Tak Harus Ingat Judul, Mencari Lagu di Spotify Kini Jauh Lebih Mudah

Saya yakin sebagian besar dari kita pasti pernah mengalami hal ini: ingin mencari suatu lagu di Spotify, tapi lupa judulnya dan hanya ingat sepotong liriknya saja. Langkah paling logis yang selanjutnya kita lakukan adalah meminta bantuan Google dengan mencantumkan potongan liriknya tersebut, barulah setelahnya kita bisa menemukan lagunya di Spotify.

Mulai sekarang, kita semestinya sudah tidak perlu bergantung pada Google lagi soal ini, sebab Spotify belum lama ini kedatangan fitur baru yang sangat berguna, yang memungkinkan pengguna untuk mencari lagu dengan potongan lirik sebagai kata kuncinya.

Apple Music sudah punya fitur ini sejak iOS 12 diluncurkan dua tahun lalu, tapi seperti yang orang bijak katakan, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Ketika saya coba, fitur ini benar-benar bekerja sesuai harapan. Bukan cuma untuk lagu-lagu barat saja, tapi juga untuk lagu-lagu Indonesia. Seperti yang bisa Anda lihat pada gambar di bawah, bahkan lagu lawas seperti “Hatimu Hatiku” maupun soundtrack serial TV “Pendekar Pemanah Rajawali” yang dinyanyikan oleh Yuni Shara pun bisa ditemukan dengan mencantumkan potongan liriknya.

Lucunya, untuk lagu yang dinyanyikan Mbak Yuni itu, saya sempat mencoba dua kali; satu dengan kata “mengubah”, satu lagi dengan “merubah”. Kalau menurut KBBI revisi terkini, kita tahu bahwa yang benar adalah “mengubah”, tapi lirik aslinya yang dinyanyikan kala itu adalah “merubah”, dan ternyata Spotify berhasil menampilkan hasil yang tepat untuk keduanya.

Jujur saya sangat suka dengan fitur ini, terutama untuk mencari lagu-lagu yang memang judulnya tidak tercantum pada lirik sama sekali, seperti misalnya “A Day in the Life” gubahan The Beatles, atau “Black Dog” ciptaan Led Zeppelin – atau satu lusin lebih lagu Led Zeppelin lain yang memang judulnya tidak pernah dinyanyikan sama sekali.

Kalau boleh menebak, fitur ini semestinya bisa mencari seluruh lagu yang memang ada liriknya di Spotify, yang hampir semuanya berasal dari database milik Musixmatch. Selain di aplikasi smartphone, saya juga sempat menjajal fitur ini di aplikasi desktop Spotify, dan hasilnya pun identik, hanya saja tidak ada keterangan “Lyrics match” seperti di smartphone.

Via: 9to5Mac. Gambar header: Depositphotos.com.

Pelanggan Spotify Premium Kini Dapat Menyembunyikan Lagu yang Tak Disukai dari Playlist

Berbagi playlist merupakan salah satu fitur yang ditawarkan Spotify sejak lama. Dipadukan dengan segudang playlist racikan tim kurator internal Spotify, pengguna pada dasarnya tidak akan kehabisan stok playlist di sepanjang hidupnya.

Yang menjadi masalah adalah, selera setiap orang berbeda-beda. Yang saya suka belum tentu Anda suka. Perbedaan selera inilah yang menjadi alasan mengapa kita sulit menemukan playlist yang benar-benar sempurna, yang seluruh isinya benar-benar bisa kita nikmati tanpa terkecuali.

Kabar baiknya, Spotify baru saja menerapkan perubahan yang terbilang minor tapi tetap menarik. Khusus para pelanggan Spotify Premium, mereka sekarang bisa menyembunyikan lagu-lagu yang tidak mereka sukai dalam suatu playlist. Fitur ini dapat diakses melalui aplikasi Spotify versi Android maupun iOS.

Ini jelas jauh lebih praktis ketimbang harus menghapus secara manual lagu-lagu tersebut dari daftar lagu yang sedang diputar (queue) setiap kali kita memutar playlist. Lagu-lagu yang sudah disembunyikan tidak akan hilang dari playlist begitu saja, melainkan bisa kita unhide kapan saja seandainya kita berubah pikiran.

