanya seperti aplikasi rendering profesional dan bermain game-game berat tanpa hambatan.

Lenovo IdeaPad Slim 5 Pro

Selain Lenovo Yoga, IdeaPad Slim 5 Pro juga termasuk dalam lini premium Lenovo meski tanpa panel OLED. Laptop yang tersedia dalam versi 14 inci dan 16 inci ini dibuat aluminium dengan anodized surface treatment dengan ketebalan mulai 17,9 mm dan berat mulai 1,41 kg.

Layar IPS-nya ditopang resolusi WQXGA dalam aspek rasio 16:10 dengan kecerahan 350 nit. Juga mendukung color gamut sRGB 100% beserta Dolby Atmos yang memberikan pengalaman premium saat menikmati hiburan.

Otak laptop ini menggunakan AMD Ryzen 7 5800H dengan chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3050. Dilengkapi versi baru teknologi Rapid Charge Express yang menawarkan penggunaan hingga 2 jam hanya dengan pengisian daya singkat selama 15 menit.

[Review] AMD Ryzen 7 5800H: Prosesor Mobile untuk Bermain Game di Laptop Tipis

Semenjak kemunculan arsitektur Zen, AMD menjadi pemimpin kecepatan pada pasar prosesor x86. Hal itu pun berlanjut hingga generasi ke 3 yang ada saat ini, yaitu Zen 3. AMD pun juga membawa arsitektur baru ini ke laptop-laptop gaming yang sebelumnya tidak pernah terjadi sebelum arsitektur Zen muncul. Kali ini, saya merasakan prosesor AMD Ryzen 7 5800H.

Ryzen 7 5800H yang datang ke rumah saya terbungkus pada laptop ASUS Zephyrus Duo. Terus terang, saya lebih tertarik untuk membahas prosesor yang digunakan dibandingkan dengan desain yang ada pada ASUS Zephyrus Duo. Sudah lama saya tidak bertemu dengan prosesor AMD, apalagi generasi ke 3-nya ini. Apalagi, prosesor yang satu ini sudah memiliki sebuah kartu grafis terintegrasi.

Prosesor yang memiliki nama Cezanne ini memiliki spesifikasi sebagai berikut

Ryzen 7 5800H
Arsitektur Cezanne
Core / Thread 8 / 16
TDP 45W
Clock 3.2 GHz
Turbo Boost 4.4 GHz
L3 Cache 16 MB
Kecepatan RAM DDR4 3200 MHz / LPDDR4 4266 MHz
Clock iGP / Core 2000 MHz / 8 core
Socket FP6
Pabrikasi 7nm

Prosesor AMD yang satu ini sudah menggunakan proses pabrikasi 7nm. Tentunya ini menjadi sebuah keunggulan tersendiri di mana pesaing utamanya yang masih kesulitan untuk menggunakan pabrikasi tersebut. AMD pun mengambil keunggulan ini untuk meningkatkan efisiensinya dan membuat prosesor ini lebih kencang dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Pada sisi grafis, AMD memasangkan AMD Radeon Graphics dengan 8 GPU core. Grafis terintegrasi ini lebih sering dikenal dengan nama AMD Vega 8, yang memiliki teknologi yang sama dengan yang digunakan pada seri-seri sebelumnya. Pada AMD Ryzen 7 5800H, clock dari IGP ini ditingkatkan menjadi 2 GHz. Hal ini tentu saja membuatnya menjadi lebih kencang jika dibandingkan dengan versi terdahulu.

Berikut adalah hasil CPU-Z dari AMD Ryzen 7 5800H

Arsitektur

Desain dari Zen 3 tentu saja berbeda dengan Zen 2. Selain itu, Zen 3 untuk desktop, Vermeer, juga berbeda dengan Zen 3 untuk laptop, yaitu Cezanne. Cezanne memiliki desain monolithic, yang berarti bahwa ada beberapa komponen yang terintegrasi ke dalam satu cip saja. Hal itu berarti CPU CCD (core complex design), kontroler IO, kontroler memori, dan tentunya grafis terintegrasi.

Pada Zen 2 mobile atau Renoir, sebuah CCX (core complex) akan terdiri dari 4 inti prosesorSelanjutnya, sebuah CCX pada Zen 2 hanya akan memiliki L3 cache hingga 8 MB. Jadi, pada Zen 2, sebuah prosesor yang memiliki L3 cache sebesar 16 MB akan membutuhkan 2 CCX yang aktif di sana.

Pada Zen 3, AMD mengubah lagi arsitekturnya. Sebuah CCX akan memiliki total 8 inti prosesor. AMD juga membuat 8 inti prosesor itu memiliki sebuah shared L3 sebesar 16 MB. Hal ini juga bakal meningkatkan latensi yang dibutuhkan oleh masing-masing inti prosesor tersebut. Dengan tambahan total 4MB pada L2 cache-nya, membuat Ryzen 7 5800H memiliki total cache 20 MB.

AMD juga meningkatkan kinerja instruction per clock-nya dengan cukup signifikan. Pada saat peluncurannya, AMD mengklaim bahwa mereka bisa meningkatkan performanya hingga 19%. Dan walau masih menggunakan proses pabrikasi 7nm, AMD juga berhasil meningkatkan clock-nya dibandingkan Renoir. Hal tersebut juga berlaku pada clock boost-nya.

Pada Cezanne, AMD membuat prosesornya unlocked. Hal ini berarti bahwa perangkat laptop yang memiliki prosesor ini bisa ditingkatkan lagi kinerjanya lebih tinggi. Tentunya, hal tersebut bisa dilakukan dengan meningkatkan multiplier dari prosesor tersebut.

Pada sisi grafisnya, AMD Ryzen 7 5800H masih menggunakan Radeon Vega yang sama dengan Renoir. Walaupun begitu, AMD juga meningkatkan kemampuannya pada sisi clock-nya. AMD juga meningkatkan efisiensi daya sehingga pada clock grafis yang tinggi, daya yang digunakan akan lebih rendah dari generasi sebelumnya.

AMD Ryzen seri H tentunya akan ditemukan pada laptop-laptop yang ditujukan untuk bermain game. Akan tetapi berbeda dengan seri HX, prosesor seri H seperti Ryzen 7 5800H akan dipasarkan untuk laptop-laptop dengan dimensi yang tipis. TDP-nya juga dipasang pada level di bawah seri HX sehingga kemampuannya untuk di-overclock juga lebih rendah.

ASUS ROG Zephyrus Duo GX551QM

Tidak pas rasanya jika saya tidak membahas sedikit mengenai laptop yang menggunakan AMD Ryzen 7 5800H. Perangkat yang satu ini masuk dalam kelas Republic of Gaming, yang merupakan lini gaming dari ASUS. Dengan menyandang nama tersebut, ASUS sudah memastikan bahwa laptop ini bisa dengan lancar digunakan untuk bermain game AAA. Selain itu, spesifikasinya juga bakal bisa digunakan untuk membuat konten.

Laptop ASUS RoG Zephyrus Duo GX551 memiliki dua buah layar. Layar utamanya menggunakan jenis IPS yang memiliki resolusi 1920×1080. Layar kedua diberi nama Screenpad Plus oleh ASUS dan memiliki dimensi 14,1 inci. Layar yang dapat dioperasikan dengan menyentuhnya ini memiliki resolusi yang tinggi pula, yaitu 1920 x 550 piksel. Layar ini akan terangkat dengan sendirinya saat laptop ini dibuka dan membentuk sudut 13 derajat.

Sayangnya, dengan hadirnya ScreenPad Plus, membuat keyboard yang ada harus sedikit turun ke bawah. Hal tersebut menyebabkan hilangnya bagian palm rest yang selalu ada pada setiap laptop. ASUS memang menyediakan bantalan palm rest secara terpisah, namun hal tersebut membuat pengguna harus menyediakan ruang ekstra pada mejanya agar mengetik menjadi lebih nyaman. ASUS juga menaruh touchpad pada sebelah kanan dari keyboard-nya.

Terus terang, saya cukup merasa tidak nyaman bermain dan mengetik artikel dengan menggunakan ASUS Zephyrus Duo. Hal tersebut bukan karena tombol keyboard-nya yang memang sangat responsif serta memiliki dimensi yang pas di tangan saya. Akan tetapi posisi palm rest yang membuat tangan saya sering sakit saat menguji dengan laptop gaming ini. Akan tetapi, saat mencoba melakukan editing video, hal tersebut menjadi lebih menyenangkan berkat ScreenPad Plus-nya.

Pada ASUS Zephyrus Duo, terdapat dua grafis di sana. Yang pertama adalah AMD Radeon Graphics dan yang kedua adalah NVIDIA GeForce RTX 3060. Tentu saja, pada pengujian kali ini saya tidak menggunakan discrete graphics-nya. Semua pengujian menggunakan Radeon Vega 8 sebagai grafisnya.

Pengujian

Untuk mengetahui seberapa kencang prosesor AMD Ryzen 7 5800H, tentu saja harus dilakukan beberapa pengujian. Oleh karena AMD Ryzen 7 5800H menggunakan integrated graphics, pengujian pun dilakukan pada sisi prosesor serta IGP-nya. Saya tidak melakukan pengujian pada NVIDIA GeForce RTX 3060 dengan melakukan setting grafis pada Windows 10 pada power saving.

