Phael “Zenith” Maia Jadi Wakil Wilayah LATAM di Capcom Cup 2019

Masih dalam suasana menjelang akhir Capcom Pro Tour alias CPT 2019, beberapa waktu lalu kita telah melihat dua kompetisi Regional Finals selesai digelar. Pertama adalah Asia Regional Finals dalam acara SEA Major 2019, kompetisi tersebut dimenangkan oleh Fujimura dari Jepang. Kedua yaitu Europe Regional Finals dalam acara EGX 2019, dimenangkan oleh Big Bird dari Algeria.

Dua pemain tersebut langsung lolos ke Capcom Cup yang akan digelar bulan Desember nanti, tapi masih ada dua ajang Regional Finals tersisa. Salah satunya, Latin America (LATAM) Regional Finals, baru saja digelar pada tanggal 26 – 27 Oktober kemarin. Kompetisi CPT 2019 LATAM Regional Finals merupakan bagian dari event First Attack 2019, salah satu festival video game terbesar di Brasil yang sudah masuk ke dalam CPT sejak tahun 2015.

Mengambil lokasi di Puerto Rico Convention Center, San Juan, First Attack 2019 mempertandingkan 10 game dalam turnamennya. Street Fighter V: Arcade Edition sudah jelas masuk, ditemani oleh sederet judul populer seperti Fortnite, Super Smash Bros. Ultimate, Tekken 7, hingga Dance Dance Revolution Extreme.

https://twitter.com/CapcomFighters/status/1188594010807365632

Sama seperti turnamen yang sudah-sudah, LATAM Regional Finals diikuti oleh 8 pemain dengan posisi tertinggi di CPT Regional Leaderboard. Kali ini yang berhasil menjadi juara adalah Phael “Zenith” Maia, pemain Street Fighter asal Brasil dengan karakter jagoannya yaitu Menat. Ia mengalahkan Gonzalo “Pikoro” Buleje dari Peru yang memainkan M. Bison di Grand Final, dengan skor cukup tipis 3-2.

Hasil turnamen CPT 2019 LATAM Regional Finals:

  • Juara 1: Zenith
  • Juara 2: RES | Pikoro
  • Juara 3: BANDITS | MenaRD
  • Juara 4: EF | ElTigre
  • Juara 5: Kusanagi
  • Juara 5: F3 | Lilo
  • Juara 7: SONICBOXX | Doomsnake507
  • Juara 7: Keoma

First Attack 2019 juga mewadahi satu turnamen terbuka kelas CPT Premier. Cukup banyak nama besar yang hadir di sini, termasuk di antaranya NuckleDu, Fuudo, Xian, Oil King, Smug, PR Balrog, dan lain-lain. Akan tetapi pemain yang jadi juara dan berhasil menggondol 700 CPT Global Point ternyata bukan berasal dari wilayah LATAM, melainkan dari Amerika Utara. Dia adalah Punk yang hadir mengusung karakter Karin dan G.

Peringkat Top 8 First Attack 2019 CPT Premier:

  • Juara 1: RECIPROCITY | Punk
  • Juara 2: GO RB | Luffy
  • Juara 3: NuckleDu
  • Juara 4: iDom
  • Juara 5: CYG BST | Fuudo
  • Juara 5: UYU | JB
  • Juara 7: DETONATION | Itabashi Zangief
  • Juara 7: CYG BST | Daigo “The Beast”

Bila Anda berminat menonton lebih banyak pertandingan di First Attack 2019, seluruh videonya telah diunggah di channel YouTube resmi Capcom Fighters.

Dari hasil di atas, satu hal yang cukup tak terduga menurut saya adalah performa salah satu pemain hebat asal Republik Dominika, MenaRD. Pria bernama asli Saul Leonardo Mena Segundo itu menduduki peringkat 1 di LATAM Regional Leaderboard, tapi ternyata ia tidak berhasil keluar sebagai juara Regional Finals.

Sementara untuk turnamen CPT Premier, mengingat Punk sudah memegang peringkat 1 Global Leaderboard dengan 4.655 poin, sebetulnya ia bisa saja santai-santai dan tinggal menunggu panggilan ke Capcom Cup. Tapi Punk masih rajin menghadiri turnamen luar negeri seperti ini, bahkan meraih gelar juara lagi. Hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki dedikasi yang tinggi dan layak mendapat total respect. Saya merasa Punk akan jadi ancaman besar di Capcom Cup nanti, dan punya peluang besar untuk jadi juara.

Masih ada dua “jalan pintas” lagi untuk menuju Capcom Cup 2019. Pertama adalah North America Regional Finals yang akan dilaksanakan di tanggal 16 – 17 November. Terakhir adalah turnamen Last Chance Qualifier yang akan digelar tepat sehari sebelum Capcom Cup, yaitu tanggal 13 Desember. Saatnya kita bersiap-siap melihat persaingan antar jagoan Street Fighter dunia yang sangat panas di akhir tahun nanti.

Sumber: Capcom Pro Tour

NuckleDu dan Punk Jadi Penantang Terkuat CPT 2019 North America Regional Finals

Sirkuit kompetisi Capcom Pro Tour 2019 memiliki tiga turnamen akbar yang disebut sebagai turnamen tingkat Super Premier. Pertama yaitu Evolution Championship Series (EVO) 2019, kedua ialah CPT 2019 Asia Premier, dan ketiga CPT 2019 North America Regional Finals. Dari tiga turnamen Super Premier itu, dua di antaranya sudah selesai digelar, menyisakan satu yang terakhir yaitu CPT 2019 North America Regional Finals (NARF).

Seperti halnya ajang SEA Major 2019 dan EGX 2019, CPT 2019 NARF juga terdiri dari dua turnamen terpisah. Pertama yaitu turnamen Regional Finals yang diikuti oleh 8 pemain Street Fighter terbaik di wilayah Amerika Utara. Kedua adalah turnamen CPT yang terbuka untuk semua orang (open tournament). Di ajang Regional Finals lain biasanya turnamen terbuka ini memiliki tingkatan Premier, tapi khusus untuk NARF turnamennya berkasta Super Premier.

