Devialet Gold Phantom Ialah Speaker Bertenaga 4.500-Watt Dengan Bass Membahana

Namanya mungkin jarang kita dengar, tapi Devialet merupakan brand terpercaya di kalangan audiophile di Perancis, terkenal akan produk amplifier audio high-end. Speaker Phantom mereka mengejutkan khalayak dengan penampilan tak biasa (mirip miniatur pesawat alien), serta kemampuan menyajikan suara berkualitas tinggi dipadu konektivitas yang luas.

Sejauh ini, lini Phantom terdiri dari dua tipe: model standar dan Silver Phantom dengan 3000-Watt. Namun sepertinya Devialet tidak mau berpuas diri. Belum lama mereka menyingkap speaker baru yang lebih canggih, menggeser Silver Phantom dari posisi flagship. Devialet memperkenalkan Gold Phantom Implosive Sound, speaker berkekuatan 4.500-Watt, delapan kali lebih bertenaga dari Phantom biasa, sanggup mencapai volume tertinggi di 108-desibel.

Dengan 108-desibel, artinya suara Gold Phantom lebih lantang dari motor, hampir selevel konser musik rock. Audio dimaksudkan agar memengaruhi tubuh, sanggup menghidangkan output paling rendah yang bisa dihasilkan speaker, yaitu 14Hz. Melihat spesifikasinya, beberapa orang mungkin akan menganggapnya biasa saja, tapi perlu diketahui: ukuran Gold Phantom tergolong kecil, kira-kira hanya sebesar dua buah pemanggang roti.

Devialet Gold Phantom 2
Area gloss di sana menggunakan emas rose 22-karat.

Meski wujudnya kecil, Gold Phantom tidak kesulitan mengguncang tembok dan furnitur rumah Anda. Mereka yang memahami cara kerja subwoofer dan speaker tahu bahwa untuk menghasilkan bass, perangkat harus mempunyai ruang internal cukup besar buat pergerakan udara. Gold Phantom hanya memiliki ruang enam-liter, dan sisanya ditangani oleh rangka aluminium di dalam.

Gold Phantom mengusung tweeter dari titanium murni, diklaim sebagai jenis material terbaik, dengan rasio kekuatan dan kepadatan paling tinggi. Alhasil, tercapailah angka 27kHz, frekuensi ultrasonic yang melewati batas pendengaran telinga manusia. Speaker turut dibekali teknologi ADH Intelligence garapan Devialet sendiri, mengombinasi ampilfikasi analog (class A) serta kekuatan amplifikasi digital (class D). Rancangannya dilindungi oleh tidak kurang dari 102 paten.

Devialet Gold Phantom 3
Bentuknya mirip miniatur pesawat alien.

Menariknya lagi, kata ‘gold‘ bukanlah sekedar penamaan. Area glossy di Gold Phantom betul-betul menggunakan bahan emas rose 22-karat.

Devialet Gold Phantom didukung segi konektivitas yang lapang, bisa tersambung via Wi-Fi, Bluetooth, Ethernet serta secara optik, dan kompatibel dengan Spotify Connect dan Apple AirPlay; dapat menyuguhkan musik dari smartphone, tablet, PC, TV, CD sampai vinyl.

Harganya sudah pasti tidak murah. Satu unit Devialet Gold Phantom dihargai hampir US$ 3.000, mulai didistribukan pada tanggal 14 Juli nanti.

Via Tech Crunch. Sumber: Devialet.

Speaker UE Boom 2 Kini Bisa Dipakai untuk Berkomunikasi dengan Siri dan Google Now

Selain untuk mendengarkan musik, terkadang speaker Bluetooth juga kita gunakan untuk menerima panggilan telepon. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah mikrofon milik speaker tersebut tidak bisa dimanfaatkan untuk hal lain, seperti misalnya berkomunikasi dengan Siri atau Google Now?

Pertanyaan ini sepertinya terngiang-ngiang di pikiran tim Ultimate Ears, hingga akhirnya mereka meluncurkan update yang menghadirkan integrasi Siri dan Google Now pada speaker UE Boom 2 dan UE Megaboom. Berkat update ini, kedua speaker tersebut sekarang bisa kita jadikan sarana berinteraksi dengan asisten virtual.

