[Review] Zenbook UX433: Kencang Berbadan 13 inci dengan NumPad

ASUS memulai tahun 2019 ini dengan meluncurkan beberapa laptop yang ditujukan untuk para pengguna premium. Laptop premium ASUS sendiri masih memiliki nama Zenbook, yang memiliki desain lebih tipis dari seluruh laptop yang mereka miliki. Selain tipis, Zenbook juga kerap memiliki bobot yang lebih ringan sehingga mudah dibawa kemana-mana.

Zenbook UX433 -

Dari tiga jenis laptop tipis yang diluncurkan oleh ASUS, DailySocial pun kedapatan Zenbook UX433 dengan dimensi layar 14 inci. Zenbook UX433 yang kami dapatkan memiliki bezel yang sangat tipis yang membuat dimensi laptop secara keseluruhan mirip dengan laptop 13 inci. Hal unik lainnya adalah tersedianya tombol numerik pada laptop tipis ini.

Zenbook lini terbaru ini menurunkan desain yang didapat dari ASUS Zephyrous, yang memanfaatkan layar untuk menaikkan badan laptop. Hal ini tentu membuat aliran udara untuk mendinginkan prosesor lebih baik tanpa harus menambah ketebalan laptop.

Laptop ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:

Prosesor Intel Core i7 8565U 4C/8T 1,8 GHz up to 4,6 GHz
GPU Intel UHD 620 / NVIDIA MX150
RAM 16 GB LPDDR3 Single Channel
Storage SSD 512 GB PCIe
Layar 14 inci 1920×1080 LED Backlit
OS Windows 10
Bobot 1.19 KG
Dimensi 319 x 199 x 15,9 mm
Baterai 3 cell 50 Wh Li-Poly

Dengan menggunakan prosesor Intel dengan arsitektur Whiskey Lake, membuat kinerja komputasi lebih baik. Selain itu, menggunakan graphics card dari NVIDIA MX150 pun membuat kinerja grafis pada laptop ini bisa menjalankan beberapa game dengan cukup baik.

Untuk hasil dari CPU-Z dan GPU-Z adalah sebagai berikut:

Di dalam paket penjualannya ditemukan charger yang memiliki bobot ringan.

Zenbook UX433 - Charger

Desain

Model yang DailySocial dapatkan kali ini adalah berwarna biru tua atau kalau bahasa kekiniannya adalah Navy Blue. ASUS sendiri menamakannya Royal Blue. Dan seperti kebanyakan notebook ASUS, pada sisi atasnya diukir dengan motif garis-garis lengkungan bundar yang membuatnya terlihat elegan. Saat dipegang, ternyata notebook ini menggunakan bahan metal pada badannya.

Zenbook Classic UX433 saat ini memiliki sertifikasi militer sehingga memiliki ketahanan yang lebih baik dibandingkan dengan laptop sekelas. ASUS sudah melakukan pengujian dengan menjatuhkan laptop ini dengan ketinggian tertentu, tes pada suhu tinggi dan rendah, dan lain sebagainya.

Ada beberapa fitur yang sepertinya hilang pada Zenbook Classic UX433 ini. Pertama, laptop ini tidak memiliki fungsi layar sentuh. Selain itu, pada sisi kanan ini masih terdapat sebuah USB 2.0, bukannya memperbanyak USB 3.0. Untuk yang satu ini, ASUS mengatakan bahwa untuk menambah sebuah USB 3.0, mereka harus memperbesar SoC yang ada dengan menambah satu chip lagi.

Selain kekurangan tersebut, ada banyak kelebihannya. Salah satunya adalah sistem ergolift yang mengangkat badan laptop dengan menggunakan ujung bawah dari badan layar hingga membentuk sudut 3 derajat. Hal ini akan meningkatkan tiga hal: ruang untuk pendinginan, ruang untuk meningkatkan kualitas audio dari speaker Harman Kardon, serta meningkatkan tingkat ergonomis dari keyboard-nya.