Capcom telah mengumumkan tanggal pasti serta lokasi ajang CPT 2019 NARF, yaitu tanggal 16 – 17 November 2019 di Las Vegas HyperX Esports Arena. Ajang ini menawarkan prize pool sebesar US$80.000 (sekitar Rp1,1 miliar), serta tentu saja, kesempatan untuk langsung lolos ke Capcom Cup 2019 lewat jalur Regional.

Berikut ini adalah 8 pemain Street Fighter yang akan mengikuti kompetisi CPT 2019 NARF, sesuai urutan klasemen mereka di Regional Leaderboard wilayah Amerika Utara:

  1. NuckleDu (Du Dang)
  2. RECIPROCITY | Punk (Victor Woodley)
  3. iDom (Derek Ruffin)
  4. SONICBOXX | 801 Strider (Gustavo Romero)
  5. UYU | JB (Jonathan Bautista)
  6. END | Shine (Sean Simpson)
  7. El Chakotay (Chakotay Andrich)
  8. Terrence (Terrence Mikell)

Dari delapan pemain di atas, nama NuckleDu dan Punk jelas akan jadi kontestan paling diwaspadai. Akan tetapi sebetulnya Punk sudah otomatis lolos ke Capcom Cup 2019 karena ia menduduki peringkat 1 di Global Leaderboard. NuckleDu dan iDom saat ini masuk dalam Top 26 Global Leaderboard, tapi masih ada kemungkinan terdepak dari Capcom Cup, tergantung pada penampilan mereka di NARF Super Premier nanti. Semakin Capcom Pro Tour mendekati akhir, persaingan poin semakin menegangkan karena kita tidak tahu siapa saja yang mampu mempertahankan klasemen.

Capcom Cup 2019
Sumber: Yoshinori Ono

Sementara itu, Capcom Cup 2019 sendiri akan digelar pada tanggal 13 – 15 Desember 2019 di The Novo Theater, Los Angeles. Capcom menyediakan hadiah senilai minimal US$250.000 (sekitar Rp3,5 miliar), ditambah dengan prize pool dari hasil penjualan DLC bertema Capcom Cup nantinya.

Acara yang berlangsung selama tiga hari ini punya agenda cukup padat, terdiri dari:

  • Jumat, 13 Desember: Last Chance Qualifier, turnamen kualifikasi terakhir untuk maju ke Capcom Cup
  • Sabtu, 14 Desember: Pertandingan Capcom Cup Top 32 dan Street Fighter League World Finals
  • Minggu, 15 Desember: Pertandingan Capcom Cup Top 16

Sebanyak 32 pemain Street Fighter terbaik dunia akan berkumpul untuk memperebutkan juara dunia dan menumbangkan Gachikun sang juara bertahan. Ajang ini sekaligus merupakan pertama kalinya digelar Street Fighter League World Finals, yang mempertemukan juara Street Fighter League dari Amerika Serikat melawan juara Street Fighter League dari Jepang. Catat tanggalnya, dan jangan sampai lewatkan momen fighting game yang pastinya akan sangat heboh ini!

Sumber: Capcom Pro Tour, Yoshinori Ono

Tampil Hebat di EGX 2019, NASR|Big Bird Raih Dua Gelar CPT Eropa Sekaligus

Akhir tahun 2019 semakin mendekat, dan itu berarti Capcom Pro Tour (CPT) 2019 sebentar lagi akan selesai juga. Seleksi untuk pemain-pemain yang akan tampil di Capcom Cup bulan Desember nanti pun mulai memasuki tahap akhir. Di wilayah Asia, beberapa waktu lalu Fujimura baru saja memenangkan Regional Finals dan lolos kualifikasi. Belum lama ini wilayah Eropa menyusul dengan ajang kualifikasi serupa.

Ajang EGX 2019 yang digelar di London pada tanggal 18 – 20 Oktober kemarin menjadi tempat bagi dua kompetisi CPT Eropa, yaitu turnamen CPT Premier dan Europe Regional Finals. Seperti halnya Asia Regional Finals, Europe Regional Finals mengumpulkan 8 pemain Eropa dengan perolehan peringkat Regional Ranking Point tertinggi. Termasuk di antaranya Problem X (juara EVO 2018) dari Inggris dan Luffy (juara EVO 2014) dari Perancis.

Pemain yang keluar sebagai juara di Europe Regional Finals ini pada akhirnya adalah Big Bird dari tim NASR Esports. Pria asal Uni Emirat Arab yang memiliki nama asli Adel Anouche itu berhadapan dengan Infexious yang merupakan kawan satu tim Daigo Umehara di Cygames Beast. Berbekal Rashid andalannya, Big Bird akhirnya menumbangkan Infexious yang bertarung menggunakan Zeku.

Dengan kemenangan di Europe Regional Finals, Big Bird mendapatkan tiket ekspres untuk bertanding di Capcom Cup 2019. Akan tetapi sebetulnya tanpa tiket ini pun Big Bird sudah lolos kualifikasi. Sekadar pengingat, Capcom Cup 2019 menyediakan slot tanding untuk 32 peserta, terdiri dari:

  • 1 orang juara Capcom Cup 2018 (Gachikun)
  • 26 orang pemain peringkat tertinggi Global Ranking Point Leaderboard
  • 4 orang pemenang Regional Finals (Asia, LATAM, EU, NA)
  • 1 orang pemenang Capcom Cup Last Chance Qualifier

Di Global Ranking Leaderboard, Big Bird menduduki peringkat 6, jadi ia sudah otomatis lolos ke Capcom Cup. Maklum, Big Bird tahun ini memang memiliki prestasi yang baik. Raihan juara 2 EVO 2019, serta Top 4 di sejumlah turnamen lain, sudah memberikannya cukup banyak poin CPT. Karena Big Bird sudah lolos, slot kualifikasi dari Europe Regional Finals ini akan diberikan ke pemain lain sesuai dari kedudukannya di Global Ranking Leaderboard nanti.

