Coocaa Luncurkan Android SmartTV 50 Inci dengan Harga Terjangkau

Mungkin banyak yang belum mendengar merek Coocaa. Merek dagang asal Tiongkok milik perusahaan bernama Skyworth ini sudah berjualan di Indonesia semenjak tahun 2010 lalu. Skyworth juga merupakan perusahaan yang membeli pabrik Toshiba di Cikarang.

Coocaa Launch

Skyworth saat ini ingin mengisi pasar Indonesia dengan perangkat TV LED terbaru mereka, yang salah satunya adalah Android SmartTV. Mereka pun mengadakan peluncuran pada kantor Lazada lantai 21 gedung Capital Place pada tanggal 1 Agustus 2018. Selain meluncurkan produk TV, Coocaa juga mengumumkan bahwa mereka juga mengganti logo mereka.

Coocaa menjual TV LED dengan model 40D3A dengan dimensi layar 40 inci, 32D3T dengan layar 32 inci, dan 24D3A dengan layar 24″. Ketiganya menggunakan layar dengan jenis IPS. Model 40D3A mendukung resolusi 1920×1080, sedangkan dua selanjutnya hanya mendukung resolusi 1280×720 saja.

Coocaa 40D3A
Coocaa 40D3A

Selain tiga model TV tersebut, ada satu produk yang sangat menarik untuk dibahas. Coocaa juga meluncurkan TV dengan model 50S5G yang merupakan sebuah Android SmartTV. Sistem operasi yang dibenamkan pada smartTV ini adalah Android Nougat 7.0 yang bakal menerima update sistem operasi selama tiga tahun ke depan.

Coocaa 50S5G juga sudah memiliki Google Applications, di antaranya adalah Google Assistant yang sudah mampu terhubung dengan perangkat IoT lainnya. Google Assistant juga sudah dapat diperintah melalui suara, sehingga dapat digunakan layaknya perangkat Google Home.

Coocaa 32D3T
Coocaa 32D3T

SmartTV ini menggunakan empat inti prosesor Cortex A53 dengan GPU Mali T820. RAM yang terpasang memiliki kapasitas 2,5 GB dan storage internalnya 16 GB. 50S5G juga mampu ditancapkan USB flash drive dan hard disk eksternal sampai dengan 3 TB.

Coocaa mengklaim bahwa layar dari smartTV ini menggunakan teknologi buatan mereka sendiri. Layarnya sendiri sudah mendukung HDR 10 dengan standar dari Dolby. Dengan dimensi 50 inci, TV ini sudah mendukung resolusi 4K.

Coocaa 24D3A
Coocaa 24D3A

Dengan menghadirkan Google Apps, SmartTV ini bisa diinstalasikan semua aplikasi dan game yang ada pada Google Play Store. Sayang memang, dengan storage internal yang hanya 16 GB membatasi banyaknya aplikasi yang dapat dipasang pada smartTV ini.

Pengalaman Bermain

Saat melihat spesifikasinya, kami cukup skeptis bahwa smartTV ini bisa digunakan untuk bermain game-game yang dikenal dengan baik. Saat acara peluncurannya, pada produk demo sudah terpasang dua macam game. Yang pertama adalah Angry Bird dan Asphalt Nitro. Sebuah game pad bluetooth pun juga hadir disana.

Coocaa 50S5G
Coocaa 50S5G

Kami mencoba bermain Asphalt Nitro untuk mengetahui seberapa baik TV ini menjalankan sebuah game. Sayang memang, game Asphalt Nitro cukup terasa lag saat dimainkan. Hal ini tentu saja membuat pengalaman bermain menjadi kurang nyaman. Kami pun menyarankan agar game yang dipasang pada smartTV ini adalah game-game lama agar dapat dimainkan dengan lancar.

Jalan lain yang bisa ditempuh, Coocaa melakukan kurasi game yang dapat dihadirkan pada TV ini. Hal tersebut tentu saja dilakukan untuk kenyamanan saat bermain game para pengguna 50S5G.

