Fossil Hybrid HR Sembunyikan Layar E-Ink di Balik Tampang Tradisionalnya

Fossil bukanlah nama yang asing di kategori smartwatch hybrid, dan baru-baru ini mereka kembali menunjukkan bahwa pengalaman panjangnya berhasil membuahkan inovasi yang cukup menarik. Inovasi tersebut datang dalam wujud Fossil Hybrid HR.

Tidak seperti smartwatch hybrid pada umumnya, ada sesuatu yang berbeda di balik sepasang jarum penunjuk Hybrid HR. Bagian membulat tersebut rupanya merupakan panel layar e-ink yang bersifat always-on, dirancang untuk menampilkan sejumlah informasi esensial tanpa menguras baterai secara berlebihan.

Fossil Hybrid HR

Berhubung ini e-ink, wajar apabila tampilannya monokrom. Informasi penting yang dapat disajikan cukup beragam, mulai dari data activity tracking, informasi cuaca, sampai notifikasi dari berbagai aplikasi. Jika dilihat sepintas dari jauh, sebagian besar orang mungkin bakal mengira perangkat ini sebagai jam tangan tradisional.

Fitur pintarnya jelas kalah lengkap apabila kita bandingkan dengan smartwatch Wear OS. Pun demikian, konsumen masih dipersilakan melakukan kustomisasi sesuai kebutuhan dan seleranya masing-masing. Satu pembeda yang paling utama antara Hybrid HR dan smartwatch Wear OS adalah tidak adanya app store di perangkat ini.

Fossil Hybrid HR

Kabar baiknya, keterbatasan seperti itu bisa dibayar dengan daya tahan baterai yang sangat lama, sampai sekitar dua minggu kalau kata Fossil, namun angka pastinya tentu sangat bergantung pada pola pemakaian masing-masing konsumen. Proses pengisian ulang baterainya juga tidak memerlukan waktu yang lama, cukup satu jam dari kosong sampai penuh.

Fossil Hybrid HR bakal tersedia dalam lima varian gaya yang berbeda, tiga untuk kaum adam, dan dua untuk kaum hawa. Fossil mematok harga $195 untuk varian yang dilengkapi strap berbahan silikon atau kulit, sedangkan varian yang mengemas strap stainless steel dihargai $215.

Sumber: Wareable.

Withings Luncurkan Smartwatch Analog Baru, Steel HR Sport

April 2016, Withings resmi dibeli oleh Nokia. Di bawah Nokia, produk perdana mereka adalah Withings Steel HR, yang dirilis pada bulan September 2016. Lompat ke Juni 2018, Nokia resmi menjual Withings ke pemilik aslinya. Produk pertamanya semenjak kembali berdiri sendiri lagi adalah Withings Steel HR Sport.

Apakah ini sekadar kebetulan? Mungkin saja, tapi yang pasti seri Steel HR selalu menjadi bagian penting dalam kiprah Withings. Lalu apa yang membuat Steel HR Sport ini berbeda dibanding sebelumnya, selain statusnya sebagai produk perdana Withings pasca kembali ke pemilik aslinya? Sebenarnya tidak banyak, tapi akan saya coba jelaskan.

Withings Steel HR Sport

Masih berupa smartwatch analog, desain Steel HR Sport hanya berbeda sedikit dibanding Steel HR. Yang paling kelihatan adalah case yang kini berwarna gunmetal (abu-abu gelap). Bahannya masih stainless steel, dan ketahanan airnya masih sampai 50 meter, akan tetapi varian yang tersedia sekarang cuma yang berdiameter 40 mm saja (Steel HR biasa punya varian 36 mm).

Wajah Steel HR Sport diisi sejumlah angka dibanding Steel HR yang mulus. Kalau benar-benar diamati, tampak bahwa logo Withings juga sudah berubah, dan saya pribadi suka dengan jarum dua warnanya (baik pada latar putih maupun hitam), plus jarum kecil di bawah yang berwarna merah yang menjadi indikator progress beraktivitas.