Anggap saja fitur ini sebagai kebalikan dari tombol Like. Sayang sampai artikel ini ditulis, saya belum menemukan opsi untuk menyembunyikan lagunya di aplikasi Spotify versi iOS – yang semestinya tersedia di context menu (tombol “…”) di samping setiap lagu. Kemungkinan update-nya akan meluncur secara bertahap.

Sumber: Engadget.

Tampilan Baru Spotify Permudah Akses ke Konten yang Sudah Familier dengan Pengguna

Spotify rupanya belum rampung mendesain ulang tampilan aplikasinya. Setelah tombol-tombol pengoperasian, kali ini giliran halaman utama alias home screen yang Spotify rombak. Perubahan tampilan ini sudah diterapkan untuk aplikasi Spotify di smartphone ataupun tablet.

Porsi teratas home screen kini dihuni oleh konten yang paling sering konsumen putar. Enam slot tersebut bisa berupa playlist, album, atau malah podcast. Ya, seperti yang kita tahu, Spotify belakangan semakin gencar mempromosikan podcast, dan tampilan baru ini pada dasarnya bisa dilihat sebagai salah satu upayanya untuk itu.

Satu hal yang cukup mencuri perhatian adalah tulisan “Good morning“. Spotify bilang bahwa rekomendasi konten yang disajikan bakal berganti menyesuaikan dengan jadwal. Jadi di siang atau malam hari, enam slot itu bisa diisi oleh konten yang berbeda, sesuai yang dipelajari oleh algoritma Spotify dari riwayat penggunaan tiap-tiap konsumen.

Desain baru ini dibuat supaya pengguna lebih mudah mengakses konten-konten yang sudah sangat familier dengan mereka. Kendati demikian, Spotify tetap tidak melupakan aspek discovery, sebab porsi bawah home screen masih menampilkan sejumlah rekomendasi konten yang baru buat masing-masing pengguna.

Saya pribadi merupakan pelanggan Spotify yang lebih sering memutar musik itu-itu saja, sehingga tampilan baru ini sangat cocok buat orang-orang seperti saya. Andai saya ingin mencari konten baru, Discover Weekly selalu menjadi andalan saya, dan playlist itu rupanya masih ikut bertengger di halaman utama. Good job, Spotify!

Sumber: Spotify.

Fitur Sleep Timer Akhirnya Tersedia di Spotify Versi iOS

Bulan Mei lalu, Spotify merilis fitur Sleep Timer. Sepele namun sangat berguna, Sleep Timer memungkinkan musik untuk berhenti dengan sendirinya sesuai dengan durasi yang ditentukan. Namun sayang yang kebagian kala itu hanyalah pengguna perangkat Android saja.

Beruntung fitur yang sama akhirnya juga hadir di platform iOS lewat update terbaru Spotify. Cara kerjanya sama persis, dan tujuannya adalah supaya pengguna bisa berbaring sembari menikmati lagu-lagu favoritnya tanpa harus bingung untuk mengklik pause sesaat sebelum pengguna benar-benar tertidur.

Mengaktikan fitur ini pun sangat mudah. Setelah memutar lagu atau playlist seperti biasa, buka tampilan Now Playing, lalu klik icon tiga titik di ujung kanan atas. Pilih opsi “Sleep Timer”, lalu tentukan durasi yang diinginkan; antara 5 menit sampai 1 jam, atau sehabis lagu terakhir di album atau playlist yang sedang diputar.

Spotify sendiri punya koleksi playlist teman tidur yang cukup melimpah dan bervariasi, mulai dari musik klasik sampai bermacam suara ambient. Namun saya yakin tidak ada yang suka terbangun di tengah malam akibat musik yang justru menemaninya tidur tadi. Sleep Timer-lah solusinya.

Fitur ini sudah tersedia di versi terbaru aplikasi Spotify di iPhone maupun iPad. Update-nya sendiri mungkin tidak akan langsung muncul di semua perangkat pengguna secara serentak, jadi bagi yang belum mungkin bisa bersabar sedikit menanti versi terbarunya di App Store.

Sumber: SlashGear. Gambar header: Tyler Lastovich via Unsplash.

Spotify Uji Fitur untuk Menambahkan Lagu yang Tersimpan di Perangkat Android

Selengkap apapun katalog musik Spotify, tentu masih ada banyak lagu-lagu yang terlewatkan. Untuk menikmati lagu-lagu tersebut, otomatis Anda harus beralih ke tempat lain. Semisal Anda memang pernah membeli versi digitalnya, ya Anda harus menggunakan pemutar musik bawaan ponsel untuk mendengarkannya.

