Hybrid Cup, Persembahan Kami untuk Para Penggemar Tekken Indonesia

Ekosistem esports di Indonesia saat ini masih dalam masa pertumbuhan, dan Hybrid.co.id hadir di dalamnya bukan hanya sebagai sebuah media. Sama seperti DailySocial yang terus berinovasi dan berkontribusi menumbuhkan ekosistem startup, Hybrid.co.id juga berharap bisa ikut membangun ekosistem esports dan gaming lokal agar lebih maju.

Salah satu program kami untuk meraih tujuan tersebut adalah Hybrid Dojo, sebuah sarana bagi para pegiat esports lokal untuk berkompetisi sambil mengasah keahlian di game yang mereka cintai. Hybrid Dojo selama ini telah berlangsung dengan sesi kumpul yang disebut Regular Session. Melibatkan berbagai komunitas di wilayah sekitar Jakarta, program tersebut digelar dua minggu sekali yaitu pada hari Jumat. Sementara untuk memfasilitasi semangat kompetisi para pemain, kami memiliki latih tanding sambil seru-seruan yang disebut Casual Meetup.

Apakah berhenti sampai di situ? Tentu saja tidak. Sebagai pengembangan lebih lanjut dari Hybrid Dojo, dalam waktu dekat kami akan menyelenggarakan sebuah turnamen yang lebih serius. Kami menyebut turnamen ini sebagai Hybrid Cup.

Mengusung Tekken 7 sebagai game yang dipertandingkan, Hybrid Cup selaras dengan dukungan khusus Hybrid.co.id terhadap esports genre fighting game. Apalagi mengingat Tekken 7 sedang berada dalam momentum yang baik sebagai salah satu judul yang akan dipertandingkan di SEA Games 2019 nantinya. Di masa depan, kami juga berencana untuk meluncurkan Hybrid Cup yang berisi cabang-cabang esports lainnya.

Hybrid Cup – Tekken 7 akan digelar selama dua hari, yaitu pada tanggal 7 – 8 September 2019. Saat ini pendaftaran telah dibuka, dengan batasan jumlah peserta sebanyak 64 slot. Hybrid.co.id menawarkan hadiah uang sebesar total Rp3.000.000, ditambah merchandise dari sponsor serta piala dengan desain spesial Hybrid Cup.

Hybrid Cup Tekken 7 - Poster

Turnamen akan diadakan di lokasi Hybrid Dojo – DailySocial HQ, Jl. Kemang Selatan 1D No. 2, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Sejauh ini sudah ada beberapa pemain Tekken 7 lokal berpengalaman yang ikut mendaftar, termasuk R-Tech dari tim Alter Ego Esports, para anggota tim DRivals, dan lain-lain. Anda dapat melakukan pendaftaran dengan mengisi formulir di tautan berikut.

Hybrid Cup – Tekken 7 kali ini disponsori oleh Game.ly, Logitech, dan PEX Chair. Penyelenggaraannya merupakan hasil kerja sama dengan Advance Guard sebagai strategic partner. Co-founder Hybrid.co.id, Wiku Baskoro, berharap Hybrid Cup ini bisa menjadi acara rutin serta alternatif baru kompetisi berkualitas untuk mendukung ekosistem esports lokal, khususnya genre fighting.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai Hybrid Cup dan program-program lain ke depannya, jangan lupa untuk memantau situs Hybrid.co.id dan follow akun media sosial Hybrid di Twitter, Facebook, Instagram, dan YouTube.

Gamepad vs. Arcade Stick – Mitos atau Fakta Dunia Fighting Game

Apa sih yang membuat fighting game seru untuk dimainkan? Bila ditanya demikian, mungkin setiap penggemar genre ini bisa memiliki jawaban berbeda-beda. Namun saya rasa kita bisa sepakat dalam satu hal: fighting game membuat kita merasa keren. Memilih karakter yang sukai, melancarkan jurus-jurus dan combo yang kompleks, kemudian bertarung hingga berhasil mengalahkan pemain yang lebih kuat, itu semua membuat kita seolah-olah sedang menjalani sebuah kisah di mana kitalah tokoh utamanya.

“Fighting games are anime,” kata YouTuber populer Cosmonaut Marcus dalam salah satu videonya. Perjalanan mengembangkan dan melatih diri untuk menjadi lebih kuat bisa diibaratkan seperti sebuah film aksi, di mana sang jagoan harus berjuang agar dapat mengalahkan sang musuh bebuyutan. Tapi bayangkan bila sang jagoan kalah karena suatu hal random. Misalnya karena di tengah pertarungan ia tiba-tiba sakit perut, atau jatuh terpeleset kulit pisang. Pertarungan jelas jadi tak seru.

Kira-kira begitulah yang terjadi ketika kita salah melakukan input dalam fighting game. Maunya mengeluarkan jurus pamungkas Shinkuu Hadouken, tapi gara-gara salah pencet yang keluar malah Shoryuken biasa. Atau mencoba melakukan gerakan 360 derajat ketika bermain menggunakan Zangief, tapi gagal dan hasilnya malah melompat-lompat di luar keinginan.

Ketepatan input dalam fighting game bisa diasah salah satunya dengan cara rajin berlatih. Namun controller yang kita gunakan juga memiliki pengaruh besar. Untuk menghindari kesalahan input seperti itulah, pemain fighting game biasanya punya preferensi tersendiri terhadap jenis controller yang ia gunakan. Controller seperti apa sih yang optimal untuk digunakan bermain fighting game? Apakah benar controller tertentu dapat memberi suatu keuntungan dalam permainan, atau ini hanya mitos belaka? Mari kita telaah bersama.

Dua Kubu yang Dipisahkan Sejarah

Sebetulnya, tidak ada batasan tentang controller apa yang bisa dan tidak bisa digunakan untuk bermain fighting game. Asalkan suatu perangkat kompatibel dengan platform game yang Anda mainkan, Anda boleh menggunakannya. Bahkan meski perangkat itu berbentuk gitar, piano, atau setir mobil. Akan tetapi secara garis besar pemain fighting game dapat dibagi menjadi dua kubu, yaitu pengguna gamepad dan pengguna arcade stick.

Mengapa muncul perbedaan seperti ini? Menurut analisis oleh Core-A Gaming, faktor penentunya adalah bagaimana si pemain mulai berkenalan dengan fighting game. Era modern ini memang judul-judul fighting game populer bisa ditemui di mana saja. Akan tetapi di zaman tahun 80 – 90an dulu game terbaik hanya bisa kita mainkan di arcade center, termasuk fighting game. Game populer seperti Street Fighter II atau Mortal Kombat memang memiliki versi console rumahan juga, tapi kualitasnya berbeda dengan versi arcade aslinya.

Penggemar fighting game yang banyak menghabiskan waktu di arcade center otomatis akan lebih terbiasa bermain menggunakan arcade stick daripada menggunakan gamepad. Ini terutama sangat terlihat di pemain-pemain Jepang, karena ekosistem arcade di Jepang sangat kuat bahkan hingga sekarang. Karena itulah Anda bisa melihat pemain-pemain profesional Jepang seperti Tokido, Bonchan, atau GO1 menggunakan arcade stick sebagai controller utamanya.

Mereka yang lebih suka bermain dengan gamepad kemungkinan mengenal fighting game dari console rumahan dan PC, atau berasal dari lingkungan yang ekosistem arcade-nya tidak begitu subur. Contohnya Amerika Serikat, di mana popularitas arcade telah menurun jauh sejak akhir tahun 90an. Bila Anda melihat pemain-pemain fighting game yang menggunakan gamepad, kebanyakan mereka berasal dari negara barat atau masih berusia muda. Contohnya Snake Eyez, Punk, dan NuckleDu.

Begitu berbeda cara penggunaan gamepad dan arcade stick, sehingga umumnya begitu seorang pemain fighting game sudah nyaman di satu kubu ia tak akan pindah ke kubu seberang. Seseorang yang sehari-harinya memainkan fighting game di gamepad akan kesulitan bila tiba-tiba disuruh bermain dengan arcade stick, begitu juga sebaliknya. Bahkan meskipun mereka adalah pemain profesional, seperti Daigo Umehara dan Punk dalam video kocak di bawah.

The Devil is in the Detail – Gamepad

Menilik lebih dalam, gamepad maupun arcade stick pun sebetulnya bukanlah produk yang seragam. Kedua jenis controller memiliki banyak variasi detail, dan detail-detail ini bisa jadi penentu dalam memilih juga. Sebagai contoh, meski sama-sama pengguna gamepad, gamepad yang digunakan oleh Snake Eyez berbeda sekali dengan gamepad yang digunakan oleh Punk.

Variasi ini bisa muncul di berbagai aspek, misalnya form factor (bentuk), button layout (penempatan tombol), dan d-pad (tombol arah). Tidak akan ada habisnya bila kita bahas semua tapi sebagai gambaran Anda bisa melihat tiga contoh gamepad populer di bawah.

