Persiapan SEA Games, Jago-Jago Tekken Indonesia Bertemu di Tokopedia IENC

Akhir pekan mendekat tapi Anda masih bingung hendak menghabiskan waktu ke mana? Suka dengan game kompetitif dan ingin menonton para jagoan esports dari dekat? Yang lebih penting lagi, Anda suka dengan game tarung-tarungan? Kalau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini adalah ya, maka ada suguhan spesial bagi Anda di tanggal 13 Juli nanti. Tanggal tersebut adalah hari puncak kualifikasi nasional Tokopedia IENC Road to SEA Games 2019 untuk Tekken 7!

Tokopedia IENC—singkatan dari Indonesia Esports National Championship—2019 adalah kejuaraan nasional esports pertama di Indonesia yang digelar dengan tujuan untuk mencari kontingen esports untuk ajang SEA Games 2019 nanti. Dari lima cabang game di gelaran akbar tersebut, IENC menjadi salah satu jalur kualifikasi untuk tiga judul yaitu Dota 2, Mobile Legends: Bang Bang, dan Tekken 7. Untuk MLBB dan Dota 2, sebelumnya sudah ada kualifikasi daerah juga untuk menyaring tim-tim dari seluruh penjuru Indonesia. Namun khusus untuk Tekken 7 kita akan langsung menonton para jagoan beraksi di weekend Grand Final.

IENC Tekken 7 - Poster
Sumber: Advance Guard

Puluhan jago Tekken telah terdaftar sebagai partisipan di Tokopedia IENC (bracket lengkapnya dapat Anda lihat melalui tautan ini), termasuk nama-nama veteran seperti Meat, R-TecH, M45T4Z, Lee_yo, Jackbosstin, dan banyak lagi. Maklum, turnamen kali ini memang tergolong sangat prestisius karena selain memperebutkan hadiah senilai Rp60.000.000, dua pemain terpilih juga akan memperoleh slot pelatnas untuk menyongsong SEA Games 2019. Ini adalah kesempatan bagi para pemain Tekken Indonesia untuk membuktikan kemampuan diri sekaligus mengharumkan nama bangsa.

“Untuk Tekken 7 walaupun peminatnya masih cukup terbatas, tapi untuk game fighting ini merupakan game yang peminatnya paling heboh di Indonesia. Dan karena game individual ini mendapatkan 2 slot pelatnas, siapa pun wakilnya, saya berharap mereka bisa memberikan kemampuan terbaiknya,” kata Bram Arman dari Advance Guard kepada Hybrid. “Untuk Indonesia sendiri (di SEA Games Tekken 7), saya merasa kans untuk masuk 3 besar cukup besar. Tapi tidak boleh meremehkan semua lawan yang dihadapi, harus tetap sigap siapa pun lawannya,” lanjutnya.

IENC Tekken 7 - Venue
Sumber: Advance Guard

Kompetisi Tokopedia IENC Road to SEA Games 2019 – Tekken 7 akan digelar di venue Breakroom, Jalan Muara Karang Barat No. 41 1 8 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara. Bila Anda berhalangan hadir pun jangan khawatir, karena pertandingan-pertandingannya juga akan ditayangkan secara langsung melalui kanal YouTube Advance Guard (youtube.com/advanceguardtv). Baik secara langsung atau pun online dari rumah, Anda sama-sama bisa menyaksikan adegan baku hantam Tekken nasional yang pastinya akan sangat seru. Don’t miss it!

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

Highlight CEO 2019 – Panggung Termegah, Kembalinya Bonchan, dan All-ROX Final!

Akhir Juni lalu, tepatnya pada tanggal 28 – 30 Juni telah berlangsung salah satu ajang fighting game bergengsi di Amerika Serikat. Bertajuk Community Effort Orlando (CEO) 2019, acara ini mempertandingkan belasan judul fighting game populer, juga mencakup beberapa turnamen yang merupakan bagian dari sirkuit kompetisi resmi. Di antaranya Capcom Pro Tour (Street Fighter V: Arcade Edition), Pro Kompetition Tour (Mortal Kombat 11), Tekken World Tour (Tekken 7), Dragon Ball FighterZ World Tour, Dead or Alive 6 World Championship Stop, dan masih banyak lagi.

Dengan deretan turnamen resmi serta segudang pemain bertalenta kelas dunia, CEO 2019 berhasil menghadirkan hiburan yang benar-benar seru dan megah. Dalam beberapa aspek, acara yang digelar di Daytona, Florida ini bahkan dapat dikatakan lebih baik dari EVO. Seperti apa keseruan CEO 2019? Berikut ini beberapa highlight dan momen menarik di dalamnya.

Panggung termegah sepanjang sejarah

Salah satu daya tarik CEO 2019 yang lain daripada yang lain adalah adanya kerja sama antara pihak CEO dengan promotor gulat profesional All Elite Wrestling (AEW). Anda mungkin bingung, apa hubungan antara fighting game dengan gulat? Sebenarnya meski terdengar aneh, komunitas fighting game terutama di Amerika Serikat punya kaitan yang cukup erat dengan komunitas gulat profesional. Banyak juga atlet gulat yang terang-terangan menunjukkan kecintaan mereka terhadap fighting game, hingga menjadi influencer terkenal di komunitas ini. Atlet gulat Kenny Omega bahkan berperan di salah satu trailer resmi Street Fighter V!

CEO 2019 memiliki sesi acara yang disebut Fyter Fest, di mana para atlet gulat ini tampil dengan berbagai skenario yang lebay dan mengocok perut. Ada adegan di mana mereka beraksi layaknya Ryu dan Ken dari Street Fighter II, bahkan lebih kocak lagi, “pertandingan” antara atlet gulat Michael Nakazawa melawan Alex Jebailey, founder CEO Gaming.

Atraksi gulat Fyter Fest membuat suasana CEO 2019 jadi sangat meriah, tapi lebih dari itu, AEW juga berkontribusi dalam menyiapkan panggung CEO. Hasilnya CEO 2019 menghadirkan panggung termegah dalam sejarah CEO, bahkan Jebailey mengatakan bahwa mereka tidak akan bisa melampauinya.

Pembuktian kembali Bonchan

Di kancah kompetitif Street Fighter, Masato “Bonchan” Takahashi bukanlah orang sembarangan. Pria yang bermain bersama tim Red Bull ini adalah salah satu pemain top tier asal Jepang yang setara dengan nama-nama besar lain seperti Daigo Umehara atau Tokido. Akan tetapi dalam dua tahun terakhir prestasinya sedang mengalami penurunan.

Bonchan di era Street Fighter V terkenal sebagai pemain yang ahli menggunakan Nash. Bahkan setelah Nash terkena banyak nerf pun ia tetap setia. Tapi sebetulnya dulu karakter signature miliknya adalah Sagat. Makan waktu cukup lama memang, tapi akhirnya kini Bonchan bisa kembali menunjukkan tajinya sebagai salah satu yang terhebat di dunia. Setelah memenangkan Versus Masters 2019 di bulan April lalu, Bonchan kini akhirnya memenangkan CPT Premier Event di CEO 2019 dengan karakter Sagat dan Karin.

Peringkat Top 8 Street Fighter V: Arcade Edition:

  • Juara 1. RB|Bonchan (Karin, Sagat)
  • Juara 2. FD|Fujimura (Ibuki)
  • Juara 3. YOG|Machabo (Necalli)
  • Juara 4. CYG|Fuudo (Birdie, R. Mika)
  • Juara 5. NB|DualKevin (Rashid)
  • Juara 5. CYG|Daigo (Guile)
  • Juara 7. FAV|Ryuusei (Urien)
  • Juara 7. Rohto|Tokido (Akuma)

The All-ROX Final

Posisi Top 8 di cabang Tekken 7 diisi oleh nama-nama yang sudah familier, seperti Knee, JDCR, Rangchu, dan Saint. Yang menarik kali ini adalah babak Grand Final yang ternyata sama-sama diisi oleh perwakilan dari tim ROX Dragons, yaitu Knee dan Chanel. Knee tampil mengandalkan karakter Steve, sementara Chanel menjagokan Alisa. Sayangnya Arslan Ash yang beberapa waktu lalu menjuarai Thaiger Uppercut 2019 tidak hadir kali ini.

Tampak sudah terbiasa bertanding bersama, kedua pemain sama-sama menunjukkan pertahanan yang baik dan saling membaca taktik masing-masing. Knee lebih banyak tampil menekan, tapi counterattack Chanel pun tak kalah seramnya. Pada akhirnya Knee-lah yang menunjukkan permainan lebih baik. Ia menjadi juara CEO 2019 setelah mengalahkan Chanel dengan skor 3-1 dan ronde pamungkas yang berakhir Perfect!

