Jepang Punya SMA Esports, Capcom Cup 2021 Dibatalkan Karena COVID-19

Minggu lalu, Capcom dengan berat hati mengumumkan bahwa mereka akan membatalkan Capcom Cup 2021. Sementara itu, Riot Games mengungkap rencana mereka tentang skena esports dari Wild Rift pada tahun 2022. Pada minggu lalu, G2 Esports juga meluncurkan sebuah lagu, yang menjadi tandari masuknya mereka ke industri musik. Dan Team Vitality mendapatkan investasi, yang akan digunakan untuk mengembangkan bakat para pemain esports.

Jepang Buat SMA Esports Pertama

Jepang bakal punya sekolah yang mengkhususkan diri untuk mengajarkan esports. Dinamai Esports Koutou Gakuin alias “SMA Esports”, sekolah itu akan mulai beroperasi pada April 2022. Menurut laporan Kotaku, sekolah tersebut berlokasi di Shibuya, Tokyo, Jepang. SMA Esports ini didanai oleh divisi esports dari perusahaan telekomunikasi Jepang, NTT dan Tokyo Verdy Esports, organisasi esports milik tim sepak bola profesional Jepang.

Para murid yang mendaftarkan diri di SMA Esports akan mendapatkan akses ke 40 gaming PC, yaitu Galleria XA7C-R37, yang menggunakan Intel Core i7-11700 dan NVIDIA GeForce RTX 3070. Siswa dari SMA Esports akan mengasah kemampuan mereka dalam memainkan game-game esports dari berbagai genre, seperti FPS, third-person shooter, strategi, atau MOBA. Walau dinamai SMA Esports, sekolah itu juga tetap mengajarkan kurikulum standar SMA di Jepang.

Capcom Cup 2021 Diganti oleh Acara Season Final

Sepanjang 2021, Capcom mengadakan kompetisi esports secara online. Meskipun begitu, mereka tetap memutuskan untuk membatalkan Capcom Cup 2021, yang rencananya bakal diadakan pada Februari 2022. Alasannya adalah karena munculnya varian Omicron. Untuk menggantikan Capcom Cup 2021, Capcom akan menggelar acara season final. Kompetisi itu akan diikuti oleh para pemain yang telah lolos kualifikasi untuk bermain di Capcom Cup VIII.

Menurut laporan Dot Esports, kali ini adalah kedua kalinya Capcom Cup dibatalkan karena COVID-19. Kemungkinan, turnamen pengganti dari Capcom Cup akan memiliki format regional seperti Capcom Pro Tour Season Final 2020, yang menjadi pengganti dari Capcom Cup 2020.

Tahun Ini, Riot Bakal Gelar 8 Liga Regional dan 1 Turnamen Global untuk Wild Rift

Minggu lalu, Riot Games mengumumkan rencana mereka terkait skena esports dari Wild Rift untuk tahun ini. Sepanjang 2022, Riot akan mengadakan delapan liga regional untuk Wild Rift. Selain itu, mereka juga akan menggelar turnamen Wild Rift global pertama. Kompetisi global itu akan diadakan di Eropa pada musim panas 2022. Turnamen yang dinamai Wild Rift Icons Global Championship itu akan mengadu 24 tim Wild Rift terbaik dari seluruh dunia, lapor Esports Insider.

Sementara itu, delapan liga regional untuk Wild Rift yang akan Riot adakan antara lain:

  • Wild Rift Champions Korea
  • Wild Rift League China
  • Wild Rift Champions SEA
  • Wild Rift Cup Japan
  • Wild Rift Championship EMEA
  • Wild Rift North America Series
  • Wild Rift Latinoamerica Open
  • Wild Tour Brasil

Rilis Lagu, G2 Esports Masuki Industri Musik

Organisasi esports asal Eropa, G2 Esports, resmi memasuki industri musik dengan meluncurkan lagu pertamanya, “Our Way”. Lagu ber-genre power metal itu akan diluncurkan di bawah label rekaman baru G2. Pendiri dan CEO G2, Carlos “ocelote” Rodriguez juga ikut turun tangan dalam pembuatan lagu tersebut. G2 mengatakan, dalam beberapa tahun ke depan, mereka akan meluncurkan banyak lagu lain.

G2 baru saja merilis single baru.

“Epic Power Metal adalah genre favorit saya,” kata Rodriguez, seperti dikutip dari Esports Insider. “Saya tidak peduli apakah genre itu sesuai dengan selera market atau tidak. Sama seperti hal-hal lain yang kami lakukan, kami membuat lagu ini sesuai hati kami. 20G2 akan jadi tahun kami.”

Team Vitality Dapat Investasi EUR50 Juta, Digunakan untuk Buat Tim Super

Organisasi asal Prancis, Team Vitality mengumumkan bahwa mereka baru saja mendapatkan dana investasi sebesar EUR50 juta dari esports venture fund, Rewired.gg. Modal itu akan dikucurkan secara bertahap selama tiga tahun ke depan, seperti yang disebutkan oleh Esports Insider. Vitality menyebutkan, dana yang mereka dapatkan tersebut akan mereka gunakan untuk membangun tim yang tangguh. Memang, Vitality punya rencana untuk membuat “tim Eropa super”.

Sebagai bagian dari investasi ini, Vitality telah menandatangani kontrak dengan tiga mantan pemain Counter-Strike: Global Offensive dari Astralis, yaitu Peter ‘dupreeh’ Rasmussen and Emil ‘magisk’ Reif dan pelatih Danny ‘zonic’ Sørensen. Sebelum ini, Vitality juga telah mengungkap roster tim League of Legends mereka. Dua di antaranya adalah mid-laner dari Cloud9, Luka ‘Perkz’ Perković dan mantan pemain MAD Lions, Matyáš ‘Carzzy’ Orság.

Berikut Pemenang Piala Presiden Esports dari 4 Game, eNASCAR Kembali Digelar

Babak final Piala Presiden 2021 akhirnya telah selesai digelar. Dengan begitu,  telah muncul juara dari PPE 2021 untuk cabang eFootball PES, Lokapala, Free Fire, dan MPL Speed Chess. Pada minggu lalu, eNASCAR juga mengumumkan bahwa musim kedua dari balapan virtual mereka akan diadakan. Sementara G2 Esports mengungkap bahwa mereka telah memperpanjang kontrak mereka dengan Lenovo Legion.