DualShock 4

Memiliki d-pad 4 arah dengan bentuk agak cekung ke dalam, button layout 4 tombol di muka, ditambah dengan 2 shoulder button (L1 + R1) dan 2 analog trigger (L2 + R2). Gamepad ini, walaupun standar, sudah diakui sebagai salah satu gamepad ternyaman di dunia. D-pad miliknya pun sangat empuk dan jauh lebih nyaman untuk bermain fighting game daripada DualShock 3 di generasi sebelumnya.

DualShock 4
DualShock 4 | Sumber: Red Bull

Mad Catz Street Fighter IV FightPad

Sangat populer di era Street Fighter IV, gamepad ini tidak memiliki analog stick sama sekali. Sebagai gantinya, MadCatz memberikan sebuah floating d-pad, yaitu d-pad yang mampu bergerak sirkuler bebas layaknya sebuah stik analog. Penempatan tombolnya menggunakan sistem enam tombol. Terinspirasi dari layout SEGA Genesis dan SEGA Saturn.

Mad Catz Street Fighter IV Fight Pad
Mad Catz Street Fighter IV Fight Pad | Sumber: Amazon

HORI Fighting Commander 4

Gamepad ini mirip dengan Mad Catz FightPad, namun menawarkan bentuk asimetris. Ini memungkinkan tangan kanan pemain untuk bergerak bebas sementara tangan kiri tetap menggenggam gamepad dengan kuat. Salah satu gamepad keluaran Mad Catz yaitu Mad Catz Street Fighter V FightPad Pro juga memiliki bentuk asimetris serupa.

HORI Fighting Commander 4
HORI Fighting Commander 4 | Sumber: Berry Link Cellular

The Devil is in the Detail – Arcade Stick

Berbicara tentang detail di arcade stick maka topiknya akan jauh berbeda dengan bicara detail di gamepad. Kebanyakan arcade stick memiliki bentuk yang tak jauh berbeda satu sama lain, namun dengan komponen-komponen yang bisa dimodifikasi. Bila Anda tidak suka dengan bentuk suatu gamepad, maka Anda harus mencari gamepad baru. Sementara pemain arcade stick yang kurang sreg dengan perangkatnya cukup mengganti spare part yang ia inginkan saja.

Secara umum ada tiga komponen utama yang menjadi penentu dalam sebuah arcade stick, yaitu lever, gate, dan button. Anda yang tidak pernah memainkan arcade stick mungkin tidak familier dengan istilah-istilah tersebut, jadi mari kita bahas satu persatu.

Lever

Lever adalah tuas/tongkat joystick yang kita kendalikan sebagai pengganti tombol arah di arcade stick. Ada dua jenis bentuk lever yang paling populer, yaitu bat top (pegangan seperti tongkat bisbol) dan ball top (pegangan berbentuk bola). Perbedaan bentuk ini berpengaruh terhadap cara kita memegang lever, dan setiap orang memiliki posisi nyaman yang berbeda-beda.

Lever tipe bat top sering kali disebut juga sebagai Korean lever, American lever, atau Mortal Kombat lever, sebab populer digunakan di negara dan kabinet game tersebut. Sementara tipe ball top dikenal juga dengan sebutan sebagai Japanese lever.

Arcade Stick - Joystick Types
Berbagai variasi joystick | Sumber: Highway Entertainment

Gate

Gate atau restrictor adalah “gerbang” pembatas di pangkal lever yang menentukan sejauh mana joystick dapat bergerak. Pada awal era kemunculan arcade cabinet, gate hanya memungkinkan sebuah joystick untuk bergerak ke dua arah (kanan dan kiri). Tapi kemudian muncul joystick empat arah yang memiliki gate berbentuk segi empat.

Arcade stick buatan Jepang hingga kini masih banyak menggunakan gate segi empat (square gate). Akan tetapi banyak produk yang memiliki variasi lain, misalnya gate segi delapan (octagonal gate) atau gate lingkaran (circular gate).

Arcade Sticks - Korea vs Japan
Perbedaan bentuk gate di arcade stick | Sumber: Core-A Gaming

Button

Jenis tombol yang ada di sebuah arcade stick juga sangat menentukan kenyamanan penggunaannya. Terutama berkaitan dengan seberapa besar tenaga yang diperlukan untuk menekan tombol, bentuk tombol itu sendiri, serta keawetannya. Button buatan Amerika (misalnya merk Happ/SuzoHapp) umumnya memiliki bentuk cekung ke dalam dan butuh tenaga lebih besar untuk ditekan. Sementara tombol buatan Jepang cenderung lebih sensitif.

Arcade Stick - Button Types
Ki-ka: Button merk Happ Horizontal, Happ Competition, dan Sanwa OBSN-30 | Sumber: Slagcoin

Sebetulnya bila kita ingin membahas lebih mendalam, setiap komponen arcade stick punya karakteristik detail tersendiri yang membedakannya satu sama lain. Sebagai contoh, dua joystick yang sama-sama menggunakan square gate dan ball top tetap bisa punya rasa berbeda karena perbedaan ukuran, komponen elektronik, hingga jenis pegas yang digunakan. Tapi kita tidak membahas semuanya di sini karena akan menjadi terlalu panjang.

Bila Anda tertarik untuk mengetahui tentang komponen-kompenen arcade stick lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi situs Slagcoin yang menyediakan info lengkap mengenai perangkat ini.

Alasan untuk memilih

Sekarang kita sudah mengetahui tentang berbagai variasi dalam controller yang populer digunakan dalam fighting game. Lalu bagaimana cara menentukan controller terbaik? Jawaban paling mudah sudah jelas, silahkan coba semua lalu cari mana yang paling nyaman di tangan. Tapi sebetulnya selain sekadar “nyaman”, ada beberapa pertimbangan yang bisa Anda jadikan referensi dalam memilih.

Hybrid mengumpulkan pendapat dari beberapa pemain fighting game di berbagai komunitas di Indonesia tentang pertimbangan dalam memilih controller. Ini kata mereka.

Christian “R-Tech” Samuel, atlet Tekken 7 dari Alter Ego Esports, bermain menggunakan arcade stick gaya Korea yaitu produk merk etokki. Selain itu, ia juga menggunakan beberapa controller lain seperti gamepad, keyboard, hingga hit box. Tapi ia paling sering menggunakan arcade stick karena ia merasa arcade stick membuatnya lebih bisa bergerak dengan leluasa di Tekken.

etokki Omni Korean Edition
etokki Omni Korean Edition | Sumber: etokki

“Biasanya pro player menggunakan arcade stick karena rata-rata Tekken dikeluarkan di arcade, jadi agar nyaman seperti di arcade. Tetapi ada juga pro player yang memakai pad, biasanya dari USA. Karena di USA tidak ada arcade (tidak updated),” ujarnya. Bagi R-Tech, pemilihan controller itu tergantung pada selera masing-masing pemain saja.

Di antara jenis-jenis arcade stick sendiri, R-Tech berpendapat bahwa jenis square gate lebih mudah digunakan karena lebih mudah untuk mendapatkan sudut diagonal. Sementara untuk jenis octagonal gate yang ada di tipe Korea butuh usaha ekstra. “Cuma gerakannya juga lebih leluasa jika sudah menguasainya,” kata R-Tech.

Bram “buramu” Arman, co-founder komunitas Advance Guard, juga menggunakan arcade stick tapi dengan jenis dan alasan yang berbeda. Ia menyukai arcade stick dengan komponen standar Jepang (Sanwa), karena arcade stick tidak akan membuat jari tangan cedera walau bermain untuk waktu lama. Selain itu juga supaya ia bisa bermain di arcade yang dulu masih menjamur.

“Sebenarnya ga ada suatu keharusan dalam memilih suatu controller sih. Yang penting nyaman dan bisa all out aja. Karena sudah terbukti, beberapa player dengan controller andalan mereka, mereka bisa juara. Misalnya Street Fighter IV ada Luffy yang juara dengan karakter Rose dengan gamepad PS1, di mana console yang sering dipergunakan untuk turnamen (waktu itu) adalah PS3 dan Xbox 360,” papar Bram.

Ia juga mencontohkan Daigo Umehara yang belakangan berganti controller ke dari arcade stick ke hit box dan bisa melakukan eksekusi jurus sangat optimal (nyaris frame perfect). Tapi pada akhirnya di EVO 2019 Daigo tetap kalah. Meskipun hit box disebut-sebut sebagai controller yang sangat hebat, bahkan sempat dilarang di turnamen, itu tidak otomatis bisa membuat seseorang juara.

Lain halnya dengan Andrew “Wahontoys” Widjaja dari Indonesia Soul Calibur Community (ISCC). Ia lebih memilih menggunakan gamepad, namun gamepad yang digunakannya bukan gamepad standar seperti DualShock 4. Ia menggunakan gamepad dengan layout enam tombol, seperti HORI Fighting Commander. Mengapa memilih gamepad? Jawab Andrew, “Arcade stick berat bawanya.” Ia sadar bahwa pilihannya adalah minoritas di kalangan pemain fighting game.

Membawa arcade stick yang berukuran besar ke mana-mana memang merepotkan, tapi Andrew juga memilih gamepad karena ada hubungannya dengan game yang ia mainkan, Soulcalibur. Menurutnya penggunaan gamepad lebih nyaman karena di Soulcalibur banyak input dual button dan just frame.

