[Review] ASUS ZenBook S UX392, Laptopnya Seorang Bos

Sejak tiba di DailySocial beberapa minggu yang lalu, saya belum pernah sekalipun mengajak jalan laptop ASUS ZenBook S UX392. Meskipun dimensi laptop ini super compact, ringan, dan praktis dibawa bepergian.

Alasannya karena harganya yang tergolong cukup fantastis, mencapai Rp30.999.000. Jujur saja, saya agak ngeri bila harus mengajaknya bolak balik Jakarta-Bogor naik commuter line yang berjejal-jejalan sampai di ujung pintu.

Langsung saja deh, kita ulik lebih dalam apa yang ditawarkan olehnya. Berikut review ASUS ZenBook S UX392 selengkapnya, spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z sebagai berikut:

Laptop dengan Notch

Bukan notch seperti yang ada di smartphone, desain notch pada laptop ini berbeda. Bentuknya mirip notch iPhone tapi terbalik, menonjol keluar dan bukan ke dalam layar sehingga tidak mengganggu sajian konten.

Pertama kali lihat sebelum laptop ini dirilis, rasanya agak aneh dan lucu sih. Menurut saya, ASUS cukup berani karena kalau komposisi dan penempatannya tidak seimbang bisa saja menurunkan nilai estetika.

PSX_20191028_175914

Ternyata bentuk notch yang memanjang ini tidak hanya menyediakan ruang untuk menempatkan webcam, tapi juga memudahkan kita membuka ZenBook S13 dengan satu tangan. Ya, bisa dibuka dengan hanya satu tangan.

Layar berukuran 13,9 incinya dikemas dalam desain NanoEdge display dengan bezel sangat tipis, sisi sampingnya hanya 2,5mm dan sisi atasnya 3,6mm. Menggunakan panel LED-backlit IPS, beresolusi Full HD (1920×1080 piksel) dengan dukungan 100 persen sRGB color gamut, brightness 400 nit, dan wide view technology 178 derajat.

PSX_20191028_181927

Berasa ada yang kurang? Ya, layarnya belum menginjak resolusi 4K dan bukan touchscreen. Perlu saya tekankan juga, ZenBook S UX392 ini memiliki desain classic – bukan convertible 2-in-1 yang engselnya bisa diputar 360 derajat.

Jangan protes dulu, lini laptop premium ASUS ZenBook memang terbagi dalam beberapa seri. Dari ZenBook saja, ZenBook Flip, ZenBook Pro, ZenBook S, dan ZenBook Classic. Jadi, tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan. Misalnya, kalau butuh layar 4K bisa beralih ke ZenBook Pro series dan kalau cari desain convertible tersedia di ZenBook Flip series.

Bagaimana dengan ZenBook S series? Bisa dibilang merupakan laptop ultra thin premium dengan desain classic. Target market dari ZenBook S UX392 sendiri ialah kalangan pebisnis di level executive atau manager yang kerap bepergian dinas.

Dimensi Ramping dan Modern

PSX_20191028_180359

Untuk laptop dengan layar 13,9 inci, ukuran ZenBook S UX392 ini benar-benar sangat ringkas. Dimensinya 31.6×19.5×1.29cm dengan bobot hanya 1,1kg, jelas ini sangat nyaman dibawa bepergian dinas maupun traveling.

Saat disentuh, kontruksi body ZenBook S UX392 terasa padat. Sebagian besar terbuat dari material aluminium yang diproses menggunakan teknik CNC milling. Layout desain yang minimalis dan balutan warna utopia blue menyuguhkan kesan berkelas, ramping, dan modern.

Ketika laptop di buka, engsel akan secara otomatis mengangkat bagian keyboard laptop. Ada tiga kelebihan desain Ergolift ini, pertama memberikan posisi mengetik yang lebih nyaman, sistem pendingin lebih efisien, dan membuat bezel bawah layar yang tipis menjadi tampak lebih tipis.

Keyboard ASUS ZenBook S UX392 menggunakan layout tenkeyless dengan key travel sejauh 1,4mm, dan dilengkapi dengan full-size backlit. Di pojok kanan atas touchpad bisa ditemui fingerprint sensor, penempatannya cukup cermat meskipun mungkin sedikit mengganggu

Bagaimana dengan kelengkapan konektivitasnya? Laptop ini punya dua port USB 3.1 Gen 2 Type-C di sebelah kiri, tapi satu digunakan untuk pengisian daya dan sudah mendukung fast charging. Di bawahnya ada slot microSD card reader, bukan SD card. Sementara, di sebelah kanan terdapat satu port USB 3.1 Gen 2 Type-A, audio combo jack, dan lampu indikator baterai.

Konektivitasnya cukup lengkap, sayangnya ASUS tidak membekali port yang mendukung Thunderbolt 3, Anda mungkin harus membeli docking station terpisah untuk memperluas konektivitas termasuk port USB tambahan dan SD card reader.

Hardware dan Performa

PSX_20191028_182044

Bicara performa, unit ZenBook S UX392 yang saya review ditenagai prosesor Intel Core i7-8565U masih di generasi ke-8. Entah kenapa ASUS agak lambat, di lini laptop gaming ROG mereka sudah datang dengan prosesor Intel generasi ke-9, tapi Intel sudah punya generasi ke-10.

Besaran RAM mencapai 16GB 2133MHz LPDDR3, penyimpanan berbasis PCIe SSD 1TB, dan punya discrete graphic NVIDIA GeForce MX150 dengan 2GB GDDR5 VRAM dan Integrated Intel HD Graphics 620.

Aktivitas standar seperti mengetik dan browsing sudah pasti ditangani dengan mudah. Tugas yang lebih berat seperti editing foto Raw di Lightroom, hingga editing video di Premiere Pro juga dikerjakan dengan baik.

Selain dimensi ringkas dan performa kencang, aspek penting lain dari sebuah laptop ‘jaman now’ ialah ketahanan baterainya. ZenBook S13 ini punya kapasitas baterai 50Wh, diklaim mampu bertahan sampai 15 jam per charge (tergantung pemakaian, dan mendukung fast charging. Di mana baterai akan terisi 60 persen dalam waktu 49 menit. Artinya, bekerja seharian di luar kantor juga tidak perlu khawatir lagi kehabisan daya dan cari-cari stop kontak.

Verdict

PSX_20191028_183148

Kalau yang dilihat hanya aspek spesifikasi, jelas harga ASUS ZenBook S UX392 yang mencapai angka Rp30.999.000 termasuk overprice. Sebaliknya laptop ini menawarkan desain classic dengan build quality premium, dimensinya sangat ringkas untuk seukuran laptop 13,9 inci, dan daya tahan baterainya panjang. Meski begitu, dapur pacunya bukan yang tercepat di kelasnya.

Lini laptop ZenBook ASUS terbagi dalam beberapa seri, masing-masing punya target market yang berbeda. Maka pastikan sesuaikan dengan budget dan kebutuhan. Nah ZenBook S UX392 ini ditujukan untuk kalangan pebisnis kelas eksekutif atau para bosPSX_20191028_175923. Jadi, sah-sah saja bila ASUS mematoknya dengan harga tinggi.

Sparks

  • Dimensinya ringkas, ringan, dan build qualty-nya sangat bagus
  • Baterai tahan lama
  • Hardware powerful dan punya discrete graphic

Slacks

  • Layar belum 4K
  • Tanpa TB3 dan SD Card Reader
  • Posisi fingerprint mengganggu
  • Belum layar sentuh

[Review] ASUS ZenBook Flip 13 UX362, Laptop Ultra-thin yang Relatif Terjangkau

Minimalist tech bag‘, sebagian orang ingin isi tasnya ringkas namun tetap dapat bekerja dengan nyaman. Maka laptop pun biasanya menjadi gadget bawaan wajib untuk menjaga produktivitas di mana pun berada.

Laptop berdesain ultra-thin tentunya yang paling cocok diajak bepergian. Harganya sudah pasti lebih mahal dibanding laptop mainstream, tapi bakal berbanding lurus dengan yang ditawarkan.

Nah sudah sekitar tiga minggu terakhir ini saya ditemani laptop premium ZenBook terbaru dari ASUS yakni Flip 13 UX362. Unit yang saya review berwarna gun grey, varian dengan prosesor Intel Core i5-8265U.

Spesifikasi singkat ASUS ZenBook Flip 13 UX362-ny sebagai berikut:

  • Prosesor: Intel Core i5-8265U
  • GPU: Integrated Intel UHD Graphics 620
  • RAM: 8GB 2133MHz LPDDR3 Single Channel
  • Storage: 512GB PCIe SSD
  • Layar: 13.3” LED-backlit FHD (1920 x 1080) glare touchscreen
  • OS: Windows 10
  • Bobot: 1.3 KG
  • Dimensi : 305x196x16.9 mm
  • Baterai: 3-cell lithium-polymer 50Wh

Spesifikasi menurut CPU-Z dan GPU-Z sebagai berikut:

Unboxing

Kita mulai dari package-nya, dilengkapi dengan adaptor charger 65W yang bentukannya cukup ringkas, protective sleeve yang lumayan keren, dan yang tak terduga ialah ASUS Pen.

Kombinasi desain dengan engsel putar ErgoLift 360 derajat, layar sentuh, dan ASUS Pen – tentunya menawarkan fleksibilitas dan memacu kreativitas. Video unboxing ASUS ZenBook Flip 13 UX362 bisa Anda lihat di bawah ini:

Desain ASUS ZenBook Flip 13 UX362

Sesuai namanya, ASUS ZenBook Flip 13 UX362 ialah laptop premium convertible 2-in-1 dengan layar sentuh berukuran 13,3 inci. Sebagai lini laptop premium ZenBook, perangkat ini mengedepankan aspek desain ultra-thin dengan build quality yang sangat baik.

