Mantan Petinju Manny Pacquiao Masuki Dunia Esports, Kompetisi Microsoft Excel Tawarkan Hadiah US$10 Ribu

Pada akhir pekan lalu, babak final dari Financial Modelling World Cup (FMWC), kompetisi untuk pengguna Microsoft Excel, resmi digelar. Kompetisi itu menawarkan total hadiah sebesar US$10 ribu. Selain kompetisi untuk Excel, liga esports unik lainnya adalah Farming Simulator League, yang mengadu game farming simulator. Sementara itu, mantan petinju dari Filipina, Manny “PacMan” Pacquiao menjadi mantan atlet terbaru yang memutuskan untuk terjun ke dunia esports. Pada minggu lalu, Riot Games juga mengumumkan format baru dari VALORANT Champions Tour di 2022.

Mantan Petinju Filipina Buat Tim Esports, Team Pacquiao GG

Manny “PacMan” Pacquiao, mantan petinju Filipina yang berhasil memenangkan delapan gelar juara dunia di kelas yang berbeda-beda, memutuskan untuk menjajaki dunia esports dengan membuat organisasi bernama Team Pacquiao GG. Pembuatan konten akan menjadi prioritas bagi organisasi tersebut. Selain itu, mereka juga akan fokus pada tiga hal, yaitu komunitas, kompetisi, dan badan amal, lapor Pinoy Gamer.

Anggota dari Team Pacquiao GG. | Sumber: Pinoy Gamer

Team Pacquiao GG menunjuk Elyson “Ghost Wrecker” Caranza, pemain profesional di RSG PH dan Kimberlee Si “Super Kimbie” Arcillas sebagai representatif mereka di Mobile Legends. Tak hanya itu, Caranza juga akan menjadi pemimpin dari program amal Team Pacquiao GG. Untuk memimpin divisi konten, Team Pacquiao GG memilih YouTuber Gian Louise “GLOCO” Concepcion, sementara Shin Boo “Sh1nboo” Ponferrada akan menjadi host dan shoutcaster. Terakhir, Een Mercado akan memipin program pemberdayaan perempuan, serta membantu organisasi itu untuk menjajaki skena esports VALORANT.

BMW dan LVL Adakan Liga Rocket League di Dunia Nyata 

Dalam Rocket League, pemain bermain sepak bola menggunakan mobil sebagai pemain. Dan minggu lalu, BMW serta LVL bekerja sama dengan Das Race Goal untuk mengadakan liga Rocket League di dunia nyata. Jadi, para peserta liga tersebut akan menggunakan mobil remote control untuk bermain sepak bola. Mereka juga bisa mengambil powerup virtual demi bisa mengaktifkan “special effects“.

Kompetisi itu diikuti oleh enam tim. Masing-masing tim terdiri dari tiga orang. Keenam tim tersebut berlaga di stadion BMW Welt. Tujuan dari liga ini adalah untuk mengumpulkan dana demi program Skills for Life dari United Nations Population Fund. Program itu betujuan untuk memperbaiki sistem edukasi dan kesehatan dari generasi muda di kawasan Amerika Latin dari Karibia, lapor Engadget.

Riot Games Punya Format Baru untuk VALORANT Champions Tour 2022

Riot Games mengumumkan, akan ada sirkuit turnamen baru pada Oktober 2022. Mereka juga menyebutkan, seri VALORANT Challengers akan dirombak pada tahun depan. Selain itu, mereka mengungkap bahwa VALORANT Game Changers LAN akan digelar pada November dan Desember 2022. Terakhir, Riot mengungkap rencana mereka untuk mengadakan liga nasional VALORANT di sejumlah negara. Mereka akan memulai program ini di Eropa, menurut laporan Esports Insider.

Jadwal kompetisi VALORANT 2022. | Sumber: Riot Games

Menurut Riot, seri Challengers baru juga akan menggunakan format baru, yang terdiri dari beberapa split. Masing-masing split akan diawali dengan babak kualifikasi terbuka. Tim yang lolos dari babak kualifikasi akan bertanding dalam liga yang berlangsung selama beberapa minggu. Dari liga tersebut, akan terpilih tim-tim terbaik untuk berlaga di turnamen “besar”. Dari turnamen itu, tim yang keluar sebagai pemenang dan beberapa tim lainnya akan melaju ke turnamen Master.

Kompetisi Microsoft Excel Tawarkan Hadiah US$10 Ribu

Microsoft menjadi sponsor dari Financial Modelling World Cup (FMWC), kompetisi “esports” dari Microsoft Excel. Kompetisi untuk para pemain/pengguna Excel profesional itu diadakan pada 4-11 Desember 2021. Total hadiah yang ditawarkan adalah US$10 ribu, menurut laporan The Verge. Babak quarter final, semifinal, dan grand final dari FMWC digelar pada 11 Desember 2021 dan disiarkan secara langsung di YouTube dan aplikasi ESPN.

