10 Atlet Esports Perempuan dengan Pendapatan Terbesar

Industri game dan esports memang identik dengan dunia pria. Meskipun begitu, tetap ada beberapa pemain esports perempuan yang berhasil meraih sukses. Berikut 10 pemain esports perempuan dengan pemasukan terbesar, menurut Esports Earners. Menariknya, para pemain yang masuk daftar ini berlaga di game yang berbeda-beda. Padahal, kebanyakan pemain esports laki-laki yang mendapatkan hadiah terbesar merupakan pemain Dota 2, khususnya, para pemenang The International.

Berikut daftar 10 pemain profesional perempuan dengan pemasukan terbesar.

1. Sasha “Scarlett” Hostyn

Sasha "Scarlette" Hostyn. Via: Reddit
Sasha “Scarlette” Hostyn. Via: Reddit

Dengan total pemasukan sebesar US$393,5 ribu, Scarlett merupakan pemain esports perempuan dengan penghasilan terbesar. Tak hanya itu, dia juga merupakan pemain Starcraft perempuan pertama yang berhasil memenangkan turnamen major. Dan belum lama ini, dia menandatangani kontrak dengan tim baru, Shopify Rebellion. Memang, skena esports Starcraft tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan game esports lain seperti League of Legends atau Counter-Strike: Global Offensive. Meskipun begitu, turnamen major dari Starcraft masih diminati. Jadi, Scarlett masih akan bisa melanjutkan karirnya.

2. Vi “VKLiooon” Xiaomeng

Xiaomeng Li. Via: Esports Talk
Xiaomeng Li. Via: Esports Talk

VKLiooon duduk di posisi kedua dalam daftar pemain perempuan dengan pemasukan terbesar. Secara total, dia telah mendapatkan penghasilan sebesar US$238 ribu. Dia merupakan salah satu pemain perempuan ternama di skena esports Hearthstone. Dia mendadak menjadi tenar ketika berhasil memenangkan Hearthstone Grandmasters Global Finals pada 2019. Ketika itu, dia menjadi perempuan pertama yang memenangkan kompetisi tersebut.

3. Kat “Mystik” Gunn

Sekarang, Mystik berkontribusi dalam industri game dan esports dengan menjadi streamer dan cosplayer. Namun, sebelum dia dikenal sebagai streamer, dia merupakan pemain profesional CS:GO. Dia berhasil memenangkan hadiah besar berkat kesuksesan timnya, Carolina Core, di Championship Gaming Series (CGS). Dengan total pemasukan US$122,6 ribu, dia merupakan pemain esports perempuan dengan pemasukan terbesar ketiga. Memang, karir Mystik sebagai pemain profesional tidak bertahan lama. Namun, hal itu cukup untuk membuat namanya dikenal di kalangan fans esports sehingga dia bisa ganti haluan menjadi streamer.

Kat "Mystik" Gunn. | Sumber: katgunn.com
Kat “Mystik” Gunn. | Sumber: katgunn.com

4. Rumay “Hafu” Wang

Hafu dikenal sebagai satu streamer terpopuler di Twitch. Dia dikenal berkat kemampuannya dalam bermain Teamfight Tactics. Sejauh ini, dia telah mendapatkan US$84,5 ribu. Belakangan, dia tidak lagi bertanding di kompetisi esports. Meskipun begitu, dia masih aktif di dunia esports sebagai streamer. Pada November 2020, Hafu menjadi streamer perempuan dengan penonton terbanyak setelah Valkyrae.

Rumay “Hafu” Wang
Rumay “Hafu” Wang

5. Ricki Ortiz

Ricki Ortiz, pemain Street Fighter, duduk di peringkat lima dengan total pemasukan sebesar US$81,2 ribu. Memang, sejak awal karirnya, Ricki selalu fokus pada fighting game. Sekarang, dia bermain sebagai perwakilan Evil Geniuses di kompetisi fighting game, khususnya Street Fighter. Dia bahkan berhasil meraih juara dua di Capcom Cup 2016. Dia hanya kalah di babak final dari mantan juara Du “NuckleDu” Dang.

