Produk Enam Startup Ini Dapat Dimaksimalkan untuk Kembangkan Sektor Publik Nasional

Startu-startup ini dirilis pada tahun 2015. Meskipun masih tergolong sangat baru, namun visi dan produk yang diusung dinilai mampu dimaksimalkan untuk menciptakan terobosan baru di sektor publik. Mulai dari sektor pertanian, energi terbarukan, kesehatan, transportasi dan sosial, inovasi digital yang disuguhkan memberikan warna baru, yang tentunya mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses layanan.

Berikut ini adalah 6 startup yang berpotensi dimaksimalkan untuk melahirkan layanan publik yang nyaman:

Cara baru iGrow memasyarakatkan investasi di sektor pertanian

Dianugerahi sebuah lahan yang subur, dengan dukungan iklim dan cuaca, jika mengatakan pertanian adalah passion Indonesia sepertinya bukan sesuatu yang berlebihan. Mirisnya industri pertanian dianggap kurang menarik sebagai lini bisnis dan investasi, khususnya bagi kalangan muda. Melihat kecenderungan tersebut, bermodalkan sentuhan digital Startup Center dan Badr Interactive menginsiasi iGrow untuk melunturkan stigma tersebut.

Gambaran paling mudah dari sistem iGrow adalah permainan Farmville. Ya, iGrow memiliki konsep yang sama dengan permainan tersebut. iGrow memungkinkan penggunanya untuk bercocok tanam secara digital. Pengguna mengelola dan berinvestasi lahan serta tanaman secara digital, mengelola secara digital, namun pertanian tersebut nyata adanya. Dasbor iGrow menjadi perantara antara pengguna dengan penggarap lahan. Konsep yang segar dan cukup menarik.

Konsep baru di sektor pertanian dapat terus digalakkan untuk mengembalikan swasembada di sektor pertanian. Inovasi dinilai akan mampu membuat sektor pertanian terlihat mentereng, terutama memudahkan jalur investasi. Faktanya di lapangan petani membutuhkan banyak sokongan untuk memaksimalkan budidayanya. Kendati tidak terlibat secara langsung di lapangan, antusias dan keikutsertaan masyarakat dengan model yang ditawarkan iGrow mampu memberikan penghidupan layak bagi para petani.

Janaloka ajak masyarakat terbiasa dengan teknologi terbarukan

Lulusan Founder Institute 2015 bernama Gretiano Wasian (Neno) melihat sebuah isu di masyarkat, terutama di luar kota-kota besar, terkait dengan ketersediaan listrik. Tak seperti di perkotaan, kebutuhan (yang bisa dikategorikan) primer tersebut seringkali masih mengalami keterbatasan dalam memenuhi ketersediaan. Memanfaatkan potensi dan tenaga yang mudah dijumpai, Neno melahirkan Janaloka, sebuah portal online (yang juga bergerak secara offline) untuk mengedukasi masyarakat seputar teknologi terbarukan.

Janaloka memulai kiprahnya dengan memperkenalkan implementasi panel surya untuk memenuhi pasokan listrik rumahan. Dipahami untuk melakukannya memang tak mudah, baik secara teknis maupun non-teknis. Secara teknis Janaloka mengajarkan berbagai konsep pemasangan panel surya, termasuk perhitungan daya listrik yang dihasilkan dari teknologi tersebut. Dari sisi non-teknis Janaloka memforkuskan pada sosialisasi teknologi terbarukan menjadi sebuah investasi yang akan banyak menguntungkan masyarakat dalam jangka panjang.

Memiliki visi untuk menciptakan ekosistem eco/green lifestyle, Janaloka ingin mulai membiasakan masyarakat untuk tidak hanya terpaku terbiasa dengan energi fosil yang tidak dapat diperbarui (atau bisa namun dengan jangka waktu yang sangat panjang). Solusi ini dinilai efektif, terlebih sudah ada kebijakan pemerintah yang memperbolehkan adanya sumber pembangkit lain untuk kebutuhan personal di luar jaringan PLN. Terkait dengan ROI, dari perhitungan yang dibuat Janaloka implementasi panel surya akan dirasakan keuntungannya setelah berjalan 7 tahun. Panel suryanya sendiri akan tahan selama 25 tahun penggunaan.

WeCare ajak masyarakat sehatkan Indonesia dan teknologi berbasis aplikasi bernama MetSApp

Permasalahan paling umum terhadap pelayanan kesehatan di Indonesia terkait dengan biaya. Pemberlakuan jaminan kesehatan yang masih belum merata seringkali memaksa kalangan masyarakat bawah untuk pasrah atas penyakit yang diderita. Cerita tersebut menginisiasi sebuah startup bernama WeCare untuk menghadirkan sebuah platform crowdfunding yang dikhususkan untuk penyaluran dana kesehatan. Dengan biaya yang cukup, WeCare ingin memastikan masyarakat kalangan bawah mendapatkan pengobatan maskimal atas penyakit yang dideritanya.

