Sony SRS-NB10 Wireless Neckband Speaker Adalah Alternatif Terhadap TWS Bagi Mereka yang WFH

Tren bekerja dari rumah alias WFH memang baru marak diadopsi setelah pandemi melanda. Namun ada kemungkinan tren ini masih akan terus berlanjut ke depannya walaupun penyebaran COVID-19 sudah mereda. Oleh karena itu, jangan heran seandainya ada suatu pabrikan teknologi yang meluncurkan produk baru yang benar-benar ditujukan untuk kalangan remote worker.

Salah satunya adalah produk terbaru dari Sony berikut ini. Dijuluki SRS-NB10 Wireless Neckband Speaker, perangkat ini dirancang untuk memudahkan pengguna mengikuti sesi conference call maupun sebatas mendengarkan musik selagi berjalan-jalan di dalam kediamannya.

Namanya speaker, jelas tidak ada satu pun bagian darinya yang menutupi atau membungkus telinga. Alhasil, pengguna sama sekali tidak akan merasa terisolasi dari sekitarnya. Di saat yang sama, mereka tetap dapat berkonsentrasi karena suara yang dihasilkan perangkat bakal langsung terarahkan ke telinganya dan diklaim tidak akan mengganggu orang lain yang sedang berada di ruangan yang sama.

Bisa dikatakan perangkat ini merupakan hasil kawin silang dari TWS dan speaker Bluetooth. Buat yang sering merasa tidak nyaman setelah mengenakan TWS selama berjam-jam, neckband speaker semacam ini tentu bisa menjadi alternatif yang cukup menarik. Supaya lebih nyaman, bagian belakangnya yang menggantung di leher dibuat fleksibel agar dapat disesuaikan oleh masing-masing pengguna.

Sebagai bonus, NB10 mengemas sebuah passive radiator untuk meningkatkan kualitas bass yang dihasilkan. Fitur multi-point connection memungkinkan NB10 untuk terhubung ke dua perangkat secara bersamaan, semisal smartphone dan laptop. Jadi Anda bisa mendengarkan musik dari smartphone, lalu langsung memindah sambungannya ke laptop ketika sesi conference call telah dimulai.

Dari sisi output, NB10 menjanjikan tangkapan suara yang jernih berkat dua mikrofon beamforming. Saat belum waktunya untuk berbicara, pengguna bisa dengan mudah mematikan mic lewat tombol mute yang terdapat di ujung tangkai sebelah kanan perangkat.

Dalam sekali pengisian, baterai NB10 diyakini dapat bertahan sampai 20 jam pemakaian. Charging-nya mengandalkan USB-C, dan pengisian selama 10 menit saja sudah bisa memberikan daya yang cukup untuk pemakaian selama satu jam. Secara keseluruhan, fisik NB10 tahan cipratan air dengan sertifikasi IPX4, yang berarti pengguna tidak perlu was-was selagi menggunakannya selama mencuci piring.

Di Amerika Serikat, Sony SRS-NB10 Wireless Neckband Speaker bakal dijual seharga $150 mulai bulan September mendatang. Pilihan warna yang tersedia ada dua, yakni abu-abu atau putih.

Sumber: PR Newswire.

Bang & Olufsen Beolab 28 Adalah Speaker Nirkabel Kelas Sultan dengan Desain Super-Mewah

Speaker berdesain premium dengan harga selangit adalah tradisi yang sudah sangat melekat dengan Bang & Olufsen, dan hal itu masih terus dipertahankan oleh sang maestro audio asal Denmark sampai sekarang. Buktinya, coba kita tengok speaker nirkabel terbarunya yang bernama Beolab 28 berikut ini.

Wujud Beolab 28 terdiri dari dua bagian: bagian dasar dengan bentuk mengerucut, diikuti oleh silinder memanjang di atasnya. Bagian dasarnya ini bebas diletakkan di atas lantai atau digantungkan ke tembok. Menurut B&O, desainnya secara keseluruhan merupakan bentuk apresiasi terhadap tiga speaker lawas mereka: Beolab Penta, Beolab 6000, dan Beolab 8000.

Saat seseorang mendekat, kontrol sentuh pada permukaan atas silindernya otomatis menyala. Dari situ pengguna bisa langsung mengatur playback, menyesuaikan volume, atau mengakses sejumlah fungsi lain lewat empat tombol preset yang tersedia. Soal konektivitas, speaker ini sudah sepenuhnya mendukung AirPlay 2, Chromecast, maupun Spotify Connect. Sama seperti deretan speaker terbaru B&O, modul streaming milik Beolab 28 dapat dilepas dan diganti dengan yang baru seandainya sudah ketinggalan zaman.