Kompetisi eNASCAR Kembali Digelar, Gandeng D-BOX dan Digigal Motorsports

Minggu lalu, eNASCAR International iRacing Series mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan D-BOX dan Digital Motorsports untuk menyelenggarakan musim kedua dari seri balapan virtual NASCAR. Kompetisi eNASCAR musim kedua ini akan menggunakan sirkuit yang terletak di Amerika Serikat, Belgia, dan Kanada, menurut laporan Esports Insider.

eNASCAR akan kembali digelar.

Kompetisi balap virtual eNASCAR merupakan turnamen resmi dari NASCAR. Pada awalnya, eNASCAR International iRacing Series digelar untuk mengadu para pebalap dengan satu sama lain selama pandemi. Namun, NASCAR memutuskan untuk melanjutkan balapan virtual tersebut. Mereka juga mengatakan, peserta dari balapan virtual ini akan datang dari berbagai seri NASCAR, seperti NASCAR Whelen Euro Series dan NASCAR Pinty’s Series.

G2 Esports Perpanjang Kerja Sama dengan Lenovo Legion

Organisasi esports asal Eropa, G2 Esports baru saja memperpanjang kontrak kerja sama mereka dengan Lenovo Legion, divisi gaming dari Lenovo Group Limited. Dengan begitu, Lenovo Legian akan terus menyediakan PC dan laptop untuk tim-tim G2, termasuk tim League of Legends, Rocket League, Fortnite, Rainbow Six Siege, sim racing, serta G2 Gozen, yang merupakan tim VALORANT khusus perempuan dari G2. Menurut laporan Esports Insider, kerja sama antara G2 dan Legion akan melibatkan kegiatan aktivasi digital dan offline pada 2022.

Inilah Pemenang Piala Presiden Esports di Empat Cabang Game

Hari kedua dari babak grand final Piala Presiden Esports 2021 digelar pada Sabtu, 18 Desember 2021. Di hari itu, muncul empat juara untk empat cabang game yang berbeda-beda. Akbar Paudie berhasil menjadi juara di cabang eFootball PES setelah mengalahkan Rommy Hadiwijaya di babak final. Sementara di game Lokapala, Dewa United bertemu dengan VI Dronis di babak final. Dewa United keluar sebagai juara dengan skor kill 22-6. Rexanova, salah satu anggota Dewa United mengatakan, mereka berhasil memenangkan Piala Presiden Esports 2021 karena mereka telah banyak belajar dari pertandingan esports di PON Papua.

Dewa United yang memenangkan perlombaan Lokapala.

Untuk cabang Free Fire, babak final diadakan dalam 10 ronde. ECHO ESPORTS keluar sebagai juara dengan total poin sebanyak 132 poin. Sementara Kings Esports ada di posisi ke-2 dengan poin 106 poin, dan posisi ke-3 diduduki oleh EVOS Divine, yang mendapatkan 98 poin. Terakhir, dalam kategori MPL Speed Chess, pemain asal Bekasi, Kosasih harus bertanding dengan Leo Lucki dari Palu di babak final. Leo berhasil memenangkan ronde pertama, tapi, dia harus menyerah kalah pada ronde kedua. Pada ronde ketiga, Leo dapat mengalahkan Kosasih sekali lagi dan keluar sebagai juara.

Team Liquid Ajak Pemain dan Kreator Konten untuk Jadi Investor

Team Liquid telah memilih lima pemain atau kreator konten dengan visi yang sama untuk menjadi investor dan menanamkan modal di organisasi esports itu. Salah satu pemain yang diajak adalah pemain Super Smash Bros. legendaris, Juan “Hungrybox” Debiedma. Selain itu, pemain Counter-Strike profesional, Jonathan “EliGE” Jablonowski, juga diajak untuk menanamkan modal ke Team Liquid. Kedua pemain tersebut telah bersama dengan Team Liquid sejak 2015, menurut laporan Dot Esports.

Tiga orang lain yang menjadi investor baru dari Team Liquid adalah bintang WNBA, Aerial Powers, pemain poker profesional dan streamer Twitch, Alexander “Lex” Veldhuis, serta aktor Asa Butterfield. Co-CEO Team Liquid, Steve Arhancet mengatakan, kelima orang ini dipilih oleh manajemen organisasi karena mereka punya identitas dan filosofi yang mirip dengan organisasi. Selain itu, kelimanya juga punya finansial yang cukup mapan untuk menanamkan modal di organisasi.

2022 Jadi Tahun Terakhir dari Kompetisi Hearthstone Grandmasters

Blizzard Entertainanment baru saja mengumumkan rencana mereka tentang skena esports Hearthstone pada 2022. Tahun depan akan menjadi kali terakhir mereka mengadakan turnamen Grandmasters. Pada 2022, ada dua kompetisi Grandmasters yang digelar. Melibatkan 48 pemain di tingkat Grandmasters, kompetisi Grandmasters season pertama akan diadakan pada Februari-Maret 2022. Pemenang dari masing-masing region akan maju untuk bertanding di 2022 Hearthstone World Championship. Sementara empat pemain terbaik dari masing-masing wilayah di season pertama akan melaju ke musim kedua, menurut laporan Upcomer.

Para pemain yang akan masuk ke Grandmasters: Last Call. | Sumber: Upcomer

Kompetisi season dua, yang dinamai Hearthstone Grandmasters: Last Call akan mengadu pemain-pemain terbaik dari musim pertama. Selain itu, Last Call juga akan diikuti oleh empat pemain dengan Masters Tour Points terbanyak selama tiga turnamen Masters Tours di 2021 dan tiga turnamen pertama di 2022. Di World Championship, akan ada 16 pemain Hearthstone yang bertanding untuk memperebutkan gelar juara dunia.

VCT 2021: Stage 3 Masters Berlin Jadi Kompetisi VALORANT Terpopuler Ke-2

Gambit berhasil mengalahkan Team Envy dengan skor 3-0 di babak final VALORANT Champions Tour (VCT) 2021: Stage 3 Masters Berlin. Dengan begitu, Stage 3 Masters Berlin pun resmi berakhir. Stage 3 Masters Berlin digelar pada 10-19 September 2021. Total durasi siaran dari turnamen itu mencapai 86 jam.

Berdasarkan data dari Esports Charts, total hours watched dari Stage 3 Masters Berlin mencapai 33,4 juta jam. Sementara itu, jumlah average viewers dari turnamen tersebut mencapai 390 ribu orang. Pada puncaknya, ada 811,4 ribu orang yang menonton turnamen VALORANT itu. Hal ini menjadikan VCT 2021: Stage 3 Masters Berlin sebagai kompetisi VALORANT terpopuler kedua, setelah VCT 2021: Stage 2 Masters Reykjavik.