Withings Steel HR Sport

Guna menambah kesan sporty, Steel HR Sport datang bersama strap berbahan silikon dengan motif lubang-lubang. Buat saya, desain Steel HR lebih cantik digandengkan dengan strap kulit (untungnya masih bisa dibeli secara terpisah), tapi toh itu semua hanya masalah selera, dan lebih banyak pilihan adalah kabar baik buat konsumen.

Dari segi fungsionalitas, Steel HR Sport juga mirip seperti Steel HR, dengan sejumlah pengecualian, utamanya kemampuan nebeng GPS milik smartphone – sayang belum dedicated sehingga perangkat bisa digunakan secara mandiri. Fitur ini absen pada Steel HR, dan secara langsung menambah ragam aktivitas yang dapat dimonitor oleh Steel HR Sport, mulai dari berlari sampai bersepeda.

Withings Steel HR Sport

Memonitor laju jantung maupun VO2 Max masih bisa dilakukan, dan seperti sebelumnya, informasinya akan ditampilkan pada layar OLED kecil yang ada di antara penunjuk angka 11 dan 1. Yang baru adalah fitur notifikasi yang lebih kapabel; bukan lagi terbatas pada panggilan telepon, pesan teks dan kalender saja, tapi Steel HR Sport juga bisa meneruskan notifikasi dari >100 aplikasi.

Satu yang tidak berubah namun sama sekali bukanlah hal buruk adalah ketahanan baterainya. Steel HR Sport masih bisa beroperasi selama 25 hari (dan bisa ditambah lagi hingga 20 hari sebagai jam tangan biasa). Withings sekarang sudah memasarkannya seharga $200, namun konsumen harus menambah $50 untuk strap kulitnya.

Sumber: PR Newswire.

Smartwatch Hybrid Misfit Path Mengemas Fitur yang Lengkap Terlepas dari Tampang Minimalnya

Dalam dua tahun terakhir, Misfit telah menelurkan dua smartwatch hybrid bertampang menawan: Phase dan Command. Tahun ini, anak perusahaan Fossil Group itu kembali meluncurkan smartwatch hybrid baru bernama Misfit Path, yang sempat mereka pamerkan sewaktu event CES Januari lalu.

Path merupakan yang terkecil dalam lini smartwatch hybrid Misfit. Diameter case berbahan stainless steel-nya cuma 36 mm, sedangkan lebar strap interchangeable-nya 16 mm. Ini membuatnya sangat pas di tangan kaum hawa, dan tiga dari empat kombinasi warna yang ditawarkan memang terkesan chic.

Misfit Path

Tidak seperti Command, Path mengadopsi desain minimalis ala Phase. Kendati demikian, wajah minimalnya tidak bisa menjadi indikasi bahwa fiturnya juga sedikit. Aktivitas fisik maupun pola tidur pengguna dapat ia monitor secara otomatis, dan pengguna pun juga bisa membawanya berenang, mengingat bodi perangkat tahan air hingga kedalaman 50 meter – Misfit bilang bahwa ke depannya Path bakal bisa memonitor aktivitas berenang.

Perihal notifikasi, Path tentu saja cukup terbatas mengingat tidak ada secuil pun layar di wajahnya. Meski begitu, lewat aplikasi pendampingnya pengguna bisa merancang pola getaran unik yang mewakili masing-masing jenis notifikasi (alarm, telepon dan teks, serta email dan app).

Misfit Path

Path turut mengemas tombol multi-fungsi yang dapat dipakai untuk mengontrol jalannya musik, menjadi remote control kamera ponsel maupun mengaktifkan fitur find my phone. Soal baterai, pengguna hanya perlu menggantinya setiap enam bulan sekali.

Misfit Path saat ini sudah bisa dibeli seharga Rp 2.055.500. Strap ekstranya dapat dibeli secara terpisah seharga Rp 273.900 (bahan silikon) atau Rp 548.000 (kulit).

Sumber: Misfit.

Smartwatch Hybrid Touch X Punya Kaca yang Mendukung Sistem Kendali Gesture

Salah satu tren populer di Beselworld 2018 adalah upaya para produsen mengusung rancangan yang kian minimalis, sehingga smartwatch hybrid semakin sulit dibedakan dari arloji klasik. Tapi walaupun mereka dibekali sejumlah fitur pintar, produk-produk baru dari Skagen, Kronaby dan Mondaine tetap menggunakan metode input tradisional via tombol fisik.

