Rangkaian Fitur Snapdragon 8 Gen 1, Chipset 4nm Pertama Qualcomm dengan Arsitektur ARMv9

Lewat acara tahunan Snapdragon Tech Summit 2021, Qualcomm secara resmi mengumumkan chipset generasi berikutnya untuk smartphone Android flagship tahun depan. Penerus Snapdragon 888 ini menggunakan skema penamaan baru, sambutlah Snapdragon 8 Gen 1.

Seperti yang terjadi setiap tahunnya, Qualcomm menghadirkan beberapa peningkatan besar pada Snapdragon 8 Gen 1. Ia menjadi chipset 4nm pertama dari Qualcomm dan menggunakan arsitektur ARMv9 terbaru dari ARM.

Secara khusus, CPU Kryo octa-core pada Snapdragon 8 Gen 1 masih mempertahankan tiga desain cluster. Terdiri dari 1x core utama yang berdasarkan Cortex-X2 yang berjalan pada 3.0 GHz. Bersama 3x core performance berasis Cortex-A710 pada 2.5 GHz, dan 4x core efficiency menggunakan Cortex-A510 yang berjalan pada 1.8 GHz.

Secara keseluruhan, kombinasi CPU baru tersebut akan menawarkan kinerja hingga 20% lebih cepat dan efisiensi daya 30% lebih baik daripada yang ada di Snapdragon 888. Pindah ke GPU, Adreno baru pada Snapdragon 8 Gen 1 menjanjikan peningkatan kinerja hingga 30% dan efisiensi daya 25% lebih baik.

Selain itu, Snapdragon 8 Gen 1 dilengkapi dengan modem 5G terintegrasi baru generasi keempat yakni Snapdragon X65. Modem ini dibangun di atas kompatibilitas mmWave dan sub-6GHz, secara teori dapat memberikan kecepatan puncak hingga 10 Gbps dan mendukung spesifikasi 3GPP Release 16 terbaru. Konektivitas lokalnya meliputi WiFi 6 dan 6E, serta Bluetooth LE Audio, dan teknologi Snapdragon Sound untuk menghadirkan AptX Lossless wireless audio.

Terkait kemampuan pencitraan, Qualcomm menghadirkan teknologi Snapdragon Sight. Nama yang diberikan untuk image signal processor (ISP) 18-bit di dalam chipset. Secara total, ISP dapat memproses hingga 3,2 gigapixel per detik.

Digabungkan dengan pengoptimalan lainnya, ia dapat menangkap 240 foto 12MP per detik – dua kali lipat dari yang dapat dikelola oleh ISP Snapdragon 888. Bila dipasangkan dengan sensor 108MP, ISP dapat mengambil foto beresolusi penuh pada 30 fps. Atau menggunakan tiga kamera 36MP secara bersamaan dengan kecepatan 30 fps.

Qualcomm mendesain ulang ISP untuk bekerja pada 18-bit per channel, naik dari 14-bit. Ini mengarah pada peningkatan dynamic range 4 stop dan penanganan HDR yang lebih baik. Ia juga dapat mengambil gambar dalam format RAW 18-bit yang tidak dikompresi untuk diedit sehingga para profesional dapat menggunakan setiap data yang ditangkap oleh sensor gambar.

Kemampuan perekaman videonya juga meningkat, resolusi maksimumnya tetap 8K pada 30fps, tetapi sekarang mendukung pengambilan HDR (HDR10 dan HDR10+). Didukung Electronic Image Stabilization dan pengguna dapat mengambil foto 64MP saat merekam video 8K 30 fps.

ISP juga memiliki serangkaian engine khusus untuk tugas foto tertentu. Salah satunya adalah Bokeh Engine, untuk menambahkan blur di background pada foto dan video. Qualcomm bermitra dengan Leica untuk menghadirkan koleksi tiga filter Leitz Looks baru, termasuk Noctilux, Street, dan Vintage.

AI juga sudah digunakan untuk auto exposure dan autofocus, dengan AI face detection yang kecepatan dan akurasinya turut ditingkatkan. AI Engine generasi ketujuh yang baru dapat melakukan 4x pekerjaan dengan efisiensi daya 70% lebih tinggi.

Sebenarnya ada ISP keempat di Snapdragon 8 Gen 1 yang menjadi bagian dari Sensor Hub generasi ketiga dan memungkinkan fitur kamera selalu aktif. ISP ini dapat meningkatkan kecepatan face unlock dan dapat mendeteksi orang lain sehingga smartphone akan otomatis menyembunyikan notifikasi.

Tentu saja, ada masalah privasi dengan kamera yang selalu aktif dan Qualcomm menganggapnya serius. Oleh sebab itu, tidak ada data dari ISP ini yang akan meninggalkan perangkat dan dilindungi oleh fitur keamanan baru dari chip Snapdragon. Selain itu, fitur ini akan tergantung pada OEM untuk mengaktifkan atau menonaktifkan dan memberikan kontrol yang sesuai kepada pengguna.

Qualcomm mengatakan bahwa smartphone Android flagship pertama yang ditenagai oleh chipset Snapdragon 8 Gen 1 akan diluncurkan sebelum tahun berganti.

Sumber: Qualcomm, GSMArena

Xiaomi Perkenalkan Seri 11T: Gunakan Chip Flagship Snapdragon 888 dan Dimensity 1200

Di penghujung tahun 2021, Xiaomi kembali meluncurkan dua perangkat flagship mereka. Kali ini, yang diperkenalkan oleh Xiaomi adalah seri T. Keduanya adalah Xiaomi 11T dan Xiaomi 11T Pro. Dua perangkat ini merupakan smartphone kembar yang menggunakan SoC berbeda.

“Xiaomi 11T series memiliki desain mutakhir untuk meningkatkan gaya hidup profesional serta mereka yang suka bergaya unik. Keduanya menghadirkan pengalaman flagship secara menyeluruh melalui kamera andal, pengisian daya cepat, layar luar biasa, dan performa luar biasa. Xiaomi 11T series akan menjadi pilihan terbaik bagi Xiaomi Fans untuk menutup tahun 2021,” kata Alvin Tse, Country Director Xiaomi Indonesia.

Seri Xiaomi 11T datang dengan kamera 108 MP pada kamera utamanya. Keduanya juga menggunakan layar 6,67 inci FHD+ yang menggunakan panel AMOLED dengan refresh rate 120 Hz serta memakai Gorilla Glass Victus. Baterai yang digunakan juga memiliki kapasitas 5000 mAh. Keduanya pun juga menggunakan chipset flagship buatan 2 produsen SoC teratas, Qualcomm dan Mediatek.

Walaupun begitu, dengan menyandang nama Pro, Xiaomi 11T Pro tentu saja memiliki fitur yang lebih baik dari Xiaomi 11T. Xiaomi 11T Pro mendukung Dolby Vision, pengisian bateari 120 watt, perekaman video 8K, dan lain sebagainya. Akan tetapi, 11T memiliki fitur Dual 5G yang tidak dimiliki oleh 11T Pro.