HORI Fighting Commander
HORI Fighting Commander juga tersedia dalam varian simetris | Sumber: HORI

“Yang buat Soulcalibur sih dulu ada karakter namanya Siegfried inputnya agak susah, jarak masing-masing tombol itu 1 frame,” kata Andrew. Ia pernah mencoba arcade stick karena banyak pemain pro menggunakannya, kemudian berhenti karena tidak terbiasa dan repot membawanya jika ada gathering. “Jadi saya cari yang layout button-nya kayak arcade stick tapi kecil kayak pad,” lanjutnya.

Untuk pemilihan controller, Andrew memberi saran, “Yang perlu diperhatikan kalau saya pertama layout (tombol), terus ukuran. Jangan terlalu besar dan berat, karena bukan gak mungkin kita harus bawa-bawa travel ke luar negeri atau naik ojek. Terus kalau bisa yang support PS4, soalnya yang support PS4 pasti support PC tapi gak sebaliknya.”

Sementara itu Bayu “KentutBerdahak” Indra Sakti—juara The King of Fighters di Fight Fest 2019—secara gamblang berpendapat bahwa arcade stick lebih baik dari gamepad. “Untuk arcade stick sama gamepad secara presisi jelas berbeda kalau saya rasa, di gamepad sendiri ada keterbatasan yang hanya arcade stick yang bisa mewujudkan,” jelasnya.

Keterbatasan yang dimaksud Bayu adalah bahwa di fighting game tertentu, ada hal-hal yang lebih sulit dieksekusi menggunakan gamepad ketimbang arcade stick. Di dunia profesional pun, orang yang sudah ahli dengan gamepad kemungkinan bakal lebih jago ketika berganti menggunakan arcade stick. Tapi sebaliknya pun bisa terjadi, tergantung dari kebiasaan dan kenyamanan pemain karena semua controller ada plus dan minusnya.

Ia bercerita, “Saya main KOF di tiga controller: keyboard, arcade stick, dan gamepad. Untuk keyboard saya menggunakan merk apa saja, arcade stick saya menggunakan Mad Catz TE 1 dan Razer Panthera. Gamepad sendiri sejauh ini masih nyaman di DS4.”

Meski percaya bahwa controller berpengaruh pada performa, untuk orang yang berminat bermain fighting game Bayu tidak merekomendasikan controller apa-apa. Ia menyerahkan pilihan ke selera pemain saja, lebih nyaman di pad atau stick.

“Dari masing-masing controller sendiri juga balik lagi ke masing-masing. Misal kata saya pad merk DS4 nyaman belum tentu kata orang lain nyaman. Sama halnya untuk arcade stick dan gak jarang dari kebanyakan orang nge-custom arcade stick-nya (dari lever, button, dll),” paparnya.

Saya pribadi, sebagai penyuka fighting game juga, termasuk yang tidak bisa menggunakan arcade stick dan selalu menggunakan gamepad. Namun sayangnya gamepad yang menurut saya ideal saat ini sudah tidak diproduksi lagi, yaitu Genius MaxFire Blaze 2. Saya menyukai gamepad ini karena menggunakan circular d-pad delapan arah yang cocok untuk game tipe anime fighters, seperti Guilty Gear dan BlazBlue.

Genius MaxFire Blaze 2
Genius MaxFire Blaze 2 | Sumber: LDLC

Di samping itu gamepad ini memiliki shoulder button berbentuk melengkung dan non-analog (bukan trigger seperti DualShock 4), yang nyaman sekali untuk bermain fighting game dalam waktu lama. Tapi gamepad ini sudah mulai susah dicari, tidak kompatibel dengan PS4, dan tidak mendukung XInput di PC. Terus setia menggunakan gamepad ini rasanya cukup merepotkan, jadi sekarang saya bermain dengan DualShock 4 saja seadanya.

Yang lebih penting daripada controller

Pada akhirnya, pemilihan sebuah controller adalah suatu hal yang sangat personal. Seseorang bisa memberi alasan-alasan teoritis tentang mengapa suatu controller itu baik, misalnya dari segi respons tombol, keleluasaan arah, dan sebagainya. Tapi alasan-alasan itu bukanlah hal yang berlaku secara universal. Keunggulan suatu controller dibanding controller lainnya lebih banyak dipengaruhi oleh hal-hal yang sifanya subjektif.

Diskusi tentang controller adalah hal yang selalu muncul di dunia fighting game, dan sejujurnya merupakan salah satu daya tarik tersendiri dalam genre game ini. Tapi daripada terlalu terpaku harus pakai controller ini dan itu, yang lebih penting adalah having fun dan terus mengasah keahlian di game yang kita sukai. Jenis controller yang kita gunakan memang berpengaruh, tapi penentu hasil permainan bukanlah alat melainkan pengguna alatnya.

YouTuber Tekken populer, TheMainManSWE, merangkum realita tentang fighting game dalam ucapan di salah satu videonya: “Apa yang harus kita pahami paling pertama, adalah bahwa tidak ada jalan pintas. Bermain dengan arcade stick tidak menjamin Anda akan sangat sukses memainkan Mishima, atau karakter lainnya. Seperti segala hal, mereka yang unggul adalah mereka yang banyak berusaha. Saya memiliki eksekusi yang baik, dan tahukah Anda, itu berasal dari latihan selama bertahun-tahun (bukan karena perbedaan controller).”

Bila Anda baru masuk ke dunia fighting game dan menemukan kesenangan di dalamnya, mungkin akan ada waktu di mana Anda merasa kemampuan Anda mentok di level tertentu. Ketika hal itu terjadi, saran saya, jangan berpikir bahwa mengganti controller akan langsung mengubah segalanya. Justru sebaliknya, berganti dari gamepad ke arcade stick atau dari arcade stick ke gamepad bisa makan waktu berbulan-bulan hingga Anda terbiasa.

Silahkan coba berbagai jenis controller di pasaran—bahkan controller yang tak lazim sekalipun—dan bila Anda menemukan sebuah controller yang sangat pas di hati, tak ada salahnya “ganti senjata”. Tapi ingatlah bahwa percuma membeli controller mahal bila tidak mengasah keahlian bermain diri sendiri. Lagi pula, mobil tercanggih pun tidak akan memenangkan balapan bila pengemudinya payah, bukan?

Guilty Gear Baru, The King of Fighters XV, dan Pengumuman Lainnya di EVO 2019

EVO memang memiliki ketenaran sebagai kompetisi esports fighting game terbesar di dunia, namun signifikansinya lebih dari itu. Acara ini mengumpulkan puluhan ribu penggemar genre yang sama di satu tempat, juga menyiarkan tayangan yang ditonton ratusan ribu bahkan jutaan orang lainnya di seluruh dunia. Artinya, EVO adalah momen yang sangat tepat untuk mempromosikan produk yang berhubungan dengan dunia fighting game.

Tahun ini pun berbagai perusahaan developer serta penerbit game saling berlomba memanfaatkan EVO 2019 untuk membawa karya mereka ke bawah lampu sorot. Banyak sekali pengumuman penting yang menarik, dan pastinya sesuai dengan audiens target mereka yaitu penggemar genre fighting. Apa saja pengumuman tersebut?

Karakter Baru Street Fighter V: Arcade Edition

Seperti sudah dikabarkan sebelumnya, Street Fighter V akan mendapat tiga karakter baru yaitu E. Honda, Poison, serta Lucia, juga stage baru yang merupakan arena pertarungan khas E. Honda di Street Fighter klasik. Pengumuman yang satu ini seharusnya diungkap di momen EVO, namun bocor terlebih dahulu karena kesalahan oleh pihak Valve/Steam. Valve kemudian merilis permintaan maaf secara terbuka atas kebocoran tersebut.

Menariknya, Yoshinori Ono (produser Street Fighter) berkata bahwa akan ada pengumuman menarik lagi di bulan November dan Desember, bertepatan dengan Capcom Cup. Pengumuman apa yang dimaksud?

Guilty Gear Baru, Rilis 2020

Arc System Works mengungkap keberadaan Guilty Gear baru yang masih belum memiliki judul di EVO 2019. Melanjutkan seri Guilty Gear Xrd, video teaser game ini menunjukkan Sol Badguy dan Ky Kiske dengan desain baru, serta fitur baru yaitu arena yang dapat berpindah tempat seperti Tekken 7. Tampak juga seorang karakter baru, yaitu samurai berkulit hitam yang belum diketahui namanya.

The King of Fighters XV Sedang Dikembangkan

The King of Fighters XV - Poster

SNK telah mengkonfirmasi bahwa sekuel baru The King of Fighters ini sedang dalam pengembangan. Akan tetapi selain menunjukkan logo, mereka tidak memberi info apa pun baik itu fitur, karakter, atau platform rilisnya. Kita tunggu saja kabar lebih lanjut.

Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r]

Satu kabar dari seri game yang namanya cukup panjang ini adalah kemunculan sekuel baru dengan judul Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r], atau disingkat UNICLR. Game ini akan dirilis di awal 2020 untuk PS4, kemudian menyusul versi Switch pada bulan Mei 2020. Dibanding versi Exe:Late[st], UNICLR akan memiliki karakter baru, jurus-jurus baru, serta berbagai perubahan balance.