Unit yang saya review berwarna gun grey dan terlihat tampak berkelas. Kontruksi body-nya sebagian besar terbuat dari material aluminium dan kombinasi plastik di beberapa bagian. ASUS juga menggunakan teknik miling diamond-cut di bagian pinggir yang memberikan kesan mewah.

Dimensinya 305×196 mm dengan ketebalan 16.9 cm dan bobotnya 1.3 kg. Ukuran laptop ini benar-benar ringkas dan dapat masuk ke tas tanpa makan banyak ruang. Ketebalannya memang bukan yang tertipis di kelasnya dan bobotnya juga masih terasa sedikit berat.

Saat laptop dibuka, panel LED-backlit seluas 13,3 inci dengan ultra-narrow bezel langsung mendapatkan perhatian saya. Bezel samping layarnya tipis hanya 3,5mm dan memiliki rasio screen-to-body 90 persen.

Layarnya touchscreen, dengan resolusi Full HD (1920×1080 piksel), wide 100% sRGB color gamut, dan punya 178 derajat wide-view technology. Laptop ini juga sudah dibekali ASUS Pen, karena saya suka edit foto Raw di Lightroom – pena ini sangat membantu dan meningkatkan akurasi.

Bila kita perhatikan bagian engselnya memang agak unik, di mana body utama yakni bagian yang terdapat keyboard laptop akan terangkat dan membentuk sudut dua derajat.

ASUS menyebutnya ErgoLift Design, celah yang terbentuk akan membuat sirkulasi udara lebih lancar. Posisi keyboard yang sedikit miring ini juga membuat aktivitas mengetik lebih nyaman dibandingkan keyboard laptop dengan posisi datar.

Karena engselnya dapat diputar sejauh 360 derajat, artinya laptop ini setidaknya mendukung empat mode pemakaian: laptop classic, tablet, tenda dan display mode dengan keyboard di bawah.

Beralih ke bagian keyboard, ZenBook Flip menggunakan layout tenkeyless, dengan key travel sejauh 1,4mm, dan telah dilengkapi dengan full-size backlit. Anda bisa menonaktifkan atau menyesuaikan level backlit dengan menekan tombol f7.

Hal menarik lainnya ialah adanya ialah NumberPad, bagian touchpad dari laptop ini bisa diubah menjadi numerical pad. Bila diaktifkan, lampu LED akan menampilkan angka dan simbol-simbol.

Pada unit yang saya review, saya kedapatan performa touchpad yang kurang responsif – terutama saat tap atau ketukan sekali (enter). Saya sudah mencoba meningkatkan sensivitasnya di pengaturan, tapi tidak ada perubahan.

Mengenai kelengkapan atributnya, di sebelah kanan terdapat port charging, port HDMI standar, dan dua port USB 3.1 Gen 1 Type-C (support display connectivity). Sementara, di sebelah kiri terdapat port USB 2.0 Type-A, jack audio combo 3,5mm, tombol power, dan dua lampu indikator.

Apa yang kurang? Laptop ini ini belum dilengkapi sekalas Thunderbolt dan tanpa SD card atau microSD reader. Saya mencoba memindahkan file video 4K dengan card reader biasa, transfer datanya pelan sekali. Kita harus membeli card reader yang mendukung standar USB 3.0.

Pengujian

Review-ASUS-ZenBook-Flip

Pilih laptop ultra-thin atau laptop gaming? Keduanya memang dirancang untuk kebutuhan yang berbeda, bila Anda suka bermain game PC AAA atau membutuhkan mesin untuk edit video – maka laptop gaming memiliki spesifikasi lebih tinggi di rentang harga yang sama.

Bahkan beberapa laptop gaming ROG sudah menggunakan prosesor Intel Core generasi ke-9, sementara ZenBook Flip 13 UX362 masih mengandalkan prosesor Intel Core generasi ke-8. Tapi laptop gaming ini lebih seperti desktop replacement, karena dimensinya bongsor dan berat.

ZenBook Flip 13 UX362 sendiri memiliki dua varian, dengan prosesor Intel Core i5-8265U atau i7-8565U. Unit yang saya review menggunakan Intel Core i5-8265U, dengan RAM 8GB, dan penyimpanan SSD 512GB.

Sejauh ini performanya sama sekali tidak mengecewakan, aktivitas seperti mengetik, browsing, dan edit foto Raw di Adobe Lightroom berjalan tanpa kendala. Karena tidak memiliki SD card reader, saya agak kesulitan memindahkan file video ke laptop ini. Namun yang pasti untuk sesekali edit video 1080p dengan durasi pendek tidak masalah.

Jika aspek performa yang Anda cari, di rentang harganya sudah ada pilihan laptop lain yang sudah ditenagai prosesor lebih tangguh. Misalnya, ROG Strix G G531 atau TUF FX505 yang lebih terjangkau.

Selain dimensi yang ringkas, satu hal yang sangat mengesankan buat saya adalah battery life-nya. Daya tahan baterainya diklaim ASUS mampu bertahan hingga 13 jam sekali charge, lengkap dengan teknologi fast-charge – di mana baterai dapat terisi 60 persen dalam waktu 49 menit.

Dari pengujian, saya menonton satu film 1080p berdurasi dua jam. Laptop terhubung ke jaringa WiFi di mode best performance, tingkat kecerahan dan audio 50 persen. Hasilnya dari 100 persen, tersisa 85 persen. Menonton video dua jam hanya mengkonsumsi daya 15 persen dan kalau dikalkulasikan menjadi 13,3 jam sekali charge.

Verdict

Dibanding tahun-tahun sebelumnya, harga laptop berlabel ultra-thin memang sudah semakin terjangkau. ASUS membanderol laptop convertible ini dengan harga terjangkau. Harga Zenbook Flip UX362 model Intel Core i3 dilepas dengan harga Rp11,2 jutaan, kemudian model Intel Core i5 dihargai Rp15,2 jutaan, dan model tertinggi Rp20,2 jutaan. Sangat menarik mengingat laptop convertible 2-in-1 ini memiliki desain stylish dan dimensi ringkas, tanpa mengorbankan fungsionalitas dan performa.

Sparks

  • Desain stylish dan berdimensi ringkas
  • Daya tahan baterainya cukup panjang
  • Mekanisme convertible 2-in-1 yang multi fungsi
  • Touchscreen dan dilengkapi ASUS Pen

Slacks

  • Tanpa slot SD/microSD card reader
  • Unit yang saya review, bagian touchpad-nya kurang responsif untuk fungsi tap (enter)

Tiba di Indonesia, Laptop Premium Lenovo Yoga S940 Gunakan Wajah Anda Sebagai ‘Kuncinya’

Varian laptop Yoga muncul di sekitar tahun 2012 sebagai jawaban Lenovo atas naik daunnya konsep convertible di segmen perangkat komputasi mobile. Sejak saat itu, muncul-lah begitu banyak variasi Yoga, bahkan konsep ini beberapa kali juga diterapkan pada model ThinkPad dan IdeaPad. Tapi seiring waktu, seri Yoga pelan-pelan berubah. Produknya kini tidak lagi hanya meliputi tipe-tipe ‘hybrid‘ saja.

Satu inkarnasi unik terbaru dari keluarga Lenovo Yoga adalah Yoga S940. Notebook ini diperkenalkan ke publik di ajang CES 2019 Las Vegas, dan dalam perancangannya, sang produsen mencoba mengedepankan kesederhanaan akses ketimbang sekadar fleksibilitas desain. Kemudahan akses itu hadir lewat kombinasi dari kemampuan laptop mengenal wajah sang pemilik serta kapabilitas membaca tanda-tanda biometrik.

Yoga S940 2

Yoga S940 merupakan produk yang Lenovo siapkan buat memperkuat deretan laptop premium. Ia adalah perangkat berkonsep ultra-thin (Lenovo menggunakan istilah ultrasleek), siap mendukung kegiatan kerja serta hiburan. Semua itu jadi lebih mudah berkat kehadiran berbagai fitur pintar berbasis kecerdasan buatan. Anda bahkan tidak perlu menggunakan tangan untuk log-in.

Yoga S940 1

 

Mengenai desain

Lenovo Yoga S940 menyuguhkan layar seluas 13,9-inci beresolusi full-HD yang ditambatkan pada tubuh ramping berdimensi 319,3×197,4×12,2-milimeter. Chassis-nya diolah dari bahan aluminium berkualitas, kemudian permukaan notebook dihaluskan dengan teknik sandblasting. Untuk menonjolkan kesan mewah, Lenovo memilih warna abu-abu gelap ala besi. Selain tipis sehingga mudah diselipkan di tas, laptop juga ringan. Beratnya hanya 1,2-kilogram saja.

Yoga S940 6

Aspek paling menarik di sisi desain Yoga S940 ialah penggunaan layar ‘Contour Glass’ melengkung yang seolah-olah merangkul bezel, menyebabkan bingkai terlihat sangat tipis. Saya juga ingin menggarisbawahi satu hal: Yoga S940 menyuguhkan jenis layar high dynamic range berbasis Dolby Vision dengan tingkat kecerahan maksimal 400-nit. Setup ini memungkinkan detail visual yang ada di area-area gelap serta terang di layar tetap terlihat jelas.

Yoga S940 8

Perlu dicatat bahwa laptop ini mengusung struktur clamshell tradisional. Bagian display tidak bisa diputar sejauh 360 derajat – bahkan tak dapat disejajarkan dengan tubuh. Saya juga belum tahu apakah layarnya mampu mendeteksi sentuhan jari atau tidak.