Dalam FMWC, di setiap ronde, para peserta akan dihadapkan dengan studi kasus sepanjang satu sampai lima halaman. Setiap studi kasus itu merupakan masalah yang ada di dunia nyata. Dalam setiap studi kasus, ada 6-15 pertanyaan yang harus peserta jawab. Pertanyaan-pertanyaan itu memiliki tingkat kerumitan yang berbeda-beda. Semakin rumit pertanyaan yang dijawab peserta, semakin tinggi poin yang dia dapat. Peserta harus menggunakan kemampuan financial modelling mereka untuk menjawab pertanyaan itu. Pada akhirnya, FMWC dimenangkan oleh Andrew Ngai, Director, Taylor Fry dari Australia.

Farming Simulator League Tetap Menarik Sponsor Walau Ditujukan untuk Pasar Niche

Kebanyakan game esports mengusung genre MOBA, FPS, battle royale, atau fighting game. Namun, Farming Simulator berhasil menemukan audiens untuk skena esports-nya. Kompetisi esports dari game simulator bercocok tanam itu dimulai dari Farming Simulator 17, yang dirilis pada 2016. Sebelum menjadi kompetisi resmi, Farming Simulator League hanyalah kompetisi untuk menata jerami di game Farming Simulator pertama, seperti yang dilaporkan oleh Esports Insider.

Claas Eilermann, Event and Esports Manager, GIANTS Software menjelaskan, pada awalnya, Farming Simulator League hanya digelar di acara agrikultur dengan tujuan sebagai hiburan. GIANTS Software baru menyadari potensi esports dari game yang mereka buat pada 2017, khususnya dalam acara agrikultur yang digelar di Jerman, yaitu AgriTechnica. Setelah itu, GIANTS memutuskan untuk memperbaiki mode penumpukan jerami di Farming Simulator dan lahirlah Farming Simulator League.

Farming Simulator League berhasil menarik audiens sendiri. | Sumber: GamesIndustry

Sekarang, para peserta dari Farming Simulator League tidak hanya harus menumpuk jerami, tapi juga memanen dan mengantarkan hasil panen. Masing-masing tim terdiri dari tiga orang. Tim yang berhasil melakukan tugas mereka dengan cara paling efektif akan keluar sebagai pemenang. Meskipun liga Farming Simulator tidak sepopuler kompetisi esports League of Legends atau Dota 2, ia berhasil menarik sejumlah pemain dan juga sponsor.

Saat ini, FSL memiliki kontrak kerja sama dengan Noblechairs dan Intel. Mereka juga menjalin kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang agrikultur, seperti Corteva dan DLG.

Sumber header: Pinoy Gamer

Menjajal Game Rocket League Sideswipe, Sudah Tersedia untuk Perangkat Android & iOS

Pernah bermain Rocket League sebelumnya? Game yang menyatukan sepak bola dan mobil-mobilan akrobatik (soccar) bertenaga roket ini dirilis pertama kali oleh Psyonix pada tahun 2015.

Pengembangnya (Psyonix) diakusisi oleh Epic Games pada 2019. Rocket League kemudian menjadi game free-to-play di 2020 dan bisa dimainkan secara gratis di semua platform, baik PC dan beberapa konsol seperti PS4, Xbox One, dan Nintendo Switch.

Kini Psyonix Studios telah mengumumkan bahwa versi mobile-nya yakni Rocket League Sideswipe telah tersedia di seluruh dunia. Baik untuk smartphone Android yang bisa diunduh lewat Google Play Store dan iOS alias iPhone di Apple App Store.

Game ini berukuran sekitar 700MB-1GB tergantung pada platform dan spesifikasi perangkat, serta tersedia secara gratis. Tentu saja, saya juga amat penasaran dan menginstal Rocket League Sideswipe di OPPO Reno6 dengan ukuran file 876MB. Perangkat ini mendukung kualitas preset grafis tinggi dengan maksimal frame rate 60 fps.

Setelah masuk ke dalam game, selain bisa dimainkan secara online multiplayer dengan login menggunakan akun Epic Games, Rocket League Sideswipe ternyata juga bisa dijalankan secara offline. Biar lebih seru, saya memilih bermain secara online.

Saat pertama kali masuk, kita harus melewati proses training terlebih dahulu yakni tutorial menggunakan kontrol sentuhnya. Ya, kontrol permainannya telah disesuaikan agar optimal dimainkan pada layar smartphone yang relatif kecil.

Mulai dari joystick virtual di sebelah kiri yang bisa digerakkan ke kanan kiri atau atas bawah, tombol boost untuk mendorong, dan tombol jumping untuk melompat. Gameplay Rocket League Sideswipe menggunakan konsep dasar yang sama dengan versi original-nya, intinya menggiring bola dengan mobil dan mencetak angka ke gawang lawan.

Perbedaannya besarnya adalah Rocket League Sideswipe dimainkan dalam bidang 2D (tetapi dengan elemen 3D), bukan stadion tiga dimensi yang penuh dengan gerakan 360 derajat seperti versi original-nya. Jadi, Anda hanya perlu mengendalikan mobil Anda di dua sumbu.

