Tahun Depan, Harman/Kardon Luncurkan Speaker Berbekal Integrasi Asisten Virtual Cortana

Amazon patut berbangga. Pasalnya, mereka berhasil memulai tren speaker bertenaga asisten virtual lewat lini perangkat Amazon Echo yang dibekali integrasi Alexa. Google kemudian menyusul dengan Google Home, lalu SoundHound juga tak mau kalah dengan memperkenalkan speaker bernama Hurricane, yang merupakan hasil kolaborasinya dengan Boombotix.

Sekarang, Microsoft rupanya juga tidak mau kehilangan kesempatan. Mereka mengumumkan bahwa Harman/Kardon – yang baru-baru ini diakuisisi oleh Samsung – tengah bersiap untuk merilis speaker berbekal integrasi Cortana tahun depan. Perangkat audio premium bertemu asisten virtual, demikian pandangan Microsoft terhadap produk ini.

Harman/Kardon sendiri hanya salah satu dari mitra yang tertarik mengembangkan speaker bertenaga Cortana. Ke depannya pasti akan ada lebih banyak lagi pabrikan audio yang tertarik, mengingat Microsoft telah membuka akses software development kit (SDK) Cortana Devices yang kompatibel dengan beragam platform selain Windows.

Ini sebenarnya bukan pertama kali Microsoft bekerja sama dengan Harman/Kardon. Di ajang CES 2016 kemarin, Harman/Kardon mengumumkan rencananya untuk menyematkan Office 365 ke dalam sistem infotainment mobil besutannya.

Bicara soal sistem infotainment mobil, Microsoft sendiri juga punya rencana besar terhadap segmen ini, dimana mereka berharap nantinya Cortana juga bisa terintegrasi ke dashboard mobil. Implementasinya mungkin tidak jauh berbeda dari Apple CarPlay atau Android Auto, namun tidak ada yang berani mengonfirmasi sampai detik ini.

Kembali ke speaker bertenaga asisten virtual, sejatinya bisa disimpulkan semua pihak yang mempunyai asisten virtual tertarik untuk membuntuti jejak sukses Amazon Echo. Sejauh ini nampaknya tinggal Apple saja yang belum mengambil langkah. Seandainya mereka juga tertarik, mereka sebenarnya sudah punya sumber daya yang cukup, yakni Beats Audio dan Siri.

Sumber: ZDNet dan Windows Blog.

SoundHound Umumkan Speaker Pintar Penantang Amazon Echo dan Google Home

Kemunculan Google Home menandai era baru persaingan wireless speaker pintar bertenaga artificial intelligence yang dimulai oleh Amazon Echo. Namun sebentar lagi akan ada penantang baru dari nama yang tidak kalah terkenal, yaitu SoundHound.

Ya, perusahaan pembuat aplikasi penebak judul lagu tersebut telah bekerja sama dengan pabrikan audio Boombotix guna menciptakan sebuah wireless speaker yang dibekali kecerdasan asisten virtual-nya, Hound. Dijuluki Hurricane, ia merupakan penantang yang ideal buat Amazon Echo maupun Google Home.

Seperti kedua speaker tersebut, pengoperasian Hurricane banyak mengandalkan perintah suara, dimana pengguna akan bercakap-cakap dengan Hound menggunakan bahasa yang alami. Anda penasaran dengan lagu-lagu baru? Cukup ucapkan “OK Hound, let’s hear something new,” dan speaker akan memutar playlist sesuai dengan permintaan Anda.

Amazon Echo punya Alexa, Google Home punya Google Assistant, dan Boombotix Hurricane punya Hound / Business Wire
Amazon Echo punya Alexa, Google Home punya Google Assistant, dan Boombotix Hurricane punya Hound / Business Wire

Selain memutar musik, Hound juga bisa memberikan informasi seputar ramalan cuaca, berita terkini, status penerbangan, dan masih banyak lagi, termasuk halnya pencarian restoran di area sekitar berkat integrasi Yelp. Anda tidak perlu meragukan akurasi dan kecepatan Hound dalam mendengar dan memahami percakapan, sebab industri sudah membuktikannya – Samsung memanfaatkan platform di balik Hound untuk lini perangkat smart home-nya.

