ACT 2 VALORANT akan Hadirkan Mode Free for All Deathmatch

Dalam waktu dekat VALORANT akan membuka mode terbarunya yaitu free-for-all deathmatch. Sejak peluncurannya, game VALORANT sudah berhasil menarik peminat dalam jumlah yang tidak sedikit dari komunitas penggemar game FPS maupun generasi gamers yang baru.

Kehadiran mode free-for-all deathmatch adalaah salah satu feedback yang datang dari komunitas gamer VALORANT. Terlepas dari beberapa mode yang sudah tersedia, mode free-for-all deathmatch akan memberikan pengalaman yang sama sekali berbeda.

via: Instagram playvalorantofficial
via: Instagram playvalorantofficial

Tidak dapat dipungkiri bahwa aim skill dan refleks adalah faktor penentu dari kemenangan dalam game bergenre FPS. Dalam mode free-for-all deathmatch, VALORANT akan menawarkan kesempatan mengasah kedua hal tersebut. Fitur skill pada Agent akan dinonaktifkan dan player harus benar-benar bisa mengandalkan weapon yang ada.

Dalam mode free-for-all deathmatch 1 game akan berlangsung selama 6 menit. 10 player akan saling bertempur untuk mengumpulkan kill point terbanyak. Game yang berlangsung juga akan usai jika waktu habis atau salah 1 player berhasil mengumpulkan 30 kill point.

Kapanpun dan dimanapun kita bisa mengganti weapon dengan bekal uang yang tidak terbatas. Sekalipun terbunuh, kita hanya perlu menunggu selama 3 detik sebelum respawn dan memiliki invulnerability selama 8 detik selama tidak bergerak maupun menembak.

Lebih jauh lagi Riot Games mendesain mode free-for-all deathmatch menjadi lebih dinamis dengan menghilangkan hiding spot dan menunjukkan posisi setiap player di map setiap 5 detik sekali. Tidak sampai di situ saja, setelah sukses menjatuhkan lawan, selama 10 detik akan ada health pack yang dengan instan merecharge kembali health points.

Adapun mode free-for-all deathmatch sangat cocok untuk dijadikan game pemanasan sebelum melanjutkan ke mode ranked match ataupun mode lainnya. Dikembangkannya mode di atas bisa menjadi salah satu faktor yang bisa mendukung keberlangsungan game VALORANT karena cukup aktif mendengarkan respon dari komunitas gamernya. Bersamaan dengan ACT 2 VALORANT juga merilis Agent terbaru bernama Killjoy dengan gawai canggih yang dimilikinya.

Segala keseruan mode free-for-all deathmatch akan bisa dimainka beberapa saat lagi setela update ACT 2 dari VALORANT diterapkan di 5 Agustus 2020. Jika sudah dirasa cukup player bisa langsnug meninggalkan mode free-for-all deathmatch tanpa penalty sama sekali. Hanya saja pada mode free-for-all deathmatch pun akan ada reward berupa experience point jika dimainkan sampai selesai.

Fnatic Masih Menunggu Waktu yang Tepat untuk Membentuk Divisi VALORANT Mereka

Di tengah menanjaknya tren game FPS terbaru besutan studio Riot Games, Fnatic terpantau belum memiliki roster di divisi game VALORANT. Dalam sebuah pernyataan Colin “Cojo” Johson sebagai Senior Team Director dari Fnatic menyampaikan dalam sebuah wawancara bahwa sejauh ini Fnatic belum akan membentuk tim divisi VALORANT dan masih membuka diri sambil terus memantau pemain potensial, setidaknya sampai tahun 2021.

Sebagai organisasi yang namanya mengudara dengan menjadi salah satu tim CS:GO terbaik, tentu saja tumbuh harapan dari para penggemar agar Fnatic bisa turut serta dalam skena kompetitif VALORANT sejak tahap awal perkembangannya. Sekalipun dari segi umur game VALORANT bisa dikatakan masih seumur jagung, nyatanya game VALORANT sudah berhasil menarik banyak organisasi esports ternama untuk bersiap dengan sejumlah roster VALORANT mereka.

Di waktu yang kurang lebih bersamaan game VALORANT menjadi sebuah fenomena migrasi beberapa pemain profesional yang sudah lama aktif di game FPS lain. Hingga saat ini sudah tercatat beberapa nama yang meninggalkan disiplin gamenya untuk memulai bermain serta menguji peruntungannya di dsiplin game VALORANT.

Adapun melalui gelaran turnamen IGNITION SERIES, Riot Games melalui VALORANT memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada komunitas untuk secara aktif mengadakan turnamen di level akar rumput. Tercatat juga organisasi esports sepreti Team Vitality, T1, dan FaZe Clan yang mengambil kesempatan menggelar turnamen sekaligus sebagai ajang pencarian bakat untuk melengkapi roster tim VALORANT mereka.

Fenomena keengganan yang sama juga bisa terlihat dari skena Asia Tenggara. Beberapa tim yang sudah terlebih dahulu memiliki pengalaman di dispilin game FPS, sejauh ini masih dalam tahapan membidik kesempatan untuk lebih terjun ke dalam divisi game VALORANT dan membuat tim.