Selain itu, boost mobil beregenrasi secara otomatis dan tidak perlu mencari recharging pad. Anda bisa mulai bermain dalam match kompetitif, tersedia duel 1v1, doubles 2v2 atau mode sepak bola standar, dan Hoops 2v2 dengan gaya bola basket.

Permaianan tim dibatasi maksimal dua orang per sisi, sistem akan secara otomatis melakukan pencocokan dan menemukan player untuk bermain satu tim dengan Anda. Biar tidak penasaran, silahkan langsung mencobanya sendiri. Rocket League Sideswipe cukup menyenangkan untuk dimainkan berkat kombinasi kontrol sederhana, tetapi pastikan Anda memiliki koneksi internet yang stabil untuk menikmati keseruan mode multiplayer-nya.

Sumber: GSMArena

Rocket League Dikabarkan Akan Beralih Gunakan Unreal Engine 5

Posisi Rocket League yang kini menjadi game free-to-play di bawah bendera Epic Games pasca akusisi pengembangnya, Psyonix pada 2019, memang mengubah masa depan dari game-nya.

Game yang menggabungkan sepak bola dan mobil bertenaga roket ini memang sudah cukup berumur saat ini. Rocket League sendiri dirilis pada 2015 lalu yang berarti sudah berumur lebih dari 5 tahun sekarang. Namun karena model bisnis dari game ini yang kini diubah menjadi “game as service”, maka menghadirkan sekuel untuk Rocket League kelihatannya bukanlah rencana yang dipikirkan oleh Epic Games.

Dengan popularitas game-nya yang masih tinggi, Epic Games sepertinya lebih memilih untuk meningkatkan engine yang digunakan di dalam game-nya. Rocket League awalnya dibangun menggunakan Unreal Engine 3 dan kemungkinan besar game ini nantinya akan beralih ke engine terbaru Epic yaitu Unreal Engine 5.

Informasi ini mengemuka di forum Reddit setelah salah satu penggunanya bernama ryangoldfiish5 menemukan bahwa Psyonix tengah mencari anggota baru untuk membantu projek masa depan mereka seperti Rocket League: Sideswipe di mobile dan juga Rocket League yang pindah ke UE5 (Unreal Engine 5).

Sayangnya, kini kata-kata yang berhubungan dengan ‘Unreal Engine 5’ sudah dihapus dari lowongan pekerjaan tersebut. Namun Senior Community Manager dari Rocket League, Devin Connors menjelaskan bahwa pemindahan engine game ini merupakan projek jangka panjang dan sudah mulai berlangsung.

Screenshot: Reddit

“Meningkatkan teknologi di balik Rocket League, termasuk perpindahan ke UE5 memang sedang dikerjakan. Hal ini adalah projek jangka panjang bagi kami dan kami akan membagikan lebih banyak detail ketika kami siap untuk menunjukkan kepada para pemain apa yang akan datang berikutnya,” tulis Connors

Pengumuman tidak resmi ini ternyata disambut gembira oleh para fans. Apalagi para fans memang cukup antusias untuk menyambut musim keempat terbaru dari Rocket League yang baru saja diumumkan beberapa minggu lalu.

Meski begitu, Psyonix tentu masih memerlukan waktu untuk membawa game-nya ke dalam Unreal Engine 5 sebelum nantinya dapat dimainkan. Namun implementasi Unreal Engine 5 memang menjanjikan berbagai peningkatan terutama untuk masalah grafis yang akan memanjakan mata para pemainnya nanti.

Rocket League Mobile yang Lebih Canggih Terungkap dari Dokumen Epic vs Apple

Persidangan antara Epic melawan Apple masih terus berlangsung. Seiring berjalannya persidangan, beberapa dokumen internal yang awalnya bersifat rahasia, kini bisa diakses oleh siapa saja. Salah satu temuan yang menarik dari dokumen-dokumen tersebut adalah keberadaan Rocket League Mobile.

Rocket League Mobile yang dimaksud di dokumen tersebut bukanlah versi 2D yang disebut Rocket League Sideswipe. Namun memang portingan dari game penuhnya ke format mobile.

Dokumen Rocket League Mobile (Image credit: The Verge)

Hal ini terungkap dari dokumen presentasi Epic mengenai rencana 2021 yang diunggah oleh The Verge. Nampaknya Epic tengah mengembangkan Rocket League Next, game baru yang akan memberikan pengalaman penuh di semua platform termasuk mobile.

Dituliskan juga bahwa game-nya akan mendukung cross-play dan juga cross-progress antara PC, konsol, dan bahkan mobile. Hal menarik lainnya adalah Epic juga menyebutkan bahwa fase beta untuk Rocket League Mobile ini akan dilakukan pada kuartal kedua 2021, meskipun hal tersebut masih estimasi.

Rocket League (Image Credit: Rocket League)

Dokumen di atas sebenarnya merupakan bagian dari presentasi internal di Epic pada Juni 2020 lalu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa Rocket League Mobile ini memang sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari.