Pengujian saya lakukan dengan membagi menjadi dua bagian, yaitu sintetis dan gaming. Berikut adalah hasil pengujian benchmark sintetis dari perhitungan pada sisi prosesornya

Selanjutnya, pengujian dilakukan untuk melihat seberapa baik kinerja dari grafis terintegrasinya. Berikut adalah hasil benchmark-nya

Berikutnya adalah pengujian pada game. Saya menggunakan beberapa game seperti Red Dead Redemption 2, Dirt, Borderlands 3, dan Rise of the Tomb Raider. Saya menggunakan resolusi 1680×1050 pada semua pengujian dan menggunakan profile yang berbeda, dari low hingga high pada Dirt. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui batas dari Radeon Vega 8 yang dimiliki oleh Ryzen 7 5800H.

Berikut adalah hasil benchmark-nya.

Verdict

Saat ini, laptop gaming tidak lagi didominasi oleh satu merek prosesor saja. AMD saat ini sudah kembali masuk ke pasar prosesor mobile untuk berbagai lini. Tahun 2021 ini, AMD kembali memasukkan prosesor seri 5000nya ke dalam beberapa laptop gaming. Salah satunya adalah ASUS ROG Zephyrus Duo.

Pada laptop ini, kinerja AMD Ryzen 7 5800H memang hampir tidak ada bedanya dengan kecepatan prosesor yang terpasang pada dekstop. Saat digunakan untuk bermain game, kinerjanya tidak perlu lagi dipertanyakan. Apalagi saat digunakan untuk melakukan rendering video, Ryzen 7 5800H sangat cocok untuk melakukan pekerjaan tersebut.

Grafis terintegrasi yang ada pada prosesor ini juga memiliki kinerja yang cukup baik. Dengan daya yang rendah, tentu saja akan bisa menghemat baterai lebih baik dibandingkan dengan discrete graphics seperti GeForce RTX 3060 yang ada pada ASUS ROG Zephyrus Duo tersebut. Jika Anda menggunakan prosesor dengan grafis terintegrasi yang sama, yaitu Radeon Vega 8, tentu saja sudah bisa bermain game tanpa lag pada setting tertentu.

Prosesor Ryzen 7 5800H saat ini tersedia pada laptop dengan harga yang cukup tinggi, yaitu 15 hingga 30 jutaan. Walaupun memiliki harga yang tinggi, Ryzen 7 5800H akan menjamin pekerjaan serta game Anda menjadi lancar, apalagi ditambah dengan discrete graphics. Laptop dengan prosesor ini tentu saja bisa menjadi alternatif pilihan untuk bermain game dan membuat konten dengan cepat.

Sparks

  • Kinerja kencang dengan arsitektur yang baru
  • Kinerja IGP yang mumpuni untuk bermain game
  • Menggunakan proses pabrikasi 7 nm yang efisien
  • 8 cores dan 16 threads pada sebuah laptop
  • TDP 45 watt untuk laptop gaming

Slacks

  • Hanya hadir pada laptop dengan harga yang tinggi
  • Tanpa dukungan PCIe Gen 4
  • Tanpa dukungan Thunderbolt terbaru

Lenovo Yoga 6 yang Baru Ditenagai AMD Ryzen 5000 Series, Harga Mulai Rp16.099.000

Lenovo telah meluncurkan laptop convertible 2-in-1 terbarunya, Yoga 6 di Indonesia. Perangkat yang dirancang untuk para kreatif ini hadir dengan penyegaran baru guna meningkatkan performa mobilitas agar pengguna tetap produktif walau saat bepergian.

Kini Lenovo Yoga 6 telah ditenagai oleh prosesor mobile AMD Ryzen 5000 U–series hingga Ryzen 7 5700U, yang membawa konfigurasi 8 core dan 16 thread yang memastikan performanya andal untuk komputasi harian. Berpadu grafis integrated AMD Radeon, RAM 16GB DDR4-3200MHz, dan media penyimpanan 512GB SSD M.2 NVMe.

Berkat engsel 360 derajat, Yoga 6 menawarkan fleksibilitas dalam menyelesaikan pekerjaan. Pengguna dapat menyesuaikan posisi Yoga 6 sesuai skenario penggunaan, mulai dari mode laptop tradisional, tablet, stand, dan tent yang siap mendongkrak produktivitas sekaligus kreativitas.

Dari segi layar, Yoga 6 mengemas panel IPS 13,3 inci beresolusi FHD, mendukung kecerahan 300 nits, dan color space pada 72% NTSC. Lenovo juga menyematkan fitur digital pen yang memiliki sensitivitas tekanan hingga 4.096 pada layar, dengan demikian pengguna bisa dengan mudah menandai sesuatu, corat-coret, hingga membuat sketsa.

Lenovo Yoga 6 sepenuhnya menggunakan sasis yang terbuat dari bahan metal. Selain membuat rancangannya lebih kokoh, juga memberikan kesan premium ditambah balutan warna Abyss Blue. Untuk memperkaya pengalaman nonton film, gaming, maupun konferensi video, laptop ini memiliki speaker front-facing stereo yang telah dioptimalkan dengan Dolby Atmos.

Sistem keamanannya mengandalkan fingerprint reader yang memungkinkan login dengan cepat dan webcam dengan penutup privasi TrueBlock untuk memastikan laptop anti-retas secara fisik. Ia juga dilengkapi dengan dua port USB Type-C yang salah satunya mendukung power delivery dan punya daya tahan baterai panjang hingga 18 jam berkat Lenovo Q Control yang didukung oleh Lenovo Intelligent Thermal Solution 4.0 dengan profil yang dioptimalkan oleh AI.

Sebagai tambahan, laptop ini juga sudah dilengkapi dengan Microsoft Office Home & Student 2019 senilai Rp1.799.000. Saat ini, Lenovo Yoga 6 sudah tersedia di Lenovo Official Store online dan offline, dengan harga mulai dari Rp16.099.000.

Lenovo Yoga 6 juga sudah dilengkapi dengan Accidental Damage Protection dan Premium Care selama dua tahun. Layanan ini dapat digunakan untuk berbagai kerusakan dari tumpahan air, terjatuh dari meja, malfungsi keyboard, hingga LCD retak yang akan discover 100% tanpa ada biaya tambahan. Sedangkan untuk Premium Care, pelanggan dapat berkonsultasi secara langsung dan mudah dengan teknisi ahli untuk mendapatkan pengalaman layanan terbaik dan dapat diakses 24/7, pengguna dapat menghubungi layanan telepon bebas pulsa di 001-803-01-61224.

[Review] ASUS VivoBook S14 (M433) AMD Ryzen 5 5500U, Laptop 10 Juta dengan Performa Konsisten

Untuk segmen anak muda, ASUS mengandalkan lini laptop VivoBook guna menggempur pasar laptop kelas menengah ke atas. Keluarga VivoBook sendiri terdiri dari beberapa seri, mulai dari VivoBook original, VivoBook Pro, VivoBook S dan Ultra yang tampil stylish dengan bodi ringkas, hingga VivoBook Flip yang menawarkan fleksibilitas penggunaan berkat desain convertible 2-in-1.

Selain punya model yang beragam, ASUS juga menggunakan dua jenis prosesor yang berbeda yaitu dari Intel dan AMD yang biasanya harganya lebih terjangkau. Pada bulan Juni lalu, ASUS meluncurkan tiga laptop VivoBook yang ditenagai oleh prosesor mobile AMD Ryzen 5000 Useries, meliputi VivoBook Flip (TM420), VivoBook S14 (M433), dan VivoBook Ultra (M413).

DailySocial Gadget telah kedatangan VivoBook S14 (M433), kali ini saya mendapatkan warna gaia green dengan cover depan hijau yang mencolok dan area keyboard-nya berwarna silver. Unit yang saya review varian prosesor AMD Ryzen 5 5500U yang dibanderol Rp10.099.000. Sedangkan, varian tertinggi dengan AMD Ryzen 7 5700U dijual Rp11.799.000. Pembaruan apa yang disematkan oleh ASUS? Setelah sebulan lebih menggunakannya sebagai daily driver, berikut review ASUS VivoBook S14 (M433) selengkapnya.

Desain Stylish dengan Tepian Diamond Cut

Dari segi desain, penampilan VivoBook S14 (M433) tampak identik seperti pendahulunya. Ia memiliki perawakan tipis dan ringan dengan rupa yang menawan, dimensinya 324x213x15,9 mm dan berbobot 1,4 kg sehingga mudah dibawa bepergian dan cocok untuk bekerja secara mobile.

Cover depannya mengusung desain minimalis yang disebut negative space, dengan tulisan ‘ASUS VivoBook’ kecil berwarna silver. Seperti biasa, kita dapat mendekorasi bagian cover depan yang tersedia dalam gaia green, resolute red, dreamy silver, dan indie black sesuka hati dengan satu set stiker eksklusif di dalam paket penjualan.

