Ruangguru Rilis Versi Situs Web, Permudah Siswa Akses Materi Tanpa Aplikasi

Ruangguru meresmikan Ruangbelajar web, versi situs untuk permudah pelajar dari jenjang SD hingga SMA/K mengakses seluruh konten Ruangguru. Sebelumnya, Ruangguru baru bisa diakses melalui aplikasi mobile.

Ruangbelajar Web ini hadir untuk para pengguna yang sebelumnya mengalami keterbatasan saat menggunakan versi aplikasi Ruangguru. Sebab, aplikasi Ruangguru tidak dapat didukung saat diakses melalui Google Chrome dan belum optimal jika diakses melalui tablet. Pengguna tidak perlu mengunduh aplikasi apapun untuk mengakses materi belajar.

Saat ini, pengguna dapat mengakses Ruangbelajar Web melalui laptop dengan sistem operasi apa pun, mulai dari Mac, Windows, Chromebook, ataupun tablet dan smartphone. Seluruh preferensi pengguna saat belajar kini dapat diakomodasi oleh Ruangbelajar Web.

“Kebutuhan pengguna selalu menjadi pertimbangan utama kami dalam proses pengembangan produk. Kami menghadirkan Ruangbelajar Web dengan tujuan mengakomodasi kebutuhan dan preferensi pengguna yang bervariasi, termasuk pilihan perangkat untuk belajar. Melalui Ruangbelajar Web, kami juga ingin memberikan opsi platform belajar yang mudah digunakan, baik bagi pengguna lama maupun baru,” ucap AVP K12 Product Ruangguru Stephanie Hardjo dalam keterangan resmi, Jumat (1/7).

Dia melanjutkan, sebagai edtech, perusahaan akan terus berinovasi menghadirkan pengalaman belajar yang optimal bagi penggunanya. Ke depannya, akan lebih banyak inovasi, baik berbentuk produk maupun program, khususnya untuk menyambut momen tahun ajaran baru.

Akses jaringan terbatas

Menurut tulisan yang dimuat di blog Bank Dunia, ekonomi digital yang berfungsi dengan baik membutuhkan akses internet yang luas dan berkualitas tinggi. Meskipun penggunaan internet di Indonesia telah meningkat hampir empat kali dalam dekade terakhir, setengah dari populasi orang dewasa Indonesia masih belum dapat mengakses internet.

Selain itu, hampir semua pengguna internet di Indonesia mengakses melalui perangkat seluler. Meskipun internet seluler (3G/$G/LTE) menjadi layanan yang paling banyak digunakan, tapi kualitasnya masih tidak setara dengan internet kabel, baik dalam hal kapasitas, kualitas layanan, kinerja bandwidth, dan efisiensi biaya.

Aktivitas belajar jarak jauh selama pandemi Covid-19, menyoroti keterbatasan internet seluler di mana jutaan siswa dan guru di seluruh Indonesia merasa bahwa paket data seluler mereka tidak memadai dan sangat mahal. Akses internet berkualitas tinggi seperti ini menghambat masyarakat dalam menggali kemampuan produktifnya untuk memetik manfaat ekonomi digital sepenuhnya. Hal ini memberikan dua tantangan utama, yaitu bagaimana membuat akses internet kabel menjadi universal dan meningkatkan kualitas internet.

Meningkatkan cakupan jaringan serat optik adalah solusi yang penting, namun tidak cukup. Di saat investasi oleh penyedia layanan swasta, bersama dengan proyek-proyek pemerintah seperti Palapa Ring untuk meningkatkan konektivitas dan ketersediaan layanan di seluruh kabupaten di Indonesia, ternyata jumlah pelanggan internet tidak meningkat secara paralel. Hanya 26% rumah yang memiliki akses ke penyedia internet kabel yang berlangganan layanan ini.

Rendahnya tingkat berlangganan sebagian besar disebabkan oleh masalah biaya dan kualitas. Harga paket data seluler Indonesia relatif terjangkau dibandingkan dengan paket serupa di negara tetangga, namun hal ini tidak berlaku pada paket internet kabel.

Dalam peringkat ITU 2019 untuk biaya berlangganan internet kabel, Indonesia berada di peringkat 131 dari 200 negara dan wilayah yang diamati dalam hal keterjangkauan biaya. Hal ini menegaskan bahwa Indonesia adalah salah satu pasar internet kabel yang paling mahal. Hampir separuh rumah tangga Indonesia (44%) menyebut biaya tinggi sebagai alasan utama mereka tidak berlangganan layanan internet kabel.

Selain biaya yang mahal, kualitas layanan internet di Indonesia termasuk yang terendah dibandingkan dengan negara tetangga di ASEAN. Indonesia mencatat kecepatan download internet seluler paling lambat kedua (17,24 Mbps), sedikit di atas Kamboja (16,4 Mbps). Untuk kecepatan internet kabel, Indonesia paling lambat ketiga di ASEAN, setelah Kamboja dan Myanmar.