Meski AI memegang peranan penting dalam Hurricane, kinerja audio masih menjadi fokus utama SoundHound dan Boombotix. Speaker ini dibekali sepasang full-range driver dan sebuah subwoofer aktif berdaya 10 watt. Dimensinya yang ringkas turut didukung oleh kehadiran baterai internal, yang berarti pengguna bisa memakainya di mana saja tanpa perlu dicolokkan ke stop-kontak.

Boombotix Hurricane saat ini sudah bisa dipesan melalui Kickstarter seharga $129. Harga retail-nya diperkirakan berkisar $199.

Sumber: Business Wire.

Tivoli Audio Luncurkan Lini Speaker Baru dengan Teknologi Multi-Room ala Sonos

Tahun demi tahun, lawan Sonos di ranah sistem audio multi-room terus bermunculan. Yang terbaru datang dari Boston di bawah nama Tivoli Audio. Yup, pabrikan yang dikenal akan produk-produknya yang berdesain klasik ini memperkenalkan lini perangkat baru bernama ART untuk bersaing dengan Sonos dan lainnya.

ART sendiri merupakan singkatan dari “Audio Reimagined Together”. Meski demikian, nama ini masih bisa menggambarkan kepedulian Tivoli Audio akan nilai estetika, seperti yang bisa kita lihat dari dua speaker di lini ini, yakni Cube dan Orb.

Keduanya sama-sama berdimensi ringkas dan dibuat menggunakan perpaduan material kayu plus kain. Cube tampak sangat simpel dengan bodi kubusnya, sedangkan Orb berwujud bulat pipih, ideal untuk dipasangkan pada tembok. Pun begitu, baik Cube maupun Orb bisa menjadi dekorasi ruangan yang pas saat diletakkan di atas meja.

Sama seperti Cube, Orb bisa dikonfigurasikan menjadi setup stereo atau multi-room / Tivoli Audio
Sama seperti Cube, Orb bisa dikonfigurasikan menjadi setup stereo atau multi-room / Tivoli Audio

Aspek simpel terus diperkuat dengan minimnya jumlah tombol pada bodi Cube dan Orb. Pelat atasnya telah ditanami panel sentuh untuk memutar dan menghentikan musik, namun keduanya sama-sama lebih ditujukan untuk penggunaan berbasis aplikasi smartphone.

Menyambung ke Wi-Fi, Cube dan Orb bisa dikonfigurasikan menjadi sistem multi-room seperti Sonos. Pengguna tetap bisa memakainya seperti speaker Bluetooth biasa dalam konfigurasi mono, atau stereo menggunakan dua speaker sekaligus.

ConX dapat menjadikan turntable lawas sebagai sumber audio nirkabel, atau menyulap speaker kawak menjadi wireless / Tivoli Audio
ConX dapat menjadikan turntable lawas sebagai sumber audio nirkabel, atau menyulap speaker kawak menjadi wireless / Tivoli Audio

Streaming dari layanan seperti Spotify maupun Deezer sangat dimungkinkan dengan Cube dan Orb. Namun Tivoli Audio masih punya penawaran unik lain dalam wujud sebuah Wi-Fi transmitter bernama ConX. Dengan ConX, pengguna bisa meneruskan audio dari sumber apapun, bahkan turntable atau pemutar kaset lawas sekalipun.

Selebihnya, ConX juga dapat berfungsi seperti Chromecast Audio, dimana pengguna dapat mengubah speaker lawasnya menjadi wireless dengan menyambungkan ConX. Ketiga produk dari lini ART ini sekarang sudah dipasarkan dengan harga $199 untuk Cube, $249 untuk Orb dan $59 untuk ConX.