Coocaa Backpanel

Walaupun begitu, smartTV ini memang tidak dirancang untuk khusus bermain game. Oleh karena itu, fungsi utama dari smartTV ini sudah lebih dari cukup untuk dipakai sebagai perangkat hiburan. Apalagi, dengan adanya built-in Chromecast, membuat pengalaman hiburan menjadi lebih baik lagi

Harga

Harga yang ditawarkan Coocaa untuk perangkat TV nya memang cukup murah. Untuk 24D3A dijual dengan harga Rp. 1.499.000 dengan harga promo Rp. 1.199.000. 32D3T dijual dengan harga Rp. 2.299.000 dengan harga promo Rp. 1.999.000. 40D3A dijual dengan harga Rp. 3.199.000 dengan harga promo Rp. 2.399.000.

Coocaa Google Apps

Untuk Android smartTV 50S5G, harga MSRP nya adalah Rp. 8.999.000 dan dijual dengan harga promo Rp. 6.499.000. Coocaa menawarkan ganti baru selama 365 hari jika terjadi kerusakan.

Untuk ke empat TV ini dijual melalui e-commerce Lazada dan akan ditawarkan kepada para konsumen pada tanggal 8 Agustus 2018.

Lini TV 4K Sony Master Series Diklaim Sebagai yang Terbaik untuk Menikmati Tayangan Netflix

Bulan Mei kemarin, Sony secara resmi memperkenalkan salah satu TV tercanggihnya di tanah air, yaitu A8F Bravia OLED, setelah sebelumnya diumumkan terlebih dulu di ajang CES di bulan Januari. Belum ada satu tahun, Sony sudah memamerkan model baru yang lebih superior lagi.

Tidak tanggung-tanggung, TV baru ini bahkan dimasukkan ke dalam lini baru bertajuk “Master Series”. Pada event perkenalannya di kota New York, ada dua model Master Series yang dipajang: A9F OLED dan Z9F LED. Keduanya sudah pasti beresolusi 4K dan mendukung HDR, sedangkan variannya tersedia dalam dua ukuran: 55 dan 65 inci untuk A9F, 65 dan 75 inci untuk Z9F.

Yang membuat kedua TV ini pantas menyandang gelar Master Series adalah penggunaan prosesor X1 Ultimate, yang merupakan chip terkuat Sony di segmen TV saat ini. Tidak hanya itu, proses kalibrasi bawaan pabriknya juga telah melibatkan input para ahli dari Portrait Displays dan SpectraCal.

Namun satu fitur yang dijamin bakal paling menggiurkan buat konsumen adalah yang dinamai Netflix Calibrated Mode. Dalam mode ini, Sony bilang bahwa kualitas gambar yang tersaji nyaris menyamai monitor yang biasa digunakan pihak produser film untuk mastering.

Atau kalau mau disederhanakan, kedua TV ini merupakan yang terbaik untuk menikmati tayangan dari Netflix. Cukup aktifkan modenya, maka reproduksi warna yang ditampilkan bakal sangat presisi, demikian pula kontrasnya terlihat dinamis sekaligus akurat.

Sony patut berbangga karena Netflix Calibrated Mode ini merupakan fitur eksklusif untuk A9F OLED dan Z9F LED – mungkin untuk sementara waktu, sebelum nantinya Netflix kemungkinan juga menjalin kerja sama dengan pabrikan-pabrikan TV lainnya.

Belum ada banderol harga resmi untuk kedua TV Sony Master Series ini. Rencananya, pemasarannya untuk pasar AS bakal dimulai di musim semi tahun ini juga.

Sumber: The Verge dan Sony.

Sony Indonesia Umumkan Kehadiran TV Premium A8F Bravia OLED

Sony sebagai salah satu pemain terdepan di pasar TV premium, hari ini mengumumkan kehadiran TV OLED berbasis platform Android TV di Indonesia yakni A8F Bravia OLED yang tersedia dalam ukuran 65 inci dan 55 inci.

