EVO 2020 Umumkan Lineup Game yang Dipertandingkan

Lama ditunggu-tunggu, penyelenggara Evolution Championship Series (biasa disebut EVO) akhirnya umumkan jajaran game yang akan dipertandingkan di dalamnya. Sebagai salah satu festival fighting game terbesar, tak heran jika EVO mempertandingkan banyak game di dalamnya. Tahun ini pada EVO 2020, ada 9 game yang akan dipertandingkan.

Ada beberapa kejutan yang dari pengumuman lineup EVO 2020 ini. Salah satunya adalah kehadiran kembali Marvel vs Capcom ke dalam jajaran. Menariknya alih-alih mempertandingkan Marvel vs Capcom: Infinite (2017), EVO 2020 malah menggunakan Marvel vs Capcom 2 (2000).

Memang, game tersebut punya sejarahnya sendiri di dalam festival fighting game yang sudah terselenggara selama kurang lebih 20 tahun belakangan ini. Salah satunya seperti sejarah pemain legendaris, Justin Wong, yang sudah memenangkan 7 gelar EVO pada cabang Marvel vs Capcom 2. Terlebih, komunitas juga menganggap Marvel vs Capcom: Infinite terlalu banyak kekurangan, seperti kurangnya lineup karakter yang disajkan, ketidakhadiran karakter X-Men, sampai art style yang terlihat biasa saja. Dengan ini, maka berikut lineup EVO 2020:

  • Super Smash Bros. Ultimate
  • Tekken 7
  • Street Fighter V
  • Dragon Ball FighterZ
  • Granblue Fantasy: Versus
  • Samurai Shodown
  • SoulCalibur VI
  • Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r]
  • Marvel vs. Capcom 2 (invitational)

Marvel vs Capcom 2 akan hadir dengan format invitational, sebagai cara memperingati 20 tahun kehadiran game tersebut menemani FGC internasional. Dalam turnamen bertajuk 20urnament of Champions, delapan pemain, termasuk empat juara EVO MvC 2 terdahulu akan bertanding memperebutkan gelar best-of-the-best.

Selain dari itu, fakta menarik lainnya soal lineup EVO 2020 ini adalah ketidakhadiran Mortal Kombat, BlazBlue, dan kemunculan Granblue Fantasy. Terkait Mortal Kombat ini adalah untuk pertama kalinya Mortal Kombat atau Injustice tidak hadir sebagai lineup utama di EVO sejak 2011 lalu.

Soal BlazBlue dan Granblue Fantasy juga jadi hal menarik. Ini mengingat tahun lalu dan pada EVO Japan 2020, BlazBlue: Cross Tag Battle muncul di panggung utama EVO. Alasan ketidakhadiran BlazBlue di sini mungkin karena sang pengembang, Arc System Works, sedang ingin memperkenalkan Granblue Fantasy: Versus yang akan rilis 6 Februari 2020 mendatang.

EVO 2020 akan digelar di Mandalay Bay, Las Vegas, Amerika Serikat, mulai dari 31 Juli sampai 2 Agustus 2020 mendatang. Akankah kita melihat kejutan menarik lainnya dalam salah satu turnamen tertinggi di skena kompetitif fighting game ini?

Sumber header: EVO Official

Kumite Coaching Clinic, Sarana Berlatih Pecinta Fighting Game!

Sedari awal Hybrid hadir dengan landasan keinginan untuk membangun ekosistem esports ke arah yang lebih baik. Hybrid juga sejak awal berharap bisa memberi kontribusi yang signinfikan atas ekosistem secara keseluruhan, dan bukan hanya media yang sekadar meliput tentang game serta kompetisi. Maka dari itu, salah satu caranya Hybrid menghadirkan beberapa hal untuk ekosistem, seperti Hybrid Dojo sebagai ruang latih tanding komunitas, dan Hybrid Cup sebagai wadah pemain untuk unjuk kemampuan mereka.

Tidak berhenti sampai situ saja, salah satu yang kami coba hadirkan adalah sarana latihan para gamers, terutama pemain game fighting, lewat Kumite Coaching Clinic! Akhir pekan ini (1 Februari 2020) akan menjadi gelaran perdana Kumite Coaching Clinic, pertama-tama lewat Street Fighter V.

Kumite Coaching Clinic akan menghadirkan pelatih-pelatih yang memang sudah ternama di skena Street Fighter V. Sosok yang sudah cukup lama dikenal pada skena Street Fighter seperti Bram Arman atau Aron Manurung akan hadir dan melatih para pemain yang ingin naik tingkat menjadi lebih baik. Berikut daftar pelatih dan peserta dari Kumite Coaching Clinic Perdana.

Sumber: Hybrid - Ajie Zata
Sumber: Hybrid – Ajie Zata

THE COACH

  • Bram “buramu” – Pelatih 1
  • Ardi “shamwow” – Pelatih 2
  • Kevin “kevbul” – Pelatih 3
  • Alvin “batagor” – Pelatih 4
  • Aron “aronmanurung” – Pelatih 5
  • Devin “roxas32” – Pelatih 6

Peserta Sesi 1

  • Caezariorei – Peserta 1
  • Silver – Peserta 2
  • Fenix12 – Peserta 3
  • anna nina – Peserta 4
  • Han-Ki – Peserta 5
  • KenobiK66 – Peserta 6

Peserta Sesi 2

  • chria5k – Peserta 1
  • Disc-Co – Peserta 2
  • Al-Fath – Peserta 3
  • Wingchun89 – Peserta 4
  • didaswiwaw – Peserta 5
  • Botanpon – Peserta 6

Peserta Sesi 3

  • ShinXOrc – Peserta 1
  • MAJINSFV – Peserta 2
  • WIF | Douwes Dekker – Peserta 3
  • BaHaMuT_LoRd – Peserta 4

Peserta Sesi 4

  • Julismn – Peserta 1
  • Halogaes – Peserta 2
  • Para-DX – Peserta 5

Peserta Sesi 5

  • Alvin Deary – Peserta 5
  • Puucho – Peserta 6

Enam pelatih akan melatih 6 peserta setiap sesinya dengan durasi selama 30 menit. Setiap pelatih akan dipasangkan dengan peserta berdasarkan nomor yang tertera. Setelah sesi pelatihan selesai, acara akan dilanjut dengan Community Gathering yang dimulai pada pukul 13:00 dan Private Session bagi peserta yang ingin belajar lebih lanjut lagi.