Hasil akhir CPT 2019 Europe Regional Finals:

  • Juara 1: NASR|Big Bird
  • Juara 2: CYG BST|Infexious
  • Juara 3: MOUSESPORTS|Problem X
  • Juara 4: NASR|AngryBird
  • Juara 5: NVD|Phenom
  • Juara 5: ASM|Mister Crimson
  • Juara 7: GO RB|Luffy
  • Juara 7: Takamura_B
EGX 2019 - EU Regionals Top 8
Para peserta CPT 2019 EU Regional Finals dan Yoshinori Ono | Sumber: 0drift

Hebatnya, Big Bird tak hanya menjuarai Europe Regional Finals, tapi juga menjadi juara di turnamen terbuka CPT Premier di EGX 2019. Turnamen ini diikuti oleh cukup banyak nama besar, termasuk Xian, Dogura, Oil King, Itabashi Zangief, Nemo, dan lain-lain. Akan tetapi mereka semua tak bisa menghentikan aksi Rashid “The Turbulent Wind” milik Big Bird. Berhadapan dengan Phenom yang mengandalkan Karin, Big Bird menang meyakinkan di Grand Final tanpa memberi Phenom kesempatan melakukan bracket reset.

Peringkat Top 8 EGX 2019 CPT Premier:

  • Juara 1: NASR|Big Bird
  • Juara 2: NVD|Phenom
  • Juara 3: RAZER|Xian
  • Juara 4: UYU|NL
  • Juara 5: NASR|AngryBird
  • Juara 5: CAG|Dogura
  • Juara 7: DETONATION|Itabashi Zangief
  • Juara 7: UYU|Oil King
EGX 2019 - CPT Premier Winners
Para peraih Top 8 di EGX 2019 CPT Premier | Sumber: Yoshinori Ono

Dengan pencapaian ini, Big Bird menjadi pemain pertama yang berhasil meraih double winner di ajang CPT Regional Finals. Selanjutnya, kualifikasi Capcom Cup masih menyisakan LATAM Regional Finals, North American Regional Finals, serta Last Chance Qualifiers. Siapa sajakah yang akan maju ke Capcom Cup di Los Angeles nanti? Mengingat banyaknya pemain yang tahun ini mengalami peningkatan prestasi, bisakah Gachikun mempertahankan gelar juaranya? Kita tunggu saja tanggal mainnya.

Sumber: Capcom Pro Tour

Juara Asia Regional Finals SEA Major 2019, Fujimura Langsung Maju ke Capcom Cup

Akhir pekan lalu, tanggal 12 – 13 Oktober 2019, baru saja digelar sebuah ajang kompetisi fighting game paling bergengsi di wilayah Asia Tenggara, yaitu SEA Major 2019. Diadakan oleh organizer Eliphant dan BEast of the East (BeastAPAC), ajang ini sebelumnya sudah didahului oleh serangkaian kompetisi lain yang disebut sebagai Road to SEA Major. Termasuk di antaranya FV Cup di Malaysia, serta Thaiger Uppercut di Thailand.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, SEA Major 2019 kembali diadakan di Singapura, tepatnya di Suntec Singapore Convention & Exhibition Centre. Ajang ini juga merupakan bagian dari beberapa sirkuit kompetisi fighting game resmi, yaitu Capcom Pro Tour 2019, final Soulcalibur Asia League 2019, serta Dragon Ball FighterZ World Tour 2019/2020 tingkat Tenkaichi. Beberapa brand ternama turut mendukung berjalannya ajang ini, seperti HyperX, ASUS Republic of Gamers, MyRepublic GAMER, serta Twitch.

Soulcalibur Asia League
Sumber: BeastAPAC

Di samping Street Fighter V: Arcade Edition, Dragon Ball FighterZ, dan Soulcalibur VI sebagai cabang kompetisi resmi, SEA Major 2019 juga mempertandingkan sejumlah game populer lain. Tekken 7, Dragon Ball FighterZ, Under Night In-Birth Exe: Late[st], serta Samurai Shodown tersedia di sini, ditambah lagi dengan BlazBlue Cross Tag Battle, Super Smash Bros. Ultimate, Guilty Gear Xrd REV 2, dan Brawlhalla.

Satu hal yang perlu Anda ketahui adalah bahwa Capcom Pro Tour (CPT) 2019 memiliki sistem kualifikasi baru yang memberi nilai lebih pada kompetisi regional. Pemain-pemain yang bertanding di turnamen CPT regional tertentu (Amerika Utara, Eropa, Amerika Latin, dan Asia) bisa mendapatkan Regional Ranking Point. Kemudian 8 orang peraih Regional Ranking Point tertinggi akan diadu dalam turnamen Regional Finals. Juaranya berhak langsung maju ke Capcom Cup di bulan Desember nanti.

Karena sistem tersebut, SEA Major 2019 ini sebetulnya memiliki dua turnamen CPT. Pertama adalah turnamen CPT terbuka dengan kasta Premier, kedua yaitu turnamen Asia Regional Finals yang hanya diikuti oleh 8 pemain dengan perolehan Regional Ranking Point tertinggi. Turnamen Premier akan memberikan CPT Point seperti turnamen pada umumnya, sementara Asia Regional Finals tidak memberikan poin.

Asia Regional Finals ini dihadiri oleh nama-nama besar yang kebanyakan berasal dari Jepang, meskipun ada juga pemain negara lain seperti Xian dan OilKing. Pada akhirnya turnamen ini dimenangkan oleh Fujimura yang bermain mengandalkan Ibuki. Ia berhasil menumbangkan Tokido di Grand Final setelah permainan yang ketat, dan langsung lolos ke Capcom Cup 2019. Fuudo juga tampil kuat di peringkat tiga dengan karakter Birdie.