Data viewership dari VCT 2021: Stage 3 Masters Berlin. | Sumber: Esports Charts

Babak paling populer di Stage 3 Masters Berlin adalah pertandingan yang mempertemukan Sentinels dan G2 di Group Stage, pada hari ke-6. Babak terpopuler kedua juga merupakan pertandingan antara kedua tim tersebut, yang terjadi di Group Stage, hari ke-3. Pertandingan tersebut berhasil menarik peak viewers sebanyak 808,2 ribu orang. Menariknya, babak grand final justru hanya menjadi pertandingan paling populer ke-3. Babak grand final, yang mengadu Envy dengan Gambit, berhasil mendapatkan 692,5 ribu peak viewers.

Seperti yang disebutkan oleh Esports Charts, biasanya, babak grand final menjadi pertandingan yang paling ditunggu dalam sebuah turnamen. Namun, ada dua alasan mengapa babak grand final dari Stage 3 Masters Berlin justru kalah populer dari pertandingan di Group Stage. Pertama, karena Envy dan Gambit sudah dipastikan akan masuk ke VCT 2021 Champions. Hal ini bisa membuat para penonton tak lagi tertarik untuk menonton pertandingan antara keduanya. Alasan kedua adalah popularitas tim. Di Stage 3 Masters Berlin, Sentinels dan G2 merupakan dua tim paling populer.

Dari segi average viewers, Sentinels lebih unggul dari G2. Sentinels memiliki average viewers sebanyak 516,22 ribu orang, sementara G2 hanya memiliki 499,59 ribu average viewers. Namun, dari segi hours watched, G2 jauh lebih unggul. Total hours watched dari G2 mencapai 9,12 juta jam dan Sentinels hanya 7,74 juta jam.

Perbandingan viewership antara Stage 3 dan Stage 2. | Sumber: Esports Charts

Dengan jumlah peak viewers sebanyak 811,4 ribu orang, VCT 2021: Stage 3 Masters Berlin merupakan kompetisi VALORANT paling populer ke-2. Namun, gelar kompetisi VALORANT paling populer masih dipegang oleh VCT 2021: Stage 2 Reykjavik, yang mendapatkan peak viewers mencapai 1,08 juta orang.

Jika dibandingkan dengan Stage 2 Mastesr Reykjavik, concurrent viewership dari Stage 3 Masters Berlin lebih rendah 25,28%. Tak hanya itu, Masters Berlin juga kalah dari segi average viewership. Jumlah average viewership dari Masters Berlin 20,15% lebih rendah dari Masters Reykjavik. Kabar baiknya, total hours watched dari Stage 3 Masters Berlin lebih tinggi 32,62% dari Stage 2 Masters Reykjavik. Masters Berlin bisa lebih unggul dalam hours watched karena waktu siaran dari turnamen itu juga jauh lebih lama. Total waktu siaran Stage 3 Masters Berlin adalah 86 jam. Sebagai perbandingan, durasi siaran Stage 2 Reykjavik hanya 56 jam, 65,39% lebih rendah dari Masters Berlin.

Menurut Esports Charts, penurunan viewership di Stage 3 Masters Berlin bukan berarti popularitas VALORANT sebagai game esports turun. Hal itu justru menjadi bukti bahwa ekosistem esports VALORANT masih punya potensi yang harus digali. Selain itu, jika dibandingkan dengan turnamen dari game esports lain, Stage 3 Masters Berlin masih unggul. Misalnya, ESL Pro League Season 14 memiliki concurrent viewers sebanyak 758,5 ribu orang, 6,5% lebih rendah dari concurrent viewers Stage 3 Masters Berlin. Sementara itu, pada puncaknya, jumlah concurrent viewers dari Call of Duty League hanya mencapai 238,7 ribu orang, 70,57% lebih rendah dari Stage 3 Masters Berlin.

Sumber header: VCT.gg

Bigetron RA Peringkat 5 PMGC 2020, Dua Pemain RRQ Athena Pensiun

Mengawali bulan Februari ini kita mendapatkan beberapa berita menarik seputar hasil pertandingan dan bursa transfer lokal, update game, dan berita esports luar negeri. Mulai dari hasil PMGC, DPC SEA 2021 pekan kedua, sampai bursa transfer PUBG Mobile yang kini semakin memanas. Tanpa berlama-lama, berikut rangkuman berita esports pekan pertama Februari 2021.

Rekap PMGC 2020: Nova Esports Jadi Juara, Bigetron RA peringkat 5, dan Aerowolf Limax Peringkat 13

Pertandingan PUBG Mobile Global Championship 2020 telah selesai, walau hasilnya sedikit mengecewakan bagi penggemar esports PUBG Mobile Indonesia. Bigetron RA yang diharapkan untuk kembali menjadi juara sayangnya harus dijegal keras oleh dua tim asal Tiongkok, Nova Esports dan 4AM. Dengan permainan yang begitu solid, Nova Esports pun akhirnya keluar sebagai juara setelah mebukukan total 319 poin dari 29 ronde pertandingan. Bigetron RA dengan segala perjuangannya masih bisa bertahan di peringkat 5 besar dengan total perolehan sebanyak 241 poin. Wakil Indonesia lainnya yaitu Aerowolf Limax juga menunjukkan ketangguhan perwakilan Indonesia dengan beberapa Chicken Dinner, walau harus puas finish di peringkat 13 dengan total perolehan sebanyak 161 poin.

Rekap DPC 2021 SEA Regional League – Week 2: Kemenangan Perdana BOOM Esports

BOOM Esports akhirnya berhasil mendapatkan kemenangan perdananya di dalam DPC 2021 SEA Regional League – Upper Division. Melawan 496 Gaming asal Vietnam, Fbz dan kawan-kawan berhasil meraih kemenangan 2-1. Pada Lower Division, giliran ZeroTwo mendapatkan kemenangannya. Lawan IYD, Dreamocel, dan kawan-kawan kali ini adalah Lilgun yang berhasil dilibas 2-0. HOYO yang memiliki Jhocam di dalam roster terpaksa menelan pil pahit kekalahan setelah dilibas oleh Cignal Ultra. Untuk itu klasemen sementara dari tim-tim dengan pemain Indonesia di DPC 2021 SEA Regional League saat ini adalah: BOOM Esports peringkat 4 (Upper Division), Army Geniuses peringkat 1 (Lower Division), HOYO peringkat 4 (Lower Division), dan Zero Two peringkat 7 (Lower Division).