Yoga S940 9

Terlepas dari kerampingan tubuhnya, Lenovo tidak pelit dalam menyajikan konektivitas fisik. Di sana ada dua buah port USB type-C Thunderbolt, satu lagi USB-C buat memasok tenaga, sebuah USB type-A 3.1, serta port audio combo 3.5-milimeter. Sayangnya, seperti model Yoga terbaru lain, S940 tidak mempunyai slot pembaca kartu SD atau microSD. Untuk sambungan nirkabel, ada Wi-Fi 802.11 AC serta Bluetooth 5.0.

Yoga S940 10

 

Susunan hardware

Yoga S940 memang bukan laptop bertenaga super yang mampu melahap game-game blockbuster 3D, namun susunan hardware-nya sudah lebih dari cukup dalam menangani pekerjaan sehari-hari semisal pengolahan grafis ringan atau render video serta siap pula untuk menghidangkan film – kegiatan ini sangat terbantu oleh fitur HDR-nya. Notebook tampaknya masih diotaki oleh prosesor Intel Core generasi kedelapan (tipe i7-8565U berdasarkan info di website), ditunjang chip grafis Intel HD 620, memori RAM maksimal 16GB dan penyimpanan berbasis SSD hingga 1TB.

Yoga S940 16

Demi mendukung aktivitas produktif di manapun penggunanya berada, Lenovo membekali Yoga S940 dengan baterai berdaya tahan lama. Ketika terisi penuh, laptop dapat Anda gunakan sampai 15 jam tanpa perlu tersambung ke sumber listrik.

Yoga S940 12

 

Wajah Anda merupakan kuncinya

Kombinasi antara kamera inframerah, kecerdasan buatan dan sistem Windows 10 memperkenankan Yoga S940 melakukan beragam hal pintar. Pertama-tama, laptop mampu mendeteksi wajah pengguna (yang sah) dan mempersilakannya masuk tanpa perlu repot-repot menuliskan password atau menyentuhkan jari di sensor sidik jari. Selain itu, Yoga S940 bisa mengetahui jika Anda meninggalkan meja. Sistem akan segera meredupkan kecerahan layar dan mengunci akun.

Yoga S940 7

Fitur andalan kedua di Yoga S940 ialah Snap Window. Cara kerjanya sangat unik: cukup berbekal gerakan mata dan kepala, kita bisa memindahkan window aplikasi atau konten dari layar utama di laptop ke monitor eksternal. Teknologi ini dapat tersaji berkat dukungan software Glance yang menjadi bagian dari ekosistem Lenovo Smart Assist.

Yoga S940 17

Lenovo juga paham bagaiamana para profesional di era modern sering kali dituntut buat bekerja di mana saja. Tapi mungkin, banyak di antara kita yang mencemaskan privasi atau kurang efektifnya komunikasi ketika harus melangsungkan teleconference di lokasi-lokasi yang kurang kondusif (cafe atau co-working space yang ramai). Sebagai solusinya, Lenovo melengkapi Yoga S940 dengan fitur AI BackBlur. Sesuai namanya, ia berfungsi untuk mengaburkan latar belakang sembari menyaring suara-suara bising di sekitar kita.

Yoga S940 13

 

Harga dan ketersediaan

Lenovo Yoga S940 kabarnya sudah mulai dijual di Indonesia. Sebagai produk premium dengan fitur canggih, produk dijajakan di harga yang cukup tinggi, yaitu mulai dari Rp 25 juta. Paket penjualan turut disertai Accidental Damage Protection selama dua tahun. Layanan proteksi ini lebih lengkap dari garansi standar, meng-cover kerusakan akibat tak sengaja terjatuh, terkena tumpahan air, lonjakan arus listrik sampai kecelakan yang menyebabkan pecahnya LCD.

Yoga S940 3

Meluncur di Indonesia, Laptop Prestige 15 Merepresentasikan Perubahan Strategi MSI

Bagi banyak orang, nama MSI sulit dipisahkan dari ranah gaming meski nyatanya mereka menyediakan berbagai jenis perangkat elektronik. Di kelas PC saja, perusahan asal Taiwan itu menawarkan beragam opsi komputer all-in-one, built-up, sampai workstation (belum menghitung komponen dan periferal). Beberapa kali MSI juga mengubah strategi mereka, dan hal ini membuahkan produk-produk unik.

Satu tren menarik yang terjadi belakangan adalah, notebook gaming kini tak hanya dibeli oleh gamer. Lebih banyak konsumen mulai paham bagaimana perangkat berkinerja tinggi sangat membantu proses kreasi konten. Untuk memenuhi kebutuhan itu, sejumlah produsen memperbarui desain laptop gaming-nya agar tampil lebih elegan dan sederhana. Langkah serupa turut MSI lakukan, tapi mereka juga melihat ada peluang menanti di sana.

prestige 1

MSI menyampaikan bahwa ada banyak pelanggan mereka yang bukan gamer, dan membeli laptop gaming buat bekerja. Kondisi ini mendorong perusahaan untuk membangunkan seri Prestige yang lama tertidur. Produsen membekalinya dengan komponen-komponen anyar sembari menjaga penampilannya agar tetap ramping demi memaksimalkan portabilitas. Kebangkitan Prestige diujungtombaki oleh PS42, lalu disusul oleh kemunculan P65 dan PS63 di CES 2019.

prestige 14

 

Berubah lagi

Bermaksud untuk memberikan identitas pada anggota keluarga Prestige baru, MSI mencoba membubuhkan nickname di masing-masing model. PS42 dan PS63 mengusung julukan Modern, sedangkan P65 yang punya performa lebih tinggi diberi gelar Creator. Namun lagi-lagi semua ini berubah. MSI mengaku, nama yang panjang berpeluang membingungkan orang. Pada akhirnya, PS63 Modern diperkenalkan ulang sebagai Prestige 15.

prestige 16

Prestige 15 ialah satu dari enam produk yang MSI luncurkan di Indonesia awal minggu ini – bersama tiga laptop gaming high-end, rentetan motherboard X570 serta kartu grafis Navi berbasis AMD Radeon RX. Rancangan laptop berkiblat pada tiga pilar: ramping, elegan dan prestisius. Melaluinya, MSI juga meneruskan program kolaborasi yang mereka lakukan bersama Discovery Channel ‘demi mendukung kreativitas dan inovasi’.

prestige 15

 

Prestige

Prestige 15 menyuguhkan segala hal yang disajikan oleh PS63 Modern. Ia merupakan laptop ultra-thin berketebalan 15,9mm yang dibekali layar 15,6-inci full-HD. Khusus model ini, MSI membalut chassis aluminium bertekstur halusnya dengan warna abu-abu gelap, dipadu biru pada area diamond-cut untuk mempermanis penampilan. Penggunaan dua warna ini terinspirasi dari rona background galaksi.

prestige 2

Prinsip ‘angka 16’ dapat Anda temukan lagi di Prestige 15: ukuran layar hampir 16-inci, ketebalanya kurang dari 16mm, bobotnya kurang lebih 1,6-kilogram, lalu daya tahan baterainya mampu mencapai 16 jam. Notebook juga dilengkapi teknologi Qualcomm Quick Charge 3.0 yang berguna untuk mengisi ulang daya smartphone via USB dalam waktu singkat – durasinya empat kali lebih cepat dari charger 5V/1A biasa.

prestige 4

MSI juga paham pentingnya dukungan sistem input memadai di sebuah perangkat komputasi berkonsep portable. Itu alasannya mereka mencantumkan papan ketik chiclet ber-backlight putih yang lapang serta touchpad lebar berbahan kaca plus sensor pemindai sidik jari. Touchpad Prestige 15sengaja diramu agar 30 persen lebih akurat dan responsif dibanding tipe standar, serta mampu mendeteksi sentuhan jari di empat titik berbeda berkat bantuan sistem Windows 10.

prestige 6

Sejak debutnya, MSI selalu membanggakan kemampuan layar Prestige dalam mereproduksi warna secara akurat dan tradisi ini terus dipertahankan sampai sekarang. Proses pemilihan layar Prestige 15 dilakukan secara teliti, kemudian produsen melakukan kalibrasi sehingga panel mampu menyajikan output mendekati sRGB 100 persen. Lewat teknologi True Color, kita dipersilakan mengakses enam mode warna berbeda. Di versi 2.0, MSI meng-upgrade aspek UI dan kompatibiltas True Color.

prestige 8

MSI Prestige 15 memiliki dimensi 356,8×233,7×15,9mm dan bobot 1,6-kilogram. Lewat pemangkasan pada bezel (sisi pinggirnya cuma berketebalan 5,6mm), rasio layar ke tubuh bisa mencapai 86 persen. Dan melengkapi sisi portabilitasnya, unit baterai Prestige 15 dipasok oleh adaptor mungil seberat 230 gram.

prestige 11

Prestige 15 mempunyai susunan hardware sebagai berikut:

  • Prosesor Intel Core i7 U generasi kedelapan
  • Kartu grafis Nvidia GeForce GTX 1650 Max-Q
  • Memori RAM DDR4-2400 maksimal 32GB
  • Penyimpanan berbasis SSD SATA dan SSD combo NVMe PCIe Gen-3 atau SATA
  • Koneksi wireless Wi-Fi 802.11 ac dan Bluetooth 5.0

 

 

Creator Center

Satu lagi aspek unik dari Prestige 15 ialah dukungan Creator Center. Fitur ini merupakan versi modifikasi Dragon Center, namun bukannya disiapkan untuk gaming, Creator Center dirancang buat mengoptimalkan jalannya software-software kreasi semisal Adobe Premiere Pro, After Effects, Illustrator, Movie Edit Pro, Fast Cut, Vegas Pro dan lain-lain. Performa masing-masing software dapat dimaksimalkan cukup dengan mengklik satu tombol.

prestige 7

 

Masih perlu menunggu

Sempat saya bahas di artikel sebelumnya, saat ini MSI tengah mengusahakan agar Prestige 15 tiba di Indonesia sebelum menghadirkan laptop lainnya. Perusahaan menargetkan agar laptop ultra-thin kelas pro ini tersedia di pasar lokal pada bulan September 2019. MSI sendiri masih malu-malu berbicara soal harga, tapi ada indikasi mereka ingin menyajikannya di bawah Rp 20 juta – sebuah penawaran yang sangat atraktif.