Hasil akhir CPT 2019 Asia Regional Finals:

  • Juara 1: FUDOH | Fujimura
  • Juara 2: ROHTO Z! | Tokido
  • Juara 3: CYG BST | Fuudo
  • Juara 4: Red Bull Hx | Bonchan
  • Juara 5: Liquid | Nemo
  • Juara 5: YOG | Machabo
  • Juara 7: Razer | Xian
  • Juara 7: UYU | OilKing

Bila Fuudo hanya berhasil meraih peringkat 3 di Asia Regional Finals, performanya di turnamen Premier lebih dahsyat lagi. Ia berhasil menjadi juara pertama, mengalahkan sang juara Capcom Cup 2018 yaitu Gachikun di Grand Final. Turnamen CPT ini juga diikuti oleh sejumlah veteran Street Fighter dunia, seperti Mago, Luffy, Dogura, Sako, Daigo, hingga GamerBee.

Peringkat Top 8 SEA Major 2019 CPT Premier:

  • Juara 1: CYG BST | Fuudo
  • Juara 2: Red Bull | Gachikun
  • Juara 3: AZ | Kichipa-mu
  • Juara 4: Mago
  • Juara 5: TALON | HotDog29
  • Juara 5: GO RB | Luffy
  • Juara 7: FUDOH | Fujimura
  • Juara 7: CAG | Dogura

Untuk turnamen Dragon Ball FighterZ kali ini terasa ada yang kurang sebab GO1 tidak ikut bertanding. Tetapi pertandingannya tetap berjalan cukup seru, dengan Fenritti keluar sebagai pemenang. Sementara itu di Soulcalibur Asia League, Yuttoto sang juara EVO 2019 kembali mendominasi turnamen dengan karakter Voldo andalannya.

Peringkat Top 8 SEA Major 2019 DBFZ World Tour Tenkaichi:

  • Juara 1: CO | Fenritti
  • Juara 2: PG | BNBBN
  • Juara 3: FT | B
  • Juara 4: BC | Kazunoko
  • Juara 5: EHADA | Xanxus
  • Juara 5: Matoi
  • Juara 7: Kawamatsu
  • Juara 7: Maddo

Peringkat Top 8 Soulcalibur Asia League 2019:

  • Juara 1: Yuttoto
  • Juara 2: PG | Shen Chan
  • Juara 3: ShenLin
  • Juara 4: PGW | Kamizono
  • Juara 5: 575
  • Juara 5: Plruto7
  • Juara 7: FlashGawd
  • Juara 7: Cipher0613

Sumber: Capcom Fighters, Capcom Pro Tour, EventHubs, BeastAPAC

Indonesia Comic Con 2019 Gelar Kompetisi Street Fighter, CTR, dan Tekken

Indonesia Comic Con (ICC) adalah festival yang digelar sejak tahun 2015 untuk memberi ruang pada masyarakat Indonesia agar dapat merayakan kecintaan mereka pada budaya pop. Selama empat tahun berjalan, festival ini terus tumbuh menjadi salah satu festival pop terbesar di Indonesia. Dari tadinya dihadiri 80 exhibitor dan 16.000 pengunjung menjadi 300 exhibitor dan 100.000 pengunjung.

Acara ini juga kerap menghadirkan bintang tamu tokoh penting di dunia kultur pop dari dalam dan luar negeri. Termasuk di antaranya Is Yuniarto (komikus Garudayana), Kristian Nairn (pemeran Hodor di Game of Thrones), Ario Anindito (komikus di Marvel dan DC), dan lain-lain.

ICC 2019 - Tekken 7
Turnamen Tekken 7 ICC 2019 | Sumber: Indonesia Comic Con

Tahun 2019 ini Indonesia Comic Con hadir kembali, dengan acara yang akan digelar pada tanggal 12 – 13 Oktober nanti di Jakarta Convention Center. Tahun ini Indonesia Comic Con digelar sebagai hasil kerja sama dengan Shopee, dan salah satu isi acaranya adalah berbagai macam aktivitas menarik untuk para gamer. Salah satu pengisi booth ICC 2019 adalah Konami, yang pastinya sudah kita kenal sebagai penerbit franchise Pro Evolution Soccer dan Yu-Gi-Oh. Tersedia juga hiburan arcade game, board game, trading card game, hingga permainan airsoft gun yang didukung oleh komunitas Jakarta Reenactor.

ICC 2019 - SFVAE
Turnamen Street Fighter V: Arcade Edition ICC 2019 | Sumber: Indonesia Comic Con

Bagi penggemar game kompetitif, ICC 2019 juga menyediakan turnamen untuk tiga game berbeda, yaitu Street Fighter V: Arcade Edition, Tekken 7, dan Crash Team Racing: Nitro-Fueled. Tapi ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan bila ingin mengikuti turnamen tersebut. Pertama, Anda diharuskan membayar biaya pendaftaran senilai Rp150.000 yang sudah termasuk tiket masuk ICC 2019 selama 1 hari.

Kedua, setiap cabang game memiliki jumlah slot kompetisi terbatas. Turnamen Tekken 7 digelar pada tanggal 12 Oktober dengan batasan 64 peserta. Sedangkan untuk Street Fighter V: Arcade Edition dan Crash Team Racing: Nitro-Fueled diadakan pada tanggal 13 Oktober dengan batasan 32 peserta. Seluruh pertandingan dilakukan menggunakan console PS4.

ICC 2019 - CTR
Turnamen Crash Team Racing: Nitro-Fueled ICC 2019 | Sumber: Indonesia Comic Con

Ketiga, ada perbedaan aturan antara pertandingan Tekken 7 dengan Street Fighter V: Arcade Edition. Di turnamen Tekken 7, Anda boleh menggunakan semua karakter termasuk karakter DLC, dan boleh menggunakan semua stage (dipilih secara random). Sementara di turnamen Street Fighter V: Arcade Edition, karakter DLC hanya diperbolehkan dari Season 1 dan Season 2 saja. Artinya Anda tidak bisa memainkan karakter seperti Kage, Lucia, Poison, dan E. Honda. Ada 3 pilihan stage yang dilarang, yaitu Kanzuki Beach, Skies of Honor, dan Flamenco Tavern.