Oleh karenanya, saat mengakses internet, apalagi untuk pembelajaran jarak jauh butuh dukungan platform yang dapat diakses melalui berbagai metode. Situs itu sendiri jauh lebih simpel, bahkan lebih ringan dibandingkan aplikasi laptop. Hal ini mengingat aplikasi laptop memiliki kustomisasi fitur yang unik, sehingga kebutuhan penyimpanan data pengguna dan aktivitasnya pun jauh lebih kompleks membutuhkan server yang jauh lebih besar, sekelas cloud hosting.

Application Information Will Show Up Here

Ruangguru Resmikan Roboguru, Startup Edtech Mulai Terapkan Teknologi Pintar

Ruangguru baru saja meresmikan fitur baru yang dijuluki “Roboguru”. Layanan ini sebenarnya sudah dirilis di aplikasi sejak tahun 2019. Teknologi yang disematkan didesain untuk membantu para siswa dalam menjawab soal dari berbagai mata pelajaran dengan memberikan pembahasan dan rekomendasi video pembelajarannya.

Roboguru memanfaatkan kapabilitas Photo Search dan User Generated Content. Pengguna hanya perlu mengirim foto soal-soal yang dirasa sulit dikerjakan, kemudian sistem akan memberikan rekomendasi materi yang dapat membantu mereka menyelesaikan soal tersebut.

Kini fitur tersebut juga diboyong ke WhatsApp. Dengan alur yang sama, pengguna hanya perlu mengirim foto ke akun yang ditentukan. Roboguru akan secara otomatis memunculkan jawaban beserta penjelasan konsepnya dalam waktu beberapa detik.

Untuk memanfaatkan fitur Roboguru, siswa dapat mengirim pesan melalui WhatsApp dengan ketik “ROBOGURU” dan kirim ke nomor 081578150000. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan fitur Roboguru dengan mengunduh aplikasi Ruangguru.

“Selama sekolah daring, intensitas komunikasi dan konsultasi tatap muka dengan para guru menjadi langka. Saat mengerjakan PR, konsep pelajaran terkadang lebih sulit dipahami tanpa ada penjelasan tatap muka dari guru. Kami harap, inovasi terbaru Ruangguru melalui Roboguru dapat menjadi salah satu solusi praktis dan efektif dalam membantu siswa,” ujar Head of K12 Product Ruangguru, Stephanie Hardjo.

Peran teknologi lainnya dalam pendidikan

Sebelumnya Cakap selaku startup pengembang aplikasi pembelajaran bahasa juga baru merilis layanan terbarunya untuk memudahkan anak-anak belajar bahasa Mandarin. Yang unik, mereka menyematkan konten berbasis augemented reality agar proses pembelajaran menjadi lebih atraktif. Sesi pembelajaran yang dilakukan lewat medium telekonferensi video dilengkapi dengan animasi-animasi menarik untuk menambah minat belajar anak. Teknologi tersebut hasil kerja sama dengan AR&Co., melalui teknologi ISeeAR.

Startup edtech lain yang juga hadirkan konsep unik lewat penerapan teknologi pintar adalah ELSA Speak. Mereka memanfaatkan layanan kecerdasan buatan yang dipadukan dengan voice recognition. Fokus layanannya membantu pengguna untuk belajar bahasa Inggris, khususnya di bagian speaking. Secara cermat aplikasi akan menilai pengucapan (pronunciation) yang dilakukan pengguna dan memberikan skor atau rekomendasi perbaikan.

Seiring makin terjangkaunya perangkat teknologi – khususnya yang dapat diakses lewat smartphone—memberikan ruang tersendiri bagi para inovator untuk melahirkan konsep inovatif dalam pembelajaran. Terlebih di masa sekarang ini, kegiatan pembelajaran di rumah yang minim interaksi langsung tak jarang membuat peserta didik penat dan tidak mampu menyerap secara optimal materi belajar yang disampaikan. Produk-produk atraktif berbasis teknologi dapat menjadi alternatif untuk mengisi celah tersebut.

Hasil survei internal Ruangguru pada Juli hingga Agustus 2020 kepada lebih dari 800 siswa di 32 provinsi menyimpulkan bahwa beberapa tantangan terbesar para siswa selama mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah kesulitan memahami pelajaran tanpa penjelasan dari guru, mendapat lebih banyak tugas tanpa ada pembelajaran yang lebih variatif dan interaktif, membutuhkan waktu yang lebih lama untuk belajar dan mengerjakan tugas, dan hambatan berkomunikasi dengan guru tanpa tatap muka.

Application Information Will Show Up Here