Cara menggunakannya cukup sederhana: pengguna cukup menekan tombol Bluetooth di panel atas speaker, lalu setelah mendengar bunyi yang sama seperti yang kita dengar ketika mengatakan “OK Google” di ponsel, pengguna tinggal menyampaikan instruksinya.

Menurut Ultimate Ears, apa yang bisa Anda lakukan bersama Siri dan Google Now di ponsel juga bisa Anda terapkan dengan kedua speaker andalannya ini. Hal ini berarti pengguna tak hanya bisa memilih lagu menggunakan suaranya, tetapi juga menanyakan informasi-informasi seperti restoran terdekat dan lain sebagainya.

Sebagai klarifikasi, baik UE Boom 2 maupun UE Megaboom hanya berperan sebagai perantara saja. Komunikasi masih berjalan langsung antara Anda dan asisten virtual di perangkat, dan speaker hanya mengantarkan suara Anda dan sang asisten satu sama lain.

Integrasi Siri dan Google Now ini semakin memperkuat posisi UE Boom 2 dan UE Megaboom sebagai speaker Bluetooth yang bisa dipakai di mana saja. Jadi semisal Anda sedang bermain-main dengan rekan di pantai, Anda tetap bisa memilih lagu atau mengakses sejumlah informasi di ponsel meski ponsel tersebut sedang tersimpan di dalam tas.

Sumber: Engadget dan Ultimate Ears.

Speaker Turtle Beach HyperSound Glass Manjakan Telinga Anda Tanpa Mengganggu Meja Sebelah

Di saat konsumen secara umum menginginkan speaker yang bisa mengisi satu ruangan, gamer tidak demikian. Anda boleh berkata egois, tapi gamer umumnya menginginkan semua suara terpusat pada dirinya sehingga sekaligus tidak mengganggu orang-orang di sekitarnya.

Berkaca pada pandangan seperti itu, pabrikan perangkat audio gaming Turtle Beach tampaknya punya solusi yang menjanjikan. Mereka baru-baru ini mengungkap prototipe speaker unik bernama HyperSound Glass. Kelebihannya? Ia bisa memusatkan output suara ke satu titik, mirip seperti cara kerja senter yang memusatkan pancaran cahaya.

Speaker berjenis directional seperti ini sebenarnya bukanlah barang baru, akan tetapi ini pertama kalinya ada speaker serupa yang terbuat dari kaca transparan, membuatnya ideal ditempatkan di ruang keluarga ataupun di ruang lain di rumah.

Kaca tersebut turut ditemani oleh sejumlah lapisan film transparan yang bertugas mengarahkan gelombang suara ultrasonik, sekaligus memastikan outputnya terdengar jernih di telinga pengguna yang berada tepat di hadapannya.

Suara yang dihasilkan memang masih akan terdengar jika Anda berdiri di sebelahnya. Akan tetapi suaranya jadi terdengar lirih seperti ada selambu yang membungkus. Geser sedikit ke depannya, maka Anda akan mendengar suara dalam volume dan kualitas yang sebenarnya. Anda bisa menyimak video di bawah untuk mendapat gambaran terkait cara kerja speaker ini.

Inovasi Turtle Beach ini membuka peluang pengaplikasian di luar ranah gaming. Teorinya, teknologi ini bisa diintegrasikan pada bermacam perangkat yang mengemas kaca, seperti monitor atau layar head unit mobil. Semuanya tinggal menunggu Turtle Beach menyempurnakan teknologinya dan membuka kesempatan kerja sama dengan banyak pihak.

Kembali ke speaker-nya sendiri, Turtle Beach HyperSound Glass rencananya bakal didemonstrasikan di hadapan pengunjung E3 2016 pekan depan.

Sumber: Pocket-lint dan PR Newswire.

