Strategi Pengembangan Aplikasi Multi-Platform

Dalam perkembangan industri teknologi begitu banyak penggunaan perangkat berbasis mobile seperti smartphone, tablet hingga wearable device seperti smartwatch. Tidak boleh kita lupakan bahwa sistem operasi yang menjalankan berbagai perangkat sehingga merupakan aspek penting dari suatu perangkat.

Untuk jajaran nama populer, kita mengenal sistem operasi Android, iOS ataupun Windows Phone. Ternyata tidak hanya ketiga sistem operasi tersebut yang populer dan potensial untuk dikembangkan. Salah satu sistem operasi yang kini sedang “naik daun” adalah sistem operasi Tizen.

Tizen merupakan sistem operasi terbuka (open source) untuk sistem operasi yang berbasis modifikasi kernel Linux dan Runtime WebKit yang dapat berjalan di perangkat smartphone, wearable, ataupun compliance device.

Pengembangan Aplikasi Tizen

Pengembangan aplikasi Tizen menawarkan beberapa target platform peralatan yang cukup banyak. Tizen menawarkan dua opsi pengembangan, yaitu melalui native application dan web application.

Dalam pengembangan secara native, Tizen menerapkan bahasa pemrograman C/C++ sehingga memungkinkan sebuah aplikasi memiliki performa yang handal karena berkomunikasi langsung dalam lingkaran sistem operasi. Sedangkan bagi para pengembang web, opsi web application dapat dipilih karena Tizen memiliki salah satu keunggulan yakni memiliki dukungan browser HTML5 terbaik di kelasnya. Seperti diketahui HTML5 juga didukung oleh mobile platform lain seperti Android, iOS, Windows Phone, Blackberry OS, dan FireOS.

Cakupan Tizen sangat luas karena developer dapat membuat aplikasi yang terkoneksi antara semua smart devices seperti wearables, consumer electronics (TV, gaming consoles, DVRs dan lain-lain), mobile, dan IoT appliances.

Sistem operasi Tizen kini telah memasuki generasi keempat yang terus mengalami perubahan. Perubahan yang paling terasa dari Tizen 4.0 ini adalah optimisasi yang akan memberikan kemudahan bagi para pegembang IoT dalam pembuatan aplikasi dengan cepat, sehingga tidak lagi terbatas pada ranah smartphone dan televisi. Tizen 4.0 telah diperluas menjadi Tizen RT (Real-Time) untuk melibatkan produk kelas atas seperti televisi dan perangkat mobile serta produk-produk low-end seperti thermostat, timbangan, bola lampu dan sebagainya.

Tizen juga melakukan kolaborasi dengan Microsoft sehingga pengembang kini bisa lebih mudah mengembangkan aplikasi Tizen dengan bahasa pemrograman yang populer. Secara khusus, framework Microsoft .NET dan Xamarin UI telah diperkenalkan Tizen sehingga aplikasi berbasis bahasa C# dapat dikembangkan di lingkungan Visual Studio untuk meningkatkan produktivitas.

Sistem Operasi Terbuka dan Multi-Platform Devices

Tizen merupakan sebuah sistem operasi yang open source, artinya bahwa user atau pengguna bisa mendapatkan source code OS Tizen untuk dikembangkan secara personal oleh pemiliki smartphone atau device lainnya. Secara tidak langsung, Tizen memberikan kesempatan developer untuk berkreasi dalam membuat aplikasi pada OS Tizen dan secara terbuka agar banyak aplikasi-aplikasi kreatif dan inovatif yang hadir di OS Tizen.

Sistem operasi Tizen ini memberikan kesempatan kepada para developer untuk mempelajari lebih lanjut cara pengembangan perangkat lunak pada OS ini. Besarnya keberadaan pengguna device dan elektronik dengan brand Samsung menjadi pasar yang menjanjikan bagi para developer untuk berusaha mempelajari Tizen lebih dalam.