Saya kebagian gaia green, warna ini terinspirasi dari alam. Saat laptop dibuka, terpampang layar 14 inci dengan desain NanoEdge display yang menghadirkan bezel samping layar tipis dengan screen-to-body ratio mencapai 85%, namun material bezel yang digunakan masih berbahan plastik. Selain itu, layar Full HD-nya menggunakan panel IPS-level dalam rasio 16:9, menawarkan sudut pandang 178 derajat, punya kecerahan maksimum 250 nits, dan mendukung color space NTSC di angka 45%.

Beralih ke bagian keyboard, VivoBook S14 (M433) punya tepian diamond cut dengan finishing bertekstur. Ciri khas tombol enter dengan tepian color-blocking juga masih disematkan pada chiclet keyboard yang dilengkapi backlit berwarna putih. Keyboard-nya memiliki key travel 1,4mm yang dapat menangani pengetikan cepat dan dilengkapi touchpad yang responsif berukuran besar.

Konektivitas dan Sistem Keamanan

Soal konektivitas, sebagai laptop masa kini VivoBook S14 (M433) hadir dengan beragam port. Termasuk dua port USB 2.0 Type-A dan microSD card reader di sisi kanan. Sedangkan pada sisi kiri terdapat port HDMI 1.4, USB 3.2 Gen 1 Type-A, 3.5mm combo audio jack, serta USB 3.2 Gen 1 Type-C untuk tranfer data lebih cepat dan mengkoneksikannya dengan berbagai perangkat eksternal.

Koneksi nirkabelnya mengandalkan Bluetooth 5.0 (dual band) dan WiFi 6 (802.11ax). WiFi generasi terbaru ini tiga kali lebih cepat, kapasitas jaringan hingga empat kali lebih banyak, dan latency hingga 75 persen lebih rendah daripada generasi sebelumnya.

Untuk masuk ke dalam sistem Windows 10, pengguna tidak perlu mengetik password karena sudah dilengkapi sensor sidik jari di pojok kanan atas touchpad yang terintegrasi dengan fitur Windows Hello. Saya mendaftarkan jari telunjuk, dari pengalaman saya asalkan jari bersih dan tidak basah maka kita dapat login lebih cepat.

Prosesor Mobile AMD Ryzen 5000 U-Series

Perubahan terbesar yang dibawa oleh VivoBook S14 (M433) terletak pada sisi performa, laptop Windows 10 Home yang telah dilengkapi dengan Microsoft Office Home & Student 2019 orisinil pre-Installed ini ditenagai prosesor mobile AMD generasi terbaru Ryzen 5000 U-series. Prosesor berfabrikasi 7nm dengan teknologi Zen 3 ini menawarkan peningkatan performa yang signifikan, namun tetap optimal dalam hal konsumsi daya.

Lebih lanjut, AMD Ryzen 5000 U-series memiliki TDP 15W dan didesain untuk laptop ultra thin yang berorientasi pada daya tahan baterai panjang dan mengedepankan mobilitas tinggi. Untuk varian AMD Ryzen 5 5500U, ia memiliki konfigurasi 6 core dan 12 thread dengan Max Boost hingga 4GHz dan cache 8MB.

Performanya ditopang RAM 8GB DDR4 dual-channel dan penyimpanan M.2 NVMe PCIe 3.0 SSD berkapasitas 512GB. Sementara, kebutuhan olah grafisnya mengandalkan integrated AMD Radeon Graphics. Detail spesifikasi menurut CPU-Z sebagai berikut:

Dengan konfigurasi tersebut, skenario apa yang cocok diemban oleh VivoBook S14 (M433)? Laptop ini ideal untuk menangani komputasi harian bagi pengguna umum, misalnya tugas dan aplikasi kantor ataupun sekolah, hingga mengerjakan project kreatif seperti edit foto dan video berdurasi pendek. Sebagai gambaran, hasil benchmark-nya dapat dilihat pada tabel berikut:

No Pengujian Skor
1 GeekBench 5 Single-Core 1115
2 GeekBench 5 Multi-Core 5504
3 PCMark 10 5274
4 Cinebench R15 1296
5 Cinebench R20 2912
6 3DMark Sky Diver 11219
7 3DMark Cloud Gate 19670

Mengingat prosesor yang digunakan versi hemat daya, laptop ini memang tidak dirancang untuk pekerjaan berat. Sebaliknya, VivoBook S14 (M433) lebih menekankan pada portabilitas, dengan keseimbangan antara performa dan masa pakai baterai. Walau begitu, kalau hanya sesekali diajak ngebut buat bermain game kasual atau editing video pada resolusi 1080p dengan durasi agak panjang harusnya bukan masalah.

Verdict

Kehadiran ASUS VivoBook S14 berbasis AMD selalu layak dinantikan, terlebih kini sudah ditenagai prosesor AMD generasi terbaru Ryzen 5000 series. Tentunya selain karena harganya yang lebih bersahabat daripada versi Intel, dari segi performa dan pengalaman pengguna yang ditawarkan bisa dibilang beda-beda tipis.

Bentuknya ringkas dengan desain stylish yang dirancang untuk generasi muda dan menawarkan performa yang mumpuni untuk menangani komputasi harian pengguna umum. Dua fitur utama yang membedakannya ialah versi Intel memiliki port Thunderbolt 4 dan tambahan discrete graphics NVIDIA GeForce MX350.

Sebagai pembanding, VivoBook S14 (M433) varian AMD Ryzen 5 5500U dibanderol mulai dari Rp10.099.000 dan Rp11.799.000 untuk versi Ryzen 7 5700U. Sementara, harga VivoBook S14 (S433) mulai dari Rp13.299.000 untuk varian Intel Core i5-1135G7 dan Rp15.099.000 untuk versi Intel Core i7-1165G7.

Sparks

  • Bentuk ringkas dan build quality cukup premium
  • Ditenagai prosesor mobile AMD Ryzen 5000 series
  • WiFi 6 dan punya port USB Type-C
  • Harga kompetitif mulai dari Rp10.099.000

Slacks

  • Bezel layar masih berbahan plastik
  • Belum mengadopsi USB Thunderbolt 4

Jajaran Laptop Gaming ASUS ROG Resmi Hadir dengan AMD Ryzen 5000 Mobile Series

ASUS ROG telah mengumumkan rangkaian laptop gaming terbarunya yang ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 5000 Mobile Series di Indonesia. Meliputi ROG Zephyrus Duo 15 SE, ROG Flow X13, ROG Strix SCAR 15/17, ROG Strix G 15/17, ROG Zephyrus G15, ROG Zephyrus G14, dan TUF Gaming A15, dalam acara peluncuran virtual bertajuk “ROG Born Champions”.

Prosesor AMD Ryzen 5000 Mobile Series ini sudah mengadopsi arsitektur Zen 3 yang dibuat melalui pemrosesan 7nm. Tak hanya menawarkan performa gaming yang tinggi, jumlah core dan thread yang banyak juga cocok untuk kebutuhan content creation.

ROG Zephyrus Duo 15 SE (GX551)

Mari mulai dari ROG Zephyrus Duo 15 SE, laptop gaming dua layar dengan ScreenPad Plus. Layar kedua terintegrasi yang dilengkapi banyak fungsi untuk menunjang produktivitas dan meningkatkan pengalaman bermain game.

Layar utamanya menggunakan menggunakan panel IPS-level berukuran 15,6 inci beresolusi 4K UHD dengan refresh rate 120Hz dan memiliki color gamut Adobe RGB 100%. Juga tersedia dalam versi FHD dengan refresh rate 300Hz dan color gamut sRGB 100%.

Keduanya telah mengantongi sertifikasi PANTONE Validated untuk memastikan tingkat akurasi warna yang tinggi. ScreenPad Plus-nya membentang di atas keyboard, layar 14,1 inci dengan fitur touchscreen tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai skenario.

Contohnya seperti mengontrol aplikasi streaming secara langsung atau melihat walkthrogh dan guide sambil bermain game di layar utama. Untuk para content creator, ScreenPad Plus dapat digunakan sebagai kanvas atau alat kontrol tambahan berkat fitur dukungan integrasi langsung dengan aplikasi Adobe.

Berapa harganya? ROG Zephyrus Duo 15 SE dibanderol mulai dari Rp35.999.000 dengan prosesor AMD Ryzen 7 5800H dan hingga Rp70.999.000 dengan prosesor AMD Ryzen 9 5900HX. Konfigurasi detailnya sebagai berikut:

  • Rp35.999.000 (Ryzen 7 / RTX 3060 / FHD / 1TB SSD / 2x8GB RAM)
  • Rp50.999.000 (Ryzen 9 / RTX 3070 / FHD / 1TB SSD / 2x16GB RAM)
  • Rp70.999.000 (Ryzen 9 / RTX 3080 / 4K UHD / 2x1TB / 2x16GB RAM)

ROG Flow X13

Selanjutnya ROG Flow X13, laptop gaming ultrathin convertible powerful yang ditenagai oleh prosesor hingga AMD Ryzen 9 5980HS dan chip grafis NVIDIA GeForce GTX 1650. Berkat kombinasi CPU dan GPU yang sangat efisien, ROG Flow X13 mampu menemani penggunanya hingga 10 jam menggunakan baterai.

Pengisian dayanya praktis, karena sudah dilengkapi dengan fitur USB Power Delivery yang memungkinkan pengisian daya melalui adapter USB Type-C 100W khusus. Berkat adapter tersebut, ROG Flow X13 dapat diisi ulang dayanya dari 0% hingga 60% hanya dalam waktu 39 menit.