Ingin mengubah tradisi ini sekaligus membuat smartwatch hybrid jadi seintuitif varian berlayar sentuh, perusahaan arloji a.b.art mencoba mengajukan solusi inovatif: bagaimana jika kita bisa berinteraksi dengan ‘smartwatch analog’ menggunakan gerakan tangan? Kapabilitas ini ternyata dimiliki oleh perangkat wearable pintar baru kreasi sang perusahaan asal Swiss yang mereka namai Touch X.

Saat kita mengira penampilan Skagen Holst dan Kronaby Nord sudah ‘sangat hemat’, wujud Touch X jauh lebih minimalis lagi, mengadopsi desain Bauhaus. Beberapa varian bahkan tidak mempunyai angka penunjuk waktu, hanya titik-titik atau garis. Dan seperti jam bertema Bauhaus lain, Touch X juga mengusung tubuh yang ramping dan ringan, terpasang ke tangan Anda dengan strap nilon removable.

abart1

Touch X memiliki tubuh berdiameter 40-milimeter dengan ketebalan 8-milimeter yang terbuat dari baja anti-karat berlapis PVD. Sebagai alternatifnya, a.b.art juga sedang menggodok varian berdiameter 37mm. Bagian kristal di Touch X juga tidak menggunakan kaca mineral biasa, melainkan kaca safir, membuatnya lebih tangguh dan lebih tahan terhadap baretan.

Daya tarik utama Touch X tentu saja terletak pada sistem kendali gesture-nya. Bagian kacanya menyimpan sensor sentuh, dan gerakan tangan Anda di sana bisa mengaktifkan fungsi berbeda. Sebagai contohnya: swipe dua kali ke kanan untuk melakukan panggilan ke individu penting atau kontak yang terakhir menelepon Anda, lalu buat gerakan berputar di kaca buat mengirimkan pesan darurat ke orang-orang terdekat.

abart2

Berdasarkan pengakuan DigitalTrends, Touch X juga ditopang koneksi ke smartphone yang kuat berkat pemanfaatan antena di bagian kristal. Lalu dengan mengutak-atik aplikasi mobile-nya, Anda dapat mengonfigurasi setting lebih jauh serta mengubah fungsi dari gesture tertentu.

Touch X II rencananya akan mulai dipasarkan secara online di situs a.b.art ‘dalam waktu dekat’, ditawarkan seharga € 280 (kisaran US$ 346).

Sistem kendali gesture di a.b.art Touch X tentu saja membuatnya distingtif dari smartwatch hybrid kompetitor, namun minimnya petunjuk visual serta notifikasi mungkin bisa jadi masalah buat Anda yang telah terbiasa memakai smartwatch berlayar sentuh normal. Dan tanpa smartphone, kita tidak dapat mengetahui fungsi/mode apa yang tengah dioperasikan olehnya.

Sumber: ABNewsWire. Gambar tambahan: TechRadar & DigitalTrends.

Smartwatch Hybrid Terbaru Mondaine Tawarkan Sistem Notifikasi yang Cukup Unik

Smartwatch perdana Hublot boleh mencuri perhatian di Baselworld 2018, akan tetapi event tersebut sejatinya juga dibanjiri dengan deretan smartwatch hybrid yang menawan. Setelah Skagen dan Kronaby, kini giliran Mondaine yang unjuk gigi lewat smartwatch hybrid terbarunya, Helvetica Regular.

Perangkat ini merupakan penerus langsung Helvetica 1 yang dirilis di tahun 2015. Kekurangan utama Helvetica 1 adalah absennya fitur notifikasi, dan ini akhirnya sudah dibenahi oleh suksesornya. Kendati demikian, notifikasinya tentu hanya sebatas indikator saja, mengingat perangkat masih tetap tidak dilengkapi LCD.