Bila melihat bahwa Epic sebelumnya sudah berhasil membawa game andalan mereka – Fortnite ke mobile. Bukan tidak mungkin Epic akan membawa Rocket League juga ke dalam mobile nantinya.

Mobile game masih memberikan kontribusi terbesar pada total pemasukan industri game

Mobile sendiri memang menjadi salah satu platform baru yang banyak diincar oleh para pengembang game, termasuk game-game yang awalnya berada di PC ataupun konsol.

Beberapa game seperti Fortnite, Among Us, Hearthstone, dan bahkan Genshin Impact sudah membuktikan bahwa mereka bisa meraup lebih banyak keuntungan dengan menambahkan platform mobile.

Di Balik Kesuksesan Tim Esports David Beckham, Guild Esports

Bulan Juni 2020 lalu, satu gebrakan yang cukup besar terjadi di ekosistem esports. Pesepakbola bintang, David Beckham, memasuki industri esports dengan investasinya atas tim yang bernama Guild Esports. Popularitas Guild Esports mungkin belum berkembang sebegitu besarnya, terutama di Indonesia. Namun terlepas dari itu, Guild Esports berkembang dengan cukup pesat selama kurang lebih 10 bulan perjalanannya. Mereka mengamankan investasi sebesar Rp383 miliar, mendapatkan spot untuk berlaga di skena Rocket League, mendapatkan Hyper X sebagai sponsor, bahkan memenangkan salah satu kompetisi besar Fortnite.

Dalam satu kesempatan, Carleton Curtis selaku Executive Chairman Guild Esports sempat berbagi strateginya dalam mengembangkan tim kepada Forbes. Apa yang bisa kita pelajari dari perkembangan Guild Esports hingga sejauh ini? Salah satu yang jadi strateginya adalah bagaimana dia membuat rencana pengembangan yang sesuai dengan visi misi perusahaannya.

Guild Esports mengusung pendekatan gaming-meets-lifestyle. Selain itu, Guild Esports juga mengedepankan visi pengembangan atlet di dalam organisasinya. Curtis menjelaskan bahwa branding Guild Esports bisa diasosiasikan sebagai sekelompok orang yang mengejar satu tujuan yang sama namun dengan fokus mengembangkan kesehatan fisik serta mental pemainnya ketimbang skill in-game. “Hal tersebut (mengembangkan fisik dan mental) adalah hal yang saya yakini menjadi awal bagi kesuksesan di dalam game.” Tutur Curtis.

Guild Esports
Carleton Curtis, Executive Chairman Guild Esports. Sumber Gambar – Forbes

Lalu bagaimana dengan peran David Beckham sendiri di dalam tim? Curtis pun menjawab kepada Forbes. “Beckham memiliki peran awal dalam membangun kultur organisasi di Guild Esports. Ia juga merupakan kunci bagi kami dalam menemukan talenta baru dari akademi.” Lebih lanjut membicarakan visinya, Curtis mengatakan bahwa ia punya harapan untuk membuat brand, kultur, serta sekelompok atlet yang dapat menghancurkan stereotipe di mata penggemar olahraga yang selama ini menahan perkembangan industri esports.

“Industri esports masih muda dan sedang berada di fase awal perkembangannya. Seiring industri esports menjadi dewasa dan menetapkan diri sebagai salah satu bentuk hiburan mainstream, tentunya esports akan menjadi semakin profesional. Saya sendiri ingin menggunakan pengalaman saya untuk membantu Guild Esports dalam menawarkan lifestyle dan entertainment yang melebar dari esports itu sendiri.”

Dalam mengembangkan talenta, dikatakan bahwa Guild Esports sendiri menggunakan model English Premier League yang terinspirasi dari David Beckham. Seperti yang tadi disebutkan, fokus pengembangannya adalah pada fisik dan mental pemain. Bahkan dikatakan bahwa Guild Esports menggunakan pendekatan personal 1-on-1 dalam melakukan pengembangan tersebut.

Selanjutnya Curtis pun menjelaskan alasan di balik tujuan tersebut. “Mengasuh talenta muda dan menciptakan bintang esports baru di masa depan adalah jantung dari Guild Esports. Jiwa kami adalah membuat esports menjadi nirwana yang inklusif untuk semua orang.” Dalam hal program latihan, Curtis juga menjelaskan. “Latihan kami menempatkan latihan fisik dan mental para pemainnya di atas dari latihan in-game. Hal tersebut kami lakukan sebagai usaha meningkatkan dari apa yang sudah jadi standar di esports dengan cara membuat sang pemain menjadi lengkap. Program latihan tersebut merupakan program holistik yang menyeluruh dan sudah terkalibrasi.”

Program latihan tersebut tergolong sudah cukup terbukti apabila kita melihat hasilnya. Tim Fortnite milik Guild Esports berhasil mencuat menjadi yang nomor satu di eropa, divisi Rocket League diakui sebagai salah satu dari top 5 terkuat, divisi FIFA yang diakui sebagai salah satu dari top 3 terkuat, bahkan juga divisi  VALORANT mereka.