[Review] HP Envy 13 x360 (2019), Tawarkan Fleksibilitas dan Desain Stylish, Berbekal Teknologi AMD

Envy merupakan lini laptop yang Hewlett-Packard perkenalkan hampir satu dasawarsa silam sebagai penerus Voodoo Envy dan diracik sebagai varian top-end mereka. Itu artinya, sang perusahaan asal Palo Alto berupaya untuk memastikan anggota keluarga Envy mengusung desain terbaik serta dibekali hardware mutakhir. Namun ada hal unik di model convertible HP Envy teranyar.

Selama ini laptop high-end sulit dipisahkan dari rangkaian hardware persembahan Intel dan Nvidia. Namun sebuah transisi menarik tengah terjadi. Pelan-pelan, teknologi AMD mulai diadopsi pula oleh varian premium, dari mulai produk spesialis gaming hingga model ultra-thin. Salah satunya ialah HP Envy 13 x360 2019. Perangkat ini memiliki struktur tubuh ‘perubah bentuk’ yang memungkinkan kita menggunakannya di mode berbeda.

Hal menarik lain dari Envy 13 x360 ialah, HP tidak tanggung-tanggung dalam menyajikan paket penjualannya. Sang produsen paham bahwa untuk memaksimalkan manfaat sebuah notebook convertible, mereka perlu memastikan pengguna memperoleh keleluasaan berinteraksi. Lewat artikel ulasan ini, saya mencoba memaparkan secara lengkap kelebihan dan kekurangan, serta fitur-fitur unik yang ditawarkannya.

Envy 7

 

Impresi awal

HP Envy 13 x360 Convertible dikemas dalam bungkus berwarna hitam, bersama dengan kabel power, adaptor, serta USB hub. Jangan terburu-buru saat Anda membongkarnya, karena Anda bisa melakukan kesalahan yang saya lakukan: melewati aksesori penting yang Hewlett-Packard sertakan di sana, yakni pena digital. Untuk bekerja, stylus membutuhkan baterai AAAA. Perlu diketahui bahwa Envy 13 x360 tidak memiliki slot penyimpanan stylus, jadi jangan sampai Anda menghilangkannya.

Envy 18

Envy 21

 

Desain

Envy 13 x360 menyajikan layar sentuh seluas 13,3-inci berjenis IPS BrightView WLED. Panel ini menghidangkan resolusi full-HD dan mampu membaca gesture serta beberapa titik sentuhan berbeda. Produsen memangkas area bezel di sisi kanan dan kiri, sehingga membuat luas tubuhnya lebih kecil. Dan karena masih ada cukup ruang, Hewlett-Packard menempatkan webcam secara normal di atas display.

Envy 25

Unit review yang saya dapatkan dibalut warna abu-abu gelap mendekati hitam. Konstruksi tubuhnya terbuat dari aluminium dengan dimensi 30,67×21,46×1,49-sentimeter. Ketebalan di bawah 1,5cm tentu saja memasukkan Envy 13 x360 dalam kategori laptop ultra-thin. Dari fact sheet yang HP kirimkan, Envy 13 x360 tampaknya ditawarkan dalam beberapa opsi warna. Namun secara pribadi, saya lebih menyukai warna gelap seperti ini. Dipadu logo baru HP di sisi punggung, laptop terlihat simpel sekaligus elegan.

Envy 3

Envy 2

Notebook ultra-thin ini dibekali sepasang engsel yang memungkinkan layarnya diputar sejauh 360 derajat, mempersilakan kita untuk mengakses mode laptop standar, tenda, display terbalik, serta tablet. Engsel memegang bagian tubuh dan display dengan erat – mudah digerakkan tapi cukup kaku dalam mempertahankan posisinya. Ketika lid dibuka, Anda disuguhkan papan ketik tanpa numerical pad yang diterangi backlight LED, touchpad persegi panjang, serta grille speaker di dekat layar.

Envy 6

Envy 12

Tak hanya itu saja. Perhatikan baik-baik zona kanan bawah palm rest, dan Anda akan menemukan sensor pemindai sidik jari. Lalu silakan raba sisi kanan laptop. Di sebelah port USB type-A, type-C dan slot kartu microSD, HP menempatkan switch kecil untuk menonaktifkan webcam secara fisik – sehingga Anda tak lagi perlu mencemaskan masalah privasi. Berbicara soal konektivitas, aksesori dongle USB menambahkan slot berupa HDMI dan sebuah USB type-C lagi.

Envy 13

Envy 29

 

Pengalaman penggunaan

Berkat volume minimalis dan bobot ringan (cuma 1,3kg), HP Envy 13 x360 siap untuk jadi rekan kerja kapan dan di mana saja. Selama hampir sebulan, ia menggantikan peran laptop ultra-thin milik saya. Dan ketika ditukar, perbedaan berat beberapa puluh gram ternyata cukup terasa – apalagi saat bekerja saya seringkali membawa kamera dan buku. Tubuhnya yang ramping juga memudahkannya diselipkan dalam tas.

Envy 10

Sebagai pekerja remote, saya lebih menyukai laptop 13-inci dibanding varian berlayar 14-inci ke atas. Tubuh yang tipis juga menjadi pertimbangan penting mengingat aspek ini sangat memengaruhi mobilitas. Dan karena mengetik merupakan makanan saya sehari-hari, setidaknya tiga faktor penting lain yang jadi takaran dalam menilai kualitas notebook penunjang kerja: mutu layar, sistem input, dan performa hardware.

Envy 8

 

Layar

Untuk sebuah produk premium, banyak pengguna mungkin berharap agar HP Envy 13 x360 mempunyai layar beresolusi di atas rata-rata. Kenyataannya, notebook ‘cuma’ mengusung display 1920x1080p. Saya pribadi tidak masalah dengan pemilihan resolusi ini, mengingat panelnya hanya seluas 13,3-inci. Ukuran tersebut sudah cukup ideal bagi saya demi menjaga agar teks (dan gambar) tetap terlihat tajam.

Envy 26

Dengan memanfaatkan jenis IPS BrightView WLED, layar HP Envy 13 x360 sanggup menyuguhkan sudut penglihatan yang luas. Tidak ada perubahan warna pada display bahkan saat Anda melihatnya dari pojok samping ataupun atas. Layar tersebut punya tingkat kecerahan maksimal yang tinggi (terkadang saya harus menurunkannya jika bekerja di malam hari) lalu kemampuannya mereproduksi warna juga akurat.

Envy 9

HP membekali display dengan lapisan Corning Gorilla Glass NBT demi membuatnya tahan terhadap goresan – baik ketika Anda berinteraksi via jari atau stylus. Sedikit efek sampingnya adalah, kegiatan bekerja di luar ruangan berpotensi terganggu akibat pantulan/bayangan, lalu layar juga mesti sering-sering dibersihkan karena permukaan glossy ialah sahabatnya minyak dan bekas sidik jari.

 

Input

Sempat saya bahas di atas, HP 13 Envy 13 x360 menawarkan beberapa metode interaksi: lewat keyboard dan touchpad, via layar sentuh, atau menggunakan stylus yang tersedia langsung di panel.

Envy 30

 

Keyboard

Laptop menghidangkan papan ketik dengan keycap chiclet, memiliki panjang dan lebar 1,5-sentimeter pada tuts penting seperti angka dan huruf. Jarak key-travel-nya cukup pendek, menegaskan bahwa papan ketik ini diprioritaskan untuk kebutuhan mengetik. Pengalamannya sejauh ini sangat menyenangkan. Profilnya empuk namun kokoh, kemudian resistensinya konsisten. Jarak antar tombolnya pas, lalu layout-nya familier sehingga peluang salah ketik tetap kecil.

Envy 27

Backlight LED putih di sana bermanfaat ketika Anda harus bekerja di ruang dengan pencahayaan remang-remang. LED akan mati secara otomatis ketika keyboard tidak digunakan. Jika dipaksa mencari celah kelemahan, mungkin hal yang kurang saya sukai adalah, beberapa tombol mengeluarkan bunyi berdecit ketika ditekan – tentu ini bukanlah masalah besar.

Envy 28

 

Touchpad & wrist rest

HP Envy 13 x360 dilengkapi touchpad seluas 11×5,5-sentimeter. Komponen ini diposisikan tepat di tengah-tengah wrist rest, dimungkinkan karena ketiadaan numerical pad. Touchpad ditempatkan sedikit lebih rendah dari area palm rest dan mempunyai tekstur doff halus serupa permukaan tubuh laptop. Ia bisa membaca sentuhan dengan cukup presisi, namun responsnya sedikit di bawah ekspektasi saya. Selanjutnya HP menyembunyikan dua tombol utama di zona bawah touchpad.

Envy 31

 

Layar sentuh

Tak hanya menyederhakan navigasi, sistem multi-point touchscreen di HP Envy 13 x360 sangat membantu saya dalam bekerja karena peralihan antar window aplikasi atau tab browser jadi lebih simpel. Seperti smartphone, saya cuma tinggal melakukan swipe atas-bawah untuk menggunakan fungsi scroll up atau down.