Kalau Anda amati baik-baik, ada empat angka yang hilang dari wajah smartwatch ini (2, 4, 8, 10), yang rupanya telah digantikan oleh huruf “T”, “S”, “A” dan “M”. Masing-masing huruf tersebut merupakan indikator atas fungsi yang berbeda.

Sumber gambar: Wareable
Sumber gambar: Wareable

“T” merujuk pada “Telephone”, di mana jarum pendek akan menunjuk ke sana ketika ada panggilan telepon yang masuk ke smartphone. Di sisi lain, “M” merujuk pada “Message”, yang akan menjadi titik berhenti jarum pendek ketika ada notifikasi yang masuk dari sejumlah aplikasi seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, serta untuk email dan SMS.

“A” adalah singkatan dari “Activity”. Jadi ketika Anda tekan tombol sampingnya, jarum pendek akan menunjuk ke huruf ini, dan jarum panjangnya menunjuk ke angka pada lingkaran kecil di tengah (0 – 100), menandakan sudah sejauh mana progress aktivitas fisik Anda hari itu.

Terakhir, jarum pendek akan menunjuk ke huruf “S” ketika mode sleep tracking diaktifkan. Sayang mode ini tidak bisa aktif dengan sendirinya, melainkan dengan menekan tombol samping dan menahannya selama tiga detik.

Secara fisik, Mondaine masih mempertahankan desain minimalis nan elegannya, dan tentu saja font Helvetica masih menghiasi smartwatch secara menyeluruh. Diameter casing stainless steel-nya sedikit menciut menjadi diameter 40 mm, akan tetapi perangkat masih tahan air hingga kedalaman 30 meter.

Mondaine Helvetica Regular saat ini sudah dipasarkan seharga $660, dengan strap kulit yang tersedia dalam warna hitam, cokelat atau biru. Seperti halnya smartwatch hybrid lain, konsumen sama sekali tidak perlu bingung soal charging, sebab baterainya diklaim bisa bertahan sampai dua tahun.

Sumber: Pocket-lint dan Wareable.

Smartwatch Hybrid Baru Skagen Mampu Menyamar Sempurna Sebagai Arloji Klasik

Sebagai respons dari invasi merek-merek consumer electronics ke ranah wearable, Skagen Denmark ialah satu dari banyak brand aksesori dan fashion yang ikut memperkenalkan smartwatch. Anak perusahaan Fossil ini melakukan debut di segmen tersebut pada tahun 2016, namun baru di awal tahun ini mereka meluncurkan versi lebih canggih berbekali Android Wear 2.0.

Tapi ketika kita mengira Skagen akan menerapkan standar modern lengkap dengan layar sentuh di smartwatch anyarnya, mereka malah memanfaatkan pendekatan desain produk perdananya. Di Baselworld 2018, Skagen menyingkap jam pintar berkonsep hybrid baru bernama Holst. Sang produsen menyediakan dua pilihan, namun semuanya mengusung rancangan klasik minimalis layaknya dress watch.

Smartwatch Holst merupakan ekspansi dari keluarga jam analog Skagen Holst yang telah ada. Menariknya, berbeda dari smartwatch bertema mekanis yang memiliki banyak complication, Skagen menghemat banyak aspek di bagian dial-nya. Holst hanya memiliki dua jarum, dengan garis-garis penunjuk waktu standar serta angka-angka indikator mungil yang diposisikan di bagian pinggir. Anda mungkin tak akan menyangka bahwa ia adalah jam pintar.

Aspek andalan lain dari Skagen Hybrid Holst adalah pemanfaatan material titanium. Titanium merupakan logam yang lebih padat dan lebih ringan dari stainless steel, membuatnya lebih kuat serta tiga kali lebih keras dari bahan baja anti-karat. Berdasarkan pengakuan Wareable, smartwatch Holst terasa begitu enteng bahkan saat Anda mengenakan model dengan strap rantai logam. Alternatifnya, ada opsi varian ber-strap kulit.

Untuk berinteraksi dengan fitur-fiturnya, smartwatch Holst mempunyai tiga tombol fisik yang diposisikan di bagian kanan tubuh ala chronograph. Berdasarkan foto-fotonya, perangkat sepertinya menggunakan lug berukuran standar dan spring bar biasa, mempersilakan kita menggonta-ganti strap-nya.