Alangkah baiknya seumpama lagu tersebut bisa dimasukkan ke dalam playlist Spotify bikinan sendiri, sehingga kita tidak perlu berganti-ganti aplikasi demi mendengarkan lagu tertentu. Kabar baiknya, Spotify tengah menguji fitur yang memungkinkan kita untuk meng-import koleksi lagu yang tersimpan di perangkat.

Kabar ini didapat dari temuan seorang developer muda, Jane Manchun Wong, yang belum lama ini juga sempat mengungkap fitur baru yang tengah diuji Facebook. Dari screenshot yang dibagikannya ke Twitter, fitur import ini bisa diakses dari menu pengaturan aplikasi Spotify.

Jane juga secara eksplisit menyebut “Android”, menandakan bahwa fitur ini sepertinya tidak akan tersedia di iOS, apalagi mengingat iOS dari dulu memang lebih tertutup terkait integrasi-integrasi semacam ini.

Spotify saved for later podcast

Temuan lain Jane juga menunjukkan Spotify sedang menguji fitur penyimpanan untuk podcast, sehingga pengguna bisa dengan mudah mendengarkan episode yang sempat terlewatkannya. Belum lama ini Spotify sempat meluncurkan program khusus untuk kreator podcast, jadi wajar apabila mereka terus membenahi aplikasinya agar lebih bisa memenuhi kebutuhan konsumen podcast.

Selebihnya, masih ada sejumlah fitur lain yang tengah diuji, tapi mayoritas adalah penyempurnaan tampilan. Berhubung tidak ada konfirmasi sama sekali dari Spotify, belum ada yang tahu kapan fitur-fitur baru ini bakal dirilis ke publik.

Sumber: Android and Me.

Spotify Connect Kini Juga Tersedia untuk Pelanggan Gratisan

Apple punya AirPlay, Spotify punya Spotify Connect. Selama Anda memiliki speaker yang dapat tersambung ke jaringan Wi-Fi, Anda bisa menikmati sesi streaming musik yang lebih superior ketimbang mengandalkan sambungan Bluetooth biasa.

Selain kualitas suaranya lebih bagus, panggilan telepon tidak akan mengganggu jalannya musik, dan yang terpenting, baterai ponsel jadi tidak cepat bocor. Masalahnya, tidak semua orang bisa menikmati kepraktisan yang ditawarkan Spotify Connect.

Syarat yang paling utama, pengguna diharuskan berlangganan Spotify Premium. Beruntung Spotify berbaik hati dan memutuskan untuk mengubah kebijakan tersebut. Mulai sekarang, pengguna Spotify Free pun juga bisa mengakses Connect, dengan catatan produsen hardware yang bersangkutan sudah meng-update perangkatnya menyesuaikan dengan SDK terbaru Spotify.

Satu hal yang perlu dicatat, iklan masih akan menginterupsi meski streaming sedang berjalan langsung di speaker via Spotify Connect. Perubahan ini pada dasarnya tidak menghapuskan batasan terbesar versi gratisan Spotify, yakni adanya iklan dan batasan dalam kemampuan skip ad.

Terlepas dari itu, pengguna Spotify Free sekarang setidaknya tidak harus upgrade ke Premium hanya karena sering dibuat frustasi oleh konektivitas Bluetooth. Ini penting mengingat belakangan jumlah smart speaker maupun connected speaker semakin banyak, dan semua sekarang bisa mengakses Connect tanpa mewajibkan pengguna membayar terlebih dulu.

Sumber: SlashGear.

Pelanggan Spotify Premium Kini Bisa Menikmati Tampilan Baru Aplikasi yang Lebih Simpel dan Mudah Dinavigasikan

Ada yang baru dari Spotify, khususnya buat para pelanggan paket Premium-nya. Layanan streaming asal Swedia itu telah merombak tampilan aplikasi Android dan iOS-nya menjadi lebih simpel sekaligus lebih mudah dinavigasikan.

Yang langsung kelihatan adalah berkurangnya jumlah tab navigasi di bagian bawah dari lima menjadi tiga. Ketiganya adalah “Home”, “Search”, dan “Your Library”. Ke mana “Browse” dan “Radio” pergi? Keduanya telah dilebur menjadi satu ke dalam Search.