Envy 11

Pengalaman pemakaian layar sentuh di laptop tidak betul-betul bebas dari kendala. Boleh jadi akibat update Windows 10 yang tengah berlangsung, swiping malah memidahkan saya ke window app lain. Untungnya, masalah ini sudah terselesaikan sekarang dan HP Envy 13 x360 telah kembali bekerja normal.

 

Pena digital di touchscreen

Bagi orang yang gemar mencorat-coret seperti saya, perpaduan antara pulpen digital, layar sentuh dan Windows Ink ialah berkah tersendiri. Berkat kombinasi semua elemen itu, stylus dan layar HP Envy 13 x360 sanggup mensimulasikan bagaimana alat tulis/gambar sesungguhnya bekerja. Panel mampu merespons setiap goresan secara berbeda, sewaktu kita menekan pena atau mencoret ringan. Selain itu, sistem juga dapat membedakan bagian tangan dengan stylus ketika Anda sedang asik menggambar.

Envy 23

Performa stylus cukup baik, namun secara personal saya lebih menyukai kinerja Samsung Galaxy Tab S4 karena lebih akurat dan responsif. Memang tidak sering, tetapi beberapa kali goresan stylus di display HP Envy 13 x360 tidak terdeteksi secara presisi, kadang tak terbaca atau malah terlalu pekat. Selain itu, saya perlu membiasakan diri dengan ‘licinnya’ ujung pena ketika menyentuh permukaan glossy.

Envy 24

Hasil corat-coretnya seperti ini:

Envy 1

 

Hardware

Berikut adalah daftar spesifikasi hardware dan software yang diusung oleh unit review ini:

  • Sistem operasi Windows 10 Home
  • Prosesor quad-core AMD Ryzen 5 3500U 14nm
  • Chip grafis AMD Radeon Vega 8
  • Memori RAM  dual-channel 8GB
  • Motherboard HP 85DE
  • Penyimpanan solid-state drive Samsung 512GB

Di Indonesia, Hewlett-Packard menyediakan dua opsi konfigurasi Envy 13 x360. Model lebih high-end-nya dipersenjatai prosesor Ryzen 7 3700U dan RAM 16GB. Komposisi hardware ‘varian standar’ sendiri sebetulnya sudah lebih dari cukup jika Anda membutuhkan perangkat komputasi portable untuk bekerja sekaligus menikmati film. Saya tidak menginstal game di laptop, tetapi saya cukup yakin pada kemampuan  Envy 13 x360 menangani permainan-permainan indie 2D populer semisal Celeste, Stardew Valley atau Dead Cells.

Envy 15

Pengujian hardware memang kurang terasa lengkap jika tak disertai benchmark. Untuk kebutuhan ini, saya menggunakan software PCMark 10 dan Cinebench R20. Lalu buat menghitung kemampuan grafisnya, saya memanfatkan Unigine Superposition. Hasil terbaiknya dapat Anda lihat di bawah.

 

PCMark 10

Envy 2

Envy 3

 

Cinebench R20

Envy 4

 

Unigine Superposition

Envy 5

Sebagai sumber tenaganya, HP mencantumkan baterai yang menjanjikan waktu pemakaian sampai 14 jam 30 menit. Di pengujian video full-HD non-stop, Envy 13 x360 sanggup bertahan melampaui batasan sembilan jam. Itu berarti Anda dapat menikmati empat sampai enam film berturut-turut tanpa perlu mencolokkan laptop ke sumber listrik.

Satu langkah desain HP yang saya rasa perlu diapreasiasi adalah penempatan speaker Bang & Olufsen. Karena speaker-nya diletakkan dan diarahkan ke atas, output jadi tidak tertutup ketika Anda sedang menggunakannya di atas pangkuan. Suaranya memang terdengar lantang, tapi minimnya ruang resonansi memang memengaruhi kapabilitas laptop dalam mengeluarkan bass yang menendang.

Envy 17

 

Kesimpulan

Diadopsinya prosesor Ryzen (dan teknologi AMD secara umum) oleh produk-produk komputasi portable premium menandai dimulainya periode transisi menarik. Berkatnya, laptop-laptop high-end kini bisa lebih mudah dijangkau khalayak. Kondisi tersebut juga memaksa kompetitor utama AMD untuk keluar dari zona nyaman mereka dan memberi penawaran yang tak kalah atraktif ke konsumen. Kehadiran chip AMD di Envy 13 x360 ialah kabar gembira buat semua orang.

Envy 19

Melihatnya secara keseluruhan, HP Envy 13 x360 ialah sebuah notebook ultra-thin dengan potensi skenario pemakaian sangat luas. Ia siap jadi rekan kerja Anda, wadah kreasi konten, serta platform hiburan mumpuni berkat dukungan mode pemakaian berbeda. Laptop ini menyajikan desain simpel yang elegan, kemudian faktor portabilitasnya juga tak kalah jempolan. Saya tidak ragu untuk merekomendasikannya ke siapapun yang menginginkan notebook premium dengan modal di bawah Rp 20 juta.

Envy 14

Tapi tetap saja ada sejumlah aspek yang menghalangi Envy 13 x360 buat menjadi solusi ‘ultimate‘. Buat saya koordinasi antara layar sentuh dan stylus seharusnya bisa lebih baik lagi, lalu saya tidak menyarankan untuk membelinya jika Anda bermaksud menghabiskan banyak waktu bermain game karena kinerja grafis 3D-nya tidak terlalu memuaskan.

HP Envy 13 x360 dengan Ryzen 5 dijajakan seharga Rp 15,5 juta, sedangkan varian Ryzen 7-nya dibanderol Rp 17,5 juta.

Envy 4

 

Sparks

  • Desain simpel dan menawan dengan build quality jempolan
  • Engsel putar memungkinkannya mendukung mode pemakaian berbeda
  • Stylus memberikan kesempatan bagi penggemar ilustrasi untuk bersenang-senang
  • Harga masuk ke kategori terjangkau

 

Slacks

  • Komposisi hardware-nya mungkin belum bisa memuaskan mereka yang menginginkan perangkat berkinerja tinggi
  • Koordinasi antara stylus dan layar seharusnya lebih baik lagi

 

Laptop 14-Inci Tertipis di Dunia, Acer Swift 7 (2019), Tiba di Indonesia

Salah satu tujuan utama penciptaan PC laptop adalah untuk menyajikan perangkat komputasi berdesain ringkas dan portable pada pengguna. Konsep ini terus diusung oleh para produsen hardware sampai sekarang, dan kian canggihnya teknologi memungkinkan mereka menciptakan produk-produk super-tipis yang beberapa tahun silam mungkin tak pernah kita bayangkan.

Di segmen tersebut, sebuah terobosan diajukan oleh Acer. Di CES 2019, Acer memperkenalkan inkarnasi terkini dari lini Swift 7 dengan desain yang memecahkan sejumlah rekor. Swift merupakan perangkat kelas premium yang menawarkan tingkat ketipisan dan portabilitas maksimal. Model terbarunya, berkode SF714-52T, diklaim sebagai notebook paling ramping di planet Bumi saat ini.

Swift 7 4

Kurang lebih lima bulan setelah pengungkapan itu, Acer akhirnya resmi menghadirkan Swift 7 varian 2019 di Indonesia. Presiden direktur Herbet Ang menjelaskan bagaimana ketersediaan perangkat ini menunjukkan kepemimpinan Acer di lini laptop ultra-tipis. Ia turut mengungkapkan sejumlah penghargaan bergengsi yang sudah diterima Swift 7 2019, di antaranya IF Design Award 2019, Reddot Award, lalu produk juga menjadi Honoree CES 2019 Innovation Award.

Swift 7 14

 

Desain tipis inovatif

Ada banyak hal harus dilakukan kompetitor untuk melampaui standar yang telah Swift 7 2019 tetapkan. Ia merupakan laptop berlayar 14-inci yang menyuguhkan form-factor 12-inci, memiliki ketebalan hanya 9,95-milimeter dan berat 890-gram. Di acara pers kemarin, Acer mencoba menunjukkan ringannya Switch 7 SF714-52T dengan mengangkatnya menggunakan balon helium.

Swift 7 13

Tubuh laptop ultra-thin ini dibangun dari kombinasi logam magnesium, aluminium dan lithium. Perpaduan material-material premium ini dipercaya memastikan Swift 7 memiliki daya tahan lebih tinggi terhadap benturan serta tekanan. Dalam presentasinya, pre-sales manager Dimas Setyo sempat mengangkat laptop ini memakai kedua jari di bagian layar, menunjukkan bahwa notebook tersebut tak hanya enteng, namun juga punya struktur yang tangguh.

Swift 7 6

Notebook mempunyai rasio panjang dan lebar 317×191-milimeter, yang Acer klaim 40 persen lebih kecil dari rata-rata perangkat 14-inci. Dan salah satu bagian terbaik di aspek desain Switch 7 2019 terletak pada display. Dari spesifikasi layar, laptop memang belum menyajikan suatu terobosan besar. Namun panel sentuh full-HD di sana diproteksi oleh lapisan Corning Gorilla Glass 6 serta dibingkai oleh bezel yang sangat tipis, cuma setebal 2,57-milimeter.

Swift 7 7

Desain Swift 7 2019 sendiri boleh dikatakan konservatif. Notebook ultra-thin ini mengusung engsel standar, layarnya tidak bisa diratakan dengan tubuh, apalagi diputar 360 derajat. Papan ketiknya lengkap dan lapang, menggunakan layout tenkeyless serta dibekali backlight LED putih dan touchpad yang luas .Di Indonesia, Acer menyediakan dua pilihan warna, yaitu hitam dan putih ‘mutiara’.