Fnatic menyampaikan bahwa langkah yang akan diambilnya tidak terlalu terbu-buru serta masih memberikan ruang dan waktu yang lebih untuk melihat potensi game VALORANT. Apa yang dilakukan oleh Fnatic menegaskan kehati-hatian menginggat secara bisnis, sebuah tim esports memerlukan dana yang tidak sedikit untuk digelontorkan di satu waktu.

Di sisi lain juga tercatat bahwa gaji pemain profesional game VALORANT sudah menyentuh angka yang perlu diantispisasi sekalipun belum ada turnamen VALORANT yang digelar secara resmi oleh Riot Games.

via: Essentially Esports
via: Essentially Esports

Adapun arus pemasukan dari tim esports sejauh ini masih mengandalkan pendaanan internal maupaun hdaiah uang dari rangkaian turnamen IGNITION SERIES yang belum menunjukana tanda-tanda melambat dan digantikan oleh turnamen yang sepenuhnya dijalankan Riot Games.

Secara bisnis tidak dapat dipungkiri bahwa gaji pemain bukan satu-satunya faktor yang masuk dalam pertimbangan sebuah organisasi esports, ketersedian dan perburuan pemain profesional potensial juga mendatangkan tantangan tersendiri.

Di tengah situasi pandemi dan skena kompetisi yang masih tidak kunjung menentu, memulai sebuah tim esports baru akan menjadi langkah ayng dibayangi oleh faktor resiko kerugian yang lebih besar dari sebelumnya.

FaZe Clan Adakan Turnamen VALORANT Invitational untuk Kawasan Amerika Utara

FaZe Clan bekerja sama dengan Riot Games untuk membuat turnamen VALORANT sendiri. Turnamen yang akan menjadi bagian dari Ignition Series ini dinamai FaZe Clan VALORANT Invitational. Dua rekan FaZe Clan, Nissan dan Verizon, akan menyediakan US$50 ribu sebagai total hadiah dari turnamen tersebut.

FaZe Clan VALORANT Invitational akan mempertemukan 16 tim VALORANT yang berasal dari kawasan Amerika Utara. Sebanyak 12 tim akan diundang secara langsung ke turnamen tersebut. Sementara empat slot sisanya akan diisi oleh tim-tim yang berhasil lolos babak kualifikasi.

ESPN melaporkan, babak kualifikasi untuk tim amatir tersebut akan diadakan oleh Nerd Street Gamers pada 1 dan 2 Agustus 2020. Sementara turnamen VALORANT  Invitational dari FaZe Clan ini akan diselenggarakan pada 6-9 Agustus 2020. FaZe Clan VALORANT Invitational akan disiarkan di channel Twitch milik FaZe Clan, Nerd Street Gamers, dan channel resmi VALORANT.

FaZe Clan VALORANT Invitational
Jason “JasonR” Ruchelski, kapten tim Valorant dari FaZe Clan. | Sumber: Dexerto

Diluncurkan pada Juni 2020, VALORANT merupakan game terbaru dari Riot Games. Menariknya, bahkan saat game first-person shooter itu masih ada dalam tahap beta, telah ada beberapa organisasi esports yang tertarik untuk membentuk tim profesional. Memang, saat itu, telah ada beberapa turnamen esports dari VALORANT.

Tak mau kalah, FaZe Clan juga mencari pemain bertalenta untuk mewakili mereka di scene esports VALORANT, menurut The Esports Observer. Tim tersebut juga akan tampil di FaZe Clan VALORANT Invitational. Tim VALORANT dari FaZe Clan terdiri dari Jason “JasonR” Ruchelski sebagai kapten, Corey “corey” Nigra, Zachary “ZachaREEE” Lombardo, dan Jimmy “Marved” Nguyen. Tim tersebut duduk di peringkat 4 dalam turnamen T1 Showdown yang diadakan pada Juni lalu.

Meskipun baru diluncurkan, ekosistem esports VALORANT sudah cukup ramai. Faktanya, VALORANT bahkan berhasil menjadi salah satu game esports PC yang paling berpengaruh pada ekosistem esports. Di Indonesia, juga ada beberapa organisasi esports yang telah membuat tim VALORANT, seperti Alter Ego dan BOOM Esports.

Riot Games juga mengaku bahwa mereka tertarik untuk mengembangkan ekosistem esports VALORANT di Indonesia dan Asia Tenggara. Pada akhir Juni lalu, mereka mengumumkan dua turnamen VALORANT untuk kawasan Asia Tenggara.

Esports Indonesia Sepekan Terakhir: Analis Baru Tim RRQ, FIFA 20 Summer Cup Asia, Roster VALORANT Tim NXL, dan Lainnya.

Berikut adalah rekap berita skena esports Indonesia yang dihimpun selama sepekan:

 

Ruben Sutanto, Mildway, dan Oconnor Bergabung ke RRQ

Ruben Sutanto | via: Instagram teamrrq
Ruben Sutanto | via: Instagram teamrrq

Berita terbaru datang dari tim RRQ yang menerima 2 pemain baru dan seorang analis.  Seperti yang diperkenalkan pada laman sosial media mereka, Mildway alias M Redian Putrama dan Occonor alias Benyamin Sembiring akan memperkuat skuad RRQ di divisi PUBG Mobile dan Free Fire secara berturut-turut.

Tidak sampai di situ saja, RRQ turut memperkenalkan Ruben Sutanto yang bergabung unutk memperkuat divisi Mobile Legends RRQ sebagai analis. Sebelumnya Ruben Sutanto sudah tercatat aktif bermain di skena kompetitif CS:GO, HoN, dan LoL sebelum berpindah ke Mobile Legends.