Sumber: TheNextWeb dan Tivoli Audio.

Berdaya Total 1.000 Watt, Speaker Bluetooth Ini Bisa Dijadikan Amplifier Gitar

Masih ingat di zaman 90-an dimana hampir semua video klip musik sepertinya melibatkan seseorang yang tengah menggotong Boombox untuk memeriahkan suasana? Pabrikan asal AS, Pyle, tampaknya ingin kita kembali menghidupi era tersebut lewat produk barunya yang bernama Street Blaster X.

Tentu saja ada sentuhan modern di sini, dan perangkat tak lagi melibatkan kaset pita yang sudah usang. Street Blaster X pada dasarnya merupakan speaker Bluetooth. Namun jangan samakan dengan yang ada di pasaran, ukurannya jauh dari kata ringkas, dan di balik bodi bongsor tersebut, Street Blaster X siap ‘mengaum’ dengan total daya 1.000 watt.

Daya sebesar ini tentu saja ditujukan untuk reproduksi volume dan dentuman bass yang maksimal. Kendati demikian, Street Blaster X masih menyimpan sejumlah aspek portabilitas, salah satunya adalah baterai berdaya tahan 5,5 jam ketika terisi penuh.

Street Blaster X akan mengubah pandangan Anda terhadap speaker Bluetooth / Pyle
Street Blaster X akan mengubah pandangan Anda terhadap speaker Bluetooth / Pyle

Konektivitasnya mencakup Bluetooth, NFC, jack 3,5 mm, input USB plus FM tuner. Menariknya, Street Blaster X juga bisa dijadikan amplifier gitar sekaligus dicoloki mikrofon. Volume musik, gitar dan mikrofon bisa diatur secara terpisah, begitu juga dengan treble dan bass.

Ya, pada dasarnya Street Blaster X bisa dianggap sebagai mesin karaoke portable. Ia bahkan dibekali efek echo yang bisa diaplikasikan pada vokal maupun suara gitar. Singkat cerita, Anda ingin membawa Street Blaster X ke setiap pesta yang Anda hadiri, sama seperti fungsi utama Boombox di zaman keemasannya.

Street Blaster X saat ini sudah tersedia dan bisa dibeli langsung dari situs Pyle USA. Harganya dipatok $284.

Sumber: Digital Trends.

Berkat Fitur PartyUp, Pengguna Speaker Ultimate Ears Bisa Sambungkan Hingga 50 Speaker Sekaligus

Ada alasan mengapa Ultimate Ears Boom, Boom 2 dan Megaboom menjadi primadona di ranah speaker Bluetooth. Selain desain tahan banting dan kualitas suara yang memukau, ketiganya rutin menerima firmware update yang mendatangkan fungsionalitas baru.

Yang paling gres, tampilan aplikasi pendampingnya dirombak menjadi lebih simpel dan mudah dinavigasikan. Tapi yang lebih penting adalah fitur bernama PartyUp, yang memungkinkan pengguna untuk menghubungkan lebih dari dua speaker secara bersamaan.

Sebanyak apa? Total hingga 50 speaker bisa terhubung secara bersamaan, UE bahkan sempat mengujinya dengan 150 unit speaker sekaligus. Lebih hebatnya lagi, 49 speaker tersebut terhubung ke satu speaker sebagai host, bukan dengan metode daisy-chaining.

Yang tidak kalah menarik adalah pengguna tidak perlu menyalakan satu per satu speaker terlebih dahulu. Aplikasinya akan mendeteksi semua speaker yang berada dalam jangkauan, dan pengguna bisa menyalakan masing-masing langsung dari situ, dengan catatan semuanya menjalankan firmware terbaru.