Speaker Perdana dari Meizu Punya Desain Seolah-olah Melayang

Konsumen tanah air tentunya sudah tidak asing dengan nama Meizu. Pabrikan asal Tiongkok tersebut mungkin masih kalah populer dibanding Xiaomi, akan tetapi lini smartphone besutannya tidak bisa dianggap enteng, dimana mereka selalu mencoba memadukan desain dan performa yang apik dalam banderol harga terjangkau.

Namun Meizu rupanya sudah siap untuk keluar dari zona nyamannya dan menjajaki kategori produk lain, yaitu audio. Lewat platform crowdfunding Indiegogo, mereka memperkenalkan Gravity, sebuah speaker nirkabel dengan desain yang menawan, sekaligus menjadi produk pertama Meizu yang bakal didistribusikan secara global.

Keunggulan utama Meizu Gravity terletak pada desainnya yang seolah-olah terlihat melayang. Konsep desain bertajuk “Missing Design” ini merupakan buah pemikiran dari desainer ternama asal Jepang, Kosho Tsuboi. Rahasianya terletak pada semacam tonggak penyangga transparan yang terbuat dari akrilik.

Meizu Gravity dibekali layar yang juga tampak seakan-akan sedang melayang / Indiegogo
Meizu Gravity dibekali layar yang juga tampak seakan-akan sedang melayang / Indiegogo

Namun tonggak penyangga ini rupanya masih menyimpan rahasia lain, yakni display yang juga tampak seakan-akan sedang melayang. Efek ini dimungkinkan berkat pemakaian cermin prisma yang memantulkan apa saja yang ditampilkan oleh panel display di bawahnya, yang berada tepat di atas permukaan speaker itu sendiri.

Namun tentunya desain baru sebagian dari cerita sebuah speaker. Guna menyuguhkan kualitas suara yang terbaik, Meizu pun mengajak ahli akustik asal Swedia, Dirac, untuk mendesain jeroan dari Gravity.

Hasilnya, Gravity ditenagai oleh sepasang driver berukuran 1,25 inci, masing-masing disokong oleh passive radiator berdaya 20 watt untuk memantapkan dentuman bass yang dihasilkannya. Respon frekuensinya berada di kisaran 70 – 20.000 Hz, cukup optimal untuk menghantarkan musik yang dinamis.

Meizu Gravity dibekali Bluetooth dan Wi-Fi, tapi juga bisa men-stream musik tanpa perlu tersambung smartphone / Indiegogo
Meizu Gravity dibekali Bluetooth dan Wi-Fi, tapi juga bisa men-stream musik tanpa perlu tersambung smartphone / Indiegogo

Nilai jual ketiga dari Gravity adalah konektivitasnya. Bluetooth, DLNA maupun AirPlay telah tersedia. Namun yang lebih menarik lagi adalah kemampuannya menyambung ke jaringan Wi-Fi dan langsung men-stream musik dari Spotify, SoundCloud, TuneIn dan lain sebagainya, tanpa perlu disambungkan ke smartphone terlebih dulu.

Gravity saat ini sudah bisa dipesan di Indiegogo seharga $199, lebih murah $50 dari harga retail-nya. Bagi para audiophile yang juga mementingkan aspek estetika, speaker ini tentunya akan sangat menarik perhatian.

Sumber: Android Authority.

Feniks Essence Berambisi Menjadi Speaker Komputer Terbaik Sejagat

Bagi sebagian besar orang, speaker komputer termasuk kategori perangkat ‘yang penting ada’. Memang benar mayoritas pengguna tidak terlalu mementingkan kualitas speaker komputernya, padahal mungkin sehari-harinya tanpa disadari mereka menghabiskan banyak waktu mendengarkan musik di komputer selagi mengerjakan sesuatu.

Melihat kenyataan seperti ini, sebuah perusahaan asal Swiss bernama Feniks Audio merasa tergerak untuk menciptakan sebuah speaker komputer yang berkualitas. Ambisi mereka tidak berhenti sampai di situ saja, mereka bahkan ingin menciptakan speaker komputer terbaik yang pernah ada.

