PUBG Rebut Gelar Game Terbaik di The Steam Awards 2018

Dalam kiprahnya selama 15 tahun, Steam telah berevolusi dari sebuah layanan distribusi hingga menjadi platform gaming berfitur terlengkap. Kini, ia turut menyediakan software non-game, bisa berperan sebagai jejaring sosial, serta turut dilengkapi fitur kurasi yang mempersilakan pengguna mengikuti reviewer favorit mereka. Dan mulai tahun 2016, Valve terus melangsungkan The Steam Awards.

The Steam Awards adalah acara pemberian penghargaan bagi game-game terbaik pilihan user. Tapi berbeda dari event sejenis, para finalis di sana tak cuma merupakan permainan yang dirilis di tahun itu. Banyak dari judul di Steam Awards 2018 yang sebetulnya sudah meluncur di tahun sebelumnya, masuk lagi di daftar nominasi karena mereka terus mendapatkan update dan jadi favorit pengguna Steam.

Steam Awards kali ini membuktikan pada kita bahwa game ‘lawas’ pun bisa merebut gelar paling bergengsi di sana. Minggu lalu, Valve akhirnya mengungkap para pemenang ajang penghargaan tahunan di platform distribusi digital terbesar di Bumi itu, dan game yang mencetus demam battle royale, PlayerUnknown’s Battlegrounds berhasil menyabet titel Game of the Year 2018.

Daftar lengkapnya bisa Anda simak di bawah ini.

 

Game of the Year: PlayerUnknown’s Battlegrounds

Finalis: Monster Hunter: World, Kingdom Come: Deliverance, Hitman 2, Assassin’s Creed: Odyssey

 

VR Game of the Year: The Elder Scrolls V: Skyrim VR

Finalis: VR Chat, Beat Saber, Fallout 4 VR, Superhot VR

 

Labor of Love: Grand Theft Auto V

(Game-game yang terus mendapatkan konten baru meskipun sudah tersedia cukup lama.)

Finalis: No Man’s Sky, Path of Exile, Dota 2, Stardew Valley

 

Best Developer: CD Projekt Red

Finalis: Ubisoft, Bethesda, Rockstar Games, Digital Extremes, Square Enix, Capcom, Paradox Interactive, Bandai Namco, Klei

 

Best Environment: The Witcher 3: Wild Hunt

(Permainan dengan pemandangan terindah.)

Finalis: Subnautica, Shadow of the Tomb Raider, Far Cry 5, Dark Souls III

 

Better With Friends: Tom Clancy’s Rainbow Six Siege

(Judul-judul multiplayer terbaik)

Finalis: Payday 2, Dead by Daylight, CS: GO, Overcooked! 2

 

Best Alternate History: Assassin’s Creed Odyssey

(Deratan game di kategori ini dilatarbelakangi tema sejarah alternatif yang unik.)

Finalis: Wolfenstein II: The New Colossus, Hearts of Iron IV, Civilization VI, Fallout 4

 

Most Fun With a Machine: Rocket League

(Permainan-permainan terbaik yang mengedepankan tema mesin/robot.)

Finalis: Euro Truck Simulator, Nier: Automata, Factorio, Space Engineers

Berbeda dari ajang sebelumnya, kategori game The Steam Awards 2018 terlihat lebih normal. Tidak ada lagi nama-nama jenaka seperti ‘Mom’s Spaghetti’ atau ‘Whoooaaaaaaa, dude!’. Saya menduga, hal ini merupakan cara Valve menyederhakan list serta membuat ajang ini lebih serius, karena gelar ‘Best Environment’ jelas terasa lebih prestisius ketimbang ‘I’m Not Crying, There’s Something In My Eye’.

Kemenangan PUBG di The Steam Awards 2018 sangat menarik. Saat ini, PlayerUnknown’s Battlegrounds masih menjadi judul paling populer di Steam dengan total pemain aktif terbanyak. Namun kemungkinan besar, alasan mengapa game battle royale kreasi PUBG Corp. itu jadi jawara adalah absennya Fortnite di Steam. Di Golden Joystick Awards 2018 – event gaming yang juga bersandar pada vote – karya Epic Games itu membawa pulang titel Game of the Year.

Sumber: Steam.

Steam Sale Musim Semi Dimulai, Tapi Disajikan Dengan Cara yang Berbeda

Ada saran yang selalu saya ucapkan berulang-ulang ke rekan sesama gamer: jangan pre-order seperti apapun janji manis developer; dan jika modal saat ini pas-pasan, jangan buru-buru membeli karena promo diskon di Steam bisa pasti dilakukan tiap musim. Dan lima bulan setelah sale musim dingin dilangsungkan, Valve resmi menggelar Steam Winter Sale.