Setelahnya, pengguna tinggal menggeser tiap-tiap speaker ke atas untuk disambungkan dengan host. Jadi bayangkan, seandainya Anda punya sembilan teman yang memiliki Boom, Boom 2 atau Megaboom; Anda bisa mengadakan pesta super-meriah dengan total sepuluh speaker yang memutar musik yang sama – atau mungkin flash mob?

Volume untuk semua speaker bisa diatur secara bersamaan, tetapi pengguna juga bisa menyesuaikannya satu per satu. Pairing antar perangkat juga dapat dilakukan secara manual dengan menekan dan menahan tombol Bluetooth beserta volume up pada speaker yang menjadi host, lalu klik dua kali pada tombol Bluetooth milik speaker lain di dekatnya.

Sumber: Engadget.

Berdesain Keren, Speaker Multi-Room Whyd Bisa Dikendalikan dengan Perintah Suara

Apa jadinya ketika speaker multi-room Sonos Anda kawinkan dengan Amazon Echo? Di satu sisi, Sonos sudah sangat dikenal sebagai pionir sistem multi-room. Di sisi lain, Amazon Echo memopulerkan tren baru dimana speaker bisa dikendalikan via perintah suara yang terdengar alami.

Whyd bisa Anda anggap sebagai buah perkawinan kedua speaker tersebut. Multi-room dan voice command merupakan dua atribut utama dari Whyd; Anda bisa menyambungkan dua speaker menjadi konfigurasi stereo, dan Anda bisa mengontrolnya dengan instruksi seperti “play my morning playlist“.

Pada kenyataannya, Whyd dibekali oleh total 5 mikrofon plus teknologi noise cancelling, memastikan bahwa suara Anda akan terdengar jelas di mana pun Anda berada di dalam ruangan. Seandainya Anda tidak terbiasa dengan perintah suara, sisi atas Whyd merupakan panel sentuh yang bisa membaca beragam gesture.

Kualitas suaranya sendiri tidak bisa dianggap sepele. Empat buah speaker 40 mm bertugas menyebarkan suara ke semua sudut ruangan (360 derajat), dan sebuah subwoofer berukuran 100 mm bertanggung jawab atas dentuman bass yang mantap. Daya disuplai oleh amplifier Class-D, sedangkan respon frekuensinya berkisar 35 – 20.000 Hz.

Bagian atas Whyd merupakan panel sentuh yang bisa membaca beragam gesture / Whyd
Bagian atas Whyd merupakan panel sentuh yang bisa membaca beragam gesture / Whyd

Semuanya dikemas dalam wujud seperti telur yang kelihatan imut sekaligus elegan. Pada bagian sisinya yamg berlapis kain rajutan, tertanam layar LCD yang berperan sebagai indikator. Dimensinya tidak terlalu besar, dengan tinggi sekitar 30 cm, diameter 19 cm dan bobot 3,8 kg.

Perihal konektivitas, Whyd telah dibekali Wi-Fi, Bluetooth, serta kompatibel dengan AirPlay. Ia juga bisa memutar musik dari layanan streaming seperti Spotify, Apple Music, SoundCloud, Deezer, Tidal dan Google Play Music.

Harga juga merupakan faktor menarik lain dari Whyd. Banderol $500 membuatnya bersaing langsung dengan Sonos Play:5. Kendati demikian, konsumen yang tertarik bisa melakukan pre-order dan mendapat potongan harga senilai $200.

Sumber: Engadget dan Whyd.

Sony Glass Sound Speaker Menyamar Sebagai Lentera yang Anggun

Bosan dengan desain speaker Bluetooth yang begitu-begitu saja? Sony punya satu yang amat menarik. Dijuluki Glass Sound Speaker, ia merupakan perpaduan antara sebuah lampu meja dan speaker. Dari kejauhan, cahaya yang dipancarkan bohlam LED-nya tampak seperti lentera.

