Game Total War Terbaru Akan Membawa Anda ke Era ‘Three Kingdoms’

Sudah dua tahun Creative Assembly memfokuskan perhatian pada sekuel Halo Wars dan dua permainan berbasis jagat dark fantasy Warhammer milik Games Workshop. Namun para penggemar Total War tahu, spesialisasi studio favorit mereka itu ialah game-game strategi berlatar belakang sejarah. Kali ini, Total War mengajak pemainnya mengunjungi era yang belum mereka hidangkan sebelumnya.

Lewat situs resmi, Steam, sosial media, dan trailer perdana via YouTube, Creative Assembly mengumumkan eksistensi dari Total War: Three Kingdoms. Dan sesuai judulnya, game ini akan membawa Anda ke periode China Kuno, saat tiga kaisar mengklaim dirinya sebagai penerus sah Dinasti Han. Era ini cukup sering diadaptasi ke video game, mungkin yang paling dikenal orang adalah seri Dynasty Warriors.

Developer saat ini belum menjelaskan sejumlah fitur gameplay baru yang mereka usung di Three Kingdoms, tapi kita boleh berasumsi permainan anyar ini akan menyuguhkan formula familier yang memadukan mode turn-based 4X dengan real-time tactics. Di sesi turn-based, Anda bisa melakukan perundingan dan memperluas wilayah kekuasaan. Lalu di mode perang, pemain disuguhkan betrokan berskala besar.

Total War Three Kingdoms 1

Di beberapa game Total War sebelumnya (misalnya Medieval dan Shogun), pernikahan (dan upaya pembunuhan seorang karakter penting) bisa dilakukan buat memantapkan aliansi atau melemahkan kestabilan politik faksi lawan.

Berdasarkan deskripsi Total War: Three Kingdoms di Steam, perjalanan Anda dimulai di tahun 190 Masehi, beberapa dekade sebelum negara Wei terbentuk (kira-kira di tahun 220).

Total War Three Kingdoms 2

“Dinasti Han runtuh di hadapan sang kaisar-anak,” tulis Creative Assembly. “Ia hanyalah pemimpin boneka yang dimanfaatkan oleh sang panglima perang tiran Dong Zhuo. Dalam rezim penuh penindasan yang brutal, kekuasaan Dong Zhao terus tumbuh, membuat kekaisaran merosot kian jauh dalam kekacauan. Tetapi harapan tetap ada.”

Total War Three Kingdoms 3

“Tiga pahlawan yang telah bersumpah untuk menghadapi penindasan ini bangkit dan mulai mengumpulkan dukungan. Melihat adanya kesempatan, para laksamana dari keluarga terkenal di Tiongkok turut mengikuti langkah itu, dan membentuk koalisi demi menentang kekuasaan Dong Zhou yang semena-mena. Akankah mereka berhasil menundukkan sang tiran, atau ambisi pribadi malah menghancurkan persekutuan itu?”

Untuk sekarang, Creative Assembly baru melepas satu trailer sinematik dan sejumlah screenshot yang diambil dari video berdurasi dua menit lebih tersebut. Developer juga belum mengabarkan daftar kebutuhan hardware serta waktu rilis game, hanya mengabarkan akan melepasnya di musim gugur 2018.

Game Strategi Titanfall: Assault Resmi Meluncur di Perangkat Mobile

Kekecewaan karena pembatalan permainan card battle Titanfall: Frontline digantikan oleh game yang lebih menjanjikan. Sesuai agenda mereka untuk mengekspansi franchise Titanfall, Respawn mengumumkan Titanfall: Assault di bulan Mei 2017 silam, sebuah spin-off dari permainan shooter populer mereka, menghidangkan gameplay strategi dan disiapkan buat perangkat bergerak.

Di momen pengungkapan perdananya, Respawn Entertainment belum memberikan informasi mengenai kapan game mobile tersebut dirilis. Itu sebabnya pelepasan Titanfall: Assault di Android dan iOS yang dilaksanakan tanggal 10 Agustus kemarin cukup mengejutkan sekaligus menggem-birakan. Titanfall: Assault sempurna bagi para fans berat yang ingin mengisi waktu luang dengan konten Titanfall tapi belum bisa menikmatinya di platform game tradisional.