Untuk melakukan pendaftaran, Anda bisa langsung mengisi formulir lewat tautan berikut. Atau bila ada pertanyaan lebih lanjut, Anda dapat menghubungi contact person yaitu Jojo lewat nomor 0878-8800-1155. Bagaimana, Apakah Anda berminat menghadiri Indonesia Comic Con 2019 dan bertanding di sana?

Sumber: Indonesia Comic Con

EVO Rancang Aturan Baru yang Melegalkan Penggunaan Controller Hitbox

Dunia fighting game beberapa waktu lalu sempat dilanda diskusi yang hangat perihal legalitas controller. Ketika Daigo Umehara—yang merupakan sosok terkenal di komunitas fighting game—menunjukkan berbagai keunggulan controller yang disebut hitbox, banyak pihak merasa bahwa fitur-fitur dalam controller tersebut terlalu bagus sehingga dapat disebut curang. Terutama hitbox merk Gafrobox yang digunakan oleh Daigo.

Meskipun hitbox itu sebenarnya sudah cukup lama beredar di pasaran, penggunaannya oleh Daigo membuat diskusi seputar controller jenis ini. Menanggapi isu tersebut, Capcom akhirnya memutuskan untuk melarang hitbox karena dinilai dapat memberikan keuntungan kompetitif. Akan tetapi mereka masih membuka ruang diskusi, dan menyatakan bahwa peraturan Capcom Pro Tour (CPT) bisa saja berubah di masa depan.

Panitia Evolution Championship Series (EVO) kini tengah menggodok aturan baru yang mengatur legalitas controller, terutama hitbox. Mereka merilis rancangan aturan tersebut di Google Docs agar dapat dilihat oleh semua orang, dan terbuka terhadap masukan sebelum aturan ini diimplementasikan. Rencananya, panitia EVO akan menetapkan aturan versi finalnya pada tanggal 31 Oktober 2019.

Anda dapat membaca aturan tersebut lewat tautan ini, tapi ada beberapa poin penting yang perlu kita perhatikan secara cermat. Berikut beberapa di antaranya:

  • Sebuah controller tidak boleh memberikan hasil input ganda dari satu mekanisme input. Input ganda dari setting di dalam game diperbolehkan, tapi pemain dilarang memodifikasi controller untuk bisa menekan lebih dari satu input bersamaan, atau menekan lebih dari satu input secara sekuensial (macro).
  • Sebuah controller tidak boleh memberikan input dua arah berlawanan secara sekaligus. Input dua arah berlawanan ini dikenal dengan istilah simultaneous opposite cardinal direction (SOCD), dan merupakan salah satu alasan mengapa Gafrobox dilarang.
  • Sebuah controller boleh memberikan input analog, asalkan hasil inputnya tidak berupa input ganda/sekuensial. Input analog ini misalnya tombol yang memberi input berbeda tergantung dari seberapa dalam tombol itu ditekan.

Khusus untuk aturan mengenai SOCD, panitia EVO berkata bahwa aturan ini akan dihapus pada tanggal 30 April 2021. Artinya controller dengan fitur SOCD boleh digunakan setelah periode tersebut. Akan tetapi pihak EVO memberi masukan supaya para developer fighting game menerapkan cara mereka sendiri untuk mengatasi input SOCD. Misalnya apabila pemain menekan tombol kiri dan kanan sekaligus, maka game akan menganggap input itu invalid atau menghasilkan input netral.

Panitia EVO juga memberi catatan khusus untuk tiga controller yang saat ini ada di pasaran, yaitu Gafrobox, Hit Box Smash Box, dan Hit Box Cross|Up. Singkatnya, ketiga controller ini dianggap legal digunakan dalam turnamen. Alasannya adalah karena ketiga controller tersebut sama-sama tidak melanggar aturan tentang input ganda/sekuensial maupun SOCD. Firmware yang digunakan para pembuat controller pun sudah memfasilitasi penyaringan input (cleaning) sehingga tidak terjadi SOCD.

Satu kasus khusus adalah controller PS4 (DualShock 4), yang ternyata memfasilitasi input SOCD. Akan tetapi pihak EVO memberi pengecualian pada controller ini, karena DualShock 4 adalah “stock controller” yang memang disediakan oleh Sony. Lagi pula kalau kita pikir-pikir, meskipun DualShock 4 bisa melakukan SOCD, menekan dua arah berlawanan sekaligus di controller tersebut sangatlah sulit dan tidak memberi keuntungan dalam turnamen.

Aturan yang dirancang oleh EVO ini bisa menjadi referensi bagi para penyelenggara turnamen, termasuk juga di Indonesia. Akan tetapi aturan ini masih belum final, dan bisa saja berubah sebelum tanggal 31 Oktober. Anda juga bisa memberi masukan langsung terhadap aturan ini dengan mengirim email ke alamat [email protected] dengan judul “Evo Controller Ruleset Feedback”. Bila aturan ini jadi diterapkan, tampaknya ada kemungkinan kita akan melihat lebih banyak pemain fighting game profesional menggunakan hitbox dan berbagai variasinya dalam turnamen EVO 2020 nanti.

Sumber: EventHubs

Capcom Luncurkan Fitur Online Tournament Mode dalam Street Fighter V

Street Fighter V: Arcade Edition hingga kini masih bertahan sebagai fighting game dengan ekosistem kompetitif yang sangat subur. Melihat jumlah partisipan di EVO 2019 mencapai hampir 2.000 orang (peringkat kedua tertinggi), kita bisa langsung tahu bahwa masih banyak pemain di luar sana yang ingin memainkan Street Fighter V, terutama di panggung besar.