Pada bagian layarnya terdapat empat bezel tipis yang bernama NanoEdge Design. Dengan sisi kanan dan kirinya yang hanya 2.9 mm serta 3.3 mm pada bagian atas dan bawahnya membuat layarnya memiliki rasio layar berbanding badan sebesar 92%.

Hal unik lainnya adalah NumberPad. Setelah tidak ditemukan lagi cara untuk menempatkan numpad, ASUS pun menempatkan fungsi yang selalu ditemukan pada keyboard penuh pada touchpad-nya. Fungsi ini juga dapat dinyalakan dan dimatikan dengan menekan tombol pada sisi kanan atas touchpad-nya. Jadi, mereka yang suka bekerja dengan menggunakan numpad tentu dapat dengan mudah menggunakan Numberpad.

Laptop ini sudah menggunakan sistem operasi Windows 10 asli. Hal tersebut merupakan kerja sama ASUS dan Microsoft yang menyediakan sistem operasi asli pada setiap laptop ASUS.

Pengujian

ASUS Zenbook Classinc UX433 menggunakan platform Intel  Whiskey Lake dengan prosesor dual core Intel Core i5-8565U dengan TDP 15 watt. Dengan core terbaru dari Intel tersebut, tentu saja laptop ini sangat bertenaga. Prosesor ini memiliki empat inti dengan delapan threads, sehingga seperti memiliki sebuah komputer desktop saja.

Untuk mengerjakan grafis tingkat tinggi, laptop ini sudah dilengkapi dengan NVIDIA GeForce MX150. Dengan grafis tersebut, tentu saja laptop ini dapat menjalankan game-game dengan setting medium ke bawah. Sayangnya, karena keterbatasan waktu, kami tidak sempat melakukan pengujian game.

Baterai

DailySocial menguji laptop yang satu ini berdasarkan berapa lama sebuah perangkat bisa menonton file video 1080p. Perlu diketahui bahwa tidak satu tes baterai pun yang mampu memberikan hasil yang sama dengan penggunaan sehari-hari. Hanya saja, sebuah riset pernah dilakukan untuk mengukur pemakaian sebuah laptop. Hasilnya, untuk nonton video, laptop yang satu ini ternyata hanya bisa bertahan selama 14 jam 23 menit! Tentu saja saat digunakan dalam menggunakan Office ringan, hasilnya bisa lebih lama. Tetapi jika digunakan untuk bermain game, sepertinya akan lebih cepat habis.

Verdict

Sebuah laptop dengan dimensi yang kecil kerap memiliki kinerja prosesor yang tinggi, namun tidak pada sisi grafis. Oleh karena itu, ASUS pun memberikan solusi dengan mengeluarkan serangkaian laptop tipis dengan nama Zenbook Classic. Ada tiga jenis, UX333, UX433, dan UX533.

Zenbook UX433 - Top

Kinerja yang dimiliki oleh laptop tipis ini memang tidak bisa diremehkan. Dengan menggunakan prosesor terbaru dari Intel membuatnya lebih kencang untuk mengerjakan pekerjaan seperti office dan editing foto. Untuk pengerjaan lainnya dengan menggunakan solusi grafis, seperti editing video dan 3D, laptop ini juga cocok karena menggunakan NVIDIA GeForce MX150.

Bermain game pada laptop ini juga bisa dilakukan dengan baik karena grafis dari NVIDIA. Namun, jangan berharap bahwa kinerjanya akan menjadi lebih baik karena MX150 tidak dapat menjalankan game dengan setting rata kanan. Jika menggunakan setting low, di atas kertas akan banyak game yang dapat dijalankan.

RAM yang ada pada laptop ini, sayangnya, ada pada mode single channel, yang membuatnya tidak dapat bekerja secara maksimal. Selain itu, tidak ada pilihan untuk menambahkan RAM sehingga tidak dapat dijalankan dalam mode dual channel.

