Samsung Umumkan Ekspansi Global Jajaran Perangkat Bespoke, Lengkap dari Perabot Dapur Sampai Lemari Sepatu

Menjelang libur Lebaran kemarin, Samsung sempat menggelar event virtual bertajuk Bespoke Home 2021. Lewat acara tersebut, Samsung pada dasarnya ingin menyoroti ekspansi global jajaran produk kulkas Bespoke, sekaligus memberikan isyarat terkait peluncuran global lini produk Bespoke Kitchen Package yang akan datang, lengkap bersama dengan beragam lifestyle appliance dan solusi IoT terintegrasi terbaru.

“Kami bersemangat mengumumkan ekspansi global jajaran Bespoke, menawarkan solusi lifestyle yang komprehensif untuk memberdayakan konsumen yang mengeksplorasi kebutuhan lifestyle mereka yang terus berkembang,” kata JaeSeung Lee, President and Head of Digital Appliance Business, Samsung Electronics. “Sudah menjadi misi kami untuk mengembangkan produk-produk yang dapat membantu konsumen mengelola dan menjalankan hidup mereka dengan lebih baik.”

Kulkas customizable hadir ke global

Jajaran kulkas Bespoke kini menjangkau kawasan Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa, CIS, Timur Tengah, dan kawasan tertentu di Asia dan Afrika. Sesuai makna kata “bespoke” yang sebenarnya, jajaran kulkas Bespoke hadir dalam lebih dari 20 warna orisinal dan tujuh finish, menyajikan banyak jumlah kombinasi yang bisa dipilih. Tidak lupa, kulkas Bespoke pun hadir dengan ciri khas Samsung selama ini, yang mencakup kapasitas besar, kenyamanan, dan performa pendinginan yang mumpuni.

Layout kulkas yang ditawarkan bervariasi berdasarkan region. Di Amerika Utara, konsumen bisa memilih mulai dari 4-Door Flex, 1-Door Column, atau 2-Door Bottom-Mount Freezer. Berbagai pilihan warna logam yang unik pun tersedia untuk konsumen di kawasan ini, termasuk Champagne Rose Steel, Navy Steel, dan Matte Black Steel.

Untuk kawasan Eropa, Bespoke tersedia dalam pilihan 1-Door dan Slim 1-Door, serta model Bottom-Mount Freezer dalam pilihan tinggi 1,8 dan 2 meter, dengan enam finish yang berbeda serta warna yang beragam, dari classic white hingga warna-warna pastel yang lembut maupun statement color.

Dapur serba Samsung dan deretan perangkat penunjang lifestyle

Bespoke Kitchen Package terbaru adalah ekspansi global pertama Samsung untuk produk Bespoke di luar kulkas, menerapkan filosofi perangkat yang dapat dikustomisasi ke seluruh bagian dapur, dimulai dengan pasar AS dan Eropa. Diluncurkan pada semester kedua tahun ini, penawaran khusus untuk kawasan Amerika Utara akan berpusat pada kulkas flagship Bespoke dan akan diperluas ke kompor, microwave oven, dan mesin pencuci piring Bespoke, dengan rancangan dan look-and-feel yang sama seperti kulkasnya.

Dari perspektif sederhana, Bespoke Kitchen Package memungkinkan konsumen untuk menyatukan atau mix-and-match estetika dapur mereka dalam warna dan finish favorit, dalam pilihan Matte Black Steel, Navy Steel, Champagne Rose Steel, dan White Glass.

Di tahun 2021 ini, Samsung juga akan memperluas jajaran produk lifestyle appliance yang mereka tawarkan. Dengan rumah yang kini merangkap fungsi ganda sebagai kantor, gym, dan juga ruang kelas, perangkat Bespoke Home terbaru ini akan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan memberikan lebih banyak fleksibilitas, automasi, dan higienitas.