Laptop berlayar sentuh 13,4 inci FHD dalam rasio 16:10 dan refresh rate 120Hz ini mengedepankan desain convertible yang memungkinkan layarnya untuk diputar hingga 360 derajat. Serta, memiliki bodi ringkas dengan ketebalan hanya 15,8 mm dan bobot 1,3 kg.

Selain itu, ROG Flow X13 merupakan laptop gaming pertama yang mendukung ROG XG Mobile, sebuah perangkat GPU eksternal yang ditenagai chip grafis hingga NVIDIA GeForce RTX 3080 terbaru. Ketika dihubungkan dengan ROG XG Mobile, ROG Flow X13 menjadi laptop dengan performa grafis yang sangat kencang. Detail harganya sebagai berikut:

  • Rp21.999.000 (Flow X13 / Ryzen 7 / 512GB SSD / 16GB RAM)
  • Rp60.999.000 (Flow X13 + XG Mobile / Ryzen 9 / RTX 3080 / 1TB SSD / 32GB RAM)

ROG Strix SCAR 15/17 (G533/G733)

ROG Strix SCAR dirancang sebagai laptop gaming dengan performa tanpa kompromi untuk menjadi senjata utama para gamer. Dengan prosesor hingga AMD Ryzen 9 5900HX dan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3080, serta dapat mengusung memori DDR4 3200MHz hingga 32GB.

Layar ROG Strix SCAR Series beresolusi FHD, tetapi dengan dukungan refresh rate hingga 300Hz dengan response time 3ms dan telah mengadopsi keyboard optical mechanical. Keyboard dengan fitur per-key RGB tersebut tidak hanya memiliki key travel yang lebih dalam yaitu 1,9mm, ukuran trackpad yang 85% lebih besar membuatnya nyaman digunakan meski tanpa mouse.

Selain kembali hadir dengan fitur surrounded RGB lighting dan Keystone 2. ROG Strix G Series juga memiliki tambahan desain berupa Translucent Keyboard Deck dan Customizable Armor Cap. Detail harganya sebagai berikut:

  • Rp30.999.000 (SCAR 15 / Ryzen 7 / RTX 3060 / 1TB SSD / 2x8GB RAM)
  • Rp40.999.000 (SCAR 15 / Ryzen 9 / RTX 3070 / 1TB SSD / 2x16GB RAM)
  • Rp41.999.000 (SCAR 17 / Ryzen 9 / RTX 3070 / 1TB SSD / 2x16GB RAM)
  • Rp60.999.000 (SCAR 15 / Ryzen 9 / RTX 3080 / 2x1TB SSD / 2x16GB RAM)
  • Rp61.999.000 (SCAR 17 / Ryzen 9 / RTX 3080 / 2x1TB SSD / 2x16GB RAM)

ROG Zephyrus G15/G14 (GA503/GA401)

Selain membawa laptop gaming berperforma tinggi, ASUS juga membuktikan bahwa laptop gaming dapat tampil ringkas untuk bermain, bekerja, dan beraktivitas seharian. Ketebalannya di angka 1,99 cm dan bobot 1,9 kg, serta tampil lebih stylish dalam warna Eclipse Gray dan Moonlight White yang memiliki 8.279 lubang di balik layarnya dengan tampilan efek berwarna dari lapisan Prismatic Film yang ada di dalamnya.

Untuk ROG Zephyrus G14, fitur AniMe Matrix kembali hadir dan memungkinkan pengguna untuk menampilkan grafis, animasi, dan berbagai efek tampilan di belakang layar. Di ROG Zephyrus G14 yang baru, AniMe Matrix hadir dengan fitur Virtual Pet bernama Omni. Jika diaktifkan, pengguna ROG Zephyrus G14 dapat berinteraksi dengan Omni di desktop.

TUF Gaming A15 (FA506)

ASUS juga memperkenalkan TUF Gaming A15 yang ditenagai oleh prosesor AMD Ryzen 7 5800H dengan chip grafis NVIDIA GeForce RTX 3060, ditopang RAM 8GB DDR4 3200MHz, dan penyimpanan SSD 512GB.

Sebagai laptop TUF, bodi tangguh menjadi andalan laptop ini, TUF Gaming A15 telah mengantongi sertifikasi US Military Grade (MIL STD-810H). Lebih lanjut, TUF Gaming A15 hadir dengan warna Eclipse Gray, dilengkapi dengan struktur Honeycomb Grip di bagain bawah laptop, dan menggunakan brushed metal finish.

Layar 15,6 incinya beresolusi Full HD dengan refresh rate 144Hz dan response time 3ms, lengkap dengan teknologi Adaptive Sync. Bukan hanya sekadar laptop untuk bermain game, tatapi juga cocok untuk produktivitas sehari-hari. Berkat baterai yang lebih besar 90WHr, TUF Gaming A15 dapat bertahan hingga lebih dari 14 jam penggunaan. Juga dilengkapi teknologi fast charging dan USB Power Delivery untuk pengisian daya menggunakan adapter USB Type-C yang lebih ringkas.

AMD Resmi Umumkan Prosesor Mobile AMD Ryzen 5000 Series di Indonesia

AMD telah resmi meluncurkan Prosesor Mobile AMD Ryzen 5000 Series di Indonesia, dalam acara virtual bertajuk ‘Power Your Next yang mengajak langsung para penonton untuk berinteraksi dan mengeksplor produk-produk terbaru AMD secara virtual interaktif. Secara global, AMD pertama kali memperkenalkan Prosesor Mobile dengan desain arsitektur 7nm ‘Zen 3’ yang efisien dan sekaligus bertenaga dalam Keynote CES 2021.

Selain membawa peningkatan performa yang signifikan, Prosesor Mobile AMD Ryzen 5000 Series juga menawarkan masa pakai baterai panjang untuk para gamer, kreator, dan profesional. Mencakup prosesor seri H dan ultra-mobile U-Series.

AMD-RYZEN-5000---2

Prosesor Mobile AMD Ryzen 5000 H-Series hadir hingga 8 core dan 16 thread yang dibangun di atas arsitektur terbaru AMD 7nm ‘Zen 3’ yang ditujukan untuk para antusias gamer atau creator yang menghadirkan pengalaman bermain game dengan frame rate tinggi, multitasking cepat, dan ketahanan baterai yang panjang.

AMD juga menghadirkan prosesor mobile tertinggi seri HX yaitu Ryzen 9 5980HX dan Ryzen 5900HX yang merupakan prosesor mobile unlocked. Di mana memiliki opsi pengaturan manual untuk clock speed dengan kecepatan maksimal boost clock-nya hingga 4.8GHz dengan TDP 45W+.

Prosesor AMD Ryzen 9 5980HX yang baru mampu meningkatkan performa single-thread hingga 23% dan performa multi-thread hingga 17% lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya. Menjadikannya solusi ideal untuk laptop gaming dan pro kreator.

Sementara itu, AMD juga turut serta menghadirkan prosesor HS dengan daya yang lebih rendah 35w namun dengan performa dan efisiensi yang optimal. Prosesor HS sangat cocok untuk laptop gaming yang compact, lebih tipis dan ringan.

Untuk konsumen mainstream yang mencari performa saat bepergian dan di mana saja, Prosesor Mobile AMD Ryzen 5000 U-Series menawarkan perpaduan antara performa dan efisiensi daya yang cukup optimal untuk laptop tipis dan ringan.

Lebih lanjut, prosesor AMD Ryzen 7 5800U yang baru memberikan performa single-thread hingga 16% lebih baik dan performa multithread hingga 14% lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya. Daya tahan baterai hingga 17,5 jam dan pemutaran film hingga 21 jam dengan sekali pengisian daya.

Saat ini, produk laptop berbasis AMD Ryzen 5000 series mobile processor telah tersedia di pasar Indonesia. Meliputi Acer dengan Aspire 5, Swift 3, Swift X, Spin 5, dan Nitro 5. Lalu, ASUS dengan VivoBook S14/S15, VivoBook Flip 14, ROG Flox X13, dan ROG Zephyrus Duo 15 SE. Sementara, dari HP termasuk Pavilion 14 dan laptop gaming OMEN 15. Lalu, dari Lenovo ada Legion 5 Pro, Legion 7, Yoga Slim 7 Pro, dan Yoga 6.

Dari sisi global, AMD mencatat peningkatan penjualan sampai dengan dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara di Indonesia, AMD mencatat peningkatan market share setiap tahun, mulai dari tahun 2017 secara berturut-turut sampai pada 2020 dengan total peningkatan market share sebesar 15 poin.

Pada tahun 2021 ini platform-platform yang dijual di pasar akan meningkat 50% lebih banyak. Tahun ini jumlah laptop gaming yang menggunakan Prosesor Mobile AMD Ryzen 5000 Series akan meningkat dua kali lipat dibanding yang ditemukan pada tahun lalu. Laptop gaming tersebut akan dipasangkan dengan kartu grafis flagship dari GeForce maupun dari Radeon, juga akan hadir laptop pertama AMD dengan layar OLED, dan mendukung WiFi 6.