Event kali ini mengusung tajuk Spring Cleaning Event, dan dalam waktu lima hari, Valve memangkas harga sejumlah game dengan potongan hingga 80 persen. Program sale itu dimulai kemarin dan berlangsung sampai tanggal 28 Mei nanti. Menariknya, penyajian Spring Cleaning Event mengusung metode yang betul-betul berbeda. Valve tak mau Anda cuma menumpuk permainan, namun juga mendorong kita buat memainkannya.

Sesuai namanya, lewat Spring Cleaning Event, Valve ingin user menikmati game-game yang tidak pernah tersentuh di library Steam serta mencoba judul-judul baru. Aktivitas di sana sedikit lebih rumit dibanding sekadar melewati Discovery Queue begitu saja. Anda betul-betul harus memainkan sesuatu demi memperoleh badge dan trofi dengan menyelesaikan Daily Tasks atau Projects. Misalnya: menikmati game A selama dua jam atau judul-judul yang Anda beli dalam enam bulan ke belakang.

Daily Tasks sendiri terbagi dalam beberapa tantangan berbeda yang bisa dikerjakan tiap hari untuk memperoleh trofi. Anda dapat mulai membersihkan backlog, atau misalnya bingung mulai dari mana, Valve akan memilihkan judul-judul permainan koleksi Anda secara acak. Masih bingung atau koleksi library Anda kurang banyak? Valve sudah menyiapkan tidak kurang dari sembilan game gratis yang bisa diakses selama Spring Cleaning Event 2018 berlangsung.

Mereka adalah: Dead by Daylight, City Skylines, Don’t Starve Together, Dirt 4, Left 4 Dead 2, Tyranny, Borderlands 2, Middle-earth: Shadow of Mordor serta Castle Crashers.

Dan jangan khawatir jika Anda terlalu malas atau sibuk untuk melakukan segala aktivitas ini. Saya juga telah memilihkan sejumlah game (lumayan) baru atau edisi spesial yang ditawarkan di harga atraktif. Ini dia:

  • Ancestors Legacy: (-10%) Rp 170.999
  • Assassin’s Creed Origins: (-75%) Rp 413.400
  • Cities Skylines Collection: (-47%) Rp 417.224
  • Crypt of the NecroDancer: (-80%) Rp 23.199
  • Dead by Daylight: (-50%) Rp 67.999
  • Northgard: (-33%) Rp 93.799
  • South Park: The Fractured But Whole: (-50%) Rp 344.500
  • Space Hulk: Deathwing – Enhanced Edition: (-20%) Rp 263.200
  • Stellaris: (-60%) Rp 107.999

Anda dapat mem-browsing game-game yang memperoleh diskon di Steam dengan mengunjungi page  Special Offers. Siapa tahu, judul yang Anda inginkan muncul di sana. Harga beberapa permainan memang sangat menggoda, tapi sedikit saran dari saya, jangan habiskan seluruh tunjangan hari raya Anda untuk belanja game

Versi Beta App Steam Link Sudah Tersedia Untuk Android

Angka mungkin bisa membuat kita memahami masifnya layanan Steam digaming. Di 2017, para user Steam mengeluarkan uang sebesar $ 4,3 miliar untuk membeli game, mewakilan 18 persen dari penjualan permainan global. Dan di awal 2018, ada lebih dari 150 juta akun terdaftar di platform ini; dan di periode paling sibuknya, Steam pernah diakses oleh 18,5 juta orang bersamaan.

Minggu lalu, kita sudah mendengar rencana Valve buat menghadirkan Steam di perangkat bergerak. Layanan tersebut mereka beri nama Steam Link. Tapi strategi penyajianya bukanlah dengan membuka akses langsung ke ribuan konten Steam via smartphone, melainkan memanfaatkan pendekatan ala GeForce Now: Steam Link memungkinkan Anda men-stream konten permainan dari PC atau Mac ke smartphone dan tablet.

Dan sesuai rencana Valve, layanan ini akhirnya tiba di Google Play dalam versi beta. Cara menggunakan servis ini sangat mudah. Anda hanya perlu menyambungkan Steam Controller atau gamepad berkonektivitas Bluetooth lain ke perangkat bergerak, kemudian menyambungkannya ke PC yang berada dalam satu jaringan lokal. Setelah itu, game Steam bisa segera dinikmati.