Peringkat Top 8 Tekken 7:

  • Juara 1. ROX|Knee (Steve, Geese, Bryan)
  • Juara 2. ROX|Chanel (Alisa, Julia, Eliza)
  • Juara 3. OGN|JDCR (Armor King, Heihachi)
  • Juara 4. Rangchu (Panda, Katarina)
  • Juara 5. NG-Obscure (Alisa, Negan)
  • Juara 5. Kkokkoma (Kazumi, Paul)
  • Juara 7. GG|Saint (JACK-7, Bob, Devil Jin)
  • Juara 7. Talon|Book (Jin)

Aksi Go1 membuka musim baru

Di cabang Dragon Ball FighterZ, CEO 2019 cukup spesial karena menjadi turnamen pembuka dalam Dragon Ball FighterZ World Tour musim 2019/2020. Beberapa waktu lalu Go1 (Goichi Kishida) sempat berkata dalam sebuah wawancara bahwa saat ini komunitas Dragon Ball FighterZ sedang sepi, tapi akan ramai lagi begitu World Tour dimulai. Benar saja, CEO 2019 sukses membuat banyak pemain “turun gunung”.

Kazunoko yang musim lalu menjadi juara World Tour kini muncul kembali, begitu juga dengan nama-nama lain seperti Fenritti, Nakkiel, atau KnowKami. Namun Go1, yang juga belum lama ini menjuarai ajang Combo Breaker 2019, tampil tak tergoyahkan. Ia menjuarai turnamen setelah menumbangkan Fenritti yang merupakan teman setimnya. Ia juga sempat mengalahkan SonicFox di babak Winners Semi-Final, membuat lawannya itu harus puas di peringkat 4.

Peringkat Top 8 Dragon Ball FighterZ:

  • Juara 1. CAG|Go1 (Bardock, Kid Goku, Goku)
  • Juara 2. CAG|Fenritti (Bardock, Cell, Vegeta)
  • Juara 3. FOX|Dekillsage (Teen Gohan, Broly, Goku)
  • Juara 4. FOX|SonicFox (Bardock, Kid Goku, Fused Zamasu)
  • Juara 5. W2W|KnowKami (Android 21, Kid Goku, Goku Black)
  • Juara 5. CAG|Dogura (Kid Buu, Cooler, Goku)
  • Juara 7. VGIA|Shanks (Android 18, Adult Gohan, Goku)
  • Juara 7. BC|Kazunoko (Kid Buu, Adult Gohan, Yamcha)

Kekompakan TEAM JWONG membawa hasil

Beberapa waktu lalu Justin Wong dikabarkan akan mensponsori sejumlah pemain untuk terbang dan bertanding ke CEO 2019 sebagai roster TEAM JWONG. Kegiatan tersebut rupanya membawa hasil. Salah satu anggota TEAM JWONG, yaitu LostSoul sukses menjuarai turnamen di cabang Guilty Gear Xrd REV 2. Sementara dua pemain lainnya, Princess Slim dan Zaferino, berhasil lolos di cabang Street Fighter V: Arcade Edition hingga peringkat Top 32 dan Top 48. Setara dan bahkan melebihi Justin Wong sendiri!

Justin Wong juga membawa pulang gelar juara, namun bukan di Street Fighter ataupun Guilty Gear. Ia justru menjuarai cabang Samurai Shodown. Saat ini Samurai Shodown memang belum memiliki sirkuit kompetisi resmi. Bila nanti SNK membuka turnamen resmi, bisa saja Justin Wong akan jadi salah satu pemain yang patut diperhitungkan.

Dengan segala hiburan serta pertandingan-pertandingan seru di dalamnya, CEO 2019 memasang benchmark yang cukup tinggi untuk dilampaui oleh kejuaraan dunia EVO 2019. Ide untuk membaurkan penggemar fighting game dengan gulat profesional telah mendapat sambutan baik dari banyak anggota komunitas, dan EVO mungkin harus berinovasi juga agar dapat memberi suguhan tak kalah menarik. Bagaimana EVO akan menjawab tantangan tersebut, kita tunggu saja pada tanggal 2 – 4 Agustus nanti.

Sumber: EventHubs, All Elite Wrestling, Alex Jebailey, Joao Ferreira

Jagoan Tekken Pakistan Arslan Ash Gondol Gelar Thaiger Uppercut x SEA Major 2019

Akhir pekan lalu, tepatnya tanggal 22 – 23 Juni 2019, ajang Thaiger Uppercut x SEA Major Thailand 2019 resmi digelar. Acara yang merupakan wadah kompetisi fighting game terbesar di Thailand tersebut mempertandingkan sembilan cabang permainan, termasuk di antaranya Tekken 7, Street Fighter V: Arcade Edition, Dragon Ball FighterZ, dan banyak lagi. Beberapa turnamen di dalamnya juga merupakan bagian dari sirkuit turnamen resmi, seperti Capcom Pro Tour Ranking Event dan Tekken World Tour Challenger Event.

Cabang Tekken 7 cukup spesial karena dihadiri oleh empat pemain asal Indonesia, yaitu R-Tech, SbyRazor, Abel, serta What’s My Name?? yang sekaligus berperan sebagai caster. Lebih menarik lagi, karena turnamen ini merupakan sebuah Challenger Event, banyak pemain top dari berbagai belahan dunia yang ikut berpartisipasi. Knee, Rangchu, Jeondding, serta LowHigh hanya sebagian kecil dari nama-nama besar yang ikut menjajal kemampuan di sini.

Kejadian menarik terjadi di babak penyisihan ketika R-Tech berhadapan dengan Arslan Ash, sang juara dunia Tekken 7 yang berasal dari Pakistan. Pertarungan memang didominasi oleh Arslan namun R-Tech sempat menunjukkan perlawanan kuat dengan Jack-7 andalannya. Ia sempat mencuri ronde dari Arslan Ash, namun pada akhirnya harus menyerah oleh Arslan Ash yang memainkan Geese Howard dengan sangat apik. Anda dapat menyaksikan pertandingan R-Tech versus Arslan Ash lewat video di bawah, pada timestamp 59:26.

“Akhirnya penasaran sudah terjawab, ‘mencoba’ Arslan sampai benar-benar ga gerak saat lomba. Sayang tidak sempat (bermain) casual. Dan saat 16 besar pun itu sudah terasa TWT Final karena monster semua, didominasi Korea dan Jepang,” kata R-Tech ketika ditanya Hybrid tentang pengalamannya bertanding di Thailand, “Tapi hebatnya Pakistan yang menjadi juara.”

Arslan Ash memang pada akhirnya keluar sebagai juara, tapi lawannya di babak final pun bukan orang sembarangan. Ia bertemu dengan Knee, salah satu “dewa Tekken” dunia yang beberapa waktu lalu baru saja juara turnamen Combo Breaker 2019. Pertemuan kedua orang ini punya sejarah karena keduanya sudah cukup sering beradu di turnamen. Tanpa basa-basi, kedua pemain langsung memulai final dengan karakter andalan masing-masing—Knee dengan Devil Jin dan Arslan Ash dengan Kazumi Mishima.

Knee yang datang dari Losers’ Bracket sempat memunculkan momen menegangkan ketika ia nyaris melakukan reset. Namun Arslan Ash bertahan kuat, dan akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor ketat 3-2. “Memang ini membuktikan, kalau ‘Tekken God’ yang biasanya didominasi oleh Korea, mulai dipatahkan oleh Arslan dari Pakistan ini,” komentar Bram Arman dari Advance Guard.

Sementara itu menurut R-Tech, Arslah Ash bahkan bukan pemain nomor 1 di Pakistan. Jadi sebetulnya negara Asia Selatan itu masih punya potensi lebih besar lagi di dunia Tekken. Hanya saja kendalanya adalah banyak pemain di sana yang masih kesulitan untuk bepergian dan bertanding di luar negeri. R-Tech sendiri pada akhirnya berhasil mencapai peringkat Top 25, sejajar dengan pemain-pemain seperti Dimeback, Loveneet, dan Gen. “Skill saya masih sangat jauh dari Arslan. 1 ronde (menang) saya ga itung sih, judulnya kalah tetap kalah. Semoga ke depannya lebih baik,” ujarnya.