AMD APU Cezanne Engineering Sample Desktop Dijual di Pasar Tiongkok

AMD Ryzen seri 5000 saat ini sudah diluncurkan dan mudah dibeli di Indonesia. Namun, Ryzen seri 5000 yang beredar saat ini merupakan sebuah prosesor tanpa grafis terintegrasi atau APU. Integrated graphics sendiri juga sering menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi beberapa orang. Hal ini membuat orang bisa melakukan upgrade secara pelan-pelan pada sisi GPU.

Ternyata AMD telah mempersiapkan sebuah APU dari arsitektur terbaru mereka, Zen 3 yang ditujukan untuk desktop. Dengan nama kode Cezanne, APU ini akan memiliki prosesor 8 inti dan 16 thread. Grafis terintegrasi yang terdapat didalamnya memiliki 8 inti GPU dan masih menggunakan Vega.

Hal ini diketahui karena salah seorang pengguna Twitter dengan nama HXL melaporkan penjualan prosesor engineering sample APU tersebut di Wexin oleh IVA Computer Hardware Group. Sang pengguna Twitter menyebutnya sebagai Ryzen 7 5700G atau Ryzen 7 5750G. Huruf G pada bagian belakang menandakan kehadiran grafis terintegrasi.

APU AMD ini dijual dengan harga 1888 yuan atau sekitar Rp. 4,2 juta. Dia menggunakan marketplace Taobao dengan pengiriman gratis. Sang penjual juga menulis 8C16T Zen3 Cezanne 7nm L316M ES, lengkap dengan hasil benchmark yang didapat dari CPU-Z 1.94.9. APU tampaknya memiliki 4MB cache L2 dan menggunakan cache L3 16MB.

Menurut tangkapan layar CPU-Z, Ryzen 7 5700G memiliki clock hingga 4.4GHz, yang mirip dengan Ryzen 7 4700G. Namun, perbedaan IPC pada kedua arsitektur dijanjikan sebesar 19%, sehingga seharusnya APU baru ini akan lebih kencang. Bahkan, sang penjual melakukan overclocking pada Ryzen 7 5700G tersebut menjadi 4,7 GHz dengan Vcore 1.468V.

Pada saat dalam keadaan standar, APU ini mendapatkan nilai 613,6 untuk benchmark single core dan 6296 untuk multi-core. Sang penjual membandingkan dengan Ryzen 7 3700X di mana mendapatkan 511 poin untuk single core dan 5433 untuk  multi-core. Saat di overclock ke 4,7 GHz, nilai benchmark CPU-Z yang didapatkan adalah 6960.

AMD sendiri bakal menggelar acara keynote pada CES 2021 yang diadakan secara online. Apakah nantinya prosesor ini bakal disinggung pada acara tersebut? Jika iya, maka tentunya hal tersebut tidak akan membuat kaget akibat dari penjualan engineering sample ini.

Namun jika dilihat dari Ryzen 7 4750G yang sudah beredar, sepertinya AMD memang bakal meluncurkan sang penerusnya tersebut. Lalu apakah bakal masuk ke Indonesia? Well, jika Ryzen 7 4750G saja bisa ditemukan didalam negeri, bukan tidak mungkin lagi jika Ryzen 7 5700G/5750G ini akan masuk ke Indonesia.

Sumber dan gambar: Wexin, Twitter HXL

AMD EPYC 7003 dengan 64 Core 128 Threads Punya Skor CineBench Sangat Tinggi

Setelah peluncuran prosesor Ryzen dengan basis arsitektur Zen 3, AMD mulai menunjukkan kinerja dari produk-produknya. Kita sudah melihat bagaimana Zen 3 digunakan untuk komputer-komputer desktop dengan Ryzen seri 5000 yang dimulai dari 5600X. AMD pun juga menyatakan bahwa mereka yang pertama menyentuh angka 600 pada program benchmark CineBench R20. Namun, ternyata mereka kali ini juga bakal membuat rekor baru.

Saat ini AMD sedang mengimplementasikan arsitektur Zen 3 ke dalam prosesor untuk server. AMD bakal mengumumkan prosesor berbasis Zen 3 ini dengan nama kode Milan. Tentu saja untuk server, namanya bakal menjadi EPYC. Jumlah inti prosesornya sendiri sangat banyak dan pastinya akan membuat kinerjanya menjadi luar biasa saat semua core-nya digunakan.

https://twitter.com/ExecuFix/status/1337843482518499334

Pada cuitan di Twitter, seseorang dengan nama akun ExecutableFix membocorkan informasi mengenai EPYC 7763. Prosesor yang satu ini disinyalir akan menggunakan arsitektur Zen 3 dengan 64 inti prosesor dan 128 threads. L3 cache-nya memiliki kapasitas 256 MB dengan TDP 280 watt. Prosesor ini sendiri memiliki clock 2,45 GHz dan maksimum Boost pada kecepatan 3,5 GHz.

ExecutableFix memperlihatkan hasil benchmark dengan angka yang menakjubkan, yaitu 87.878. Hasil perolehan nilai CineBench dari prosesor desktop AMD Ryzen 9 5950X dengan arsitektur sama dapat mencapai sekitar 29.000. Hal tersebut membuat EPYC 7763 memiliki kinerja tiga kali lipat dibandingkan dengan Ryzen 9 5950X. Tentunya, patut diingat pula bahwa kedua prosesor memiliki target pasar yang berbeda.

https://twitter.com/ExecuFix/status/1337714145723097093

 

ExecutableFix juga membocorkan prosesor-prosesor lain yang bakal diluncurkan oleh AMD untuk server. Nantinya akan ada EPYC 75F3 dengan 32 core 64 threads dengan clock 2,95 GHz dan Boost 4 GHz. TDP-nya akan sama dengan EPYC 7763 yaitu 280 watt. Prosesor lainnya adalah EPYC 7413 dengan 24 inti dan 48 threads pada kecepatan 2,65 GHz/3,6 GHz serta EPYC 7313 dengan 16 inti dan 32 threads pada kecepatan 3 GHz/3.7 GHz. Keduanya bakal memiliki L3 sebesar 128 MB dan TDP sebesar 235 watt.

Sumber: HotHardware, Twitter

Gambar: AMD

AMD Ryzen Seri 5000 Resmi Hadir di Indonesia, Radeon RX 6000 Menyusul

AMD akhirnya secara resmi meluncurkan prosesor terbarunya di Indonesia. Acara peluncuran ini diadakan secara virtual pada tanggal 19 dan 20 November 2020 melalui kanal Youtube. Pada acara kali ini, AMD juga menggelar pameran secara virtual di mana pengunjung bisa mengakses begitu banyak peripheral yang mendukung Ryzen terbaru ini.

AMD sendiri sudah meluncurkan prosesor dengan arsitektur Zen 3 ini secara global pada bulan Oktober lalu. Zen 3 sendiri memiliki peningkatan performa instruksi per clock yang lebih baik sekitar 19% dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Untuk informasi lebih lanjut mengenai peluncuran Zen 3 secara global, Anda bisa mengklik pada tautan yang satu ini.

AMD Radeon 6900

Ryan Sim, Director AMD Sales & Marketing, ASEAN, menjelaskan bahwa peluncuran Prosesor Desktop AMD Ryzen 5000 Series adalah bagian komitmen AMD untuk menghadirkan prosesor PC terbaik dikelasnya dengan performa terdepan. Terobosan arsitektur “Zen 3” pada prosesor desktop AMD Ryzen 5000 Series dengan keunggulan efisiensi daya dan kartu grafis AMD Radeon RX 6000 Series yang dibangun di atas arsitektur AMD RDNA 2 memberikan peningkatan performa-per-watt hingga 54 persen lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. AMD berharap produk baru ini dapat memenuhi kebutuhan para pengguna dan komunitas.

Prosesor yang diluncurkan oleh AMD di Indonesia memiliki spesifikasi sebagai berikut

MODEL CORES/THREADS TDP(Watts) BOOST/BASE FREQ. (GHz) TOTAL CACHE
AMD Ryzen 9 5950X 16C/32T 105W Up to 4.9 / 3.4 72MB
AMD Ryzen 9 5900X 12C/24T 105W Up to 4.8 / 3.7 70MB
AMD Ryzen 7 5800X 8C/16T 105W Up to 4.7 / 3.8 36MB
AMD Ryzen 5 5600X 6C/12T 65W Up to 4.6 / 3.7 35MB

Semua prosesor tersebut saat ini sudah tersedia di Indonesia. Pengguna pun bisa langsung membelinya pada toko-toko komputer baik secara online maupun offline mulai dari tanggal 5 November 2020 yang lalu. Namun dilihat dari pengamatan saya, sepertinya ketersediaan prosesor ini cukup minim sehingga mungkin akan masih sulit ditemukan.

AMD Ryzen 5 5600 Zen 3 Harga

Untuk harganya, AMD Ryzen 8 5600X dijual dengan harga Rp. 4.999.000. Ryzen 7 5800X sendiri dijual pada harga Rp. 7.499.000. Untuk seri di atasnya, Ryzen 9 5900X dijual dengan harga Rp. 9.059.000. Terakhir, untuk Ryzen 9 5950X dijual dengan harga Rp. 13.189.000.