Dari situ lahirlah Essence, sepasang speaker berpenampilan minimalis dengan performa akustik yang luar biasa. Guna mewujudkan misinya, Essence mengandalkan chip pengolah suaranya sendiri, sebuah DAC 24-bit / 96 kHz yang didesain oleh ahli audio Gordon Rankin, berdasarkan rancangan perangkat ESS Sabre DAC yang cukup populer di kalangan pencinta audio.

Ketika tersambung ke PC atau Mac via USB, secara otomatis sound card milik perangkat akan dihiraukan dan digantikan oleh DAC milik Essence. Masing-masing unitnya dibekali coaxial driver berukuran 4,5 inci, serta ditenagai oleh amplifier berdaya 50 watt per channel.

Essence mengemas konektivitas yang cukup lengkap, terkecuali konektivitas nirkabel / Feniks Audio
Essence mengemas konektivitas yang cukup lengkap, terkecuali konektivitas nirkabel / Feniks Audio

Selain komponen yang berkualitas, Essence juga unggul dalam hal desain akustik. Di balik bodinya yang ringkas, proses desainnya terbilang kompleks, melibatkan panel bodi aluminium, baut stainless steel dan tekanan tinggi. Namun sebagai hasilnya, Essence pun bebas resonansi, tidak seperti speaker lain yang berbodi plastik.

Bagi yang penasaran, Feniks Essence sama sekali tak dilengkapi konektivitas nirkabel. Pengembangnya percaya bahwa input TOSLINK, RCA maupun 3,5 mm yang semuanya tertanam di belakang masih jauh lebih superior ketimbang Wi-Fi atau Bluetooth. Kualitas suara adalah yang terpenting buat Feniks Audio.

Tentunya speaker sekelas ini harus ditebus dengan harga yang cukup tinggi, namun Feniks Audio memastikan bahwa harganya masih jauh di bawah kisaran harga perangkat audio high-end biasanya. Di Kickstarter, Feniks Essence bisa didapat seharga 1.299 Swiss Franc, atau sekitar Rp 18 juta, sudah termasuk biaya pengiriman internasional.

Sumber: Digital Trends.

B&O BeoPlay A1 Tawarkan Keseimbangan Antara Desain dan Kualitas Suara dalam Kemasan Mini

Selama bertahun-tahun, pabrikan audio asal Denmark, Bang & Olufsen, sudah amat dikenal lewat produk-produknya yang menawarkan keseimbangan antara desain dan kualitas suara. Berkaca pada tren perangkat audio portable, mereka kembali mengaplikasikan pengalaman panjangnya tersebut pada BeoPlay A1.

Fisik A1 sangat sederhana, elegan sekaligus kokoh berkat pemakaian material aluminium sebagai rangka utamanya. Sepintas ia terlihat seperti panci dalam posisi terbalik, namun lekukan-lekukannya begitu mulus, membuatnya sangat mudah dijejalkan ke dalam tas atau kantong jaket.

Ukurannya sangat ringkas, dengan bobot sekitar 600 gram. Pada kenyataannya, ia merupakan speaker terkecil yang pernah B&O buat hingga kini. Namun jangan sesekali meremehkan kemampuannya, sepasang amplifier miliknya sanggup menggelontorkan suara berdaya 2 x 140 watt, dan berkat bentuknya yang membulat, suara terdistribusi secara 360 derajat.

Separuh bagian atas BeoPlay A1 terbuat dari aluminium, sedangkan separuh ke bawahnya berlapis karet lembut / Bang & Olufsen
Separuh bagian atas BeoPlay A1 terbuat dari aluminium, sedangkan separuh ke bawahnya berlapis karet lembut / Bang & Olufsen

A1 memiliki respon frekuensi 60 – 24.000 Hz. Tepat di bagian tengahnya, bernaung sebuah sub-woofer dengan bahan inti aluminium, siap mendetumkan bass yang mantap; “lebih dahsyat ketimbang yang kita bayangkan dari perangkat sekecil ini,” koar B&O.

B&O melengkapi A1 dengan konektivitas Bluetooth 4.2, plus jack audio standar jikalau dibutuhkan. Baterainya diklaim sanggup bertahan selama 24 jam nonstop, sebelum perlu di-charge lewat sambungan USB-C. Yup, USB-C, sama seperti yang smartphone flagship terkini tawarkan.