Swift 7 8

Mungkin efek samping dari begitu tipisnya Swift 7 adalah berkurangnya jumlah konektivitas fisik. Tapi meski Acer tidak bisa mencantumkan rangkaian port secara lengkap, mereka tak mau mengecewakan konsumen. Sebagai kompensasinya, tim desainer membubuhkan dua port USB type-C dengan teknologi Thunderbolt 3.0 plus port audio 3,5mm. Koneksi nirkabelnya juga cukup mutakhir. Ada Wi-Fi 802.11 ax serta Bluetooth 5.0.

Swift 7 5

Aspek terunik dari Swift 7 2019 ialah penempatan webcam HDR. Ketika umumnya produsen menaruh webcam di atas atau bawah layar, kamera laptop ini diposisikan pada body, di dekat tombol angka ‘1’, dapat dikeluarkan dari slot dengan menekannya.

Swift 7 9

 

Hardware di dalam

Dalam menangani tugas sehari-hari – baik untuk bekerja maupun menghidangkan konten hiburan – Swift 7 2019 bersandar pada prosesor Intel Core i7-8500Y dengan GPU terintegrasi  HD Graphics 615, dibantu RAM 16GB dan penyimpanan berbasis solid-state drive berkapasitas 512GB. Baterainya sendiri diklaim mampu bertahan hingga 12 jam pemakaian – cukup lama, tapi bukan durasi terpanjang di segmen laptop ultra-thin saat ini.

Swift 7 10

Perlu diketahui bahwa prosesor Intel Core Y-series dipilih karena komponen ini mengonsumsi tenaga lebih kecil dibanding U-series dengan sedikit kompensasi pada performa. Dan walaupun tim Acer belum mengonfirmasinya, saya menduga Swift 7 2019 memanfaatkan sistem pendingin pasif, mengingat ukuran notebook yang begitu ramping.

Swift 7 2

Dengan begini, saya mendapatkan kesan bahwa Swift 7 2019 lebih dirancang sebagai produk lifestyle ketimbang alat kreasi konten atau pengolahan tugas berat. Tentu saja Anda tetap bisa menggunakannya untuk bekerja, menonton video, atau bermain game-game ringan (Stardew Valley, Terraria, Shovel Knight atau Hyper Light Drifter), namun ia mungkin bukanlah perangkat paling ideal buat desain grafis kelas berat serta menjalankan permainan-permainan blockbuster.

Swift 7 3

Lalu untuk siapa sebetulnya Swift 7 2019 ditujukan, apalagi ia bukanlah produk yang murah? Saya pribadi membayangkan bagaimana laptop digunakan oleh para CEO, petinggi perusahaan (Swift 7 dimiliki secara pribadi oleh presiden direktur Acer Indonesia Herbet Ang), atau siapapun  yang membutuhkan perangkat komputasi cukup mumpuni dengan berdesain stylish.

Swift 7 15

 

Harga, ketersediaan dan opsi alternatif

Acer Swift 7 SF714-52T sudah mulai dipasarkan di Indonesia, dan bisa Anda miliki dengan mengeluarkan uang sebesar mulai dari Rp 30 juta. Desain tipis dan build quality kelas atas memang membuat harganya membengkak, tapi Acer juga telah menyiapkan opsi yang lebih terjangkau, di antaranya Swift 5 (mulai Rp 15,2 juta), Swift 3 Acer Day Edition (mulai Rp 9,5), Swift 3 (mulai Rp 8,7 juta), dan Swift Infinity (mulai Rp 12 juta).

Teknologi AMD Hadir di Asus VivoBook Baru, Tawarkan Fitur Premium di Harga Terjangkau

Dengan memerhatikan perkembangan industri, tak sulit bagi kita untuk mengetahui bahwa saat ini AMD sedang berapi-api. Konsumen merespons positif penawaran AMD dan para vendor berbondong-bondong mengadopsi teknologinya di produk mereka – termasuk pada perangkat komputasi portable. Dan bukan rahasia lagi Sony dan Microsoft menggunakan AMD sebagai basis dari console game next-gen.

Minggu ini, Asus mengundang media di Indonesia untuk mengikuti peluncuran dua laptop gaming anyar. Dan di tengah-tengah acara pengenalan itu, sang perusahaan hardware asal Taiwan menyisipkan satu perangkat kelas mainstream yang bisa digunakan untuk bekerja serta menghibur diri, bernama VivoBook Ultra A412DA.

Vivobook Ultra 7

Memang bukan hal baru bagi Asus untuk melepas produk baru secara berbarengan (dan dalam jumlah banyak). Dan meski VivoBook Ultra A412DA bukan disiapkan untuk menjalankan game-game blockbuster berat, ia masih mempunyai benang merah dengan ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505: sama-sama memanfaatkan teknologi persembahan AMD berupa prosesor Ryzen mobile dan GPU Radeon.

Country manager Jimmy Lin menerangkan bagaimana Asus selalu mencoba memberikan pilihan lengkap bagi konsumen. Karena hal inilah mereka menghadirkan notebook super-tipis anyar di keluarga VivoBook yang dibekali prosesor Ryzen mobile generasi kedua. Selain performa tinggi, Lin menjanjikan konsumsi baterai yang hemat serta fitur-fitur ala produk premium dan keunggulan di aspek desain.

Vivobook Ultra 9

 

Ringkas dan atraktif

VivoBook Ultra A412DA merupakan laptop berlayar 14-inci dengan desain ultra-thin. Penampilannya mungil dan tipis, mempunyai dimensi 32,2×21,2×1,9-sentimeter dan berat cuma 1,5kg. Itu berarti laptop tak hanya gampang dibawa-bawa, namun juga mudah diselipkan dalam tas – termasuk tas jinjing wanita. Panel di sana mengusung resolusi full-HD, berstandar output NTSC 45 persen, disertai lapisan anti-glare demi meminimalkan gangguan akibat pantulan.

Vivobook Ultra 1

Yang membuat VivoBook Ultra A412DA tampil lebih manis adalah penggunaan bezel NanoEdge dengan area bingkat berketebalan cuma 5.7-milimeter, memaksimalkan rasio layar ke tubuh hingga 87 persen. Lalu ketika produsen umumnya menawarkan pilihan warna standar – seperti hitam, silver/abu-abu metalik atau emas – Asus mencoba bermain-main dengan opsi merah dan biru. Itu berarti, ada lebih besar peluang bagi VivoBook Ultra A412DA untuk menarik perhatian pengguna berusia muda.

Vivobook Ultra 2

Tapi terlepas dari pemanfaatan desain minimalis, Asus berupaya menjaga aspek konektivitas fisiknya tetap langkap. VivoBook Ultra A412DA didukung oleh masing-masing satu port USB 3.0 type-C, USB 3.1 type-A, USB 2.0 type-A, HDMI, card reader microSD, serta port audio 3,5-milimeter.

Vivobook Ultra 4

 

CPU dan GPU dari AMD

Dalam menangani tugas sehari-hari, VivoBook Ultra A412DA mengandalkan dua komponen utama persembahan Advanced Micro Devices, yaitu prosesor Ryzen generasi kedua seri 3000 beserta GPU terintegrasi Radeon RX Vega. Asus bilang, komponen ini sanggup menghidangkan performa grafis layaknya laptop berkartu grafis discrete serta mampu menyajikan ‘pengalaman hiburan premium’.

Vivobook Ultra 6

Dua hardware esensial di atas ditopang oleh memori RAM DDR4 4- atau 8-gigabyte, penyimpanan berbasis hard drive seluas 1-terabyte, serta baterai lithium-polymer 37WHrs yang kabarnya punya umur tiga kali lipat lebih awet dibanding baterai laptop standar. Ketika di-charge dari kondisi kosong, baterai bisa mencapai 60 persen dalam waktu 49 menit.  Lalu demi mendukung penyuguhan konten lebih jauh, Asus mencantumkan speaker dengan sistem audio Sonic Master.

Vivobook Ultra 5

Untuk menyederhakan akses, Asus tak lupa menyediakan sensor pembaca sidik jari yang terintegrasi dengan Windows Hello. Fitur ini memperkenankan kita untuk log-in tanpa perlu memasukkan password. Dan di sisi konektivitas nirkabel, terdapat Wi-Fi dual-band 802.11ac dan Bluetooth 4.2.

Vivobook Ultra 8

 

Harga dan ketersediaan

Sama seperti ROG Zephyrus GA502DU dan TUF Gaming FX505, konsumen di Indonesia sudah dipersilakan untuk membeli VivoBook Ultra A412DA. Harganya sangat terjangkau, berada di bawah Rp 10 juta. Di tanah air, Asus menyediakan dua varian A412DA, yakni model berprosesor Ryzen 3 (dibanderol Rp 6,6 juta) dan Ryzen 5 (seharga Rp 8,6 juta).

Lewat Penyingkapan Prestige PS63 Modern di CES 2019, MSI Perkuat Formasi Laptop Ultra-Thin Kelas Pro

Di tengah-tengah hebohnya pengumuman perangkat gaming portable berteknologi real-time ray tracing yang melanda sejumlah booth brand PC di CES 2019, MSI sama sekali tak melupakan penyediaan perangkat-perangkat pendukungan aktivitas produktif. Sebaliknya, sang produsen hardware asal Taiwan ini malah sudah menyiapkan banyak kejutan menarik bagi para pencipta konten.

Kejutan pertama, seperti yang mungkin sudah Anda dengar sebelumnya, ialah kolaborasi bersama Discovery Channel sebagai bentuk dari kesamaan kedua perusahaan dalam mengejar inovasi dan eksplorasi, juga menandai 50 tahun pendaratan perdana manusia di Bulan. Bagi Micro-Star International sendiri, realisasi dari gagasan itu adalah peracikan perangkat-perangkat kerja ringkas yang dapat membantu segala kegiatan kreasi. Dan di pameran teknologi terbesar di dunia minggu lalu, PS63 Modern menjadi bintangnya.