Tekken 7 Season Pass 3

Sebuah fakta menarik tentang Tekken 7 adalah bahwa game ini merupakan satu-satunya cabang pertandingan di EVO yang jumlah partisipannya meningkat dari tahun 2018 ke 2019. Memfasilitasi komunitas Tekken yang masih terus berkembang, Bandai Namco merilis Season Pass 3 untuk musim dingin tahun 2019. Dua karakter telah diungkap, yaitu Zafina dan Leroy Smith. Tekken 7 juga akan mendapat berbagai update gratis, termasuk perubahan antarmuka, jurus baru, dan sebagainya.

Soulcalibur VI Season Pass 2

Masih dari Bandai Namco, Soulcalibur VI juga akan mendapat Season Pass baru dalam waktu dekat. Season Pass ini memberikan empat karakter baru, salah satunya adalah Haohmaru yang berasal dari Samurai Shodown. Sementara itu para pemilik Season Pass 1 akan mendapat satu karakter terakhir, yaitu Cassandra yang sempat absen dari Soulcalibur V.

Karakter Baru Mortal Kombat 11

Para pemain Mortal Kombat 11 yang telah membeli Kombat Pack berhak untuk mendapat 6 karakter baru di samping berbagai kostum eksklusif. Karakter yang sudah diumumkan beberapa waktu lalu antara lain Shang Tsung, Sindel, dan Spawn. Kini NetherRealm Studios mengungkap satu lagi karakter Kombat Pack, yaitu Nightwolf.

BlazBlue: Cross Tag Battle Version 2.0

BlazBlue: Cross Tag Battle juga akan mendapat update besar di masa depan, dengan judul Version 2.0. Pada tanggal 21 November, seluruh pemilik game ini bisa mengunduh update gratis yang berisi berbagai perbaikan balance. Tersedia juga DLC Version 2.0 Content Pack berisi 9 karakter baru yang dijual dengan harga US$24,99. Sejauh ini Arc System Works sudah mengungkap 4 karakter, yaitu Yumi dari Senran Kagura: Estival Versus, Blitztank dan Akatsuki dari Akatsuki Blitzkampf, serta Neo Politan dari RWBY.

Karakter Baru Samurai Shodown

Samurai Shodown akan mendapatkan sejumlah karakter baru dalam beberapa bulan ke depan, satu karakter setiap bulannya. Untuk bulan Agustus ini, SNK merilis karakter Rimururu. Dilanjutkan dengan Shizumaru Hisame di bulan September, Basara di bulan Oktober, Kazuki Kazama di bulan November, dan Wan-Fu di bulan Desember. Dari daftar karakter ini, khusus Shizumaru Hisame akan tersedia secara gratis.

SNK juga mengumumkan hasil polling karakter di kalangan penggemar, yang dimenangkan oleh Mina Majikina. Karakter ini akan menjadi karakter pertama dari Season Pass 2 yang dirilis pada tahun 2020 nanti.

Karakter Baru Dragon Ball FighterZ

Dragon Ball FighterZ juga tidak mau ketinggalan momen. Kali ini Arc System Works menawarkan dua karakter yang dulu muncul dalam movie Dragon Ball Z: Fusion Reborn. Mereka adalah Janemba dan Gogeta (muncul dalam versi Super Saiyan Blue). Janemba bisa dimainkan mulai tanggal 8 Agustus, dengan Gogeta menyusul di kemudian hari. Mereka melengkapi jajaran karakter yang tersedia dalam bundel FighterZ Pass 2.

Itulah sederet pengumuman baru seputar fighting game yang turut meramaikan EVO 2019. Mana di antara jajaran game di atas yang menarik perhatian Anda? Saya sendiri adalah penggemar seri Guilty Gear, jadi saya tak sabar ingin memainkan sekuel barunya. Samurai Shodown juga tampaknya akan menjadi cabang esports yang banyak digemari, mengingat game ini berhasil memberikan hype cukup besar di EVO 2019. Satu hal yang pasti, apa pun fighting game kesukaan Anda, Anda punya alasan untuk merasa senang dalam satu tahun ke depan.

Update: Penambahan berita Dragon Ball FighterZ

Inilah Hasil Lengkap Seluruh Cabang Pertandingan Utama di EVO 2019

Festival dan kompetisi fighting game terbesar di dunia tahun ini, EVO 2019, baru saja selesai. Berbagai pertarungan seru dan drama menghiasi Mandalay Bay, Las Vegas, pada tanggal 2 – 4 Agustus (5 Agustus waktu Indonesia) kemarin, menjadikannya akhir pekan yang tak terlupakan bagi banyak orang. Bila Anda penggemar genre fighting game yang sempat menonton siaran pertandingan tersebut, tentu Anda tahu bagaimana hebohnya acara ini, terutama di beberapa cabang pertandingan yang memang sangat hype.

Kini para juara dunia telah ditetapkan, masing-masing pulang membawa hadiah tersendiri serta kebanggaan. Siapa saja mereka, dan bagaimana perjuangan mereka mendaki tangga kejuaraan EVO yang sangat kompetitif? Langsung saja simak di bawah.

Tekken 7

EVO 2019 - Tekken 7 Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

EVO cabang Tekken tahun ini mempertontonkan rivalitas antara dua “dewa” Tekken dunia, yaitu Knee dari Korea Selatan dan Arslan Ash dari Pakistan. Arslan Ash yang awal 2019 lalu menjadi juara EVO Japan 2019, melawan Knee yang merupakan juara EVO 2018. Hasilnya adalah pertarungan epik, diakhiri dengan Arslan Ash yang melakukan sujud syukur di panggung EVO setelah menumbangkan Knee. Arslan Ash jadi pemain pertama dunia yang memegang gelar EVO dan EVO Japan sekaligus!

Peringkat Top 8 EVO 2019 Tekken 7:

  • Juara 1: Team vSlash | Arslan Ash
  • Juara 2: ROX Dragons | Knee
  • Juara 3: Red Bull | Anakin
  • Juara 4: Yamasa | Take
  • Juara 5: Yamasa | Nobi
  • Juara 5: COOASGAMES | Noroma
  • Juara 7: THY | Chikurin
  • Juara 7: UYU | LowHigh

Street Fighter V: Arcade Edition

EVO 2019 - SFV Champion
Sumber: Bonchan

Setelah menjuarai CEO 2019 dan VSFighting 2019 kemarin, nama Bonchan langsung melejit jadi pemain yang difavoritkan untuk menjuarain EVO. Ekspektasi tersebut dijawab kontan oleh Bonchan dengan permainan Sagat dan Karin yang luar biasa. Pemain bernama asli Masato Takahashi ini sudah lama dipandang sebagai salah satu pemain Street Fighter terkuat di Jepang, namun baru kali ini ia membuktikannya dengan meraih trofi juara dunia EVO.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Street Fighter V: Arcade Edition:

  • Juara 1: Red Bull | Bonchan
  • Juara 2: Nasr eSports | BigBird
  • Juara 3: Cygames | Infexious
  • Juara 4: Fudoh | Fujimura
  • Juara 5: iDom
  • Juara 5: Yoshimoto Gaming | Machabo
  • Juara 7: AZ | Kichipa-mu
  • Juara 7: ALUS | YangMian

Dragon Ball FighterZ

EVO 2019 - DBFZ Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Kazunoko yang jadi juara Dragon Ball FighterZ World Tour 2018/2019 ternyata harus puas terhenti di peringkat Top 8. Sebagai gantinya, babak Grand Final kali ini adalah runback (tanding ulang) dari EVO 2018 antara GO1 melawan SonicFox. Tahun lalu SonicFox jadi juaranya, tapi tahun ini GO1 berhasil membalas kekalahan tersebut dan meraih gelar EVO untuk pertama kalinya. Begitu seru dan penuh emosi pertandingan ini sampai-sampai setelahnya GO1 langsung tak kuasa menahan air mata.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Dragon Ball FighterZ:

  • Juara 1: Cyclops Athlete Gaming | GO1
  • Juara 2: Echo Fox | SonicFox
  • Juara 3: Cyclops Athlete Gaming | Fenritti
  • Juara 4: Vodafone Giants | Shanks
  • Juara 5: HiroHiro
  • Juara 5: Jumper7b
  • Juara 7: Evil Geniuses | NYChrisG
  • Juara 7: Burning Core | Kazunoko

Samurai Shodown

EVO 2019 - SamSho Champion
Sumber: Famitsu

Cabang Samurai Shodown di EVO 2019 benar-benar terasa seperti sebuah nostalgia. Bukan hanya karena franchise Samurai Shodown itu sendiri yang akhirnya bangkit setelah “tidur” sekian lama, kompetisinya di level Top 8 pun penuh dengan performa hebat dari nama-nama veteran, termasuk Infiltration, Justin Wong, Kazunoko, dan Alex Valle. Infiltration sudah pernah meraih gelar EVO di cabang Super Street Fighter IV: Arcade Edition (2012), Street Fighter x Tekken (2013), Street Fighter V (2016), dan kini Samurai Shodown (2019). Berikutnya gelar apa yang diincarnya?