Sony menggabungkan kualitas gambar menakjubkan dari kelebihan layar OLED dan audio yang imersif dengan teknologi ‘Acoustic Surface‘ yang membuat suara seakan-akan keluar dari layar televisi.

Bila biasanya, suara dari televisi berasal dari speaker yang berada di bawah panel maupun di samping panel. A8F Bravia OLED terpasang speaker di bagian belakang kanan dan kiri, membuat suara yang keluar terdengar dari berbagai arah.

sony-indonesia-umumkan-kehadiran-tv-premium-a8f-bravia-oled-2

“Sebagai TV OLED, A8F Bravia OLED menyodorkan gambar dengan detail yang baik, warna hitam yang pekat, warna yang kaya tapi tetap realistis, dan sudut pandang yang luas”.  Ungkap Kazuteru Makiyama, President Director Sony Indonesia.

Salah satu fitur andalan dari A8F Bravia OLED ialah prosesor gambarnya yang telah menggunakan Sony X1 Extreme. Prosesor ini punya sejumlah tugas, mulai dari memperkaya warna gambar, meningkatkan kontras, menjaga kualitas detail gambar, dan mereduksi noise pada gambar.

Ismalianti Putri, TV Product Marketing Manager Sony Indonesia juga turut menjelaskan, “ada tiga pilar utama yang diusung yakni picture/sound, design, dan user experience“.

sony-indonesia-umumkan-kehadiran-tv-premium-a8f-bravia-oled-1

Lebih lengkap, berikut fitur-fitur yang dimiliki A8F Bravia OLED:

  • Menggunakan layar OLED. 8 juta piksel self-illuminating menghasilkan pengalaman visual yang kaya dengan hitam yang pekat, dan sudut pandang yang lebar.
  • Truluminos Display dengan warna menyala untuk meningkatkan akurasi gambar.
  • 4K X-Reality PRO untuk menghasilkan detail dengan algoritma unik Sony untuk seluruh konten, seperti siaran TV, DVD, Blu-ray, video internet, dan foto digital.
  • One Slate Concept. Desain minimalis dan elegan untuk membuat Anda fokus pada gambar yang dihasilkan. Hadir dengan stand yang lebih praktis untuk dapat ditempatkan di berbagai lokasi.
  • HDR kompatibel untuk menerima dan memroses sinyal standar video dengan peningkatan pencahayaan, kontras dan warna melalui layanan video internet dan HDMI. Mendukung HDR 10, Hybrid Log-Gamma dan Dolby Vision.

Mengenai harga A8F Bravia OLED pihak Sony belum masih enggan membeberkan angka pastinya. Karena produk ini baru akan meluncur ke pasar Indonesia pada bulan Juli 2018. Mereka hanya memberi bocoran kalau rentang harganya tidak akan berbeda jauh dengan produk mereka sebelumnya yakni A1 Bravia OLED.

Lini TV QLED Samsung Edisi 2018 Dapat Mengontrol Perangkat Smart Home dan Dibekali Bixby

Januari lalu di event CES, Samsung memamerkan teknologi TV baru bertajuk MicroLED, yang diklaim punya kualitas gambar setara OLED, tapi bersifat modular dan fleksibel. Rencananya, lini TV baru tersebut bakal dipasarkan mulai Agustus mendatang, namun sebelumnya Samsung ingin lebih dulu menyuguhi konsumen dengan generasi baru TV QLED-nya.

Lineup TV QLED Samsung untuk tahun 2018 ini terdiri dari empat seri: Q9, Q8, Q7 dan Q6, urut dari yang paling mahal dan paling bagus kualitas gambarnya, dengan variasi ukuran mulai 49 sampai 88 inci. Setiap serinya bakal mencakup beberapa varian, termasuk yang berlayar melengkung. Lalu apa saja pembaruan yang dibawanya?

Samsung QLED TV 2018

Untuk pertama kalinya, TV QLED Samsung kini dibekali fitur full-array local dimming (khusus seri Q9 dan Q8). Local dimming pada dasarnya merupakan salah satu fitur unggulan yang sering dijumpai pada TV LED kelas flagship, berfungsi untuk meningkatkan rasio kontras secara keseluruhan.