Steam Link. 1

Memang sda sejumlah syarat harus terpenuhi agar Steam Link bekerja maksimal. Pertama, pastikan perangkat Android Anda sudah berjalan di sistem operasi 5.0 atau versi terbaru. Kedua, Anda membutuhkan jaringan Wi-Fi 5GHz. Frekuensi ini punya spektrum lebih luas dari 2,4GHz yang semakin sesak. Singkatnya, Steam Link membutuhkan koneksi berkecepatan tinggi dan bandwidth lebih lebar.

Jika seluruh kebutuhan di atas terpenuhi, Anda bisa menikmati sejumlah permainan Steam hingga resolusi 4K di 60-frame rate per detik. Namun untuk mayoritas game, standar kualitasnya paling optimalnya adalah 1080p di 60fps. Tentu saja, selain jaringan Wi-Fi 5GHz, PC Anda terlebih dulu harus mampu menjalankan game dengan lancar.

Sebagai alternatifnya, Steam Link juga kompatibel dengan set-top box TV, selama unit tersebut mengusung OS Android 5.0. Mungkin baru melalui setup seperti ini app bisa menghidangkan resolusi 4K.

Pengguna iDevice harus menunggu kehadiran Steam Link sedikit lebih lama. Dan saat tersedia nanti, aplikasi siap mendukung perangkat dengan iOS 10 atau versi terbaru, serta Apple TV yang berjalan di tvOS 10.3.

Menurut saya, Steam Link merupakan langkah kedua Valve menginvasi ruang keluarga setelah Steam Machines yang mereka prakarsai gagal lepas landas. Steam Link punya peluang sukses lebih besar dari Steam Machines karena mayoritas user Steam sudah mempunyai perangkat gaming dan smartphone. Dan dibanding sistem Steam Machines, harga set-top box jauh lebih terjangkau.

Via The Verge.

Ini Dia Game-Game Pemenang The Steam Awards 2017

Keunikan The Steam Awards yang diinisasi oleh Valve di tahun 2016 dibanding ajang pemberian penghargaan game lain adalah, judul-judul lama tetap berkesempatan untuk memenangkannya selama permainan tersedia di platform distribusi digital populer tersebut. Respons user Steam sepertinya sangat positif, mendorong Valve buat melangsungkan ajang kedua di akhir 2017.

Valve mengumumkan daftar nominasi The Steam Awards 2017 pada tanggal 20 Desember 2017 silam. Lalu proses voting masing-masing kategori dilakukan di hari berbeda, dimulai tanggal 21 Desember 2017 sampai 2 Januari 2018. Dan sesuai rencana mereka, Valve akhirnya menyingkap para pemenangnya semalam. Daftar lengkapnya bisa Anda lihat di bawah:

 

The ‘Choices Matter’ Award: The Witcher 3: Wild Hunt

Game-game ini menyajikan pilihan-pilihan besar yang menentukan narasi permainan.

Nominasi: Divinity: Original Sin 2, Life is Strange: Before the Storm, The Walking Dead: A New Frontier, Dishonored 2

 

The ‘Mom’s Spaghetti’ Award: PlayerUnknown’s Battlegrounds

Permainan yang membuat Anda ‘bersemangat’, serta memengaruhi pemainnya secara fisik.

Nominasi: Outlast 2, Resident Evil, The Evil Within 2, Alien: Isolation

 

The ‘Labor of Love’ Award: Warframe

Bukan permainan baru, tetapi tetap mendapatkan dukungan penuh dari developer-nya.

Nominasi: Team Fortress 2, Titan Quest Anniversary Edition, Path of Exile, Crusader Kings II

 

The ‘Suspension of Disbelief’ Award: Rocket League

Game-game di bawah ini menyimpan konten yang konyol atau sinting.

Nominasi: Saints Row IV, Goat Simulator, South Park: the Fractured But Whole, Wolfenstein II: The New Colossus

 

The ‘The World Is Grim Enough Let’s Just All Get Along Award: Stardew Valley

Game-game yang sangat menghibur, membuat kita lupa sejenak dengan kesedihan dalam hidup.

Nominasi: Cities: Skylines, Slime Rancher, ABZU, To the Moon

 

The ‘No Apologies’ Award: The Witcher: Enhanced Edition

Permainan-permainan di kategori ini dicintai oleh para gamer apa adanya, meski mereka punya banyak kekurangan.