Dari segi konten pun, Capcom selaku developernya masih terus meluncurkan karakter baru, kostum, dan beragam hal lainnya. Meski jadwal peluncuran kontennya kurang konsisten, mereka tetap bisa menghadirkan karakter yang banyak diinginkan penggemar. Rumornya, Capcom bahkan sudah menyiapkan bundel karakter lagi hingga akhir tahun 2019.

Selepas turnamen Capcom Pro Tour (CPT) 2019 Asia Premier pada akhir pekan lalu, Capcom kini kembali merilis update konten baru untuk Street Fighter V: Arcade Edition. Sebagaimana update yang berkaitan dengan gameplay lainnya, update ini pun sifatnya gratis dan dapat langsung diunduh oleh semua pemain. Tapi ada satu hal yang membuat banyak orang bertanya-tanya. Ukuran download yang diperlukan untuk update terbaru ini mencapai kurang lebih 14 GB untuk Street Fighter V versi Steam, dan 21 GB untuk versi PS4!

Ada apa gerangan hingga game ini memperoleh update demikian besar? Capcom telah merilis sejumlah catatan perubahan untuk update versi 04.081 ini. Pertama, dalam rangka menyambut perayaan Halloween yang akan jatuh pada bulan Oktober nanti, Capcom meluncurkan sejumlah item kosmetik bertema Halloween. Karakter yang mendapat kostum Halloween tahun in iadalah E. Honda dan Poison. Capcom juga meluncurkan stage baru dengan nama Union Graveyard.

https://twitter.com/StreetFighter/status/1174005312363388928

Capcom juga merils berbagai perbaikan bug serta event Fighting Chance untuk memperoleh kostum Balrog bernama No Escape. Tapi mungkin update yang paling signifikan adalah peluncuran fitur baru yaitu mode Online Tournament. Mode ini menjadi salah satu bagian dari fitur-fitur Capcom Fighters Network (CFN) dalam Street Fighter V.

Menurut Capcom, Online Tournament mode ini masih berada dalam tahap pengembangan dan saat ini dirilis dengan status closed beta saja. Sementara perilisan secara resinya baru akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan. Menariknya, berdasarkan hasil data mining oleh para pengguna Reddit, tampaknya mode turnamen ini juga akan mendukung format team battle 2v2 dan 3v3, seperti pertandingan Street Fighter League.

Turnamen online bukan hal asing dalam dunia fighting game, dan bahkan Capcom Pro Tour pun memiliki tingkatan turnamen Online Ranking Event di dalamnya. Dengan adanya mode Online Tournament ini, tampaknya pengadaan turnamen bisa berjalan lebih mudah dan lebih lancar ketimbang menggunakan lobby biasa. Tekken 7 pun memiliki mode serupa. Kita tunggu saja akan seperti apa fitur versi finalnya, semoga saja benar-benar bisa memfasilitasi kebutuhan turnamen sesuai standar pada umumnya.

Sumber: Shadaloo Combat Research Institute, Reddit

Tak Punya Lisensi Pro Gamer, Momochi Kehilangan Hadiah CPT Senilai Rp650 Juta

Keberhasilan meraih gelar juara Capcom Pro Tour 2019 Asia Premier tentu merupakan sebuah kebanggaan besar bagi Yusuke Momochi, pemain Street Fighter profesional Jepang yang sudah berkarier selama satu dekade. Akan tetapi kebanggaan itu harus tercoreng oleh sebuah kontroversi. Momochi seharusnya berhak atas uang hadiah senilai 5.000.000 Yen (sekitar Rp650.000.000), tapi ternyata hadiah itu tidak ia dapatkan.

Mengapa bisa demikian? Ini ada kaitannya dengan peraturan pemerintah Jepang yang sebetulnya sudah lama menjadi momok bagi industri esports negeri sakura itu. Bila Anda belum tahu, Jepang adalah negara di mana perjudian merupakan hal yang legal, namun diatur dalam peraturan yang ketat. Salah satunya, bila ada sebuah kompetisi/permainan yang menarik uang pendaftaran, kompetisi itu hanya boleh memberikan uang hadiah senilai maksimal 100.000 Yen pada pesertanya.

Kompetisi esports, termasuk fighting game, rupanya masuk ke dalam kategori tersebut dan diperlakukan sama seperti kegiatan perjudian. Akibatnya, Momochi pun hanya boleh mengambil 100.000 Yen (sekitar Rp13 juta) dari hadiah CPT 2019 Asia Premier. Hadiah ini masih dipotong lagi karena Momochi memperoleh barang berupa monitor dari salah satu sponsor acara. Total uang yang dibawa pulang oleh Momochi akhirnya hanya sebesar 60.200 Yen, atau sekitar Rp7,8 juta saja. Padahal ini adalah turnamen level internasional, bahkan merupakan salah satu turnamen tingkat tertinggi dalam Capcom Pro Tour yaitu tingkatan Super Premier.

CPT 2019 Asia Premier - Winner
Sumber: Capcom Pro Tour

Jepang sebetulnya sudah memiliki cara untuk mengatasi masalah peraturan tersebut. Sejak tahun 2018, asosiasi JeSU (Japan eSports Union) telah berdiri, dan mereka menyediakan sistem lisensi untuk para atlet esports alias pro gamer. Para pro gamer pemegang lisensi JeSU mendapat pengecualian terhadap aturan tadi, sehingga mereka bisa mendapat uang hadiah secara penuh.

Akan tetapi Momochi menolak untuk meminta lisensi pro gamer dari JeSU. Ini bukan berarti Momochi sama sekali anti terhadap sistem lisensi. Hanya saja, ia tidak setuju bila definisi “pro gamer” itu harus ditentukan oleh segelintir orang dalam organisasi eksklusif, yang bahkan baru dibentuk dan tidak melibatkan tokoh-tokoh esports di komunitas akar rumput. Ia juga bertanya-tanya, apakah ini artinya seorang pemain yang tidak punya lisensi—meskipun ia sudah lama aktif di komunitas—tidak bisa disebut pro gamer?