Ya, ketimbang hanya menampilkan hasil pencarian sebelum-sebelumnya saja, Search kini turut menampilkan deretan genre favorit masing-masing pengguna (yang akan terus diperbarui mengikuti riwayat penggunaan), diikuti oleh deretan kategori yang biasa kita jumpai pada tab Browse (Charts, New Releases, Podcasts, dll).

Radio di sisi lain akan muncul ketika pengguna melakukan pencarian terhadap suatu lagu atau musisi. Spotify juga telah memperbarui algoritmanya supaya Radio dapat terus diputar tanpa henti tanpa melenceng dari selera masing-masing pengguna.

Pengguna pun tidak perlu khawatir bakal bosan dengan sajian Radio, sebab algoritma Spotify akan terus memperbarui isinya dari waktu ke waktu. Juga baru adalah, Radio kini bisa diunduh dan dinikmati secara offline, sama kasusnya seperti playlist biasa.

Pembaruan yang diterapkan terhadap fitur Radio ini pada dasarnya terinspirasi oleh Pandora, layanan streaming musik lain yang cukup populer di Amerika Serikat, dengan fokus pada penyajian konten layaknya stasiun radio.

Update Spotify Premium untuk Android dan iOS ini sudah diluncurkan secara global. Namun di perangkat iOS 12 yang saya gunakan rupanya masih belum. Sepertinya peluncurannya dilakukan secara bertahap dan tidak langsung bersamaan di semua negara.

Sumber: Spotify.

Application Information Will Show Up Here

Spotify Hadirkan Sederet Fitur Baru untuk Manjakan Pelanggan Gratisannya

Sesuai yang diberitakan sebelumnya, pada tanggal 24 April kemarin Spotify menggelar event di kota New York, dan di sana mereka mengumumkan sesuatu yang cukup penting. Bukan device pemutar musik untuk mobil seperti yang santer dirumorkan, melainkan perombakan total sistem gratisan Spotify, yang menurut saya tidak kalah menarik.

Perubahan terbesarnya adalah, para pelanggan gratisan kini tidak dibatasi untuk memutar musik dalam mode shuffle. Syaratnya, musik yang diputar haruslah berasal dari 15 playlist terkurasi yang sudah Spotify sediakan, macam Discover Weekly, Daily Mix, Release Radar, maupun Today’s Top Hits.

Total ada sekitar 750 lagu di dalam deretan playlist tersebut, dan pengguna dibebaskan memutar lagu yang diinginkannya (on-demand). Di luar 15 playlist itu, musik masih akan disajikan dalam urutan yang acak, tapi tetap saja perubahan ini terasa signifikan mengingat sebelumnya pelanggan gratisan benar-benar tidak bisa memilih secara spesifik lagu yang hendak diputarnya.

Semua playlist ini akan terus diperbarui seiring pengguna menghabiskan waktunya di Spotify. Guna membantu menyempurnakan rekomendasi yang disuguhkan Spotify, pengguna bisa secara manual menentukan lagu yang disukai dan yang tidak diinginkannya.

Karena sistemnya sudah berubah, pengguna baru kini akan lebih dulu ditanyai selera musiknya oleh Spotify. Ini diperlukan demi meracik 15 playlist itu tadi, namun seperti yang saya bilang, isinya akan terus diperbarui, dan pengguna juga bisa memodifikasi seleranya seiring penggunaan.

Terakhir, Spotify juga memperkenalkan fitur Data Saver, yang diklaim mampu memangkas konsumsi data hingga 75 persen. Di samping itu, Spotify juga memastikan pengalaman streaming yang lebih optimal meski hanya menggunakan koneksi 3G.

Jelas sekali semua ini Spotify lakukan untuk menggandeng lebih banyak pelanggan. Data terbaru dari Spotify menunjukkan ada 90 juta pelanggan paket gratisan, dan 70 juta pelanggan paket Premium-nya. Pertanyaannya, bagaimana Spotify bisa meyakinkan para pelanggan gratisan ini untuk upgrade ke Premium kalau fitur-fitur barunya ini malah semakin memanjakan mereka?

Jawabannya adalah iklan. Iklan masih menjadi komponen utama dalam Spotify Free, dan iklan juga yang menjadi alasan Spotify bisa menawarkan layanannya secara cuma-cuma. Jadi kalau tidak mau sesi kencannya dirusak oleh iklan selagi mendengarkan lagu-lagu bernuansa romantis, upgrade ke Spotify Premium adalah satu-satunya opsi yang tersedia jika Anda tak mau beralih ke layanan streaming lain.