Selebihnya, pembaruan yang disematkan lebih mengacu pada aspek kepintaran. TV QLED generasi baru ini sekarang bisa dipakai untuk mengendalikan beragam perangkat smart home (kamera pengawas, termostat, lampu pintar, dll) yang tergabung dalam ekosistem SmartThings kepunyaan Samsung sendiri. Lebih lanjut, asisten virtual Bixby pun sudah terintegrasi penuh ke semua varian.

Samsung QLED TV 2018

Kemudian ada pula fitur yang cukup menarik bernama Ambient Mode. Dalam mode ini, TV akan menampilkan gambar statis sesuai dengan tembok di belakangnya, sehingga TV pun tampak seakan-akan menyatu dengan tembok. Selama dalam mode ini, TV juga dapat menampilkan informasi seperti ramalan cuaca atau headline berita-berita terbaru.

Samsung belum mengungkapkan rentang harga untuk lini TV QLED edisi 2018-nya ini, akan tetapi pemasarannya akan dimulai dalam beberapa minggu ke depan di Amerika Serikat.

Samsung QLED TV 2018

Sumber: Samsung.

Samsung Umumkan TV Berteknologi MicroLED, Setara OLED tapi Modular dan Fleksibel

Bicara soal TV OLED, LG adalah pemimpin di segmen ini. Pabrikan asal Korea Selatan itu adalah pemasok panel OLED untuk TV buatan Sony dan Panasonic, dan baru-baru ini mereka juga memamerkan TV OLED terbesar sekaligus tertinggi resolusinya (8K).

Samsung di saat yang sama masih menuai banyak debat perihal kemampuan lini TV QLED-nya dalam menyaingi kualitas gambar TV OLED. Permasalahannya, menurut mereka yang meragukan TV QLED Samsung, adalah panel yang digunakan masih membutuhkan backlight, tidak seperti panel OLED yang tiap-tiap pixel-nya bisa menyala sendiri, yang menjadi rahasia di balik superioritas OLED dalam hal kontras dan reproduksi warna.

Samsung sendiri sebenarnya pernah mengembangkan TV OLED di tahun 2012, tapi mereka gagal memproduksi massalnya. Dari situ mereka bertekad menciptakan teknologi alternatif yang bisa menyaingi OLED, maka lahirlah QLED, yang juga dikenal dengan istilah Quantum Dot.

Samsung MicroLED TV

Tahun ini, Samsung sudah siap dengan alternatif yang lain lagi bernama MicroLED – jangan dipelesetkan jadi “mikrolet”. Namanya diambil dari pixel berukuran mikroskopis di dalamnya, yang hebatnya, bisa menyala dengan sendirinya tanpa bantuan backlight, sama seperti OLED. Lalu apa yang membedakannya dari OLED?

Samsung bilang bahwa MicroLED bersifat modular. Artinya, TV berteknologi ini terdiri dari beberapa modul (panel) terpisah yang disatukan, bukan sebongkah panel utuh seperti pada TV OLED. Keuntungannya, MicroLED begitu fleksibel dan bisa diaplikasikan menjadi TV dalam berbagai macam ukuran, mulai dari yang kecil untuk di kamar tidur sampai yang segede gaban.

Samsung MicroLED TV

Pada kenyataannya, Samsung memamerkan teknologi ini lewat sebuah TV 4K raksasa berukuran 146 inci. Begitu besar dan lebarnya TV ini, Samsung menjulukinya dengan istilah “The Wall”. Menurut pantauan The Verge, warna yang dihasilkannya cukup pekat, dan secara keseluruhan tampak sangat terang. Sambungan antar modulnya pun tidak kelihatan ketika ada konten yang sedang diputar.

Mengingat Samsung sejauh ini masih mengategorikan MicroLED dan The Wall sebagai konsep, membandingkan kualitas gambarnya dengan TV QLED maupun OLED bakal terkesan prematur. Meski demikian, Samsung sudah punya rencana untuk meneruskannya hingga menjadi produk untuk konsumen, dan mereka menarget musim semi tahun ini sebagai jadwal peluncurannya.