Lalu soal sisi entertainment yang juga menjadi salah satu visi bagi Guild Esports, Curtis mengatakan bahwa bentuk pengembangan Guild Esports juga melebar sampai ke sisi kemampuan publikasi para pemain-pemainnya. “Pemain-pemain kami tak hanya terlatih dari sisi kedisiplinan karir saja, tetapi juga terlatih dari sisi cara mereka menggunakan platform publik untuk menunjukkan visi milik Guild Esports untuk industri secara keseluruhan.”

Menutup perbincangan Curtis juga menceritakan bagaimana posisi Guild Esports saat ini dan ramalannya untuk masa depan. “Saat ini perkembangan Guild Esports terbilang sudah dalam jalur dan akan memberikan perkembangan yang lebih kuat lagi di tahun 2021. Kami juga percaya, walaupun perusahaan kami masih muda, tetapi kami berada di posisi yang bagus untuk bisa mendapatkan hasil positif di turnamen yang akan membawa lebih banyak fans.”

“Para fans kami harus siap untuk melihat sisi terbaik kami. Seiring kami mengembangkan operasi kami, Guild Esports berkomitmen untuk mempertahankan standar yang akan meningkatkan legitimasi dari industri esports. 2021 akan menjadi tahun yang penuh kejutan dan pengumuman yang seru. Bisa dibilang, tahun 2021 akan menjadi tahun yang menyenangkan bagi fans Guild Esports.” Tutur Curtis sembari menutup perbincangannya dengan Forbes.

Cukup menarik melihat tim seperti Guild Esports. Membawa pengalaman dari David Beckham sendiri, siapa yang tahu kalau mengembangkan pemain dengan mengutamakan fisik dan mental di atas latihan in-game ternyata bisa membuahkan kesuksesan yang cukup baik.

Apakah Anda sudah tahu dengan tim Guild Esports? Atau mungkin belum tahu sama sekali? Terlepas dari itu, semoga kisah kesuksesan Guild Esports membangun timnya dalam waktu yang singkat bisa jadi pelajaran dan inspirasi.

Sumber Artikel – Forbes | Gambar Utama – Guild Esports Official.

Liga e-League Thailand 2021 Segera Dimulai, Team Secret Rekrut Pemain Wild Rift

Minggu lalu, ada beberapa berita menarik di dunia esports. Melalui Facebook, Team Secret mencari pemain Wild Rift di Asia Tenggara. Sementara itu, kompetisi PES, e-League Thailand 2021 akan dimulai pada Februari 2021 mendatang.

Kompetisi e-League Thailand 2021 Dimulai Pada Februari 2021

Kompetisi Pro Evolution Soccer (PES), e-League Thailand 2021 akan mulai diselenggarakan pada 6-7 Februari 2021 mendatang. Pada musim-musim sebelumnya, e-League Thailand diikuti oleh pemain PES yang mewakili klub-klub sepak bola di Thailand. Namun, sekarang, tim-tim esports Asia juga bisa ikut babak kualifikasi untuk ikut serta di e-League Thailand.

Dari babak kualifikasi, akan terpilih lima tim yang bisa menggunakan tim di Liga Thailand untuk bertanding di kompetisi sepak bola virtual tersebut. Zeus Gaming menjadi salah satu tim yang lolos babak kualifikasi e-League Thailand. Selain itu, juga ada BOX Gaming dari Vietnam dan Tokyo Verdy eSports dari Jepang, seperti yang disebutkan oleh Indosport.

Team Secret Hendak Buat Tim Wild Rift di Asia Tenggara

Pada akhir 2020, Team Secret melakukan ekspansi ke Filipina. Sekarang, mereka hendak membentuk tim Wild Rift yang berisi pemain dari Asia Tenggara. Hal ini mereka ungkapkan melalui halaman Facebook resmi mereka. Bagi Anda yang tertarik untuk mencoba masuk ke Team Secret, pendaftaran akan dibuka sampai 16 Januari 2021. Sementara proses tryout akan diselenggarakan pada 23-24 Januari 2021.

Persyaratan untuk mencoba masuk ke Team Secret. | Sumber: Facebook
Persyaratan untuk mencoba masuk ke Team Secret. | Sumber: Facebook

Salah satu syarat untuk mencoba menjadi pemain Team Secret adalah memiliki peak rank Diamond 1 pada Season 0 atau setidaknya Diamond 2 pada Season 1. Selain itu, mereka juga mencari pemain yang bisa berbahasa Inggris dengan baik. Soal umur, Team Secret menyatakan, setidaknya, para pendaftar harus berumur 16 tahun. Terakhir, calon peserta juga tidak memiliki kontrak dengan tim esports lain. Jika tertarik, Anda bisa mendaftarkan diri di sini.