Berikut kutipan dari Momochi yang diterjemahkan oleh Andrew “Jiyuna” Fidelis dalam blog miliknya:

“Hal yang disebut ‘games’ di Jepang telah tumbuh besar berkat inisiatif seluruh komunitas yang tersebar di seluruh negeri. Dengan dukungan komunitas-komunitas itu, kita dapat bertanding dan bekerja sebagai pro gamer, tapi saya rasa bahkan fakta bahwa kita diakui sebagai profesional itu adalah karena kekuatan ‘komunitas’ dan ‘seluruh pemain’.

Oleh karena itu, mengabaikan mereka yang satu demi satu telah membangun nilai-nilai ‘pro gamer’ di Jepang, menentukan suatu sistem lisensi di dalam ruangan tertutup, kemudian tiba-tiba muncul dan membuat pengumuman untuk komunitas dan para pemain… saya rasa cara kerja seperti ini sama sekali tidak jujur, dan sulit untuk merasakan keterikatan kepada game ataupun orang-orang yang terlibat di dalamnya.”

Momochi sama sekali tidak menentang pergeseran fighting game menjadi bisnis, malah menurutnya hal ini perlu supaya fighting game tidak menghilang. Namun ia ingin agar sistem ataupun lisensi yang ada benar-benar dibuat untuk kepentingan para pemain dan komunitas.

Momochi ingin ada suatu struktur atau sistem yang memungkinkan para organizer maupun pemain mendapat kompensasi layak atas usaha mereka, dan ia merasa bahwa sistem lisensi itu haruslah sesuatu yang disetujui oleh para pemain. Proses pemberiannya, termasuk pendefinisian apa itu “pro gamer”, harus melibatkan diskusi dengan komunitas. Dan pada akhirnya, tujuan dari sistem itu haruslah demi kemajuan ekosistem game itu sendiri.

Untuk mewujudkan hal itu, Momochi siap melakukan perlawanan. Dan kini, dengan menjadi juara CPT 2019 Asia Premier, ia telah mendapatkan panggung yang sangat besar untuk menyuarakan protesnya. Semoga saja ke depannya ada jalan tengah yang bisa diambil, dan komunitas gamer Jepang bisa bekerja sama dengan JeSU untuk membuat ekosistem esports di sana semakin kuat.

Sumber: Kotaku, EventHubs, Jiyuna

Kalahkan Para “Raksasa” Jepang, Momochi Jadi Juara CPT 2019 Asia Premier

Anda yang gemar mengikuti dunia esports fighting game mungkin sudah tahu bahwa Capcom Pro Tour 2019 dibagi ke dalam beberapa tingkatan event. Dari yang paling rendah yaitu Online Ranking Event, kemudian Ranking Event (offline), Premier Event, hingga tertinggi yaitu Super Premier Event. Khusus untuk Super Premier Event hanya diadakan tiga kali dalam setahun, terdiri dari EVO 2019, Japan Premier, dan North American Regional Finals Open Tournament.

Belum lama ini, salah satu turnamen tingkat Super Premier itu akhirnya digelar. Turnamen itu adalah Japan Premier, atau yang kini dikenal dengan nama Capcom Pro Tour 2019 Asia Premier. Menawarkan CPT Point sebesar 1.000 poin, seorang pemain bisa langsung lolos kualifikasi Capcom Cup hanya dengan memenangkan satu event ini saja. Wajar bila kemudian CPT 2019 Asia Premier menarik sangat banyak pemain. Kabarnya, turnamen ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 partisipan, baik dari luar negeri maupun utamanya dari dalam Jepang sendiri.

CPT 2019 - Global Ranking Point
Pembagian poin tiap tingkatan turnamen CPT | Sumber: Capcom

Beberapa nama yang turut tampil meliputi Gachikun, Tokido, Punk, Daigo Umehara, NuckleDu, Justin Wong, OilKing, Mago, Momochi, Xiao Hai, Moke, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak “raksasa” itu, pemain yang berhasil keluar sebagai juara adalah Momochi dari tim Victrix.

Momochi dikenal sebagai pemain yang sangat ahli menggunakan Ken, akan tetapi di era Street Fighter V: Arcade Edition ia juga bermain dengan karakter Zeku dan Kolin. Tahun ini, Momochi telah menunjukkan performa yang cukup gemilang. Ia berhasil menjadi juara di turnamen EVO Japan 2019, runner up di Final Round 2019, serta memperoleh Top 16 di beberapa turnamen besar lainnya.

Momochi harus berhadapan dengan sesama veteran Street Fighter asal Jepang yaitu Mago, yang kali ini bermain mengandalkan Karin. Belakangan ini Karin memang tengah populer di kalangan beberapa pemain profesional. Selain Mago, beberapa pemain seperti Bonchan dan Punk juga telah menunjukkan performa baik dengan karakter tersebut. Mago dan Momochi sebelumnya telah bertemu di babak Winners’ Final, dengan Momochi sebagai pemenang. Babak Grand Final merupakan rematch dan kesempatan bagi Mago untuk membalas kekalahannya.

Uniknya, menurut beberapa pemain sebetulnya Momochi tidak begitu banyak bermain Street Fighter belakangan ini. Chris Tatarian misalnya, berkata bahwa Momochi hanya menghabiskan kurang dari 10% waktunya untuk bermain Street Fighter. Sisanya, ia lebih sering memainkan game lain, seperti Super Smash Bros. atau Super Mario Maker.

https://twitter.com/Chris_Tatarian/status/1173445245087838209

Meski demikian, keahlian Momochi—yang juga merupakan pemegang gelar EVO 2015—tak perlu diragukan. Menghadapi gempuran Mago yang bermain sangat agresif, Momochi mampu menjaga kesabaran dan memanfaatkan celah-celah dalam pertahanan Mago untuk melakukan punish. Di ronde-ronde awal Momochi sempat terdesak, bahkan kalah dengan hasil Perfect. Tapi kemudian ia berhasil kembali fokus dan mengalahkan Mago dengan skor 3-1. Hebatnya lagi, ia menjadi juara dengan mendominasi jalur Winners’ Bracket.