Sumber: Hybrid - Ajie Zata
Sumber: Hybrid – Ajie Zata

“Ini merupakan babak baru bagi Hybrid Dojo serta mimpi saya pribadi sebagai founder Hybrid. Sudah lama Hybrid sebenarnya ingin memberikan coaching clinic lewat Hybrid Dojo. Kebetulan kami bertemu dengan mitra yang tepat yaitu Advaced Guard. Kami akhirnya sepakat untuk membentuk nama baru yaitu KUMITE. Ini akan mewadahi program coaching clinic, diawali dengan game SF V. Semoga ke depan kami bisa menghadirkan coaching clinic untuk game lain.” Ucap Wiku Baskoro co-founder Hybrid.

“Sebagai sebuah pilot project, saya berharap kehadiran Kumite bisa meningkatkan kualitas skill pemain SF lokal. Harapan jangka panjangnya, saya ingin program ini bisa menjaring lebih banyak peminat FG di Indonesia. Bagaimanapun, jika ingin FGC besar di Indonesia, hal tersebut harus kita sukseskan bersama.” Tukas Bram Arman, salah satu pelatih di sesi Kumite Coaching Clinic SF V yang merupakan co-founder Advanced Guard.

Kumite Coaching Clinic akan diselenggarakan esok hari, 1 Februari 2020, dimulai dari pukul 12:00 WIB, di Hybrid Dojo. Jika sesi seperti ini ada lagi, kira-kira game apa yang ingin kalian pelajari?

Hasil EVO Japan 2020, Dominasi Jepang dan Kemunculan Juara Asia Tenggara Pertama

EVO Japan 2020 telah usai digelar. Petarung dari berbagai belahan dunia datang ke Jepang dalam ajang unjuk kemampuan fighting game yang berlangsung mulai 24 Januari sampai 26 Januari 2020 kemarin. Pada gelaran puncaknya, jagoan-jagoan fighting game dinobatkan menjadi raja atas masing-masing game yang dipertandingkan.

EVO Japan 2020 mempertandingkan enam game, yaitu Street Fighter V: Arcade Edition, Tekken 7, Super Smash Bros. Ultimate, Samurai Showdown, Soulcalibur VI, dan BlazBlue: Cross Tag Battle. Masing-masing game punya cerita petarungnya sendiri-sendiri dalam mencapai kejayaan tersebut. Berikut Hasil EVO Japan 2020.

Tekken 7

Sumber: EVO
Sumber: EVO

Satu narasi besar di kejuaraan Tekken 7 EVO 2020 adalah berkeliarannya karakter Leroy dalam turnamen ini. Pada babak-babak awal, karakter ini masih tidak terlalu sering muncul di pertarungan. Puncaknya adalah ketika kompetisi sudah mencapai babak 8 besar. Ketika itu 6 dari 8 petarung di babak perdelapan final bahkan menggunakan Leroy sebagai karakter utama.

Babak perdelapan final berlangsung begitu menegangkan. Berbagai pertarungan menarik terjadi, salah satunya adalah rematch TWT Finals antara Ulsan melawan Chikurin. Sayang, keduanya berakhir gagal mencapai babak final. Pada akhirnya babak Grand Final mempertemukan Nopparut Hempamorn (Book) dengan Ryoto Ikeda (Mikio).

Foto yang menggambarkan kekecewaan Ulsan setelah gagal lolos ke babak final EVO Japan 2020. Sumber: EVO
Foto yang menggambarkan kekecewaan Ulsan setelah gagal lolos ke babak final EVO Japan 2020. Sumber: EVO

Pada babak Grand Final, Book sang petarung asal Thailand, ternyata menjadi salah satu pemain yang turut menggunakan Leroy. Lawannya adalah Mikio petarung asal Jepang, pemain Julia, yang berangkat dari loser bracket. Ronde awal, Book berhasil memenangkan pertarungan dengan cukup mulus. Setelahnya, Mikio mulai menemukan celah di permainan Leroy dari Book.

https://twitter.com/EVO/status/1221258916023005184

Petarung asal Jepang berhasil mendesak Mikio sampai poin kemenangan menjadi 2-1. Seakan baru tersadar, Book mulai bangkit setelah memasuki ronde ke empat. Berkali-kali ia berhasil membaca gerakan Mikio, menangkis, lalu membalasnya. Setelah skor menjadi 2 sama, pertarungan jadi semakin menegangkan. Book langsung menang 2 poin, tapi Mikio sempat membalasnya satu kali. Walau Mikio hampir berhasil melakukan reset bracket, Book akhirnya berhasil menjadi juara. Kemenangan ini memberikan gelar bagi Book sebagai pemain Asia Tenggara pertama yang memenangkan EVO. Berikut hasil EVO Japan 2020 Tekken 7 peringkat 3 besar:

1. Talon | Book (Leroy)
2. ITO | Mikio (Julia)
3. COOASGAMES | Noroma (Leroy, Steve)

Street Fighter V

Sumber: EVO NEws
Sumber: EVO News

Pertarungan Street Fighter V menjadi derby antar petarung Jepang. Dari bracket atas ada Ryo Sato (Nauman) bermain menggunakan Sakura. Penantangnya adalah Kenryo Hayashi (Mago), datang dari lower bracket, bertarung menggunakan Karin. Nauman berhasil mendapatkan satu ronde dengan cukup mulus, namun demikian Mago tidak menyerah begitu saja.