AMD Ryzen 5 5950 Zen 3 Harga

Selain memperkenalkan prosesor Ryzen, AMD Indonesia juga mengumumkan bahwa Radeon seri 600 juga bakal tersedia di Indonesia. Sayangnya, sampai saat ini kartu grafis yang digadang bisa menyaingi NVIDIA GeForce seri 3000 tersebut belum tersedia di Indonesia. AMD juga memberikan perkiraan harga dari tiga kartu grafis yang bakal keluar tersebut.

AMD Radeon 6800

AMD memberikan perkiraan harga tersebut masih dalam mata uang dolar. Untuk Radeon RX 6800 nantinya akan dijual dengan harga $579. Sedangkan Radeon RX 6800XT akan dijual pada harga $649. Terakhir, Radeon RX 6900XT akan dijual pada harga $999. Kita tunggu saja kehadiran ketiga kartu grafis ini di Indonesia.

Napak Tilas Bigetron RA dari Juara Lokal Hingga Menjadi Juara Dunia

Dua pekan lalu kita menjadi saksi atas sejarah baru yang diciptakan oleh tim esports asal Indonesia yaitu Bigetron Esports di skena PUBG Mobile. Pada hari itu, tepatnya tanggal 25 Oktober 2020, Bigetron RA (divisi PUBG Mobile Bigetron Esports ) berhasil merengkuh piala PUBG Mobile Profesional League kawasan Asia Tenggara setelah bertarung sengit melawan sesama tim Indonesia dan jagoan-jagoan PUBG Mobile dari kawasan SEA.

Mendapat juara SEA mungkin terdengar biasa saja, tetapi rangkaian piala yang sudah didapat Bigetron RA sampai akhirnya dapat juara PMPL SEA Finals Season 2 yang jadi luar biasa. Sebelum PMPL SEA, Bigetron RA sudah memenangkan kejuaraan nasional Indonesia sebanyak dua kali (PMPL ID Season 1 dan 2), kejuaraan tingkat Asia (PMWL Season Zero 2020: East Region), dan kejuaraan tingkat dunia (PMCO Global Finals 2019). Dari rangkaian kemenangan yang mereka dapatkan, siapa yang sangka kalau bisa ada tim Indonesia melakukan dominasi total dengan memenangkan semua tingkat kompetisi, dari lokal hingga internasional.

Ibarat anime Dragon Ball, mungkin saat ini Tencent harus mempertimbangkan membuat turnamen PUBG Mobile antar galaksi agar ada sesuatu yang mengalahkan Bigetron RA. Berkat pencapaiannya, Bigetron RA mungkin bisa dibilang sebagai tim paling sukses sepanjang sekitar 2 tahun sejarah skena esports PUBG Mobile. Kesuksesan seperti ini mungkin akan sulit diulang mengingat memiliki prestasi yang konsisten di kancah esports bukanlah hal yang mudah.

Sembari merayakan kemenangan tersebut, mari kita sedikit melakukan napak tilas, menyusuri masa lalu, dan coba belajar dari perjalanan tersebut. Bagaimana bisa si kembar berbakat, Zuxxy dan Luxxy, mengenal PUBG Mobile hingga menjadi juara seperti sekarang? Bagaimana bisa kehadiran Ryzen dan Microboy justru malah semakin mendongkrak prestasi Bigetron Esports? Berikut pembahasan Hybrid.co.id.

 

Si Kembar Berbakat Bagas “Zuxxy” dan Bagus “Luxxy”

Si kembar nan berbakat Bagas Pramuditha “Zuxxy” dan Bagus Prabaswara “Luxxy” terbilang sebagai komponen utama bagi divisi PUBG Mobile tim Bigetron Esports. Mengapa begitu? Salah satu alasannya adalah karena posisi mereka yang hampir tidak tergantikan sepanjang divisi PUBG Mobile Bigetron Esports ada. Salah satu alasannya mungkin karena memang bakat dua pemain ini yang sudah terlihat sedari lama.

Menurut catatan, salah satu penampilan perdana Zuxxy dan Luxxy di dalam kompetisi game tembak menembak adalah pada gelaran Indonesia Games Championship 2017. Ketika itu mereka berdua bertanding untuk game Crisis Action.

Lucunya Zuxxy dan Luxxy justru bertanding di dua tim yang berbeda pada masa itu. Mengutip dari duniagames.co.id, dikatakan bahwa Zuxxy bermain dengan tim MPZ sementara Luxxy berada di tim PROCLAZ. Ketajaman mereka berdua memang sudah terlihat sejak turnamen IGC 2017. Buktinya adalah prestasi yang didapatkan oleh dua tim yang mereka bela. Tim MPZ yang dibela oleh Zuxxy mendapat peringkat 2 sementara tim PROCLAZ yang dibela oleh Luxxy berhasil memperoleh gelar juara.

Zuxxy sempat bercerita bahwa dirinya masuk ke Bigetron Esports pasca momen kemenangan di turnamen Crisis Action IGC 2017. Beberapa waktu berlalu, Rules of Survivor muncul ke permukaan. Zuxxy dan Luxxy yang katanya memang menyukai game bertipe tembak-tembakan sejak kecil pun segera memilih game tersebut sebagai medan kompetisi terbaru. Mereka kembali mencuat di skena Rules of Survival dengan menjadi juara RoS Indonesia Championship yang diadakan sekitar Juni 2018 lalu. Ketika itu Zuxxy dan Luxxy bertarung bersama dua rekan lamanya, Robby “Natic” dan Galang Yoga “Kingzzz”.

Pada tahun itu juga PUBG Mobile resmi dirilis, Zuxxy dan Luxxy pun kembali berpindah game. PINC 2018 menjadi kompetisi pertama yang diikuti oleh Zuxxy dan Luxxy bersama dengan rekannya di turnamen RoS yaitu Natic serta Kingzzz. Lagi-lagi mereka berhasil menjadi pemenang setelah melalui persaingan skor yang sengit dengan EVOS Esports dan RRQ.

Pasca PINC 2018, sisanya menjadi sejarah yang kita tahu saat ini. Menjadi juara dunia di PMCO 2019, juara nasional di PMPL ID 2020 Season 1, peringkat 1 di babak Regular Season PMPL ID 2020 Season 2m Asia di PMWL 2020 Season Zero – East Region, dan terakhir juara Asia Tenggara di PMPL SEA 2020 Season 2 kemarin.

 

Kepergian Kingzz dan Ryzen si Rusher Eksplosif

Ada yang berbeda pada roster Bigetron Esports sebelum berubah nama menjadi “Red Aliens”. Ketika itu Zuxxy dan Luxxy masih ditemani oleh Galang Yoga “Kingzzz” yang terakhir kali terlihat berkompetisi bersama tim Red Rocket dan Robby “Natic” yang terakhir kali dikabarkan pensiun dari dunia esports. Dengan roster tersebut, satu-satunya gelar yang berhasil didapatkan oleh Bigetron Esports adalah PINC 2018.

Kingzzz membela Bigetron Esports sampai PUBG Mobile Star Challenge 2018. Pada turnamen tersebut Bigetron Esports harus puas mendapat peringkat 9 saja. Pasca PMSC 2018 selesai, Kingzzz memutuskan keluar dari tim Bigetron Esports. Pada video perpisahannya yang mengudara 6 Januari 2019 lalu, Kingzzz mengatakan alasan kepergiannya adalah karena gaya permainan yang dia lakukan kurang cocok dengan roster Bigetron Esports saat itu.

Sumber Instagram @bigetronesports
Sumber Instagram @bigetronesports

Kepergian Kingzzz lalu digantikan oleh Muhammad Albi “Ryzen”. Mengutip dari Instagram resmi Bigetron Esports, Ryzen bergabung ke tim sejak 11 November 2018 lalu. Kedatangan Ryzen ternyata menjadi angin segar bagi Bigetron Esports. Setelah Kingzzz pergi, roster divisi PUBG Mobile Bigetron Esports menjadi Zuxxy, Luxxy, Natic, dan Ryzen.

Kehadiran Ryzen sedikit banyak mengubah gaya permainan mengingat Ryzen yang terkenal hobi bermain agresif yang dilengkapi dengan kemampuan aim di atas rata-rata. Perubahan gaya permainan dan penambahan Ryzen berhasil membawa Bigetron Esports berhasil meraih prestasi yang cukup memuaskan walau belum mendapatkan juara.

Dengan roster tersebut di atas divisi PUBG Mobile Bigetron Esports berhasil menjadi juara satu di PMCO Indonesia 2019. Pertandingan lalu berlanjut ke turnamen PMCO SEA – Spring ketika Bigetron Esports mendapat peringkat 3 saja pada fase liga dan peringkat 2 pada fase Championship.

PMCO SEA – Spring pun selesai dan divisi PUBG Mobile Bigetron Esports lagi-lagi harus menghadapi momen-momen berat dengan kepergian sang kapten yaitu Robby “Natic”.

 

Microboy yang Diragukan, Lahirnya Bigetron Red Aliens, dan Gelar Juara Dunia

Kepergian Natic terbilang menjadi momen yang membuat fans cukup kecewa. Natic memang tersohor sebagai sosok dewasa nan karismatik di hadapan para fans. Posisinya sebagai kapten tim/In-Game Leader terbilang menjadi sosok dewasa yang menuntun dan melengkapi Zuxxy, Luxxy, serta Ryzen yang berusia lebih muda dari dirinya. Namun apa mau dikata, ada masanya pertemuan memang harus diakhiri dengan sebuah perpisahan.