BBC Siarkan Rocket League Championship

BBC mengumumkan bahwa mereka akan menyiarkan musim ke-10 dari Rocket League Championship Series (RLCS X) pada 9 Januari 2021. Turnamen itu akan menjadi kompetisi esports pertamaa yang BBC siarkan. RLCS X akan disiarkan di platform online dan aplikasi BBC Sports serta BBC iPlayer. Menurut laporan Esports Insider, BBC akan menyiarkan RLCS X Winter Split, khususnya Europe Regional #3. Beberapa tim esports yang bertanding di Europe Regional #3 adalah Guild Esports milik David Beckham, divisi esports dari FC Barcelona, dan Wolves eSports, divisi esports dari tim Premier League, Wolverhampton Wanderers.

Dignitas Kerja Sama dengan Perusahaan Teknologi Finansial Zytara

Dignitas punya rekan baru, yaitu perusahaan teknologi finansial, Zytara. Melalui kerja sama ini, Zytara akan meluncurkan kartu debit serta skin aplikasi bertema Dignitas. Dignitas dan Zytara juga akan bekerja sama untuk membuat konten yang akan membahas tentang solusi finansial bagi para gamers.

Salah satu bentuk kerja sama Dignitas dan Zytara adalah skin pada aplikasi serta tema pada kartu debit. | Sumber: Esports Insdier
Salah satu bentuk kerja sama Dignitas dan Zytara adalah skin pada aplikasi serta tema pada kartu debit. | Sumber: Esports Insdier

Kepada Esports Insider, Pendiri dan CEO Zytara, Al Burgio membahas tentang betapa pentingnya kerja sama mereka dengan organisasi esports global seperti Dignitas. Dia juga menyebutkan, Dignitas dan Zytara memiliki persepsi yang sama. Keduanya sama-sama percaya bahwa literasi dan inklusi keuangan sangat penting.

Perusahaan Induk Edward Gaming Buat Fasilitas Esports di Shanghai

SuperDen Group, perusahaan properti asal Tiongkok yang juga merupakan induk dari organisasi esports Edward Gaming (EDG), mengumumkan bahwa proyek pembangunan Shanghai International Culture and Creative Esports Center telah dimulai. Fasilitas itu akan menjadi markas baru dari EDG. Dengan kapasitas penonton 6 ribu orang, fasiliitas tersebut juga bisa digunakan untuk menyelenggarakan kompetisi esports. Di sana, Anda juga akan menemukan hotel bertema esports, fasilitas breakdancing serta skydiving di dalam ruangan, dan berbagai atraksi serta hiburan lainnya.

Pembangunan Shanghai International Culture and Creative Esports Center diperkirakan akan selesai pada 2023, lapor The Esports Observer. Proyek ini akan memakan biaya sekitar 5,8 miliar yuan (sekitar Rp12,6 triliun). Pada 2018, perwakilan pemerintah Shanghai di bidang olahraga, Luo Wenhua mengatakan, Shanghai ingin dijadikan sebagai “ibukota esports“. Sementara pada September-Oktober 2020, Shanghai juga menjadi tuan rumah dari League of Legends World Championship 2020, salah satu kompetisi esports paling bergengsi di dunia, menurut laporan Breaking Asia.

SteelSeries Kerja Sama dengan Spacestation Gaming, Juara Six Invitational 2020

Spacestation Gaming baru saja mengumumkan kerja samanya dengan perusahaan pembuat aksesori gaming asal Denmark, SteelSeries. Melalui kerja sama ini, SteelSeries akan menyediakan berbagai perangkat gaming untuk pemain dan staf dari Spacestation Gaming. Sayangnya, tidak diketahui berapa nilai dari kolaborasi tersebut.

“Saya sendiri merupakan fan dari SteelSeries,” kata Shaun McBride, Pendiri Spacestation Gaming, menurut laporan Esports Insider. “Pemain kami sering meminta untuk menggunakan produk SteelSeries. Jadi, ketika mereka menawarkan kerja sama dengan kami, saya langsung setuju. Melalui kolaborasi ini, SteelSeries akan mendukung seluruh staf kami dan membantu para pemain kami untuk memberikan performa yang lebih baik.”

steelseries spacestation gaming
Spacestation Gaming berhasil menjadi juara dunia Rainbow Six Siege setelah memenangkan Six Invitational 2020.

Spacestation Gaming merupakan organisasi esports asal Amerika Utara yang berlaga di berbagai game, termasuk Rainbow Six Siege, Rocket League, Super Smash Bros. Ultimate, SMITE, Valorant, Clash Royale, Trackmania, iRacing, dan World of Warcraft.

Saat ini, Spacestation Gaming merupakan satu-satunya organisasi esports yang pernah meraih gelar juara dunia pada 2020. Pasalnya, mereka berhasil memenangkan Six Invitational 2020 pada awal 2020. Ketika itu, karantina dan lockdown akibat pandemi COVID-19 belum diberlakukan. Selain itu, mereka juga menjadi salah satu dari 10 tim yang mendapatkan status Tier 1 dalam program bagi hasil di scene esports Rainbow Six Siege.

“Spacestation Gaming memiliki atlet-atlet esports berbakat. Selain itu, mereka juga ahli dalam membuat konten yang menarik bagi para fans esports. Karena itu, kami senang dapat bekerja sama dengan mereka,” kata Andrew Trulli, Esports Marketing Manager, SteelSeries.