Fossil belum memberikan informasi terkait spesifikasi serta software yang digunakan oleh Holst. Kemungkinan besar, ia menyajikan fungsi smartwatch hybrid Skagen terdahulu, termasuk kapabilitas fitness tracking dan juga fitur notifikasi app serta panggilan.

Belum diketahui kapan dua model smartwatch hybrid Holst ini akan tersedia, namun boleh jadi Fossil/Skagen akan melepasnya sebagai bagian dari jajaran koleksi musim semi atau musim panas mereka. Produsen kabarnya menjajakan model ber-strap kulit seharga US$ 175, dan membanderol model all-metal di US$ 195.

Buat saya, faktor terunik Skagen Hybrid Holst adalah absennya elemen-elemen yang menunjukkan bahwa ia merupakan smartwatch. Tidak ada logo Bluetooth, bahkan tidak ada pula indikator status target olahraga harian. Saya menduga, informasi itu akan ditunjukkan oleh dua jarum utama begitu Anda menekan tombolnya.

Via TechRadar. Header: TechRadar.

Lenovo Watch 9 Adalah Smartwatch Hybrid Berdesain Elegan dan Berharga Amat Terjangkau

Menurut saya, ada dua alasan mengapa smartwatch hybrid bisa menjadi alternatif yang menarik. Pertama, karena tidak memiliki layar, baterainya sangat awet. Pada kenyataannya, baterai yang digunakan seringkali bukanlah baterai rechargeable, dan bisa bertahan sampai berbulan-bulan. Kedua, penampilannya lebih mendekati jam tangan konvensional.

Besar atau tidak pangsa pasarnya dibanding smartwatch digital, yang pasti smartwatch hybrid masih punya tempat di hati konsumen. Lenovo mengamini pendapat tersebut dengan meluncurkan sebuah smartwatch hybrid di samping trio smartphone barunya.

Dijuluki Lenovo Watch 9, penampilannya kelihatan sangat minimalis. Kerangkanya terbuat dari bahan stainless steel, sedangkan strap-nya terbuat dari silikon, dengan motif perforated yang menumbuhkan kesan sporty di tengah-tengah nuansa menyeluruh yang elegan. Perangkat tahan air hingga kedalaman 50 meter.

Lenovo Watch 9

Wajahnya diproteksi oleh kaca safir, dan di sini bisa Anda lihat tidak ada angka-angka terkecuali indikator kecil bertuliskan angka 0 – 100 untuk memantau progress pengguna. Seperti halnya smartwatch hybrid lain, Watch 9 dapat memonitor beragam aktivitas fisik pengguna (jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar, pola tidur, dan lain sebagainya).

Meneruskan notifikasi juga bisa dilakukan, tapi hanya sebatas bergetar ketika ada notifikasi yang masuk ke ponsel. Fitur pintar lainnya adalah menjadi remote control atas kamera ponsel via gesture mengguncangkan tangan.

Terkait kompatibilitasnya, Lenovo Watch 9 dapat digunakan bersama perangkat Android maupun iOS, sedangkan baterainya diklaim bisa bertahan sampai 12 bulan. Perangkat ini kabarnya bakal dipasarkan mulai 23 Maret, tapi sayang hanya di Tiongkok saja. Sangat disayangkan mengingat harganya amat terjangkau: cuma 129 yuan atau ± 280 ribu rupiah.

Sumber: GizmoChina dan Gagadget.

NYSW Adalah Fitness Tracker Elegan Berpenampilan Arloji Chronograph Klasik

Ada beberapa keunggulan dari pemanfaatan layar untuk menampilkan informasi di smartwatch: konten aplikasi disuguhkan secara interaktif serta menarik, lalu Anda juga bisa mengganti watch face-nya kapanpun. Tapi kendala umum dari penggunaan layar LED seperti di Gear S3 atau Apple Watch adalah konsumsi baterai yang cukup besar.