Ricki Ortiz
Ricki Ortiz

6. Nina “Nina” Qual

Sepanjang karirnya sebagai pemain esports, Nina berhasil mendapatkan US$77,9 ribu. Hal ini membuatnya duduk di posisi enam. Sama seperti Scarlett, Nina juga merupakan pemain Starcraft 2. Sampai saat ini, dia masih aktif ikut kompetisi Starcraft bersama Team eXoN. Sebelum itu, dia merupakan bagian dari ROOT Gaming. Dia pertama kali bergabung dengan ROOT Gaming pada 2012. Dia sempat keluar dari tim tersebut karena alasan keluarga pada Oktober 2012. Namun, satu bulan kemudian, dia kembali bergabung dengan ROOT Gaming.

Nina Qual
Nina Qual

7. Kim “Geguri” Se-yeon

Geguri merupakan pemain Overwatch asal Korea Selatan. Dalam tim, dia biasanya berperan sebagai Off-Tank. Beberapa hero yang menjadi ciri khasnya adalah Zarya, D.Va, Roadhog, dan Orisa. Dia bergabung dengan Shanghai Dragons — tim Overwatch League yang mewakili Tiongkok — pada Februari 2018. Bersama Shanghai Dragons, Geguri pernah memenangkan beberapa turnamen bergengsi, seperti Overwatch League 2020 – Asia Playoffs, Overwatch League – 2020 Regular Season, dan Overwatch League 2020 – Countdown Cup. Namun, dia keluar dari Shanghai Dragon pada Oktober 2020. Secara total, Geguri berhasil mendapatkan US$70,1 ribu.

Geguri ketika mengenakan seragam Shanghai Dragons. | Sumber: Liquipedia
Geguri ketika mengenakan seragam Shanghai Dragons. | Sumber: Liquipedia

8. Tina “Tinaraes” Perez

Dengan total pemasukan sebesar US$66,2 ribu, Tinaraes duduk di peringkat delapan. Dia merupakan pemain Fortnite dan bergabung dengan Gen.G pada Oktober 2018. Ketika itu, Gen.G juga menandatangani kontrak dengan Maddie “Maddiesuun” Mann. Bersama dengan Maddiesuun, Tinaraes menjadi duo Fortnite perempuan di Gen.G. Keduanya merupakan pemain Fortnite perempuan pertama yang mendapatkan kontrak dengan tim esports besar. Bersama dengan Rhux dan Pika, Tinarae berhasil menjadi juara pertama dari TwitchCon 2019.

Via: InvenGlobal
Via: InvenGlobal

9. Maureen “Alice” Gabriella

Jika Anda merupakan pemain PUBG Mobile atau fans esports, Anda pasti pernah mendengar nama Maureen Gabriella alias Alice. Sepanjang karirnya, pemain Bigetron Red Alien ini telah mengumpulkan US$57,4 ribu, menjadikannya sebagai pemain esports perempuan dengan penghasilan terbesar ke-9. Berperan sebagai Sniper atau Support, Alice memang sudah memenangkan banyak kompetisi bergengsi bersama Bigetron, seperti PUBG Mobile Pro League – Fall Split 2020: SEA dan PUBG Mobile Pro League – Fall Split 2020: Indonesia League. Dalam PUBG Mobile GLobal Championship Season 0: League, Alice bersama Bigetron berhasil menjadi juara dua.

10. Marjorie “Kasumi Chan” Bartell

Nama Marjorie Bartell dikenal di dunia esports setelah dia mengalahkan Sarah Harrison di Championship Gaming Series, turnamen Dead or Alive. Dalam waktu kurang dari satu tahun, dia berhasil memenangkan lebih dari US$55 ribu, membuatnya menjadi pemain Dead or Alive dengan pemasukan terbesar. Dia mengambil nama “Kasumi Chan” dari salah satu karakter di seri Dead or Alive.