Untuk kawasan Amerika Utara dan Eropa, deretan lifestyle appliance terbaru yang akan diluncurkan meliputi:

  • Bespoke AirDresser, yang menghadirkan berbagai solusi perawatan pakaian untuk memastikan bahwa pakaian tetap dalam kondisi prima, tentu saja dalam tampilan Bespoke yang sudah di-upgrade.
  • Bespoke Air Purifier, pemurni udara dengan mekanisme penyedotan dari lima arah untuk memurnikan udara dengan cepat dan intensif, bahkan di ruangan yang luas. Perangkat diyakini mampu menghilangkan 99,9999 persen debu berukuran 0,01 µm, sedangkan teknologi 3-way smart discharge akan menyirkulasikan udara bersih ke berbagai arah.
  • Bespoke Jet, yang hadir dengan clean station dan charging station, sehingga ketika aktivitas vacuum selesai, pengguna bisa menempatkan perangkat di dock untuk mengosongkan tempat debu sekaligus mengisi daya listriknya secara otomatis. Bespoke Jet versi baru ini akan tersedia dalam tiga pilihan warna, dan diluncurkan di Amerika Serikat, Eropa, CIS, dan Asia Tenggara pada semester kedua 2021.
  • Jet Bot AI+, robot vacuum pertama yang ditopang solusi Intel AI. Perangkat ini memanfaatkan teknologi pengenalan objek serta sensor LiDAR dan 3D untuk mengidentifikasi objek dan menentukan jalur pembersihan yang paling optimal. Jet Bot AI+ juga sudah dilengkapi dengan sebuah kamera dan terintegrasi dengan aplikasi SmartThings untuk mendukung remote home monitoring. Pemasarannya juga dijadwalkan berlangsung pada semester kedua 2021.
  • Bespoke ShoeDresser, yang berguna untuk menjaga sepatu supaya tetap segar setelah dipakai. Perangkat ini akan menghilangkan bau, kelembaban, dan mengeringkan sepatu berdasarkan material dan bentuknya, memastikan agar sepatu dirawat dengan cara yang tepat.
  • Bespoke Cube Refrigerator, yang menyediakan penyimpanan modular untuk berbagai produk selain bahan makanan, seperti misalnya anggur, bir, maupun produk kecantikan. Perangkat ini cukup senyap untuk ditempatkan di kamar tidur atau di dekat sofa, atau di mana pun pengguna memilih untuk menyimpan produk-produk khusus yang perlu berada dalam kondisi dingin.
  • Bespoke Water Purifier, yang tersedia dalam varian keran tunggal atau multiple. Perangkat ini dilengkapi sistem filter empat tingkatan dan dapat menyaring hingga 2.500 liter air, cukup untuk diminum oleh keluarga beranggotakan empat orang selama satu tahun. Volume dan suhu airnya dapat diatur dengan kontrol suara menggunakan Bixby.

Terkait ketersediaannya di Indonesia, berikut adalah komentar resmi dari Samsung: “Samsung akan terus memperluas kehadiran jajaran perangkat Bespoke ke seluruh dunia agar lebih banyak orang merasakan manfaat kulkas yang customizable, fleksibel, dan dapat mengangkat estetika ruangan rumah. Untuk kawasan Asia, terutama Indonesia, nantikan update dari Samsung untuk ketersediaannya.”

SmartThings untuk mewujudkan visi connected living

Untuk Bespoke Home, Samsung turut menekankan visi connected living melalui penerapan AI dan automasi. SmartThings mendorong visi tersebut dengan cara menyediakan platform manajemen rumah yang tersentralisasi dan mudah dikendalikan oleh pengguna. Singkat cerita, yang Samsung tawarkan bukan cuma alat yang canggih saja, melainkan juga layanan cerdas untuk melengkapinya.

Ambil contoh SmartThings Cooking. Layanan yang sudah tersedia di Amerika Utara dan beberapa negara di Eropa ini menyediakan meal plan dan resep yang dipersonalisasikan. Tujuannya adalah mencerminkan preferensi pengguna sekaligus stok makanan yang ada di dalam kulkas, dan secara otomatis mengatur suhu serta mode memasak berdasarkan setiap resep, lalu menerapkannya ke peralatan-peralatan memasak yang sudah tersinkronisasi.

Selanjutnya, ada SmartThings Pet yang tersinkronisasi dengan perangkat rumah tangga seperti Bespoke Air Purifier dan Jet Bot AI+ tadi, sehingga pengguna dapat memonitor hewan peliharaan mereka saat sedang tidak berada di rumah. Rencananyan, layanan ini akan diluncurkan secara global di Eropa, Amerika Latin, dan Asia pada semester kedua 2021.

Contoh lainnya adalah layanan SmartThings Clothing Care yang tersinkronisasi dengan Bespoke AirDresser serta smart washer dan smart dryer demi meningkatkan efisiensi kegiatan mencuci pakaian. Layanan ini akan merekomendasikan siklus dan pengaturan untuk perawatan pakaian yang optimal, sehingga pengguna tidak perlu menebak-nebak.