Peringkat Top 8 EVO 2019 Samurai Shodown:

  • Juara 1: Infiltration
  • Juara 2: Burning Core | Kazunoko
  • Juara 3: Justin Wong
  • Juara 4: HB | Reinald
  • Juara 5: LU | Alex Valle/CaliPower
  • Juara 5: RB
  • Juara 7: TF | DidimoKOF
  • Juara 7: Brook | ZJZ

Super Smash Bros. Ultimate

EVO 2019 - SSBU Champion
Sumber: Echo Fox

Super Smash Bros. Ultimate (SSBU) membuktikan bahwa game ini memang layak menjadi cabang EVO dengan jumlah partisipan terbanyak. Bermain mengandalkan Joker dari Persona 5, MKLeo sempat nyaris tereliminasi tapi ia melakukan bracket reset di Grand Final dengan skor 3-2. Momentum tidak berhenti sampai di situ, karena kemudian MKLeo meraih angka sempurna dan mengalahkan Tweek dengan skor 3-0. Pemuda berusia 18 tahun ini pun menjadi juara perdana EVO untuk cabang Super Smash Bros. Ultimate.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Super Smash Bros. Ultimate:

  • Juara 1: Echo Fox | MKLeo
  • Juara 2: Team SoloMid | Tweek
  • Juara 3: Solary | Gluttony
  • Juara 4: eUnited | Samsora
  • Juara 5: ProtoBanham
  • Juara 5: Raito
  • Juara 7: GameWith | Zackray
  • Juara 7: Rogue | Light

Mortal Kombat 11

EVO 2019 - MK11 Champion
Sumber: SonicFox

Keistimewaan SonicFox alias Dominique McLean bukan hanya karena dia ahli bermain fighting game, tapi karena ia mampu berkompetisi di lebih dari satu cabang sekaligus. Setelah runner-up di Dragon Ball FighterZ, SonicFox langsung beraksi di Mortal Kombat 11 dan membawa pulang gelar juara. Tampaknya posisi pemain yang satu ini sebagai raja game buatan NetherRealm Studios masih sulit untuk diingkari.

Peringkat Top 8 EVO 2019 Mortal Kombat 11:

  • Juara 1: Echo Fox | SonicFox
  • Juara 2: Burning Core | Dragon
  • Juara 3: Nasr Esports | TekkenMaster
  • Juara 4: UYU | Deoxys
  • Juara 5: PxP | A Foxy Grampa
  • Juara 5: Panda Global | Tweedy
  • Juara 7: Panda Global | Hayatei
  • Juara 7: Noble | Semiij

Soulcalibur VI

EVO 2019 - Soulcalibur Kayane
Sumber: Chris Bahn/Kayane

Cabang Soulcalibur VI tahun ini cukup spesial karena prestasi yang diraih Kayane, satu-satunya pemain perempuan yang mencapai peringkat Top 8 di EVO. Apalagi EVO juga untuk pertama kalinya mengadakan panel berjudul “The Women of the FGC” yang mendiskusikan peran perempuan di komunitas fighting game. Performa Yuttoto yang memenangkan kejuaraan dengan Voldo pun sangat mengesankan. Siapa bilang Voldo di Soulcalibur hanya joke character?

Peringkat Top 8 EVO 2019 Soulcalibur VI:

  • Juara 1: BNE | Yuttoto
  • Juara 2: BlueGod
  • Juara 3: Oplon | SkyII
  • Juara 4: Woahhzz
  • Juara 5: Tamonegi
  • Juara 5: Panda Global | Shen Chan
  • Juara 7: Orange | Kayane
  • Juara 7: DF | Saiyne

Under Night In-Birth Exe:Late[st]

EVO 2019 - UNIST Champion
Sumber: Robert Paul/EVO

Popularitas Under Night In-Birth pelan tapi pasti semakin tumbuh, dan tahun ini di EVO berhasil menjadi salah satu game kategori anime fighters dengan partisipan terbanyak—lebih tinggi dari BlazBlue dan hampir sama dengan Dragon Ball FighterZ. French Bread selaku developer seri ini pun menjawab dedikasi para penggemar dengan mengumumkan game baru setelah turnamen berakhir, yaitu Under Night In-Birth Exe:Late[cl-r].

Peringkat Top 8 EVO 2019 Under Night In-Birth Exe:Late[st]:

  • Juara 1: WP | ClearLampO
  • Juara 2: Ouhuu-Hittou
  • Juara 3: Hishigata
  • Juara 4: Kure
  • Juara 5: Neji
  • Juara 5: PUB | Rikir
  • Juara 7: Libekichi
  • Juara 7: Senaru

BlazBlue: Cross Tag Battle

EVO 2019 - BBCTAG Champion
Sumber: Stephanie Lindgren/EVO

Sama seperti Super Smash Bros. Ultimate, cabang BlazBlue: Cross Tag Battle juga dihadiri oleh penampilan karakter dari seri Persona. Bila juara SSBU menang menggunakan Joker, di sini Kyamei berhasil sampai ke Grand Final mengandalkan Akihiko Sanada dan Mitsuru Kirijo dari Persona 3. Tapi sayangnya ia harus menyerah terhadap duet Ruby Rose dan Yang Xiao Long dari RWBY, yang dimainkan oleh Shinku.

Peringkat Top 8 EVO 2019 BlazBlue: Cross Tag Battle:

  • Juara 1: Gravity Gaming | Shinku
  • Juara 2: FCRYUKYU | Kyamei
  • Juara 3: Domi
  • Juara 4: Mekasue
  • Juara 5: CYCLOPS Athlete Gaming | Fenritti
  • Juara 5: Bace
  • Juara 7: JonaKim
  • Juara 7: Susano’o | KojiKOG
EVO Japan 2020 - Announcement
Sumber: EVO Japan

Itulah deretan peraih prestasi di ajang Evolution Championship Series 2019. Setelah semua pertandingan berakhir, pihak EVO rupanya sudah menyiapkan panggung kompetisi berikutnya: EVO Japan 2020! Tiga game utama sudah diumumkan yaitu BlazBlue: Cross Tag Battle, Soulcalibur VI, dan Tekken 7, tapi ini masih akan terus bertambah. Sementara waktu dan lokasinya telah ditetapkan pada 24 – 26 Januari 2020, di Makuhari Messe International Exhibition Mall, Chiba, Jepang. Kita tunggu saja akan seseru apa kompetisi itu nantinya.

Sumber: EVO, EventHubs

Jadwal Lengkap dan Daftar Komentator EVO 2019 Diumumkan

Ajang kompetisi fighting game akbar Evolution Championship Series (EVO) 2019 akan digelar kurang dari seminggu lagi. Selama tiga hari yaitu tanggal 2 – 4 Agustus, ribuan penggemar, pemain, dan pelaku industri akan berkumpul di Mandalay Bay, Las Vegas, untuk merayakan keseruan genre fighting yang semakin lama semakin populer saja. Sembilan game populer akan dipertandingkan di panggung utama, ditambah sederet judul lain yang turut meramaikan entah sebagai turnamen sampingan atau permainan kasual.

Menonton pertandingan fighting game di level tertinggi memang sangat seru, tapi keseruan itu tak lengkap tanpa adanya komentator yang membuat hype semakin tinggi. EVO 2019 pun dihadiri oleh sejumlah komentator, dan belum lama ini pihak panitia telah mengumumkan siapa saja nama yang tampil. Tentunya mereka terdiri dari tokoh-tokoh dengan banyak kontribusi di komunitas fighting game. Berikut ini beberapa yang perlu Anda ketahui.

James Chen

James Chen
James Chen | Sumber: Red Bull

Salah satu komentator senior di dunia fighting game, James “jchensor” Chen adalah kreator konten yang telah aktif bahkan sejak internet belum populer. Menyebut diri sebagai Fighting Game Historian, James Chen aktif melakukan streaming di Twitch, membuat tutorial fighting game di YouTube, serta mengupas segala hal menarik seputar fighting game. Bila Anda menyaksikan turnamen fighting game berskala besar, James Chen nyaris selalu hadir di dalamnya.

Ryan Hart

Ryan Hart
Ryan Hart | Sumber: Capcom Pro Tour

Ryan Joseph Hart alias Prodigal Son adalah atlet esports asal Inggris yang telah menggeluti banyak cabang fighting game. Ia pernah menjadi juara EVO di tahun 2004 dan 2008 untuk cabang Tekken, di samping banyak kompetisi lainnya. Kini ia bekerja sebagai kreator konten dan host di ESL, namun masih sesekali datang ke turnamen sebagai peserta bila ada waktu luang.

L.I. Joe

Joe Ciaramelli alias Long Island Joe adalah pemain Street Fighter yang dikenal sangat menggemari karakter Urien. Reaksinya ketika bertemu dengan pengisi suara Urien, serta kegembiraan yang ia luapkan ketika Urien diumumkan untuk Street Fighter V, adalah beberapa hal tentangnya yang telah viral di dunia maya. Ia sempat meraih Top 8 di EVO 2016, dan kini aktif menjadi organizer untuk turnamen East Coast Throwdown.