Ia berkali-kali memberikan perlawanan berarti kepada Nauman. Setelah 4 ronde, Mago bahkan berhasil melakukan reset bracket, mengulang poin kemenangan Nauman dari nol lagi. Kisah perjuangan Nauman jadi terasa mirip seperti Book di Tekken 7, ia seperti baru bangkit setelah masuk fase reset bracket.

https://twitter.com/EVO/status/1221378724899090433

Nauman memenangkan 2 ronde dengan cukup mulus. Mago yang sudah kelimpungan masih sempat melawan walau didesak habis-habisan oleh Sakura dari Nauman. Pada ronde penentuan Mago seperti kehilangan fokusnya, dua kali terkena serangan kombinasi yang mematikan. Terdesak habis, Mago kembali melawan, tapi berhasli ditangkis dan segera dibalas oleh Nauman. Dengan ini, berikut hasil EVO Japan 2020 Street Fighter V peringkat 3 besar:

1. DNG | Nauman (Sakura)
2. Mago (Cammy, Karin)
3. FAV | Sako (Menat, Kage)

Super Smash Bros. Ultimate

Sumber: EVO
Sumber: EVO

Seperti SF V, cabang Super Smash Bros. Ultimate di EVO Japan 2020 mempertemukan all-japanese final. Pertarungan mepertemukan Shuto Moriya (Shuton) yang menggunakan Olimar. Penantangnya datang dari lower bracket adalah Seisuke Komeda (Kome) yang menggunakan Shulk.

Olimar dari Shuton memang terbukti membuat Kome jengkel. Namun demikian lawannya bukan pemain sembarangan, sang shoutcaster Vikkikitty bahkan menyebut Kome sebagai salah satu pemain Shulk terbaik, setidaknya dalam gelaran EVO Japan 2020 kemarin.

Pertarungan berjalan dengan seimbang antar kedua pemain ini, sampai akhirnya Shuton berhasil mendapatkan ronde pertama. Pada ronde kedua, Kome mencoba memberi perlawanan terkuatnya. Namun satu momen penting terjadi di ronde dua, Kome melakukan blunder sangat besar. Niatnya adalah untuk membuang Shuton lebih jauh lagi agar bisa menyamakan kedudukan ronde tersebut. Tetapi Kome seperti terlalu cepat menekan tombol. Serangannya luput, Kome terjatuh, Shuton menang mudah di ronde kedua.

https://twitter.com/EVO/status/1221323615037034497

Ronde penentuan, Kome berhasil membuat kedudukan jadi satu sama. Namun serangan Shuton berkali-kali tepat sasaran, membuat persentase damage Kome meningkat dari 0 menjadi 85% dengan sangat cepat. Momen penentuannya adalah ketika Kome terlempar yang membuatnya berada di ujung tanduk. Kome sudah terjebak, Shuton memanfaatkan keadaan dengan melakukan eksekusi serangan Smash yang membuang Shulk keluar dari layar. Shuton keluar sebagai juara EVO Japan 2020 cabang Smash Ultimate. Berikut hasil EVO Japan 2020 Smash Ultimate peringkat 3 besar:

1. SST | Shuton (Olimar)
2. Kome (Shulk)
3. Tea (Pac-Man)

Dari cabang lain, Jepang ternyata masih mendominasi jalannya pertandingan di EVO Japan 2020. Dari BlazBlue ada Kubo yang muncul sebagai juara. Samurai Showdown ada Gamera yang menjadi juara. Hanya satu cabang lain yang tidak dimenangkan oleh pemain asal Jepang, yaitu Soul Calibur VI. Pada pertandingan tersebut ada BlueGod, petarung asal Amerika Serikat, berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Yuttoto. Dengan ini, berikut hasil EVO Japan 2020 peringkat 3 besar dari cabang-cabang lainnya:

BlazBlue: Cross Tag Battle
1. YG | Kubo (Yumi, Seth)
2. GRPT | DoraBang (Naoto S., Merkava | ν -No.13-, Naoto K. | Others)
3. nk_P (Chie, Vatista)

Samurai Shodown
1. Gamera (Shiki)
2. Emujima (Shizumaru)
3. AMTRS | Score (Haohmaru)

Soul Calibur 6
1. BDG | BlueGod (Azwel)
2. Yuttoto (Voldo, Zasalamel, Raphael, Azwel)
3. Illusion | Linkorz (Geralt, Siegfried)

Selamat bagi para pemenang! Dengan ini maka tersisa gelaran EVO utama yang diselenggarakan di Amerika Serikat. Akankah muncul kejutan lain di gelaran EVO selanjutnya? Ikuti media sosial Hybrid untuk informasi seputar komunitas fighting games baik lokal ataupun internasional.

Bersiap Untuk Hybrid Cup Series – Play on PC: Fighting Game Tournament!

Mengawali tahun 2020, Hybrid mencoba hadir dengan berbagai variasi baru lewat gelaran yang diadakan. Contohnya kemarin, Hybrid sempat bekerja sama dengan komunitas Smash lewat Batavia Gamers untuk mengadakan Batavia Brawl: Pre-Season. Selain itu, ada juga Road to Hybrid Cup, yang menjadi gelaran turnamen sebagai bentuk persembahan Hybrid bagi komunitas Rainbow Six Siege Indonesia, R6 IDN.

Rentetan gelaran ini tentu tidak berhenti sampai di situ saja, karena untuk selanjutnya akan ada Hybrid Cup Series – Play on PC bertemakan Fighting Game Tournament. Untuk kali ini, Hybrid bekerja sama dengan salah satu dedengkot di dunia esports fighting game Indonesia, Advanced Guard.

Hybrid Cup Series – Play on PC: Fighting Game Tournament menghadirkan 3 cabang game, yaitu Tekken 7, Street Fighter: V, dan Soul Calibur VI sebagai pendatang baru. Selain itu, dalam hal Tekken 7, Hybrid Cup Series kali ini hadir sedikit beda karena mempertandingkan para petarung tingkat rookie.

Untuk itu, Hybrid Cup kali ini akan menggunakan daftar Advanced Player Tekken 7 milik Advanced Guard untuk menentukan kelas pemain. Pemain yang masuk dalam daftar tersebut adalah pemain-pemain yang aktif mengikuti berbagai turnamen yang diselenggarakan oleh Advance Guard selama tahun 2019 di regional Jabodetabek, dan tidak boleh mengikuti Hybrid Cup Series – Play on PC Fighting Game Tournament. Pemain yang masuk daftar tersebut adalah pemain yang berhasil mendapatkan peringkat 16 besar pada turnamen dengan partisipasi 64 orang, atau pernah masuk 32 besar di turnamen dengan partisipasi 128 orang.