 

RAJA Esports Mengutus Pugu Mujahid Mantang dan Kenny Prasetyo berlaga di FIFA 20 Summer Cup Series

Sumber: EA SPORTS FIFA 20 OFFICIAL MEDIA
Sumber: EA SPORTS FIFA 20 OFFICIAL MEDIA

Setelah sirkuit global FIFA 20 harus terhenti karena pandemi, EA mengumumkan kompetisi region bertajuk FIFA 20 Summer Cup Series . Sebagai perwakilan dari Indonesia, RAJA Pugu dan RAJA Knyp akan berlaga di kompetisi FIFA 20 Summer Cup Series karena berhasil duduk dalam urutan 100 pemain terbaik di global ranking dan di region Asia. Mari kita dukung wakil indonesia di minggu mendatan di kompetisi FIFA 20 Summer Cup Series region Asia.

 

Chester Tinggalkan Tim Alter Ego Esports

Chester | via: Instagram alteregoesports
Chester | via: Instagram alteregoesports

Berita selanjutnya datang dari tim Alter Ego Esports. Adimas Andoko atau yang akrab dipanggil Chester. Ia baru saja melepaskan posisinya sebagai coach di divisi Mobile Legends Alter Ego Esports. Perjalanan Chester bersama Alter Ego Esports terbilang tidak singkat hingga akhirnya dipercaya rekan setimnya untuk mengisi posisi coach. Selepas kepergian Chester ada satu nama baru akan mengisi posisi coach yaitu Regy “nasiuduk” Kurniawan yang pernah bermain sebagai pro player Arena of Valor.

 

Tim NXL Perkenalkan Roster Divisi VALORANT

Terry 'NFX" Atreyu | via: Instagram teamnxl
Terry ‘NFX” Atreyu | via: Instagram teamnxl

Game terbaru dari Riot Games mulai menemukan tempat di komunitas gamers di Indonesia. Sejauh in sudah ada beberapa organisasi esports di Indonesia yang membentuk divisi VALORANT mereka. NXL yang sejak dulu dikenal sebagai tim esports FPS, khususnya CS:GO, mengumumkan roster pertama meraka yaitu, Terry “NFX” Atreyu — yang dulu juga pernah menjadi pentolan dari NXL CS:GO beberapa tahun silam.

 

Bigetron Jadikan amoux Coach Tim Alpha dan Bravo

amoux | via: Instagram bigetronesports
amoux | via: Instagram bigetronesports

Tim Bigetron baru saja mendatangkan coach baru dari Singapura. Pengisi posisi coach divisi Mobile Legends terbaru Bigetron adalah amoux. Tidak hanya bertanggung jawab atas tim Bigetron Alpha yang berlaga di MPL, amoux juga mengemban tugas untuk melatih Bigetron Bravo yang berlaga di MDL. Dengan situasi pandemi yang masih berlangsung, amoux masih belum bisa bergabung ke markas Bigetron dan sampai sekarang masih melakukan proses coaching secara remote.

 

Zoeybit dan Rindu Perkuat Tim EVOS Mobile Legends Academy 

Zoeybit dan Rindu| via: Instagram evosesports
Zoeybit dan Rindu| via: Instagram evosesports

Menjelang gelaran MDL mendatang, EVOS Esports memperkenalkan tambahan terbaru untuk roster Mobile Legends mereka. Dua nama yang akan membela bendera harimau putih adalah Zoeybit dan Rindu. Saat ini EVOS Esports terlihat berusaha memberikan perhatian lebih dengan menyusun kembali roster yang ada baik untuk MPL maupun MDL. Berkaca dari raihan EVOS Esports sebelumnya di MDL, dengan formasi yang baru diharapkan bisa membawa pulang hasil yang lebih baik lagi.

Q2 2020, Valorant Duduki Peringkat 3 Dalam Daftar Game Esports Paling Berdampak

League of Legends kembali menjadi game dengan dampak paling besar di ekosistem esports pada Q2 2020, berdasarkan PC Games Impact Index dari The Esports Observer. Dengan ini, game buatan Riot Games itu sukses menjadi game paling berdampak selama lima kuartal berturut-turut.

Sama seperti pada Q1 2020, alasan utama LoL dapat mempertahankan posisinya sebagai game paling berdampak pada ekosistem esports adalah jumlah pemainnya. Jumlah pemain League of Legends mencapai dua kali lipat dari Valorant, yang merupakan game esports dengan jumlah pemain terbanyak kedua. Selain itu, dari segi total hours watched, LoL menjadi game esports yang paling banyak ditonton kedua setelah Valorant. Menurut Riot, jumlah rata-rata penonton dari LoL European Championship Summer Split 2020 mengalami kenaikan sebesar 81 persen dari Summer Split 2019.

q2 2020 game paling berdampak
Indikator untuk menentukan game paling berdampak pada ekosistem esports pada Q2 2020. | Sumber: The Esports Observer

Sama seperti Q1 2020, Counter-Strike: Global Offensive juga masih menjadi game dengan dampak paling besar kedua. Meskipun scene esports dari CS:GO juga terkena masalah akibat pandemi COVID-19, CS:GO menjadi game esports dengan jumlah turnamen paling banyak pada Q2 2020. Secara keseluruhan, total hadiah dari turnamen CS:GO mencapai US$4,9 juta. Turnamen CS:GO dengan total hadiah terbesar adalah Flashpoint Season 1, dengan total hadiah sebesar US$1 juta.

