Perjalanan Delapan Tahun Startup SaaS Bandung NoLimit

NoLimit adalah pengembang SaaS berplatform big data untuk monitor dan analisis media sosial. Startup tersebut mulai didirikan pada tahun 2010. Salah satu produk lamanya yang pernah diliput DailySocial adalah IndSight (Social Media Insight). Seiring waktu, NoLimit kini telah bertransformasi dan mematangkan ragam produk baru, masih seputar pengelolaan media sosial.

Untuk mengetahui lebih lanjut seputar pembaruan NoLimit, kami menghubungi CEO Aqsath Rasyid. Saat ini startup asal Bandung tersebut memiliki tiga pilar produk utama, yakni: (1) NoLimit Dashboard, (2) NoLimit Care, dan (3) Online Loyalty. Sistem dasbor membantu pengguna memantau dan menganalisis informasi yang disajikan dari media sosial. Termasuk memahami konsumen internet (warganet) dan kampanye online yang dilakukan kompetitor.

NoLimit Care menyajikan aplikasi yang membantu bisnis memiliki kanal terpadu untuk mengadakan layanan pelanggan melalui media sosial, termasuk via Facebook, Twitter, Instagram dan aplikasi chatting. Sementara itu Online Loyality adalah platform yang membantu meningkatkan keterlibatan warganet terhadap kampanye online yang dilakukan oleh brand. Saat ini kliennya sudah hadir dari berbagai vertikal industri, mulai dari perusahaan telekomunikasi, logistik, finansial hingga pemerintahan.

Kendati demikian Aqsath mengaku bahwa NoLimit tidak melakukan pivot, justru memperdalam cakupan layanan yang ada sebelumnya.

“Sebenarnya bukan pivot, justru kami melebar jika dibandingkan tahun 2012. Kami awalnya hanya mengembangkan Social Media Monitoring. Namun karena kebutuhan klien terkait media sosial beragam, akhirnya kami mengembangkan tools lain. Pada tahun 2016 kami mengelompokkan dan membuat ulang tools yang ada sehingga akhirnya dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian besar. Masing-masing bagian punya segmennya sendiri-sendiri,” jelas Aqsath.

Sejak tahun 2013 hingga saat ini, NoLimit dikelola dengan dua orang co-founder, yakni Aqsath dan Harimurti Prasetio yang menjabat CTO. NoLimit juga mengaku tidak melakukan fundraising. Operasional murni ditopang dari profit penjualan layanan dan produk.

Gambaran aplikasi NoLimit Care
Gambaran aplikasi NoLimit Care

Kiat bersaing dan bertahan ala NoLimit

Layanan serupa sudah banyak dan mudah ditemukan di internet, termasuk dari pengembang global. NoLimit cukup percaya diri untuk bersaing, khususnya dengan kompetitor dari luar. Aqsath menilai layanannya memiliki nilai lebih karena media sosial di Indonesia memiliki dinamika yang tinggi, sehingga dibutuhkan pemahaman lebih soal kultur tersebut.

“Seperti contohnya, banyak bahasa yang baru digunakan di media sosial seperti ‘cemungudh’ atau fenomena seperti ‘om telolet om’, sehingga ketika harus ditandingkan dengan tools luar membuat kita memiliki akurasi yang lebih tinggi,” terang Aqsath.

Sudut pandang yang tak kalah menarik tentang kebertahanan. Perkembangan teknologi yang sangat kencang biasa membuat penyedia layanan digital tumbang, tidak kuat mengikuti pembaruan yang dibutuhkan pangsa pasar. NoLimit punya kiat khusus untuk tetap melaju di tengah gejolak digital. Diterangkan Aqsath, startupnya begitu meyakini bahwa kunci utama pengembangan produk ialah mendengarkan dan merasakan langsung kebutuhan di pangsa pasar.

“Terkadang apa yang dikatakan market belum tentu yang dibutuhkan, tapi dengan sense, kita dapat merasakan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh mereka.”

Aqsath menyontohkan bagaimana pengguna dan konsumen media sosial di Indonesia berevolusi dan membuat produk seperti yang dibuat NoLimit mendapatkan kesempatan berbaur dengan bisnis.