Sumber: Samsung.

TV QLED Samsung Kini Dapat Menyajikan Warna yang Akurat untuk Konsumen Buta Warna

Bicara soal TV, kontras dan warna merupakan faktor lain yang tidak kalah penting di samping resolusi. Kehadiran TV berpanel OLED maupun yang mendukung teknologi HDR dinilai sebagai terobosan yang paling signifikan sejak transisi dari resolusi SD ke HD (dan full-HD).

Namun sebagus apapun kontras dan warna yang bisa disajikan suatu TV, mustahil TV tersebut dapat menyelesaikan problem kebutaan warna. Untuk itu, dibutuhkan upaya ekstra ketimbang hanya mengandalkan panel OLED dan dukungan HDR, seperti yang dilakukan Samsung baru-baru ini.

Mereka baru saja merilis aplikasi bernama SeeColors untuk semua lini TV QLED besutannya. Aplikasi ini pada dasarnya bakal mengkalibrasi ulang layar TV sehingga konsumen yang buta warna sekalipun dapat melihat reproduksi warna yang akurat di hadapan mereka.

Samsung SeeColors app for QLED TV

Sebelum melakukan kalibrasi, SeeColors akan terlebih dulu membantu konsumen yang buta warna melakukan diagnosis dengan metode C-Test yang dikembangkan bersama para ahli dari perusahaan Colorlite. Setelah tipe dan intensitas kebutaan warnanya diidentifikasi, barulah TV akan dikalibrasi berdasarkan hasil diagnosis.

Tentu saja reproduksi warna yang dihasilkan TV QLED yang sudah dikalibrasi bakal terlihat salah di mata konsumen normal. Namun memang bukan itu tujuan yang ingin Samsung capai lewat SeeColors.

Selain tersedia di TV secara langsung, aplikasi SeeColors juga bisa diunduh di sejumlah smartphone Samsung Galaxy. Jadi setelah melakukan diagnosis di smartphone, pengguna tinggal menyambungkannya ke TV QLED dan kalibrasi bakal langsung dijalankan secara otomatis.

Application Information Will Show Up Here

Sumber: Samsung.

Apple TV 4K Usung Resolusi Super Bening dan Chip Apple A10X

Ada satu perangkat menarik lainnya yang tersaji dalam suguhan keynote Apple yang digelar semalam, yaitu Apple TV, perangkat rumah yang menawarkan lebih banyak hiburan nan memanjakan. Mata menjadi salah satu bagian vital pengguna yang akan paling dimanjakan oleh Apple TV, berkat adanya dukungan resolusi 4K HDR super bening, lebih bening dari resolusi 4K.

Generasi kelima Apple TV ini menyuguhkan sisi visual yang sangat optimal, menampilkan setiap lekukan objek dalam resolusi terbaik. Gambar yang dihasilkan akan lebih tajam, lebih detail, dan nyata. Dampaknya sudah barang tentu memberi rasa nyaman sekaligus memuaskan tuntutan sisi visual pengguna modern. Untuk mengimbangi kemampuan tersebut, Apple membenamkan chip Apple A10X yang juga diadopsi oleh iPad Pro. Bermodalkan chipset yang lebih baik, maka performa baik core maupun grafisnya tentu akan melampaui apa yang ditawarkan oleh generasi Apple TV sebelumnya.

4k_screen_and_appletv

Secara default, Apple TV akan menampilkan gambar dalam resolusi terbaik. Namun pengguna tetap mempunyai keleluasaan untuk menentukan pilihan yang menurutnya paling pas untuk perangkat televisi yang mereka punyai.