Untuk spesifikasi dari kedua smartphone dapat dilihat pada tabel berikut ini

Mi 11T Mi 11T Pro
SoC Mediatek Dimensity 1200 Qualcomm Snapdragon 888
CPU 1  x3.0 GHz Cortex-A78 + 3 x 2.6 GHz Cortex-A78 + 4 x 2.0 GHz Cortex-A55 1 x 2.84 GHz Kryo 680 + 3 x 2.42 GHz Kryo 680 + 4 x 1.80 GHz Kryo 680
GPU Mali-G77 MC9 Adreno 660
RAM 8 GB 8 GB dan 12 GB
Storage 256 GB 256 GB
Layar 120Hz 6.67” flat AMOLED DotDisplay 120Hz 6.67” flat AMOLED DotDisplay
Kamera 108MP/12 MP main, 8MP wide, 5MP macro, 16MP selfie 108MP/12 MP main, 8MP wide, 5MP macro, 16MP selfie
Baterai 5000 mAh 67 watt charger 5000 mAh 120 watt charger
OS Android 11 MIUI 12.5 Android 11 MIUI 12.5

Xiaomi menjual kedua perangkat ini dengan cukup terjangkau untuk sebuah perangkat flagship. Xiaomi Mi 11T dijual dengan harga Rp. 5.999.000. Untuk Mi 11T Pro 8/256 GB dijual pada harga Rp. 6.999.000 dan varian 12/256 GB pada harga Rp. 7.499.000. Pre order dilakukan pada tanggal 4-11 November 2021.

Pengiriman dijamin aman?

Saat ini sedang beredar kasus di mana pembelian perangkat Redmi pada sebuah ecommerce berujung pada pengiriman kotak kosong. Entah salah siapa, namun konsumen lah yang dirugikan atas kejadian ini. Hal ini tentu saja menjadi sebuah kekhawatiran apakah pembelian perangkat Xiaomi akan mengulang hal yang sama. Saya pun langsung menanyakan ini kepada Alvin.

Alvin mengatakan bahwa pada Xiaomi Official Store, Xiaomi memberikan kepercayaan operasionalnya kepada Shopee karena model bisnisnya adalah retail. Sayangnya, Xiaomi tidak bisa mengontrol untuk bagian logistiknya. Yang bisa dilakukan oleh Xiaomi pada kasus ini adalah meminta Shopee untuk memulai investigasi dengan partner logistiknya. Pada kasus ini, partner logistiknya adalah J&T.

Saat ini pasokan chipset juga sedang sulit dan oleh karena itu, banyak middlemen yang ingin mengambil keuntungan. Xiaomi meminta Shopee untuk melakukan investigasi apakah ada kecurangan pada jalur distribusinya. Kemungkinan lainnya adalah kadang-kadang ada juga kecurangan yang dilakukan oleh konsumen. Mereka membeli barang, melakukan pembungkusan ulang paketnya, dan mengambil video seakan-akan mereka adalah korbannya.

Walaupun begitu, Xiaomi selalu mengambil langkah untuk selalu percaya kepada para penggunanya atau konsumen, kecuali mereka terbukti salah. Langkah yang diambil saat ini adalah Xiaomi langsung mengembalikan dana konsumen namun masih menekan Shopee untuk melakukan investigasi. Setelah hasilnya keluar, Xiaomi nantinya akan mengeluarkan pernyataan dan menghukum siapa pun yang bersalah.

Realme Luncurkan GT Neo2, Narzo 50A, Narzo 50i, dan Band 2: Flagship Terakhir Tahun 2021

Menjelang akhir tahun, realme kembali meluncurkan beberapa produk yang mengukuhkan posisinya pada kelas atas, menengah, dan pemula. Hal tersebut dibuktikan dengan mengeluarkan 3 buah smartphone terbaru, yaitu realme GT Neo2, Narzo 50A, dan Narzo 50i. Selain itu, realme juga mengeluarkan smartband terbarunya yang bernama realme Band 2.

“Peluncuran Neo Born Disruptor merupakan awal baru dalam seri GT. Kami bermaksud menghadirkan everything in NEO dan menyatukan setiap hal hebat di dunia NEO untuk menginspirasi anak muda agar menjadi tech trendsetter. Hari ini, selain meluncurkan produk trendsetter, kami juga memanjakan anak muda di Indonesia dengan penawaran harga yang agresif, mulai dari Rp 11,000 dan jutaan bonus yang bisa didapatkan di mitra e-commerce pada gelaran realme 11.11 Salebration,” ujar Palson Yi, Marketing Director realme Indonesia.

Realme GT Neo2 merupakan sebuah perangkat smartphone yang menggunakan SoC Snapdragon 870. Dengan SoC bertenaga tersebut, smartphone ini mengukuhkan dirinya sebagai flagship 5G killer. Snapdragon 870 itu pun juga sudah dipasangkan pendingin bernama Stainless Steel Vapor Cooling Plus yang area pendinginannya cukup besar, yaitu 4129mm2 serta Diamond Thermal Gel pada CPU untuk transfer panasnya. Selain itu, RAM yang terpasang berkapasitas 12 GB ditambah dengan Dynamic RAM Expansion (DRE) sebesar 7 GB.

Realme Narzo 50A berfokus untuk menghadirkan smartphone dengan kinerja kuat dengan harga kompetitif. Dengan baterai 6000 mAh, realme Narzo 50A dipasangkan SoC Mediatek Helio G85. Dari sisi kameranya, Narzo 50A juga memiliki sensor dengan resolusi yang besar, yaitu 50 MP. Realme pun menyebut perangkat ini sebagai smartphone dengan pengalaman gaming terbaik di harga Rp 2 jutaan.

Realme Narzo 50i menjadi smartphone dengan harga yang paling murah pada peluncuran kali ini. Smartphone ini ditujukan untuk para pengguna entry level yang mencari smartphone gaming dengan value-for-money. Perangkat ini menggunakan realme UI Go Edition sehingga resource yang dijalankan tidak seberat perangkat non Android Go. Perangkat ini sendiri sudah memiliki baterai 5000 mAh sehingga mampu bertahan selama seharian.

Terakhir adalah realme Band 2 yang membawa beberapa peningkatan dari sang pendahulunya. Realme Band 2 memiliki layar TFT-LCD 1,4 inci dan resolusi 167 x 320 piksel dan memiliki kecerahan hingga 500nits. Smartband ini menggunakan sensor Goodix GH3011 yang akan memantau detak jantung dan SpO2 selama 24 jam. Pada sisi baterai, smartband ini menggunakan kapasitas 204 mAh dan dapat bertahan hingga 12 hari.

Realme GT Neo2 dengan varian 12/256 GB dijual dengan harga Rp 6,499,000. Untuk realme Narzo 50A dengan varian 4/64 GB dijual dengan harga Rp 2,099,000 dan Rp 2,299,000 untuk varian 4/128 GB. Realme Narzo 50i dijual pada harga Rp 1,599,000 dengan konfigurasi 4/64 GB. Untuk realme Band 2 dijual pada harga Rp 499,000.

Masih menggunakan SC9863A pada Narzo 50i?