Startup pengembang teknologi machine learning Elitics Technology juga memiliki keprihatinan yang sama atas isu kesehatan. Setelah menginsiasi platform kesehatan berbasis big data, September lalu startup ini meluncurkan MetSApp (Metabolic Syndrome Application). Aplikasi ini difokuskan pada pencegahan sindrom metabolik, sebagai penyebab diabetes dan kolesterol. Dengan mencatat, mengamati, dan memberikan rekomendasi secara berkesinambungan (berbekal kelincahan machine learning) kepada pengguna tentang pola makan dan aktivitas, aplikasi ini siap menjadi asisten sehat masyarakat Indonesia.

Qlue Transit manfaatkan media sosial untuk kebutuhan informasi transportasi publik

Di kota sepadat Ibukota Jakarta, layanan tranportasi menjadi salah satu kebutuhan penting untuk aktivitas keseharian masyarakatnya. Isu kemacetan dan lalu lintas lainnya memaksa berbagai pihak untuk lebih bijak menggunakan fasilitas umum. Namun terkadang untuk menggunakan fasilitas umum seperti moda transportasi bus kota kenyamanan menjadi hal yang selalu dipertanyakan. Tidak hanya seputar kenyamanan di dalam bus, termasuk juga sistem informasi yang mengorganisir jadwal pemberangkatan.

Bermitra dengan pihak TransJakarta, pengembang aplikasi smartcity TerralogiQ mengembangan Qlue Transit. Aplikasi berlatform Android ini memungkinkan pengguna untuk dapat memonitor posisi bus TransJakarta hingga keramaian haltenya. Solusi semacam ini begitu penting dihadirkan di masyarakat, tidak hanya di Jakarta, namun harus direpliaksi di seluruh kota. Kenyamanan dan keramahan transportasi umum akan membiasakan masyarakat untuk memilih moa transportasi ini dalam kesehariannya, sehingga berpotensi besar mengurai kemacetan di jalan raya.

shutterstock_255844921

Penyandang disabilitas diberikan akses ke kanal pekerjaan inklusi melalui Kerjabilitas

Kendati sudah dituangkan dalam perundang-undangan porsi untuk ruang kerja inklusi, nyatanya penyandang disabilitas di Indonesia masih kesulitan untuk mendapatkan kesempatan kerja yang pas untuknya. Menanggapi isu ini, sebuah LSM asal Yogyakarta mengembangkan platform Kerjabilitas, sebuah situs dan aplikasi online yang dapat digunakan penyandang keterbatasan fisik untuk mendapatkan informasi dan layanan seputar kesempatan kerja.

Berbagai pendekatan diimplementasikan dalam pengembangan desain Kerjabilitas, termasuk dengan mempelajari bagaimana pola kalangan difabel bersosialisasi. Kerjabilitas bahkan mendapatkan apresiasi terpilih ke dalam Google Launchpad Accelerator batch 1 yang akan diberangkatkan ke Mountain View untuk diinkubasi Januari mendatang. Memiliki visi untuk menjadi sebuah gerakan nasional, Kerjabilitas turut memberikan edukasi kepada perusahaan dan bisnis atas penerimaannya terhadap kalangan difabel.

Platform Informasi Smart City Qlue Sediakan Versi Web Desktop

Berangkat dari aplikasi Android yang tersedia nyaris setahun yang lalu, platform informasi smart city Qlue kini dapat diakses melalui web di desktop. Qlue.id akan menjadi one-stop service bagi masyarakat yang ingin memantau, melaporkan, dan berinteraksi, dengan pemerintah dan instansi swasta lainnya dalam layanan Qlue di keadaan yang lebih nyaman melalui desktop.

Dalam milis yang kami terima hari ini (11/12), Qlue menyebutkan:

QLUE versi web akan terus dikembangkan sehingga ke depannya semua fitur QLUE dapat digunakan dengan maksimal. Silahkan melihat-lihat QLUE versi web dan pastikan kamu selalu update dengan informasi event dan product release dari QLUE karena kami akan merilis 2 (dua) produk QLUE di akhir tahun ini yg akan berhubungan dengan Safety dan Education! Apa itu produknya? Sedikit informasinya sudah tersedia juga, jadi langsung aja cek websitenya!

Pada dasarnya, Qlue.id tidak lebih dari sekedar homepage dari seluruh fitur Qlue yang dikembangkan oleh tim TerralogiQ. Implementasi layanan Qlue tetap dalam UI/UX yang mirip dengan versi mobile-nya, tambahan lainnya ialah fitur-fitur baru yang belum bisa diakses saat ini seperti Smart Nation Maps, Business Time, dan jajaran solusi lainnya.