Berikut ini adalah peringkat Top 25 Tekken 7 di Thaiger Uppercut x SEA Major Thailand 2019:

  • Juara 1: VS|Arslan Ash (Kazumi, Geese)
  • Juara 2: ROX|Knee (Geese, Kazumi, Steve, Devil Jin)
  • Juara 3: Fate|Ulsan (Kazumi, Dragunov, Bob)
  • Juara 4: Tasty|Rangchu (Panda, Katarina, Lucky Chloe)
  • Juara 5: Yamasa|Nobi (Steve, Dragunov)
  • Juara 5: UYU|Jeondding (Eddy, Lucky Chloe)
  • Juara 7: Talon|Book (Jin)
  • Juara 7: UYU|LowHigh (Law, Devil Jin, Shaheen, Steve)
  • Juara 9: ShinAkuma (Akuma)
  • Juara 9: THY|Chikurin (Geese)
  • Juara 9: COOASGAMES|Noroma (JACK-7)
  • Juara 9: UYU|Double (Law)
  • Juara 13: BREN Maru (Kazumi, Feng, Josie)
  • Juara 13: GG|Saint (JACK-7)
  • Juara 13: MVP|Pekos (Geese, Katarina)
  • Juara 13: Yamasa|Take (Geese, Steve)
  • Juara 17: DoToRing (Gigas)
  • Juara 17: PBE|Doujin (Claudio, Kazumi, Shaheen)
  • Juara 17: Fate|Khan (Geese)
  • Juara 17: LordBear (JACK-7)
  • Juara 17: ReaperRabbit182 (Jin)
  • Juara 17: Tejan (Asuka, Alisa)
  • Juara 17: PBE|AK (Shaheen)
  • Juara 17: ROX|Chanel (Julia, Eliza)
  • Juara 25: AE|R-Tech (JACK-7)
  • Juara 25: Juiestorm (Nina)
  • Juara 25: UncleBen (Geese)
  • Juara 25: EQNX|Dimeback (Asuka)
  • Juara 25: Isada (Feng)
  • Juara 25: NCB|Kurt Scorcho (Josie)
  • Juara 25: Loveneet (JACK-7)
  • Juara 25: Liquid|Gen (Shaheen)

Untuk daftar peringkat cabang-cabang pertandingan lainnya, Anda dapat mengakses lewat tautan berikut.

Disclosure: Hybrid adalah media partner Advance Guard.

Dukung Atlet-Atlet Tekken 7 Indo di Thaiger Uppercut x SEA Major Thailand 2019!

Apa yang terpikir di benak Anda ketika mendengar kata “Thaiger Uppercut”? Bila Anda familier dengan seri Street Fighter, kemungkinan akan langsung mengingat sebuah jurus ikonik milik karakter Sagat. Thaiger Uppercut adalah nama ajang kompetisi fighting game terbesar di negara Thailand yang sudah lama digelar secara tahunan. Bisa ditebak bahwa nama acara ini memang terinspirasi dari Street Fighter, karena karakter Sagat pun diceritakan merupakan seorang ahli bela diri Muay Thai.

Mirip seperti turnamen FV Cup yang sudah digelar pada bulan Maret lalu, di tahun 2019 ini Thaiger Uppercut pun bekerja sama dengan BEast of the East yang merupakan organizer turnamen akbar SEA Major 2019. Karena itulah kali ini nama turnamennya menjadi Thaiger Uppercut x SEA Major Thailand 2019. Ada sembilan cabang fighting game yang ditandingkan dalam kompetisi ini, namun tidak semuanya merupakan bagian dari sirkuit turnamen resmi. Berikut daftar lengkapnya:

  • Street Fighter V: Arcade Edition (Capcom Pro Tour Ranking Event)
  • Tekken 7 (Tekken World Tour Challenger Event)
  • The King of Fighters XIV (Neo Geo World Tour)
  • The King of Fighters 98 (Neo Geo World Tour)
  • Soulcalibur VI (Soulcalibur Asia League Bangkok Battle Stage)
  • Super Smash Bros. Ultimate
  • BlazBlue Cross Tag Battle
  • Dragon Ball FighterZ
  • Mortal Kombat 11 (khusus peserta 18 tahun ke atas)

https://twitter.com/neogeoworldtour/status/1133429726557552640

Menariknya, turnamen Thaiger Uppercut x SEA Major Thailand 2019 (disingkat TGUXSEAM2019) juga dihadiri oleh beberapa petarung Indonesia untuk cabang Tekken 7. Mereka terdiri dari:

  • Alter Ego|R-Tech alias Christian, atlet Tekken yang langganan juara dan namanya pasti tak asing lagi di kalangan penggemar esports Tekken di Indonesia.
  • Chaos|SbyRazor alias Sean, salah satu veteran Tekken Jakarta, R-Tech dan SbyRazor sebelumnya juga bertanding di ajang Versus Masters 2019 Singapore dan meraih prestasi Top 4.
  • WIF|Abel alias Abel, top player Indonesia yang juga sering meraih Top 8 di turnamen lokal. Bagi Abel, TGUXSEAM2019 ini adalah turnamen pertamanya di luar Indonesia.
  • CHAOS|What’s My Name??/backonefour alias Valerie, player sekaligus shoutcaster Tekken 7 profesional yang sudah sering memandu jalannya turnamen-turnamen luar negeri, termasuk salah satunya FV Cup x SEA Major Malaysia 2018.

“Kalau menurut saya pribadi jauh lebih berat daripada yang di Singapura. Karena ini Challenger Event, top player banyak yang join. Di Singapura kemarin Tekken-nya turnamen Dojo, jadi kebanyakan pemain lokal,” demikian ujar Bram Arman dari Advance Guard ketika ditanya soal prediksinya mengenai TGUXSEAM2019. Challenger adalah kasta tertinggi ketiga dalam sistem kompetisi Tekken World Tour, di atas kasta Dojo. Memang benar, banyak pemain terkenal yang ikut berpartisipasi dalam turnamen ini. Termasuk di antaranya Rangchu, Knee, LowHigh, Dimeback, hingga Arslan Ash yang merupakan juara EVO Japan 2019 beberapa waktu lalu.

“Kalau saya hanya berharap semua player Indo bermain sebaik-baiknya aja, itung-itung pemanasan sebelum SEA Games nanti,” lanjut Bram. Selamat bertanding bagi Christian, Sean, Abel, dan Valerie! Semoga mendapat pengalaman terbaik dan prestasi yang bisa mengharumkan nama FGC Indonesia di kancah internasional!

Sumber: BEast of the East

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Advance Guard.

Justin Wong Sponsori 5 Pemain Fighting Game ke Turnamen CEO 2019

Kebersamaan dan solidaritas sudah lama jadi bagian tak terpisah dari kultur komunitas fighting game alias FGC. Bukan hal baru juga ada anggota-anggota komunitas yang bahu-membahu membantu kawannya agar bisa memperoleh biaya untuk bertanding di turnamen bergengsi. Para pemain profesional yang sudah sukses pun sering ada yang membiayai perjalanan atau akomodasi para pemain fighting game, terutama yang berasal dari negara sama atau punya potensi besar.

Justin Wong adalah salah satu atlet fighting game profesional yang melestarikan tradisi tersebut. Menyambut kompetisi Community Effort Orlando (CEO) 2019, Wong akan mensponsori lima pemain untuk turut bertanding di sana. Mereka terdiri dari LostSoul (Eli Rabadad), Princess Slim (Jeremiah Amos), Taji256 (Tajh Fletcher), Wazminator (Tasman Stephenson), dan Zaferino (Zaferino Barros).

https://twitter.com/JWonggg/status/1138533287486414849

Bila Anda tidak familier dengan nama-nama di atas itu wajar saja, karena Justin Wong memang memilih pemain-pemain yang belum begitu terkenal di dunia esports. Tapi masing-masing dari mereka memiliki keunikan serta prestasi tersendiri. LostSoul misalnya, sempat menjadi juara 3 di EVO untuk cabang Guilty Gear Xrd. Princess Slim pernah menjadi juara turnamen Red Bull Conquest 2018 regional Philadelphia untuk turnamen Street Fighter V: Arcade Edition. Dan seterusnya, sesuai ciri khas masing-masing. Kelima pemain ini akan bertarung di bawah bendera TEAM JWONG dalam CEO 2019 nanti.

Meski bukan turnamen fighting game terbesar di dunia, CEO juga merupakan salah satu turnamen yang paling prestisius di Amerika Serikat. Kompetisi di dalamnya mencakup Capcom Pro Tour Premier Event, Mortal Kombat Pro Kompetition, Tekken World Tour Master Event, serta Dragon Ball FighterZ World Tour, juga ARCREVO World Tour (Guilty Gear dan BlazBlue).

Di kalangan komunitas fighting game, baik EVO maupun CEO sama-sama menyandang predikat turnamen supermajor, alias turnamen kasta tertinggi. Turnamen ini juga sudah langganan menjadi bagian dari Capcom Pro Tour sejak tahun 2014. Lucunya, meski memiliki nama “Community Effort Orlando”, acara ini tidak digelar di kota Orlando, melainkan di Daytona Beach. Alex Jebaily, founder CEO, memindahkan lokasinya sejak 2018 lalu karena venue yang digunakan di Orlando tidak lagi cukup untuk menampung pengunjung yang tiap tahun kian membludak.