Bigetron Infinity Lolos Babak Grup Wild Rift Asia Brawl

Wild Rift Asia Brawl merupakan sebuah turnamen yang digalakkan oleh sosok streamer bernama Assassin Dave. Turnamen tersebut mengundang beberapa organisasi-organisasi Asia ternama yang sudah memiliki divisi Wild Rift seperti Liyab Esports (Filipina), Berjaya Dragons (Malaysia), bahkan juga Alliance (berisikan pemain Singapura). Turnamen tersebut juga diikuti oleh dua wakil Indonesia yaitu Bigetron Infinity dan Victim Esports. Bigetron Infinity berhasil lolos ke babak selanjutnya mendapatkan catatan menang-kalah 2-1 dan menjadi pemuncak di grup A. Victim Esports tidak berhasil mendapat kesuksesan serupa, harus terhenti di babak grup karena finish di peringkat ke-3 dengan catatan menang-kalah 1-2 di grup B.

Microboy dan RedFacen Gabung EVOS Esports


Kabar tersebut diumumkan oleh EVOS Esports tanggal 29 dan 30 Januari 2021 kemarin melalui akun instagram resmi dari EVOS Esports. Kepindahan Microboy cukup mengejutkan bagi para penggemar. Hal tersebut mengingat pernyataan dari akun Instagram resmi Bigetron Esports yang mengatakan bahwa Nizar Lugatio memutuskan tidak memperpanjang kontrak dan pensiun pada tanggal 29 Januari 2021. Apalagi Microboy juga masih bertanding bersama Bigetron RA pada gelaran PMGC 2020 yang berlangsung hingga tanggal 26 Januari 2021. Sementara itu Redfacen sendiri memang sudah meninggalkan ION Esports pada tanggal 18 Januari 2021 kemarin. Namun perpindahan tersebut juga cukup mengejutkan mengingat keputusan EVOS Esports untuk mengambil dua pemain bintang sekaligus.

G9 dan Beer11 Pensiun dari RRQ Athena

Selain kepindahan Microboy, berita mengejutkan lain dari skena PUBG Mobile juga adalah pensiunnya G9 dan Beer11 dari tim RRQ Athena yang berbasis di Thailand. Melalui media sosial resminya G9 menuliskan dalam bahasa Thailand bahwa alasan dirinya pensiun adalah karena lelah dengan serentetan hasil yang kurang memuaskan dari tim RRQ Athena belakangan ini. Memang prestasi terbaik milik RRQ Athena adalah pada saat awal mula ketika esports PUBG Mobile mulai bersemi. Mereka adalah juara dunia PUBG Mobile pertama setelah berhasil menjadi juara di gelaran PMSC 2018. Sayangnya performa mereka berangsur menurun sejak saat itu. Terakhir mereka bahkan hanya mendapat peringkat 11 saja di gelaran PMGC 2020.

Wild Rift Update 2.1: Hadirkan Replay, Spectator Mode, dan 6 Champion Baru.

Fitur yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga di League of Legends Wild Rift. Melalui laman resminya, Riot Games mengumumkan akan menghadirkan fitur Replay dan Spectator mode di dalam game Wild Rift bulan Februari 2021 ini. Walaupun tidak menyebut tanggal, namun update tersebut sepertinya akan datang dalam waktu dekat mengingat banyaknya laporan dari komunitas soal kehadiran fitur tersebut walau masih belum sempurna. Pengumuman update 2.1 tersebut juga mengumumkan kehadiran Champion baru (2 buah di bulan Februari, 4 buah di bulan Maret), event imlek, dan set skin PROJECT.

Capcom Umumkan CPT 2020 Season Final yang Dipertandingkan Online

Capcom Pro Tour 2020 Season Final sebenarnya direncanakan untuk diselenggarakan secara offline di awal tahun 2021 ini. Sayangnya kondisi pandemi masih belum membaik yang membuat Capcom harus mengubah rencana pertandingan menjadi online yang diadakan tanggal 20 hingga 21 Februari 2021 mendatang. Menyadari masalah netcode pada game Street Fighter, Capcom pun mempertandingkan pemain yang memiliki domisili yang dekat untuk menghindari masalah lag yang terjadi. Contohnya adalah seperti mempertandingkan Daigo dengan Gachikun yang sama-sama berasal dari Jepang atau mempertandingkan iDom dengan Smug yang sama-sama berasal dari Amerika Serikat. Jadwal lebih lengkapnya dapat Anda lihat pada laman resmi dari Capcom Pro Tour.

G2 Esports Juara VALORANT Red Bull Home Ground

https://twitter.com/G2esports/status/1355923781953482760

Tim asal Jerman tersebut kembali menunjukkan dominasinya di skena esports VALORANT eropa. Mixwell dan kawan-kawan berhasil menjadi juara di turnamen Red Bull Home Ground setelah mengalahkan Team Liquid dengan skor 3-1. Turnamen tersebut terbilang sebagai pertandingan yang cukup besar dengan kehadiran tim-tim ternama seperti Ninja in Pyjamas dan Futbolist. Kemenangan tersebut tentunya akan semakin mengukuhkan posisi G2 Esports sebagai salah satu tim VALORANT terkuat di Eropa.

Info Turnamen dan Event Minggu Ini

OMEN Boot Camp Valorant Quest telah membuka pendaftaran untuk Anda yang ingin mengikuti rangkaian acara terkait game Valorant. Ada coaching clinic, battlequest atau individual challange. Acara ini juga berhadiah total cukup menarik yaitu 50 juta rupiah.

Info lengkap untuk acara ini bisa dilihat di tautan ini: https://www.menanggaming.com/event

Turnamen PES. Tertarik mengasah keahlian bermain PES atau Pro Evolution Soccer? Anda bisa mencari turnamen terdekat sesuai domisili lewat situs Turnamenpes.com.

HybridIDN Subscription. Berlangganan Hybrid hanya dengan 25k rupiah dan dapatkan artikel ekslusif dan berbobot khas Hybrid.co.id. Cek link ini. https://hybrid.co.id/subscription

3 Organisasi Esports Terpopuler Dunia di Tahun 2020

Akhir tahun 2020 yang lalu, Hybrid.co.id sudah sempat membahas berbagai pencapaian besar dari ekosistem esports terutama dari ranah lokal. Kami mencoba membuat daftar tim esports lokal tersukses, turnamen esports dengan hadiah terbesar, kesepakatan bisnis esports terbesar pada tahun 2020, dan lain sebagainya.