“Di awal kami berdiri, media sosial belum semasif sekarang penggunaannya, sehingga market pun belum tau apa yang bisa dilakukan dengan media sosial. Tapi kami melihat bahwa media sosial merupakan media komunikasi dan alat yang bagus untuk membangun komunikasi antara perusahaan/pemerintah dengan konsumen/rakyatnya tanpa adanya batasan jarak dan waktu, sehingga kami terus berpikir dan merenung mengenai potensi apa yang bisa diberikan oleh media sosial terhadap market dan apa yang kira-kira mereka butuhkan.”

Faktor lain yang juga ditekankan bersifat pribadi, yakni kemauan untuk belajar dan berkembang. Aqsath menceritakan sejak awal berdiri hingga sekarang, banyak perubahan di lingkungan sekitar NoLimit, seperti media sosial mengalami banyak perubahan dan perkembangan, pasar pun mulai berkembang pengetahuannya dan cara menggunakan media sosialnya. Sehingga solusi yang diberikan di awal berdiri hingga sekarang pun harus mengalami perubahan.

“Di NoLimit, kami tidak henti-henti untuk terus mendengar kebutuhan market dan tidak berpuas diri, sehingga terus melakukan perubahan dari engine kami. Ketika kita terus belajar dan berkembang, maka kita akan terus relevan terhadap market dan akhirnya dapat terus bertahan dan berkembang,” lanjut Aqsath.

Layaknya startup lain, NoLimit pun tidak luput dari hambatan. Umumnya hambatan itu justru dimulai dari faktor internal, pun demikian yang terjadi di NoLimit.

“Memang yang paling berat ketika kita bermasalah di unsur internal. Di awal berdiri (2010), masalah internal terus menghambat kami untuk berkembang. Untungnya ketika 2013, masalah internal itu sudah selesai dan kami lebih siap untuk mengembangkan perusahaan di tahun-tahun berikutnya.”

Tiga fase yang dilalui dalam bisnis

Dalam bisnis NoLimit meyakini adanya 3 fase yaitu survive, grow, dan sustain. Tiga faktor tersebut terbentuk dari unsur internal dan eksternal dalam lingkungan bisnis.

“Fase survive, alhamdulillah sudah kami lalui. Fase grow sedang kami lalui, sehingga sekarang kami mulai menginisiasi untuk masuk ke fase sustain. Di internal kami memantapkan struktur organisasi, penjenjangan, dan sistem internal sehingga pada akhirnya NoLimit tidak lagi bergantung kepada perseorangan, tetapi memiliki sistem yang dapat dijalankan oleh siapa pun orangnya.”

“Di eksternal, kami mulai menginisiasi untuk memasarkan produk ke pasar yang lebih umum, karena selama ini klien kami sebagian besar adalah B2B. Ketika kami menyasar ke pasar yang lebih umum, mungkin nilai per customer-nya kecil tetapi volumenya besar, sehingga secara sustainability lebih terjaga.”

Selain akan terus melakukan eksplorasi dan pengembangan produk, NoLimit juga sudah ada rencana untuk mulai menjangkau pasar yang lebih luas. Pihaknya telah merencanakan ekspansi di waktu mendatang.

“Selain itu, kami juga mulai merencanakan untuk memasarkan produk NoLimit ke pasar internasional, mungkin dalam 1-2 tahun ke depan,” tutup Aqsath.

Pebisnis, Jangan Sampai Mengabaikan 4 Hal Mendasar tentang Media Sosial Ini

Perlu diakui, zaman media sosial ini memudahkan manusia untuk mencari tahu akan banyak hal. Keran informasi terus mengucur di kanal-kanal media sosial yang ada, sehingga orang-orang kini tak perlu lagi memaksakan diri untuk menunggu newsflash di televisi bila ingin mengetahui tentang info yang sedang hangat.

Untungnya, media sosial bukan hanya untuk individu-individu yang hidup di zamannya saja. Semua bisnis juga bisa hidup dan menjadi sorotan di alam media sosial. Ya, semua. Termasuk perusahaan yang Anda kelola, entah itu besar atau kecil, rintisan atau mapan.