Meski mengusung genre berbeda, Titanfall: Assault tetap mengadopsi keunikan Titanfall versi console dan PC-nya. Tim pengembang – game ini diproduksi oleh Respawn, Particle City dan Nexon – menyisipkan elemen gameplay bertempo cepat ke Assault. Jadi walaupun di sana Anda tidak bisa mengendalikan pilot dan berlari dari tembok ke tembok, tiap keputusan harus dipikirkan secara matang serta diimplementasikan di waktu yang tepat.

Titanfall Assault 3

Seperti versi shooter-nya, Titanfall: Assault fokus pada pertempuran player versus player. Gameplay Assault sedikit mengingatkan saya pada permainan berjudul Z (dirilis tahun 1996), lebih pantas disebut sebagai real-time tactics dibanding real-time strategy karena sebetulnya Anda tidak perlu mengelola sumber daya; hanya tinggal memikirkan posisi tepat buat menurunkan Pilot, Titan, serta menempatkan turret dan grunt.

Titanfall Assault 4

Anda ditugaskan mengendalikan titik-titik strategis di peta sembari mencoba menghancurkan markas lawan. Kemenangan bisa diperoleh lewat dua cara: saat base lawan musnah atau dengan mengumpulkan poin lebih banyak dari lawan. Pasukan merupakan instrumen perang utama, sedangk Burn Card berfungsi untuk memberikan keunggulan. Titan sendiri dapat diturunkan sewaktu pemain berhasil mengumpulkan poin tertentu.

Titanfall Assault 2

Dalam match, konten dari bar kuning di bawah layar adalah sumber daya Anda, akan terkonsumsi setiap Pilot dan Titan diturunkan atau sewaktu Burn Card digunakan. Itu mengapa penempatan dan pemilihan waktu sangatlah penting. Tentu saja Anda bisa mengedit formasi pasukan, menggonta-ganti jenis Titan serta memilah-milih Burn Card. Opsinya akan terbuka lebih banyak dengan terus bermain.

Titanfall: Assault dapat diunduh dan dinikmati gratis di smartphone atau tablet Anda. Game ini menggunakan sistem monetisasi in-app purchase.

Sumber: TitanfallAssault.com.

Disetujui Square Enix, Game Fear Effect Akan Kembali, Kali Ini Lewat Jalur Independen

Di antara ratusan game Square Enix, Fear Effect mungkin merupakan yang jarang terdengar. Dahulu, Eidos Interactive (kini jadi bagian Square Enix) merilis dua game Fear Effect untuk PlayStation, tapi akibat restrukturisasi budget, Eidos menghentikan pendaanan saat tim Kronos sedang menggarap permainan ketiganya. Alhasil, proyek ini dibatalkan dan Kronos akhirnya dibubarkan.

Namun bagi para fans, harapan ternyata belum sirna. 15 tahun setelah Fear Effect 2: Retro Helix diluncurkan, satu studio kecil asal Perancis kabarnya mempunyai agenda buat melanjutkan kisah itu. Dipimpin oleh Benjamin Anseaume, developer Sushee mengungkap Fear Effect Sedna. Ketika sebelumnya Fear Effect digarap sebagai permainan blockbuster, game terbaru itu dikembangkan secara independen dengan memanfaatkan platform crowdfunding atas izin Square Enix.

Kepada Eurogamer, sang founder studio menyampaikan, Fear Effect Sedna merupakan game yang benar-benar berbeda dari hasil karya Kronos Digital Entertainment. Komentar Anseaume selanjutnya sangat menarik: Sedna bukanlah Fear Effect 3, melainkan sebuah Fear Effect baru dengan formula baru. Tak cuma gameplay, arahan visual juga tidak sama.

Fear Effect Sedna 03

Meski tidak mengusung angka tiga pada judulnya, Sedna akan meneruskan cerita Fear Effect. Ia bukan reboot, melainkan sekuel bagi Fear Effect Inferno yang tidak pernah dirilis. Demi mendukung pembuatannya, Square Enix mempersilakan Sushee buat mengakses aset game lawas serta versi prototype Inferno. Anseaume mengakui tidak mudah mengembangkan karya digital yang tidak mereka buat sendiri, dan Sushee memutuskan untuk meminta bantuan dari developer lamanya.

Sedna disajikan dalam perspektif isometrik, lebih menyerupai permainan strategi ketimbang action-adventure. Anda ditantang mengendalikan kelima tokoh protagonis sekaligus, dan pertempuran menitikberatkan taktik, menuntut masing-masing jagoan untuk bekerja sama. Kata sang founder, formulanya terinspirasi dari game role-playing indie Shadowrun Returns kreasi Harebrained Schemes.