Marjorie menggunakan nama "Kasumi Chan" dari karakter Dead or Alive. | Sumber: Medium
Marjorie menggunakan nama “Kasumi Chan” dari karakter Dead or Alive. | Sumber: Medium

Blizzard Perkenalkan Mod Berbayar untuk StarCraft 2

Selain Bethesda dan Valve, Blizzard merupakan developer game favorit komunitas modder. Mod untuk salah satu game-nya terbukti telah berevolusi menjadi salah satu game yang paling banyak dimainkan di seluruh dunia. Apalagi kalau bukan Dota, yang awalnya hanya berupa mod custom map untuk Warcraft III.

Sekarang, Blizzard ingin mencoba mengulang cerita sukses itu dengan StarCraft 2. Sejak dirilis di tahun 2010, StarCraft 2 memang sudah punya fitur map editor, di mana pemain bebas menciptakan custom map dengan gameplay yang bervariasi (pada dasarnya modding). Namun baru hari ini mereka bisa mendapat untung dari hasil karyanya tersebut.

Mod berbayar ini bisa dibeli oleh pemain lewat seksi Arcade. Pada perilisan awalnya, akan ada dua mod premium dari dua kreator yang berbeda: ARK Star bikinan Daniel “Pirate” Altman dan Direct Strike bikinan Tya. Keduanya sama-sama dibanderol $5, dan sebagian dari hasil penjualannya akan masuk ke kantong masing-masing modder.

Di antara keduanya, Direct Strike mungkin bakal lebih populer karena merupakan versi lebih sempurna dari Direct Strike HotS, yang merupakan salah satu custom map terpopuler StarCraft 2. Kendati demikian, ARK Star jauh lebih menarik di mata saya pribadi.

Pasalnya, dalam ARK Star kita tak lagi bermain game RTS, melainkan turn-based RPG ala dua seri Fallout yang pertama. Leveling tentu saja menjadi elemen gameplay yang utama, begitu juga dengan skill tree dan equipment, termasuk halnya crafting.

StarCraft Premium Arcade ARK Star

Kalau melihat cuplikan videonya, ARK Star terasa seperti game yang benar-benar baru, hanya saja kebetulan berada dalam dunia StarCraft. Mod inovatif semacam ini pada dasarnya bisa menarik perhatian pemain StarCraft yang sudah lama meninggalkan game tersebut, entah karena bosan atau kepincut game lain.

Blizzard sebenarnya sudah punya rencana untuk menerapkan sistem mod berbayar untuk StarCraft 2 bahkan sebelum game-nya dirilis. Sekarang semuanya sudah bisa dinikmati lewat Patch 4.3.0.

Sumber: Eurogamer dan StarCraft.

StarCraft: Remastered Tersedia Mulai 14 Agustus, Dibanderol $15

Maret lalu, penggemar berat game strategi dibuat meloncat kegirangan saat Blizzard mengumumkan rencananya untuk merilis StarCraft: Remastered, 19 tahun setelah game tersebut pertama dirilis. Bulan depan, tepatnya mulai 14 Agustus, penantian panjang mereka akan segera terbayarkan.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, StarCraft: Remastered merupakan modernisasi dari game RTS (real-time strategy) klasik, dengan fokus pada aspek grafik, audio dan fitur lainnya, selagi mempertahankan gameplay-nya yang hingga kini masih menuai banyak pujian. Narasinya pun tidak berubah, masih mengisahkan peperangan antara tiga spesies makhluk hidup: Terran (manusia), Protoss dan Zerg.

Yang berubah drastis adalah grafiknya. StarCraft: Remastered tidak lagi kelihatan pixelated, malahan Anda bisa memainkannya dalam resolusi 4K – meski masih bergaya 2D – dan game pun juga akan berjalan optimal di monitor widescreen. Sound effect maupun musik dalam game juga turut disempurnakan supaya headset mahal yang Anda pakai tidak ikut terkesan kuno.