Dari semua itu, satu yang mungkin masih jadi pertanyaannya adalah siapa tim esports terpopuler pada tahun 2020 kemarin? Mengutip data dari Esports Charts, berikut 3 organisasi esports terpopuler dunia beserta skena game yang jadi andalan dari masing-masing organisasi.

 

#3 – Team Liquid

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Sebenarnya ada banyak indikator yang bisa digunakan dalam menentukan popularitas sebuah organisasi esports. Jumlah pengikut media sosial mungkin bisa menjadi salah satunya, namun dalam hal ini yang jadi indikator adalah seberapa tertarik para penggemar esports untuk menyaksikan tim tersebut berlaga dengan menggunakan metrik total watch hours.

Pada peringkat ketiga ada Team Liquid dengan catatan mencapai 81 juta lebih total watch hours. Dari total watch hours tersebut, 32,7% datang dari skena Dota 2, 27.1% datang dari skena League of Legends, 28.6% dari CS:GO, dan sisanya dari berbagai cabang game lain sebesar 11.8%.

Team Liquid tercatat memiliki 13 divisi yang bertanding di 13 cabang game berbeda. 13 Cabang tersebut termasuk Free Fire ataupun Super Smash Bros. Cukup menarik melihat bagaimana divisi Dota 2 Team Liquid menjadi divisi yang banyak ditonton oleh para penggemar esports. Padahal divisi Dota 2 Team Liquid terbilang sedang cukup terseok pasca ditinggal roster bintangnya (Kuroky, Miracle, dan kawan-kawan) pada tahun 2019 lalu.

Sementara itu divisi CS:GO dan League of Legends memang juga merupakan beberapa divisi kuat milik Team Liquid. Divisi CS:GO punya karisma seorang Stewie2K dan divisi League of Legends memiliki karisma seorang Doublelift pada musim tersebut. Namun demikian, divisi CS:GO memiliki nasib yang kurang baik karena harus puasa gelar di musim 2020. Sementara divisi League of Legends sendiri berhasil menjadi juara di babak liga dan mendapat peringkat 3 di babak Playoff LCS 2020 Summer. Sayangnya Team Liquid sendiri mendapat hasil yang kurang memuaskan pada Worlds 2020 karena tidak berhasil lolos dari babak grup.

Dengan angka 81 juta lebih total watch hours, 54% di antaranya menonton pertandingan Team Liquid yang ditayangkan dengan menggunakan bahasa Inggris, 17,7% menggunakan bahasa Rusia, dan 12,9% menggunakan bahasa Portugis, dan 15,4% adalah sisanya.

 

#2 – Natus Vincere

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Organisasi esports asal Ukraina ini ternyata masih memiliki tajinya, walau memang popularitasnya di Indonesia menurun setelah sang mega bintang Dendi meninggalkan divisi Dota 2.

Navi mencatatkan 86 juta lebih total watch hours dengan 71.9% di antaranya berasal dari divisi CS:GO, 27.9 % dari Dota 2, 2% dari Rainbow 6, dan 0.3% dari divisi lainnya.

Divisi CS:GO Natus Vincere memang sedang kuat-kuatnya pada musim 2020 lalu. S1mple dan kawan-kawan berhasil mengantongi salah satu gelar juara terbesar di skena CS:GO yaitu Intel Extreme Masters XIV. Tak hanya itu, divisi CS:GO Navi juga berhasil menjuarai babak liga dan turnamen BLAST Premier: Global Final 2020 secara keseluruhan. Karena prestasi tersebut, tim CS:GO Navi pun kini berada di peringkat 3 dunia berdasarkan hltv.org.

Pada sisi lain, Dota 2 adalah mata tombak lain dari tim Navi. Setelah ditinggal Dendi pada sekitar tahun 2018, roster Dota 2 Navi terbilang cukup compang-camping, terus bergonta-ganti pemain, dan masih belum menemukan performa terbaiknya. Tahun 2020 pun juga terbilang bukan musim yang terbaik bagi Navi dengan sedikitnya gelar juara yang mereka dapatkan. Namun sepertinya mengingat nama Navi yang sudah begitu mengakar di kancah Dota 2 membuat tim tersebut tetap menjadi favorit tersendiri di hati penggemar esports Dota terutama di Rusia.

Dari total 86 juta lebih total watch hours, mayoritas penggemar menonton pertandingan Navi dengan bahasa Rusia yaitu sebanyak 43.4%. Lalu dilanjut dengan penonton pertandingan berbahasa Inggris sebanyak 41.3%, penonton berbahasa Portugis sebanyak 7.4%, dan sisanya sebesar 7.8% tergolong sebagai penonton bahasa lainnya digabungkan.

 

#1 – G2 Esports

Sumber Gambar - Esports Charts.
Sumber Gambar – Esports Charts.

Tahun 2020 mungkin bisa dibilang sebagai tahunnya bagi G2 Esports. Organisasi esports asal Jerman tersebut mungkin tidak selamanya berhasil menjadi juara di sepanjang tahun 2020. Namun G2 Esports berhasil mendapatkan nama sebagai tim yang kuat di beberapa skena esports.

G2 Esports berhasil mencatatkan 92 juta lebih total watch hours dengan proporsi terbesar sebanyak 52.8% berasal dari League of Legends. Mengikuti setelahnya adalah sebesar 35.5% berasal dari CS:GO, 4.2% berasal dari Rainbow 6, dan dari beberapa game sisanya sebesar 6.9%.

Divisi League of Legends G2 Esports adalah salah satu yang terbaik di skena Eropa. Hal tersebut terbukti lewat usaha mereka yang hampir menyapu bersih seluruh gelar esports LoL Eropa di musim 2020.

PERKZ, Caps dan kawan-kawan berhasil menjadi juara di babak liga dan playoff dari LEC (Liga LoL Eropa) Spring, mendapat peringkat 3 di babak liga dan menjuarai babak playoff LEC Summer 2020. G2 Esports juga tampil dengan baik di gelaran Worlds 2020 kemarin. Menjadi harapan terakhir penggemar esports League of Legends barat, G2 Esports berhasil mencapai babak semi-final walau akhirnya harus tumbang 1-3 oleh Damwon Gaming.