Realme saat ini selalu saja mengeluarkan perangkat yang menggunakan SoC dari Snapdragon dan Mediatek. Tentu saja kedua chipset tersebut saat ini mendapatkan sambutan yang sangat baik di masyarakat Indonesia. Akan tetapi pada Narzo 50i, realme masih menggunakan sebuah chipset lawas, yaotu Spreadtrum SC9863A. Apa alasan dibalik penggunaan chipset tersebut?

Palson Yi mengatakan bahwa kita harus menyadari pada pasar entry level saat ini, permintaan masih sangat besar. Dan pada pasar ini pula, kelangkaan chipset juga terkena dampak besarnya. Oleh karena itu, tim realme melakukan forecast pada kelangkaan tersebut dan ini adalah strategi dari realme. Hal tersebut juga membuat realme bisa menghadirkan kembali perangkat untuk pasar entry level yang terjangkau.

Kembali lagi untuk SC9863A, karena realme tidak ingin tiba-tiba kehabisan chipset karena permintaan yang tinggi maka dipilih lah SoC tersebut. Hal tersebut juga membuat realme memiliki kondisi yang lebih baik untuk menyediakan perangkat pada pasar tersebut. Palson berharap bahwa kondisinya akan kembali membaik dan pasokan chipset akan tersedia kembali.

Qualcomm Umumkan Snapdragon 778G+, 695, 680, dan 480+, Bawa Jaringan 5G Sub-6 GHz dan mmWave

Qualcomm memiliki empat mobile platform baru untuk kelas menengah ke bawah, dua chipset yang benar-benar baru dan dua lagi versi Plus dari yang sudah ada. Mereka adalah Snapdragon 778G+ 5G, Snapdragon 695 5G, Snapdragon 480+ 5G, dan Snapdragon 680 4G. Keempatnya akan diluncurkan secara komersial pada kuartal empat 2021.

Tiga dari empat chipset baru tersebut sudah membawa konektivitas 5G. Karena menurut Deepu John, Senior Director, Product Management, Qualcomm – smartphone kelas menengah diharapkan menjadi pendorong utama untuk mempercepat penggunaan perangkat 5G, terutama di negara berkembang.

Snapdragon 778G+ 5G

SoC ini merupakan pembaruan dari dari Snapdragon 778G dengan peningkatan pada kinerja GPU dan CPU. Ia dirancang untuk menghadirkan pengalaman bermain mobile game yang memuaskan dan membawa peningkatan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan pengalaman foto dan video yang lebih baik.

Snapdragon 778G+ 5G dibuat pada teknologi proses 6nm, dengan modem 5G Snapdragon X53, dan AI Engine generasi ke-6. CPU octa-core Kryo 670 sekarang berjalan hingga 2,5 GHz, naik dari 2,4 GHz. GPU Adreno 642L juga telah ditingkatkan dan menjanjikan kinerja 20% lebih tinggi.

Snapdragon 695 5G

Ini adalah penerus dari Snapdragon 690 5G dan menjadi model paling top dari Snapdragon 6 series. Kali ini telah dibuat pada proses teknologi 6nm, dengan modem 5G Snapdragon X51 yang sama, namun menghadirkan jaringan 5G yang tersedia secara global untuk jaringan mmWave dan sub-6 GHz.

Kinerja CPU-nya meningkat 15%, Snapdragon 695 5G menggunakan CPU octa-core baru Kryo 660 hingga 2,5 GHz. Lalu, untuk GPU Adreno 619 menghadirkan peningkatan rendering grafis hingga 30% lebih cepat dibanding pendahulunya.

Snapdragon 480+ 5G

Kurang dari satu tahun, ada lebih dari 85 perangkat yang didukung oleh Snapdragon 480. Berangkat dari kesuksesan tersebut, Snapdragon 480 Plus akan terus mendorong proliferasi 5G lebih lanjut, memungkinkan pengguna untuk mengakses konektivitas 5G yang tersedia secara global.

Dari segi spesifikasi, SoC ini masih dibuat pada teknologi proses 8nm dengan modem 5G Snapdragon X51 yang mendukung jaringan mmWave dan sub-6 GHz. CPU octa-core Kryo 460 hingga 2.2 GHz (pendahulunya 2.0 Ghz) dan GPU Adreno 619 yang lebih cepat. Peningkatan lain ialah dukungan layar 1080p+ dengan frame rate 120Hz.

Snapdragon 680 4G

Ini adalah chipset 4G terbaru dari Qualcomm yang dibuat pada teknologi proses 6nm. Ia menggunakan CPU octa-core yang lebih baru yakni Kryo 265 yang berjalan hingga 2,4 GHz dan berpadu GPU Adreno 610 yang sama.

Lebih lanjut, Qualcomm juga melakukan optimalisasi untuk bermain game dan teknologi pengambilan gambar rendah cahaya melalui Triple ISP – Spectra 346 dan AI yang disempurnakan.

Beberapa vendor sudah menyatakan ketertarikannya, misalnya HMD Global dibalik smartphone Nokia yang menantikan peluncuran Snapdragon 480 Plus. OPPO tampaknya mengincar Snapdragon 695 5G guna membawa 5G ke seluruh dunia dengan mmWave dan sub-6.

Serta, Xiaomi yang menyatakan minatnya pada Snapdragon 695 5G dan Snapdragon 778G+ 5G untuk memberikan smartphone yang dapat terhubung ke jaringan 5G secara global, peningkatan AI, dan pengalaman bermain game yang imersif.

Sumber: Qualcomm

Xiaomi Luncurkan Mi 11 Lite dan Mi 11 Ultra: Smartphone seri Mi 11 Termurah dan Termahal

Xiaomi kembali meluncurkan perangkat terbarunya di akhir kuartal kedua tahun 2021 ini. Awalnya, Xiaomi hanya mengumumkan kehadiran smartphone Mi 11 Lite dan juga Mi Band 6. Namun diakhir acara, Xiaomi ternyata juga mengumumkan Mi 11 Ultra yang saat ini menduduki peringkat pertama situs benchmark kamera, DXO. Acara ini diadakan pada tanggal 15 Juni 2021 secara langsung melalui kanal Youtube resminya.

“Melanjutkan kesuksesan peluncuran Mi 11 di awal tahun, Xiaomi Indonesia bangga dapat meluncurkan Mi 11 Lite, Mi 11 Ultra, dan Mi Smart Band 6 dengan konsep yang berbeda untuk para Mi Fans sekaligus mengukuhkan komitmen kami untuk menghadirkan teknologi terbaru dengan harga yang sebenarnya. Mi 11 Lite merupakan hasil inovasi tiada henti dan kerja keras untuk memenuhi kebutuhan smartphone kelas flagship dengan spesifikasi termutakhir dan desain yang elegan yang tidak hanya menunjang produktivitas saja namun juga melengkapi gaya hidup sebagai fashion statement.” jelas Stephanie Sicilia, Head of PR Xiaomi Indonesia.

Mi 11 Lite yang masuk ke Indonesia merupakan seri yang mendukung jaringan 4G. Dengan begitu, perangkat ini kembali menggunakan Snapdragon 732G yang juga diusung pada Poco X3 NFC serta Redmi Note 10 Pro. Xiaomi sendiri menawarkan perangkat yang paling tipis pada seri Mi 11. Hal tersebut membuatnya ditujukan untuk konsumen yang lebih mengedepankan fashion.