“Saya senang bisa membantu FGC dan berharap akan mengejutkan kalian dengan lineup EVO setelah CEO,” ujar Justin Wong dalam cuitannya di Twitter. Tampaknya Wong juga akan mensponsori pemain lagi di EVO 2019 nanti. Seperti apakah performa TEAM JWONG di ajang CEO 2019? Jangan lupa untuk menyaksikan kompetisinya di tanggal 28 – 30 Juni 2019.

Sumber: EventHubs, Justin Wong, CEO Gaming

Rekap Combo Breaker 2019: Pergulatan Hebat Veteran Fighting Game Dunia

Tanggal 24 – 26 Mei 2019 kemarin adalah tanggal yang sangat spesial bagi para penggemar fighting game, terutama di Amerika Serikat. Dalam dua hari itu, telah digelar sebuah kompetisi fighting game besar-besaran di wilayah Illinois, kompetisi bernama Combo Breaker yang sudah jadi tradisi tahunan sejak 2015. Para penggemar fighting game dari seluruh dunia berkumpul dalam acara yang berlokasi di gedung The Mega Center yang memiliki luas 5,5 km2.

Selama tiga hari, kita dimanjakan dengan lusinan turnamen yang mengusung judul-judul game terkenal dari berbagai era. Tak hanya judul-judul baru seperti Mortal Kombat 11 dan Super Smash Bros. Ultimate, namun juga beragam game populer lawas seperti Capcom vs. SnK 2: Mark of the Millennium 2001 dan Street Fighter III 3rd Strike ada di sini. Combo Breaker 2019 juga menjadi wadah untuk tiga turnamen resmi, yaitu Capcom Pro Tour 2019 (Premier Event), Tekken World Tour 2019 (Master Event), serta Mortal Kombat Pro Kompetition 2019 (Premier Event).

Ada banyak drama dan pertandingan menarik di acara ini, yang mungkin akan terlalu panjang bila kita bahas semua. Berikut ini adalah rekap Combo Breaker 2019 untuk lima cabang game terpopuler yang dimainkan di sana. Simak keseruannya.

Street Fighter V: Arcade Edition

Komunitas Street Fighter V belakangan ini sedang dilanda drama karena Daigo Umehara mulai menggunakan controller baru yang dikenal dengan nama “hitbox”. Sebetulnya hitbox bukanlah controller yang benar-benar baru, namun baru-baru ini saja jadi buah bibir karena Daigo. Kelebihannya adalah controller ini memiliki bentuk seperti arcade stick, tapi tidak menggunakan lever untuk arah, melainkan tombol seluruhnya. Selain memberi kemampuan input lebih cepat, hitbox juga dapat diatur peletakan tombolnya secara custom. Daigo misalnya, menggunakan 3 tombol berbeda sebagai arah atas (Up).

Berhubung Combo Breaker 2019 merupakan bagian dari Capcom Pro Tour, peraturannya pun harus disetujui oleh pihak Capcom. Setelah pertimbangan yang cukup panjang akhirnya Capcom memutuskan untuk melarang penggunaan hitbox karena dinilai “memberikan keuntungan kompetitif”. Mereka mengatakan bahwa peraturan CPT di masa depan bisa saja berubah, tapi untuk sekarang hitbox secara tegas dilarang.

Daigo sendiri tidak masalah dengan pelarangan itu. Tapi karena selama ini ia berlatih menggunakan hitbox, tiba-tiba berganti controller tentu menempatkannya di posisi kurang menguntungkan. Apalagi turnamen ini penuh dengan nama-nama besar. Daigo harus puas di peringkat 17, seri dengan pemain-pemain veteran lain seperti Nemo, Fujimura, Xiao Hai, dan Dogura.

Pemain yang berhasil merangsek hingga ke babak Grand Final adalah “Sang Alpha” dari Amerika, Punk. Ia bertemu dengan sang juara EVO 2018, Problem X alias Benjamin Simon dari Inggris. Grand Final ini adalah pertempuran kontras antara Karin (Punk) yang lincah melawan Abigail (Problem X) yang berbadan raksasa. Anda dapat menonton replay pertandingannya dalam video di atas, pada timestamp 6:27:10.

Dalam pertandingan berformat best-of-5, Problem X berhasil memimpin melibas Punk dengan skor 0-3. Akan tetapi Punk datang dari Winners’ Bracket, sehingga Problem X harus menang 2 set untuk jadi juara. Berbeda dengan EVO 2017 di mana mental Punk jatuh setelah terkena bracket reset, kali ini ia justru tampil semakin tenang. Ia memanfaatkan kecepatan Karin untuk memberi tekanan ofensif yang sangat besar, kemudian menghajar Problem X tanpa balas!

https://twitter.com/richardsuwono/status/1133158655396679680

Menang dengan skor 3-0, Punk pun keluar sebagai juara Combo Breaker 2019. Begitu dominan permainan Punk di set terakhir Grand Final ini sehingga ilustrator terkenal Richard Suwono mengibaratkannya seperti game Sonic the Hedgehog.

Combo Breaker 2019 - SFV Winners
Ki-ka: Machabo, Punk, Problem X; para juara SFV di Combo Breaker 2019 | Sumber: tempusrob/Robert Paul

Peringkat Top 8 Street Fighter V: Arcade Edition:

  • Juara 1. REC|Punk (Karin)
  • Juara 2. Mouz|Problem X (M. Bison, Abigail)
  • Juara 3. YOG|Machabo (Necalli)
  • Juara 4. FD|Haitani (Akuma)
  • Juara 5. RB|Gachikun (Rashid)
  • Juara 5. Liquid|John Takeuchi (Rashid)
  • Juara 7. iDom (Laura)
  • Juara 7. Takamura (Akuma)

Tekken 7

Tekken 7 sama spesialnya dengan Street Fighter V: Arcade Edition, karena kedua game ini sama-sama mengadakan turnamen yang dinaungi oleh sirkuit esports resmi. Combo Breaker 2019 dalam Tekken World Tour termasuk ke dalam turnamen tingkat Master, dengan kata lain merupakan turnamen kasta tertinggi di luar EVO 2019. Sudah jelas bahwa turnamen ini pun akan menarik para “dewa” Tekken dari seluruh dunia, seperti JDCR, Jeondding, Rangchu, dan banyak lagi.

Salah satu pertandingan paling seru terjadi di babak Top 8 Losers’ Bracket, di mana Knee bertemu dengan Rickstah. Knee dalam turnamen ini menggunakan beberapa karakter berbeda, dan di pertandingan yang satu ini ia bermain mengandalkan Bryan. Sementara itu lawannya tampil dengan Akuma, karakter yang tergolong jarang digunakan oleh pemain-pemain di level profesional.

Knee sempat mencuri angka terlebih dulu, namun Rickstah menunjukkan perlawanan yang baik dengan memenangkan game kedua. Di game ketiga, terjadi sebuah adegan yang sangat dramatis. Ketika kedua pemain sama-sama bertarung agresif, bertukar combo hingga sama-sama sekarat, Knee mencoba menutup pertarungan dengan serangan Rage Drive. Namun Rickstah cepat tanggap, ia membalas serangan itu dengan Rage Drive juga.

Sayangnya meski dengan permainan gemilang demikian, Rickstah tetap harus menyerah pada Knee. Knee akhirnya melaju ke babak Grand Final dan berhadapan dengan Anakin, setelah mengalahkan LowHigh, JDCR, serta Rangchu yang merupakan juara Tekken World Tour Finals 2018.

Pertarungan antara Knee dengan Anakin di Grand Final disebut-sebut oleh banyak orang sebagai pertarungan terseru di tahun 2019. Atlet Tekken 7 Indonesia, R-Tech (Christian Samuel) juga merasa bahwa pertarungan ini menarik. “Menurut saya USA di turnamen kali ini banyak memberi kejutan. Dan untuk Grand Final Anakin vs Knee sangat menghibur karena Knee dari loser (bracket) yang akhirnya comeback dan bisa jadi juara. Anakin juga memberikan perlawanan yang bagus,” ujarnya kepada Hybrid.

https://twitter.com/BNEesports/status/1132816148142051328

Di babak Grand Final ini pada awalnya Knee bertarung menggunakan Devil Jin. Tapi kemudian di tengah-tengah ia berganti karakter menjadi Paul. Performa Knee dengan Paul sangat dahsyat, bahkan ada salah satu ronde di mana ia menghabisi Jack-7 milik Anakin dalam waktu 12 detik saja! Paul-lah yang menyelamatkan Knee dari eliminasi, hingga akhirnya melakukan bracket reset dan menjadi juara.