Sumber: Advanced Guard
Sumber: Advanced Guard

Wiku Baskoro selaku Co-Founder Hybrid.co.id memberikan pandangannya terkait hal ini. “Tekken untuk rookie diadakan pada Hybrid Cup kali ini karena kerja sama dengan Advanced Guard yang punya rank list untuk Tekken. Rencananya Tekken rookie ini akan jadi babak awal untuk turnamen Tekken yang berkelanjutan. Ke depan, semoga akan ada turnamen Tekken lainnya dengan kategori yang berbeda-beda.”.

Bram Arman selaku Co-Founder Advanced Guard juga menambahkan. “Berhubung Hybrid Cup kali ini adalah hasil kerja sama antara Advanced Guard dengan Hybrid, jadi saya usulkan untuk bikin multiple turnamen. Bicara soal pilihan game, kalau Tekken sudah jelas, pemain-pemaninya banyak yang haus kompetisi. Tapi, berhubung Tekken sudah banyak kompetisi, makanya saya dan mas Wiku setuju untuk membuat Tekken rookie di kompetisi ini dan berharap nantinya bisa berjalan secara berkelanjutan dengan kategori yang lain.”.

“Kalau Street Fighter dan Soul Calibur dipilih karena saya sendiri kepingin perkembangan FGC bisa lebih merata di Indonesia. Soul Calibur mungkin terbilang baru muncul di Hybrid Cup. Namun demikian, saya dan mas Wiku sepakat memilih game ini karena sejak awal rilis, saya lihat pergerakan komunitas cukup solid. Maka dari itu saya juga dengan senang hati membantu komunitas Soul Calibur.” Bram melanjutkan.

Sumber: Hybrid - Ajie Zata
Sumber: Hybrid – Ajie Zata

“Untuk Hybrid, saya sendiri berharap semoga Hybrid Dojo semakin dikenal banyak pihak. Supaya nantinya kompetisi seperti Hybrid Cup Series ini bisa jadi lebhi heboh lagi, lebih besar lagi.” Bram menutup komentarnya sambil mengatakan harapannya terhadap Hybrid Dojo.

Pendaftaran Hybrid Cup Play on PC dibuka sejak tanggal 15 Januari 2020 kemarin sampai 31 Januari 2020 mendatang. Untuk mendaftar, Anda dapat langsung pergi ke tautan bit.ly/hybridfight. Informasi lebih lanjut seputar Hybrid Cup Series – Play on PC: Fighting Game Tournament, Anda dapat mengunjungi tautan yang satu ini.

Pertandingan Hybrid Cup Series – Play on PC: Fighting Game Tournament akan diadakan pada 8 Februari 2020 mendatang di Hybrid Dojo, Kemang, Jakarta Selatan. Persiapkan diri, dan tunjukkan kemampuan Anda di Hybrid Dojo!

Menutup Musim, Fujimura Juarai SFV Red Bull Kumite 2019

Pasca Capcom Cup 2019 selesai dilaksanakan, Red Bull Kumite hadir menutup musim kompetisi Street Fighter V (SFV) tahun 2019 ini. Diselenggarakan di Tokoname, Jepang akhir pekan lalu (22 Desember 2019), Red Bull Kumite kembali menyajikan baku hantam digital apik dengan para pemain bertanding dalam arena bentuk sangkar nan unik.

Tahun ini, petarung asal Jepang Atsushi Fujimura, mempertahankan gelar juara yang ia dapatkan pada Red Bull Kumite tahun 2018 lalu. Ia keluar menjadi juara setelah mengalahkan petarung asal Inggris DC Coleman (Infexious). Namun demikian, bukan itu saja cerita yang tersisa dari gelaran Red Bull Kumite 2019. Satu yang cukup menarik adalah pertarungan The Beast, Daigo Umehara, di Upper-Bracket.

Melawan Benjamin Simon (ProblemX) , Daigo Umehara kembali berusaha menunjukkan titelnya sebagai The Beast. Pada satu ronde, Daigo dengan Guile berhasil menang walau sisa HP miliknya hampir tak terlihat. Sayang, performa Daigo sepertinya memang sedang berangsur menurun di musim 2019 ini. Meski kembali menghadirkan momen mendebarkan, Daigo tetap kalah melawan Problem X. Turun ke Lower-Bracket, ia segera dibabat 2-0 oleh Punk dalam pertandingan seri Best-of-3.

Kembali membahas Fujimura, dirinya memang terlihat sedang dalam kondisi prima di pertandingan Red Bull Kumite. Tak hanya cemerlang di babak Grand Final, ia juga menunjukkan respon-respon apik, salah satunya saat melawan petarung asal Belgia, Houmaid Rabie (Takamura).

Fujimura sebetulnya sudah cukup terdesak di dalam pertarungan tersebut. Namun demikian ia menemukan celah untuk menyerang. Momen penentunya adalah ketika serangan Takamura meleset (whiff), yang segera dibalas (punish) dengan gerakan Super dengan sangat cepat layaknya respon sebuah robot.

https://twitter.com/RedBullGamingJP/status/1208610986854236162?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.redbull.com%2Fus-en%2Fred-bull-kumite-2019-everything-you-need-to-know

Pada babak Grand Final, Fujimura mendapat keuntungan karena berhasil bertahan di Upper-Bracket. Sementara Infexious harus menghadapi jalan terjal menuju kemenangan dengan keharusan melakukan bracket reset terlebih dahulu.

Dua set awal, pertarungan berjalan mulus bagi Fujimura. Menggunakan Ibuki, berkali-kali ia berhasil meredam usaha Infexious untuk merengkuh piala Red Bull Kumite dengan menggunakan karakter G. Masuk di set penentu, Fujimura mulai goyah. Ia mulai kalah satu demi satu set, yang segera memberi secercah harapan bagi Infexious.