LED tersebut dikemas dalam kaca berbentuk silinder yang terlihat sangat elegan. Tapi jangan salah, bagian kacanya ini bukan sekadar dekorasi semata, melainkan juga berdampak pada kualitas suara dengan adanya tiga pilar yang bertugas membuat kaca bergetar sehingga suara terdengar lebih realistis.

Tepat di bagian bawah lampu LED-nya merupakan sebuah woofer 2 inci yang bertanggung jawab atas produksi suara di frekuensi mid-range. Di ujung paling atas, tertanam passive radiator transparan yang dipercayai sebagai penghasil dentuman bass yang mantap.

Di bawah bohlam LED-nya bernaung sebuah woofer 2 inci / Sony
Di bawah bohlam LED-nya bernaung sebuah woofer 2 inci / Sony

Penampilannya secara keseluruhan memang tidak terlihat seperti speaker sama sekali, apalagi mengingat semua tombol pengoperasiannya disembunyikan di permukaan bawah. Pengguna juga bisa menyambungkan dua speaker menjadi konfigurasi stereo.

Glass Sound Speaker mengandalkan konektivitas Bluetooth LDAC yang diyakini mampu meneruskan data tiga kali lipat lebih banyak ketimbang teknologi Bluetooth standar demi menyuguhkan kualitas suara yang lebih baik. Baterainya bisa bertahan selama 4 jam, tapi pengguna juga bisa memakainya dengan dicolokkan ke stop kontak, plus tersedia jack 3,5 mm untuk perangkat sumber audio yang tidak dilengkapi Bluetooth.

Sony Glass Sound Speaker sejatinya lebih cocok diperlakukan sebagai dekorasi ruangan ketimbang speaker, terutama setelah melihat banderol harganya yang mencapai $800. Namun kalau faktor estetika merupakan prioritas, sepertinya sulit menemukan speaker Bluetooth lain yang seanggun ini.

Sumber: TheNextWeb dan Sony.

BeatBringer Adalah Speaker Bluetooth Perkasa yang Menyamar Sebagai Tas Ransel

Konsep musik di mana saja sudah terwujud sejak lama berkat kontribusi headphone dan earphone, sedangkan konsep musik di mana saja untuk sejumlah orang direalisasikan oleh speaker Bluetooth. Yang belum? Musik di mana saja untuk semua orang.

Pada dasarnya kita membutuhkan speaker berukuran besar untuk bisa menghasilkan dentuman bass yang dahsyat dan terasa menggelegar di dada banyak orang sekaligus. Tapi lalu bagaimana caranya supaya speaker tersebut bisa tetap terasa portable? Sematkan sepasang strap dan perlakukan ia sebagai tas ransel.

Itulah jawaban dari sebuah startup asal Denmark yang mengembangkan BeatBringer, alias “The Speaker Backpack”. Yup, jangan tertipu dengan wujudnya, ia sebenarnya merupakan speaker yang perkasa yang menyamar sebagai sebuah tas ransel.

BeatBringer mengusung sepasang woofer berukuran besar, sepasang dome tweeter dan port Bass Reflex / BeatBringer
BeatBringer mengusung sepasang woofer berukuran besar, sepasang dome tweeter dan port Bass Reflex / BeatBringer

Ukuran BeatBringer jauh dari kata ringkas; bobotnya saja mencapai angka 5,8 kg. Namun hal itu tidak terlalu menjadi masalah mengingat ia bisa dikenakan seperti sebuah tas ransel, dengan bagian belakang berlapis padding supaya punggung pengguna tidak pegal-pegal terbentur komponen speaker yang keras.

Anda tidak bisa menyimpan barang dalam BeatBringer karena ia telah dihuni oleh deretan komponen audio kelas berat. Utamanya adalah sepasang woofer 6 inci yang bertanggung jawab atas sensasi dentuman bass di dada, didukung oleh sepasang port Bass Reflex. Untuk frekuensi tinggi, BeatBringer memercayakannya pada sepasang dome tweeter berukuran 25 mm.