Pada sisi lain roster CS:GO menjadi divisi lain yang cukup menarik perhatian para penggemar esports. Pencapaian terbesar mereka di musim 2020 adalah keberhasilan mereka mencapai puncak babak liga dari BLAST Premier: Spring. Sementara itu mereka juga berhasil mencapai babak final Intel Extreme Masters walau akhirnya harus terlibas 0-3 oleh Navi.

Dari total 92 juta lebih total watch hours, mayoritas penonton pertandingan mereka menonton tayangan berbahasa Inggris sebesar 57.6%. Penonton sisanya datang dari beberapa bahasa, mulai dari Portugis sebesar 8.3%, Rusia 6.3%, Spanyol 5.9%, Korea 5.6%, Prancis 4.9%, dan sisanya sebesar 11.6%.

 

Dota, CS:GO, dan League of Legends Masih Jadi 3 Besar Esports Dunia

Selain mempertunjukkan tim esports terpopuler, data tersebut juga menunjukkan tiga game esports terpopuler secara tidak langsung. Melihat dari game yang jadi mayoritas dan berdasarkan dari peringkat tim, bisa dibilang bahwa Dota 2 ada di peringkat ketiga, CS:GO berada di peringkat kedua, dan League of Legends berada di peringkat pertama.

Sumber Gambar - Esports Charts
Sumber Gambar – Esports Charts.

League of Legends dengan liga yang konsisten dan tersebar di berbagai wilayah sepertinya memang masih menjadi liga esports raksasa. Apalagi juga apabila kita melihat daftar tim esports terpopuler secara keseluruhan, 8 dari 10 tim yang berada di dalam daftar memiliki divisi League of Legends. Navi dan OG menjadi 2 tim yang tidak memiliki divisi League of Legends di dalam daftar tersebut. Namun dua tim tersebut memiliki aset di cabang lain berupa roster yang kuat di CS:GO bagi tim Navi dan dan pesona juara The International 2019 bagi tim OG.

*Disclosure: Esports Charts adalah partner dari Hybrid.co.id

Sumber Gambar Utama – gamesradar.co.uk

Kalahkan Fnatic, G2 Esports Menangkan League of Legends European Championship

G2 Esports memenangkan League of Legends European Championship (LEC), setelah mengalahkan Fnatic dengan skor 3-0 di babak final. Dengan ini, G2 Esports berhasil menjadi gelar LEC sebanyak 4 kali berturut-turut.

Dalam game pertama, AD Carry Fnatic, Carl Martin Erik Larsson alias Rekkles, sukses mendapatkan first kill dengan bantuan dari ‎Oskar “Selfmade” Boderek. Pada menit ke-9, Fnatic kembali menargetkan AD Carry dari G2 Esports. Namun, Marcin “Jankos” Jankowski dari G2 berhasil melindungi rekan satu timnya. G2 Esports justru dapat membalikkan keadaan dan membunuh dua pemain Fnatic. Dua menit kemudian, kembali terjadi pertarungan antar tim. Masing-masing tim berhasil mendapatkan dua kill.

G2 berhasil meruntuhkan tower pertama. Dengan cepat, Fnatic balas meruntuhkan tower G2. Sepanjang game pertama, Jankos dari G2 sukses menekan Fnatic dengan terus membunuh anggota tim oranye tersebut. Tekanan dari Jankos ini memudahkan Rasmus “Caps” Winther, yang menggunakan LeBlanc, melakukan tugasnya sebagai mid laner.

G2 esports menangkan lec
G2 Esports saat melawan Fnatic di babak final LEC.

Pada game kedua, untuk mencegah Caps menggunakan LeBlanc, Fnatic memutuskan untuk mem-ban karakter tersebut. Dalam pertandingan kali ini, G2 Esports berhasil mendapatkan first kill. Namun, Fnatic berhasil mendominasi jalannya pertandingan. Mereka bahkan berhasil menghancurkan dua inhibitor G2. Mereka juga sempat mencoba memulai team fight dengan G2. Sayangnya, mereka gagal menaklukkan lawannya.

Sepanjang pertandingan, kedua tim terus beradu dan membunuh pemain tim musuh. Walau, baik Fnatic dan G2 Esports tak mencoba untuk melawan Baron Nashor. Ingat bahwa dua inhibitor mereka telah runtuh, G2 memutuskan untuk membunuh Ancient Drake sebelum fokus di mid-lane. Setelah itu, mereka menembus markas Fnatic. Mereka sukses mengalahkan Fnatic dalam team fight sebelum menghancurkan nexus Fnatic dan memenangkan game ke-2.

g2 esports menangkan lec
Proses pick dan ban pada game ke-3.

Pada game ke-3, Fnatic dan G2 Esports kembali bermain dengan agresif. G2 berhasil mendapatkan first kill pada menit ke-5, saat mereka membunuh Tim “Nemesis” Lipovšek di mid-lane. Tak lama kemudian, Fnatic juga berhasil mendapatkan kill pertama mereka. Namun, hal ini membuka celah bagi Caps untuk membunuh pemain Fnatic yang lain.

Setelah kalah 2-0, sulit bagi Fnatic untuk bisa bangkit kembali. Memang, pada awal game ke-3, Fnatic sempat memberikan perlawanan yang hebat. Sayangnya, pada menit ke-25, G2 Esports telah sukses mendominasi pertandingan. Fnatic masih mencoba untuk melawan, tapi pada akhirnya, mereka harus mengaku kalah dari G2 Esports.

Dengan kemenangan ini, G2 Esports tak hanya memenangkan €80 ribu (sekitar Rp1,4 miliar), tapi juga masuk ke League of Legends World Championship sebagai first seed. Tahun lalu, G2 Esports berhasil menjadi finalis LWC 2019. Sayangnya, mereka harus bertekuk lutut di hadapan FunPlus Phoenix.

Sumber: VP Esports, Forbes, Win.gg

G2 Esports Siapkan 1,9 miliar rupiah Untuk Skin Fall Guys

G2 Esports, organisasi esports asal Spanyol, menawar pengembang Fall Guys dengan uang sejumlah 130.003 dollar AS, demi dapat menghadirkan maskot mereka sebagai skin di dalam game. Semua ini bermula ketika akun Twitter resmi @FallGuysGame, memulai sebuah sayembara bertajuk Battle of the Brands.