Sama halnya seperti mayoritas speaker Bluetooth, A1 turut mengemas mikrofon untuk kebutuhan panggilan telepon. Sebuah tombol di sisinya berfungsi untuk menerima sekaligus menolak panggilan telepon yang masuk ke smartphone.

BeoPlay A1 dilengkapi tali berbahan kulit yang bisa digantungkan di berbagai tempat / Bang & Olufsen
BeoPlay A1 dilengkapi tali berbahan kulit yang bisa digantungkan di berbagai tempat / Bang & Olufsen

Fitur lain yang cukup unik dari A1 adalah pengguna bisa menyambungkan dua unit untuk mendapatkan suara stereo. Sebuah tali berbahan kulit memudahkan pengguna untuk menggantungnya di tembok. Sederhananya, ia ideal ditempatkan di mana saja.

Saat ini B&O memasarkan BeoPlay A1 seharga $249. Ia tersedia dalam dua pilihan warna: silver atau hijau lumut.

Sumber: Engadget dan B&O.

Naim Luncurkan Mu-so Qb, Speaker Nirkabel Premium Berukuran Ringkas

“Ukuran itu tidak penting.” Anda pasti sering mendengar kalimat ini terlontar dari seseorang dalam berbagai konteks. Di konteks perangkat audio, khususnya speaker, ukuran memang cukup berpengaruh dalam menghasilkan suara yang keras. Tapi keras saja belum tentu enak, dan sekarang pun ada banyak speaker berukuran ringkas yang tidak kalah berisik dari saudara-saudaranya yang lebih bongsor.

Salah satu yang terbaru datang dari pabrikan audio tersohor asal Inggris, Naim. Tahun lalu, mereka mulai menekuni lini speaker nirkabel dengan meluncurkan Naim Mu-so. Tahun ini, di hadapan pengunjung event CES 2016 minggu kemarin, mereka memperkenalkan Mu-So Qb, adik kecil Mu-so yang tidak kalah wah dari segi desain maupun performa.

Nama Qb diambil dari wujudnya yang berbentuk kubus, dengan dimensi 210 x 218 x 212 mm dan bobot 5,6 kg. Wow, berat sekali untuk ukuran speaker sekecil ini? Yup, karena selain terbentuk dari kombinasi material polymer dan kaca, Qb juga mengemas lima unit driver yang fenomenal.

Naim Mu-so Qb

Sepasang tweeter yang berada di bagian atas diposisikan miring ke kiri dan kanan untuk memaksimalkan penyebaran suara pada frekuensi tinggi. Sama halnya dengan di frekuensi tengah, dimana sepasang driver mid-range miliknya juga diposisikan miring. Keempat unit driver ini masing-masing ditenagai oleh amplifier Class-D berdaya 50 watt.

Terakhir yang melengkapi adalah sebuah woofer yang ditenagai oleh amplifier 100 watt dan sepasang radiator, bertugas mengguncang tubuh Anda dengan dentuman bass yang luar biasa. Jadi kalau ditotal-total, speaker kecil ini bisa menyemburkan daya total 300 watt dari kelima unit driver-nya.

Tak hanya penempatan driver yang diperhatikan, Naim juga membekali Mu-so Qb dengan prosesor sinyal digital 32-bit yang sama seperti milik Mu-so standar. Pengguna bisa memilih dua pengaturan equalizer guna mengoptimalkan kualitas suara yang dihasilkan berdasarkan posisinya di dalam ruang – apakah berada di dekat tembok atau di tengah-tengah ruangan.

Naim Mu-so Qb

Pengoperasian Mu-so Qb mengandalkan panel sentuh yang terletak di permukaan atasnya, yang dikitari oleh kenop volume berbahan aluminium. Kendati demikian, pengguna juga bisa melakukan pengaturan lebih lanjut lewat aplikasi pendamping yang tersedia di Android maupun iOS.