Anda dapat melihat peringkat hingga 192 pemain teratas di situs resmi Capcom Pro Tour. Berikut ini adalah peringkat Top 8 dalam CPT 2019 Asia Premier:

  • Juara 1: Victrix | Momochi
  • Juara 2: Mago
  • Juara 3: NASR | AngryBird
  • Juara 4: Red Bull | Gachikun
  • Juara 5: AXIZ | Shuto
  • Juara 5: NASR | Big Bird
  • Juara 7: ROHTO Z! | Tokido
  • Juara 7: NVD | Phenom

Sumber: Capcom Pro Tour

Esports Street Fighter dan Rocket League Jadi Pre-Event Olimpiade 2020

Kemunculan esports di Olimpiade Tokyo 2020 telah cukup lama jadi bahan obrolan hangat di dunia olahraga. Terlebih setelah esports memperoleh panggung di Asian Games dan SEA Games nanti, semakin banyak pihak yang mendukung supaya esports tampil di Olimpiade. Akan tetapi International Olympic Committee (IOC) yang merupakan panitia penyelenggara Olimpiade pada akhirnya memutuskan untuk tidak mengikutsertakan esports, bahkan hingga Olimpiade Paris 2024.

Kendati demikian, IOC juga berjanji untuk terus memantau perkembangan industri ini serta tebuka terhadap diskusi dengan para stakeholder esports untuk mencari jalan tengah. Kini rupanya diskusi tersebut telah membuahkan hasil. IOC, bekerja sama dengan Intel sebagai sponsor global, mengumumkan peluncuran kompetisi esports Intel World Open sebagai acara penyambutan alias “pre-event” Olimpiade Tokyo 2020.

Intel World Open menyediakan babak kualifikasi online, di mana siapa saja boleh berpartisipasi untuk memperoleh hak maju sebagai perwakilan tim nasional. Kemudian dilanjutkan dengan kualifikasi live pada bulan Juni 2020 di Katowice, Polandia, untuk menentukan siapa yang akan mengikuti final di Tokyo. ESL, yang merupakan partner global Intel, akan menangani produksi Intel World Open.

Intel World Open - Poster
Sumber: The Esports Observer

Bila Olimpiade Tokyo 2020 akan diselenggarakan pada tanggal 24 Juli, maka Intel World Open memiliki acara puncak (final) yang akan berlangsung di tanggal 22 – 24 Juli 2020. Babak final tersebut rencananya digelar di lokasi Zepp DiverCity, Tokyo, yang memiliki kapasitas penonton kurang lebih 1.100 kursi.

Ada dua game yang dipertandingkan dalam Intel World Open, yaitu Street Fighter V: Arcade Edition dan Rocket League. Masing-masing cabang kompetisi menawarkan hadiah sebesar US$250.000, sehingga total hadiah di acara ini adalah US$500.000. Menurut Mark Subotnick, Director of Business Development for Games and Esports di Intel, dua game ini dipilih karena keduanya merupakan game yang paling mudah dimengerti oleh penonton.

“Ketika kami bekerja dengan IOC dan mengerjakan sesuatu seperti Intel World Open, kami benar-benar menginginkan audiens terluas dengan aksesibilitas tertinggi, dan dua judul ini sangat memenuhi tujuan tersebut,” ujar Subotnick, dilansir dari The Esports Observer, “Dua judul ini adalah sesuatu yang dapat dilihat dan dimengerti oleh konsumen atau audiens rata-rata, dan sayangnya hal itu tidak selalu terjadi di esports. Jadi masuk akal untuk bekerja sama dengan dua partner ini (Capcom dan Psyonix Games).”

Zepp DiverCity
Sumber: Zepp Hall Network

Bagi pihak Capcom, Intel World Open merupakan kompetisi unik karena memiliki jangkauan secara nasional. Capcom sudah memiliki program esports berupa Capcom Pro Tour dan Street Fighter League, tapi tidak ada yang bisa menjangkau audiens nasional seperti Intel World Open. Hal ini dikemukakan oleh Mike Larson, Vice President of Marketing di Capcom Media Ventures.

Sementara itu, Psyonix menyambut baik kesempatan ini untuk menguji coba pertandingan dengan format timnas, yang sebelumnya tidak pernah mereka lakukan. “Kami rasa meskipun ini bukan ajang Olimpiade resmi, acara ini tetap sesuatu—dengan melihat karakteristik dari acaranya sendiri—yang dapat menciptakan banyak kegembiraan dalam komunitas esports itu sendiri, dan di antara para penggemar,” kata Jeremy Dunham, Vice President of Publishing di Psyonix, “Ini sesuatu yang berbeda. Kami belum pernah mengadakan hal seperti ini sebelumnya, dan ini adalah sesuatu yang sudah banyak diminta para penggemar untuk waktu yang sangat lama—untuk bisa mempertaruhkan kebanggaan nasional ketika mereka bermain Rocket League.”

Intel World Open memang bukan merupakan bagian langsung dari Olimpiade, tapi dengan adanya kompetisi yang memiliki ikatan brand dengan Olimpiade itu sudah merupakan kemajuan besar. IOC pun terus mencari cara untuk menjangkau audiens muda dan memperluas jangkauan audiens Olimpiade. Apakah ini bisa membuka jalan bagi esports untuk masuk Olimpiade nantinya, Subotnick pun tidak tahu. Tapi satu hal yang pasti, melalui Intel World Open, para pegiat olahraga dan para pegiat esports bisa bekerja sama dan saling belajar dari satu sama lain.

Sumber: The Esports Observer