Jiyuna

Jiyuna
Jiyuna bersama Daigo Umehara | Sumber: Red Bull

Andrew “Jiyuna” Fidelis adalah pria asal Amerika Serikat yang tinggal di Jepang. Sebagai orang yang mahir bahasa kedua negara, Jiyuna punya peran krusial dalam menyampaikan informasi dari komunitas fighting game Jepang ke Amerika, dan sebaliknya. Ia bekerja sebagai penerjemah untuk Daigo Umehara, juga merupakan karyawan untuk ARIKA (studio di balik game Fighting EX Layer).

Seth Killian

Sebagai mantan Community Manager di Capcom, nama Seth Killian sering kali muncul bersamaan dengan berita penting di dunia fighting game. Ia juga merupakan salah satu co-founder EVO bersama Tom Cannon, Tony Cannon, dan Joey Cuellar. Ia sempat menjadi Game Designer di Sony Santa Monica Studio sebelum akhirnya pindah ke Radiant Entertainment. Pada tahun 2016 Riot Games mengakuisisi Radiant Entertainment, dan kini Killian menduduki posisi Lead Designer di Riot.

Seth Killian
Seth Killian | Sumber: Polygon

Selain nama-nama di atas masih banyak sekali tokoh komunitas fighting game lainnya, dan Anda akan bisa menyaksikan siaran mereka semua pada acara EVO nanti. Pihak EVO juga telah merilis jadwal lengkap pertandingan untuk seluruh cabang game yang bisa Anda pantau di bawah.

EVO 2019 - Schedule
Jadwal lengkap EVO 2019 | Sumber: EVO

Seluruh jadwal ini menggunakan zona waktu PDT (Pacific Daylight Time), jadi Anda perlu menambahkan 14 jam untuk menyesuaikan dengan zona Waktu Indonesia Barat. Bila Anda tidak sempat menyaksikan keseluruhan rangkaian acara selama tiga hari, setidaknya Anda perlu mencatat waktu untuk menyaksikan babak final turnamen dengan jadwal berikut:

  • Soulcalibur VI – Sabtu, 3 Agustus 2019, 10:00 WIB
  • Under Night In-Birth Exe:Late[st] – Minggu, 4 Agustus 2019, 00:00 WIB
  • Dragon Ball FighterZ – Minggu, 4 Agustus 2019, 3:00 WIB
  • Samurai Shodown – Minggu, 4 Agustus 2019, 6:00 WIB
  • Mortal Kombat 11 – Minggu, 4 Agustus 2019, 10:00 WIB
  • BlazBlue: Cross Tag Battle – Minggu, 4 Agustus 2019, 23:00 WIB
  • Street Fighter V: Arcade Edition – Senin, 5 Agustus 2019, 2:00 WIB
  • Tekken 7 – Senin, 5 Agustus 2019, 6:30 WIB
  • Super Smash Bros. Ultimate – Senin, 5 Agustus 2019, 9:00 WIB

Sumber: Evolution Championship Series

Hasil Akhir Tokopedia IENC 2019 Road to SEA Games, EVOS Raih Double Winner

Kontingen Indonesia untuk kejuaraan esports SEA Games 2019 telah ditemukan! Setelah melalui proses kompetisi yang cukup panjang, Tokopedia IENC 2019 akhirnya mencapai puncaknya. Meski sempat mengalami beberapa kendala, acara ini tetap berhasil menyaring atlet-atlet esports terbaik untuk mendapatkan slot pelatnas esports pertama di Indonesia.

Dari tiga cabang pertandingan yang ada dalam Tokopedia IENC 2019, cabang Tekken 7 sudah terlebih dahulu “curi start” dengan gelaran final di Breakroom, Jakarta Utara, tanggal 13 Juli lalu. Sementara dua cabang lainnya yaitu Dota 2 dan Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) digelar bersamaan di tanggal 28 Juli. Cukup banyak kejutan yang terjadi di sini, salah satunya yaitu prestasi EVOS Esports yang meraih double winner alias juara di dua gelar berbeda.

Perjalanan EVOS mendaki podium juara tidaklah mudah. Mereka harus bersaing dengan banyak tim kuat lainnya. Di cabang Mobile Legends misalnya, mereka berhadapan dengan tim-tim seperti Bigetron Esports, Saints Esports, The Prime, dan Aerowolf. Ada juga satu tim yang tidak terduga ternyata mampu mengalahkan nama-nama besar, yaitu Pecah Utak, sehingga mereka dijuluki “Giant Killer”. Sementara di cabang Dota 2, EVOS harus berhadapan dengan tim seperti PG.BarracX dan PG.Orca.

Sebelumnya harus bersusah-payah mendapatkan slot ke Main Event, performa EVOS MLBB justru semakin gemilang. Mereka masuk ke babak Grand Final melawan Victim Esports dengan catatan skor nyaris tak terkalahkan. Victim Esports sempat mencuri 1 angka dari EVOS, namun akhirnya EVOS yang baru saja mengumumkan roster baru ini keluar sebagai juara dengan skor 3-1.

EVOS - IENC 2019 MLBB
EVOS Juara IENC 2019 MLBB

EVOS di cabang Dota 2 mendapat perlawanan sengit di Grand Final dari tim PG.BarracX. Salah satu ronde yaitu ronde keempat bahkan memakan waktu pertandingan hingga 2 jam. Kejar-mengejar angka hingga game kelima, EVOS yang diperkuat oleh Kenny “Xepher” Deo akhirnya menumbangkan PG.BarracX lewat permainan Terrorblade yang mendominasi.

Dengan hasil di atas, artinya EVOS dan Victim Esports berhak maju menjadi wakil Indonesia di pelatnas Mobile Legends. Sementara pelatnas Games Dota 2 diisi oleh EVOS dan PG.BarracX. Pelatnas Tekken 7, seperti sudah diberitakan sebelumnya, akan dihadiri oleh Meat dan TJ. Mudah-mudahan mereka semua bisa menampilkan permainan terbaik dan mengharumkan nama Indonesia di kancah SEA Games 2019 nanti.

EVOS - IENC 2019 Dota 2
EVOS Juara IENC 2019 Dota 2

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Mobile Legends:

  • EVOS Esports
  • Victim Esports
  • Alter Ego Esports
  • Pecah Utak

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Dota 2:

  • EVOS Esports
  • BarracX
  • Godlike & Orca Esports
  • ID
IENC Tekken 7 - Winners
Para peraih Top 4 IENC 2019 Tekken 7

Peringkat Tokopedia IENC 2019 Tekken 7:

  • SoG | Meat
  • DRivals | TJ
  • DRivals | Ayase
  • Alter Ego | R-Tech

Menang Atas Punk di VSFighting 2019, Bonchan Buktikan Diri Sebagai Karin Terkuat

Pada tanggal 20 – 21 Juli lalu, kompetisi tahunan VSFighting 2019 telah digelar di kota Birmingham, Inggris. Kompetisi yang merupakan salah satu ajang esports fighting game paling bergengsi di benua Eropa itu telah digelar sejak tahun 2010, dan VSFighting kali adalah gelaran yang kesembilan kalinya.

Delapan judul dipertandingkan dalam VSFighting tahun ini, dan sebagian di antaranya merupakan bagian dari sirkuit turnamen resmi. Judul-judul itu adalah:

  • Tekken 7 (Tekken World Tour Master Event)
  • Street Fighter V: Arcade Edition (Capcom Pro Tour Premier Event)
  • Mortal Kombat 11 (Interkontinental Kup Event)
  • Dead or Alive 6 (Dead or Alive World Championship Event)
  • Dragon Ball FighterZ (Tenkaichi Event)
  • Samurai Shodown
  • Soulcalibur VI
  • Super Street Fighter II Turbo

Bila Anda bertanya-tanya mengapa judul lawas seperti Super Street Fighter II Turbo bisa muncul di event, bahkan bukan sebagai turnamen sampingan, jawabannya adalah karena hal ini sudah menjadi semacam tradisi. Dari pertama kali diadakan, VSFighting hampir selalu mempertandingkan Street Fighter klasik, meskipun pernah juga beberapa kali judul tersebut absen dari acara.

Dari sekian banyak cabang turnamen, Tekken 7 berhasil menjadi judul yang paling banyak diminati dengan 359 peserta. Mengikuti di bawahnya adalah Street Fighter V: Arcade Edition dengan 178 peserta, lalu disusul Mortal Kombat 11 dan Dragon Ball FighterZ. Daftar nama pemain yang tampil pun cukup mengesankan, meskipun ada juga beberapa nama favorit yang tidak hadir seperti Arslan Ash, Sonic Fox, atau Tokido.

Salah satu highlight menarik dari VSFighting 2019 adalah Street Fighter V: Arcade Edition, ketika babak Grand Final mempertemukan Victor “Punk” Woodley melawan Masato “Bonchan” Takahashi. Bukan hanya menjadi rivalitas antara dunia fighting game timur dan barat, pertemuan ini juga merupakan mirror match di mana kedua pemain sama-sama menggunakan karakter Karin Kanzuki sebagai andalan.