Kecil, cantik dan bertenaga, Mu-so Qb turut dibekali konektivitas yang cukup lengkap. Selain Bluetooth, pengguna juga bisa menyambungkannya ke perangkat NAS lewat Ethernet, kemudian ada pula sambungan Wi-Fi yang kompatibel dengan sistem AirPlay besutan Apple. Input digital dan analog pun juga tersedia, begitu juga dengan jack standar 3,5 mm. Masih kurang? Mu-so Qb mengemas port USB sehingga Anda bisa memutar lagu yang tersimpan di dalam flashdisk.

Kalau Anda punya dana yang cukup, Anda bahkan bisa menyambungkan lima Mu-so Qb sekaligus – atau dengan speaker nirkabel lain dari Naim – lalu menempatkannya di lima ruangan yang berbeda dan memutar lagu yang sama. Saya katakan harus punya dana cukup karena satu unit Naim Mu-so Qb saja dibanderol seharga $860, dan muilai dipasarkan pada bulan Maret mendatang.

Sumber: Gizmag dan Naim.

Lewat X-Fi Sonic Carrier, Creative Resmi Bermain di Ranah Sound Bar Audiophile

Bagi user veteran, nama Creative Labs pasti pernah ‘singgah’ di PC. Dahulu mereka terkenal dalam produksi dan distribusi sound card Sound Blaster, hingga era Windows 95 tiba. Sekarang tiap sistem sudah memiliki kartu suara on-board, dan kualitasnya terus meningkat. Performa audio kini bergantung dari mutu speaker, dan belum lama Creative mengungkap sebuah kejutan.

Menggunakan CES 2016 sebagai batu lompatan, Creative mencoba menantang sejumlah brand home audio ternama melalui produk sound bar flagship pertama mereka. Sang produsen asal Singapura itu menamainya X-Fi Sonic Carrier. Produk diklaim mengusung sebuah konsep baru dalam bidang penyuguhan audio, mendukung segala macam platform hiburan, serta dikemas dalam kemudahan pemakaian.

Layaknya sound bar, X-Fi Sonic Carrier memiliki tubuh memanjang. Terdapat 11 speaker diarahkan ke depan dan samping untuk menciptakan surround, terdiri atas delapan buah midbass aluminium cone 2,75-inci dan tiga super tweeter titanium 0,75-inci. Mereka didukung motor dan sistem suspensi, demi memastikan output-nya rendah distorsi. Sistem disusun dengan konfigurasi 11.2.4, menghasilkan 800-watt.

Creative Labs X-Fi Sonic 01

Tentu saja tiap-tiap pemilihan bahan mempengaruhi perfoma. Cone aluminium yang kaku digunakan buat memproduksi midrange natural, dan memastikan detail tidak hilang. Super tweeter titanium sendiri mampu beroperasi di luar bandwithaudible‘, dimaksudkan supaya reproduksi suara berfrekuensi tinggi tetap bersih dan akurat. Ia memiliki respons frekuensi 40kHz, ideal buat memaksimalkan kinerja rekaman suara beresolusi tinggi.

X-Fi Sonic Carrier mengombinasi Dolby Atmos dan Creative EAX 15.2 Dimensional Audio. Lewat Dolby Atmos, user memperoleh sensasi jarak dari sumber suara, misalnya bunyi helikopter yang melesat di atas kepala. Creative EAX dimanfaatkan untuk mengekstrak, mengolah, dan meningkatkan mutu suara dari material-material legacy. Hasilnya, X-Fi Sonic Carrier sanggup menangani output konser musik klasik sampai film.

Creative Labs X-Fi Sonic 02

Buat engine audio dan video, sound bar ditenagai tujuh prosesor dengan total 14 core, menopang baik audio playback resolusi tinggi di channel 15.2 dan streaming video hingga 4K 60fps. X-Fi Sonic Carrier dilengkapi konektivitas Bluetooth, Wi-Fi, serta link speaker-to-speaker sampai 4 unit subwoofer. Sebagai solusi future-proof, sistem bisa di-upgrade di waktu ke depan.