Sepanjang Q2 2020, ada beberapa turnamen penting lain dalam scene esports CS:GO, seperti ESL Pro League untuk kawasan Eropa dan Amerika Utara. Kedua turnamen itu diadakan secara online. Beberapa turnamen penting lain yang diadakan dalam tiga bulan belakangan antara lain DreamHack Masters Europe dan BLAST Premier: Spring 2020 yang diadakan di Eropa dan Amerika Utara. Secara total, total hours watched dari CS:GO di Twitch mencapai 239 juta jam.

Posisi ketiga dalam daftar game esports dengan dampak paling besar diduduki oleh Valorant, yang baru dirilis pada Juni 2020. Salah satu alasan mengapa Valorant dapat langsung masuk dalam tiga besar adalah karena game FPS buatan Riot tersebut memiliki total hours watched paling tinggi dari game-game esports lainnya, dengan total mencapai 544 juta jam.

Konten Valorant sangat diminati karena Riot menggunakan strategi peluncuran yang unik. Sebelum peluncuran, Valorant dirilis dalam tahap closed beta. Hanay saja, tidak semua orang bisa memainkan Valorant pada tahap beta. Orang-orang yang bisa mencoba Valorant pada fase beta hanyalah orang-orang yang mendapatkan kode akses, yang dibagikan melalui video di Twitch. Alhasil, selama fase beta, konten Valorant ditonton selama lebih dari 100 juta jam. Begitu Valorant resmi dirilis, total jam ditonton di Twitch justru turun menjadi 16,5 juta jam.

Sementara terkait turnamen esports dari Valorant, Riot mengungkap, mereka tidak akan langsung membuat turnamen Valorant seperti League of Legends. Sebagai gantinya, mereka akan membiarkan pihak ketiga membuat berbagai turnamen untuk game tersebut. Karena itu, sepanjang Q2 2020, ada 123 turnamen esports Valorant yang diadakan. Hal ini menjadikan Valorant sebagai game esports dengan turnamen paling banyak pada Q2 2020.

Naik satu peringkat dari Q1 2020, Fortnite kini duduk di posisi empat. Fortnite menjadi game dengan total jam siaran paling banyak. Sementara dari segi total hours watched, game ini ada di posisi ketiga setelah Valorant dan LoL. Secara keseluruhan, total konten ditonton dari Fortnite mencapai 330 juta jam selama Q2 2020. Konser dalam game oleh Travis Scott menjadi salah satu alasan mengapa konten Fortnite begitu diminati. Konser tersebut dihadiri oleh 12,3 juta orang. Selain menonton secara langsung, juga banyak pemain yang menyiarkan pengalaman mereka saat mereka menonton konser tersebut.

Sementara dari segi total hadiah, Fortnite menjadi game dengan total hadiah terbesar ketiga. Dengan total hadiah sebesar US$2 juta, Fortnite Championship Series (FNCS) Invitational menjadi turnamen Fortnite dengan total hadiah terbesar. Sementara FNCS Chapter 2 menawarkan total hadiah sebesar US$1,36 juta.

q2 2020 game paling berdampak
Daftar game paling berdampak di ekosistem esports pada Q2 2020. | Sumber: The Esports Observer

Dota 2 duduk di posisi ketiga pada Q1 2020. Sekarang, game dari Valve itu merosot ke peringkat lima. Memang, jika dibandingkan dengan game esports lainnya, Dota 2 memiliki jumlah pemain yang terbilang sedikit. Namun, peringkat dari game MOBA ini biasanya terdongkrak oleh viewership yang tinggi. Selama Q2 2020, total hours watched dari Dota 2 mencapai 146 juta jam. Selain itu, peringkat Dota 2 juga biasanya terbantu oleh berbagai turnamen esports yang diadakan.

Sayangnya, scene esports Dota 2 juga terkena dampak oleh pandemi virus corona. Pandemi membuat beberapa turnamen Dota 2 dibatalkan. Contohnya, EPICENTER Major 2020. Sebaga ganti dari turnamen itu, Epic Esports Events bekerja sama dengan RuHub dan Beyond the Summmit untuk menyelenggarakan Beyond EPIC. Sementara itu, turnamen ESL One Birmingham harus diganti formatnya menjad turnamen online.

Call of Duty: Warfare ada di posisi enam berkat banyaknya viewership dan konten yang disiarkan di Twitch. Game itu memiliki total hours watched sebanyak 258 juta jam sepanjang Q2 2020. Selain itu, Modern Warfare juga memiliki jumlah pemain yang cukup banyak berkat mode battle royale dari game tersebut. Call of Duty League menjadi turnamen esports utama dari game Call of Duty sepanjang pandemi.

Rainbow Six Siege turun empat peringkat ke posisi tujuh pada 2020. Pasalnya, tidak ada turnamen penting dari game tersebut sepanjang Q2 2020. Selain itu, total hadiah dari turnamen Siege juga hanya mencapai US$600 ribu. Sementara total hours watched dari game itu di Twitch juga mengalami penurunan, menjadi 34,9 juta jam. Namun, game ini tertolong oleh jumlah pemainnya yang cukup banyak. Rainbow Six Siege menjadi game esports dengan jumlah pemain terbanyak ketujuh.

q2 2020 game paling berdampak
Grandmasters Season 3 jadi salah satu turnamen Hearthstone penting yang diadakan pada Q2 2020.