Combo Breaker 2019 - Tekken 7 Winners
Ekspresi Knee (kanan) setelah menang melawan Anakin (kiri) | Sumber: tempusrob/Robert Paul

Peringkat Top 8 Tekken 7:

  • Juara 1. ROX|Knee (Geese, Paul, Devil Jin, Bryan, Steve, Jin)
  • Juara 2. RB|Anakin (Jack-7)
  • Juara 3. Tasty|Rangchu (Panda, Katarina)
  • Juara 4. JDCR (Armor King)
  • Juara 5. ROX|Chanel (Julia, Alisa, Eliza)
  • Juara 5. UYU|LowHigh (Shaheen)
  • Juara 7. Princess Ling (Xiaoyu, Lei)
  • Juara 7. Rickstah (Akuma)

Mortal Kombat 11

Turnamen dalam Mortal Kombat Pro Kompetition hanya terbagi ke dalam dua jenis, yaitu Premier (offline) dan Online. Combo Breaker 2019 ini adalah turnamen Premier pertama sejak Mortal Kombat 11 dirilis pada bulan April lalu. Hebatnya, game ini berhasil menarik jumlah partisipan terbesar di acara Combo Breaker 2019 dengan 750 peserta. Mortal Kombat 11 juga memiliki posisi spesial karena merupakan game yang paling baru dirilis dalam ajang ini, serta memiliki posisi “menu utama” sebagai game terakhir yang dipertandingkan dalam Combo Breaker.

Turnamen Mortal Kombat 11 kali ini dihiasi oleh nama-nama besar, termasuk SonicFox, Semiij, A Foxy Grampa, Big D, dan banyak lagi. Bila kita berbicara tentang Mortal Kombat, tentu nama yang menjadi andalan adalah SonicFox alias Dominique McLean. Tapi ada satu masalah besar. SonicFox terkenal memiliki “kutukan” dalam kariernya: ia sama sekali belum pernah bisa memenangkan turnamen Mortal Kombat di ajang Combo Breaker, entah mengapa.

Tahun lalu, SonicFox baru saja mendapatkan penghargaan Best Esports Player dari acara The Game Awards. Combo Breaker 2019 ini merupakan ajang pembuktian apakah ia benar-benar layak menyandang gelar tersebut, sekaligus mematahkan kutukan yang menghantuinya selama bertahun-tahun. Tapi apakah ia berhasil?

SonicFox berhasil maju hingga babak Grand Final setelah mengalahkan sederet penantang kuat, namun perjalanannya bukan tanpa kesulitan. Pertarungan seru terjadi di babak semifinal Losers’ Bracket, ketika SonicFox berhadapan dengan Semiij. Menjagokan Kitana, Semiij tampil sangat dominan melawan Erron Black milik SonicFox. Ia bahkan nyaris mengeliminasi SonicFox dengan skor memimpin 2-0.

Merasa bahwa Erron Black sulit melawan Kitana, SonicFox mengganti karakternya ke Jacqui Briggs setelah kehilangan 1 angka. Namun ia masih tetap belum bisa menang dari Semiij. Akhirnya SonicFox mengganti karakter sekali lagi ke Skarlet. Bermain di jarak menengah dengan berbagai serangan tak terduga, SonicFox akhirnya membalikkan kedudukan.

Pertarungan Grand Final Mortal Kombat 11 ini pun tak kalah seru, dengan SonicFox (Jacqui Briggs) melawan Scar (Sonya) yang ia sebut sebagai “teman latihan”. Pertarungan ini terasa menegangkan sebab keduanya sama-sama bermain dengan pertahanan yang kuat. Satu kali serangan masuk saja sudah bisa membuat lawan terkena combo panjang dan terdesak hingga ke ujung arena.

SonicFox dan Scar kejar-mengejar angka, dari skor 1-1 berubah menjadi 2-2. Namun di ronde terakhir SonicFox melakukan beberapa kesalahan yang berdampak fatal. Mulai dari bantingan yang meleset hingga kegagalan menangkis serangan proyektil dari Sonya, SonicFox pun tumbang dalam pertarungan yang menegangkan namun berakhir sedikit antiklimaks.

Combo Breaker 2019 - MK11 Winners
SonicFox (kiri) menerima kekalahan dari Scar (kanan) dengan lapang dada | Sumber: vexanie/Stephanie Lindgren

Peringkat Top 8 Mortal Kombat 11:

  • Juara 1. END|Scar (Sonya, Scorpion)
  • Juara 2. FOX|SonicFox (Jacqui, Erron Black, Skarlet)
  • Juara 3. Noble|Tweedy (Baraka, Geras, Jacqui)
  • Juara 4. Noble|Semiij (Kitana)
  • Juara 5. Dragon (Cetrion)
  • Juara 5. PXP|A Foxy Grampa (Cassie Cage, Kung Lao)
  • Juara 7. Big D (Cetrion, Jade)
  • Juara 7. Deoxys (Geras, Kitana)

Dragon Ball FighterZ

Dragon Ball FighterZ berhasil menjadi salah satu turnamen paling ramai juga di ajang Combo Breaker 2019, meskipun ini bukan turnamen resmi. Sejak Dragon Ball FighterZ World Tour Saga pertama berakhir pada bulan Januari lalu, memang masih belum ada kabar tentang pengadaan sirkuit turnamen resmi lanjutan untuk game ini. Apalagi sempat muncul isu bahwa game ini bermasalah gara-gara lisensi. Singkatnya, esports Dragon Ball FighterZ sedang lesu. Tapi Go1 yang merupakan salah satu atlet terbaik Dragon Ball FighterZ berkata bahwa ini hanya sementara, dan para penggemar pasti akan ramai lagi bila Bandai Namco mengumumkan sirkuit turnamen resmi (Anda dapat menonton wawancaranya di bawah).

Akan tetapi itu semua tidak menyurutkan semangat para pemain yang datang ke Combo Breaker 2019. Turnamen ini tetap didatangi oleh pemain-pemain veteran baik dari dalam maupun luar negeri. Kazunoko yang merupakan juara Dragon Ball FighterZ World Tour 2018/2019 memang tidak hadir, namun masih ada jagoan-jagoan seperti Go1, SonicFox, HookGangGod, Dogura, dan lain-lain.

Rivalitas SonicFox dan Go1 sayangnya tidak terwujud kembali, karena SonicFox harus gugur terlebih dahulu di babak semifinal Losers’ Bracket melawan Shanks. SonicFox memang mengikuti banyak turnamen sekaligus. Ia terhenti di peringkat 4 Dragon Ball FighterZ dan peringkat 2 Mortal Kombat 11, namun berhasil meraih juara di cabang Skullgirls.

Update baru Dragon Ball FighterZ di bulan April lalu membuat keseimbangan gameplay berubah cukup banyak. Beberapa karakter yang mendapat buff besar antara lain Bardock (yang pada dasarnya sudah top tier), Piccolo, Goku SSGSS, serta Goku SSJ. Jadi wajar bila kita melihat banyak kemunculan karakter-karakter ini.

Go1, yang menguasai Winners’ Bracket hingga ke Grand Final, bahkan menggunakan kombinasi Bardock, Goku SSJ, dan Goku GT yang baru saja dirilis sebagai DLC. Sementara itu lawannya adalah HookGangGod yang telah mengalahkan Shanks di Losers’ Final. Timnya terdiri dari Bardock, Piccolo, dan Vegeta SSJ.

Kekuatan tim HookGangGod terletak pada mixup yang sangat bervariasi. Namun Go1 menunjukkan pertahanan yang sangat baik sehingga HookGangGod sulit menyerangnya dengan optimal tanpa menghabiskan meter. Taktik Hellzone Grenade milik Piccolo yang populer pun tidak menunjukkan ketajaman taringnya di sini.

Sebaliknya, Go1 justru sangat kuat ketika terjadi pertarungan satu lawan satu. Goku SSJ dan Goku GT berperan besar dalam melakukan solo damage. Namun HookGangGod berhasil mencuri poin terlebih dahulu. Di sinilah terjadi adegan lucu di mana Go1 membuka buku catatannya di sela-sela pertarungan, dan HookGangGod berusaha mengintip isinya.

“Contekan” Go1 itu rupanya membawa hasil. Setelah kehilangan 1 poin, Go1 terus menekan HookGangGod, mematahkan berbagai serangannya kecuali beberapa combo yang tidak terlalu optimal. Dalam 2 ronde berikutnya bahkan Go1 menang tanpa ada karakter mati sama sekali. Ronde terakhir, HookGangGod menunjukkan perlawan lebih kuat dan berhasil membunuh Goku GT, tapi itu tak cukup untuk menghentikan langkah Go1 ke podium juara.