Sumber: Spotify dan TechCrunch.

Spotify Codes Permudah Sharing Lagu Tanpa Perlu Copy-Paste Link

Sebagai layanan streaming musik nomor satu, prosedur sharing konten di Spotify selama ini tergolong kurang efisien. Saat hendak membagikan sebuah lagu misalnya, Anda harus menyalin link-nya terlebih dulu, baru kemudian di-paste ke aplikasi pesan instan untuk dikirim ke teman Anda.

Saat tautan tersebut diklik oleh teman Anda, ia kemudian akan dibawa ke browser sebelum akhirnya ‘dilontarkan’ ke aplikasi Spotify dengan sebuah lagu yang siap diputar. Ribet? Sangat, tapi untung Spotify sudah menyiapkan cara baru lewat fitur bernama Spotify Codes.

Spotify Codes pada dasarnya merupakan sejenis barcode yang muncul di setiap gambar cover sebuah lagu, album, artis maupun playlist. Cukup scan gambar tersebut dengan mengklik icon baru berlambang kamera yang ada di search bar Spotify, maka konten terkait akan langsung diputar tanpa basa-basi.

Spotify Codes akan muncul pada lagu, album, artis maupun playlist / TechCrunch
Spotify Codes akan muncul pada lagu, album, artis maupun playlist / TechCrunch

Cara ini jauh lebih efektif sekaligus efisien ketimbang cara sebelumnya. Sekarang, kalau Anda penasaran dengan lagu yang sedang diputar oleh teman di sebelah Anda, Anda tinggal memintanya untuk menampilkan Spotify Codes, lalu memindainya dan langsung memutar lagu yang sama di smartphone Anda.

Kalau Anda merasa fitur ini tidak asing, itu karena Snapchat sudah lebih dulu memopulerkannya lewat fitur Snapcode yang kerap muncul di profil foto akun Twitter maupun di media sosial lainnya. Intinya adalah memudahkan aspek discovery, dan dengan puluhan juta konten yang dimiliki Spotify, fitur semacam ini tergolong cukup esensial.

Sumber: TechCrunch.

Spotify Dahulukan Pelanggan Berbayar Terkait Akses ke Album Musik Baru

Spotify memang sudah memiliki lebih dari 50 juta pelanggan berbayar, akan tetapi hal itu rupanya masih belum cukup untuk menutupi anggaran besar yang mereka kucurkan untuk pemegang lisensi musik. Singkat cerita, mereka harus mencari cari baru untuk menarik lebih banyak pelanggan berbayar untuk bisa menjadi perusahaan yang profitable.

Mereka sudah menemukan salah satu caranya, yakni dengan memberikan akses eksklusif ke album musik baru pada para pelanggan Spotify Premium. Inisiatif ini merupakan bagian dari persetujuan baru antara Spotify dan Universal Music Group.

Ini berarti para musisi yang lisensinya dipegang Universal berhak merilis album barunya secara khusus untuk pelanggan Spotify Premium saja. Dua minggu setelah dirilis, barulah album baru tersebut bisa dinikmati oleh para pelanggan Spotifiy gratisan, dan dalam tenggat waktu tersebut mereka hanya bisa mengakses deretan single barunya saja.

Kesimpulannya, kalau Anda merupakan pelanggan Spotify gratisan, akses Anda ke album musik baru bakal sedikit terhambat. Dan kalau Anda ingin didahulukan, Anda harus rela membayar biaya berlangganan Spotify Premium.

Pastinya ada banyak alasan yang mendasari keputusan ini, namun salah satu yang terbesar adalah absennya Taylor Swift dari peredaran musik di Spotify. Sejak 2014, penyanyi berparas cantik tersebut menarik semua karyanya dari Spotify karena dia merasa kurang dihargai dengan sistem gratisan yang diterapkan.

Meski belum ada kepastian, ke depannya ada kemungkinan label musik lain seperti Sony dan Warner Music Group untuk mengikuti jejak Universal dan menjalin persetujuan serupa dengan Spotify. Di titik itu, mungkin Taylor Swift bisa berubah pikiran dan kembali mengobati rasa kehilangan para Swifties di Spotify.

Sumber: Engadget dan Spotify. Gambar header: Pixabay.