Nominasi: Rust, Mount & Blade: Warband, HuniePop, Gothic II: Gold Edition

 

The ‘Defies Description’ Award: Garry’s Mod

Valve bahkan tidak bisa mendeskripsikan kategori ini…

Nominasi: The Stanley Parable, Pony Island, Antichamber, Doki Doki Literature Club

 

The ‘Cry Havoc And Let Slip The Dogs of War’ Award: Just Cause 3

Game-game yang menyuguhkan ledakan dan aksi paling spektakuler.

Nominasi: Total War: Warhammer II, Broforce, Red Faction: Guerilla Steam Edition, Middle-earth: Shadow of War

 

The ‘Haunts My Dreams’ Award: Counter-Strike: Global Offensive

Judul-judul di kategori ini diklaim mampu mengonsumsi pikiran bahkan ketika Anda sedang tidak memainkannya.

Nominasi: Dota 2, Dark Souls III, Factorio, Sid Meier’s Civilization VI

 

The ‘Soul of Vitruvius’ Award: Rise of the Tomb Raider

Permainan-permainan di daftar ini kabarnya mempunyai desain karakter terbaik.

Nominasi: NieR: Automata, Hellblade: Senua’s Sacrifice, I am Bread, Bayonetta

 

The ‘Whoooaaaaaaa, Dude! 2.0’ Award: The Evil Within 2

Seperti tahun lalu, Valve juga tidak bisa menjelaskan apa yang membuat game-game di bawah masuk di kategori ini.

Nominasi: Hotline Miami, Luna, Antichamber, CPU Invaders

 

The ‘Best Soundtrack’ Award: Cuphead

Sesuai namanya, inilah permainan-permainan dengan soundtrack terbaik.

Nominasi: Nier: Automata, Crypt of the Necrodancer, Undertale, Transistor

 

The ‘Even Better Than I Expected’ Award: Cuphead

Kualitas game-game ini ternyata lebih baik dari dugaan gamer sebelumnya.

Nominasi: Assassin’s Creed Origins, Call of Duty: WWII, Hollow Knight, Sonic Mania

Sumber: Steam.

Steam Pecahkan Rekor Baru, Diakses Oleh 17,6 Juta User Bersama-sama

Di tahun ini, sebuah revolusi besar tengah terjadi di layanan distribusi digital Steam. Belum lama, satu pendatang baru berhasil menumbangkan Dota 2 buatan Valve sebagai game terpopuler di platform tersebut. Dan tidak tanggung-tanggung, permainan berjudul PlayerUnknown’s Battleground itu terus-menerus menjadi game dengan jumlah pemain paling banyak.

PUBG ternyata jadi salah satu pendorong besar peningkatan jumlah user Steam. Di bulan Oktober silam, total pengguna concurrent di layanan distribusi terbesar di dunia itu melampaui batasan 16 juta orang. Lalu program promo Black Friday – atau tepatnya Steam Autumn Sale – yang dimulai beberapa hari lalu mendongrak angkanya lebih tinggi lagi. Di akhir minggu lalu, ada 17 juta user  mem-browsing Steam secara serempak, dan hampir tujuh juta dari mereka bermain bersama-sama.

Berdasarkan data yang ditangkap oleh situs SteamDB, sebanyak 17.683.804 user mengakses Steam secara berbarengan dan terhitung ada 6.813.617 orang menikmati permainan di sana bersama-sama. Golongan terakhir itu tak cuma sekedar menjelajahi Steam, tapi juga aktif bermain di dalam game.

Dari total hampir tujuh juta orang itu, hampir separuhnya adalah pemain PlayerUnknown’s Battleground, tepatnya di 2.940.359. Di urutan kedua ada permainan Dota 2 dengan 1,2 juta gamer concurrent, kemudian Counter-Strike: Global Offensive mengamankan urutan ketiga di 850 ribu gamer. PCGamesN memprediksi bahwa jumlah pemain PUBG akan menjulang melewati tiga juta player saat versi retail game tersebut dilepas pada bulan Desember 2017.

Sayangnya, jumlah dari seluruh akun Steam belum bisa diketahui, karena tentu saja ada akun yang sudah lama tidak dipakai, serta ada pula beberapa akun baru milik individu yang sama. Tiga tahun silam, Valve Corp. sempat mengumumkan bahwa mereka berhasil merangkul 75 juta pengguna Steam. Kemudian di tahun 2015, angka akun aktif Steam kabarnya mencapai 125 juta orang. Meski belum ada bukti konkret, kemungkinan besar hampir semua gamer PC telah mendaftarkan diri jadi pengguna Steam.