Beolab 28 hadir dalam beberapa variasi finish. Konstruksi utamanya mengandalkan bahan aluminium, lalu keseluruhan grille-nya dibalut oleh material kain premium. Di sepanjang bagian silindernya, masih ada lagi satu lapisan penutup. Untuk bagian terluar yang menyerupai tirai melingkar ini, konsumen bisa memilih antara yang berbahan kain, atau yang berbentuk seperti kisi-kisi kayu di rumah-rumah.

Setiap kali speaker dinyalakan, tirai mekanis itu akan bergerak membuka hingga menjadi tontonan tersendiri. Tirai tersebut juga berfungsi untuk mengatur cara Beolab 28 mendistribusikan suara; bisa terbuka cuma sedikit untuk menyajikan suara secara terfokus dan presisi, atau terbuka lebar untuk menyuguhkan suara yang mampu mengisi seluruh ruangan.

Masing-masing unit speaker-nya terdiri dari tiga full-range driver berdiameter 3 inci, satu tweeter 1 inci, dan woofer 6,5 inci yang menghuni bagian dasarnya. Semua itu ditenagai oleh unit amplifier-nya sendiri-sendiri, dengan total daya sebesar 1.250 watt. B&O tidak lupa menyertakan teknologi Active Room Compensation agar perangkat dapat melakukan kalibrasi akustik berdasarkan posisinya di dalam ruangan.

Namun pertanyaan yang terpenting adalah seberapa mahal biaya yang harus ditebus untuk bisa meminang Beolab 28? $14.750 per pasang, atau $16.500 jika memilih varian yang bertirai kayu. Kabarnya B&O juga berencana untuk menjual Beolab 28 secara satuan, tapi sejauh ini mereka belum merincikan berapa harganya.

Kalau Anda mengira speaker ini harganya keterlaluan, selalu ingat bahwa B&O juga menjual Beolab 50 yang dihargai $40.000 per pasang, atau malah Beolab 90 yang dua kali lipat lebih mahal lagi dari itu.

Sumber: Engadget.

Beosound Emerge Adalah Speaker Nirkabel dengan Desain Menyerupai Buku

Bicara soal speaker, nama Bang & Olufsen selalu muncul sebagai salah satu opsi di kelas high-end bukan hanya karena jaminan kualitas suaranya saja, melainkan juga berkat desain produk-produknya yang amat estetis. Kalau perlu contoh, coba tengok speaker nirkabel terbaru mereka: Beosound Emerge.

Dirancang oleh firma desain asal London, LAYER, wujud Emerge sengaja dibentuk agar dapat langsung mengingatkan kita pada sebuah buku, dengan panel kayu yang membalut layaknya cover depan dan belakang buku. Penempatan logonya pun juga dibuat sedemikian rupa agar kelihatan seperti judul yang biasa kita jumpai di bagian samping buku.

Alternatifnya, bagi yang lebih menyukai desain yang lebih kontemporer, ada varian berwarna serba hitam yang menggunakan panel berbahan polimer. Grille-nya yang terekspos di atas logo Bang & Olufsen juga tidak dibalut oleh kain Kvadrat seperti pada varian warna satunya. Tanpa harus terkejut, perangkat ini pastinya bakal membaur dengan baik di atas sebuah rak buku.

Di balik wujudnya yang ringkas tersebut, Beosound Emerge tetap tidak mau berkompromi soal kualitas suara. B&O menyematkan tiga jenis driver yang berbeda: woofer berdiameter 100 mm, mid-range driver berdiameter 37 mm, dan tweeter berdiameter 14 mm. Masing-masing ditenagai oleh unit amplifier-nya sendiri, dengan total output daya sebesar 120 W.

Konektivitasnya pun juga lengkap dan sesuai ekspektasi konsumen akan sebuah speaker wireless modern. Selain Bluetooth 5.0 dan Wi-Fi, ia turut dilengkapi port untuk kabel Ethernet. Fungsionalitas Chromecast telah terintegrasi langsung, demikian pula dukungan Spotify Connect maupun AirPlay 2.

Emerge bukanlah speaker portable, yang berarti ia hanya bisa beroperasi selagi menerima asupan energi listrik via colokan USB-C. Pengguna bisa menghubungkan dua unit sekaligus untuk menciptakan setup stereo, atau bisa juga dengan melibatkan Emerge pada setup multi-room yang dimilikinya.

Terkait konektivitas ini, B&O memastikan Emerge masih akan tetap relevan dalam beberapa tahun ke depan berkat rancangan modular yang mereka terapkan, persis seperti yang terdapat pada speaker Beosound Level. Katakanlah ada teknologi streaming anyar yang lebih advanced lagi ke depannya, pengguna bakal bisa membeli modul streaming baru untuk Emerge, tidak perlu meminang speaker baru.