Punk yang berasal dari Amerika Serikat, meski usianya tergolong muda, sudah lama menjadi pemain yang ditakuti (sekaligus dihormati) oleh para pemain Jepang termasuk Bonchan. Karin miliknya terkenal sangat ketat dalam teknik footsies, dan ia sering melakukan hal-hal sulit yang menurut pemain lain mustahil dilakukan, apalagi di bawah tekanan. Dalam turnamen ini pun Punk tampil mendominasi di Winners’ Bracket.

Pertemuan antara Punk dan Bonchan sudah terjadi sejak babak Winners’ Final. Di sini Bonchan mencoba menggunakan karakter signature miliknya yaitu Sagat. Akan tetapi Karin secara umum adalah matchup yang buruk bagi Sagat, sehingga Bonchan terpaksa harus kalah 3-1 dan turun ke Losers’ Bracket.

Setelah mendaki Losers’ Bracket, Bonchan akhirnya siap untuk runback melawan Punk di Grand Final dengan mirror match. Di sini Bonchan menunjukkan permainan yang cukup dahsyat. Ia bertahan dengan begitu rapi, dan selalu mencari celah untuk melakukan whiff punish krusial ketika Punk lengah. Sempat menang perfect, Bonchan akhirnya melakukan bracket reset dan “memulangkan” Punk dengan skor ketat 3-2.

Kemenangan Bonchan ini artinya Punk telah mendapat rival berat untuk memperebutkan takhta sebagai pemain Karin nomor satu dunia. Dulunya Punk juga memiliki rivalitas dengan Justin Wong sebagai sesama penggemar Karin, akan tetapi belakangan ini performa Wong di turnamen sedang menurun karena ia lebih sibuk beraktivitas untuk mengembangkan potensi pemain-pemain muda. Bonchan juga menunjukkan betapa pentingnya menguasai teknik-teknik fundamental bila kita ingin menjadi pemain Street Fighter yang baik.

Tampaknya nanti EVO 2019 akan menjadi semakin menarik, karena Bonchan bisa jadi salah satu favorit juara. Apalagi ia beberapa waktu lalu juga menjuarai CEO 2019, artinya Bonchan baru saja menjadi juara dua turnamen CPT Premier berturut-turut.

Berikut ini adalah daftar peringkat hasil turnamen VSFighting 2019, dilansir dari EventHubs.

Peringkat Top 8 Tekken 7:

  • ROX|Knee (Steve, Kazumi, Jin, Lars)
  • UYU|LowHigh (Law, Shaheen, Steve, Kazumi)
  • CRaZY|SuperAkouma (Akuma)
  • Liquid|Gen (Shaheen, Law, Leo)
  • Dinosaur (Bryan)
  • MVP|Pekos (Geese, Katarina)
  • Talon|Kkokkoma (Dragunov, Kazumi, Geese, Paul)
  • AXL|Fergus (Asuka, Katarina)

Peringkat Top 8 Street Fighter V: Arcade Edition:

  • RB|Bonchan (Karin, Sagat)
  • REC|Punk (Karin)
  • YOG|Machabo (Necalli)
  • NASR|AngryBird (Zeku, Ibuki)
  • CYG|Infexious (Zeku)
  • NVD|Phenom (Karin, Necalli, M. Bison)
  • RB|Gachikun (Rashid)
  • FAV|Sako (Menat)

Peringkat Top 8 Mortal Kombat 11:

  • PxP|A Foxy Grampa (Kung Lao, Jacqui, Cassie Cage, Sub-Zero)
  • PND|OmegaK (Geras)
  • DizzyTT (Sonya, Liu Kang, Cassie Cage)
  • LOK|Nivek (Kabal, Jacqui)
  • ED|SeaCyat (Sub-Zero)
  • SonicNinja (Kabal)
  • VideoGamezYo (Shao Kahn, Jax)
  • ED|UndeadJim (Jax)

Peringkat Top 8 Dead or Alive 6:

  • CRaZY|Gehaktball (Bass, Zack)
  • COMP|Siologica (NiCO)
  • Ky-Dragon (Mai, Kasumi, NiCO)
  • COMP|TeruRock (Kasumi)
  • ULTIMa|Ivanov (Christie)
  • Snow (Phase 4, Kula)
  • UGS|BBoyDragon (NiCO, Kula)
  • ElenaBathory (Helena)

Peringkat Top 8 Dragon Ball FighterZ:

  • CO|Go1 (Bardock, Kid Goku, Goku)
  • CO|Fenrich (Cell, Bardock, Vegeta)
  • Wawa (Kid Goku, Base Goku, Goku)
  • NRG|HookGangGod (Piccolo, Bardock, Vegeta | Piccolo, Bardock, Kid Goku)
  • VGIA|Shanks (Android 18, Adult Gohan, Goku)
  • WrNx|Kayne (Teen Gohan, Goku Black, Kid Goku)
  • Maddo (Kid Buu, Yamcha, Adult Gohan)
  • BC|Kazunoko (Kid Buu, Adult Gohan, Yamcha)

Peringkat Top 8 Samurai Shodown:

  • BC|Kazunoko (Haohmaru, Genjuro)
  • MVP|Pekos (Haohmaru)
  • UYU|OilKing (Haohmaru)
  • Lord Tenners (Genjuro, Tam Tam)
  • SWW|Rycroft (Charlotte)
  • Neilo (Yoshitora)
  • MFGC|Baaltzelmoth (Genjuro)
  • PND|Mustard (Galford)

Peringkat Top 8 Soulcalibur VI:

  • GO|Keev (Nightmare)
  • Oplon|Skyll (Mitsurugi)
  • YUZU|Ganondeurf (Azwel)
  • AndyrooSC (Zasalamel)
  • Abysses|Jason (Seong Mi-Na)
  • HolyCarp (Ivy)
  • LOK|VaanGR (Ivy)
  • Aelz (Tira)

Peringkat Top 4 Super Street Fighter II Turbo:

  • GMC|GolcarJack (Guile)
  • Fuzzy (Ryu, Cammy)
  • Jin (Ken, Guile)
  • TwiF (Vega)

Sumber: EventHubs, VSFighting, Bonchan

Meat dan TJ Jadi Kontingen Indonesia dalam Pelatnas SEA Games 2019 Tekken 7

Ajang pencarian talenta esports Tekken 7 untuk menjadi wakil Indonesia di SEA Games 2019 telah selesai. Puluhan peserta dari penjuru negeri berkumpul di lokasi Breakroom, Jakarta Utara, sambil membawa harapan dapat unjuk kebolehan dan kemudian mengharumkan nama bangsa. Setelah berbagai pertarungan sengit, kejutan, dan perjuangan, kini Tokopedia IENC Road to SEA Games akhirnya menemukan dua orang yang benar-benar layak disebut sebagai jagoan terbaik Tekken di Indonesia.

Tokopedia IENC ini bisa dibilang sebagai turnamen Tekken 7 nasional dengan antusiasme peserta terbesar yang pernah ada. Hal itu wajar saja, mengingat uang hadiah yang ditawarkan tergolong besar (Rp60.000.000) dan adanya kesempatan untuk tampil di tingkat internasional. Peserta-peserta ini tidak hanya datang dari Jakarta, tapi juga dari luar kota bahkan luar Jawa. Mereka benar-benar menunjukkan dedikasi untuk hadir dengan biaya sendiri, karena memang belum banyak pemain fighting game di Indonesia yang sudah berada di bawah naungan tim profesional.

IENC Tekken 7 - Players
Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Bram Arman dari Advance Guard yang merupakan salah satu panitia acara ini mengaku merasakan bahwa para peserta dalam turnamen ini sudah melakukan persiapan yang matang sehingga semakin tangguh. Contohnya seperti TJ dari tim DRivals yang sempat mengalahkan Meat dan mengirimnya ke Losers’ Bracket. Padahal Meat terkenal tidak pernah kalah di turnamen skala nasional.

“Saya juga kagum dengan salah satu new blood dari Palu, yaitu TFZ|Podz yang bermain sangat baik untuk turnamen nasional skala besar perdana dan bisa mengalahkan langganan juara Alter Ego|R-Tech. Yang akhirnya R-Tech harus berjuang dari Losers’ Bracket dan harus kandas karena bertemu dengan Meat di Losers’ Semi. Bisa dibilang Meat adalah kryptonite R-Tech karena memang hingga saat ini R-Tech belum bisa mengalahkan Meat,” komentar Bram saat berbincang dengan Hybrid.

IENC Tekken 7 - Winners
Sumber: Dokumentasi Bram Arman

Pada akhirnya, dua orang yang terpilih untuk mengikuti pelatnas Tekken 7 adalah Meat (Muhammad Adriansyah) selaku juara pertama, serta TJ (Anthony) selaku juara kedua. Bram pernah berpendapat bahwa Indonesia punya kans cukup besar untuk meraih peringkat Top 3 di SEA Games 2019 nanti, namun ia berharap para pemain tidak terlena dan terus mengasah kemampuannya. Syukur-syukur bisa membawa pulang medali emas dan perak sekaligus.