Solusi yang diambil oleh tim New York Standard Watch Company dalam merakit smartwatch barunya buat mengatasi kekurangan ini sangat simpel, namun efektif, bahkan bisa menggaet mereka yang masih menyukai arloji dibanding perangkat pintar wearable. Startup asal Amerika itu memperkenalkan NYSW, smartwatch dengan ‘dashboard‘ informasi analog, membuatnya menyerupai jam chronograph.

NYSW 1

Tim desainer mengganti mengganti seluruh komponen layar digital dengan elemen analog. Hasilnya, NYSW terlihat begitu elegan. Case serta back cover-nya terbuat dari baja anti-karat 316L, dipoles dengan berlian agar menghasilkan permukaan seperti cermin. Untuk dial-nya, New York Standard Watch Company memanfaatkan kaca safir – bahan ini sangat kuat, merupakan material terkeras kedua setelah permata.

NYSW 3

NYSW mampu menyesuaikan waktu bergantung dari tempat Anda berada, serta menampilkan informasi tanggal ala jam tangan klasik. Tapi jika dilihat lebih teliti, Anda akan menemukan beberapa hal yang tidak biasa. Contohnya di subdial. Bagian yang biasanya menampilkan tanggal, bulan atau detik itu digantikan oleh icon-icon app dan sosial media (Facebook, Instagram, Twitter, sampai notifikasi pesan atau panggilan masuk) serta status dari target fitness harian.

NYSW 2

Layaknya smartwatch, NYSW tersambung ke smartphone via Bluetooth. Dibantu app companion, kita dapat mencari tahu banyaknya langkah serta jumlah pembakaran kalori, menyetel pengingat agar Anda tidak lupa untuk mengonsumsi air putih atau meminum obat, serta memasang countdown ala chronograph sejati. Notifikasi – baik untuk aplikasi, panggilan telepon, atau saat countdown berakhir – disajikan berupa getaran.

NYSW 4

Untuk fungsi penunjuk waktu, New York Standard Watch Company memanfaatkan mesin buatan Jepang. Teknologi pedometer (penghitung langkah) di NYSW juga diklaim paling presisi di kelasnya, bahkan lebih tepat dari Fitbit 2. Baterai smartwatch ini diisi ulang melalui metode wireless charging, namun bahkan jika Anda lupa (atau tak mau menggunakan fitur pintarnya), NYSW tetap dapat bekerja seperti jam tangan biasa.

Selama periode crowdfunding masih berlangsung di Kickstarter, NYSW bisa Anda pesan seharga mulai dari US$ 200. New York Standard Watch Company menyediakan beberapa pilihan desain berbeda, dengan latar belakang dial hitam atau putih, serta strap interchangeable kulit atau stainless steel.

Misfit Kembali Luncurkan Smartwatch Berwajah Analog, Misfit Command

Produsen smartwatch Misfit kembali merilis produk baru, kali ini yang berwujud hybrid alias analog ketimbang yang menjalankan sistem operasi Android Wear 2.0. Dinamai Misfit Command, desainnya tampak minimalis sekaligus menumbuhkan nuansa klasik, tapi sebagai smartwatch tentunya ia juga mengemas sejumlah fitur pintar.

Ini bukan pertama kalinya Misfit merilis smartwatch hybrid. Baru tahun lalu, mereka memperkenalkan Misfit Phase yang wujudnya bahkan lebih minimalis lagi, tapi di saat yang sama masih menawarkan kepintaran yang setara, yang mencakup fungsi activity dan sleep tracking, serta untuk meneruskan notifikasi dari smartphone.

Misfit Command

Fitur yang ditawarkan Command kali ini sebenarnya hampir tidak berbeda. Pengguna masih bisa memonitor parameter sederhana seperti jumlah langkah kaki, kalori yang terbakar, atau jarak tempuh. Yang berbeda adalah cara penyajian notifikasinya: kalau Phase mengandalkan indikator LED dengan warna yang berbeda, Command memanfaatkan iconicon mungil yang akan menyala guna mewakili tipe notifikasi yang diterima.

Mana yang lebih baik menurut saya tergantung pada selera masing-masing konsumen. Juga mirip dengan Phase adalah sebuah tombol multi-fungsi yang dapat diprogram untuk mengontrol jalannya musik di ponsel, mengambil foto menggunakan smartphone dari kejauhan, atau mencari lokasi ponsel yang hilang.