Sementara di bagian piranti lunak, Apple masih menggunakan tvOS namun dengan versi yang sudah ditingkatkan. Peningkatan dapat dijumpai di beberapa bagian, antara lain bagian tatap muka yang mengakomodasi konten-konten 4K dan HDR. Kemudian dukungan sejumlah aplikasi baru, salah satunya aplikasi siaran langsung program-program olahraga.

apple_tv_4k_remote_topdown

Integrasi asisten pintar Siri membuat Apple TV semakin fungsional dan cerdas. Selain remote yang dirombak, Siri dapat membantu pengguna menemukan cara yang paling mudah untuk memenuhi keinginan mereka, mulai dari film, musik, hiburan, dan lain-lain hanya dengan input suara. Aplikasi TV mendukung lebih dari 60 layanan di Apple TV dan perangkat iOS. Memungkinkan pengguna untuk membagikan foto dan video dari iPad atau iPhone ke layar yang lebih lega. AirPlay juga tersedia bagi yang ingin menonton film yang tersimpan di iPhone atau iPad.

Pre-order Apple TV 4K akan mulai dibuka pada tanggal 15 September mendatang. Harga jualnya di kisaran US$179 untuk varian 32GB dan $199 untuk varian 64GB.

Sumber berita Apple.

LeEco Batal Akuisisi Vizio

Kejutan terjadi ketika LeEco mengumumkan kesepakatan untuk mengakuisisi Vizio, produsen televisi ternama di Amerika Serikat dengan mahar sebesar $2 miliar. Namun sejak pengumuman itu, kesepakatan menghadapi hadangan terjal dari otoritas Tiongkok yang klimaksnya membuat LeEco menyerah dan memutuskan untuk tidak melanjutkan kesepakatan akuisisi.

Kendati demikian, kedua belah pihak sepakat untuk meneruskan kerjasama mereka dalam bentuk yang berbeda. Keduanya mengumumkan telah sepakat untuk meneruskan peluang eksplorasi untuk mengintegrasikan aplikasi dan konten Le di platform Vizio, mendongkrak platform EUI milik LeEco bersama dengan kanal distribusi dan konten eksklusif Vizio, serta untuk menghadirkan produk Vizio ke pasar Tiongkok.

Meski tak mengatakan soal isu finansial, namun beberapa waktu yang lalu beredar kabar kurang sedap yang mengatakan bahwa LeEco kehabisan dana akibat ekspansi yang berlebihan. Sejumlah pihak kemudian menghubung-hubungkan isu itu dengan melambatnya proses akusisi Vizio.

Terlepas dari isu dan alasan larangan dari otoritas Tiongkok, akuisisi Vizio oleh LeEco sejak awal terkesan kurang tepat dipandang dari persepektif strategi produk. Faktanya, LeEco dan Vizio adalah dua perusahaan yang saling bersaing. Seperti diketahui, LeEco merakit TV-nya sendiri menggunakan sistem operasi Android untuk pasar Tiongkok, dan sekarang melakukan ekspansi ke Amerika Serikat. Di sisi lain Vizio juga mengembangkan TV OS dan ekosistem sendiri yang sangat sulit diintegrasikan ke produk-produk LeEco.

Sementara dari sisi brand, Vizio sudah sejak lama dikenal baik oleh konsumen di Amerika Serikat. Sedangkan LeEco tampaknya sudah sangat nyaman dengan brand dan image yang mereka punyai saat ini. Mustahil LeEco mau begitu saja “menghapus” brand mereka kemudian meleburkan diri di brand Vizio demi ambisi memuluskan jalan di pasar Amerika Serikat. Kecuali jika LeEco berencana “membunuh” Vizio, sangat sulit bagi mereka untuk mendapatkan posisi di pasar yang baru mereka tapaki.

Sumber berita Techcrunch, DigitalTrends.

Xiaomi Mi Box 3s Tiba dengan Wajah dan Kemampuan Baru

Nama Xiaomi tak hanya melekat di permukaan perangkat mobile, jika Anda mengikuti gerak-gerik pabrikan asal Xiaomi ini, Anda dapat dengan mudah menjumpai logo “Mi” terpampang di perangkat penyedot debu, lampu, powerbank, dan juga perangkat Android TV bernama Mi TV Box.