Lewat sebuah video yang mengudara tanggal 22 Agustus 2019, Natic menjelaskan bahwa alasan ia undur diri adalah karena dirinya tak lagi bisa mencurahkan waktu lebih banyak untuk turnamen dan ingin lebih fokus menata masa depan kehidupannya. Berdekatan dengan momen kepergian Natic, Bigetron Esports pun mengumumkan roster beserta dengan penamaan baru terhadap tim PUBG Mobile yang dimiliki oleh manajemen berlogokan robot merah tersebut.

Dalam pengumuman tersebut Bigetron Esports mengungkap dua divisi tim PUBG Mobile. Dua divisi tersebut adalah Bigetron Red Aliens (RA) sebagai tim utama dan Bigetron ION sebagai tim sekunder. Natic mundur ke Bigetron ION yang lalu digantikan oleh Nizar Lugatio atau yang kini lebih dikenal sebagai Microboy.

Kehadiran Microboy ketika itu sempat mengundang keraguan dari para fans. Selain karena posisi Natic yang lebih lekat di hadapan para fans, Microboy juga terbilang masih sangat belia dari segi pengalaman ataupun usia jika dibandingkan dengan Natic.

“Dampaknya sudah pasti ada, namun sebenarnya tidak akan sebegitu krusial.” Kalau dari sisi in-game leader, posisinya sudah dipegang Zuxxy sejak bulan April. Walaupun begitu kehilangan sosok yang dewasa mungkin akan berdampak pada komunikasi mengingat sosok penengah yang dewasa biasanya dipegang oleh Natic.” Ucap Isfan Satria Wijaya selaku manajer divisi PUBG Mobile Bigetron Esports kepada saya pada saat perubahan roster tersebut terjadi.

“Microboy adalah sosok yang kalem dan fokus pada permainan. Harapannya sih dia bisa menjadi sosok yang membantu menenangkan anak-anak. Dia akan menjadi second rusher, mengisi posisi yang dahulu dimainkan oleh Ryzen. Menurut saya, memang berpotensi tinggi dan bisa mengikuti permainan anak-anak (Zuxxy, Luxxy, dan Ryzen) sampai sejauh ini.” Tukas Isfan melanjutkan membahas sosok Microboy pada masa itu.

Setelah beberapa turnamen besutan sponsor di kancah lokal, kemampuan Microboy segera diuji lewat PMCO SEA League 2019 – Fall Split sebagai turnamen official Tencent perdana yang ia jalani.

Microboy sebagai pendatang baru di dalam roster ternyata berhasil memecah keraguan para penggemar dengan membawa gelar juara satu fase liga di dalam turnamen PMCO SEA League 2019. Sayangnya Bigetron RA malah menciut ketika masuk babak Championship Stage. Dari peringkat 1 di babak liga, Bigetron RA harus puas berada di peringkat 6 saat pertandingan Championship Stage. Keraguan pun kembali muncul.

Profil Bigetron Esports
Bigetron Red Aliens saat pertama kali diperkenalkan. Sumber: Bigetron Official

Setelah PMCO SEA, pertandingan lalu berlanjut ke PMCO Global Finals di bulan Desember 2019 yang merupakan pertandingan PUBG Mobile tingkat dunia. Turnamen tersebut diikuti oleh 16 tim asal 10 kawasan dari berbagai belahan dunia.

Tanpa disangka dan tanpa diduga, Bigetron Esports ternyata berhasil keluar menjadi juara dengan skor yang sangat dominan ketika itu. Mereka berhasil mengumpulkan 303 poin, terpaut sangat jauh dari TOP Esports pengisi peringkat 2 yang hanya mendapat 197 poin.

“Kami mempersiapkan 2 manajer, coach asing, dan juga bootcamp untuk mereka. Saya merasa peran Boyka (pemain PUBG Mobile asal Malaysia) sebagai coach terbukti sangat membantu terutama dalam hal meningkatkan mental dan membantu komunikasi tim. Saya memang sudah percaya bahwa mereka adalah pemain paling berbakat di esports Indonesia sejak saat mereka masih berkompetisi di kancah RoS. Kami betul-betul senang melihat segala perjuangan mereka sejauh ini akhirnya berbuah manis dalam bentuk gelar juara dunia di kancah PUBG Mobile.” Ucap Edwin Chia CEO dan Co-Founder Bigetron Esports kepada saya lewat pesan singkat pasca momen kemenangan tersebut.

Siapa yang disangka bahwa empat bocah dengan latar belakang yang mungkin biasa-biasa saja, bisa melanglang buana ke berbagai belahan dunia gara-gara PUBG Mobille dan bahkan membanggakan Indonesia dengan gelar juara dunia yang mereka dapatkan.

Melihat Ryzen dan Microboy yang datang belakangan dibanding Zuxxy dan Luxxy, Thomas Vetra selaku Head of Esports dari manajemen Bigetron mengatakan. “Mereka berdua (Microboy dan Ryzen) adalah orang yang bisa membuat tim ini terlihat sempurna. Mereka memiliki skill serta tingkah laku yang baik. Menurut saya jika dulu kami gagal mendapatkan Ryzen dan microboy, Bigetron RA mungkin tidak akan sekuat seperti sekarang.”

 

Tahun 2020 dan Era Gemilang Bigetron RA

Masuk tahun 2020, mental Bigetron RA terbilang sudah tertempa begitu tajam setelah segala turnamen yang mereka lalui. Pasalnya, tingkat persaingan PUBG Mobile di tingkat Asia Tenggara memang cenderung jauh lebih keras dibanding dengan tingkat dunia. Hal tersebut menjadi alasan kenapa Bigetron RA bisa mendominasi cukup jauh saat bertanding di dalam gelaran PMCO Global Finals 2019.

Pada tahun ini Tencent memulai sebuah inisiatif baru bernama PUBG Mobile Professional League. Jika sebelumnya liga PUBG Mobile hanya ada pada tingkat Asia Tenggara saja, kini Tencent mencoba untuk juga menghadirkan insiatif liga level nasional agar kemampuan bersaing dari tim-tim di regional-regional besar semakin tinggi. Indonesia turut mendapat kesempatan berharga tersebut lewat gelaran PMPL ID 2020 Season 1 yang diselenggarakan mulai bulan April 2020 kemarin.

Dalam PMPL ID, Bigetron RA terbilang memiliki satu kelebihan tersendiri karena posisi mereka yang sudah pernah dan terbiasa menjalani kompetisi dalam format liga yang panjang. Ternyata benar saja, PMPL ID 2020 Season 1 pun didominasi habis-habisan oleh Bigetron RA. Mereka berhasil menjadi juara di babak liga dengan dominasi yang jauh yaitu 1251 berbanding dengan 806 poin yang didapatkan oleh AURA Esports sang Runner-Up.

Dominasi Bigetron RA sedikit mengendur di babak Final. Walaupun begitu Bigetron RA tetap berhasil menjadi juara dengan perolehan 233 berbanding dengan 192 poin yang didapatkan oleh MORPH Team selaku Runner Up.

Setelah PMPL Indonesia selesai, rangkaian turnamen kembali berlanjut. PMCO kini berganti menjadi PMPL SEA. Dalam turnamen tersebut Bigetron RA lagi-lagi gagal mendapatkan juara walaupun berhasil mendapatkan peringkat kedua. Pasca PMPL SEA, Bigetron RA kembali harus membuktikan dirinya lewat sebuah turnamen yang bertajuk PUBG Mobile World League.

Turnamen PMWL awalnya direncanakan untuk diselenggarakan secara offline. Namun mengingat situasi pandemi, PMWL jadi diselenggarakan online saja. Demi meminimalisir lag koneksi, maka turnamen dibagi menjadi dua bagian turnamen. Ada PMWL East untuk negara-negara Asia dan PMWL West untuk negara-negara Barat (AS, Eropa, dan Sekitarnya). Bigetron RA mengikuti PMWL East untuk membuktikan diri sebagai yang terbaik di tingkat Asia.

Sebelum turnamen tersebut, saya sempat berbincang dengan Florian George “Wolfy” dalam salah satu episode dari Hybrid Talk. Lewat perbincangan tersebut Wolfy menganalisa bahwa Bigetron RA mungkin akan kesulitan di PMWL East. Analisa tersebut terlontar mengingat kehadiran tim asal Tiongkok yang menurut cerita Wolfy sangatlah tangguh secara skill ataupun strategi.

Walau akhirnya PMWL East berjalan tanpa kehadiran tim Tiongkok namun benar adanya Bigetron RA kesulitan di kompetisi tersebut. Persaingan poin begitu ketat walaupun Bigetron RA bisa bertahan di posisi 5 besar sepanjang pertandingan.

Puncaknya terjadi pertandingan hari terakhir dan ronde terakhir. Ketika itu Bigetron RA, RRQ Athena, dan Orange Rock memiliki selisih poin yang sangat tipis. Untungnya RRQ terkena Too Soon, Orange Rock berakhir di peringkat 7, dan Bigetron RA berakhir di peringkat 6. Walaupun demikian total perolehan poin Bigetron RA tetap lebih banyak di akhir pertandingan sehingga mereka pun berhasil mendapatkan gelar juara Asia di PMWL 2020 Season Zero – East Region.