Dengan UI/UX yang ramah dan interaktif ini pihak pengembang berharap mampu menyajikan alternatif bagi pengguna mereka yang berada di perangkat desktop untuk tetap terhubung dalam layanan Qlue beserta komunitasnya.

Berdasarkan informasi di atas, solusi tambahan lainnya yang terlihat di Qlue.id ialah Qlue Safe, dan Qlue Play. Hal ini mengindikasikan bahwa TerralogiQ akan segera menelurkan dua aplikasi baru yang menyusul Qlue Transit, sebuah aplikasi yang memungkinkan penggunanya memantau posisi bus Transjakarta.

Bukan tidak mungkin jika nantinya Qlue akan menjadi layanan dukungan konsep smart city yang dapat diandalkan. Karena dalam hemat saya, TerralogiQ konsisten menelurkan eksperimen baru hanya saja butuh penyempurnaan aspek teknis yang sedikit lebih baik.

Bermitra dengan Transjakarta, TerralogiQ Perkenalkan Aplikasi Qlue Transit

Hari ini (28/10), TerralogiQ resmi memperkenalkan aplikasi terbaru mereka bernama Qlue Transit. Aplikasi yang tersedia untuk diunduh melalui Google Play ini dapat hadir atas kerja sama TerralogiQ dengan pihak Transjakarta. Aplikasi Qlue Transit sendiri memungkinkan pengguna untuk dapat memonitor posisi bus Transjakarta hingga keramaian haltenya.

Aplikasi Qlue Transit adalah aplikasi terbaru yang dikembangkan oleh TerralogiQ, pengembang yang menelurkan Qlue untuk program SmartCity Jakarta. Saat ini Qlue Transit baru tersedia untuk perangkat Android saja.

Hal yang menarik adalah, Qlue Transit diluncurkan berbarengan dengan fitur terbaru dari Go-Jek yang bernama Go-Busway. Peresmian peluncuran kedua aplikasi tersebut pun dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Jakarta pagi tadi demi merealisasikan konsep smart transportation. Telkom bertindak sebagai pihak yang melakukan pengadaan infrastruktur, jaringan, dan on-board unit Transjakarta.

Dikutip dari Liputan6, Basuki mengatakan, “Ini akan membuat orang Jakarta lebih baik [dalam menikmati sarana transportasi], tapi membuat kami sendiri dipaksa kerja dengan [lebih] baik.”

“Qlue telah hadir lebih dahulu sebagai media sosial pelaporan dari warga. [Kini] Melalui Qlue Transit, masyarakat bisa memonitor layanan transpotasi publik,” ujar CEO TerralogiQ Rama Raditya seperti dilansir e27.

Untuk menggunakan Qlue Transit, pengguna harus mengunduh aplikasinya terlebih dahulu melalui Google Play. Ini berbeda dengan Go-Busway yang dapat digunakan hanya dengan memperbarui aplikasi Go-Jek ke versi paling baru.

Secara garis besar, fungsi dasar dari Qlue Transit tak jauh berbeda dengan Go-Busway yang dapat memonitor lokasi bus Transjakarta secara real-time hingga dapat memperkirakan kedatangan bus di halte. Namun, bila dibandingkan secara spesifik baru terlihat perbedaannya.

Perlu diingat, Go-Jek sendiri adalah aplikasi transportasi yang sejak booming memang direncanakan Ahok untuk terintegrasi dengan  Transjakarta sebagai feeder transportasi Transjakarta. Artinya, pengguna dapat memesan Go-Jek untuk menuju suatu halte atau untuk dijemput dari halte.

Sedangkan Qlue lebih fokus pada media sosial. Meski menjadi aplikasi yang berbeda, namun pendekatan yang dilakukan oleh TerralogiQ pada Qlue Transit tak jauh berbeda dengan Qlue itu sendiri sebagai media sosial. Ini bisa dilihat dari dua fitur unggulan yang ditawarkan oleh Qlue Transit, yakni memantau keramaian halte bus Transjakarta dan Sistem Redeem Point berbasis saling berbagi keadaan halte. Sistem Redeem Point sendiri menawarkan beragam hadiah untuk penggunanya.

Saat ini Qlue Transit memang baru tersedia untuk layanan Transjakarta. Namun, ke depannya Qlue Transit direncanakan untuk dapat mengetahui kondisi keramaian terminal, pelabuhan, bandara, hingga keramaian dalam moda transportasi itu sendiri. Selain itu, tak menutup kemungkinan juga untuk mengintegrasikan seluruh ojek online, taksi, bus, kereta api, hingga bajaj online.