Tizen yang didesain sebagai sistem operasi yang dapat mendukung banyak device seperti smartphone, In-Vehicle Infotainment, serta beberapa produk elektronik Samsung. Pengembangan aplikasi pada OS Tizen merupakan langkah efektif bagi para developer karena satu aplikasi dapat diterapkan pada banyak platform berbeda. Tren yang terjadi saat ini mengarah pada konsep IoT (Internet of Things) yang akan menyambungkan beberapa device untuk dikontrol oleh satu device.

Menyadari potensi besar dalam pengembangan aplikasi berbasi Tizen tersebut, Samsung mengadakan kompetisi pengembangan aplikasi dan game untuk platform Tizen di Indonesia sekaligus mendorong dan mengajak para developer untuk menghadirkan inovasi-inovasi aplikasi berbasis Tizen.

Berkaca pada keberhasilan Indonesia Next App 3.0 (INA 3.0) pada tahun 2016 lalu, Samsung memberikan tantangan kepada para pengembang IT serta startup lokal untuk menciptakan inovasi berbasis Tizen seperti smartphone, wearable device dan virtual reality device. Dari INA 3.0 terkumpul 196 aplikasi untuk Tizen Smartphone Aps, 53 aplikasi untuk wearable/gear apps dan 33 aplikasi untuk gear VR content.

Jumlah aplikasi yang masuk pada INA 3.0 tersebut menunjukkan besarnya minat dan antusias para pengembang maupun startup lokal dalam menciptakan aplikasi berbasis Tizen tersebut. Oleh karena itu, di tahun 2017 ini, Samsung akan kembali mengadakan Indonesia Next App seri keempat, INA 4.0, yang kembali menantang para pengembang IT dan startup lokal untuk melakukan inovasi berbasi Tizen. Bedanya, pada gelaran kali ini, INA 4.0 terdiri dari empat kategori yaitu smartphone, wearable device, virtual reality device, dan Samsung SDK.

Diharapkan melalui gelaran INA 4.0 akan kembali lahir inovasi-inovasi baru yang berbasis Tizen. Hadirnya Tizen 4.0 akan semakin mempermudah para pengembang IT dalam pembuatan aplikasi, apalagi dalam ranah IoT (Internet of Things) yang merupakan salah satu misi dari Samsung.

Menjadi sebuah kesempatan emas bagi para inovator lokal khususnya untuk memulai membangun ekosistem aplikasi dalam platform yang sedang bertumbuh ini. Kemampuan multi-platform yang ditawarkan dalam pengembangan juga akan memudahkan pengembang melakukan adaptasi secara lebih cepat dengan ketersediaan perangkat pengembangan yang juga sangat beragam.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian rangkaian kegiatan Indonesia Next App 4.0.

Menilik Kembali Pergerakan Inovasi Aplikasi di OS Multi-Fungsi Tizen

Agaknya kita masih ingat bahwa setahun silam Tizen merupakan sistem operasi yang masih hijau namun mumpuni di beragam device bertitel “smart” (seperti salah duanya ialah smartphone dan smart TV).

Samsung, selaku pemrakarsa dari lahirnya Tizen sekaligus menjadi pemimpin di pasar mobile devices, melakukan beragam upaya terus meningkatkan kualitas sistem operasi berbasis Linux kernel dan GNU C Library ini; baik dari sudut pandang ekosistem maupun teknologinya.

Menapak Tilas Ekosistem Tizen di Indonesia

Tarik mundur satu tahun, kelahiran ekosistem Tizen Tanah Air dipicu oleh kehadiran Indonesia Next Apps 3.0 (INA 3.0) yang diselenggarakan tahun 2016 silam. Kala itu, Samsung menantang para IT developer dan startup lokal untuk mengembangkan teknologi dengan basis perangkat mobile ber-platform Tizen (smartphone, wearable device, dan virtual reality device) di seri ketiga gelarannya tersebut.