Heartstone ada di peringkat delapan dalam daftar game esports paling berdampak pada Q2 2020. Sepanjang Q2 2020, ada dua turnamen Hearthstone penting yang diselenggarakan, yaitu Grand Masters 2020 Season 3 dan Masters Tour Jönköping. Posisi sembilan diduduki oleh Player Unknown’s Battlegrounds. Alasannya, selama Q2 2020, tidak ada kompetisi penting dari PUBG, kecuali PUBG Continental Series. Turnamen regional tersebut diselenggarakan secara online oleh PUBG Corporation untuk mengantikan turnamen Global Series yang harus dibatalkan.

Overwatch menjadi salah satu dari sedikit game yang peringkatnya naik dari kuartal lalu. Game dari Activision Blizzard ini naik berkat kompetisi esports-nya, Overwatch League. Sementara itu, Rocket League turun ke posisi 11. Game itu tetap masuk daftar game esports paling berdampak berkat viewership dan total hadiah dari turnamen esports-nya. Di posisi 12, ada StarCraft II. Sebagian besar turnamen StarCraft II diadakan dengan format 1v1 agar bisa diadakan secara online. Sepanjang Q2 2020, StarCraft II menjadi game dengan jumlah turnamen paling banyak nomor tiga.

FIFA 20 ada di peringkat 14. Jumlah pemain dari game EA ini memang tidak terlalu banyak. Hanya saja, game tersebut tertolong oleh tingginya viewership di Twitch. Salah satu turnamen penting yang diadakan selama Q2 2020 adalah FIFA Global Series, yang mendongkrak jumlah penonton FIFA di Twitch.

Menariknya, selain LoL dan Valorant, ada dua game lain dari Riot Games yang masuk dalam daftar 15 game PC paling berdampak pada ekosistem esports pada Q2 2020. Dua game itu adalah Legends of Runeterra, yang ada ada di peringkat 13 dan Teamfight Tactics, yang duduk di peringat 15.

VALORANT Dianggap Sebagai Game Free-to-Play Dengan Peluncuran Paling Berhasil

Rilis 2 Juni 2020 lalu, kini VALORANT dianggap sebagai game PC free-to-play dengan momentum peluncuran terbesar, SuperData mengatakan. Merupakan perusahaan penyedia data pasar gaming global, SuperData memaparkan ini dalam laporan bertajuk Worldwide digital games market: June 2020.

Laporan tersebut mengatakan bahwa video game digital telah menghasilkan pendapatan sebesar 10,64 miliar dollar AS di bulan Juni ini. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar sepanjang masa, setelah pada bulan April dengan total pendapatan sebesar 10,53 miliar dollar AS. Lebih lanjut, SuperData lalu memaparkan judul-judul game Top Grossing di bulan Juni, yang dibagi berdasarkan platform.

Sumber: SuperData
Sumber: SuperData

Pada data tersebut, tercatat VALORANT menempati peringkat 6 dari Top Grossing platform PC bulan Juni 2020. Angka tersebut terbilang luar biasa, karena berhasil menyalip nama-nama besar seperti Fortnite, ataupun pesaing terdekatnya yaitu CS:GO. SuperData sayangnya tidak menjelaskan lebih mendalam soal berapa angka penjualan dari VALORANT di bulan Juni.

Lebih lanjut, SuperData lalu menjelaskan dalam laporan tersebut. “Pemasukan, dan jumlah pemain VALORANT melebihi apa yang telah dicapai Apex Legends pada bulan Februari 2019 kemarin. Namun, Apex Legends memang menerima pendapatan yang lebih besar, karena ia memiliki versi konsol. VALORANT juga berhasil menerima pendapatan lebih banyak dari kompetitior terdekatnya, CS:GO, walaupun game tersebut punya lebih banyak pemain di bulan Juni. Jumlah pengguna dan pendapatan CS:GO memang sedang mengalami penurunan selama dua bulan belakangan, menjadi indikator bahwa VALORANT menarik pemain dari CS:GO.” Tulisnya

Dari data ini, yang juga tak kalah menarik adalah The Last of Us Part II yang ternyata memuncaki penjualan game dalam kategori konsol, walau mengalami banyak kontroversi. Sementara itu dari pasar mobile, Free Fire hingga saat ini masih menduduk peringkat ketiga, kalah dari dua game raksasa Tiongkok, Honor of Kings dan Peacekeeper Elite (PUBG Mobile versi Tiongkok).

Sumber: BOOM Esports
Salah satu indikator positif VALORANT di skena lokal adalah terjunnya organisasi esports besar ke dalam ekosistem. Sumber: BOOM Esports

VALORANT memang terlihat melaju kencang setelah perilisannya di bulan Juni 2020 kemarin. Memang sempat ada sentimen negatif, saat jumlah penonton konten VALORANT di Twitch menurun pasca peluncuran. Namun hal itu sendiri terjadi karena Riot Games memang melakukan inisiatif marketing di bulan-bulan sebelumnya ketika VALORANT dalam fase closed-beta, dengan cara memberikan akses main kepada penonton konten VALORANT di Twitch.