Fujimura sudah memenangkan satu ronde di pertarungan penentu. Ia harusnya bisa menang mulus, tapi Infexious tidak membiarkannya. Infexious bermain dengan apik di pertarungan terakhir ini. Berkali-kali ia berhasil memberi gerakan balasan yang tepat, membuat Fujimura kewalahan. Namun ia tak gentar, dan berhasil memenangkan pertandingan setelah kedua pihak sama sama hampir kehabisan HP.

Kemenangan ini memperatahankan tahta Fujimura sebagai juara Red Bull Kumite. Fujimura ketika itu memenangkan Red Bull Kumite 2018 setelah mengalahkan ProblemX 3-1 dalam set pertandingan best-of-5.

Perjuangan Keras iDom Menjadi Juara Capcom Cup 2019

Capcom Cup 2019 telah memahkotai petarung Street Fighter terbaik dunia, Minggu 15 Desember 2019 lalu. Derek Ruffin (iDom) berhasil menjadi pemenang setelah melewati jalan melintang menuju kemenangan. Dalam perjalanannya memenangkan Capcom Cup 2019, iDom harus berjibaku lewat lower-bracket terlebih dahulu.

Saat bertarung melewati lower-bracket, ia harus menghadapi lawan-lawan berat seperti Fujimura, Infexious, Mago, dan Phenom. Sementara babak Grand Final mempertemukan iDom dengan rival beratnya yaitu Victor Woodley (Punk). Walau harus melalui fase reset bracket, namun iDom tak sedikitpun gentar.

Menghadapi hal ini, iDom sempat menceritakan bagaimana dia dan Punk sering melakukan latih tanding, bermain, dan menyaksikan rekaman pertandingan untuk dianalisa bersama. “Kemenangan melawannya (Punk), akan jadi sangat berarti, terutama di panggung sebesar ini.” Ucap iDom.

Memainkan Laura, iDom bertarung ketat dengan Cammy dari Punk. Berkali-kali pertarungan tersebut membuat momen-momen yang membuat penonton jadi geregetan. Walau sudah berganti karakter jadi Karin, namun Punk tetap ditekuk 3-2 pada fase bracket reset. Memasuki pertarungan yang sesunggunya, Punk melanjutkan pertarungannya dengan menggunakan Karin. Lagi-lagi Punk tidak dapat berbuat banyak, hanya bisa mengalahkan iDom satu kali saja dari seri best-of-5.

iDom menutup pertarungan dengan menggunakan Poison, ia merengkuh piala Capcom Cup setelah memenangkan seri penutup dengan skor 3-1. Sebagai pemenang, ia mendapatkan hadiah sebesar US$250.000 (sekitar Rp3,5 miliar). Kemenangan ini menyisakan cerita perjuangan yang manis bagi komunitas game fighting, terutama Street Fighter.

Nama iDom memang sedang menjadi buah bibir belakangan dan kerap dianggap sebagai pemain muda penuh potensi di dunia kompetitif Street Fighter. Walau satu musim belakangan ia tidak pernah mendapatkan juara, namun ia berkali-kali mengamankan posisi top 8 juga top 4 di beberapa kompetisi. Terakhir kali, ia mengamankan posisi 5-6 di EVO Championship Series 2019, kalah 3 set oleh Fujimura di loser-bracket round 2.

Kemenangan iDom juga mencatatkan dirinya di dalam sejarah sebagai salah satu pemenangn Capcom Cup yang datang tanpa dukungan klub atau organisasi esports apapun. Sungguh perjalanan yang luar biasa dari iDom dalam gelaran Capcom Cup 2019. Ini tentu akan menjadi cerita manis yang dikenang dan menjadi inspirasi bagi komunitas game fighting.

Glico Gandeng Capcom untuk Adakan Pocky K.O. Challenge di Street Fighter V

Ezaki Glicothe, perusahaan yang dikenal sebagai pembuat Pocky, mengumumkan kerja samanya dengan Capcom dengan mengadakan Pocky K.O. Challenge untuk para pemain Street Fighter V: Arcade Edition. Untuk mendapatkan Pocky K.O., Anda harus dapat mengalahkan musuh ketika health bar Anda memiliki rasio yang sama dengan komposisi cokelat dan biskuit pada Pocky, lapor Happy Gamer. Untuk memeriksa apakah Anda memang berhasil mendapatkan Pocky K.O., Anda bisa mengambil screenshot kemenangan Anda dan mengunggahnya ke situs Pocky K.O. Checker.

Semua orang bisa ikut serta dalam challenge ini. Glico juga mendorong para pemain untuk mengunggah video ketika mereka berhasil mendapatkan Pocky K.O. ke Twitter dengan tagar #PockyKO. Sebanyak 11 video dari Pocky K.O. akan dipilih untuk ditampilkan dalam Capcom Cup 2019 yang akan diadakan pada 13-15 Desember mendatang. Sayangnya, tidak diketahui apakah pemain yang videonya terpilih akan mendapatkan hadiah lain. Selain itu, pada 15 Desember, para pemain Street Fighter profesional juga akan ikut serta dalam Pocky K.O. Challenge. Pertandingan mereka akan disiarkan melalui akun Twitch dan YouTube resmi Capcom.

Gaming memberikan pengalaman unik yang menyatukan berbagai komunitas di dunia dan kami senang bekerja sama dengan Capcom untuk memberikan pengalaman bermain yang unik,” kata Hirohisa Tamai, Assistant Global Brand Manager, Ezaki Glico, lapor The Esports Observer. “Kami di Pocky memiliki semangat untuk berbagi kebahagiaan. Esports membuat semua penonton merasa senang dan kami ingin ikut serta dalam membagikan kesenangan itu.”

Ini adalah pertama kalinya Glico masuk ke ranah esports. Selain mengadakan Pocky K.O. Challenge, kerja sama antara Glico dan Capcom juga meliputi peluncuran Street Fighter V Pocky Chocolate edisi terbatas. Sayangnya, edisi terbatas tersebut hanya akan tersedia di Amerika Serikat. Seiring dengan semakin populernya esports, semakin banyak merek non-endemik yang ingin ikut serta. Di Indonesia, Dua Kelinci menjdai salah sastu merek makanan yang ikut mendukung esports.