Berbeda dengan Mi 11 Ultra, perangkat ini memiliki kamera dengan sensor yang besar, yaitu 1/1.12″ buatan Samsung dengan ISOCELL GN2. Selain itu, Xiaomi juga melengkapi lensa telephoto serta ultrawide dengan sensor 48 MP dari Sony IMX 586. Foto yang dihasilkan oleh Mi 11 Ultra juga diklaim memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan sebuah kamera prosumer.

Perangkat ini memiliki hampir semua teknologi baru yang ada di dunia. SoC yang digunakan tentu saja buatan Qualcomm yang terbaru, yaitu Snapdragon 888. Akan tetapi karena kelangkaan chip yang sedang melanda, smartphone yang satu ini dijual dengan jumlah yang sangat terbatas serta harga yang cukup mengagetkan. Harganya bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan India, Tiongkok, dan Malaysia. Alvin Tse sendiri membandingkan harga Indonesia dengan penjualan di Eropa.

Kedua perangkat tersebut memiliki spesifikasi sebagai berikut

Mi 11 Lite Mi 11 Ultra
SoC Snapdragon 732G Snapdragon 888
CPU 2 x 2.3 GHz Kryo 470 Gold + 6 x 1.8 GHz Kryo 470 Silver 1 x 2.84 GHz Kryo 680 + 3 x 2.42 GHz Kryo 680 + 4 x 1.80 GHz Kryo 680
GPU Adreno 618 Adreno 660
RAM 6 GB dan 8 GB 12 GB
Internal 64 GB dan 128 GB 256 GB
Layar 6.55″ AMOLED 2400×1080 GG5 6.81″ AMOLED 3200×1440 GG Victus
Dimensi 160.5 x 75.7 x 6.8 mm 164.3 x 74.6 x 8.4 mm
bobot 157 gram 234 gram
baterai 4250 mAh 5000 mAh Si O2
kamera 64 MP / 16 MP (main), 8 MP (ultrawide), 5 MP (Macro), 16 MP (selfie) 50 MP (main), 48 MP (ultrawide), 48 MP (telephoto), 20 MP (selfie)
OS Android 11 MIUI 12 Android 11 MIUI 12.5

Selanjutnya yang diperkenalkan adalah Mi Smart Band 6. Cukup banyak peningkatan yang dibawa oleh Mi Band 6 dari sang pendahulunya, Mi Band 5. Pada seri ke 6 ini, layar AMOLED yang dimiliki Mi Band 6 berdimensi 1,56 inci dengan resolusi 152×486. Bobotnya juga ringan, hanya 12,8 gram saja.

Mi Band 6 juga sudah mendukung pendeteksian SpO2. Selain itu, terdapat 30 jenis olahraga yang dapat dideteksi perangkat ini, termasuk beberapa olahraga yang dapat dilakukan dari rumah seperti Zumba, Pilates, dan HIIT. Daya tahan baterainya bisa mencapai 14 hari dengan waktu pengisian baterainya 2 jam. Dan tentunya, gelang pintar ini memiliki ketahanan 5 ATM.

Xiaomi menjual Mi 11 Lite dengan harga Rp3.699.000 (6GB+64GB), Rp3.799.000 (6GB+128GB), dan Rp3.999.000 (8GB+128GB). Untuk Mi 11 Ultra, Xiaomi menjualnya dengan harga Rp. 16.999.000. Mi Smart Band 6 dijual dengan harga Rp. 499.000.

Yakin dengan harga tinggi?

Harga yang dipatok oleh Xiaomi Indonesia untuk Mi 11 Ultra memang terbilang sangat tinggi. Tentu saja, harga yang hampir 17 juta tersebut juga merupakan keputusan yang disebabkan oleh langkanya chip pada saat ini. Namun apakah Xiaomi bakal yakin bahwa perangkatnya akan terjual?

Alvin Tse selaku Country Director Xiaomi Indonesia pun menjawab bahwa penjualan perangkat ini mungkin bukan sebuah masalah, karena unitnya sendiri sangat terbatas. Masalahnya adalah bagaimana Xiaomi menjual perangkat yang satu ini. Xiaomi sendiri memiliki cara tersendiri, yaitu dengan menggunakan F-Code sehingga tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan untuk membelinya.

Alvin yakin bahwa produknya akan terjual karena perangkat ini membawa setidaknya 4 teknologi terbaru di dunia. Pertama adalah penggunaan keramik unibody dengan IP68, lalu menggunakan baterai Silicon Dioxide yang biasa digunakan pada mobil listrik. Ketiga adalah pendinginan dengan 3 fase dengan vapor chamber dan graphite. Terakhir adalah penggunaan sensor ISOCELL GN2 dan menggunakan dua buah Sony IMX 586.

Mi 11 Ultra juga datang dengan VIP Service di mana akan mendapatkan garansi 24 bulan. Xiaomi akan menyediakan agen terdedikasi untuk Mi 11 Ultra dan juga pengambilan unit tanpa biaya. Xiaomi juga akan langsung mengganti unit yang rusak karena perangkat ini sangat sulit untuk diperbaiki atau jika unitnya habis akan mendapatkan refund. Terakhir, Xiaomi akan memberikan cleaning gratis serta screen protector tak terbatas.

Terakhir, Alvin mengatakan bahwa Mi 11 Ultra mencoba menjadi sebuah standar premium dari smartphone Android. Nantinya mereka berharap bahwa Mi 11 Ultra adalah awal Xiaomi untuk bersaing dengan kamera profesional dan juga komputer. Jadi, Xiaomi berharap dengan word of mouth dari para tech enthusiast akan membuat konsumen untuk tertarik dengan Mi 11 Ultra.

Qualcomm Luncurkan Snapdragon 7c Gen 2: Untuk Windows dan Chromebook Entry Level

Selama ini, Qualcomm banyak sekali mengeluarkan system on chip yang digunakan untuk perangkat smartphone. Untungnya, platform komputer seperti PC dan laptop belum dilupakan oleh Qualcomm. Kali ini, Qualcomm meluncurkan SoC generasi kedua dari Snapdragon 7c. Chipset ini nantinya akan digunakan untuk memberikan tenaga ke perangkat mobile yang menggunakan sistem operasi Windows 10 ARM atau ChromeOS.

“Snapdragon 7c Gen 2 menghadirkan inovasi terdepan dari portofolio komputasi kami ke perangkat entry-level dan perangkat dengan harga terjangkau pada generasi selanjutnya. Laptop yang didukung oleh platform ini akan mendefinisikan kembali mobile computing untuk pengguna di bidang pendidikan, pekerja garda depan, dan penggunaan ringan sehari-hari, memungkinkan perangkat yang andal dan kuat dengan teknologi AI yang canggih, dan mendukung daya baterai sampai beberapa hari,” kata Miguel Nunes, Senior Director, Product Management, Qualcomm Technologies, Inc. “Kami sangat senang dapat menghadirkan peningkatan generasi berikutnya ke platform entry-level kami untuk pengalaman mobile PC terbaik.”