Terakhir, ada SmartThings Air yang tersinkronisasi dengan Samsung Air Purifier dan AC untuk memonitor kualitas udara di dalam dan di luar rumah pengguna secara real-time.

Manfaatkan Jaringan LTE-M, SmartThings Tracker Dapat Dilacak dari Mana Saja

Melalui divisi smart home-nya, SmartThings, Samsung kini juga punya alat pelacak alias GPS. Uniknya, kalau tracker lain pada umumnya menggunakan Bluetooth, perangkat bernama SmartThings Tracker ini memanfaatkan teknologi jaringan LTE-M. Hasilnya, radiusnya tidak terbatas pada angka 60 meter saja, tapi seluas cakupan jaringan seluler itu sendiri.

Jadi selama perangkat ini terhubung ke jaringan seluler, pengguna bisa melacak lokasinya dari mana saja. Kehadiran GPS turut membantu meningkatkan akurasinya, dan karena dimensinya kecil, ia mudah ditambatkan ke berbagai objek seperti tas atau dijadikan gantungan kunci.

Samsung SmartThings Tracker

Berkat cakupannya yang begitu luas, SmartThings Tracker juga dapat dimanfaatkan untuk berbagi lokasi antar anggota keluarga maupun teman dekat. Cukup tekan tombolnya dua kali, maka notifikasi akan langsung dikirim ke smartphone pengguna yang telah diberi akses.

Mengusung label SmartThings berarti ia juga termasuk dalam ekosistem smart home, dan perangkat ini bisa digunakan sebagai pemicu home automation. Jadi semisal Anda sedang dalam perjalanan pulang dan sudah dekat dengan rumah Anda, beragam perabot pintar yang ada di rumah dapat mendeteksi keberadaan SmartThings Tracker supaya bisa aktif dengan sendirinya.

Samsung SmartThings Tracker

Samsung mengklaim baterai SmartThings Tracker dapat bertahan sampai satu minggu dalam satu kali charge. Sertifikasi IP68 berarti fisiknya tahan air maupun debu, sehingga ia masih bisa dilacak lokasinya apabila tertinggal di tempat yang kondisi cuacanya kurang ramah.

Sayangnya fitur unggulan SmartThings Tracker justru juga menjadi kelemahannya: ketergantungan akan jaringan LTE-M berarti ia cuma bisa dibeli melalui operator telekomunikasi tertentu saja, dan untuk sementara baru di Amerika Serikat via AT&T dan Verizon. Harganya dipatok $99, akan tetapi setelah 12 bulan akan ada biaya bulanan sebesar $5 atau $50 per tahun.

Sumber: Digital Trends dan Samsung.

Samsung SmartThings Wifi Adalah Mesh Router Sekaligus Smart Home Hub

Samsung mengawali debutnya di segmen router Wi-Fi berteknologi mesh networking pada bulan Maret tahun lalu lewat sebuah produk bernama Samsung Connect Home. Lompat satu setengah tahun, Samsung telah menyiapkan mesh router generasi keduanya yang diklaim lebih mumpuni.

Kini dijuluki SmartThings Wifi, letak keunggulannya ada pada teknologi jaringan yang dipinjam dari startup bernama Plume. Plume pada dasarnya memanfaatkan AI untuk memonitor penggunaan internet dan mengalokasikan bandwith secara optimal ke masing-masing perangkat yang membutuhkan.

Di Amerika Serikat, reputasi Plume ini terbilang mengesankan. Salah satu penyedia jaringan internet terbesar di sana, Comcast, juga meminjam teknologi berbasis AI besutan Plume untuk digunakan pada produk-produknya sendiri, sekaligus menjadi salah satu investornya.

Keunggulan lain teknologi garapan Plume adalah soal manajemen, baik untuk parental control maupun akses para tamu. Untuk akses tamu misalnya, pengguna dapat menentukan perangkat-perangkat terkoneksi apa saja yang bisa diakses oleh para tamu, sangat cocok bagi mereka yang sering menyewakan kediamannya via platform seperti Airbnb.

Samsung SmartThings Wifi

Paket penjualan SmartThings Wifi terdiri dari tiga unit router. Masing-masing unit memiliki jangkauan seluas 140 m², yang berarti kombinasi tiga unit bisa meng-cover rumah besar sekalipun. Seperti halnya mesh router lain, konsumen tentu bisa menambahkan unit ekstra untuk semakin memperluas jangkauan jaringannya.