Perbandingan kualitas grafik StarCraft orisinil (kiri) dan StarCraft: Remastered (kanan) / Blizzard
Perbandingan kualitas grafik StarCraft orisinil (kiri) dan StarCraft: Remastered (kanan) / Blizzard

Tidak kalah menarik adalah sistem matchmaking dan leaderboard baru. Matchmaking-nya ini juga mencakup StarCraft orisinil, yang berarti pembeli StarCraft: Remastered masih bisa bermain bersama mereka yang enggan membayar ekstra untuk versi modernnya.

Bagi yang merindukan grafik pixelated StarCraft orisinil, mereka ternyata bisa berganti dari Remastered ke yang asli hanya dengan satu klik tombol. Terakhir, modernisasinya ditutup oleh fitur penyimpanan progress campaign berbasis cloud, dukungan hotkey dan replay.

StarCraft: Remastered akan tersedia untuk platform Windows maupun Mac dengan banderol $15 – sudah mencakup expansion pack Brood War. Bagi yang melakukan pre-order, mereka akan menerima bonus tiga skin eksklusif untuk beragam bangunan dalam game.

Sumber: Blizzard.

Blizzard Akan Luncurkan Versi Remastered Game StarCraft Dengan Grafis 4K

Dirilis nyaris dua dekade silam, StarCraft merevolusi banyak aspek di industri gaming. Game legendaris Blizzard itu merupakan benchmark dalam penyajian RTS, menjadi salah satu pencetus kepopularitasan eSport, dan dianggap sebagai ‘video game resmi’ Korea Selatan. Selain melahirkan sekuel, StarCraft juga diadaptasi ke novel, permainan board, hingga diadopsi jadi action figure.

Mendekati ulang tahun StarCraft ke-19 (tanggal 31 Maret nanti), Blizzard Entertainment mengumumkan rencana untuk kembali merilisnya. Tentu saja, versi ‘remaster‘ tersebut dibekali banyak upgrade, terutama pada faktor visual dan fitur. StarCraft: Remastered sudah meliputi mode campaign orisinal serta expansion pack Brood War, dan di sana, Anda bisa mencicipi lagi gameplay klasik yang tidak ada duanya di resolusi ultra-HD.

“StarCraft adalah esensi dari DNA Blizzard. Jalan cerita, keseimbangan, serta detail-detail kecil di sana mencerminkan komitmen tinggi kami terhadap penyajian konten hiburan, dan telah menjadi standar di ranah eSport dan dunia gaming kompetitif selama hampir 20 tahun,” tutur sang co-founder Mike Morhaime. “Lewat StarCraft: Remastered, kami memodernisasi elemen visual, audio, dan dukungan online demi memastikannya dapat dinikmati hingga 20 tahun lagi.”

StarCraft Remaster 1

StarCraft: Remastered nantinya bisa dimainkan di monitor 4K kesayangan Anda. Game memperoleh sederet perbaikan di sisi grafis, dan Blizzard juga membubuhkan beragam ilustrasi baru untuk menyempurnakan faktor narasi. Tentu saja perlu Anda ketahui bahwa versi remaster tersebut bukanlah upaya developer mentransformasi konten StarCraft ke engine 3D ala StarCraft II.

StarCraft Remaster 2

Permainan baru itu masih memanfaatkan teknik 2D sprite berperspektif isometrik yang terkunci, namun semua objek di sana tampil lebih tajam. Saya pribadi tidak keberatan dengan arahan ini – grafis 2D memastikannya tetap terasa seperti game klasik – tapi juga berharap Blizzard tak lupa memperbaiki animasi, misalnya membuat gerakan para prajurit dan unit-unit perang jadi lebih mulus.

StarCraft Remaster 3

Selanjutnya, Blizzard meng-update audio dan suara, membubuhkan fitur matchmaking yang lebih canggih, fitur-fitur sosial, cloud saving, fitur replay dan map kustom, lalu menambahkan delapan bahasa (sebelumnya StarCraft tersaji dalam lima bahasa). Faktor gameplay-nya sendiri tidak diutak-atik, StarCraft: Remastered menyuguhkan formula identik seperti versi aslinya.