Lewat twit tersebut, pengembang Fall Guys mengatakan bahwa kegiatan tersebut mereka buat karena melihat banyaknya brand yang menunjukkan keinginannya untuk dapat tampil di dalam game. Alih-alih sekadar menjadi ladang mencari keuntungan, pengembang Fall Guys akhirnya memutuskan untuk membuat semacam lelang amal.

https://twitter.com/FallGuysGame/status/1295416753976160259

Para brand diperkenankan menawar Fall Guys dengan sejumlah uang, demi bisa mendapat kesempatan tampil di dalam game Fall Guys sebagai skin. Nantinya, uang hasil lelang akan didonasikan kepada SpecialEffect. Mengutip dari Forbes, SpecialEffect merupakan sebuah organisasi non-profit berbasis di Inggris dengan fokus untuk membantu para gamers dengan disabilitas. SpecialEffect terkenal karena mereka kerap kali membuat sebuah setup kontrol kustom, yang memungkinkan penyandang disabilitas jadi bisa bermain game.

Sejauh ini, lelang amal yang dilakukan Fall Guys berhasil menarik nama-nama besar di dunia internet. Lelang dibuka oleh WarFrame, yang menawar 20.000 dollar AS. Bahkan, Jimmy Donaldson atau MrBeast, seorang YouTuber ternama, bahkan sempat menawar dengan angka sebesar 100.000 dollar AS.

Pengembang Fall Guys melalui akun resmi mengatakan bahwa lelang ini akan berlangsung selama 2 pekan sejak kegiatan tersebut diumumkan pada 18 Agustus 2020 kemarin. G2 Esports sendiri langsung melemparkan penawarannya di hari yang sama pada saat lelang amal ini dilakukan. Melihat durasi lelang yang masih cukup panjang, sepertinya G2 Esports punya kemungkinan menang lelang yang kecil, kecuali mereka menawar dengan lebih besar lagi.

G2 Esports sendiri bisa dibilang sebagai salah satu organisasi terbesar di Eropa untuk saat ini. Mereka memiliki setidaknya 3 divisi dengan prestasi yang mentereng, yang baru saja diperpanjang kontraknya hingga tahun 2022 pada Juli 2020 kemarin. Carlos Rodriguez Santiago atau Ocelote sang CEO, juga terkenal sebagai sosok ambisius yang ingin membuat G2 Esports jadi dikenal lebih banyak orang lagi. Terakhir kali, Ocelote menunjukkan ambisi ini lewat skena VALORANT, game FPS terbaru dari Riot Games yang baru rilis pada 2 Juni 2020 kemarin.

G2 Esports Perpanjang Kontrak Tiga Divisi Terbaiknya Hingga 2022

Selain FaZe Clan dan Team Liquid, G2 Esports mungkin bisa dibilang sebagai salah satu organisasi esports terbaik di kancah global. Salah satu alasannya adalah karena berbagai talenta berbakat yang berhasil mereka dapatkan untuk berbagai divisi esports yang dimiliki. Maka dari itu, demi mempertahankan kesuksesan tersebut, G2 Esports umumkan bahwa mereka akan melakukan perpanjangan kontrak selama dua tahun sampai tahun 2022, terhadap tiga divisi terbaiknya, League of Legends, Rainbow Six, dan Rocket League.

“Kami merasakan kebanggaan yang sangat besar setiap kali rekan, pemain, dan penggemar memutuskan untuk tetap bersama kami sepanjang tahun. Pembaruan kontrak ini menggarisbawahi seberapa baik hubungan kami dengan mereka (para pemain) dan tentunya hal ini juga memberikan perasaan bangga yang sama kepada kami.” ucap Carlos Rodriguez (ocelote) CEO dari G2 Esports, mengutip dari Dot Esports.

Sumber:
Sumber:

Bisa dikatakan bahwa tiga divisi tersebut adalah ujung tombak dari organisasi G2 Esports. Divisi League of Legends mereka tim terbaik kedua di dunia. Perkz dan kawan-kawan berhasil mencapai babak Grand Final di League of Legends World Championship 2019 lalu. Walaupun pada akhirnya mereka terbantai oleh FunPlus Phoenix, namun pencapaian tersebut tetap menjadi kebanggaan tersendiri, terutama bagi penggemar League of Legends di kawasan Eropa.

Divisi Rainbow Six juga sama berprestasinya. Pada tahun yang sama, Niclas Mouritzen atau Pengu, bersama kawan-kawannya berhasil unjuk gigi sebagai tim Rainbow Six Siege terbaik di dunia. Mereka berhasil melibas Team Empire 3-0 di babak final Six Invitational 2019, gelaran kompetisi tingkat tertinggi di kancah Rainbow Six Siege.

Terakhir divisi Rocket League, juga merupakan salah satu yang terkuat di dalam skena esports Rocket League internasional. Terakhir kali mereka berhasil menjadi Runner-Up di dalam gelaran RLCS Season 7 World Championship. Memang penampilan mereka ketika itu mungkin bukan yang terbaik, sampai akhirnya dilibas oleh Renault Vitality 4-1 di babak Grand Final.

https://twitter.com/G2esports/status/1282691556764528642?ref_src=twsrc%5Etfw

Setelah 3 divisi tersebut, VALORANT menjadi ekosistem game berikutnya yang ingin dikuasai oleh G2 Esports. Hal ini diungkap oleh sang CEO beberapa waktu lalu. Ia sempat diwawancara oleh Sky Sports dan menjelaskan bagaimana keinginannya untuk ekspansi dan mendominasi skena VALORANT pada bulan April 2020 lalu. Beberapa bulan setelahnya sang CEO juga sempat menjelaskan alasan G2 investasi besar-besaran ke dalam ekosistem VALORANT, bahkan sampai membuat turnamen yang menjadi bagian dari Ignition Series.

Apakah pembaruan kontrak ini akan berbuah manis kepada G2 Esports untuk tahun tahun berikutnya? Akankah juga G2 Esports benar bisa mendominasi skena VALORANT setelah investasi yang dilakukan?

CEO G2 Esports Ungkap Alasan Investasinya Kepada Skena VALORANT

Tak bisa dipungkiri bahwa G2 Esports adalah nama yang disegani di dalam ekosistem esports terutama Eropa. Organisasi ini adalah salah satu jagoan di skena League of Legends, jadi juara di LEC Spring 2020, dan merupakan runner-up World Championship 2019. Begitu juga di skena Rainbow Six Siege, yang mana mereka adalah juara Six Invitational 2019.