Dan bersumber pada laporan Digital Trends di bulan Mei 2017, kabarnya tidak kurang dari 25 juta pelanggan Steam telah memiliki sistem gaming yang siap menangani konten virtual reality – naik dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Steam Autumn Sale saat ini masih berjalan, dan akan berlangsung hingga tanggal 29 November besok. Dan seperti di tahun lalu, Valve juga kembali menggelar The Steam Awards. Panitia lagi-lagi menyiapkan kategori-kategori penghargaan yang unik, dan mempersilakan Anda menentukan langsung para pemenangnya.

Via Digital Trends.

Pemerintah Indonesia Juga Blokir Fight of Gods, Steam Tetap Bisa Diakses Secara Normal

Minggu lalu, pemblokiran Steam oleh pemerintah Malaysia terkait game yang dianggap melecehkan agama membuat kehebohan di kalangan gamer. Para user khawatir, tindakan tersebut akan memicu upaya serupa tiap kali pemerintah menemukan permainan yang bertentangan dengan pandangan mereka. Ada belasan ribu game di Steam, jadi peluang menemukan judul-judul ‘antik’ seperti Fight of Gods cukup besar.

Pemerintah Indonesia sendiri akhirnya mengambil langkah yang sama, tapi tanpa ada pemutusan akses ke Steam. Gamer lokal bisa menikmati permainan-permainan Steam secara normal. Namun jika Anda mengecek laman Fight of Gods sekarang, akan muncul notifikasi eror bertuliskan ‘item ini sedang tidak tersedia di wilayah Anda’. Bahkan ketika search bar digunakan, Fight of Gods tak lagi keluar. Alasannya adalah karena Kemenkominfo sudah mengajukan permintaan pemblokiran game pada Steam.

Via Kompas, Noor Iza selaku juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, permohonan penutupan akses dikirimkan pada hari Rabu minggu ini. Kemenkominfo memberikan waktu dua kali 24 jam bagi Valve untuk melakukannya. Berdasarkan perhitungan kasar, maka tenggat waktunya adalah hari Jumat ini. Namun tampaknya publisher merespons dengan tanggap. Fight of Gods sudah tak lagi dapat dibeli sejak kemarin.

Dirjen Aptika Kemenkominfo Samuel Abrijani Pangerapan juga berkomentar, “Permainan ini tak layak untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia. Kita adalah bangsa yang beragama, simbol-simbol agama bukan untuk dipermainkan, apalagi dipertarungkan. Hal tersebut bisa menimbulkan gesekan berbau SARA.”

Saya belum bisa memastikan apa yang terjadi bagi user Steam Indonesia yang kebetulan telah membelinya. Sewaktu penjualan tiket early access-nya masih tersedia, Fight of Gods dijajakan seharga Rp 42 ribu. Sangat murah. Apakah Valve mengembalikan uang mereka? Atau gamer diperkenankan buat menyimpan dan memainkannya?

Fight of Gods adalah permainan fighting yang memparodikan mitos figur, dewa dan sosok-sosok penting dalam agama. Titel Steam Early Acess di sana menandai bahwa game ini masih belum rampung dikembangkan oleh developer-nya, Digital Crafter asal Taiwan.

Kualitas visual dan gameplay Fight of Gods tentu saja kalah jauh dari franchise-franchise terkenal seperti Street Fighter dan Tekken, tapi pemblokiran Steam oleh Malaysia dan kegaduhan yang disebabkan olehnya membuat Fight of Gods semakin tersohor. Berdasarkan sejumlah review di Steam, user yang tadinya tidak mengacuhkan game ini malah memutuskan untuk membelinya ‘sebagai bentuk kritik terhadap kakunya pemerintah Malaysia’.

Tak cuma diblokir di Indonesia dan Malaysia, Fight of Gods juga memperoleh perlakuan serupa dari pemerintah Thailand. Sementara itu, permainan ini malah jadi judul yang dilombakan dalam turnamen game Revolution 2017 di kota London.

Mari Tebak Seperti Apa Penampilan Device SteamVR Valve

Beberapa hari lalu, Valve akhirnya resmi mengumumkan bahwa mereka akan berpartisipasi dalam kancah persaingan virtual reality lebih serius. Tak sekedar menyokong dari segi software, mereka berniat memasarkan device VR buatan sendiri. Belum ada yang tahu seperti apa bentuknya, mungkin hingga Valve memamerkannya di ajang GDC 2015 minggu depan. Continue reading Mari Tebak Seperti Apa Penampilan Device SteamVR Valve