Komunitas Malang Gelar Turnamen Tekken World Tour Dojo Pertama di Indonesia

Tekken 7 memang layak menjadi fighting game paling populer di Indonesia saat ini. Selain karena franchise Tekken itu sendiri sudah punya nama sejak era PS1, Tekken 7 juga menyajikan gameplay yang penuh hype, tampilan visual keren, serta variasi karakter dengan gaya permainan beragam. Apalagi dengan adanya kemunculan karakter-karakter tamu dari game lain seperti Geese Howard atau Noctis Lucis Caelum, membuat game ini bisa membuat orang-orang yang awalnya tidak berminat bermain untuk mulai mencoba.

Secara kompetitif, Bandai Namco juga menunjukkan dukungan terhadap komunitas-komunitas kecil untuk bisa menggelar turnamen yang diakui secara resmi. Lewat sistem bernama Dojo, kini siapa saja berkesempatan untuk mengadakan turnamen sambil menawarkan Tekken World Tour Ranking Point. Jumlah poin yang bisa diberikan bervariasi tergantung dari seberapa besar turnamennya. Bandai Namco memfasilitasi beberapa tingkatan turnamen Dojo, dari Dojo 16+ (beranggota 16 peserta atau lebih), 32+, 64+, hingga 96+. Lebih dari itu maka turnamen sudah bisa masuk kasta yang lebih tinggi yaitu kasta Challenger.

Tekken World Tour 2019 - Ranking Points
Pembagian Ranking Points TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

Keberadaan Dojo tentunya membuat iklim kompetitif Tekken 7 semakin ramai di level akar rumput. Beberapa waktu lalu misalnya, salah satu komunitas Tekken yang berbasis di kota Malang baru saja menggelar turnamen Dojo yang diklaim sebagai turnamen Dojo pertama di Indonesia.

Komunitas yang bernama Malang Tekken Brotherhood itu mengadakan acaranya pada hari Minggu, tanggal 22 September 2019 di Lippo Plaza Batu. Mereka juga ditemani oleh komunitas Cross Gathering yang turut meramaikan acara dengan membuka booth untuk bermain secara kasual. Beberapa pihak turut mendukung pengadaan acara ini, termasuk provider seluler Tri, Ayam Goreng Nelongso, dan toko komputer Blossom Zones (B-Zone).

Sesuai informasi bracket yang tercatat di smash.gg, turnamen ini diikuti oleh 66 peserta terdaftar. Sebagian di antaranya merupakan pemain asal Malang sendiri, tapi ada juga sebagian yang datang dari luar kota. Beberapa nama di dalamnya merupakan peserta yang beberapa waktu lalu juga mengikuti turnamen Tekken 7 Creators Super Fest 2019 Surabaya.

Malang Tekken Brotherhood Dojo - Poster
Sumber: Malang Tekken Brotherhood

Turnamen kali ini diwarnai oleh sejumlah kejadian menarik, salah satunya yaitu kemunculan karakter Zafina di babak Top 8. Berhubung Zafina baru dirilis di Tekken 7 Season 3, tepatnya tanggal 9 September lalu, kehadiran karakter ini merupakan angin segar di kancah Tekken kompetitif. Zafina dimainkan oleh Mahendra Kumala Adi alias Kokushi_Mushou.

Serunya lagi, bukan hanya masuk Top 8, Zafina milik Kokushi_Mushou bahkan berhasil maju hingga babak Grand Final. Di sini ia berhadapan dengan Darmawan Sie alias M45T4Z. Kokushi_Mushou maju dari jalur Winners’ Bracket, sementara M45T4Z masuk Grand Final setelah mengalahkan Tommy Santoso alias Mishima Boy di Losers’ Final.

Gerakan Zafina yang sulit diprediksi memang merupakan kekuatan tersendiri, akan tetapi M45T4Z menunjukkan keahliannya dalam membaca gerakan lawan. Dengan Law andalannya, ia berkali-kali menangkal serangan Zafina yang unsafe dan membalas dengan punishment yang menyakitkan. Begitu rapi permainan M45T4Z, komentator bahkan menyebut Law seperti “sedang menjadi Super Saiyan”. M45T4Z tampil sangat mendominasi, ia melakukan bracket rest dengan skor telak 3-0 dan akhirnya menjadi juara dengan skor 3-0 lagi.

Berikut peringkat Top 8 Malang Tekken Brotherhood Dojo:

  • Juara 1: Bigetron | M45T4Z
  • Juara 2: KMPT Malang | Kokushi_Mushou
  • Juara 3: Mishima Boy
  • Juara 4: RBX | ReVerse
  • Juara 5: PUBAR | e-Kuma
  • Juara 5: PUBAR | RG1
  • Juara 7: Ed
  • Juara 7: MECHOTOT

Twitch dan Bud Light Dukung Tekken World Tour, Raynor Gaming Jadi Sponsor Bucks Gaming

Twitch dan Anheuser-Busch InBev mengumumkan kerja sama untuk mengembangkan ekosistem esports, khususnya Tekken 7. Anheuser-Busch InBev adalah perushaaan minuman asal Belgia dengan Bud Light sebagai salah satu mereknya.