Sama seperti pendahulunya, SmartThings Wifi juga berfungsi sebagai smart home hub untuk berbagai perangkat yang kompatibel dengan ekosistem SmartThings. Itulah mengapa router ini telah dibekali spesifikasi yang mumpuni macam prosesor quad-core bikinan Qualcomm, RAM 512 GB serta penyimpanan sebesar 8 GB. Semua dikemas dalam dimensi 12 x 12 x 3 cm saja.

Samsung saat ini telah memasarkan SmartThings Wifi di pasar AS seharga $280 untuk bundel isi tiga unit, sedangkan satu unitnya dihargai $120 jika dibeli secara terpisah.

Sumber: SlashGear dan VentureBeat.

Lini TV QLED Samsung Edisi 2018 Dapat Mengontrol Perangkat Smart Home dan Dibekali Bixby

Januari lalu di event CES, Samsung memamerkan teknologi TV baru bertajuk MicroLED, yang diklaim punya kualitas gambar setara OLED, tapi bersifat modular dan fleksibel. Rencananya, lini TV baru tersebut bakal dipasarkan mulai Agustus mendatang, namun sebelumnya Samsung ingin lebih dulu menyuguhi konsumen dengan generasi baru TV QLED-nya.

Lineup TV QLED Samsung untuk tahun 2018 ini terdiri dari empat seri: Q9, Q8, Q7 dan Q6, urut dari yang paling mahal dan paling bagus kualitas gambarnya, dengan variasi ukuran mulai 49 sampai 88 inci. Setiap serinya bakal mencakup beberapa varian, termasuk yang berlayar melengkung. Lalu apa saja pembaruan yang dibawanya?

Samsung QLED TV 2018

Untuk pertama kalinya, TV QLED Samsung kini dibekali fitur full-array local dimming (khusus seri Q9 dan Q8). Local dimming pada dasarnya merupakan salah satu fitur unggulan yang sering dijumpai pada TV LED kelas flagship, berfungsi untuk meningkatkan rasio kontras secara keseluruhan.

Selebihnya, pembaruan yang disematkan lebih mengacu pada aspek kepintaran. TV QLED generasi baru ini sekarang bisa dipakai untuk mengendalikan beragam perangkat smart home (kamera pengawas, termostat, lampu pintar, dll) yang tergabung dalam ekosistem SmartThings kepunyaan Samsung sendiri. Lebih lanjut, asisten virtual Bixby pun sudah terintegrasi penuh ke semua varian.

Samsung QLED TV 2018

Kemudian ada pula fitur yang cukup menarik bernama Ambient Mode. Dalam mode ini, TV akan menampilkan gambar statis sesuai dengan tembok di belakangnya, sehingga TV pun tampak seakan-akan menyatu dengan tembok. Selama dalam mode ini, TV juga dapat menampilkan informasi seperti ramalan cuaca atau headline berita-berita terbaru.

Samsung belum mengungkapkan rentang harga untuk lini TV QLED edisi 2018-nya ini, akan tetapi pemasarannya akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan di Amerika Serikat.

Samsung QLED TV 2018

Sumber: Samsung.

Samsung Pastikan Semua Perangkat Elektroniknya Terkoneksi Internet di Tahun 2020

Di CES 2018, Samsung menegaskan komitmennya untuk memastikan semua perangkat elektronik buatannya terhubung dengan internet (sebagai perangkat IoT) paling lambat tahun 2020. Di tahun tersebut, tak hanya smartphone dan TV yang memiliki konektivitas. Dengan konektivitas 5G (yang diharapkan mulai tersedia tahun depan), mobil dan berbagai home appliance (termasuk kulkas, mesin cuci, AC) bakal terhubung satu dan yang lain.

Tak cuma soal terhubung dengan sesama produk Samsung, mereka memastikan IoT-nya bersifat terbuka dan pintar. Jargon yang digunakan adalah IoT sebagai “Intelligence of Things”.

Era asisten berbasis AI

Presiden dan Kepala Divisi Consumer Electronics dan Riset Samsung Hyunsuk (HS) Kim mengatakan, “Kami berkomitmen mengakselerasi adopsi IoT untuk semua dan membuat semua perangkat terhubung (connected device) Samsung pintar di tahun 2020. Perubahan ini akan membantu konsumen merasakan keuntungan hidup yang lebih terhubung.”