Harga yang ditawarkan oleh ASUS untuk Zenbook UX433 ini bervariasi, namun untuk model yang kami uji, nilainya adalah Rp. 22.999.000. Harganya memang cukup tinggi, namun sepertinya cukup standar untuk sebuah laptop berdimensi tipis.

Sparks

  • Kinerja tinggi
  • Ergolift
  • Tidak panas
  • Daya tahan baterai tinggi
  • Charger cukup ringan
  • Numberpad
  • Standarisasi Militer

Slacks

  • Harga cukup mahal
  • USB 2? Sepertinya lebih baik langsung USB 3 saja
  • Belum layar sentuh

Lima Laptop Asus ZenBook Baru Hadirkan Beragam Terobosan Unik

Penyingkapan ZenBook generasi pertama dilakukan beberapa bulan setelah Intel memperke-nalkan konsep ‘Ultrabook’ di Computex 2011. Ketika itu, laptop berpenampilan ramping merupa-kan pemandangan langka. Dan melihat keberhasilan mereka memukau konsumen, produsen PC asal Taiwan ini terdorong buat mengekspansi lini laptop ultra-thin mereka setahun setelahnya.

Tradisi tersebut terus dijaga oleh Asus hingga sekarang. Saat ini, Zenbook ialah representasi perusahaan dalam upaya penyempurnaan desain laptop. Sesuai namanya, produk terinspirasi dari prinsip harmoni. Di ZenBook, gagasan itu dikembangkan lebih jauh ke aspek performa dan keindahan. Dalam presentasi Gamescom and IFA APAC Preview di Taipei beberapa minggu silam, Asus menjelaskan proses panjang perancangan ZenBook, dari mulai mempelajari tren terkini, menuangkan ide, sampai membentuk tubuh notebook.

Zen 20

Zen 23

Zenbook kembali mencuri perhatian di tengah tahun 2018 melalui pengenalan UX480/580. Model ini mewarisi segala konsep desain varian ZenBook terdahulu, tapi ia juga membawa sejumlah kejutan. Selain mencantumkan hardware berkinerja tinggi, Asus memodifikasi bagian touchpad dengan ScreenPad – yaitu sistem input sentuh sekaligus layar kedua yang dapat dimanfaatkan buat menampilkan tanggal, notifikasi, mengendalikan musik dan lain-lain.

Zen 12

Zen 21

Efek samping dari fitur-fitur unik dan pemanfaatan komponen high-end di UX480/580 adalah harganya yang tidak murah. Jika Anda menginginkan model yang lebih terjangkau, lebih simpel, dan lebih non-eksperimental, Asus sudah menyiapkan lima versi ZenBook baru lagi, terdiri dari tiga tipe clamshell berlayar 13-, 14-, dan 15-inci, serta varian convertible Flip dengan opsi 13- dan 15-inci.

Zen 24

 

Desain

Upgrade terbesar di sisi perancangan yang diterapkan pada kelima varian ini terletak pada bingkainya. ‘New ZenBook’ memanfaatkan desain NanoEdge di keempat sisi; membuat wujud laptop hampir tidak mempunyai frame dengan area samping 2,8mm, atas 5,9mm, dan bawah 3,3mm. Berkat arahan tersebut, rasio layar ke tubuh laptop mencapai 95 persen. Dan menariknya lagi, Asus tetap bisa menempatkan webcam di atas.

Zen 1

Zen 15

Walaupun semuanya memanfaatkan konsep desain serupa, masing-masing tipe memiliki fitur yang ditonjolkan. Misalnya pada ZenBook 13 UX333. Laptop ini mempunyai dimensi 303x198mm, lebih kecil dari kertas A4 (berukuran 297x210mm). Dan dengan bobot cuma 1,1kg, kita bisa mudah menyelipkannya dalam tas (termasuk jenis tas wanita) tanpa menambahkan beban terlalu besar. Meski begitu, produsen sama sekali tidak mengorbankan konektivitas. Anda tetap bisa menemukan port-port krusial seperti USB, audio, microSD, HDMI, sampai USB type-C.