Melalui kerja sama ini, kedua perusahaan itu akan mengadakan turnamen Tekken 7 amatir yang dinamakan Bud Light Beer League: Tuesday Throwdown. Seperti namanya, turnamen tersebut merupakan turnamen mingguan dengan total hadiah dari kompetisi tersebut adalah US$15 ribu. Turnamen itu memiliki batasan umur. Hanya peserta berumur 21 tahun ke atas yang bisa ikut serta. Pemenang dari kompetisi tersebut juga berhak untuk ikut dalam Last Chance Qualifier untuk Tekken World Tour yang diadakan di Bangkok, Thailand.

Tidak berhenti sampai di situ, dengan kerja sama ini, dua perusahaan tersebut juga menjadi sponsor Gold dari Tekken World Tour yang akan dimulai pada akhir pekan ini dalam acara Summer Jam yang diadakan di Essington, Pennsylvania, Amerika Serikat. Baik Twitch dan Bud Light akan menjadi sponsor dari turnamen itu hingga babak akhir, yang diadakan pada 7 dan 8 Desember di Bangkok, Thailand. Selain turnamen Tekken, kerja sama antara perusahaan Belgia itu dengan Twitch menyertakan media placement di siaran Overwatch League.

Sumber: Twitch via Esports Observer
Sumber: Twitch via Esports Observer

“Bekerja sama kembali dengan Bud Light di gaming dan esports adalah kesempatan fantastis,” kata Senior Director of Global Sponsorships, Twitch, Nathan Lindberg, menurut laporan The Esports Observer. “Sebagai salah satu investor awal di bidang ini, merek tersebut telah memiliki presence yang kuat dan dengan kerja sama baru ini, mereka tentu akan kembali menjadi merek yang populer di channel di Twitch.”

Bud Light adalah salah satu dari banyak merek non-endemik yang tertarik untuk jadi sponsor esports. Memang, sekarang semakin banyak merek non-endemik yang mau jadi sponsor tim esports. Biasanya, merek non-endemik menjadi sponsor untuk menjangkau fans esports yang biasanya merupakan milenial dan generasi Z yang sulit dijangkau dengan media tradisional. Tapi, itu bukan berarti merek-merek endemik berhenti menjadi sponsor. Dari segi eksposur, merek endemik masih di depan dari merek non-endemik.

Raynor Gaming Jadi Sponsor Tim Esports

Raynor Gaming yang merupakan salah satu contoh merek endemik baru saja menjadi sponsor tim esports. Mereka baru mengumumkan kerja sama dengan Bucks Gaming, salah satu tim yang bertanding dalam NBA 2K League. Sebagai penyedia kursi gaming, tidak heran jika kerja sama antara Raynor Gaming dan Bucks Gaming melibatkan pembuatan kursi gaming khusus. Dengan kerja sama ini, Raynor Gaming akan menyuplai kursi gaming dengan logo Bucks Gaming ke Bucks Gaming Performance Center.

Kursi khusus Bucks Gaming buatan Raynor Gaming | Sumber: Esports Observer
Kursi khusus Bucks Gaming buatan Raynor Gaming | Sumber: Esports Observer

Bucks Gaming bukanlah satu-satunya tim yang didukung oleh Raynor Gaming. Perusahaan asal New York itu resmi menjadi sponsor untuk kursi gaming NBA 2K League pada Maret lalu. Itu berarti, mereka juga menyediakan kursi untuk beberapa tim lain dalam liga tersebut, seperti Celtics Crossover Gaming, T-Wolves Gaming, Cavs Legion GC, Nets GC, 76ers GC, dan Hawks Talon GC.

Saat ini, dari total pendapatan esports US$1,1 miliar di industri esports, 41,5 persen berasal dari sponsorship. Kontributor terbesar kedua adalah hak siar media, dengan kontribusi 22,8 persen. Namun, hak siar media merupakan sumber pendapatan yang tumbuh paling besar. Di masa depan, penjualan hak siar media adalah salah satu sumber pemasukan potensial untuk esports, terutama karena kini, esports semakin menyerupai olahraga konvensional. Hal ini terlihat dari Overwatch League yang akan menetapkan sistem kandang-tandang layaknya sepakbola. Potensi pemasukan lainnya adalah dari franchise yang digunakan oleh Activision Blizzard dalam Overwatch League dan liga Call of Duty yang dimulai tahun depan.

Sumber header: situs resmi Tekken World Tour

R-Tech dan sbyrazor Bertandang ke Singapura untuk Versus Masters 2019

Tanggal 27-28 April 2019 ini, BeastAPAC bekerja sama dengan PVP Esports menggelar Versus Masters 2019 (VS Masters). VS Masters ini merupakan sebuah event yang menjadi program Versus Community untuk mengembangkan komunitas gaming di Asia.