MSI 3 15

Sebelumnya, seri Prestige bangkit kembali di Computex 2018 setelah hibernasi cukup lama. Kemudian dalam beberapa bulan ke belakang, MSI juga menata penempatan produk Prestige secara lebih rapi. PS42, seperti saudari PS63 yang punya layar lebih lebar, kini mengusung nickname Modern di belakang namanya. Sedangkan varian high-end semisal P65 (versi pro dari notebook gaming GS65) diberi codename Creator.

MSI 3 11

 

PS63 Modern

MSI menjelaskan bahwa Prestige PS63 dirancang untuk kalangan pebisnis dan kreator. Desainnya padat dan stylish, membebaskan pengguna buat bawanya dan mencari ide di mana pun mereka menginginkannya. Hal paling unik dari laptop ini adalah, angka ’16’ yang bisa ditemukan di sejumlah aspek: ukuran layar hampir 16-inci (tepatnya 15,6-inci IPS-level FHD), daya tahan baterai mencapai 16 jam, serta ketebalan nyaris 16mm (dan bobot 16,5-hektogram alias 1,65kg, tapi ini namanya memaksakan).

MSI 3 5

 

PS63 Modern ialah salah satu laptop berpenampilan paling elegan yang pernah MSI ramu. Konstruksinya tersusun atas material logam, lalu lagi-lagi MSI memanfaatkan teknik sandblast untuk membuat permukaan tubuhnya halus – seperti yang produsen lakukan pada PS65 Stealth. Laptop ultra-thin ini mempunyai dimensi 356,8×233,7×15,9mm, dengan bezel super-tipis selebar 5,6mm, sehingga rasio tubuh ke layar bisa dimaksimalkan jadi 86 persen. Uniknya lagi, produk hanya tersedia dalam warna biru gelap, terinspirasi dari warna galaksi.

MSI 3 9

Hal menarik lain dari PS63 Modern adalah kemiripannya dengan GF75 yang belum lama ini diperkenalkan, terutama pada pemanfaatan engsel drop-down. Ketika layar dibuka, bagian belakang tubuh sedikit terangkat. Bertambahnya sudut kemiringan membuatnya lebih ergonomis. Tapi meski tipis, port-port fisik penting tetap ada di sana, diposisikan di sisi kiri dan kanan laptop. Ada card reader, rentetan port USB, HDMI, USB type-C serta audio.

MSI 3 6

Selain fokus merampingkan tubuh, MSI juga berhasil memangkas ukuran serta bobot unit adapter, kali ini 19 persen lebih kecil dan 38 persen lebih ringan dibanding punya Prestige P42. Dengan begitu, keraguan kita buat memasukkan adapter ke dalam tas karena alasan berat jadi berkurang.

MSI 3 7

 

Fitur-fitur tambahan esensial

MSI menyadari bahwa banyak di antara para profesional yang enggan membawa mouse. Menakar dari faktor tersebut, produsen melihat pentingnya penyediaan sistem input yang andal serta presisi. Karena alasan inilah, MSI memperlebar bagian touchpad serta menambahkan dukungan gesture multi-finger, kemudian memanfaatkan bahan yang lebih halus pada permukaan buat meningkatkan keakuratan. Touchpad pada PS63 Modern kabarnya 30 persen lebih responsif dibanding model PS42 generasi pertama.

MSI 3 10

MSI turut meng-upgrade bagian keyboard agar lebih ergonomis. Caranya ialah dengan mengoreksi jarak key travel serta posisi antar tuts sehingga nyaman digunakan terlepas dari besar kecilnya ukuran tangan Anda. Selanjutnya, produsen mencantumkan pencahayaan LED putih supaya kita mudah melihat abjad seperti apapun kondisi pencahayaan saat itu.

MSI 3 14

 

Satu fitur fungsional lainnya adalah kehadiran Qualcom Quick Charge 3.0 di salah satu port USB-. Sambungkan smartphone Anda di sana, quick charge mampu mengisi ulang baterai empat kali lebih gesit dibanding port USB standar – hanya membutuhkan waktu kira-kira 35 menit dari kondisi benar-benar kosong ke 80 persen. Oh, satu lagi: ia dapat bekerja walaupun laptop sedang tidak aktif. Hal ini menunjukkan pemahaman MSI terhadap karakteristik konsumen modern yang tidak bisa dipisahkan dari perangkat bergerak.

MSI 3 8

 

Dukungan hardware mumpuni

PS63 dan saudarinya PS42 Modern merupakan golongan laptop baru MSI yang tidak berhijrah menggunakan GPU berteknologi real-time ray tracing, Nvidia GeForce RTX. Namun menakar dari siapa target konsumen lini Prestige, seri ini tidak terlalu membutuhkannya. Meski demikian, PS63 Modern tetap dipersenjatai komponen-komponen bertenaga. Di sana ada prosesor Intel Core i7 seri U, kartu grafis GeForce GTX 1050 Max-Q, RAM hingga 32GB, serta dua buah unit penyimpanan berbasis SSD M.2.

MSI 3 12

Untuk mendinginkan hardware-hardware di dalam, MSI kembali mengadopsi solusi thermal yang sempat dihadirkan di laptop gaming-nya, yaitu Cooler Boost 3. Sistem pendingin ini memanfaatkan dua kipas buat menangani panas yang dihasilkan GPU dan CPU serta ditunjang oleh tiga buah heat pipe buat mengalirkan udara dari sisi atas serta bawah, kemudian membuangnya ke belakangan.

MSI 3 2

 

Harga dan ketersediaan

MSI belum mengabarkan kapan tepatnya Prestige PS63 Modern akan mulai tersedia secara resmi. Namun berdasarkan bocoran yang saya dengar, produk ini rencananya dijadwalkan buat dipasarkan pada akhir bulan Januari 2019, dan dipatok di kisaran harga antara US$ 1.200 sampai 1.500.

MSI 3 3

Catatan: DailySocial adalah salah satu media yang mendapatkan undangan MSI Indonesia untuk mengikuti konferensi pers CES 2019 di The Venetian Las Vegas. 

Lima Laptop Asus ZenBook Baru Hadirkan Beragam Terobosan Unik

Penyingkapan ZenBook generasi pertama dilakukan beberapa bulan setelah Intel memperke-nalkan konsep ‘Ultrabook’ di Computex 2011. Ketika itu, laptop berpenampilan ramping merupa-kan pemandangan langka. Dan melihat keberhasilan mereka memukau konsumen, produsen PC asal Taiwan ini terdorong buat mengekspansi lini laptop ultra-thin mereka setahun setelahnya.

Tradisi tersebut terus dijaga oleh Asus hingga sekarang. Saat ini, Zenbook ialah representasi perusahaan dalam upaya penyempurnaan desain laptop. Sesuai namanya, produk terinspirasi dari prinsip harmoni. Di ZenBook, gagasan itu dikembangkan lebih jauh ke aspek performa dan keindahan. Dalam presentasi Gamescom and IFA APAC Preview di Taipei beberapa minggu silam, Asus menjelaskan proses panjang perancangan ZenBook, dari mulai mempelajari tren terkini, menuangkan ide, sampai membentuk tubuh notebook.

Zen 20

Zen 23

Zenbook kembali mencuri perhatian di tengah tahun 2018 melalui pengenalan UX480/580. Model ini mewarisi segala konsep desain varian ZenBook terdahulu, tapi ia juga membawa sejumlah kejutan. Selain mencantumkan hardware berkinerja tinggi, Asus memodifikasi bagian touchpad dengan ScreenPad – yaitu sistem input sentuh sekaligus layar kedua yang dapat dimanfaatkan buat menampilkan tanggal, notifikasi, mengendalikan musik dan lain-lain.

Zen 12

Zen 21

Efek samping dari fitur-fitur unik dan pemanfaatan komponen high-end di UX480/580 adalah harganya yang tidak murah. Jika Anda menginginkan model yang lebih terjangkau, lebih simpel, dan lebih non-eksperimental, Asus sudah menyiapkan lima versi ZenBook baru lagi, terdiri dari tiga tipe clamshell berlayar 13-, 14-, dan 15-inci, serta varian convertible Flip dengan opsi 13- dan 15-inci.

Zen 24

 

Desain

Upgrade terbesar di sisi perancangan yang diterapkan pada kelima varian ini terletak pada bingkainya. ‘New ZenBook’ memanfaatkan desain NanoEdge di keempat sisi; membuat wujud laptop hampir tidak mempunyai frame dengan area samping 2,8mm, atas 5,9mm, dan bawah 3,3mm. Berkat arahan tersebut, rasio layar ke tubuh laptop mencapai 95 persen. Dan menariknya lagi, Asus tetap bisa menempatkan webcam di atas.

Zen 1

Zen 15

Walaupun semuanya memanfaatkan konsep desain serupa, masing-masing tipe memiliki fitur yang ditonjolkan. Misalnya pada ZenBook 13 UX333. Laptop ini mempunyai dimensi 303x198mm, lebih kecil dari kertas A4 (berukuran 297x210mm). Dan dengan bobot cuma 1,1kg, kita bisa mudah menyelipkannya dalam tas (termasuk jenis tas wanita) tanpa menambahkan beban terlalu besar. Meski begitu, produsen sama sekali tidak mengorbankan konektivitas. Anda tetap bisa menemukan port-port krusial seperti USB, audio, microSD, HDMI, sampai USB type-C.