Zen 22

Zen 9

 

Zen 4

ZenBook 14 UX433 mempunyai karakteristik hampir serupa saudarinya yang lebih kecil itu. Namun di sana, Asus mencantumkan satu fitur menarik: touchpad berlapis kaca yang turut berperan sebagai numerical pad. Dengan menyentuh tombol kapasitif di pojok, Anda dapat mengaktifkan mode numpad, diindikasikan oleh menyalanya lampu LED. Di tipe ini, membuka bagian layar juga akan mengangkat tubuh notebook naik setinggi tiga derajat. Hal tersebut berguna untuk mengoptimalkan sistem pendingin, meningkatkan performa audio dan membuat posisi mengetik jadi lebih nyaman.

Zen 6

Zen 7

ZenBook 15 UX533 sendiri merupakan varian yang bisa dibilang paling ‘standar’. Ia menyuguhkan ukuran layar terlebar di lini tersebut, paling ideal untuk menampilkan konten hiburan serta jadi rekan kerja. Karena menyisakan ruang cukup luas buat membubuhkan keyboard full-size, UX533 tidak membutuhkan numerical pad di area touchpad.

Zen 2

Zen 3

Mereka semua memperoleh upgrade keyboard yang lebih ergomonis. Tombol-tombolnya lebar, dengan jarak 19,05mm dari tengah tuts ke tuts lain dan key travel sejauh 1,4mm. Uniknya lagi, Asus juga membuat permukaan tombolnya sedikit cekung, dengan kenaikan 0,15mm di bagian ujung.

Zen 17

Zen 16

Zen 13

 

Reliabilitas

Kelima ZenBook baru ini mungkin belum sekuat model UX331 yang bisa diinjak, namun mereka telah memperoleh sertifikasi kelas militer MIL-STD 810G. Itu berarti, laptop-laptop ini masih bisa bekerja meskipun dibawa ke tempat bercuaca ekstrem (suhu -32 sampai 48 derajat Celcius) dan berkelembapan tinggi (95 persen). Perangkat-perangkat tersebut bahkan lulus drop test di keempat sisinya dari jarak 10-sentimeter.

Zen 5

 

Keamanan

Salah satu hal menarik dari ZenBook adalah bagaimana Asus mempersiapkannya sebagai produk konsumen sekaligus enterprise. Karena alasan inilah sang produsen membekali UX533 dan UX333 dengan sejumlah fitur keamanan berstandar Trusted Platform Module 2.0. Kedua model ditunjang kapabilitas akses jarak jauh dan pengelolaan secara menyeluruh.

Zen 14

 

Hardware

ZenBook-ZenBook baru ini diotaki oleh prosesor Intel Core generasi kedelapan seri U ‘Whiskey Lake’, lalu ditunjang oleh penyimpanan berjenis SSD PCIe 1TB dan menjanjikan daya tahan baterai hingga 14 jam. Selain model Flip 13 UX362, seluruh notebook ultra-thin itu sudah dipersenjatai oleh kartu grafis discrete. Tipe 13 UX333 dan 14 UX433 mengusung Nvidia MX150, lalu 15 UX533 serta Flip 15 UX562 memanfaatkan GeForce GTX 1050 Max-Q.

Zen 18

 

Ketersediaan

Saat artikel ini ditulis, Asus belum mengabarkan harga dari tiap-tiap model dan kapan tepatnya mereka akan dirilis. Tebakan saya, beberapa dari produk tersebut kemungkinan akan melakukan pendaratan di Indonesia sebelum tahun 2018 berakhir. Harganya pun hampir bisa dipastikan berada di bawah model ZenBook Pro UX480/580.