Capcom Cup adalah turnamen fighting game yang fokus pada Street Fighter. Dalam Capcom Cup 2019, akan ada 32 pemain profesional yang bertanding untuk memperebutkan total hadiah US$250 ribu. Pemenang dari Capcom Cup 2018 akan secara otomatis masuk dalam Capcom Cup 2019. Sebanyak 26 orang akan dipilih berdasarkan Global Ranking Point Leaderboard, 4 orang merupakan pemenang dari babak kualifikasi Regional Finals, dan 1 pemain terakhir merupakan pemenang dari Last Chance Qualifier.

Pengaruh Olimpiade Tokyo 2020 pada Roadmap Pengembangan Street Fighter V

Street Fighter V, di antara sekian banyak judul fighting game yang beredar di generasi console PS4, mungkin adalah yang paling banyak mengalami naik-turun dalam perjalanannya. Ketika pertama dirilis pada tahun 2016, banyak pihak yang kecewa dengan game ini karena berbagai hal, mulai dari roster yang kurang padat, netcode bermasalah, hingga minimnya konten dan fitur. Namun Capcom terus memberikan update dan konten baru dalam wujud DLC (gratis maupun berbayar), hingga kini Street Fighter V sudah jadi game “gemuk” yang layak bersanding dengan judul-judul populer lainnya.

Yoshinori Ono, Executive Produser seri Street Fighter, belum lama ini menceritakan beberapa hal menarik dari perjalanan seri tersebut di era Street Fighter IV dan Street Fighter V dalam wawancara bersama Eurogamer. Ia juga mengungkap kendala yang sedang dihadapi Capcom saat ini, rencana untuk Street Fighter V ke depannya, serta bagaimana ekosistem esports mempengaruhi roadmap pengembangan game tersebut. Terutama ajang Intel World Open yang merupakan acara pembuka Olimpiade Tokyo 2020. Berikut ini beberapa poin yang ia sampaikan.

Capcom sempat menolak pengembangan Street Fighter IV

Hal yang satu ini mungkin sudah jadi pengetahuan umum di kalangan penggemar berat Street Fighter. Yoshinori Ono adalah tokoh yang sudah lama sekali berkecimpung di Capcom, bahkan ia mendapat julukan “Mr. Street Fighter” di perusahaan itu. Ia sempat merasakan masa jaya fighting game di era 90an, tapi kemudian fighting game mengalami masa penurunan di era tahun 2000an.

(Anda bisa membaca pembahasan lengkap sejarah ini di artikel berikut: Fighting Game Esports – Sejarah, Tokoh, dan Perkembangannya)

Ketika dunia fighting game sedang “gersang” itu, Capcom sama sekali tidak berminat merilis Street Fighter IV. Karena itulah ada rentang waktu yang sangat panjang antara perilisan Street Fighter III: 3rd Strike ke Street Fighter IV, hampir 10 tahun. Ono bahkan berkata, “Sebagai sebuah perusahaan, Capcom secara umum sudah tidak membuat fighting game lagi. Sudah 99,9% diputuskan bahwa era fighting game telah tamat dan kami pun bergerak ke hal-hal lain.”

Ultra Street Fighter IV
Street Fighter IV, era kebangkitan fighting game modern | Sumber: The Fighters Generation

Tapi kemudian Ono melihat fenomena yang aneh. Ketika ia sedang mengerjakan game Onimusha, ia menemukan bahwa ke mana pun ia pergi, orang-orang selalu bertanya tentang Street Fighter baru. Ono pun berusaha meyakinkan petinggi-petinggi Capcom pada masa itu (termasuk salah satunya Keiji Inafune) untuk membuat Street Fighter lagi. Ono punya ide bagaimana cara menghadirkan Street Fighter dan membuatnya populer.

“Andai hasilnya tidak sebagus itu, mungkin saya sudah dipecat… Saya bersyukur Street Fighter IV bisa sedemikian laris,” ujar Ono.

NetherRealm Studios ingin karakter Street Fighter masuk Mortal Kombat

Ed Boon, Creative Director di NetherRealm Studios, ternyata sempat meminta izin kepada Capcom untuk memasukkan salah satu karakter Street Fighter ke Mortal Kombat. Ia juga pernah bertemu dengan Yoshinori Ono di Brasil dan membicarakan hal tersebut. Tapi sayang, akhirnya Capcom memutuskan untuk menolaknya. Menurut Ono, alasan utamanya adalah karena dunia Street Fighter kurang cocok untuk digabungkan ke dalam dunia Mortal Kombat.

Ono berkata bahwa keputusan itu bukan datang dari dirinya, namun dari Capcom secara keseluruhan. Tapi bukan berarti Capcom tertutup sama sekali pada kemungkinan kolaborasi. Lagipula mereka sudah sering melakukan kolaborasi dengan pihak lain, seperti di franchise Marvel vs. Capcom, atau Tatsunoko vs. Capcom. “(Usulan) itu tidak berhasil saat ini, tapi Capcom tertarik melakukan hal sejenis. Jika kami bisa mendapatkan sesuatu yang kami rasa bagus, kami bisa bergerak cukup cepat untuk mewujudkannya,” cerita Ono.

Tatsunoko vs. Capcom
Saya masih berharap suatu saat Tatsunoko vs. Capcom akan muncul di console selain Wii | Sumber: Polygon

Persiapan menyambut Intel World Open (IWO)

Street Fighter V jelas bukan pendatang baru di dunia esports, akan tetapi ajang Intel World Open tahun 2020 nanti punya peran yang lebih signifikan daripada turnamen esports biasanya. Ono mengaku bahwa saat ini mereka sedang sibuk mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut ajang tersebut, dan belum mau berpikir tentang console next gen (PS5) yang kabarnya juga akan dirilis di tahun 2020.

Seperti apa persiapan yang dimaksud? Hal pertama yang diinginkan Ono adalah stabilitas Street Fighter V di versi yang sekarang. Ia ingin semuanya bisa berjalan dengan baik. Ono juga ingin bisa memfasilitasi Intel World Open yang babak kualifikasinya digelar secara online. Oleh karena itu Street Fighter V telah mendapat fitur baru yaitu mode turnamen online yang saat ini masih sedang berada dalam status beta.