Combo Breaker 2019 - DBFZ Winners
Go1, juara Dragon Ball FighterZ | Sumber: vexanie|Stephanie Lindgren

Peringkat Top 8 Dragon Ball FighterZ:

  • Juara 1. CO|Go1 (Bardock, Goku GT, Goku SSJ)
  • Juara 2. NRG|HookGangGod (Bardock, Piccolo, Vegeta)
  • Juara 3. VGIA|Shanks (Android 18, Adult Gohan, Goku SSJ)
  • Juara 4. FOX|SonicFox (Bardock, Fused Zamasu, Android 16)
  • Juara 5. EG|NYChrisG (Teen Gohan, Tien, Yamcha)
  • Juara 5. BC|Tachikawa (Kid Buu, Hit, Frieza)
  • Juara 7. BC|ApologyMan (Piccolo, Tien, Goku SSJ | Piccolo, Teen Gohan, Goku SSJ)
  • Juara 7. SubatomicSabers (Vegito, Cell, Gotenks)

Demikianlah rekap singkat tentang beberapa fighting game terpopuler di acara Combo Breaker 2019. Sebetulnya masih banyak lagi game lain yang dipertandingkan, bahkan ada lebih dari 20 turnamen di festival besar ini. Namun akan menjadi terlalu panjang bila ditulis semuanya. Bila Anda tidak sempat mengikuti acaranya dan tertarik menonton lebih banyak, Anda dapat melihat berbagai klip highlight lewat akun Twitter resmi Combo Breaker 2019 di tautan berikut.

Sumber: EventHubs, Capcom, Bandai Namco, Combo Breaker 2019

ASTRO Gaming Sponsori Tekken World Tour, Tambahkan Hadiah US$100.000

Sirkuit kompetisi resmi Tekken 7, Tekken World Tour, saat ini telah berjalan. Dibuka dengan turnamen The MIXUP pada akhir April lalu, sirkuit ini akan berlangsung hingga akhir tahun dan ditutup dengan ajang Tekken World Tour Finals. Sementara prize pool yang ditawarkan pada awalnya adalah sebesar US$100.000, namun kemudian meningkat menjadi US$185.000 (sekitar Rp2,6 miliar).

Kabar gembira, baru-baru ini Bandai Namco mengumumkan sebuah kerja sama sponsorship baru yang mendongkrak nilai prize pool tersebut lebih besar lagi, menjadi US$285.000 (sekitar Rp4,09 miliar). Dari seluruh total hadiah itu, US$200.000 di antaranya akan menjadi hadiah untuk acara Tekken World Tour Finals di Bangkok, Thailand nanti.

Partner baru yang dimaksud adalah ASTRO Gaming, produsen gaming gear terkemuka yang kini menjadi official audio partner untuk Tekken World Tour. Selain memberikan dana tambahan ke prize pool, ASTRO Gaming juga berkontribusi memberikan hadiah berupa produk untuk para juara event tingkat Master, menyediakan headset dan perangkat MixAmp di event, serta mensponsori turnamen tersendiri dengan nama #ASTROMASTERS.

Combo Breaker 2019 - Knee
Knee di turnamen Combo Breaker 2019 | Sumber: Vexanie/Stephanie Lindgen

Turnamen tersebut, yang memiliki judul lengkap “Astro Path to Tekken Masters Powered by Beyond Entertainment”, adalah rangkaian turnamen online di mana pemain-pemain Tekken 7 bisa berkompetisi untuk memenangkan sejumlah hadiah menarik, antara lain uang senilai US$500, bingkisan berisi perangkat ASTRO, serta yang paling ditunggu: hadiah akomodasi perjalanan serta pendaftaran untuk turnamen Tekken World Tour tingkat Master. Ini kesempatan bagi petarung-petarung hebat yang tersembunyi di berbagai penjuru dunia untuk tampil di panggung besar dan mendapatkan ketenaran.

“Tujuan kami adalah untuk memberikan rangkaian turnamen fighting game paling menarik di esports dan meningkatkan sisi olahraga dari gaming. Kami menginginkan pertumbuhan berkelanjutan Tekken World Tour dan kesempatan untuk memberikan timbal balik ke komunitas,” demikan pernyataan Bandai Namco dalam pengumuman di situs resminya.

Turnamen tingkat Master adalah kasta tertinggi kedua dalam sirkuit kompetisi Tekken World Tour, di bawah Master+ yang hanya ada satu yaitu EVO 2019. Sejauh ini baru ada satu turnamen tingkat Master yang sudah digelar, yaitu turnamen di acara Combo Breaker 2019 yang baru saja selesai di tanggal 26 Mei kemarin. Dalam turnamen tersebut, Knee (Bae Jae Min) tampil menjadi juara setelah melalui berbagai pertandingan yang seru.

Combo Breaker 2019 - Crowds
Suasana meriah Combo Breaker 2019 | Sumber: Vexanie/Stephanie Lindgen

Hadiah berupa akomodasi turnamen ini sangat berharga bagi komunitas fighting game di akar rumput, karena terkadang kita tak tahu di mana saja ada pemain dengan bakat setara pemain-pemain dunia. Di komunitas Tekken pun beberapa waktu lalu muncul jagoan tak terduga dari Pakistan, Arslan Ash, yang menjuarai EVO Japan 2019 setelah menempuh perjalanan 48 jam di atas pesawat!

Berkat Arslan Ash, kini Pakistan menjadi negara yang diperhitungkan di dunia Tekken. Tidak mustahil ada pemain-pemain hebat lainnya seperti Arslan Ash di luar sana, yang sayangnya belum punya kesempatan untuk bertanding di turnamen tingkat dunia. Semoga saja program #ASTROMASTERS ini bisa membantu mereka.

Sumber: Bandai Namco, The Esports Observer

Katsuhiro Harada Masih Ingin Merilis Tekken x Street Fighter, Namun Kondisinya Sulit

Masih ingat dengan Street Fighter x Tekken, fighting game campur-campur yang terbit di tahun 2012 lalu? Ketika pertama kali diumumkan, sebetulnya game tersebut adalah proyek saudara yang seharusnya dirilis bersama dengan satu game lain yaitu Tekken x Street Fighter. Bila Street Fighter x Tekken diproduksi oleh Capcom dan memiliki gameplay menyerupai seri Street Fighter, Tekken x Street Fighter diproduksi oleh Bandai Namco dan memiliki gameplay serupa seri Tekken.

Sayangnya meski Street Fighter x Tekken sudah dirilis, saudaranya hingga kini masih belum dirilis juga. Kabar terakhir, Katsuhiro Harada mengatakan bahwa proyek Tekken x Street Fighter dihentikan sementara dalam kondisi 30% selesai. “Kemunculan Akuma di Tekken 7 terjadi berkat pengalaman dan pengetahuan yang kami dapatkan ketika mengerjakan Tekken x Street Fighter,” kata Harada di sebuah tayangan live stream di akhir 2018 kemarin.

Street Fighter x Tekken - Screenshot
Street Fighter x Tekken | Sumber: Sony

Lalu apakah Tekken x Street Fighter benar-benar sudah mati? Rupanya tidak. Dalam wawancara dengan Video Game Chronicle baru-baru ini, Harada menyatakan bahwa ia masih ingin merilis Tekken x Street Fighter, tapi ia ragu-ragu menentukan apakah game itu harus diselesaikan.

“Ya, secara emosional saya ingin melakukannya,” kata Harada, “Saya masih ingin merilis game tersebut. Akan tetapi, walaupun saya ingin melanjutkan proyeknya, banyak hal telah berubah sejak tahun 2012. Jadi saya butuh mendapatkan persetujuan dan saya perlu bicara dengan Capcom lagi juga—bisa saja sekarang mereka menolak.”

Tekken x Street Fighter - Ryu 1
Protitipe Ryu di Tekken x Street Fighter | Sumber: EventHubs
Tekken x Street Fighter - Ryu 2
Prototipe Ryu di Tekken x Street Fighter | Sumber: EventHubs

Ada alasan kuat mengapa merilis Tekken x Street Fighter di masa sekarang bukanlah keputusan yang baik dari segi bisnis. Sebetulnya di suatu titik Harada sudah ingin melanjutkan proyeknya, tapi kemudian Capcom merilis Street Fighter V pada tahun 2016. Begitu juga pada waktu berdekatan Bandai Namco pun merilis Tekken 7. Bila kemudian Harada merilis Tekken x Street Fighter, game itu akan bersaing melawan dua judul di atas, dan dapat membuat komunitas penggemar terpecah.