Pasar yang dituju oleh Qualcomm dengan Snapdragon 7c Gen 2 ini adalah kelas pemula atau entry level. Tentunya hal ini membedakannya dengan Snapdragon 8cx dan 8c yang sudah ada. Perangkat ini nantinya akan berada di bawah harga $400 dan akan memiliki fungsi “Always On“.

Pada Snapdragon 7c Gen 2, prosesor Kryo 468 (berbasis ARM Cortex A76) yang ada didalamnya sudah ditingkatkan clock-nya menjadi 2.55 GHz. Selain itu, SoC ini juga dilengkapi dengan bus memori dual channel LPDDR4X, DSP Hexagon 692, ISP Spectra 255 untuk kamera, dan juga modem Snapdragon X15. Untuk fungsi audio, Aqstic juga sudah terpasang pada SoC ini.

Dengan menggunakan modem Snapdragon X15, perangkat yang menggunakan Snapdragon 7c akan bisa mengakses jaringan 4G seluler. Selain itu, WiFi 5 serta Bluetooh 5 juga sudah didukung pada chipset yang satu ini. Qualcomm juga membenamkan AI Engine generasi kelima yang bakal membantu komputasi AI. Qualcomm mengklaim bahwa mesin AI tersebut akan membuat perangkat menjadi lebih efisien.

Qualcomm juga mengklaim bahwa Snapdragon 7c Gen 2 akan memiliki kinerja hingga 10% lebih kencang jika dibandingkan dengan platform lainnya, termasuk Intel Atom. Selain itu, 7c Gen 2 juga menawarkan daya tahan baterai yang sangat panjang, hingga 19 jam dalam sekali pemakaian. Hal ini tentu saja sangat membantu mereka yang sedang bekerja di rumah atau juga sekolah di rumah.

Lenovo akan menjadi vendor laptop pertama yang bakal mengadopsi Snapdragon 7c Gen 2. Sayangnya, informasi mengenai seperti apa laptop yang bakal diluncurkan masih belum diumbar oleh kedua perusahaan tersebut.

“Kami percaya bahwa teknologi yang lebih pintar dapat memecahkan masalah, menciptakan peluang, dan mengubah cara kita hidup, belajar, bekerja, dan terhubung. Komitmen Qualcomm Technologies untuk memajukan teknologi selaras dengan visi Lenovo untuk memimpin dan memungkinkan Smarter Technology untuk semua,” kata Emily Ketchen, Chief Marketing Officer of Intelligent Devices Group, Lenovo. “Performa, efisiensi, dan konektivitas platform komputasi Snapdragon yang dikombinasikan dengan desain dan rekayasa Lenovo telah meningkatkan pengalaman pengguna untuk seluruh kebutuhan konsumen dan bisnis. Kami berharap dapat meluncurkan perangkat Lenovo baru dengan platform komputasi Snapdragon 7c Gen 2 di akhir tahun ini, dan lebih banyak kolaborasi dalam berinovasi bersama untuk masa depan komputasi kedepannya.”

Sayang memang, perangkat Snapdragon 7c Gen 2 masih menjadi tanda tanya di Indonesia. Hal ini memang mungkin disebabkan oleh minimnya peminat laptop ChromeBook. Selain itu, Windows 10 ARM juga masih memiliki keterbatasan pada aplikasi-aplikasi mereka. Semoga saja, Lenovo juga berminat memasukkan laptop ARM dengan Snapdragon 7c Gen 2 ke Indonesia.

Qualcomm Umumkan Snapdragon 778G, Lebih Kencang Sekaligus Lebih Efisien dari 768G

Qualcomm kembali meluncurkan chipset baru lagi, kali ini yang berasal dari keluarga Snapdragon 700-series, yakni Snapdragon 778G. Kalau melihat namanya, chipset ini merupakan suksesor langsung dari Snapdragon 768G yang dirilis tepat setahun yang lalu.

Sebagai penerus, tentu saja ada peningkatan performa yang ditawarkan. Berbekal inti prosesor Kryo 670, Snapdragon 778G diklaim mampu menghasilkan peningkatan performa CPU hingga 40% dibanding generasi sebelumnya. Lalu untuk performa grafis, GPU Adreno 642L yang tertanam juga menjanjikan peningkatan sampai sebesar 40%.

Kinerja yang lebih baik otomatis juga berarti pengalaman gaming yang lebih baik, dan Qualcomm turut menyematkan beberapa fitur Snapdragon Elite Gaming seperti Variable Rate Shading dan Game Quick Touch. Secara teknis, chipset ini mampu mengakomodasi display dengan resolusi FHD+ dan refresh rate maksimum 144 Hz.

Semua itu tentu saja tanpa mengorbankan efisiensi energi. Snapdragon 778G diproduksi menggunakan proses pabrikasi 6 nm, membuatnya lebih irit daya ketimbang generasi sebelumnya yang dibuat dengan pabrikasi 7 nm. Sebagai perbandingan, Snapdragon 780G yang lebih tinggi lagi posisinya diproduksi menggunakan pabrikasi 5 nm.

Tidak lupa disertakan adalah AI Engine generasi ke-6, yang menjanjikan kinerja dua kali lebih cepat daripada generasi sebelumnya di angka 12 TOPS. Pada praktiknya, chipset ini mampu menyuguhkan kinerja fitur-fitur berbasis AI yang lebih baik, contohnya fitur peredam bising selagi panggilan telepon berlangsung maupun fitur-fitur fotografi dan videografi.

Bicara soal fotografi dan videografi, Snapdragon 778G hadir mengusung triple ISP Spectra 570L yang memungkinkan perangkat untuk mengambil foto dan video dari tiga kamera yang berbeda secara bersamaan — semisal kamera utama, kamera ultra-wide, dan kamera telephoto — tidak ketinggalan juga dukungan perekaman video HDR. Kemampuan-kemampuan semacam ini sudah tergolong umum di kelas flagship, tapi masih cukup langka untuk chipset yang masuk kategori mid-range seperti ini.

Perihal konektivitas, Snapdragon 778G datang membawa modem X53 terintegrasi, membuatnya kompatibel dengan jaringan 5G sub-6GHz dan 5G mmWave sekaligus. Wi-Fi 6/6E maupun Bluetooth 5.2 juga sudah menjadi fitur standar yang ditawarkan, demikian pula sertifikasi Snapdragon Sound.

Deretan smartphone yang mengusung chipset Qualcomm Snapdragon 778G ini dijadwalkan hadir dalam beberapa bulan ke depan dari pabrikan-pabrikan seperti OPPO, Realme, Xiaomi, iQOO, Motorola, hingga Honor.

Snapdragon 860 Diperkenalkan: Kembaran Snapdragon 855+

Saat ini, Xiaomi sudah mengeluarkan sebuah smartphone yang menggunakan cip terbaru dari Qualcomm. Chipset yang dimaksud adalah Snapdragon 860 yang digunakan pada Poco X3 Pro. Harga perangkat ini juga cukup terjangkau di mana hanya dijual pada harga kurang dari Rp. 4 juta.