Dari skena lokal, VALORANT juga terlihat punya potensi yang menjanjikan, walau masih tetap dipertanyakan. Ini terlihat lewat dua insiatif esports yang diselenggarakan untuk kawasan Asia Tenggara, dan munculnya Alter Ego, MORPH Team, dan BOOM Esports yang membuat divisi VALORANT.

Riot Games Ceritakan Satu Map VALORANT Butuh 5 Tahun Waktu Pembuatan

Sebagai sebuah perusahaan pengembang game, Riot Games mungkin bisa dibilang berada di posisi yang cukup unik. Alih-alih terkenal sebagai pembuat game terbaik, Riot Games justru paling terkenal sebagai perusahaan game yang besar berkat esports, sampai-sampai menjadikan esports sebagai salah satu pilar bisnis mereka. Bahkan terakhir kali sang CEO sempat berkelakar bahwa Riot Games sebenarnya adalah perusahaan musik yang menggunakan game sebagai media pemasaran.

Namun baru-baru ini Riot Games seakan berusaha mengingatkan kembali posisi mereka sebagai perusahaan pengembang game, yang membuat game mereka dengan sepenuh hati. Lewat sebuah Blog Post, mereka menceritakan bagaimana proses pembuatan Map Ascent dari game VALORANT. Satu yang menarik adalah, Riot Games ternyata mengabiskan waktu hampir 5 tahun, hanya untuk Map tersebut.

Cetak biru rancangan map Ascent sebelum masuk ke fase pembuatan di dalam Game Engine. Sumber: Riot Games
Cetak biru rancangan map Ascent sebelum masuk ke fase pembuatan di dalam Game Engine. Sumber: Riot Games

Lebih lanjut, Blog Post tersebut lalu menjelaskan bagaimana tahap demi tahap penciptaan Map Ascent. Dimulai dari fase Incubation, fase yang mana para perancang game membuat sebuah proposal yang berisikan bagaimana pengalaman visual yang ingin disajikan dan apa yang ingin dicapai untuk Map tersebut.

Dikatakan bahwa perancangan Ascent memiliki tujuan untuk membuat sebuah Map Tactical FPS tradisional yang punya tiga jalur (A, Mid, dan B). Setelah itu pembuatan masuk fase Greybox, yang bertujuan membuat Map tersebut menjadi nyata dengan menggunakan Engine game tersebut. Proses pada fase Greybox bisa cuma beberapa bulan, tapi bisa mencapai beberapa tahun. Juga, pada fase ini, Map hanya berisikan konten esensial saja, tanpa ada pemanis yang bersifat visual.

Setelahnya pengembangan masuk ke dalam fase Block-In. Pada fase ini konten visual mulai dimasukan, namun masih yang sifatnya penting saja. Misalnya, pada bagian mana gedung-gedung harus dibuat lebih tinggi atau lebih rendah, mengapa demikian. Tak hanya bersifat sebagai pemanis, konten visual pada fase Block In juga bersifat esensial, dengan memikirkan pengalaman visual yang akan diberikan.

Penampakan awal map Ascent. Sumber: Riot Games
Penampakan awal map Ascent. Sumber: Riot Games

Proses lalu ditutup dengan fase Art Production. Pada bagian ini, konten visual yang lebih detil mulai dimasukkan. Konten visual yang dimasukkan pada fase ini juga tidak selalu esensial, kadang ada yang sifatnya pemanis, agar pemain tidak merasa bosan ketika harus berkali-kali memainkan Map ini.

Setelah lima tahun, proses tersebut tentunya tidak akan berhenti. Satu contohnya pada saat update VALORANT 1.02 yang mengungkap beberapa bagian Map, agar pertandingan antara tim Attackers dengan tim Defenders tetap seimbang.

Xccurate Bicara Soal Skena Kompetitif VALORANT dan Potensi Indonesia di Masa Depan

Akhir pekan lalu kita melihat babak final dari GLHF VALORANT Open Cup berlangsung dengan sangat intens. Diselenggarakan tanggal 17 – 19 Juli 2020, babak final GLHF VALORANT Open Cup mempertemukan tim ANONYMOUS dengan tim SOMNIUM. Satu hal yang jadi menarik adalah, tim ANONYMOUS diikuti oleh pemain CS:GO Indonesia yang sudah melanglang-buana sampai ke negeri Tiongkok, yaitu Kevin Susanto atau Xccurate.

Ketika itu Kevin bermain bersama dengan para veteran skena CS:GO Indonesia, yaitu Agil Baskoro atau Roseau, Kevin Gunawan atau Eeyore, Jason Susanto atau f0rsakeN, Aaron Leonhart atau Mindfreak. Menariknya lagi adalah, ANONYMOUS cukup terdesak ketika melawan SOMNIUM, walau akhirnya berhasil keluar sebagai juara.

Penasaran dengan pendapatnya soal VALORANT dan skena kompetisi di Indonesia, tim redaksi Hybrid.co.id mencoba menghubungi Kevin “Xccurate”. Membicarakan soal game VALORANT, Kevin mengakui bahwa FPS terbaru besutan Riot Games ini memang memiliki keseruannya tersendiri. “VALORANT untuk have fun memang seru sih.” Ucap Kevin membuka pembahasan.