Daya disuplai oleh power amplifier yang terdiri dari 2 x 75 W + 2 x 25 W class D amplifier. Dipadukan semuanya, BeatBringer sanggup menghasilkan output suara dengan volume di atas 110 dB. Semua ini dikemas dalam case ABS polymer yang kokoh, tahan banting dan tahan air.

Panel belakang atas BeatBringer saat sedang dibuka / BeatBringer
Panel belakang atas BeatBringer saat sedang dibuka / BeatBringer

Di satu sisi, BeatBringer masih merupakan speaker Bluetooth. Ia juga dilengkapi NFC untuk memudahkan proses pairing, serta jack 3,5 mm standar jika diperlukan. Panel belakang atasnya bisa dibuka untuk mengakses mode konektivitas, kenop volume, indikator baterai sampai port USB yang bisa dijadikan power bank dadakan untuk ponsel.

Baterainya sendiri bisa bertahan selama sekitar 15 jam pemakaian. Komponen ini disembunyikan di panel belakang bawah, serta mengandalkan koneksi XLR untuk memastikan suplai daya berlangsung stabil dan tidak terpengaruh getaran, terutama ketika dipakai pengguna sambil berlari atau berjoget.

BeatBringer sederhananya tidak lain dari speaker Bluetooth berukuran bongsor yang mudah sekali dibawa-bawa. Kalau Anda tertarik dengan idenya, ia bisa dipesan melalui situs crowdfunding Kickstarter seharga $595.

Sumber: BeatBringer.

Toko Retail Perdana Sonos di New York Seperti Ikea tapi untuk Perangkat Audio

Warga kota New York patut berbahagia. Pasalnya, mulai tanggal 19 Juli besok, mereka bisa berkunjung ke toko retail perdana Sonos yang bertempat di 101 Greene Street. Bagi yang tidak tahu, Sonos merupakan pabrikan perangkat audio yang memelopori sistem multi-room.

Sonos mengambil pendekatan yang unik dalam merancang toko retail pertamanya. Ketimbang memajang deretan produknya di atas meja begitu saja, Sonos ingin konsumen bisa menikmati pengalaman mendengarkan musik seperti di rumah sendiri.

Untuk itu, di dalam toko tersebut berdiri lima ruang kecil dan sepasang lounge dengan gaya desain yang berbeda. Konsep ini bertujuan supaya konsumen bisa bersantai di tiap-tiap ruangan selagi menjajal kebolehan speaker besutan Sonos

Terdapat lima ruangan dan dua lounge dengan gaya desain yang berbeda sehingga konsumen bisa mencoba speaker dalam beragam skenario / Sonos
Terdapat lima ruangan dan dua lounge dengan gaya desain yang berbeda sehingga konsumen bisa mencoba speaker dalam beragam skenario / Sonos

Toko retail Sonos ini sejatinya mengingatkan saya dengan Ikea, dimana konsumen bisa langsung mendapat gambaran terkait penataan furniture di ruangan yang berbeda. Di sini, konsumen bisa mencoba memanjakan telinganya selagi berada di ruang belajar, ruang tamu , dapur atau sekadar duduk-duduk di lounge.

Di tiap ruangannya, terdapat sebuah tablet untuk menavigasikan speaker Sonos. Pun demikian, Sonos ingin memastikan bahwa kesan pertama konsumen mencoba tidak terganggu oleh karyawan yang terlalu cerewet. Lebih lanjut, mereka juga bisa mencoba memutar koleksi musiknya di ponsel dengan membuka aplikasi pendamping Sonos.

Sonos mengklaim setiap sentimeter dari toko retail-nya telah dirancang seoptimal mungkin perihal akustik. Masing-masing ruangan dengan gaya desain yang berbeda tadi didesain kedap suara, bahkan langit-langit toko pun dibentuk sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas akustik secara keseluruhan.