Acara yang disponsori oleh Singtel dan digelar di Singtel Recreation Club ini akan mempertandingkan 9 game fighting (dengan 10 cabang) berbeda, sebagai berikut:

  1. Super Smash Bros Ultimate
  2. Street Fighter V: Arcade Edition
  3. Tekken 7 (masuk dalam rangkaian Tekken World Tour Dojo Event)
  4. Soul Calibur VI
  5. Blazblue Cross Tag Battle
  6. Under Night In-Birth
  7. Ultra Street Fighter IV
  8. Dragon Ball Fighter Z
  9. Mortal Kombat 11 (PS4)
  10. Mortal Kombat 11 (Nintendo Switch)

Untuk kompetisi Tekken 7 nya sendiri, setidaknya ada dua jagoan Tekken Indonesia yang akan ikut bertandang ke sana yaitu Christian ‘R-Tech’ Samuel dan Sean Sebastian ‘sbyrazor’ Wijaya (yang bisa dipastikan sampai artikel ini ditulis). Oh iya, selain itu, Valerie Christi-Ann, seorang shoutcaster fighting dari Indonesia, juga turut menjadi shoutcaster di gelaran ini.

Saya pun berbincang-bincang dengan Bram Arman, Co-Founder Advance Guard sekaligus sesepuh di Fighting Game Community (FGC) Indonesia, dan Christian Samuel mengenai kompetisi ini.

Buat yang tidak terlalu mengikuti esports fighting Indonesia, menurut cerita dari Bram, event ini menjadi event keempat dari Valerie menjadi shoutcaster event internasional. Shoutcaster ini memulai debut internasionalnya saat memandu pertandingan di Abuget Cup 2018.

Sedangkan R-Tech mungkin bisa dibilang sebagai salah satu pemain Tekken 7 Indonesia terbaik bersama dengan Muhammad ‘Meat’ Adrian Jusuf. Pemain Alter Ego ini sudah langganan juara turnamen Tekken 7 tingkat nasional seperti ESL Fighting Arena, dan turnamen Tekken 7 KASKUS Battleground 2018.

Di sisi lainnya, sbyrazor adalah salah seorang pemain Tekken 7 yang biasanya masuk peringkat 8 di turnamen lokal Jakarta.

IEC Kratingdaeng 2018. Source: Advance Guard
Meat (kiri) melawan R-Tech (kanan) di IEC Kratingdaeng 2018. Source: Advance Guard

Seperti yang saya cantumkan di atas, turnamen Tekken 7 di VS Masters merupakan bagian dari rangkaian Tekken World Tour Dojo. Anda bisa membaca tautan tadi untuk info lebih lengkap soal jenjang esports Tekken 7 yang digunakan di tahun 2019 ini.

Namun singkatnya, Tekken World Tour (TWT) menggunakan sistem jenjang yang mirip dengan Dota 2 dan FIFA 19; yang berbasis poin. Para pemenang turnamen yang masuk dalam rangkaian TWT (di sini disebut Dojo) akan mendapatkan poin tertentu, berdasarkan peringkat dan jenis turnamennya. 19 pemain dengan poin tertinggi (rankingnya bisa dilihat di sini) di akhir musim akan langsung mendapatkan undangan untuk bertanding di kompetisi Tekken 7 paling bergengsi di dunia, Tekken World Tour Finals.

Tekken World Tour 2019 - Ranking Points
Pembagian Ranking Points TWT 2019 | Sumber: Bandai Namco

TWT musim ini sendiri memang baru saja dimulai dengan gelaran pertama yang bertajuk MIXUP di Lyon, Perancis, tanggal 20 April 2019 kemarin.

Lalu bagaimana sebenarnya peluang pemain Indonesia di turnamen kali ini?

R-Tech yang rendah hati sempat memberikan komentarnya, “Saya ga berani ngomong sampe mana. Cuma saya selalu do the best aja. Hehe.” Ujarnya. Sedangkan Bram menjelaskan bahwa, menurutnya, Indonesia setidaknya ada di 3 besar di dunia persilatan Tekken 7 se-Asia Tenggara.

“Kalau menurut saya pribadi, masih di bawah Thailand dan Filipina.” Ujar Bram. R-Tech juga setuju dengan pendapat Bram soal posisi Indonesia di dunia persilatan Asia Tenggara tadi. Dari Thailand sendiri, ada pemain Tekken 7 bernama Book. Sedangkan Filipina memiliki 2 bintang, Doujin dan AK. Setidaknya 3 nama itulah yang disebutkan Bram saat saya tanyakan jagoan-jagoan Tekken 7 dari Thailand dan Filipina.

Akhirnya, mampukah 2 jagoan Tekken kita meraih poin TWT pada pertandingan VS Masters 2019 kali ini? Kita doakan saja yuk!

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Advance Guard.