Pasca melalui developer meetup dan workshop di lima kota (Bogor, Bandung, Jakarta, Malang, Surabaya, dan Yogyakarta) serta hackathon “Tizen Dev Code Night”, Samsung kemudian telah mendapatkan juara dari setiap kategori yang dilombakan; kategori Tizen Apps dimenangkan oleh Niji Game Studio, kategori VR diraih oleh Mojiken, dan kategori Wearable dimenangkan oleh Rizal Saputra.

Sejalan dengan pertumbuhan pengembang aplikasi Tizen, Samsung kemudian melakukan usaha agar pengguna dan pengembang Tizen bisa sama-sama terfasilitasi.

Maka, lahirlah program Tizen Incentive. Di program ini para Tizen Apps developer bisa berlomba-lomba unjuk gigi meraih total hadiah hingga sekitar 119 miliar rupiah, dan di sisi lain para pengguna dimanjakan dengan berbagai macam pilihan aplikasi berkualitas dari pengembang lokal di Tizen Store.

Kelahiran generasi keempat dari teknologi Tizen

Saat diperkenalkan ke Indonesia, Tizen 3.0 bisa dijajal dalam versi beta dengan keunggulan yang bisa diadu dengan sistem operasi Android. Sistem operasi ini mampu bekerja di berbagai perangkat ARM 64-bit dan x86 terbaru, dengan platform grafis kelas atas hingga resolusi 4k.

Samsung tentu sadar bahwa inovasi adalah salah satu motor penggerak roda ekosistem Tizen. Demi mendukung experience pengguna dan pertumbuhan daya cipta pengembang, Samsung secara resmi mengumumkan generasi keempat, Tizen 4.0.

Yang paling ketara sejak awal dari Tizen 4.0 adalah dukungannya yang mencakup lebih banyak perangkat. Tizen 4.0 tak lagi terbatas di wilayah smartphone dan televisi, namun juga sudah mulai masuk ke ranah Internet of Things, yang sejak awal memang menjadi salah satu sasaran Samsung.

Tizen 4.0 kini tak hanya membawa versi asli berbasis Linux, namun diperluas ke Tizen Real Time untuk diaplikasikan ke perangkat-perangkat dengan spesifikasi rendah seperti smart lamp dan termostat.

Dalam pembaruannya ini, Samsung menggandeng Microsoft untuk menawarkan alat pengembang dan bahasa yang digunakan untuk membuat aplikasi Tizen. Sehingga, pengembang dapat memanfaatkan framework Xamarin UI dan Microsoft.NET melalui bahasa program C#.

Kelihatannya, dengan “akurnya” hubungan antara platform, pengguna dan pengembang, ekosistem Tizen memang bertumbuh sehat dalam industri TI Tanah Air. Belum lagi dengan hadirnya pembaruan dalam sistem operasi Tizen, kesempatan para developer untuk bergandeng tangan dan ikut serta berinovasi di platform ini semakin terbuka lebar.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Next App 4.0.

Mengembangkan Aplikasi Tepat Guna untuk Menjangkau Kebutuhan Sehari-hari

Menarik rasanya jika membahas mengenai Samsung. Apalagi Samsung merupakan salah satu perusahaan dengan penjualan perangkat Android terbesar di dunia. Tidaklah mengherankan jika Samsung begitu diidentikkan dengan Android. Samsung pantas berbangga hati karena memiliki basis pengguna yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan produsen smartphone lainnya. Bahkan secara hardware, Samsung memang juaranya. Lantas bagaimana dengan urusan software?

Android merupakan salah satu sistem operasi terbaik di dunia, tetapi sistem operasi tersebut dikembangkan oleh Google. Mengingat Samsung melalui setiap perangkat Samsung Galaxy-nya menggunakan sistem operasi besutan Google tersebut, Samsung begitu tergantung terhadap aturan yang ditetapkan Google.