“Kelebihan game ini adalah dia punya karakter-karakter (Agents) dengan skill masing-masing, yang membuat pemain jadi tidak mudah bosan. Juga karena itu, dalam VALORANT kita jadi bisa tidak terlalu bergantung sepenuhnya dengan aim. Kalau kita punya mekanik yang jago, kita bisa jadi jago di VALORANT. Sementara itu kalau CS:GO itu murni bergantung pada aim dan skill individu, yang menurut saya, membuat CS:GO jadi cenderung lebih sulit jika dibanding VALORANT.” Kevin menjelaskan lebih lanjut soal pendapatnya terkait VALORANT.

Menurut catatan Liquidpedia CS:GO, Xccurate masih terdaftar sebagai bagian dari anggota tim Big Time Regal Gaming (BTRG) hingga saat ini. BTRG sendiri merupakan tim CS:GO asal Tiongkok, yang juga sempat menjadi tim bagi pemain VALORANT BOOM Esports, Adrian Setiawan atau Adrnk1ng. Dengan percobaan perdana Xccurate di skena VALORANT lewat gelaran GLHF Cup, apakah ada kemungkinan dirinya akan pindah haluan suatu saat nanti?

“Untuk pindah sih belum ada kepikirian, karena memang sampai saat ini passion saya masih di CS:GO.” Ucap Kevin. Lebih lanjut, melihat pertandingan kemarin di mana Xccurate dan kawan-kawan cukup kesulitan, Kevin juga memberi pendapatnya soal tim SOMNIUM dan potensi Indonesia di skena VALORANT masa depan.

110286137_183663803294391_1727158625455140135_n anonymous win GLHF Open cup 2020

“Kalau bicara SOMNIUM, menurut saya permainan mereka sih bagus. Kami sempat kesulitan saat bertanding di map Bind gara-gara trap milik Agent Cypher, yang memang belum banyak kami pelajari. Kalau bicara Indonesia untuk skena VALORANT internasional, menurut saya potensi sudah pasti ada, karena sebenarnya kemampuan aim pemain Indonesia itu sakit. Namun, menurut saya tim-tim ini masih punya kekurangan di bagian teamplay, yang harus diasah lebih tajam lagi.” Jawab Xccurate menutup pembahasan.

Memang kalau bicara jujur-jujuran, untuk saat ini, potensi Xccurate jadi gemilang tentu lebih besar lewat skena CS:GO. Ini karena saat ini, tim dan jenjang kompetisi CS:GO cenderung lebih mapan jika dibandingkan dengan skena VALORANT yang masih mapan. Tetapi siapa yang tahu, mungkin bisa jadi Xccurate pindah haluan jika nantinya skena VALORANT menjadi lebih mapan di masa depan? Jika itu terjadi, tentunya Indonesia akan bisa bicara banyak di skena Internasional!

GLHF VALORANT Open Cup 2020 Ditutup dengan Kemenangan Tim ANONYMOUS

Baru saja turnamen yang dibesut oleh GLHF Production selesai digelar. Turnamen yang bertajuk GLHF Open Cup VALORANT 2020, ditutup dengan kemenangan dari tim ANONYMOUS. Turnamen yang digelar dan terbuka untuk  komunitas game VALORANT di Indonesia diresponi dengan baik dari kalangan gamers FPS di Indonesia.

Adapun turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020 ternyata menjadi ajang pertemuan bagi beberapa pro player kawakan dari kancah kompetitif FPS di Indonesia. Tercatat dari dari deretan peserta yang mendaftar, dapat ditemukan nama MORPH Team yang sebelumnya dikenal dengan nama tim Xorgee.

Ada juga tercatat 2 tim yang baru saja memperkenalkan roster divisi VALORANT mereka yaitu BOOM Esports dan Alter Ego Esports. Pertemuan tim-tim tersebut cukup dinantikan oleh komunitas gamers VALORANT untuk menguji kualitas tim yang akan mewakili Indonesia di gelaran turnamen VALORANT Pacific Open 2020 mendatang.

“Apabila publisher bersedia invest dengan mengadakan event-event rutin dan berkualitas, maka saya confident gamenya akan bisa berkembang di Indonesia.” ujar Joey Siagian sebagai Direktur dari Somnium Esports, yang meraih posisi runner up saat diminta pendapatnya tentang prospek esports VALORANT di Indonesia.

via: YouTube
via: YouTube

Bermula dari laga pembuka, Morph Team harus tersisih lebih dulu saat dihantam oleh tim ANONYMOUS. Pada putaran yang sama juga tim Somnium Esports mengalahkan dan mengirim Alter Ego Esports ke lower bracket. Kekalahan MORPH Team di laga pembuka bisa saja menurunkan optimisme terhadap potensi Indonesia untuk bersaing di skena VALORANT region Asia.

Berlanjut di putaran kedua, BOOM Esports dapat melaju mulus dengan menyingkirkan lawannya, tim Anak Muda. Dengan roster line up yang dimiliki, BOOM Esports menargetkan diri untuk dapat bersaing di level regional Asia. Sedangkan tim Alter Ego Esports masih belum menyerah untuk terus maju dalam gelaran turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020 dan berjuang di lower bracket.

via: YouTube
via: YouTube

Big match terjadi saat tim BOOM Esports harus berhadapan dengan tim ANONYMOUS. Sekalipun memberi perlawanan yang baik, kerap kali tim BOOM Esports kehilangan momentum di akhir match. Permainan apik yang ditunjukkan tim ANONYMOUS akhirnya menekuk tim BOOM Esports di babak final upper bracket.