Fear Effect Sedna 02

Empat karakter utama Fear Effect – Hana, Rain Qin, Royce Glas dan Jacob “Deke” DeCourt – akan kembali hadir dalam Sedna, ditambah satu tokoh baru. Khususnya untuk Hana, tim Sushee berkolaborasi dengan sutradara asli Fear Effect, John Zuur Platten. Mereka ingin menghormati dua game terdahulu, dan bermaksud menjauhi pendekatan kontroversial yang menodai Fear Effect 2: tema dewasa, terutama antar kedua karakter game, dijadikan Eidos sebagai nilai jualnya.

Kampanye penggalangan dana Fear Effect Sedna rencananya dimulai minggu ini di Kickstarter. Sushee menargetkan uang €100,000, dan jika kampanye tersebut sukses, Sedna akan meluncur di platform PC pada pertengahan tahun 2017.

Rangkuman Review XCOM 2: Salah Satu Kandidat Game Terbaik di 2016

Di era multiplatform ini, game blockbuster eksklusif PC ialah pemandangan langka. Biasanya arahan tersebut diambil karena developer menyadari permainan kurang cocok disajikan di console, terutama game-game ber-genre strategi yang kompleks. Dan untuk beberapa saat, gamer komputer boleh merasa bangga karena XCOM 2 baru tersedia di platform kesayangan mereka saja.

XCOM 2 adalah sekuel dari XCOM: Enemy Unknown yang merupakan reboot dari game klasik berjudul sama. Ia masuk di daftar permainan paling ditunggu di 2016 versi DailySocial, dan tak terasa akan segera dirilis sebentar lagi. Tepatnya tadi malam, media-media game terkemuka mulai mempublikasi artikel-artikel review mereka. Secara garis besar, XCOM 2 mendapatkan respons sangat positif, tampil sebagai salah satu kandidat Game of the Year 2016. Ini dia rangkumannya:

XCOM 2 01

Dari banyak ulasan, situs EGM memberikan skor paling rendah yaitu 75. Contributing editor Nick Pleassas mengeluhkan tingkat kesultan permainan tinggi, di mana game sulit diprediksi. Namun ia mengakui, XCOM 2 menyuguhkan pengalaman unik dibanding judul lain. Hal ini mungkin bisa kita terjemahkan sebagai pengingat, bahwa seperti sebelumnya, XCOM 2 bukanlah permainan yang mudah ditaklukkan.

Tapi selain EGM, kalangan kritik tampak sangat mengapresiasi karya terbaru dari Firaxis itu. GameSpot menyebutkan, XCOM 2 adalah permainan ‘matematis, emosional dan detail’. Mike Mahardy bilang, kegagalan dan kekalahan bukan cuma sebuah kemungkinan, tapi keharusan. XCOM 2 ialah game langka yang lebih fokus pada konsekuensi ketimbang menawarkan pilihan. Dengannya, gamer dituntut buat bermain lebih baik lagi. XCOM 2 memperoleh nilai 90 dari GameSpot.

XCOM 2

PC Gamer turut memasukkan XCOM 2 ke deretan game berskor tinggi: 94. Tom Senior hampir tidak menemukan hal yang dapat dikritisi selain aspek teknis. Konten permainan sangat luas dan penuh kejutan. Misi dihidangkan secara procedural (acak dan tak bisa diprediksi), sehingga lebih sedikit waktu buat menyusun rencana, memaksa pemain bereaksi sebaik mungkin demi menjaga pasukan pemberantas alien mereka tetap hidup. PC Gamer bilang, XCOM 2 wajib dimainkan berulang-ulang.

Antusiasme Game Informer tidak kalah besar, mereka menyodorkan angka 95. Ben Reeves menyampaikan, desain XCOM 2 akan membut pemain meragukan strategi dan pilihan mereka sendiri, sembari bertanya-tanya apakah mereka telah melakukan keputusan yang tepat atau malah keliru. Dengan begini, satu kemenangan kecil terasa sangat memuaskan.

XCOM 2 03

Berdasarkan skor sementara di website agregasi, XCOM 2 sangat direkomendasikan:

  • OpenCritic: 91
  • Metacritic: 90
  • Game Rankings: 89,77%

XCOM 2 bisa Anda beli di Steam seharga Rp 590 ribu, dan game dapat dimainkan pada tanggal 5 Februari besok.