Rencananya, B&O bakal memasarkan Beosound Emerge secara global mulai bulan Oktober 2021. Di Amerika Serikat, ia dihargai $699 untuk varian yang berwarna hitam, atau $899 untuk varian yang berwarna emas.

Sumber: The Verge dan B&O.

Berkat Rancangan Modular, Speaker Beosound Level Bakal Punya Umur Panjang

Satu hal unik yang memisahkan perangkat audio dari produk teknologi lain adalah faktor usia. Speaker atau amplifier dari puluhan tahun silam mungkin masih bisa berfungsi dengan baik sekarang, dan terkadang kualitas suara yang dihasilkan juga bisa mengalahkan perangkat serupa yang lebih modern.

Itulah mengapa bagi sebagian orang perangkat audio ibarat suatu produk investasi. Mereka tidak segan mengucurkan dana ribuan dolar hanya untuk sebuah speaker, sebab mereka tahu perangkat itu masih relevan sampai beberapa dekade lagi. Masalahnya, pemikiran yang sama jarang bisa berlaku untuk perangkat audio modern.

Ambil contoh speaker portabel. Semahal apapun material yang diusung, speaker tersebut masih mengemas baterai rechargeable yang bisa mengalami degradasi kinerja seiring berjalannya waktu. Bisa dibayangkan betapa mengesalkannya membeli speaker portabel seharga $1.000, lalu baterainya tidak lagi berfungsi setelah dua atau tiga tahun dan harus dibawa ke tukang servis.

Solusi yang lebih elegan adalah desain yang modular, yang memungkinkan beberapa komponen speaker untuk ditukar dengan yang baru apabila diperlukan. Itulah filosofi di balik speaker portabel terbaru dari Bang & Olufsen: Beosound Level. Sepintas penampilannya kelihatan seperti speaker kuno, dan itu mungkin disengaja guna menggambarkan bahwa ia punya umur yang panjang seperti perangkat-perangkat dari zaman lawas.

Umur panjang tersebut dimungkinkan berkat modul streaming dan baterai yang bisa dilepas-pasang. Idenya adalah, ketika komponen-komponen tersebut sudah menurun kinerjanya – atau sudah ketinggalan zaman – pengguna bisa melepas dan menggantinya dengan yang baru. Anggap saja ke depannya bakal ada teknologi yang lebih advanced ketimbang Chromecast maupun AirPlay, maka konsumen bisa ikut menikmatinya dengan meng-upgrade modul streaming Beosound Level, tidak harus membeli speaker baru.

Sebagai sebuah speaker portabel, Beosound Level tergolong cukup fleksibel. Ia bisa ditidurkan atau diberdirikan, atau kalau perlu juga bisa digantungkan ke tembok dengan bantuan wall bracket yang dijual terpisah. Dalam posisi yang berbeda-beda itu, perangkat bakal menyesuaikan karakter akustiknya secara otomatis sehingga suara yang dihasilkan tetap optimal di mana pun ia berada.

Di dalamnya bernaung sepasang woofer 4 inci, satu full-range driver 2 inci, dan sepasang tweeter 0,8 inci, masing-masing dengan unit amplifier-nya sendiri-sendiri. Cover depannya bisa dipilih antara yang berbahan kayu atau kain, dan secara keseluruhan perangkat seberat 3,3 kg ini tahan air dengan sertifikasi IP54.

Dalam sekali pengisian, Beosound Level diklaim mampu beroperasi hingga 16 jam nonstop. Charging-nya bisa dengan mengandalkan kabel USB-C, atau bisa juga dengan menancapkan konektor magnetis khusus ke sisi belakangnya. Wi-Fi AC, Bluetooth 5.0, integrasi Chromecast, sampai dukungan AirPlay 2 dan Spotify Connect, semuanya hadir sebagai standar di sini.

Seperti yang sudah bisa ditebak dari produk besutan B&O, harganya jauh dari kata murah. Di Amerika Serikat, Beosound Level saat ini sudah dijual dengan banderol mulai $1.499. Belum diketahui berapa harga yang akan dipatok untuk modul-modul penggantinya, tapi kemungkinan besar juga tidak murah.

Sumber: Trusted Reviews.

Sony Luncurkan Dua Speaker Wireless dengan Teknologi 360 Reality Audio

Sejak tahun 2019, Sony cukup gencar mempromosikan teknologi 360 Reality Audio sebagai cara baru untuk menikmati musik secara lebih immersive. Namun realisasinya baru terlaksana di tahun 2021 ini, spesifiknya berkat kehadiran dua speaker 360 Reality Audio pertama dari mereka, yakni Sony SRS-RA5000 dan Sony SRS-RA3000.