Semua konektivitas IoT akan disesuaikan dengan standar keterbukaan Open Connectivity Foundation (OCF) untuk memudahkan interoperabilitas.

SmartThings, dalam bentuk aplikasi, akan menghubungkan semua perangkat ini. Sementara Bixby, sebagai asisten berbasis AI, akan membantu konsumen memanfaatkan konektivitas ini. Demo yang ditampilkan di CES 2018 menunjukkan lancarnya Bixby berkomunikasi dan hal ini menegaskan era asisten, ketika Amazon dengan Alexa, Google dengan Google Assistant menjadi highlight CES kali ini.

Selama tahun 2017, Samsung menggelontorkan dana $14 miliar untuk pengembangan riset dan tahun ini mereka akan membangun sejumlah AI center baru, termasuk di Toronto, Montreal, Cambridge (Inggris), dan Rusia. Mereka akan mendukung pengembangan di Korea Selatan dan Silicon Valley yang selama ini telah berjalan.

Konsolidasi aplikasi penghubung

SmartThings akan menjadi aplikasi penghubung utama, menyederhanakan semua konektivitas Samsung yang sebelumnya terdiri dari 40 aplikasi. Tidak akan ada lagi Samsung Connect, Samsung Smart Home, dan lain-lain. Pembaruan besar-besaran SmartThings akan dirilis kuartal pertama tahun ini, baik untuk perangkat Android maupun iOS.

Disebutkan saat ini SmartThings telah terhubung di lebih dari 1 juta rumah dan lebih dari 10 juta perangkat.

Lini Smart TV Samsung Tahun 2016 Bisa Mengontrol Perangkat Smart Home

Sebagai perangkat elektronik utama yang ditempatkan di ruang tamu, televisi sebenarnya punya potensi menjadi semacam pusat kendali atas perangkat-perangkat lain yang ada di rumah, terlebih mengingat sekarang adalah zamannya Internet of Things (IoT).

Sebelum ini, kita sudah melihat rencana LG untuk melengkapi lini smart TV-nya dengan kemampuan mengontrol perangkat smart home. Dan kini giliran Samsung yang mengambil langkah serupa. Dalam mengeksekusinya, Samsung mengajak SmartThings, perusahaan IoT yang mereka akuisisi tahun lalu.

Kerja sama tersebut hadir dalam bentuk integrasi platform SmartThings pada lini smart TV Samsung. Dikatakan bahwa seluruh lini Samsung SUHD TV yang dirilis di tahun 2016 nantinya bisa dijadikan remote control atas lebih dari 200 perangkat smart home yang kompatibel dengan platform SmartThings, mulai dari lampu, kunci pintu, thermostat, kamera pengawas, speaker, dan lain sebagainya.

Namun tentunya software saja tidak cukup guna memberikan integrasi yang sempurna. Kedua pihak nantinya bakal menyediakan aksesori bernama SmartThings Extend untuk ditancapkan ke port USB milik TV. Dengan aksesori tersebut, pengguna bahkan bisa memonitor sekaligus mengontrol perangkat smart home yang memakai protokol ZigBee dan Z-Wave.

Contoh skenario dimana integrasi ini akan terasa sangat bermanfaat adalah ketika pengguna hendak menciptakan suasana ruang menonton yang sempurna. Pengguna hanya perlu mengaktifkan fitur Cinema Mood pada aplikasi SmartThings di televisi, kemudian sistem pencahayaan sekaligus audio akan disesuaikan dengan sendirinya.

Samsung dan SmartThings rencananya akan mendemonstrasikan TV bersenjatakan integrasi smart home ini pada event CES 2016 di awal Januari mendatang.

Sumber: TechCrunch, Samsung dan SmartThings Blog.

Samsung Ramaikan Ranah IoT dengan SmartThings Hub dan SleepSense

Di kota Berlin, Samsung ingin menunjukkan keseriusannya dalam ranah Internet of Things (IoT) kepada pengunjung IFA 2015. Mereka memperkenalkan sebuah sistem yang tidak mengenal eksklusivitas, melainkan bersifat terbuka dan bisa menyatukan perangkat dari berbagai brand sekaligus. Continue reading Samsung Ramaikan Ranah IoT dengan SmartThings Hub dan SleepSense