Ciptakan Planet Anda Sendiri Dalam Game Browser Planet, Gratis

Bahkan gamer hardcore-pun tak selalu menginginkan permainan yang menegangkan. Seringkali judul-judul ringan bisa menjadi terapi untuk pikiran. Faktanya, di game ‘santai’ seperi Cities: Skylines atau Civilization, kita masih dituntut buat menyelesaikan sesuatu. Jika Anda sedang ingin menikmati game berkualitas tanpa membebani otak, seorang desainer punya solusinya.

Oskar Stålberg belum lama meluncurkan Planet, game sekaligus scene builder, yang memberikan pemain kesempatan untuk menciptakan planet mereka sendiri. Sebelumnya, Stålberg pernah memperkenalkan Brick Block, permainan procedural building generator di mana Anda dipersilakan membangun gedung ala Lego lengkap dengan beragam detail tanpa dibatasi resource. Mengusung formula serupa, Planet malah lebih unik lagi.

Planet

Planet menyuguhkan kita pernak-pernik buat mendesain planet yang ideal, dan tak seperti mayoritas game strategi, Anda tidak perlu memikirkan keseimbangan sumber daya. Planet bisa dianalogikan seperti kanvas dan cat minyak digital, dan penyajiannya sangat apik. Sejumlah elemen strategi turn-based muncul di sana, misalnya sistem petak-petak heksagonal mirip Civilization V atau Endless Legends.

Untuk sebuah game berbasis browser, efek visualnya sangat menawan: awan muncul dan menghilang; air laut bergerak mengikuti arus; lampu-lampu menyala di sisi malam planet; dan efek halo muncul begitu Anda melihat dari posisi tertinggi. Andai permainan berjalan kurang lancar di PC, kita dapat menonaktifkan setting HQ (high quality) – tombolnya berada di pojok kanan bawah layar.

Planet 04

Detail-detail lain juga tidak dilupakan oleh Stålberg, contohnya pergerakan bulan serta berputarnya planet, dan efek transisi cahaya saat kamera di-zoom in dan zoom out. Kemudian jika hutan diletakkan di dekat area salju, maka jenis pohonnya juga berbeda, dengan tipe tumbuhan berdaun lancip dan lipisan salju di atasnya. Ombak juga semakin terlihat di perairan sempit semisal teluk atau selat.

Di kanan dan kiri, Anda disuguhkan beberapa tool. Sang desainer tidak memberikan banyak penjelasan, namun fungsinya mudah dimengerti. Empat bola berpoligon di sebelah kanan menunjukkan opsi ukuran planet. Hal inilah yang Anda harus tentukan terlebih dulu sebelum mulai mengutak-atik. Tiap kali Anda mengkliknya, permainan akan me-reset permukaan planet secara acak.

Planet 02

Di sebelah kiri, Anda dapat mengakses tool tile hutan, es/salju, kota dan daratan. Di bawahnya terdapat pilihan ukuran petak heksagonal – 1, 7, dan 19. Untuk menambah tinggi suatu tile, Anda cukup klik kiri pada area yang diinginkan. Ingin mengurangi atau menghilangkannya? Tinggal klik kanan. UI-nya sangat simpel.

Planet bisa dinikmati secara gratis melalui dua cara: via browser atau diunduh ke PC terlebih dulu.

CitiesUp Adalah Perpaduan Formula SimCity Dengan Game Tabletop

SimCity-lah yang berjasa mendirikan city-building, sebuah sub-genre populer di ekosistem video game strategi. Ia terbukti sangat adiktif, dan meski belakangan tim pencipta SimCity tampak kehilangan arah, banyak developer baru berhasil meneruskan semangat serta esensi dari city-building. Dan melihat kuatnya antusiasme gamer, tim Jerman menerapkan twist ke dalam genre tersebut.

Dengan memadukan beberapa pendekatan berbeda, kreasi developer Spectacled Bear Games sangat menjanjikan. Mereka memperkenalkan CitiesUp, sebuah kombinasi dari permainan city-building dan tabletop, dipadu elemen multiplayer kompetitif. CitiesUp mungkin bukanlah board game pertama berformula simulasi pembangunan kota, tapi ada banyak hal yang membuat permainan tabletop ini begitu unik.