Untuk mengurangi ketergantungan pada Android dan Google, Samsung bersama Intel dan Linux Foundation mengembangkan sistem operasi sendiri yang diberi nama Tizen. Meskipun terbilang baru, Tizen telah dikembangkan sejak 2012 lalu dan diprediksi akan mampu menjadi pesaing iOS maupun Android.

Potensi pengembangan aplikasi berbasis Tizen

Dengan slogan “The OS of Everything”, Tizen sejak awal dikembangkan memiliki tujuan untuk dapat digunakan di berbagai jenis perangkat, bukan hanya smartphone. Malah perangkat Tizen yang dirilis pertama kali adalah kamera Samsung. Selain smartphone dan kamera, Tizen juga dapat digunakan untuk TV, tablet, perangkat smarthome, dan perangkat IoT (Internet of Things) lainnya.

Ketika pertama kali diluncurkan pada 2012 lalu, Tizen 1.0 merupakan suatu proyek open source. Sejak saat itu, Tizen terus melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan sistem operasi Tizen tersebut baik secara internal maupun eksternal. Secara internal, Tizen akan terus memperbaiki sistem operasinya agar lebih mudah digunakan oleh para pengembang dalam membuat aplikasi. Sedangkan dari sisi eksternal, Tizen memerlukan bantuan para pengembang dan penggiat di bidang teknologi informasi untuk bersama-sama melakukan inovasi dalam menciptakan aplikasi berbasis Tizen sehingga akan tercipta ekosistem Tizen itu sendiri.

Di Indonesia, kelahiran ekosistem Tizen dipicu dengan adanya Indonesia Next App 3.0 (INA 3.0) pada tahun 2016 lalu dan diinisiasi oleh Samsung. Dalam penyelenggaraan INA 3.0, Samsung memberikan tantangan kepada para pengembang IT serta startup lokal untuk menciptakan inovasi berbasis Tizen seperti smartphone, wearable device dan virtual reality device. Dari INA 3.0 terkumpul 196 aplikasi untuk Tizen Smartphone Apps, 53 aplikasi untuk wearable/gear apps, dan 33 aplikasi untuk gear VR content.

Jumlah aplikasi yang masuk pada INA 3.0 tersebut menunjukkan besarnya minat dan antusias para pengembang maupun startup lokal dalam menciptakan aplikasi berbasis Tizen. Di tahun 2017 ini, Samsung akan kembali mengadakan Indonesia Next App seri keempat, INA 4.0, yang kembali menantang para pengembang IT dan startup lokal untuk melakukan inovasi berbasi Tizen. Pada gelaran kali ini, INA 4.0 terdiri dari lima kategori, yaitu smartphone, wearable device, virtual reality device, Samsung Dex, dan Samsung SDK.

Diharapkan melalui gelaran INA 4.0 akan kembali lahir inovasi-inovasi baru yang berbasis Tizen. Sistem operasi Tizen juga telah mengalami perkembangan dan mengeluarkan generasi keempatnya, yaitu Tizen 4.0. Hadirnya Tizen 4.0 akan semakin mempermudah para pengembang IT dalam pembuatan aplikasi, apalagi dalam ranah IoT (Internet of Things) yang merupakan salah satu misi dari Samsung.

Menjadi sebuah kesempatan emas bagi para inovator lokal, khususnya untuk memulai membangun ekosistem aplikasi dalam platform yang sedang bertumbuh ini. Terlebih kemampuan multi-platform yang ditawarkan dalam pengembangan juga akan memudahkan pengembang melakukan adaptasi secara lebih cepat dan ketersediaan perangkat pengembangan yang juga sangat beragam.

Integrasi dengan Pihak Ketiga

Perubahan yang paling terasa dari Tizen 4.0 ini adalah optimasi yang akan memberikan kemudahan bagi para pengembang IoT dalam pembuatan aplikasi dengan cepat, sehingga tidak lagi terbatas pada ranah smartphone dan televisi. Selain itu, Tizen 4.0 telah diperluas menjadi Tizen RT (Real Time) untuk melibatkan produk kelas atas seperti televisi dan perangkat mobile serta produk-produk low-end seperti thermostat, timbangan, bola lampu, dan sebagainya.