Berikut ini adalah perintkat lengkap Tokopedia IENC 2019 Road to SEA Games – Tekken 7:

  • Juara 1: SoG|Meat (Jakarta)
  • Juara 2: DRivals|TJ (Jakarta)
  • Juara 3: DRivals|Ayase (Jakarta)
  • Juara 4: Alter Ego|R-Tech (Jakarta)
  • Juara 5: CHAOS|Hero (Jakarta)
  • Juara 5: Mishima Boy (Surabaya)
  • Juara 7: Bigetron|M45T4Z (Surabaya)
  • Juara 7: TFZ|Podz (Palu)
  • Juara 9: BaN (Semarang)
  • Juara 9: CHAOS|Awin (Madura)
  • Juara 9: DRivals|Cobus93 (Jakarta)
  • Juara 9: Phoenix (Jakarta)
  • Juara 13: biransei (Jakarta/Manado)
  • Juara 13: CHAOS|WMN (BSD)
  • Juara 13: DRivals|RTM (Jakarta)
  • Juara 13: WIF|Silver (Jakarta)
IENC Tekken 7 - Audience
Sumber: Dokumentasi Bram Arman

“Untuk game Tekken 7 ini sendiri, saya turut senang game ini mulai mendapatkan perhatian. Walaupun masih tergolong kecil, saya harap ke depannya untuk game Tekken dan game fighting lainnya mempunya kans spotlight seperti game esports lainnya. Karena saya optimis, game fighting adalah salah satu judul game yang mudah dinikmati oleh semua kalangan sebagai entertainment,” tutup Bram.

Selamat kepada para pemenang, dan selamat berlatih kepada Meat dan TJ! Semoga bisa terus berprestasi dan membuat ekosistem fighting game Indonesia lebih cerah lagi.

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

Pendaftaran EVO 2019 Ditutup, Organizer Wacanakan Perubahan Distribusi Hadiah

Ajang kompetisi fighting game terbesar di dunia EVO 2019 semakin mendekat. Dengan sisa waktu kurang dari sebulan, panitia EVO hari ini baru saja menutup registrasi turnamen. Berikutnya tinggal menunggu waktu saja sampai hari-H acara, yaitu tanggal 2 – 4 Agustus di Mandalay Bay, Las Vegas.

EVO 2019 mempertandingkan sembilan game dari berbagai developer. Ketika daftar game ini diumumkan, ada sebagian komunitas yang kecewa karena Super Smash Bros. Melee tidak muncul. Padahal game itu telah menjadi judul utama selama enam tahun terakhir, bahkan salah satu cabang dengan jumlah partisipan paling ramai. Tapi keputusan EVO untuk meninggalkan Super Smash Bros. Melee dapat dimengerti. Selain memang usianya sudah sangat tua, juga telah ada pengganti yang layak yaitu Super Smash Bros. Ultimate.

Seiring pendaftaran turnamen ditutup, CEO EVO Joey “MrWiz” Cuellar menunjukkan jumlah partisipan total untuk semua semua game yang dipertandingkan. Ternyata Super Smash Bros. Ultimate berhasil menjadi game dengan partisipan terbanyak, bahkan menurut Cuellar, EVO 2019 juga merupakan turnamen Smash terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah. Berikut ini jumlah partisipannya:

  • Super Smash Bros. Ultimate – 3.492
  • Street Fighter V: Arcade Edition – 1.929
  • Tekken 7 – 1.885
  • Samurai Shodown – 1.719
  • Mortal Kombat 11 – 1.567
  • Under Night In-Birth Exe: Late[st] – 1.156
  • Dragon Ball FighterZ – 1.191
  • Soulcalibur VI – 742
  • BlazBlue: Cross Tag Battle – 640

Angka di atas menunjukkan bahwa kepopuleran Super Smash Bros. Ultimate tidak hanya terjadi di kalangan gamer kasual, tapi juga gamer serius dan profesional. Di bulan April lalu Nintendo mengabarkan bahwa judul ini telah terjual 13,81 juta kopi di seluruh dunia, mengalahkan total penjualan console Wii U sepanjang masa.

Super Smash Bros. Ultimate - Screenshot
Super Smash Bros. Ultimate | Sumber: Nintendo

Ini juga menunjukkan bahwa para fans Super Smash Bros. kompetitif akhirnya bisa bersatu setelah sekian lama terpecah (Smash Melee vs. Smash modern). Tampaknya keputusan Masahiro Sakurai membuat Super Smash Bros. Ultimate dapat dinikmati untuk kasual sekaligus esports adalah keputusan yang sangat tepat.

Di samping menutup pendaftaran, ada satu isu lagi yang diangkat Cuellar berkaitan teknis EVO nanti, yaitu distribusi hadiah. Sudah jadi tradisi EVO sejak tahun 2002 bahwa juara 1 di EVO berhak membawa pulang sebagian besar uang hadiah (60%). Namun organizer EVO ingin melakukan perubahan dengan menurunkan jumlah hadiah juara 1 dan 2, tapi menaikkan hadiah peringkat-peringkat di bawahnya (sampai Top 8).

Lewat Twitter, Cuellar membuka polling untuk menentukan sistem mana yang sebaiknya digunakan. Saat artikel ini ditulis polling tersebut telah diikuti 16.682 orang, dengan 92% suara mendukung sistem distribusi hadiah baru. Jadi kemungkinan besar perubahan ini benar-benar akan diterapkan.

Selain pilihan yang ditawarkan Cuellar, banyak juga penggemar yang memberi masukan lain tentang distribusi ini. Misalnya memberikan hadiah tidak hanya untuk Top 8 namun hingga Top 32, atau setidaknya memberikan semacam cendera mata agar mereka punya kenang-kenangan untuk dibawa pulang. Ada juga usulan yang nyeleneh seperti “winner takes all”. Mana pilihan yang nantinya diambil Cuellar dan para panitia EVO, kita tunggu saja di tanggal 2 Agustus nanti.

Sumber: EventHubs, Joey Cuellar

Tekken 7 Terpilih Jadi Cabang Kompetisi IESF Esports World Championship 11

International Esports Federation (IESF) belum lama ini mengumumkan bahwa mereka akan memasukkan Tekken 7 sebagai salah satu cabang pertandingan resmi untuk kompetisi individu di Esports World Championship 11 di Seoul, Korea Selatan. Dengan masuknya Tekken 7, artinya kini IESF Esports World Championship 11 telah memiliki dua game yang terkonfirmasi. Game pertamanya, diumumkan pada bulan Mei lalu, adalah Dota 2.

Bila Anda tidak familier dengan IESF, organisasi ini adalah federasi internasional yang bertujuan untuk mempromosikan esports sebagai olahraga sejati, melampaui batas bahasa, ras, atau budaya. IESF memiliki empat misi utama, yaitu:

  • Meningkatkan jumlah negara anggota
  • Menciptakan regulasi dan standar esports internasional
  • Melatih wasit lewat program sumber daya manusia
  • Menyelenggarakan kejuaraan esports internasional

Pertama kali didirikan di Korea Selatan dengan anggota pada tahun 2008 dengan anggota 9 negara, saat ini IESF sudah berkembang mencakup lebih dari 46 negara, termasuk Indonesia. IESF memiliki turnamen internasional sendiri dengan judul Esports World Championship. Menurut IESF, saat ini Esports World Championship adalah satu-satunya turnamen esports di mana para atlet timnas bertanding dan mewakili negara masing-masing secara resmi.

Tekken 7

Turnamen Esports World Championship 10 sebelumnya telah digelar di kota Kaohsiung, Taiwan, dengan 459 tim sebagai partisipan. Sementara Esports World Championship 11 tahun ini akan digelar pada kuartal keempat tahun 2019, namun untuk sementara IESF belum mengumumkan jadwal pastinya. Bila berkaca pada turnamen sebelumnya yang digelar bulan November, ada kemungkinan waktunya pun akan jatuh sekitar bulan yang sama.

Tekken sendiri bukan pertama kalinya menjadi salah satu cabang pertandingan. Justru seri Tekken sudah jadi game langganan sejak tahun 2012 lalu. Nantinya para atlet yang ingin berpartisipasi di turnamen Esports World Championship 11 haruslah merupakan pilihan dari federasi nasional yang tergabung dengan IESF. Untuk Indonesia, organisasi yang dimaksud adalah IeSPA.

IESF belum mengumumkan berapa total jumlah game yang akan dipertandingkan tahun ini. Sebagai perbandingan, tahun lalu Esports World Championship mengusung tiga game yaitu League of Legends, Counter-Strike: Global Offensive, dan Tekken 7. Tahun ini Dota 2 dipilih karena menurut IESF game tersebut “memiliki daya tarik universal”. Sementara Tekken 7 memang sudah jadi langganan.

Bila Indonesia jadi berpartisipasi nanti, kira-kira siapakah pemain yang akan menjadi wakil? Apakah akan sama dengan kontingen Tekken yang bertanding di SEA Games 2019? Kita tunggu saja perkembangan lebih lanjut dari IESF, dan terus pantau Hybrid untuk berita esports fighting game lainnnya.

Sumber: IESF