Terdapat sebuah tablet untuk menavigasikan speaker, tapi konsumen juga bisa mengakses lewat aplikasi Sonos di ponselnya / Sonos
Terdapat sebuah tablet untuk menavigasikan speaker, tapi konsumen juga bisa mengakses lewat aplikasi Sonos di ponselnya / Sonos

Di ujung dalam, tampak pemandangan istimewa. Sonos menyebutnya sebagai “Wall of Sound”, dimana tembok disusun dari 297 speaker bekas dan foam akustik. Bagian ini sengaja dibuat supaya terlihat dari jendela luar, dengan harapan bisa menarik perhatian konsumen untuk masuk dan menjajal produk-produk Sonos.

Secara keseluruhan, upaya Sonos ini membuktikan bahwa toko retail masih relevan di era serba online sekarang ini. Membeli barang via online memang jauh lebih praktis, tapi tetap tidak ada yang bisa lebih meyakinkan ketimbang pengalaman mencoba langsung sebuah produk dalam skenario harian.

Sumber: TheNextWeb dan Sonos.

BoseBuild Speaker Cube Adalah Speaker Bluetooth Unik yang Harus Dirakit Sendiri dari Nol

Perusahaan perangkat audio kenamaan asal Amerika Serikat, Bose, baru-baru ini memperkenalkan inisiatif unik yang ditujukan untuk dunia pendidikan. Berangkat dari konsep “learning by doing“, mereka merasa tergerak untuk memberi kesempatan pada anak-anak untuk belajar mengenai cara kerja sebuah speaker sekaligus pengetahuan dasar di bidang akustika.

Inisiatif tersebut mereka namai BoseBuild, sebuah kategori produk DIY yang secara khusus dirancang untuk kepentingan belajar anak-anak. Produk pertama dari kategori ini adalah Speaker Cube, sebuah speaker Bluetooth sederhana yang harus dirakit sendiri dari nol oleh penggunanya.

Aplikasi pendamping BoseBuild Speaker Cube menyajikan panduan langkah demi langkah yang interaktif / Bose
Aplikasi pendamping BoseBuild Speaker Cube menyajikan panduan langkah demi langkah yang interaktif / Bose

BoseBuild Speaker Cube datang bersama sebuah aplikasi pendamping untuk perangkat iOS yang akan menyajikan panduan langkah demi langkah dalam merakit speaker tersebut. Selagi merakit, anak-anak secara otomatis akan belajar tentang banyak hal, mulai dari bagaimana objek sesimpel magnet dan koil bisa menghasilkan suara, sampai bagaimana sebenarnya speaker bisa mereproduksi musik.

Setiap komponen Speaker Cube sengaja didesain untuk memudahkan proses belajar anak-anak. Papan sirkuitnya telah dilabeli dengan jelas, kabel dan konektornya sengaja dibuat berukuran besar, dan secara keseluruhan materialnya kokoh dan tahan banting.

Anak-anak bisa melakukan kustomisasi warna lampu LED milik BoseBuild Speaker Cube / Bose
Anak-anak bisa melakukan kustomisasi warna lampu LED milik BoseBuild Speaker Cube / Bose

Saat Speaker Cube sudah berhasil dirakit hingga selesai, anak-anak bisa langsung menjajalnya dengan meneruskan musik dari iPhone, iPad atau iPod Touch lewat sambungan Bluetooth. Bose memastikan kualitas suaranya tidak melenceng dari standar perusahaan, namun yang paling penting pada akhirnya adalah anak-anak bisa belajar dengan cara yang menyenangkan sekaligus merasa bangga akan hasil karyanya sendiri.

BoseBuild Speaker Cube saat ini sudah dipasarkan seharga $149. Anda tak perlu repot-repot meminjam mesin waktu dari Doraemon dan kembali menjadi anak-anak untuk bisa menjadi konsumennya; perangkat ini didesain untuk usia 8 tahun ke atas.

Sumber: PR Newswire.