Kekurangan dari mayoritas permainan tabletop sejenis ialah tidak adanya interaksi serta ketiadaan rasa ‘pembangunan’. Aspek ini malah menjadi senjata andalan di CitiesUp: Anda melihat langsung perkembangan kota miniatur tersebut dari sisi luas serta tinggi layaknya video game, merepresentasikan kesuksesan pemain sebagai sang investor. Bedanya, kita benar-benar dapat menyentuh ‘balok-balok’ kota di sana.

CitiesUp 02

Pecinta city-building sudah pasti akan segera merasa familier. Anda diminta mengelola tiga tipe bangunan, yaitu residential, commercial dan industrial, serta menopangnya dengan air, listrik dan layanan pendukung. Uang bisa terkumpul melalui pajak yang dihasilkan gedung – syaratnya, gedung tersebut harus cukup mendapatkan pasokan (air, listrik dan servis). Besarnya pembangunan menunjukkan tingginya skor pemain.

Tiap bangunan terhubung ke kartu, menampilkan informasi kebutuhan serta output-nya. Tiap jenis mempunyai spesifikasi berbeda, dan semakin besar ukuran, kian besar pula tuntutannya. Kita juga tidak bisa membangun sembarangan karena tiap gedung harus didirikan dalam pola tertentu supaya menghasilkan bonus. Perputaran uang memungkinkan Anda untuk ekspansi kota serta membayar upah pemeliharaan.

CitiesUp 03

Perkembangan kota juga dipengaruhi event dinamis serta langkah strategis lawan main Anda. CitiesUp dirancang sebagai permainan tabletop multiplayer, mendukung dua sampai empat pemain.

Satu paket permainan berisi 27 building token berbentuk kubus dengan lebar dan tinggi berbeda. Kubus tersebut mempunyai ukuran satuan 2x2x2cm, dibuat dari kayu ek dan dicat secara teliti menggunakan tangan. Pernak-pernik lainnya juga diracik apik, meliputi board, buku petunjuk, stiker, kartu, dan lain-lain.

Di Kickstarter, bundel CitiesUp ditawarkan seharga mulai dari € 55 atau US$ 60. Sayangnya untuk sekarang, ia baru bisa dipesan oleh konsumen asal Jerman, Amerika dan Eropa saja.

Armello Hidupkan Dongeng Menjadi Video Game

Industri video game berhutang besar pada permainan board. Tanpa mereka, franchise semisal Dungeons & Dragons dan Warhammer tidak akan sebesar sekarang. Hingga kini, adaptasi masih sering dimanfaatkan developer melalui eksekusi berbeda. Dan satu tim dari Australia mengklaim mereka berhasil menemukan titik keseimbangan antara dua medium itu. Continue reading Armello Hidupkan Dongeng Menjadi Video Game

Satu Lagi Reboot Game Klasik Jadi Hit di Kickstarter: BattleTech

Saat menikmati permainan bertema mecha seperti Titanfall, gamer veteran mungkin akan segera teringat pada masa kejayaan MechWarrior. Tapi tahukah Anda, MechWarrior hanyalah spin-off dari franchise fiksi ilmiah BattleTech yang diperkenalkan oleh Jordan Weisman di tahun 80-an. Lebih dari tiga dekade setelahnya, ia berniat untuk menciptakan ulang kreasinya itu. Continue reading Satu Lagi Reboot Game Klasik Jadi Hit di Kickstarter: BattleTech

Menilik Strategi Infinix Untuk Pasar Indonesia

Dalam acara peluncuran Infinix Hot 2 di Jakarta Senin kemarin, CEO Infinix – Benjamin Jiang mengungkapkan beberapa hal menarik tentang strategi mereka, perbedaan dengan Xiaomi, target pencapaian di Indonesia, sampai rencana rilis smartphone dengan dukungan 4G. Continue reading Menilik Strategi Infinix Untuk Pasar Indonesia

Game Strategi Galactic Civilization III Siap Meluncur Bulan Depan

Setelah performa kurang memuaskan dari game Sid Meier’s Starships, termasuk pula pendahulunya Civilization: Beyond Earth, gamer kini membutuhkan permainan strategi turn-based yang benar-benar cemerlang. Untuk sekarang, masa depan genre itu berada di pundak developer sekaligus publisher Stardock dalam game ketiga di seri Galactic Civilization. Continue reading Game Strategi Galactic Civilization III Siap Meluncur Bulan Depan