StarCraft: Remastered rencananya akan meluncur di ‘musim panas’ tahun ini di platform Windows dan Mac. Permainan dijajakan layaknya judul premium, namun Blizzard belum menginformasikan harganya.

Satu lagi: bersamaan dengan pengumuman ini, StarCraft versi standar beserta expansion pack Brood War nantinya bisa dimainkan secara gratis.

Sumber: Blizzard.

Bekerja Sama dengan Blizzard, Google Latih AI dengan Game StarCraft II

Tidak bisa dipungkiri, Google merupakan salah satu perusahaan yang paling semangat mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) alias AI. Lewat salah satu divisinya, DeepMind, mereka terus mengasah dan melatih keterampilan AI dalam berbagai bidang. Akan tetapi mungkin Anda penasaran, bagaimana sebenarnya cara mereka melatih AI?

Penjelasan lengkapnya yang pasti sangat teknis, tapi salah satu metodenya ternyata melibatkan video game. Yup, seperti halnya kita bisa belajar banyak dari bermain game, AI pun juga demikian. Untuk menunjukkan keseriusannya, Google mengumumkan kerja samanya dengan salah satu developer game paling tersohor, Blizzard.

Diumumkan di ajang Blizzcon 2016, kerja sama antara Google DeepMind dan Blizzard ini merupakan kabar baik bagi semua yang sedang berkutat dengan pengembangan AI maupun teknologi machine learning. Pasalnya, keduanya tengah menyiapkan API dimana mulai tahun depan para peneliti bisa melatih AI buatannya dengan game StarCraft II.

Mengapa StarCraft II? Karena pada dasarnya ini merupakan salah satu game yang paling kompleks yang pernah Blizzard buat. Menurut Google, kompleksitas yang ditawarkan StarCraft bisa menjadi jembatan bagi AI sebelum berhadapan dengan kekacauan di dunia nyata.

Mereka percaya bahwa keterampilan yang diperlukan untuk memenangi match dalam StarCraft dapat diterjemahkan menjadi keterampilan di dunia nyata. AI sederhananya harus mendemonstrasikan pengaplikasian memori secara efektif, kemampuan perencanaan jangka panjang dan kapasitas untuk mengadaptasikan rencana dengan informasi baru yang diterima.

Mengingat StarCraft II merupakan game RTS (real-time strategy), AI pun dituntut untuk membuat keputusan secara cepat dan efisien. Pada akhirnya, pencapaian yang dilakukan AI bisa diukur lewat sistem skor yang dipunyai StarCraft.

Kolaborasi ini besar kemungkinan akan melahirkan AI dalam game StarCraft II yang semakin terampil dan sulit untuk dikalahkan. Pun begitu, implikasinya pada pengembangan AI di berbagai bidang pun juga cukup besar kalau mengacu pada visi aslinya.

Sumber: DeepMind Blog.

Blizzard Entertainment Telah Siapkan Game Baru Untuk Dipamerkan Tahun Ini?

Berkiprah dalam keahlian mereka selama lebih dari 20 tahun, Blizzard ialah salah satu sesepuh dalam industri gaming. Mereka mempopulerkan berbagai franchise game seperti StarCraft, Warcraft dan Diablo. Uniknya dalam waktu selama itu, mereka hampir tidak pernah mengenalkan seri game baru. Continue reading Blizzard Entertainment Telah Siapkan Game Baru Untuk Dipamerkan Tahun Ini?

Dapatkan Film Dokumentasi Good Game via Humble Bundle

Jika Anda memiliki minat khusus pada dunia eSport dan professional gaming, mungkin Anda sudah melakukan pre-load film dokumentasi Valve, Free To Play. Dan saya ingin mengingatkan bahwa Anda tidak boleh melewati film dokumenter Good Game yang mengisahkan tentang para jawara StarCraft II. Continue reading Dapatkan Film Dokumentasi Good Game via Humble Bundle