Qualcomm dan Xiaomi pun mengadakan sebuah acara untuk memperkenalkan cip terbaru tersebut. Snapdragon 860 sendiri diposisikan berada di antara Snapdragon 855+ dan Snapdragon 865. Hal ini tentu saja membuat perangkat yang menggunakannya memiliki kinerja yang cukup tinggi.

Snapdragon 855 sendiri diluncurkan oleh Qualcomm pada tahun 2018 yang lalu. Kinerjanya sendiri sampai saat ini belum bisa ditandingi oleh saudaranya pada kelas 700 ke bawah. Apalagi Snapdragon 855+, versi dengan clock yang lebih tinggi, sampai saat ini masih merupakan salah satu chipset terkencang dan bisa dipakai untuk bermain game.

Ternyata, Snapdragon 860 masih memiliki spesifikasi yang sama dengan Snapdragon 855+. Perbedaannya adalah Snapdragon 860 memiliki dukungan untuk pemakaian RAM sampai dengan 16 GB. Jadi, Snapdragon 860 merupakan Snapdragon 855+ yang ditingkatkan kemampuan dukungan RAM-nya. Spesifikasinya bisa dilihat pada tabel di bawah ini

Snapdragon 860
Pabrikasi 7 nm
CPU 1×2.96 GHz Kryo 485 Gold + 3×2.42 GHz Kryo 485 Gold + 4×1.8 GHz Kryo 485 Silver
GPU Adreno 640
RAM 4x16bit, LPDDR4x 2133MHz hingga 16 GB
Camera Spectra 380

Single camera: 192 MP

Dual camera: 22 MP 30fps

Video Codec H.265 (HEVC), HDR10+, HLG, HDR10, H.264 (AVC), VP8, VP9
Display 4K UHD HDR 10+
Modem Snapdragon X24 LTE Cat 20
Connectivity Bluetooth 5, WiFi 6, GPS, GLONASS
Charging Quick Charge 4+

Qualcomm sendiri mengklaim bahwa Snapdragon 860 bakal menjadi chipset 4G terkencang saat ini. Walaupun begitu, kinerjanya mungkin akan sama saja saat menggunakan RAM hingga 12 GB. Apalagi pada perangkat Poco X3 Pro, RAM yang digunakan paling besar adalah 8 GB.

Dengan menggunakan basis yang sama dengan Snapdragon 855+, tentu saja Snapdragon 860 tidak akan mendapatkan fitur-fitur baru yang diperkenalkan pada Snapdragon 865. Padahal, fitur seperti update driver yang bisa langsung di-download dari aplikasi Google Play membuat perangkat yang menggunakan chipset yang mendukung menjadi lebih baik. Dan Snapdragon 860 tidak akan mendapatkan “kemewahan” tersebut.

Snapdragon 855 sendiri merupakan yang pertama dari Qualcomm yang mendukung Computer Vision untuk AI. Hal inilah yang membedakan Snapdragon seri 855 ke atas (termasuk Snapdragon 860) dibandingkan dengan Image Signal Processor yang ada pada seri 700. Fitur ini membuat kemampuan pengambilan foto bisa lebih cepat, akurat, dan fokus yang lebih baik.

Lalu apakah mereka yang sudah memiliki perangkat dengan Snapdragon 855+ perlu melakukan upgrade ke Snapdragon 860? Ya dan tidak. Anda perlu melakukan upgrade ke Snapdragon 860 jika para perangkat tersebut terdapat teknologi pendukung yang lebih baik serta menggunakan RAM 16 GB. Jika penggunaan RAM masih di bawah 16 GB, Anda tidak perlu melakukan upgrade karena spesifikasinya yang sama.

 

Sambut Tren Wireless Audio Berkualitas Tinggi, Qualcomm Umumkan Sertifikasi Snapdragon Sound

Diumumkannya Spotify HiFi belum lama ini bisa dilihat sebagai penanda bahwa tren audio berkualitas tinggi sudah menjadi lebih mainstream sekarang ketimbang beberapa tahun silam. Namun seperti yang kita tahu, pengalaman audio yang baik tidak melulu bergantung pada sumber audionya saja, melainkan juga perangkat yang kita gunakan.

Sederhananya, kalau kita berlangganan layanan seperti Spotify HiFi tapi yang kita gunakan adalah TWS abal-abal, besar kemungkinan audio berkualitas lossless yang disuguhkan jadi sia-sia karena perangkatnya tidak sanggup mengolah file-nya tanpa mengandalkan metode kompresi yang begitu agresif. Sumbernya memang lossless, tapi yang kita dengar tetap merupakan hasil kompresi karena keterbatasan teknologi wireless yang digunakan TWS abal-abal itu tadi.

Singkat cerita, kita harus memastikan dulu bahwa perangkat yang kita gunakan memang mampu menyajikan audio beresolusi tinggi sebelum menggunakan layanan macam Spotify HiFi, dan di sinilah gagasan terbaru Qualcomm datang membantu. Produsen chipset tersebut baru saja mengumumkan Snapdragon Sound, semacam sertifikasi yang mengindikasikan kualitas premium dari suatu perangkat audio nirkabel.

Menurut Qualcomm, Snapdragon Sound melibatkan banyak komponen kunci, mulai dari seri prosesor terbarunya, chip Bluetooth generasi terbaru, teknologi active noise cancellation (ANC), latency serendah 89 milidetik, sampai codec aptX Adaptive yang mendukung audio beresolusi 24-bit 96 kHz. Kalau angka ini kedengaran familier, itu karena codec LDAC ciptaan Sony juga menawarkan kapabilitas yang serupa.

Yang Sony buat itu tentu bersifat proprietary. Qualcomm di sisi lain membuka Snapdragon Sound untuk semua brand yang berminat. Suatu hal yang wajar mengingat komponen-komponen bikinan Qualcomm memang sudah tertanam di banyak perangkat audio nirkabel, dan kita mungkin sama sekali tidak menyadarinya.

Sayangnya produsen tidak bisa memperbarui perangkat yang sudah ada agar dapat mendukung Snapdragon Sound. Nantinya, produk-produk yang memenuhi sertifikasi bakal mengusung logo Snapdragon Sound di kemasannya, baik itu smartphone, headphone, maupun TWS. Dua brand pertama yang bakal meluncurkan produk bersertifikasi Snapdragon Sound tahun ini adalah Xiaomi dan Audio-Technica.

Mengincar perangkat yang mengusung logo Snapdragon Sound bukan berarti konsumen hanya akan mendapatkan kualitas audio nirkabel yang premium saja, sebab Qualcomm juga menargetkan parameter-parameter lain seperti koneksi Bluetooth yang stabil di berbagai kondisi, latency yang rendah ketika dipakai menonton video atau gaming, proses pairing yang simpel, sampai konsumsi energi yang efisien.

Sumber: Qualcomm dan The Verge.

[Review] Realme 7 Pro: Kencang dalam Kinerja dan Pengisian Baterai

Realme saat ini sudah masuk ke dalam lima besar perangkat Android yang paling laku di Indonesia. Anak perusahaan dari BBK yang berasal dari Tiongkok ini juga menjual perangkatnya dengan harga yang cukup terjangkau. Namun kali ini, mereka sepertinya mulai bermain dalam kelas yang lebih tinggi lagi. Hal tersebut terlihat dari perangkat yang mereka luncurkan, realme 7 Pro.