Selain Spacestation Gaming, SteelSeries juga menjalin kerja sama dengan beberapa organisasi esports ternama yang pernah memenangkan gelar juara dunia. Salah satunya adalah OG Esports, organisasi asal Eropa yang pernah memenangkan The International 2 tahun berturut turut. Selain itu, SteelSeries juga bekerja sama dengan FunPlus Phoenix, yang memenangkan League of Legends World Championship pada 2019. Beberapa organisasi esports lain yang menjadi rekan SteelSeries antara lain FaZe Clan, Barrage, dan Nordavind.

Sumber header: The Esports Observer

Guild Esports Milik David Beckham Bakal Berlaga di Liga Rocket League

Guild Esports mengumumkan bahwa mereka akan berlaga di liga Rocket League, RLCS X. Rocket League Championship Series (RLCS) telah diadakan selama sembilan musim. Pada RLCS X, Psyonix memutuskan untuk merombak sistem RLCS, menjadi sistem sirkuit terbuka, memungkinkan lebih banyak tim untuk berlaga di dalamnya.

Tim Rocket League dari Guild Esports terdiri dari Joseph “Noly” Kidd, Thomas “ThO” Binkhorst, dan Kyle “Scrub Killa” Robertson. Sementara itu, Mike “Gregan” Ellis akan menjadi pelatih mereka. Guild Esports mengatakan bahwa mereka memilih ketiga pemain tersebut dengan sangat hati-hati.

guild esports rocket league
Rocket League adalah game yang menggabungkan elemen sepak bola dengan mobil. | Sumber: Essentially Sports

Baik Kidd dan Binkhorst merupakan mantan pemain Team Singularity. Sementara Robertson pernah bermain untuk Vitality dan mousesports sebelum bergabung dengan Guild Esports. Bersama Vitality, dia pernah memenangkan RLCS Season 7 – Eropa dan RLCS Season 7 – Finals pada 2019. Sama seperti Robertson, Ellis juga pernah menjadi bagian dari tim Rocket League dari Vitality. Sebagai pelatih Ellis berhasil membawa Vitality memenangkan RLCS Season 7 serta menjadi runner up dari RLCS Season 8 – Eropa dan RLCS Season 8 – Finals.

“Tujuan dari Guild Esports adalah untuk mencoba memenangkan setiap pertandingan dan turnamen yang kami ikuti serta untuk memberikan usaha terbaik kami,” kata Robertson pada Daily Esports. “Kami ingin menjadi yang terbaik. Dan saya merasa, tim ini akan bisa mencapai hal itu dan menjadi tim terbaik di dunia.”

Guild Esports merupakan organisasi esports asal Inggris. Pada akhir Juni 2020, David Beckham menanamkan investasi di organisasi tersebut. Ketika itu, dia juga mengumumkan bahwa dia akan menjadi co-owner dari Guild Esports.

Menurut laporan The Esports Observer, Beckham akan turun tangan langsung dalam menangani tim Rocket League dari Guild Esports. Mantan pesepak bola itu akan membantu mereka dalam mengatasi stres serta masalah mental lainnya. Memang, menjadi atlet esports tidak mudah. Mereka harus siap menghadapi beban mental yang sama seperti atlet Olimpiade. Selain itu, Beckham juga akan membantu para pemain Rocket League dari Guild Esports untuk memiliki gaya hidup yang sehat.

Rocket League Akan Jadi Game Gratisan Tidak Lama Lagi

Lima tahun pasca diluncurkan pertama kali, Rocket League telah dimainkan oleh lebih dari 75 juta orang. Game sepak bola sekaligus mobil-mobilan akrobatik (soccar) itu terbukti sangat populer sekaligus punya ekosistem esports yang sehat, namun ternyata developer-nya (Psyonix) masih punya rencana yang lebih besar lagi.

Dalam waktu dekat, Psyonix bakal merilis update yang amat signifikan, sekaligus yang akan mengubah Rocket League menjadi game free-to-play. Ya, Rocket League tidak lama lagi bakal bisa dimainkan secara gratis di semua platform (PC, PS4, Xbox One), dan ini tentu berpotensi menumbuhkan komunitas pemainnya menjadi lebih besar lagi.

Psyonix berjanji untuk tidak mengubah gameplay Rocket League. Malahan, mereka akan menyempurnakan fitur-fitur seperti Tournaments dan Challenges, serta membenahi tampilan menunya supaya lebih mudah dinavigasikan, terutama bagi para pemain baru. Bersamaan dengan debut Rocket League sebagai game gratisan, platform distribusi versi PC-nya juga akan dipindah dari Steam ke Epic Games Store.

Tentu saja kita tidak perlu terkejut mendengar berita ini, sebab Epic Games memang sudah mengakuisisi Psyonix sejak tahun lalu. Pasca pergantiannya menjadi game free-to-play, Rocket League bakal lenyap dari Steam, akan tetapi pemain lama tetap bisa memainkannya sekaligus menerima update lewat platform milik Valve tersebut.