“Sekarang kita sudah punya turnamen grup, kira-kira 8 orang bisa diundang masuk ke lobby. Mode baru ini nanti akan punya skala yang jauh lebih besar. Kami masih mengerjakan detailnya di fase beta, tapi yang jelas nantinya lusinan, bahkan ratusan orang akan bisa berpartisipasi di sebuah turnamen dalam waktu yang sama. Kami sedang melakukan penyetelan akhir dan mode ini akan siap dalam beberapa bulan ke depan,” papar Ono.

Selain mode baru di atas, Ono tidak memberikan detail lebih lanjut. Tapi rumor yang beredar, Capcom akan menghentikan perubahan balance dan perilisan karakter baru sampai Intel World Open berakhir. Update akhir 2019 akan menjadi update besar terakhir untuk sementara, dan setelahnya Street Fighter V akan berubah judul dari Street Fighter V: Arcade Edition menjadi Street Fighter V: Tournament Edition. Namun semua ini masih rumor, kita tunggu saja konfirmasinya setelah Capcom Cup 2019 nanti.

Harapan Yoshinori Ono untuk Intel

Hal unik lain dari Street Fighter V adalah kemauan Capcom untuk memupuk ekosistem esports di dalamnya hingga terus tumbuh subur. Meskipun ada judul-judul fighting game lain yang booming seperti Dragon Ball FighterZ atau Mortal Kombat 11, Yoshinori Ono tak ambil pusing. Ono sadar bahwa pemain fighting game biasanya tidak hanya memainkan satu judul, tapi mereka akan mencoba-coba hal baru termasuk di luar genre fighting juga.

Saat ini Street Fighter V masuk peringkat 13 dalam “Platinum Titles” (peringkat game terlaris) di Capcom, dengan total penjualan 3,9 juta unit. Angka tersebut berada di bawah Dragon Ball FighterZ dan Tekken 7 yang sama-sama sudah melebihi angka 4 juta unit, apalagi bila dibandingkan dengan Super Smash Bros. Ultimate (15,38 juta unit). Akan tetapi Ono sadar bahwa Street Fighter punya sejarah yang panjang, dan masih akan terus menciptakan sejarah di masa depan. Ia merasa tidak perlu mengekor judul-judul lain, dan lebih baik fokus pada visi Street Fighter itu sendiri.

Satu hal saja yang menurut Ono masih jadi kendala besar adalah soal penyimpanan data. Street Fighter V memiliki fitur untuk menyimpan berbagai data, termasuk replay setiap pertandingan yang dilakukan pemain. Replay ini bisa diakses secara online lewat jaringan yang disebut Capcom Fighters Network. Kemudian Capcom bisa menganalisis data tersebut untuk riset, lalu menentukan karakter mana yang butuh buff atau nerf.

Masalahnya, saat ini dalam sehari bisa ada lebih dari 500.000 pertandingan di Street Fighter V. Capcom menyimpan backup data tersebut di server Amazon Web Service dan Google, tapi penggunaan layanan-layanan ini butuh banyak biaya. Ono berkata, “Itu hal yang ingin saya coba perbaiki di masa depan. Jadi misal ajang IWO ini berhasil, saya bisa mendatangi Intel dan berkata, tolong beri kami server space untuk menyimpan backup.”

Sumber: Eurogamer

Street Fighter V dan Konten Season 3 Bisa Dinikmati Gratis di Bulan Agustus 2019

Saat Street Fighter V meluncur di awal 2016, banyak orang mengeluhkan minimnya konten dan pilihan karakter, serta sejumlah kendala teknis yang mengurangi kualitas pengalaman bermain. Akibat masalah-masalah itu, penjualan Street Fighter V gagal mencapai target yang Capcom tetapkan. Menariknya, hal ini punya dampak positif: developer terpanggil untuk meluncurkan permainan secara lebih lengkap lewat Arcade Edition.

Kini, Street Fighter V merupakan salah satu judul esport fighting terfavorit. Dan ada kabar gembira jika Anda, seperti saya, ingin mencobanya namun masih ragu buat membelinya atau Anda bermaksud buat lebih dulu mencari tahu seberapa bersahabat komunitasnya. Lewat akun Twitter resmi Street Fighter, Capcom mengumumkan agenda untuk menggratiskan game selama kurang lebih 10 hari.

Gerbang akses gratis bermain Street Fighter V akan dibuka pada tanggal 1 Agustus dan berakhir di 11 Agustus 2019. Menariknya, Capcom tak hanya mempersilkan kita menikmati konten dasar saja, tapi juga menyertainya bersama seluruh karakter Season 3. Itu artinya, kita disuguhkan lebih dari 20 pilihan petarung – beberapa adalah nama-nama familier dan ada pula tokoh-tokoh baru. Ini dia daftar lengkapnya:

  • Birdie
  • Cammy
  • Chun-Li
  • Dhalsim
  • F.A.N.G.
  • Karin
  • Ken
  • Laura
  • M. Bison
  • Nash
  • Necalli
  • R. Mika
  • Rashid
  • Ryu
  • Vega
  • Zangief

Karakter di DLC Season 3:

  • Blanka
  • Cody
  • Falke
  • G
  • Sagat
  • Sakura

Di versi cuma-cuma ini, kita tidak bisa memilih tokoh-tokoh Season 1 dan 2 semisal Alex, Guile, Abigail serta Akuma. Jika kebetulan sudah mempunyai permainan, Anda bisa memainkan petarung-petarung Season 3 hingga periode free trial usai. Selain itu, kita juga dipersilakan menikmati mode story serta mengumpulkan kredit in-game. Semua progres tersebut akan tersimpan dan bisa dilanjutkan begitu Anda memutuskan untuk membeli game.