Yang disayangkan adalah para pebisnis seringkali terlalu terkonsentrasi pada sales dan marketing, sampai terlupa bahwa media sosial juga termasuk di dalam dua departemen itu. Anda juga termasuk pebisnis yang demikian?

Pekerjaan kantor dari berbagai divisi memang sudah cukup menyita pikiran Anda, sampai-sampai hal mendasar dari media sosial dikesampingkan. Tapi, jangan sampai bisnis Anda tidak terlihat gaungnya di media sosial!

Bagaimana caranya untuk bisa menjaga gaung di media sosial? Mari ikuti pembahasan berikut ini.

1. Konten

Content is king,” ujar Bapak Microsoft Bill Gates. Ungkapan itu mungkin klise dan berlebihan di telinga orang-orang, tapi jika Anda sudah menyikapi konten media sosial perusahaan, Anda akan tahu bahwa Bill Gates tidak sedang bercanda.

Strategi dan pemahaman karakter kanal media sosial yang Anda gunakan adalah langkah utama dalam mengemas konten. Pahami bahwa, misalnya konten Facebook sebaiknya memuat link di dalam tulisan dan gambar yang mobile-friendly, atau tulisan di Twitter yang sebaiknya berisi call-to-action dan menghindari penyingkatan kata.

2. Timing

Setelah punya strategi konten yang matang, timing yang tepat adalah hal selanjutnya yang harus Anda perhatikan. Timing ini berkaitan dengan waktu post dan tingkah laku audience.

Perusahaan Anda mungkin bekerja dari pukul 9 pagi sampai 5 sore. Tapi, akun media sosial harus tetap “hidup” melebihi rentang waktu itu, sebab audience Anda belum tentu aktif di media sosial pada jam kerja saja.

Untuk eksekusinya, Anda tidak perlu mengurangi jam tidur atau mengundur waktu berlibur. Cukup lakukan scheduling post yang sudah disesuaikan dengan perilaku audience dengan tools yang tepat, seperti ombaQ.

3. Engagement

Konten Anda boleh saja menarik dan sedap dilihat. Namun jika tidak bisa mengajak audience untuk terlibat dan menyelami brand Anda, buat apa?

Itulah pentingnya memahami poin nomor satu yang sebelumnya disebutkan. Karena, dengan menguasai konten sebaik mungkin, Anda telah membuka kemungkinan yang besar untuk konten Anda bisa meningkatkan engagement.

Setelah itu, like, retweet, dan comment mungkin akan mengalir deras. Dan itulah saatnya untuk Anda berinteraksi dengan audience. Untuk membuatnya lebih efisien, lakukan cross-channel engagement.

4. Statistik

Saatnya melihat hasil usaha Anda dalam mengembangkan sales dan marketing di media sosial. Anda harus membuka pandangan dan melihat bagaimana perusahaan Anda dipandang oleh mereka yang hidup di dunia media sosial.

Untuk yang satu ini, Anda lagi-lagi memerlukan tools semacam ombaQ yang efektif dalam melihat secara tepat apa yang terjadi di kanal media sosial Anda, dan juga yang memudahkan Anda untuk mempresentasikan statistik ke dewan direksi perusahaan dan rekan kerja.

Setidaknya, itulah empat hal yang terkesan sederhana tetapi penting untuk Anda perhatikan, agar bisnis Anda terus berkembang tidak hanya dalam meraup rupiah, tapi juga dikenal secara positif di media sosial. Empat hal ini adalah dasar, dan Anda bisa mengembangkan sendiri dasar ini agar perusahaan Anda memiliki taji di media sosial.

*) Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh ombaQ.

Daftar Infografis Alat Social Media Monitoring

Anda pengguna media sosial dan membutuhkan pilihan social media monitoring tools untuk membantu pekerjaan menganalisis akun media sosial perusahaan Anda atau akun pribadi? Infografis di bawah ini mungkin bisa membantu menentukan pilihan.

Continue reading Daftar Infografis Alat Social Media Monitoring