PMWL East Region Selesai, Bigetron RA digenjot lagi dalam turnamen PMPL ID 2020 Season 2. Dalam turnamen tersebut Bigetron RA berhasil mendapatkan peringkat pertama di babak liga.

Namun sesuatu yang janggal terjadi ketika masuk babak utama. Bigetron RA berkali-kali mendapat Too Soon dan hampir tidak pernah mendapatkan Chicken Dinner di sepanjang pertandingan. Mereka hanya dapat Chicken Dinner di akhir pertandingan sehingga mereka harus puas finish di peringkat 10.

Walaupun begitu mereka sudah mendapat kesempatan untuk bertanding di PMPL SEA. Lagi-lagi PMPL SEA menjadi batu sandungan terakhir. Berkali-kali Bigetron RA bertanding di tingkat Asia Tenggara namun belum juga berhasil mendapatkan gelar juara. Akhirnya piala yang didamba-dambakan tersebut baru berhasil mereka dapatkan di PMPL SEA 2020 – Season 2 kemarin. Bigetron RA menjadi akhirnya berhasil melengkapi jajaran piala mereka setelah bertarung sengit dengan Aerowolf LIMAX dan Secret Jhin.

 

Taktik Reset Mental dan Kedewasaan Pemain-Pemain Bigetron RA

Kenapa Bigetron RA bisa begitu gemilang prestasinya? Saya sebagai jurnalis yang mengamati dari kejauhan mungkin bisa bilang jawabannya adalah karena ketekunan dan konsistensi.

Coba saya tanya, seberapa sering sih Anda mendengar soal “drama” yang melibatkan Zuxxy, Luxxy, Ryzen atau Microboy? Saya juga sebenarnya tidak tahu. Saya lalu iseng mengetik kata kunci “Drama Bigetron RA” di mesin pencari Google. Dari pencarian tersebut, halaman pertama Google malah menampilkan reportase media yang menceritakan prestasi-prestasi dari empat orang bocah tersebut. Coba kalau bandingkan jika Anda coba Googling kata kunci “drama” disambung dengan nama pemain esports lain. Perbandingannya mungkin biar Anda yang menilainya sendiri.

Saya melihat roster Bigetron RA ibarat seperti jagoan-jagoan game asal Korea Selatan yang terkenal begitu tekun berlatih dan haus akan pencapaian. Jujur, saya sih tidak tahu bagaimana latihan ataupun pribadi mereka secara dekat. Tapi setidaknya hal tersebut yang saya lihat dari sudut pandang seorang jurnalis yang mengamati dari luar.

“Manajemen selalu berusaha melakukan pendekatan kepada mereka. Kami berusaha untuk tidak hanya membentuk mereka menjadi pemain yang baik tetapi juga manusia yang baik. Hal tersebut juga mengingat usia mereka yang masih muda. Maka dari itu saya merasa arahan adalah salah satu hal yang mereka butuhkan.” Jawab Thomas Vetra membahas peran manajemen dalam hal tersebut.

Hal lain yang juga menjadi kunci keberhasilan roster Bigetron RA saat ini mungkin adalah kedewasaan emosional yang dimiliki oleh pemain-pemain Bigetron RA walaupun mereka masih muda secara usia. Menurut data Liquidpedia, Zuxxy dan Luxxy masih berusia 17 tahun, Ryzen 18 tahun, dan Microboy 20 tahun. Namun Bagas “Zuxxy” memancarkan aura kedewasaan saat meladeni pertanyaan dari para media di acara konfrensi pers Bigetron RA pasca kemenangan di PMPL SEA 2020 Season 2.

Pada acara tersebut awak media bertanya-tanya, kenapa Bigetron RA bisa berkali-kali bangkit walaupun sempat beberapa kali terjatuh. Pada PMPL SEA 2020 Season 2 sendiri Bigetron RA sebenarnya mengalami rentetan hasil yang buruk di hari pertama. Zuxxy mengakui bahwa ada adu mulut yang terjadi antara dirinya dengan tim di hari pertama.

“Kenapa hari pertama performa kami drop? Waktu itu kami saling egois, saling tidak mendengarkan, seterusnya jadi bertengkar, dan saling adu mulut. Lalu di hari kedua kami mulai adem dan coba untuk analisis lagi. Hari ketiga kami coba reset mental, moveon, buka lembaran baru, keraguan diubah jadi keyakinan, ego masing-masing dikurangi, dan komunikasi ditambahi.” Ucap Bagas menanggapi pertanyaan media.

Ia lalu juga menambahkan pentingnya kemampuan reset mental tersebut dalam sebuah tim yang ideal. “Tim ideal itu adalah tim yang habis bertengkar bisa segera baikan lagi, tidak membawa masalah sebelumnya, dan fokus menghadapi masalah berikutnya.”

Selain itu Thomas Vetra berpendapat bahwa kawan-kawan tim RA merupakan sesososok “Golden Talent”. Ia juga menyoroti bahwa walaupun masing-masing memiliki pemain punya pribadi yang berbeda namun mereka bersatu dalam satu mindset yang sama. Lebih lanjut Thomas lalu memberi pendapatnya terhadap pribadi dari masing-masing pemain RA.

Zuxxy adalah leader in-game yang baik. Dia sering mendengarkan masukan dari orang lain lain dan bisa mempertahankan pendirian dia di saat yg tepat. Luxxy adalah kapten yang penuh dedikasi terhadap tim. Berkat dia Bigetron RA menjadi tim yang kuat seperti sekarang. Ryzen adalah sosok perekat tim RA. Dia selalu mampu menyatukan setiap pemain RA dalam setiap kondisi. Terlebih, Ryzen juga adalah pemain yang selalu konsisten dalam setiap permainannya. Terakhir Microboy bisa dibilang sebagai pemain yang menyeimbangkan tim lewat kedewasaan yang dimiliki sehingga ego tim bisa terkendali.” Tukas Thomas.

Walaupun kini Indonesia sudah punya banyak pemain esports, jujur saya merasa masih sedikit yang punya mentalitas seperti Bagas dan kawan-kawan Bigetron RA.

Beberapa kali saya menggunakan jurus orang dalam untuk menanyakan alasan pemain keluar dari sebuah tim. Dari sana saya mendengar info bahwa alasan keluar seorang pemain kerap kali adalah karena cekcok mulut, saling baper, lalu menganggap ada “ketidakcocokan”. Sementara pemain-pemain lain masih sibuk baper menanggapi ketidakcocokan, Anda bisa lihat sendiri Bigetron RA.

Setelah bulan Agustus 2019 Bigetron RA diumumkan, tidak pernah ada masa lagi Bigetron Esports mengumumkan perubahan roster. Zuxxy, Luxxy, Ryzen, dan Microboy terus bersama selama kurang lebih satu tahun tiga bulan. Hasilnya? Seperti yang bisa Anda lihat sendiri, trofi PUBG Mobile mereka pun lengkap dari berbagai tingkat kompetisi.

Bertengkar? Sudah pasti. Saya tidak tahu bagaimana dapur tim Red Aliens. Tetapi saya merasa adu mulut antar pemain adalah suatu kepastian. Kita-kita yang sedang push-rank bersama teman saja sering adu mulut, apalagi para pemain Red Aliens yang harus menghadapi tekanan turnamen yang berat.

Namun menurut saya, alih-alih menganggap adu mulut sebagai ketidakcocokan, roster Bigetron RA justru mencoba berkonsolidasi dan fokus untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi sebagai tim.

Bagaimana kekompakkan dan kedewasaan mereka menghadapi sebuah pertengkaran mungkin bisa Anda lihat sendiri pada video vlog terakhir di channel Bigetron TV. Video tersebut menampilkan perjuangan Bigetron RA menjalani turnamen sambil liburan. Dalam video Anda bisa melihat Ryzen sempat kesal dengan Microboy karena kesalahan konyol yang ia lakukan. Namun pasca pertandingan hubungan antara Ryzen dan Microboy terlihat baik-baik saja. Momen kemarahan tersebut dilupakan dan dianggap sebagai kenangan lucu atas tindakan konyol si “Coboy” saja.

 

Belajar Dari Bigetron RA

Melatih skill di dalam game cenderung lebih mudah karena Anda bisa melihat guide di YouTube atau kanal media seperti Hybrid.co.id. Skill Zuxxy, Luxxy, Ryzen, dan Microboy mungkin juga bisa dilampaui dengan cukup mudah oleh Anda-Anda sekalian, asalkan berlatih dengan tekun.

Namun saya sangat mengacungi jempol mental dan kedewasaan dari tim Bigetron Red Aliens. Saya merasa Anda apabila Anda ingin menjadi pemain esports profesional, Anda perlu belajar ragam soft-skill tersebut dari kawan-kawan Bigetron RA.

Bagaimanapun menjadi pemain profesional bukan hanya butuh skill bermain game. Pemain esports juga butuh soft-skill seorang “professional” yang tampil dalam bentuk mental yang kuat, kemampuan bekerja bersama dengan tim, dan kemampuan memecahkan masalah dalam situasi tekanan yang tinggi.