Terkait Mi TV Box, Xiaomi punya varian baru yang diluncurkan di Tiongkok dengan nama Mi Box 3s. Membawa sejumlah peningkatan baik dari segi desain ataupun teknologi penyertanya.

xiaomi-box-3s-3

Di sisi tampilan, Mi Box 3s diracik dengan bentuk yang lebih mungil dan ringkas dengan cangkang bulat yang dipoles tekstur unik. Di bagian teratas terpampang logo Xioami yang menyempurnakan desain keseluruhan.

Di sisi konektivitas, Xiaomi melengkapi Mi Box 3s dengan sejumlah penghubung seperti AV Interface, HDMI, USB dan juga konektor power. Sedangkan untuk urusan dapur pacu, Xiaomi menjatuhkan pilihan prosesor Amlogic S905X yang sudah mencakup dukungan untuk HDMI 2.0a.

Masih di bagian dalam, Mi Box 3s juga membawa RAM seluas 2GB yang membantu prosesor melahap seluruh proses saat perangkat digunakan. Di samping tentu komponen memori internal sebesar 8GB untuk menyimpan berbagai bekas. Seperti halnya prosesor, bagian ini juga memperoleh peningkatan di mana sebelumnya hanya berkapasitas 4GB.

xiaomi-box-3s-2

Dukungan dalam hal software dan kompatibiitas juga lebih ditingkatkan dengan hadirnya teknologi untuk  melahap gambar HDR dan opsi hiburan video streaming dari berbagai layanan antara lain Tencent, Youku, Sohu, Big Four dan Iqiyi. Pengalaman audio pun menjanjikan kualitas yang lebih baik berkat hadirnya dukungan Dolby dan DTS sound.

Sayang belum ada informasi terkait harga jual yang disematkan di perangkat TV pintar ini.

Sumber berita Gizmochina.

Lini Smart TV Samsung Tahun 2016 Bisa Mengontrol Perangkat Smart Home

Sebagai perangkat elektronik utama yang ditempatkan di ruang tamu, televisi sebenarnya punya potensi menjadi semacam pusat kendali atas perangkat-perangkat lain yang ada di rumah, terlebih mengingat sekarang adalah zamannya Internet of Things (IoT).

Sebelum ini, kita sudah melihat rencana LG untuk melengkapi lini smart TV-nya dengan kemampuan mengontrol perangkat smart home. Dan kini giliran Samsung yang mengambil langkah serupa. Dalam mengeksekusinya, Samsung mengajak SmartThings, perusahaan IoT yang mereka akuisisi tahun lalu.

Kerja sama tersebut hadir dalam bentuk integrasi platform SmartThings pada lini smart TV Samsung. Dikatakan bahwa seluruh lini Samsung SUHD TV yang dirilis di tahun 2016 nantinya bisa dijadikan remote control atas lebih dari 200 perangkat smart home yang kompatibel dengan platform SmartThings, mulai dari lampu, kunci pintu, thermostat, kamera pengawas, speaker, dan lain sebagainya.

Namun tentunya software saja tidak cukup guna memberikan integrasi yang sempurna. Kedua pihak nantinya bakal menyediakan aksesori bernama SmartThings Extend untuk ditancapkan ke port USB milik TV. Dengan aksesori tersebut, pengguna bahkan bisa memonitor sekaligus mengontrol perangkat smart home yang memakai protokol ZigBee dan Z-Wave.

Contoh skenario dimana integrasi ini akan terasa sangat bermanfaat adalah ketika pengguna hendak menciptakan suasana ruang menonton yang sempurna. Pengguna hanya perlu mengaktifkan fitur Cinema Mood pada aplikasi SmartThings di televisi, kemudian sistem pencahayaan sekaligus audio akan disesuaikan dengan sendirinya.

Samsung dan SmartThings rencananya akan mendemonstrasikan TV bersenjatakan integrasi smart home ini pada event CES 2016 di awal Januari mendatang.

Sumber: TechCrunch, Samsung dan SmartThings Blog.