Telkom Officially Commercialize WiFi Corner

Telkom authorized the commercialization of WiFi Corner by launching its two latest services, WiFi Corner (WiCo 2.0) and WiFi Station. The initiation is an attempt to increase internet broadband penetration throughout Indonesia.

Up to this point, WiFi Corner (WiCo) is known to be located in certain places for internet education and commonly in Telkom Plaza. WiCo is relatively affordable to access.

“WiCo 2.0 and WiFi Station is an attempt to develop Indonesia’s digital society, along with government vision to make Indonesia as the biggest digital economy power in Southeast Asia,” said Dian Rachmawan, Telkom’s Enterprise & Business Service Director on Thursday, (12/28).

He explained, WiCo 2.0 is inspired by internet cafe service (warnet) inviting third party as enterprise partner to help the internet penetration. WiCo 2.0 uses a 100% fiber optic backhaul with speed range starts from 100 mbps and signal range of 50 meters.

Partners only need to provide a location and download MyWiCo app to register as user and top up voucher balance. Furthermore, they can directly sell WiFi.id vouchers for internet user to use in particular places.

Through the voucher sale, Telkom implements a 50:50 profit sharing scheme with starting price of Rp3,500 per two hours. Partners can raise prices according to local conditions.

By these vouchers, partners can earn additional income, making it suitable for women to do a home-based business. For voucher payment, can be done using Finpay or scan QR Code.

For next year, Rachmawan targets WiCo 2.0 will be available in 50,000 new locations. So dar, the old version or WiCo 1.0 is available in around 15,000 points throughout Indonesia.

WiFi Station

Unlike WiCo 2.0, WiFi Station is dedicated service for corporate, providing free internet service for its employees or public customers. For instance, cafe, restaurant, school, campus or coworking space. WiFi Station is targeted to be available in 100,000 new locations by next year.

“The company will take care of the cost, so the end user will not be burdened.”

WiFi Station features are considered useful for business people. Login ID Customization allowing a secure internet connection, while Welcome Page Customization allowing business people to create a brand image of the business through internet WiFi features. In addition, Customer Profiling feature to improve customer engagement.

For Rachmawan, the presence of these two new products are not opposed to the segment of Indihome users which most likely stayed at home. All three are targeting different users.

Rachmawan’s opinion related to the competition with existing player is located in the after sales handling. Telkom has Telkom Akses specialized in providing construction services and network infrastructure management.

“We have subsidiary specialized in handling fiber optic. It is our extra value of other competitors,” Rachmawan concluded.

There are several other companies providing similar services to WiFi Station, such as Biznet Hotspot and Google Station. Google partners with CBN and FiberStar brings free internet access in public places. In Indonesia, Google Station is available in Jabodetabek and Bandung.


Original article is in Indonesian, translated by Kristin Siagian

Telkom Resmi Komersialkan Layanan WiFi Corner

Telkom resmikan dimulainya komersialisasi layanan Wifi Corner dengan meluncurkan dua layanan terbaru WiFi Corner (WiCo 2.0) dan WiFi Station. Inisiasi ini menjadi upaya perusahaan untuk meningkatkan penetrasi internet broadband ke seluruh Indonesia.

Selama ini WiFi Corner (WiCo) dikenal hanya berlokasi di tempat tertentu untuk sarana edukasi internet dan umumnya ada di Plasa Telkom. WiCo bisa diakses dengan harga relatif terjangkau.

“WiCo 2.0 dan WiFi Station merupakan upaya pengembangan masyarakat digital Indonesia, sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara,” ucap Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan, Kamis (28/12).

Dian menjelaskan, WiCo 2.0 terinspirasi oleh layanan warung internet (warnet) dengan mengajak pihak ketiga sebagai mitra yang berasal dari kalangan UKM untuk membantu penyebaran penetrasi internet. WiCo 2.0 menggunakan backhaul 100% fiber optik dengan kecepatan mulai dari 100 mbps dan jangkauan sinyal maksimal 50 meter.

Mitra hanya perlu menyediakan lokasi, dan mengunduh aplikasi MyWiCo untuk mendaftar sebagai pengguna dan top up saldo voucher. Setelah itu, mitra dapat langsung berjualan voucher WiFi.id kepada pengguna internet untuk digunakan di tempat yang sudah disediakan.

Lewat penjualan voucher ini, Telkom menerapkan skema bagi hasil 50:50 dengan harga voucher dimulai dari Rp3.500 per dua jam. Hanya saja mitra dapat menaikkan harga disesuaikan dengan kondisi setempat.

Dengan voucher tersebut, mitra dapat memperoleh penghasilan tambahan, sehingga cocok untuk dilakukan oleh para perempuan sebagai usaha rumahan. Untuk pembayaran voucher, bisa dilakukan dengan Finpay atau scan QR Code.

Dian menargetkan sampai tahun depan, WiCo 2.0 dapat tersedia di 50 ribu lokasi baru. Sementara ini, WiCo versi lama atau 1.0 sudah tersedia sekitar 15 ribu titik di seluruh Indonesia.

WiFi Station

Berbeda dengan WiCo 2.0, WiFi Station lebih diperuntukkan ke segmen korporat yang ingin memberikan layanan internet gratis untuk karyawannya atau pelanggan di tempat publik. Misalnya kafe, restoran, sekolah, kampus, atau coworking space. Untuk WiFi Station, ditargetkan sampai akhir tahun depan dapat tersedia di 100 ribu lokasi baru.

“Jadi end user tidak dibebankan biaya karena sudah ditanggung oleh perusahaan.”

WiFi Station punya fitur yang dinilai bermanfaat untuk pelaku bisnis, di antaranya Login ID Customization memungkinkan penyediaan koneksi internet yang aman, Welcome Page Customization memudahkan pelaku bisnis menciptakan brand image dari bisnisnya melalui fitur layanan WiFi internet. Serta, fitur Customer Profiling untuk meningkatkan customer engagement.

Menurut Dian, kehadiran dua produk terbaru ini tidak berseberangan dengan segmen pengguna Indihome yang lebih diperuntukkan untuk rumahan. Ketiganya menyasar pengguna yang berbeda.

Terkait persaingannya dengan pemain yang sudah ada sebelumnya, menurut Dian, terletak di penanganan setelah purna jualnya. Telkom punya anak usaha Telkom Akses yang khusus bergerak di bidang penyediaan layanan konstruksi dan pengelolaan infrastruktur jaringan.

“Kami ada anak usaha yang khusus menangani fiber optic, jadi ini nilai lebih kami dibandingkan kompetitor,” tutup Dian.

Layanan serupa seperti WiFi Station yang sudah lebih dahulu hadir, di antaranya Biznet Hotspot dan Google Station. Google menggandeng CBN dan FiberStar menghadirkan akses internet gratis di tempat publik. Di Indonesia, Google Station telah hadir di
Jadetabek, Bandung, dan Bogor.