Zen 22

Zen 9

 

Zen 4

ZenBook 14 UX433 mempunyai karakteristik hampir serupa saudarinya yang lebih kecil itu. Namun di sana, Asus mencantumkan satu fitur menarik: touchpad berlapis kaca yang turut berperan sebagai numerical pad. Dengan menyentuh tombol kapasitif di pojok, Anda dapat mengaktifkan mode numpad, diindikasikan oleh menyalanya lampu LED. Di tipe ini, membuka bagian layar juga akan mengangkat tubuh notebook naik setinggi tiga derajat. Hal tersebut berguna untuk mengoptimalkan sistem pendingin, meningkatkan performa audio dan membuat posisi mengetik jadi lebih nyaman.

Zen 6

Zen 7

ZenBook 15 UX533 sendiri merupakan varian yang bisa dibilang paling ‘standar’. Ia menyuguhkan ukuran layar terlebar di lini tersebut, paling ideal untuk menampilkan konten hiburan serta jadi rekan kerja. Karena menyisakan ruang cukup luas buat membubuhkan keyboard full-size, UX533 tidak membutuhkan numerical pad di area touchpad.

Zen 2

Zen 3

Mereka semua memperoleh upgrade keyboard yang lebih ergomonis. Tombol-tombolnya lebar, dengan jarak 19,05mm dari tengah tuts ke tuts lain dan key travel sejauh 1,4mm. Uniknya lagi, Asus juga membuat permukaan tombolnya sedikit cekung, dengan kenaikan 0,15mm di bagian ujung.

Zen 17

Zen 16

Zen 13

 

Reliabilitas

Kelima ZenBook baru ini mungkin belum sekuat model UX331 yang bisa diinjak, namun mereka telah memperoleh sertifikasi kelas militer MIL-STD 810G. Itu berarti, laptop-laptop ini masih bisa bekerja meskipun dibawa ke tempat bercuaca ekstrem (suhu -32 sampai 48 derajat Celcius) dan berkelembapan tinggi (95 persen). Perangkat-perangkat tersebut bahkan lulus drop test di keempat sisinya dari jarak 10-sentimeter.

Zen 5

 

Keamanan

Salah satu hal menarik dari ZenBook adalah bagaimana Asus mempersiapkannya sebagai produk konsumen sekaligus enterprise. Karena alasan inilah sang produsen membekali UX533 dan UX333 dengan sejumlah fitur keamanan berstandar Trusted Platform Module 2.0. Kedua model ditunjang kapabilitas akses jarak jauh dan pengelolaan secara menyeluruh.

Zen 14

 

Hardware

ZenBook-ZenBook baru ini diotaki oleh prosesor Intel Core generasi kedelapan seri U ‘Whiskey Lake’, lalu ditunjang oleh penyimpanan berjenis SSD PCIe 1TB dan menjanjikan daya tahan baterai hingga 14 jam. Selain model Flip 13 UX362, seluruh notebook ultra-thin itu sudah dipersenjatai oleh kartu grafis discrete. Tipe 13 UX333 dan 14 UX433 mengusung Nvidia MX150, lalu 15 UX533 serta Flip 15 UX562 memanfaatkan GeForce GTX 1050 Max-Q.

Zen 18

 

Ketersediaan

Saat artikel ini ditulis, Asus belum mengabarkan harga dari tiap-tiap model dan kapan tepatnya mereka akan dirilis. Tebakan saya, beberapa dari produk tersebut kemungkinan akan melakukan pendaratan di Indonesia sebelum tahun 2018 berakhir. Harganya pun hampir bisa dipastikan berada di bawah model ZenBook Pro UX480/580.

Asus ROG Zephyrus S Hidangkan Kecanggihan GTX 1070 di Tubuh Berketebalan Hanya 15,75mm

Upaya menciptakan perangkat portable ringkas berperforma tinggi telah menjadi bagian tidak terpisahkan dari industri hardware gaming. Lewat Blade-nya, Razer mungkin boleh dibilang sebagai brand yang mempelopori kompetisi di kelas laptop gaming ultra-thin. Namun saat ini, nama-nama asal Taiwan-lah yang terlihat begitu agresif dalam meracik produk di segmen ini.

Bagi Asus, ujung tombak mereka dalam bersaing di segmen ‘ultrabook gaming premium’ tentu saja adalah lineup Republic of Gamers Zephyrus. Setelah Zephyrus GX501 diperkenalkan sebagai salah satu laptop yang mengusung desain Nvidia Max-Q ber-GPU GTX 1080 pertama, produsen sudah mengekspansi keluarga Zephyrus dengan menyingkap desain alternatif dan opsi GPU lebih banyak.

Zephyrus S 1

Dan beberapa hari sebelum ajang Gamescom Cologne 2018 dimulai, Asus mengungkap ROG Zephyrus S GX531. Melalui pembuatan perangkat ini, visi perusahaan adalah menciptakan laptop berkartu grafis GTX 1070 paling ramping di dunia. Dalam prosesnya, Asus harus memanfaatkan sejumlah prosedur manufaktur kompleks agar dapat membenamkan komponen-komponen high-end ke device bertubuh tipis ini.

 

Desain

Asus menjelaskan bahwa tantangan terbesar dari merakit laptop ramping adalah memastikan chassis-nya tangguh saat digunakan dalam beraktivitas sehari-hari: harus mampu menahan benturan dan mantap ketika dibawa-bawa. Akhirnya, Asus memilih bongkahan aluminium sebagai dasar dari tubuh notebook, lalu memotong dan mengolahnya secara presisi. Bahan tersebut menyusun bagian lid, cover hingga base (yang juga diperkuat oleh magnesium).

Zephyrus S 3

Tiap unit Zephyrus S kabarnya melewati tak kurang dari lima langkah proses CNC milling, dari mulai pembentukan secara kasar hingga finishing. Waktu total yang dihabiskan untuk menciptakan satu buah laptop mencapai 71,48 menit. Kabar baiknya, hasilnya sama sekali tidak mengecewakan. Zephyrus S GX531 adalah salah satu notebook gaming ultra-thin dengan penampilan tercantik saat ini, menghidangkan ketebalan 15,75mm; dan di sana, Asus berhasil membenamkan layar 15-inci ke form factor 14,2-inci.

Zephyrus S 5

Zephyrus S 8

Bahkan ketika bagian lid belum dibuka, desain Zephyrus S sudah merepresentasikan tema industrial dan high-tech melalui tekstur brushed metalik pada permukaan tubuhnya. Model GX531 ini juga kembali mengusung rancangan asimetris, dengan pemanfaatan garis diagonal pada sisi punggung serta grille di bagian atas tubuh tempat Asus menaruh hardware-hardware-nya.

Zephyrus S 10

Zephyrus S 11

Zephyrus Z kembali menyuguhkan layout keyboard seperti pendahulunya yang menjorok ke bagian depan, sebagai salah satu cara memastikan tubuhnya tetap ramping. Notebook menyajikan papan ketik full-size dengan keycap chiclet dan numerical pad yang menjadi bagian dari touchpad. Berdasarkan pengalaman menjajalnya langsung, keyboard ini mempunyai jarak key travel yang pendek. Karakteristik tersebut membuatnya cukup baik untuk mengetik, tapi buat gaming, akan lebih ideal jika Anda mencolokkan keyboard tambahan.

 

Hardware

Upgrade terbesar yang Asus implementasikan pada Zephyrus baru ini terletak pada sistem pendingin serta bagian layar. GX531 punya konstruksi mirip pendahulunya: tubuh laptop akan terangkat saat Anda mengangkat lid untuk memberikan sirkulasi udara lebih baik. Udara akan dialirkan dari lubang bagian atas, lalu panas dikeluarkan dari ventilasi bawah. Kali ini, Asus memanfaatkan sepasang kipas 12V yang masing-masing dibekali 83 bilah, lalu memadunya bersama heat sink 250-fin (berketebalan 1mm saja) dan lima pipa pendingin.

Zephyrus S 9

Dan seperti model-model laptop terbaru Asus, Zephyrus S turut dilengkapi sistem kipas self-cleaning – yang mampu membersihkan debu secara otomatis, dan membuangnya lewat lorong khusus sehingga tidak ada penyumbatan pada sistem pembuangan panas. Berkat kombinasi dari semua ini, produsen bisa meningkatkan efektivitas aliran udara hingga 22 persen dan mengurangi temperatur sebesar 11 persen.

Zephyrus S 6

Dalam sesi presentasi yang dilakukan Asus di markasnya di kota Taipei hari Jumat kemarin, mereka belum mendemonstrasikan kemampuan Zephyrus S GX531 dalam menangani game. Meski begitu, Asus tak lupa menjabarkan konfigurasi hardware di dalam laptop. Zephyrus S adalah notebook berlayar 15,6-inci yang diotaki prosesor Intel Core i7-8750H, dipadu RAM 2666MHz sampai 24GB, storage M.2 NVMe 256GB sampai 1TB, serta menyajikan opsi GPU GeForce GTX 1060 atau 1070 Max-Q.

Zephyrus S 7

Untuk bagian layarnya, Asus memilih tipe IPS beresolusi full-HD dengan kemampuan reproduksi warna 100 persen sRGB, refresh rate di 144Hz dan waktu respons hanya 3-milidetik, memastikan detail pada objek dan karakter game yang sedang bergerak tetap tersuguh tajam. Setup ini sangat pas buat menikmati game-game bertempo cepat seperti shooter dan racing.

Zephyrus S 12

 

Ketersediaan

Asus belum menginformasikan kapan tepatnya Zephyrus S GX531 akan meluncur mengingat produk ini baru diungkap secara perdana minggu lalu. Satu hal yang pasti: ia bukanlah pengganti dari varian Zephyrus GX501 dan ada kemungkinan perangkat ini dijajakan di harga yang lebih terjangkau dari kakaknya itu.

Zephyrus S 13