Walaupun usianya sudah menginjak tiga tahun lebih, Street Fighter V ialah salah satu permainan esports genre fighting terpopuler saat ini. Ambil contohnya di turnamen EVO 2019. Street Fighter V menempati urutan kedua dengan peserta terbanyak (di belakang Super Smash Bros. Ultimate), melampaui Tekken 7, Mortal Kombat 11, Dragon Ball FighterZ serta Soulcalibur 6.

Street Fighter V versi gratis tersaji di dua platform, yaitu PC via Steam serta PlayStation 4. Jika tertarik membelinya, Capcom menawarkan permainan dalam beberapa pilihan edisi: standar, Arcade Edition (plus konten Season 1 dan Season 2), serta Arcade Edition Deluxe (semua konten yang ada sejauh ini). Tersedia pula DLC berisi bundel kostum dan stage musim 2016.

Via DualShockers.

Capcom Pro Tour 2019 Dimulai pada Bulan Maret, Terapkan Sistem Kualifikasi Baru

Capcom baru saja mengumumkan jadwal resmi untuk rangkaian kompetisi Capcom Pro Tour (CPT) 2019. Sama seperti tahun 2018 kemarin, CPT 2019 masih akan fokus pada game Street Fighter V: Arcade Edition, namun ada beberapa perubahan dalam sistem kualifikasinya. Menurut Capcom, perubahan ini dilakukan dalam rangka menyederhanakan kualifikasi regional dan memberi kesempatan partisipasi bagi wilayah-wilayah baru, seperti Australia atau Timur Tengah.

Pada dasarnya, Capcom Pro Tour adalah serangkaian turnamen sepanjang tahun yang diakui resmi oleh Capcom dan memiliki berbagai tingkatan. Dengan bertanding di turnamen-turnamen yang terdaftar di Capcom Pro Tour, seorang pemain dapat mengumpulkan CPT Point, dan nantinya CPT Point akan menjadi penentu apakah ia lolos ke acara puncak (Capcom Cup) atau tidak.

Gachikun - Capcom Cup 2018 Champion
Gachikun otomatis lolos ke Capcom Cup 2019 | Sumber: Capcom

Capcom Cup 2019 menyediakan slot untuk 32 peserta, dengan pilihan jalur kualifikasi sebagai berikut:

  • 1 orang juara Capcom Cup 2018 (Gachikun) otomatis lolos
  • 26 orang pemain peringkat tertinggi Global Ranking Point Leaderboard
  • 4 orang pemenang Regional Finals Tournament
  • 1 orang pemenang Capcom Cup Last Chance Qualifier

Hal yang berbeda kali ini adalah bahwa terdapat dua Leaderboard terpisah, yaitu Global Ranking Point Leaderboard dan Regional Ranking Point Leaderboard. Pemain yang tinggal di Amerika Utara (NA), Amerika Latin (LATAM), Eropa (EU), dan Asia dapat mengikuti turnamen di wilayahnya untuk memperoleh CPT Point khusus yaitu Regional Ranking Point. Sebagai gantinya, mereka tidak akan mendapatkan CPT Point biasa (Global Ranking Point). Nantinya, 8 orang peraih Regional Ranking Point tertinggi di tiap wilayah akan diadu dalam Regional Finals Tournament untuk menentukan siapa yang lolos ke Capcom Cup 2019.

CPT 2019 - Regional Point Ranking Leaderboard
Turnamen di wilayah tinggal akan memberikan Regional Ranking Point | Sumber: Capcom

Sementara itu, untuk perolehan CPT Point global, Capcom membagi turnamen di seluruh dunia ke dalam empat tingkatan, masing-masing dengan perolehan poin berbeda. Empat tingkatan itu adalah:

  • Super Premier Event: Tiga turnamen Street Fighter V termegah, yaitu EVO 2019, Japan Premier, dan North American Regional Finals Open Tournament
  • Premier Event: Turnamen-turnamen berskala besar lainnya, termasuk empat Regional Finals Tournament
  • Ranking Event: Turnamen-turnamen umum berskala kecil, jumlahnya ada 37 event di seluruh dunia
  • Online Ranking Event: Turnamen online, kesempatan meraih poin bagi pemain yang tak dapat mengikuti turnamen lainnya

Mungkin Anda bingung karena ada nama Regional Finals di dua tingkat, yaitu Super Premier Event dan Premier Event. Sebenarnya, di setiap turnamen Regional Finals, selalu ada turnamen sampingan yang terbuka untuk umum, yang disebut Open Tournament. Tahun ini Capcom rupanya menempatkan Open Tournament di NA Regional Finals dalam posisi yang sangat tinggi, sejajar dengan EVO 2019.

CPT 2019 - Global Ranking Point
Turnamen global memberikan poin berbeda sesuai tingkatan turnamennya | Sumber: Capcom

Pertimbangannya bisa jadi adalah karena Amerika Utara merupakan wilayah kompetisi yang paling ramai dan paling sering mengadakan turnamen besar. Selepas pengumuman ini, ada sebagian penggemar fighting game di forum-forum yang menyuarakan protes karena wilayah NA seperti mendapat perlakuan spesial. Tapi tentu Capcom punya pemikiran tersendiri. Super Premier Event sendiri merupakan tingkatan baru yang tidak ada di CPT 2018.

Sama seperti tahun lalu, dalam Capcom Pro Tour 2019 seorang pemain tidak boleh menempati lebih dari satu slot kualifikasi. Seandainya ada yang berhasil melakukannya (misalnya peringkat 1 CPT Global Ranking Point sekaligus lolos di Regional Finals Tournament), maka slot kualifikasi akan diberikan ke peserta lain yang menempati peringkat di bawahnya.

Turnamen pertama dalam rangkaian Captom Pro Tour 2019 diadakan pada tanggal 15 Maret 2019. Hidangan pembuka itu adalah turnamen Final Round 2019 di Amerika Serikat yang merupakan sebuah Premier Event. Kemudian CPT 2019 akan terus berlangsung selama 9 bulan lamanya dengan total prize pool senilai lebih dari US$600.000. Puncak kompetisi ini adalah Capcom Cup 2019 di bulan Desember nanti. Bisakah Gachikun mempertahankan gelar juaranya, ataukah akan muncul juara baru?

Sumber: Capcom