Kini, dengan rilisnya VALORANT, fps terbaru besutan Riot Games, G2 Esports berencana mengincar kejayaan kembali. Sebelumnya, saat diwawancara oleh Sky Sports sang CEO sudah memberikan pernyataan, bahwa G2 Esports tak hanya ingin melakukan ekspansi tapi juga ingin menjadi yang terbaik di dalam skena tersebut. Tak hanya itu, dalam rangkaian VALORANT Ignition Series, G2 Esports bahkan juga menyelenggarakan sebuah kompetisi VALORANT untuk skena EMEA (Europe, Middle-East, Africa).

Sumber: VALORANT Official
Sumber: VALORANT Official

Membahas soal keputusan organisasi esports asal Spanyol ini, salah satu media bisnis ternama, Forbes, mewawancara Carlos Rodriguez Santiago (Ocelote) CEO G2 Esports. Terkait alasan, Ocelote mengatakan bahwa VALORANT adalah top title, karena ia menganggap game tersebut begitu menarik untuk dimainkan dan ditonton, layaknya League of Legends.

“G2 Esports punya tujuan untuk bisa membentuk sebuah fondasi dari bagaimana esports menjadi di masa depan. Ini adalah peran kami di dalam ekosistem, dan apa yang kami lakukan sangat cocok dengan peran yang saya sebutkan tadi. Seiring hal tersebut, kami juga berharap ini bisa menginspirasi organisasi lain untuk membangun tim yang kuat dan membuat sebuah lanskap esports yang menyenangkan serta kompetitif, secara bersama sama. Ini adalah inisiatif dengan risiko besar, namun punya potensi memberi timbal balik yang besar, dan kami sangat bahagia untuk menjadi ujung tombak dari usaha Riot Games.” Ocelote menjelaskan secara mendetil.

Selain itu, sejak diumumkan pertama kali, beberapa organisasi esports bahkan juga terjun dalam membuat sebuah turnamen. Ini mungkin terlihat membingungkan, mengapa tim esports seperti T1 dan G2 membuat turnamen esports.

Sumber: Riot Games Official Media
Sumber: Riot Games Official Media

Ocelote juga menjelaskan alasan kenapa ia membuat turnamen VALORANT. “Tujuan utama kami dalam membuat turnamen adalah agar VALORANT mendapat perhatian dari orang-orang, dan saya rasa sejauh ini saya telah melakukannya dengan cukup baik. Membuat turnamen juga menjadi cara yang luar biasa untuk memberi kesempatan kepada pemain yang belum pernah mendapat kesuksesan pada kesempatan yang mereka dapat di masa lalu.” tukasnya.

“Yang terpenting adalah, membuat turnamen seperti ini akan membuat rekan kami sangat senang, dan turnamen ini menggarisbawahi alasan kenapa investasi kepada G2 Esports adalah keputusan terbaik yang dapat dilakukan sebuah brand, agar mereka bisa menjadi relevan di dalam komunitas gamers.” tutup Ocelote dalam sesi wawancara.

Sampai saat ini, Riot Games terlihat masih berfokus pada proses pengembangan VALORANT. Dari sisi esports, mereka baru menyajikan VALORANT Ignition Series saja, yang merupakan sebuah sirkuit turnamen yang diselenggarakan oleh pihak ketiga, namun dengan dukungan dari Riot Games.

G2 Esports Ingin Ekspansi ke Valorant dan Mendominasi Kompetisi

G2 Esports, organisasi esports asal Jerman yang baru saja memenangkan League of Legends European Championship 2020, mengatakan bahwa mereka ingin ekspansi ke Valorant dan mendominasi kompetisi. Hal ini diucap sendiri oleh Carlos Rodriguez Santiago (Ocelote), saat diwawancara oleh outlet media luar, Sky Sports.

Lewat wawancara tersebut Ocelote memberikan pendapatnya soal Valorant, dan juga rencana ekspansi G2 ke ranah FPS besutan Riot Games tersebut. “Game tersebut dirancang dengan sangat baik, berjalan dengan mulus, semua elemen game sangat tepat guna dan tak ada yang tak berguna di sana.” Ucap Ocelote membahas Valorant.

Sumber: Riot Games Official Media
Wajah sumringah Carlos Rodriguez Santiago (Ocelote) founder G2 Esports setelah timnya memenangkan League of Legends European Championship. Sumber: Riot Games Official Media

“Awalnya mungkin akan membuat bingung, tetapi Valorant sebenarnya sangat sederhana. Namun kesederhanaan tersebut malah membuat Valorant menjadi sangat dalam. Game ini memiliki semua yang dibutuhkan, tak berlebihan, tetapi juga tidak kekurangan. Hal itu membuat Anda bisa menjadi pemain yang hebat di Valorant dari berbagai sudut dan berbagai map. Valorant adalah game yang sempurna, saya sangat merasa bahwa ini adalah game yang sangat sempurna.” Ocelote menjelaskan opininya soal Valorant secara lebih lanjut.

G2 Esports saat ini sudah memiliki beberapa konten seputar Valorant. Mereka membuat playlist khusus untuk Valorant dan berencana mengadakan turnamen bertajuk European Brawl yang akan dimulai pada 27 April 2020 mendatang. Mereka juga sudah mempersiapkan diri dengan merekrut dua streamer Twitch yang terkenal dengan nama panggung Lothar dan Orb.

“G2 akan menjadi juara dunia Valorant pada suatu masa nanti. Seiring untuk mencapai hal tersebut, kami juga telah membuat berbagai konten dan turnamen Valorant. Silahkan berharap banyak kepada kami, karena Valorant akan menjadi game utama bagi G2 Esports.” Ocelote memberikan pernyataan berani.

Saat ini G2 Esports memiliki enam tim dari enam esports games yang berbeda. Secara historis, juara dunia memang menjadi tradisi bagi G2 Esports. Mereka menjadi juara dunia di skena Rainbow Six: Siege lewat gelaran Six Invitational 2019. Tak hanya itu, G2 Esports di League of Legends sudah mendapat 7 gelar juara Eropa, walau harus puas hanya menjadi runner-up di tingkat dunia setelah kalah oleh FunPlus Phoenix.

Ini bukan untuk pertama kalinya ada organisasi esports menyatakan ketertarikannya untuk berkompetisi ataupun terjun ke dalam komunitas Valorant. T1 mungkin menjadi yang pertama, saat mereka merekrut Brax, ex-pemain CS:GO untuk menjadi streamer Valorant.

Melihat banyak elemen ekosistem esports yang tertarik, sepertinya tinggal tunggu waktu saja hingga Valorant menjadi game dan esports global setelah rilis musim panas 2020 nanti.