Realme 7 Pro diluncurkan pada tahun yang sama dengan realme 7. Perbedaan antara keduanya, selain dari sisi harga, adalah penggunaan SoC-nya. Jika realme 7 menggunakan Mediatek Helio, maka realme 7 Pro menggunakan SoC Qualcomm Snapdragon 720G. Seperti yang diketahui, Snapdragon 720G sendiri masih merupakan seri 700 dengan dukungan LTE yang paling kencang saat ini.

Realme 7 Pro

Jika pada realme 7 yang dikedepankan adalah layarnya yang mendukung refresh rate 90 Hz, beda dengan versi Pro-nya. Realme 7 Pro mendukung pengisian daya 65 watt dengan nama SuperDart. Hal ini dapat dicapai karena realme 7 Pro menggunakan dua buah baterai dengan kapasitas 2250 mAh sehingga dapat terisi secara bersamaan.

Untuk spesifikasi dari realme 7 Pro adalah sebagai berikut

Realme 7 Pro Realme 7
SoC Qualcomm Snapdragon 720G Mediatek Helio G95
CPU 2×2.3 GHz Kryo 465 Gold + 6×1.8 GHz Kryo 465 Silver 2×2.05 GHz Cortex-A76 + 6×2.0 GHz Cortex-A55
GPU Adreno 618 Mali-G76 MC4 900MHz
RAM 8 GB  8 GB
Internal 128 GB  128 GB
Layar Super AMOLED 6,4 inci 2400×1080 60Hz Gorilla Glass 3  IPS 6,5 inci 2400×1080 90Hz Gorilla Glass 3
Dimensi 160.9 x 74.3 x 8.7 mm 162.3 x 75.4 x 9.4 mm
Bobot 182 gram 196.5 gram
Baterai 4500 mAh 5000 mAh
Kamera utama / depan 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Macro, 2 MP B/W / 32 MP 16 MP atau 64 MP,  8 MP UltraWide, 2 MP Makro, 2 MP B/W / 16 MP
OS Android 10 dengan Realme UI  Android 10 dengan Realme UI

Untuk hasil dari CPU-Z dan Sensorbox adalah sebagai berikut

Realme mengatakan bahwa perangkat yang satu ini memiliki pangsa pasar para pelajar. Hal ini dikarenakan selain memiliki kinerja yang mumpuni, baterai yang dimiliki juga tahan lama dan cepat terisi. Kombinasi ini memungkinkan mereka untuk mengikuti proses belajar di kelas online dengan cukup lama dan ketika dibutuhkan. Tentu saja, mereka yang sudah memiliki pekerjaan juga bisa mengambil keuntungan dari feature yang dimiliki realme 7 Pro.

Unboxing

Perlengkapan inilah yang ada pada paket penjualan dari realme 7 Pro

Realme 7 Pro - Unboxing

Desain

Realme 7 Pro memiliki desain yang sangat mirip dengan realme 7. Bagian belakangnya sama-sama menggunakan desain bernama AG Split yang terinspirasi dari kaca. Untuk versi Pro-nya ini, realme mendesainnya dengan motif matte. Akan tetapi, tetap saja bagian belakangnya ini ramah terhadap sidik jari.

Pada bagian depan, desainnya masih sama dengan realme 7 dan 6. Sebuah punch hole ada pada bagian kiri yang merupakan kamera depan dari smartphone ini. Jadi jika Anda menjejerkan bagian depan dari realme 7, 7 Pro, dan 6, saya cukup yakin akan sulit membedakan satu dengan yang lainnya.

Realme 7 Pro - Kiri

Resolusi yang dimiliki oleh realme 7 Pro juga ada pada 2400×1080 dan menggunakan teknologi SuperAMOLED. Sayangnya, layar yang satu ini hanya mendukung refresh rate 60 Hz saja di mana versi non pro-nya bisa digunakan hingga 90 Hz. Layar ini juga masih dilindungi dengan Gorilla Glass 3. Di bawah layarnya sudah tersedia sebuah pembaca sidik jari.

Pada sisi sebelah kiri akan ditemukan tombol volume naik dan turun serta slot nano SIM dengan microSD. Pada sisi kanannya terdapat sebuah tombol power. Untuk bagian bawahnya, ditemukan port audio 3,5 mm, microphoneslot USB-C, dan speaker. Dan di bagian belakang akan ditemukan empat kamera dan sebuah LED flash yang tergabung pada satu kotak di bagian kiri atas.

Realme 7 Pro - Kanan

Sensor sidik jari yang berada di bawah layar dari realme 7 Pro juga dapat mendeteksi dengan cepat. Entah apakah saya belom menggunakannya cukup lama atau bagaimana, tetapi dari 20 kali percobaan tidak satu pun kegagalan yang ditemukan. Hal ini tentu saja membuat penggunaan smartphone realme 7 Pro menjadi lebih nyaman.

NFC juga sudah hadir pada realme 7 Pro dan dengan mudah mendeteksi kartu uang elektronik yang saya miliki. Mengisi ulang uang elektronik melalui beberapa aplikasi juga cukup mudah dilakukan dengan perangkat ini. Jadi, kita tidak lagi harus secara khusus datang ke ATM hanya untuk mengisi ulang kartu uang elektronik.

Realme 7 Pro - Bawah

Mendengarkan musik pada perangkat ini memang akan memiliki pengalaman yang berbeda. Hal tersebut dikarenakan pada realme 7 Pro sudah memiliki Dolby Atmos. Suara yang ada menjadi lebih detail terdengar serta mempertajam bagian bass dan mid juga. Anda juga bisa membuat profile suara tersendiri pada equalizer-nya.

Realme 7 Pro masih menggunakan antar muka realme UI versi pertama dengan basis sistem operasi Android 10. Pengalamannya sendiri sama seperti perangkat realme lainnya di mana sangat responsif dan mudah digunakan. Realme UI juga menghadirkan app drawer yang terdiri dari kumpulan aplikasi yang terinstal didalam perangkat ini.

Jaringan LTE dan WiFi

Dengan menggunakan Snapdragon 720G, juga berarti bahwa perangkat ini mendukung jaringan 4G LTE. Pada realme 7 pro, band yang didukung sama seperti realme 6 yaitu pada band 1(2100), 3(1800), 5(850), 8(900), 38(2600), 40(2300), dan 41(2500) yang digunakan oleh semua operator seluler di Indonesia. Modem yang ada pada Snapdragon 720G adalah X15 memiliki kelas LTE Cat 15 yang mendukung 3 Carrier Aggregation dengan kecepatan download sampai dengan 800 Mbps.

Untuk urusan WiFi, realme 7 Pro sudah mendukung 802.11ac. Teknologi tersebut saat ini sudah dikenal dengan nama WiFi 5. Dengan standar ini, mengartikan pula bahwa realme 7 Pro sudah bisa menggunakan WiFi pada band 5 GHz yang lebih kencang.