Misfit Command

Kalau memperhatikan desainnya, saya pribadi melihat Misfit Phase sebagai smartwatch hybrid yang ditujukan untuk konsumen wanita, lalu Command ini untuk kaum adam. Dimensi rangka stainless steel Command cukup besar dengan diameter 44 mm dan tebal 15 mm. Perangkat tahan air hingga kedalaman 50 meter, sedangkan strap 20 mm-nya dapat dilepas-pasang dengan mudah.

Satu hal yang selalu membuat smartwatch hybrid lebih superior ketimbang smartwatch digital adalah daya tahan baterai. Baterai kancing milik Command diklaim bisa bertahan sampai satu tahun sebelum perlu diganti dengan yang baru.

Konsumen yang tertarik saat ini sudah bisa membeli Misfit Command dari situs resminya. Di sana harganya dipatok Rp 1.634.900 untuk varian dengan strap silikon, atau Rp 1.852.900 untuk varian berwarna silver yang mengemas strap stainless steel.

Sumber: Digital Trends.

Unik, Smartwatch Martian mVoice G2 Mengemas Wajah Analog Sekaligus Digital

Sama seperti jam tangan tradisional, dewasa ini smartwatch juga terbagi dalam dua kategori: digital (Android Wear, Apple Watch, dan lain sebagainya) atau analog alias hybrid macam Nokia (Withings) Steel. Masing-masing tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, tapi Martian Watches menemukan bahwa keduanya bisa dipertemukan ke dalam satu kemasan.

Buah pemikiran mereka adalah Martian mVoice G2. Dibandingkan generasi pertamanya yang hanya memiliki segaris layar kecil di wajahnya, mVoice G2 mengemas satu layar OLED penuh yang membulat. Uniknya, layar monokrom tersebut disamarkan berkat kehadiran lapisan terluar yang merupakan wajah analog, lengkap dengan sepasang jarum jam mekanis.

Martian mVoice G2

Layar beresolusi 160 x 160 pixel ini tentu saja berfungsi untuk menampilkan notifikasi ataupun informasi lainnya. Yang cukup menarik, ketika ada notifikasi masuk dan pengguna hendak membacanya, kedua jarum jamnya akan bergerak sendiri ke angka 3 dan 9 supaya tampilan notifikasi tidak terganggu, lalu kembali ke posisi semula sesuai waktu pada saat itu ketika pengguna sudah selesai.

Di luar notifikasi, fitur pintar yang ditawarkan mVoice G2 mencakup memesan Uber, membeli barang dari Amazon, menggantikan tombol shutter kamera smartphone atau mengendalikan sejumlah perangkat smart home yang kompatibel. Pengoperasiannya mengandalkan sebuah digital crown di sisi kanan, yang diapit oleh sepasang tombol lain.

Martian mVoice G2

Tombol yang bawah berfungsi sebagai akses cepat ke watch face yang sudah ditetapkan sebelumnya, sedangkan tombol yang atas merupakan salah satu cara untuk memanggil asisten virtual. Bukan hanya satu, tapi tiga asisten sekaligus, yakni Amazon Alexa, Siri dan Google Assistant.

Ya, pengguna mVoice G2 dapat berinteraksi dengan trio asisten virtual tersebut secara langsung karena perangkat sudah dibekali speaker dan mikrofon. Atas alasan yang sama, mVoice G2 juga dapat dipakai untuk menerima panggilan telepon yang masuk ke smartphone yang tersambung via Bluetooth.

Martian mVoice G2

Karena menggunakan layar OLED monokrom, mVoice G2 menawarkan daya tahan baterai yang cukup awet, antara 7 – 10 hari dan dua jam waktu bicara. Sebagai jam tangan analog, mVoice G2 malah dapat beroperasi selama 60 hari penuh sebelum perlu diisi ulang.

Saat ini Martian sedang menawarkan mVoice G2 melalui situs crowdfunding Kickstarter dengan harga paling murah $119. Harga retail-nya diestimasikan berada di kisaran $245.

Sumber: Wareable.