Dari lower Bracket tim Somnium Esport mengintai dan berhasil mempertahankan diri dalam gelaran turanmen GLHF Open Cup VALORANT 2020 dengan menyisihkan Alter Ego esports, yang memulangkan Morph Team di lower bracket, dan BOOM Esports secara berturut-turut di babak final lower bracket.

Tim ANOYMOUS | via: Instagram glhfproduction
Tim ANOYMOUS | via: Instagram glhfproduction

Babak final gelaran GLHF Open Cup VALORANT 2020 menyajikan laga yang seru. Aksi saling membalas terjadi sepanjang match pertama yang kemudian dimenangkan oleh tim ANONYMOUS. Di match kedua permainan yang sangat disiplin ditunjukkan oleh tim Somnium Esports dan mengunci match kedua dengan kedudukan seimbang 1-1. Memasuki match ketiga permainan yang ditunjukkan kedua tim kian ketat dan tidak satupun tim menunjukkan penurunan performanya.

Akhirnya babak final gelaran GLHF Open Cup VALORANT 2020 ditutup dengan kemenangan tim ANONYMOUS. Penampilan dari tim Somnium Esports patut mendapatkan pujian karena kerap kali dapat menekan tim lawannya yang berisi roster dengan kemampuan yang mumpuni dari game CS:GO. Gelaran turnamen GLHF Open Cup VALORANT 2020 tampaknya bisa memberikan pertanda akan adanya potensi dari segi player dan prospek perkembangan skena esports VALORANT di Indonesia.

Antonius “son” Willson sebagai founder dari GLHF Produciton memberikan tanggapannya terkait gelaran turnamen yang dilangsungkan, “(tim ANONYMOUS) bermain secara antimeta tanpa Cypher dan memenangkan turnamen adalah sesuatu yang mengejutkan buat saya.”

 

 

Alter Ego Esports Perkenalkan Divisi VALORANT Mereka

Menanggapi perkembangan game FPS terbaru besutan Riot Games, organisasi Alter Ego Esports membentuk divisi VALORANT mereka baru-baru ini. Seperti yang diketahui, secara global game VALORANT tengah menjadi sorotan dan menarik banyak player setelah peluncurannya.

Organisasi esports di dunia satu demi satu menyatakan sudah membentuk roster divisi VALORANT mereka. Kebanyakan dari player VALORANT yang baru adalah pro player yang sebelumnya sudah fasih bermain game bergenre FPS. Ketika seorang pro player berpindah ke game VALORANT, secara mekanik maupun taktik tidak akan berbeda jauh denga permainan CS:GO dan FPS lainnya.

via: Instagram alteregoesports
via: Instagram alteregoesports

Ketika dihubungi tim Hybrid, Indra “DRA” Hadiyanto, Co-Founder & COO Alter Ego Esports memberikan tanggapannya terkait pembentukan divisi VALORANT terbaru mereka.

Kendati di Indonesia tren esports di platform PC mulai meredup dan perlahan tergantikan dengan mobile esports, Alter Ego Esports melihat adanya peluang dari perkembangan game VALORANT. Alter Ego percaya game VALORANT dapat berkembang sebesar CS:GO di Indonesia seperti waktu yang lalu.

Terkait dengan tantangan bagi aktivitas divisi VALORANT mereka di masa pandemi Indra “DRA” Hadiyanto menyatakan, “untuk sementara divisi VALORANT Alter Ego Esports belum bisa beraktivitas di gaming house karena situasi pandemi COVID-19.” Meskipun demikian divisi VALORANT Alter Ego Esports masih bisa berkomunikasi dengan lancar sekalipun tidak berada bersama di satu tempat.

via: Instagram alteregoesports
via: Instagram alteregoesports

Berikut ini adalah nama-nama yang mengisi roster divisi VALORANT Alter Ego Esports:

  • Anlika “LurkZz” Wahyoedi (C)
  • Iqbal “Kyloo” Mauldhan
  • Rizuan “3nable” Hazi
  • Eric “NiZ” Vaza
  • Rey “vascalizz” Pardede

Nama-nama yang muncul di atas adalah beberapa pro player muda yang sudah pernah terjun di tier 1 skena kompetititf CS:GO Indonesia. Pada posisi kapten, ada LurkZz yang sudah malang melintang di tim besar tanah air, dan sudah berlabuh di Alter Ego Esports. Adapun NiZ tercatat pernah membela bendera EVOS Esports sedangkan Kyloo juga sudah mengoleksi jam terbang bersama BOOM Esports.

Lebih jauh lagi, ternyata anggota roster kelima divisi VALORANT Alter Ego Esports adalah Rizuan “3nable” Hazi pro player CS:GO asal Malaysia yang pernah membela tim Fire Dragon Esports. Hanya nickname vascalizz saja yang sepertinya belum pernah terpantau aktif di kancah esports FPS Indonesia.

Beberapa waktu yang lalu tercatat juga tim VALORANT Alter Ego Esports memenangkan tempat kedua di gelaran turnamen Esports Academy VALORANT Cup Series. Sekalipun belum berpartisipasi dalam gelaran VALORANT IGNITION SERIES di region Asia Tenggara, setelah diumumkan, tim Alter Ego Esports akan aktif berkompetisi di skena game VALORANT di Indonesia.