“Jadi saya putuskan untuk menunda perilisan (Tekken x Street Fighter) selama satu atau dua tahun. Setelahnya, Tekken 7 kini sangat berhasil sebagai sebuah service game. Biasanya umur sebuah fighting game sangat singkat—mungkin satu atau dua tahun lalu Anda membuat sekuel. Tapi Tekken 7 sangat sukses sebagai sebuah service game dengan DLC di dalamnya. Itu menjadikan jauh lebih sulit untuk merilis game lain, sementara Tekken 7 masih sangat sukses,” papar Harada.

Proyek kolaborasi antara Bandai Namco dan Capcom memang menarik, apalagi bila kita penggemar Tekken dan Street Fighter sekaligus. Rasanya seru sekali melihat karakter yang tadinya 2D kini tampil di pertarungan 3D, begitu pula sebaliknya. Mungkin nanti ketika hype Tekken 7 sudah mulai menurun, Harada bisa menemukan momentum untuk merilis Tekken x Street Fighter. Saya tak sabar menunggu saat itu tiba.

Sumber: Video Game Chronicle

Duo Petarung Tekken Indonesia Raih Prestasi di Versus Masters 2019 Singapore

Di dunia fighting game, sudah lumrah apabila ada sebuah ajang kompetisi yang merupakan gabungan dari beberapa turnamen sekaligus. Ajang Versus Masters 2019 yang digelar di Singapura akhir April lalu misalnya, menghadirkan turnamen resmi untuk dua cabang game berbeda. Pertama adalah Capcom Pro Tour 2019 Ranking Event untuk Street Fighter V: Arcade Edition, dan yang kedua yaitu Tekken World Tour 2019 Dojo untuk Tekken 7.

Bila Anda belum familier dengan dua kompetisi ini, baik Capcom Pro Tour (CPT) 2019 maupun Tekken World Tour (TWT) 2019 sama-sama memiliki berbagai tingkatan kompetisi. CPT 2019 terbagi ke dalam empat tingkatan yaitu Super Premier Event, Premier Event, Ranking Event, dan Online Ranking Event. Sementara TWT 2019 terbagi menjadi empat juga yaitu tingkat Master+, Master, Challenger, dan Dojo.

Baik turnamen-turnamen CPT maupun TWT sama-sama bertujuan untuk mengumpulkan poin kualifikasi. Nantinya, para petarung dengan poin CPT dan TWT tertinggi akan mendapat hak untuk maju ke acara turnamen puncak di akhir tahun 2019. Selain Street Fighter V: Arcade Edition dan Tekken 7, Versus Masters 2019 juga mempertandingkan sederet game populer lainnya, termasuk Super Smash Bros. Ultimate, Soulcalibur VI, Dragon Ball FighterZ, hingga Mortal Kombat 11.

Versus Masters 2019 - SFV Winners
Juara Versus Masters 2019 Street Fighter V | Sumber: shiramizu

Terdapat dua orang petarung yang berangkat dari Indonesia untuk bertanding di cabang Tekken 7. Pertama yaitu R-Tech (Christian Samuel), pemain dari tim Alter Ego Esports yang sudah sering menjadi juara di turnamen lokal. Selain itu hadir juga veteran lainnya yaitu SbyRazor (Sean Sebastian Wijaya) yang juga sering meraih predikat Top 8 di turnamen-turnamen Jakarta. Rupanya kedua pemain ini sama-sama punya kemampuan yang tak kalah dengan para jagoan Tekken luar negeri.

SbyRazor dengan karakter andalannya Devil Jin sempat meraih kemenangan dua kali di Winners Bracket, namun ia terlempar ke Losers Bracket setelah kalah dari pemain barnama Whogivesashit. Kemudian ia berhasil meraih berhasil maju hingga ke Losers Semi Final akan tetapi akhirnya tumbang di tangan KGBPlus (alias 11G2P12U19) dan harus puas di peringkat 4.

Versus Masters 2019 - Winners
Juara Versus Masters 2019 Tekken 7 | Sumber: R-Tech

Sementara itu R-Tech yang menjagokan Jack-7 melalui jalan yang lebih mulus. Ia melibas Winners Bracket hingga babak Winners Final, sebelum akhirnya bertemu dengan zf yang dikenal sebagai salah satu petarung Tekken terkuat Asia Tenggara. Sama seperti SbyRazor, R-Tech bertemu dengan KGBPlus di babak Losers Final dan ternyata kalah juga sehingga ia menempati posisi juara 3. KGBPlus sendiri akhirnya berhasil menjadi juara Versus Masters 2019, sementara zf menempati peringkat 2.

“Kesannya hype, kebetulan ketemu 4 besar temen semua dan dapat pengalaman baru,” demikian ujar R-Tech kepada Hybrid. Para peraih posisi 4 besar yang terdiri dari 2 orang Indonesia dan 2 orang Singapura ini memang sudah cukup lama berteman. Tiga tahun lalu misalnya, SbyRazor sempat bersaing dengan KGBPlus untuk memperebutkan gelar SEA Major 2016. Dalam turnamen tersebut pada akhirnya Meat dari Indonesia yang jadi juara.

Selamat kepada R-Tech dan SbyRazor. Semoga di masa depan nanti mereka berdua bisa meraih prestasi yang lebih tinggi lagi dan mengibarkan bendera Indonesia di kancah fighting game dunia. Untuk hasil lengkap Versus Masters 2019 di cabang-cabang game lainnya, Anda dapat mengunjungi tautan berikut.

Beginner’s Guide – 3 Hal yang Perlu Dilakukan Pemain Tekken 7 Pemula

Bermain game fighting itu mungkin bisa dibilang susah-susah gampang. Awalnya Anda mungkin bisa jumawa bilang game fighting itu gampang, setelah berhasil menang menggunakan teknik “asal tekan tombol”. Tapi “asal tekan tombol” atau button mashing itu cuma baru setitik kecil bagian dari game fighting saja.

Kenapa? Karena game fighting sebenarnya punya ragam mekanik yang perlu dipelajari. Ditambah, kalau Anda ingin belajar lebih dalam, Anda juga harus mempelajari dan menghafal berbagai tombol serta kombinasi tombol yang harus ditekan. 

Kalau Anda baru-baru ini tertarik dengan Tekken 7 karena banyak kompetisi bermunculan di berbagai tempat, kami punya beberapa tips pemula yang cocok untuk Anda. Bekerja sama dengan komunitas game fighting Indonesia, berikut panduan singkat bermain Tekken 7 dari Hybrid.

Pelajari Dasar-Dasar Serangan dan Pertahanan

Sumber: Tekken Official Media
Sumber: Tekken Official Media

Button mashing adalah salah satu tindakan yang kerap dilakukan oleh mereka yang baru main game fighting. Maksud tindakan button mashing sendiri adalah tindakan asal tekan berbagai tombol yang ada di joystick secara cepat, dengan harapan bisa mengeluarkan suatu jurus atau gerakan tertentu untuk memenangkan pertarungan.

Tetapi, belajar game fighting lewat tindakan button mashing sebenarnya adalah kegiatan yang kurang tepat. Kenapa? Anda sebagai pemain jadi tidak belajar apapun. Mungkin Anda bisa jadi terkejut ketika karakter Anda mendadak mengeluarkan suatu gerakan atau jurus tertentu, tanpa tahu menekan tombol apa sebelumnya. Jadi tekan tombol dengan lebih pelan-pelan, agar Anda paham, tombol atau kombinasi tombol apa bisa mengeluarkan gerakan apa.

Kalau sudah paham dengan gerakan-gerakan dasar karakter yang Anda mainkan, hal dasar lain yang perlu dipelajari adalah dasar-dasar menyerang atau bertahan. Seperti baku hantam di dunia nyata, Anda tidak boleh terlalu bernafsu untuk terus-terusan menyerang di dalam baku hantam digital ini. Kalau Anda terus melakukan serangan membabi-buta, bisa-bisa Anda malah dikerjai oleh musuh yang tahu celah di antara serangan Anda.

Bicara soal serangan dan pertahanan, ilmu paling dasar adalah tentang jenis-jenis serangan dan cara menangkisnya. Dalam Tekken 7 ada tiga jenis serangan dengan karakteristiknya masing-masing. Pertama ada serangan HIGH. Seperti namanya, serangan ini fokus pada bagian atas tubuh karakter. Serangan tipe cenderung sangat cepat dan memberi keuntungan kepada yang menyerang. Serangan ini bisa ditangkis dengan menekan tombol mundur.

Kalau Anda sudah semakin jeli, serangan ini juga bisa dihindari dengan cara menunduk atau tepatnya dengan menekan tombol bawah. Contoh paling umum dari serangan high adalah kombinasi pukulan jab kiri dan kanan, yang bisa dikeluarkan dengan menekan tombol KOTAK dan SEGITIGA.