Umumnya, Creative terkenal dengan speaker-speaker terjangkau. Tapi X-Fi Sonic Carrier merupakan produk audio istimewa, dan boleh dibilang merupakan barang kelas audiophile. Produsen membanderolnya seharga US$ 5.000, diperkirakan akan tersedia pada bulan September 2016.

Sumber: Creative.com.

Razer Leviathan Mini Adalah Debut Razer di Ranah Speaker Bluetooth

Razer memang dikenal sebagai senior dalam hal peripheral PC, akan tetapi belakangan mereka juga tertarik merambah ranah teknologi konsumen yang lebih umum. Contoh yang paling gampang adalah Razer Nabu, sebuah perangkat wearable yang pada dasarnya tidak ada kaitannya sama sekali dengan PC maupun gaming.

Kini Razer tampaknya semakin pede merambah ranah-ranah lainnya. Belum lama ini, mereka memperkenalkan Razer Leviathan Mini. Produk ini tak lain dari sebuah speaker Bluetooth berukuran ringkas. Dimensinya 54 x 185 x 55 mm, dengan bobot 538 gram.

Yup, perangkat ini bisa Anda anggap sebagai rival potensial Beats Pill. Kualitas suaranya dijamin oleh sepasang driver berukuran 45 mm, plus sepasang radiator pasif guna mendentumkan bass yang mantap. Razer tak lupa menyematkan mikrofon untuk kebutuhan video call maupun panggilan telepon biasa.

Razer Leviathan Mini

Leviathan Mini memakai koneksi Bluetooth 4.0 dengan dukungan aptX. NFC juga disediakan untuk mempercepat proses pairing. Namun yang tak kalah menarik adalah fitur bernama Combo Play, dimana pengguna bisa menghubungkan dua Leviathan Mini untuk mendapatkan efek stereo yang mantap.

Ukuran speaker ini boleh kecil, tapi baterai yang dikemas masih menampung daya 2.600 mAh, bisa dipakai untuk memutar musik selama sekitar 10 jam nonstop, sedangkan charging-nya membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam.

Fans setia Razer yang sudah tak sabar dengan kehadiran Leviathan Mini masih harus menunggu sampai bulan Januari 2016. Harganya dipatok di angka $180.

Sumber: Razer.

Sonos Segera Hadirkan Integrasi Apple Music ke Produknya

Selain fitur multi-room, speaker besutan Sonos selama ini dikenal akan kemampuannya memutar musik dari berbagai sumber. Bisa dari smartphone, tablet ataupun laptop, baik secara nirkabel maupun dengan bantuan kabel audio 3,5 mm. Tidak cuma itu, speaker Sonos juga punya akses ke berbagai layanan streaming musik seperti Spotify, Google Play Music dan Tidal.

Hmm, sepertinya ada yang kurang dari daftar layanan streaming musik tersebut. Yup, ke mana dukungan atas Apple Music? Well, mulai 15 Desember mendatang, Apple Music bakal tersedia untuk speaker Sonos dalam wujud beta. Para penggemar memang sudah menunggu cukup lama, tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Apa artinya integrasi Apple Music pada speaker besutan Sonos ini? Artinya pengguna bisa menikmati berbagai fitur Apple Music tanpa terkecuali – dan tanpa harus menyambungkan kabel apa-apa. Fitur-fitur seperti For You dan radio Beats 1 nantinya dapat di-stream oleh speaker Sonos.

Apple Music untuk Sonos

Integrasi ini bahkan juga mendukung fitur family account, dimana pengguna bisa menyambungkan hingga sebanyak enam akun sekaligus. Untuk mengontrol semuanya, pengguna bisa memanfaatkan aplikasi pendamping Sonos yang tersedia di berbagai platform, mulai dari iOS dan Android sampai PC dan Mac.

Menyambut perilisannya, Sonos mengajak semua pengguna untuk ikut berpartisipasi dalam tahap beta testing ini. Untuk mendaftar, Anda tinggal membuka aplikasi Sonos, lalu pilih opsi Beta Program di dalam menu pengaturan. Ketersediaannya untuk publik sendiri dijadwalkan hadir pada awal tahun 2016.

Sumber: Sonos Blog dan Digital Trends.