Tizen juga melakukan kolaborasi dengan Microsoft sehingga pengembang kini bisa lebih mudah mengembangkan aplikasi Tizen dengan bahasa pemrograman yang populer. Secara khusus, framework Microsoft .NET dan Xamarin UI telah diperkenalkan Tizen sehingga aplikasi berbasis bahasa C# dapat dikembangkan di lingkungan Visual Studio untuk meningkatkan produktivitas.

Dalam rangka untuk memperluas ekosistem perangkat IoT berbasis Tizen, Samsung berencana melakukan kerja sama dengan pembuat chip, seperti Samsung ARTIK dan Broadlink di Tiongkok, manufaktur perangkat smarthome Commax di Korea, dan Glympse yang merupakan penyedia layanan berbasis lokasi di Amerika Serikat.

Dari sini visi besar Tizen sudah semakin terlihat. Sistem operasi yang dirilis pada tahun 2012 ini ingin mengakomodir kebutuhan komputasi secara menyeluruh, dari perangkat besar, perangkat kecil hingga perangkat bergerak. Dengan sistem operasi yang seragam, sebuah integrasi akan berkembang secara lebih cepat. Begitupun dari sisi pengembang yang akan dimudahkan dalam pengembangan aplikasi yang terintegrasi untuk berbagai macam perangkat.


Disclosure: Artikel ini adalah advertorial hasil kerja sama Samsung dan DailySocial sebagai bagian rangkaian kegiatan Indonesia Next App 4.0

Samsung Umumkan Tizen 4.0, Bidik Smart Home dan Perangkat IoT

Samsung resmi mengumumkan sistem operasi Tizen generasi keempat dalam gelaran Tizen Developer Conference (TDC) yang dihelat di San Fransisco. Kali ini, versi terbaru Tizen mendukung lebih banyak perangkat dibandingkan pendahulunya.

Dalam penjelasan yang disampaikan oleh Samsung, bahwa sistem operasi Tizen 4.0 tidak lagi terbatas untuk smartphone dan TV, menyusul perluasan dukungan ke platform yang lebih terintegrasi yakni ke perangkat dengan membagi lagi ke dalam bentuk modul-modul yang berfungsi penuh.

Secara teknis, Tizen 4.0 kini tidak hanya membawa versi asli berbasiskan Linux untuk perangkat-perangkat canggih, tapi telah diperluas ke Tizen Real Time untuk aplikasi di perangkat-perangkat dengan spesifikasi rendah seperti lampu pintar, termostat dan timbangan. Jadi, arahnya lebih ke ranah Internet of things yang sejak awal memang jadi salah satu bidikan Samsung.

Untuk memuluskan ambisinya, Samsung akan menggandeng Microsoft guna menawarkan alat pengembang dan juga bahasa untuk membuat aplikasi Tizen. Walhasil, pengembang dapat memanfaatkan framework Xamarin UI dan juga Microsoft .NET melalui bahasa program C# yang bisa dibuat melalui Visual Studio.

Di ajang yang sama Samsung juga memperkenalkan modul baru untuk ranah IoT, ARTIK053 yang sudah mengadopsi Tizen 4.0 dan dioptimalkan untuk perangkat yang menggunakan lalu lintas data rendah. Tak ketinggalan, Samsung Z4smartphone Tizen terbaru dari Samsung juga ikut merebut perhatian peserta di ajang TDC 2017.

Sebagai tambahan, Tizen generasi pertama juga lahir di ajang yang sama di TDC 2012. Sejauh ini Tizen telah melang-lang buana ke sejumlah negara lewat beberapa model smartphone Samsung Z dan juga smart TV.

Sumber berita Samsung 1, 2, 3 dan gambar header Fossbytes.