1
Dalam Training Mode, ada satu mode yang bisa membuat Anda mengetahui jenis serangan apa yang diberikan suatu karakter. Sumber: wccoftech

Selanjutnya ada serangan MIDDLE. Serangan yang fokus pada bagian tengah ini cukup unik, karena bisa ditangkis dengan cara berdiri sambil tekan mundur, atau menunduk sambil tekan down back. Serangan tipe ini biasanya memberi reward tertentu, salah satunya yaitu bisa dilanjut menjadi satu kombo panjang. Reward yang besar tentu datang dengan resiko yang juga besar.

Alhasil serangan middle cenderung punya kelemahannya tersendiri. Beberapa serangan middle akan luput ketika ditangkis, membuatnya bisa dibalas dengan serangan cepat ketika berhasil ditangkis. Contoh serangan middle adalah tendangan lutut milik Bryan Fury. Serangan ini bernama Knee Strike, yang mematikan karena bisa dilanjut dengan serangan kombinasi. Serangan tersebut bisa dikeluarkan dengan menekan tombol arah depan + X.

Terakhir ada serangan LOW. Serangan ini fokus menyerang tubuh bagian bawah karakter musuh. Anda harus menekan bawah belakang atau down back agar dapat menahan serangan yang satu ini. Serangan ini cenderung cukup cepat dan kerap kali luput dari pengawasan musuh.

Karena karakteristiknya yang cepat, damage serangan bawah cenderung kecil. Tetapi ada juga beberapa serangan bawah yang mematikan, membuat musuh tergelincir dan bisa dilanjut dengan serangan kombinasi (Contoh: tendangan sapu bawah milik Bryan Fury yang bernama Snake Edge).

Tapi lagi-lagi, untuk menyeimbangkan permainan, serangan bawah yang bisa dilanjut kombinasi biasanya akan luput ketika ditangkis. Lebih lanjut, kalau Anda sudah semakin jeli, serangan low juga bisa Anda parry dengan menekan tombol bawah depan atau down forward. Low parry ini sangat mematikan! Karena lawan yang terkena akan tergelincir, yang lalu bisa dilanjut dengan serangan kombinasi balasan.

Saatnya Memilih Karakter!

1
Sumber: Youtube Chaos Production

Kalau Anda sudah paham soal dasar-dasar menyerang dan bertahan di Tekken 7, selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah memilih karakter. Bisa jadi sebelumnya ketika belajar soal dasar-dasar serangan dan pertahanan, Anda baru coba-coba karakter saja, dan merasa belum cocok dengan karakter yang Anda mainkan.

Pada titik ini, agar Anda jadi semakin mahir bermain, Anda harus pilih satu karakter untuk Anda dalami seluk-beluk berbagai jenis gerakan milik karakter tersebut. Ketika memilih karakter, salah satu hal yang juga perlu Anda pertimbangkan adalah soal kenyamanan.

Kenapa kenyamanan jadi salah satu faktor? Salah satu alasannya adalah agar Anda bisa lebih bersemangat untuk terus belajar bermain di Tekken 7. Soal kenyamanan ini bisa datang dari beragam aspek. Mungkin Anda tidak terlalu peduli dengan gerakan karakternya, tapi Anda suka dengan karakter perempuan yang cantik dan anggun? Silahkan coba gunakan karakter-karakter perempuan tersebut. Sebenarnya, beberapa karakter perempuan di Tekken 7 juga punya pilihan gerakan yang cukup bagus kok!

1
Sumber: Tekken Official Media

Mungkin bisa jadi juga Anda adalah penggemar gerakan beladiri tertentu? Tekken 7 juga menyediakan beberapa karakter yang gerakannya berdasarkan dari bela diri di dunia nyata; Contohnya seperti saya, yang menggunakan Hwoarang karena suka dengan gerakan-gerakan bela diri Taekwondo. Belajar suatu karakter hanya karena suka itu tidak salah, tapi memang punya kelemahannya tersendiri.

Kelemahannya adalah, bisa jadi karakter yang Anda pelajari ternyata sangat sulit dan membuat kemampuan bermain Anda jadi tidak berkembang; lagi-lagi contohnya adalah saya, yang jadi merasa stuck karena kelimpungan mempelajari gerakan milik Hwoarang. Kalau Anda mentok, Bram Arman Co-Founder komunitas Advanced Guard, punya beberapa saran karakter Tekken 7 yang lebih mudah dipelajari.

Bram menyebut bahwa salah satu karakter yang mudah dipelajari adalah Katarina. Alasan utamanya adalah, karena ragam serangan Katarina ini cocok untuk pemula. Bagaimana ragam serangan yang cocok untuk pemula? Menurut Bram adalah serangan serangan yang cepat, jangkauan yang panjang, variatif, dan punya damage yang besar.

Serangan cepat berarti Anda punya timing lebih renggang untuk bisa mendaratkan serangan ke hadapan musuh. Damage besar tentunya membuat anda bisa lebih mudah menggerus HP musuh, tanpa perlu melakukan kombinasi serangan panjang. Serangan variatif membuat serangan Anda lebih sulit dibaca oleh musuh, membuat serangan Anda punya kesempatan lebih besar untuk masuk. Selain Katarina, Bram juga menyebut karakter lain yang ramah bagi pemula. Karakter tersebut adalah Claudio dan Asuka.

Learn From the Pros

1
Jangan salah kira, perempuan cantik ini adalah jagoan Tekken loh! Sumber: Red Bull Esports

Nah! Kalau Anda sudah memahami dasar-dasar serangan dan pertahanan, sudah punya karakter gacoan untuk dimainkan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan agar Anda bisa cepat lebih jago adalah dengan belajar dari ahlinya. Seperti kuliah, sekolah, atau kursus, perlu orang yang lebih jago untuk membantu kita mempelajari sesuatu.

Begitu juga di dalam Tekken 7, kalau Anda merasa stuck lagi, Anda bisa belajar dari cara pro player bermain. Apa saja yang dipelajari? Gerakan-gerakan yang dipilih ketika menyerang, jeda waktu yang tepat untuk melakukan counter attack, dan terakhir adalah kombinasi gerakan yang dilakukan untuk memaksimalkan serangan yang dilakukan. 

Tetapi ketika menonton pertandingan pro player, pastinya Anda harus menonton pertandingan terbaru. Kalau menonton pertandingan jaman dulu, bisa jadi ilmu yang dipelajari dari sana sudah tidak relevan untuk masa kini. Kenapa tidak relevan? Mungkin karena efek serangan dari suatu karakter sudah berubah, atau damage-nya sudah berubah, dan berbagai perubahan lainnya yang mungkin terjadi.

Selain pro player Anda juga bisa belajar main Tekken lewat beberapa content creator. Platform Youtube punya beberapa content creator yang membuat video seputar  Tekken. Salah satu yang paling terkenal adalah Legendary Mihawk, yang menyajikan ragam kombinasi serangan dari suatu karakter, mulai dari kombinasi yang paling mudah dieksekusi sampai yang tersulit.

6
Salah satu konten khas That Blasted Salami, pembahasan suatu karakter secara mendalam. Sumber: Youtube That Blasted Salami

Kalau Anda terlalu malas untuk membuka move list dan mempelajari gerakan suatu karakter satu persatu, belajar kombinasi bisa jadi salah satu pilihan. Belajar kombinasi bisa membuat Anda jadi mengetahui, tombol apa akan mengeluarkan gerakan apa, yang mungkin saja bisa digunakan secara terpisah di dalam pertarungan.

Content creator lain yang juga perlu disimak adalah That Blasted Salami. Sosok ini menyajikan pembahasan terperinci dari suatu karakter, yang dapat memudahkan Anda mempelajari suatu karakter. Creator ini juga kerap membahas perubahan suatu karakter setelah update, dan implikasinya di dalam pertarungan.

Pembahasan milik That Blasted Salami biasanya mencakup gerakan-gerakan yang perlu diketahui dari suatu karakter. Tetapi Anda harus tekun ketika menonton konten breakdown karakter milik That Blasted Salami. Sebab satu video dengan tema tersebut biasanya bisa berdurasi sampai dengan satu jam, untuk membahas satu karakter secara mendalam. Tapi dijamin, setelah Anda pelajari, Anda bisa memahami suatu karakter mulai dari luar sampai dalam.

Kurang lebih itu 3 hal paling mendasar yang harus Anda ketahui, ketika Anda ingin mulai belajar game fighting lewat Tekken 7. Bekerja sama dengan komunitas game fighting Indonesia, Anda juga bisa pantau media sosial Advance Guard, untuk lanjutan panduan menarik lain seputar game fighting.