Kamera: Sony IMX 682 yang berkelas

Realme selama ini selalu saja menggunakan sensor buatan Samsung, yaitu ISOCELL. Namun, realme seri 7 kembali membawa sensor Sony yang sudah lama tidak digunakan, yaitu semenjak realme X. Untuk realme 7 Pro menggunakan IMX 682 yang bisa mengambil gambar hingga 64 MP.

Hasil foto yang dihasilkan oleh kamera utamanya memang tidak mengecewakan. Detail yang didapat cukup baik serta memiliki tingkat noise yang cukup rendah. Namun pada beberapa obyek, warna yang ditangkap tidak terlalu akurat. Seperti pada contoh gambar apel dan tomat yang saya ambil di bawah ini.

Hasil foto yang diambil melalui kamera wide juga mirip dengan kamera utamanya. Gambarnya cukup bagus, namun dapat terlihat noise pada bagian gelap. Warnanya juga kurang akurat pada beberapa obyek sehingga tidak sama dengan aslinya.

Kamera Makro yang dimiliki oleh realme 7 Pro hanya 2 MP. Tentunya hal ini akan menghasilkan kualitas yang sama dengan realme 7. Hasilnya memang cukup baik pada kondisi tertentu, namun saya masih lebih menyukai hasil kamera utama dengan cropping yang lebih tajam.

Realme 7 Pro - Hasil Kamera Makro 01

Kamera selfie-nya memang memiliki resolusi yang tinggi, yaitu 32 MP. Namun, hasilnya tidak terlalu tajam. Hal tersebut bisa dilihat pada bagian rambut dan bulu yang tertangkap akan menjadi buram.

Pengujian

Jika berbicara tentang Snapdragon 720G, tentu saja tidak akan terlepas dengan Snapdragon 730G dan 732G. Nyatanya, walaupun berseri di bawah 730G dan 732G, kinerja 720G masih bisa mengungguli keduanya. Hal inilah yang memuat realme 7 Pro menjadi kencang.

Snapdragon 720G sendiri menggunakan dua core kencang Kryo 465 Gold dengan kecepatan 2.3 GHz. Enam inti prosesor lainnya bernama Kryo 465 Silver yang merupakan turunan dari Cortex A55 dengan kecepatan 1,8 GHz dan menggunakan daya yang lebih rendah dari dua inti pertama. Grafisnya menggunakan Adreno 618 yang sama digunakan pada Snapdragon 730G.

Untuk bekerja

Sehari-hari, menggunakan Trello dan Slack serta Gmail memang tidak terlepas dari kehidupan pekerjaan saya. Pada saat berkomunikasi dengan rekan dan saudara setiap hari, Whatsapp dan Facebook sudah menjadi aplikasi yang tidak luput dari penggunaan. Browsing pun juga menggunakan Google Chrome yang saat ini masih dikenal dengan haus akan daya dari sebuah smartphone.

Semua saya coba dengan menggunakan realme 7 Pro. Dengan Snapdragon 720G serta RAM 8 GB, saya tidak menemukan adanya lag. Mencoba menggunakan CMS dari Dailysocial sendiri juga bisa berjalan cukup lancar. Sebagai catatan, artikel ini sebagian saya tulis dengan menggunakan Chrome pada realme 7 Pro.

Mengambil video untuk tugas anak saya juga sangat nyaman dengan realme 7 Pro. Apalagi saat transcoding video, kinerjanya cukup baik dan sangat lancar untuk memperkecil kapasitas video yang akan dikirim ke para pengajar. Saya juga mencoba mengedit video untuk tugas dan terasa cukup responsif.

Syntethic Bench

Pada pengujian kali ini, saya akan menghadirkan Snapdragon 730G serta Helio G95T pada realme 7. Hal ini untuk mengetahui seberapa baik kinerja dari Snapdragon 720G yang digunakan pada realme 7 Pro. Berikut adalah hasilnya

Dengan hasil seperti ini, realme 7 Pro cocok digunakan untuk berbagai kegiatan. Tidak hanya pelajar saja yang bisa diuntungkan, namun para pegiat bisnis dan UMKM juga bisa memakainya dalam pekerjaan sehari-hari. Semua aplikasi bisa dijalankan dengan cukup mulus pada SoC Snapdragon 720G.

Uji baterai 4500 mAh

Sudah tidak dipungkiri lagi bahwa pengujian baterai memakan waktu yang cukup panjang. Apalagi dengan realme 7 Pro yang memiliki kapasitas sebesar 4500 mAh. Dengan menggunakan video MP4 dengan resolusi 1080p yang diputar secara terus menerus, realme 7 Pro bisa bertahan hingga 17 jam 55 menit. Namun saat digunakan untuk bermain, tentu saja tidak akan bertahan sampai waktu tersebut.  Pengisian baterainya sendiri akan memakan waktu kurang lebih dua jam.

Dengan menggunakan pengisian baterai 65 watt, realme 7 Pro tentu saja menjadi primadona. SuperDart menjanjikan 34 menit untuk mengisi baterai dari 0 hingga 100%. Namun pengujian saya hanya terpaut 3 menit saja karena waktu yang didapat adalah 37 menit dari 0 hingga 100%. Cepat bukan?

Verdict

Realme sekali lagi mengeluarkan sebuah smartphone yang memiliki fitur lengkap untuk kelas mainstream. Dengan realme 7 Pro yang memiliki berbagai fitur kelas atas membuatnya menjadi perangkat yang lengkap yang bisa digunakan oleh berbagai kalangan. Hal tersebut lah yang membuatnya menjadi menarik.

Realme 7 Pro - Belakang

Kinerja yang disokong oleh Snapdragon 720G memang membuahkan hasil yang kencang. Dengan hasil yang ada, bermain game, melakukan editing, hingga menggunakannya untuk bekerja menjadi lebih nyaman dan gegas. Baterai yang digunakan juga membuatnya menjadi lebih baik karena bertahan lama dan dapat diisi dengan cepat.

Perangkat ini juga memiliki kamera yang menghasilkan gambar yang bagus. Oleh karenanya, pengambilan gambar untuk keperluan hiburan dan juga pekerjaan bisa didapat dengan baik. Namun, ada baiknya untuk menghindari pengambilan gambar dengan kamera makro karena hasilnya tidak tajam.

Realme 7 Pro dijual dengan harga Rp. 4.999.000. Harga ini memang terpaut cukup jauh dengan versi non Pro-nya yang menggunakan Mediatek. Oleh karena itu, konsumen dihadapkan oleh pilihan yang cukup sulit. Bagi yang menginginkan perangkat dengan layar Super AMOLED serta pengisian baterai yang cepat, realme 7 Pro memang cocok untuk dipilih.

Sparks

  • Pengisian baterai yang cepat, hanya 37 menit penuh
  • Daya tahan baterai yang bisa hingga 18 jam
  • Kinerja tinggi dengan Snapdragon 720G
  • Hasil kamera yang bagus
  • Layar Super AMOLED yang memberikan warna lebih baik
  • Responsif
  • Ada NFC

Slacks

  • Layar masih 60 Hz
  • Harga yang diberikan cukup mahal
  • Kinerjanya masih di bawah realme 7