Selain gratis, Rocket League nantinya juga akan mendukung fitur cross-platform sepenuhnya. Ini berarti semua pemain bisa membawa progresnya dari satu platform ke yang lain – dari console ke PC ataupun sebaliknya – menggunakan satu akun Epic Games. Progres yang dimaksud di sini mencakup semua item yang dimiliki dan pernah dibeli, progres Rocket Pass maupun Competitive Rank.

Bicara soal pernah membeli, apakah mereka yang sudah membeli Rocket League dan memainkannya sejak lama akan mendapat fasilitas ekstra? Tentu saja. Semua pemain yang membeli Rocket League sebelum versi gratisannya meluncur nanti – saat ini versi PC-nya di Steam dibanderol Rp 136 ribu – bakal menerima sejumlah hadiah. Berikut rinciannya:

  • Semua Rocket League-branded DLC yang dirilis sebelum free-to-play
  • Titel “Est. 20XX” dengan “XX” yang mengindikasikan tahun pertama pemain menyentuh Rocket League
  • 200+ common item yang telah di-upgrade ke kualitas “Legacy”
  • Golden Cosmos Boost
  • Dieci-Oro Wheels
  • Huntress Player Banner

Psyonix sejauh ini belum memastikan kapan persisnya versi gratisan Rocket League bakal dirilis. Mereka cuma bilang “later this summer“, yang berarti tidak akan lewat dari bulan September 2020.

Sumber: Polygon dan Psyonix.

G2 Esports Perpanjang Kontrak Tiga Divisi Terbaiknya Hingga 2022

Selain FaZe Clan dan Team Liquid, G2 Esports mungkin bisa dibilang sebagai salah satu organisasi esports terbaik di kancah global. Salah satu alasannya adalah karena berbagai talenta berbakat yang berhasil mereka dapatkan untuk berbagai divisi esports yang dimiliki. Maka dari itu, demi mempertahankan kesuksesan tersebut, G2 Esports umumkan bahwa mereka akan melakukan perpanjangan kontrak selama dua tahun sampai tahun 2022, terhadap tiga divisi terbaiknya, League of Legends, Rainbow Six, dan Rocket League.

“Kami merasakan kebanggaan yang sangat besar setiap kali rekan, pemain, dan penggemar memutuskan untuk tetap bersama kami sepanjang tahun. Pembaruan kontrak ini menggarisbawahi seberapa baik hubungan kami dengan mereka (para pemain) dan tentunya hal ini juga memberikan perasaan bangga yang sama kepada kami.” ucap Carlos Rodriguez (ocelote) CEO dari G2 Esports, mengutip dari Dot Esports.

Sumber:
Sumber:

Bisa dikatakan bahwa tiga divisi tersebut adalah ujung tombak dari organisasi G2 Esports. Divisi League of Legends mereka tim terbaik kedua di dunia. Perkz dan kawan-kawan berhasil mencapai babak Grand Final di League of Legends World Championship 2019 lalu. Walaupun pada akhirnya mereka terbantai oleh FunPlus Phoenix, namun pencapaian tersebut tetap menjadi kebanggaan tersendiri, terutama bagi penggemar League of Legends di kawasan Eropa.

Divisi Rainbow Six juga sama berprestasinya. Pada tahun yang sama, Niclas Mouritzen atau Pengu, bersama kawan-kawannya berhasil unjuk gigi sebagai tim Rainbow Six Siege terbaik di dunia. Mereka berhasil melibas Team Empire 3-0 di babak final Six Invitational 2019, gelaran kompetisi tingkat tertinggi di kancah Rainbow Six Siege.

Terakhir divisi Rocket League, juga merupakan salah satu yang terkuat di dalam skena esports Rocket League internasional. Terakhir kali mereka berhasil menjadi Runner-Up di dalam gelaran RLCS Season 7 World Championship. Memang penampilan mereka ketika itu mungkin bukan yang terbaik, sampai akhirnya dilibas oleh Renault Vitality 4-1 di babak Grand Final.

https://twitter.com/G2esports/status/1282691556764528642?ref_src=twsrc%5Etfw

Setelah 3 divisi tersebut, VALORANT menjadi ekosistem game berikutnya yang ingin dikuasai oleh G2 Esports. Hal ini diungkap oleh sang CEO beberapa waktu lalu. Ia sempat diwawancara oleh Sky Sports dan menjelaskan bagaimana keinginannya untuk ekspansi dan mendominasi skena VALORANT pada bulan April 2020 lalu. Beberapa bulan setelahnya sang CEO juga sempat menjelaskan alasan G2 investasi besar-besaran ke dalam ekosistem VALORANT, bahkan sampai membuat turnamen yang menjadi bagian dari Ignition Series.

Apakah pembaruan kontrak ini akan berbuah manis kepada G2 Esports untuk tahun tahun berikutnya? Akankah juga G2 Esports benar bisa mendominasi skena VALORANT setelah investasi yang dilakukan?