Kelebihan utama kedua speaker wireless ini terletak pada algoritma Immersive Audio Enhancement yang dimilikinya. Algoritma tersebut pada dasarnya berfungsi untuk mengubah file audio stereo apapun yang diputar menjadi format tiga dimensi yang mengisi satu ruangan penuh.

Keduanya turut dilengkapi fitur kalibrasi otomatis, yang akan menyesuaikan sendiri kinerja akustiknya berdasarkan kondisi ruangan tempatnya berada. Bahkan volume setiap lagu yang diputar pun juga akan dioptimalkan satu per satu sehingga pengguna tidak perlu pusing mengecilkan atau membesarkan volume speaker setiap kali lagunya berganti demi mendapatkan pengalaman yang konsisten.

Singkat cerita, soundstage yang disuguhkan kedua speaker ini semestinya bakal sangat istimewa, dengan separasi tiap-tiap instrumen yang sangat jelas dan bisa kita petakan di pikiran. Kalau perlu gambaran yang lebih jelas, silakan dengarkan sendiri demonstrasi teknologinya di situs resmi 360 Reality Audio.

Sony SRS-RA3000 / Sony
Sony SRS-RA3000 / Sony

Kedua speaker ini tentu punya sejumlah perbedaan. RA5000 adalah model yang lebih superior kualitas suaranya, dengan total tujuh unit driver di dalamnya – tiga menghadap ke atas, tiga menghadap ke samping, dan satu buah subwoofer – tidak ketinggalan pula dukungan penuh terhadap format Hi-Res Audio. RA3000 di sisi lain mengemas lima unit driver: dua tweeter, satu full-range driver, dan dua passive radiator.

Soal konektivitas, sudah pasti kedua speaker ini menawarkan paket yang lengkap. Mulai dari Wi-Fi dan Bluetooth, sampai integrasi Chromecast, Spotify Connect, NFC, beserta kompatibilitas dengan Google Assistant dan Amazon Alexa, semuanya tersedia sebagai standar. Buat yang membeli lebih dari satu unit, tentu saja mereka bisa menempatkan RA5000 dan RA3000 dalam sebuah setup multi-room.

Sejauh ini, pemasaran speaker 360 Reality Audio ini bisa dibilang masih cukup terbatas. Konsumen di Amerika Serikat bahkan belum kebagian, dan Sony baru akan memasarkannya di dataran Eropa mulai bulan Februari mendatang. Banderol harganya sendiri dipatok 599 euro (± Rp10,3 jutaan) untuk RA5000, dan 359 euro (± Rp6,2 jutaan) untuk RA3000.

Sumber: Sony dan Pocket-lint.

Pemilik Speaker Sonos Kini Tak Harus Membayar Biaya Berlangganan Agar Bisa Streaming dari Spotify

Kabar gembira bagi para pengguna speaker bikinan Sonos. Setelah sekian lama dinanti, Sonos akhirnya secara resmi menghadirkan dukungan terhadap Spotify Free. Akses ke layanan streaming musik terbesar itu sebenarnya sudah sejak lama tersedia di platform Sonos, akan tetapi selama ini hanya terbatas untuk mereka yang sudah berlangganan Spotify Premium saja.

Sekarang, pemilik speaker Sonos tidak perlu membayar biaya berlangganan terlebih dulu untuk bisa menikmati suguhan Spotify langsung dari perangkatnya. Katalog musik yang dapat diakses pun lengkap dan tidak dibatasi, namun bedanya, Spotify Free akan memutarnya secara acak (shuffle) dan dengan interupsi iklan.

Anggap saja format Spotify Free mirip seperti radio. Yang dapat diakses secara on-demand hanyalah deretan playlist hasil kurasi otomatis seperti Discover Weekly, Release Radar, atau Daily Mix.

Ikea Symfonisk / Ikea
Ikea Symfonisk / Ikea

Keputusan menghadirkan dukungan Spotify Free ini merupakan langkah yang rasional, apalagi mengingat Sonos sekarang juga punya speaker portable bernama Move. Bukan cuma konsumen Move yang diuntungkan, melainkan juga mereka yang membeli Symfonisk, speaker hasil kerja sama Sonos dan Ikea yang dihargai amat terjangkau, terutama jika dibandingkan dengan portofolio produk Sonos selama ini.

Di sisi lain, keputusan ini juga berarti Sonos punya potensi untuk menggaet 135 juta konsumen baru. Angka tersebut adalah jumlah pengguna aktif Spotify Free dari total 248 juta pengguna setiap bulannya. Jadi wajar apabila Sonos tidak ingin melewatkan kesempatan emas tersebut.

Sumber: Variety.

Smart Speaker Sudah, Bose Kini Luncurkan Portable Smart Speaker

Bose sejauh ini sudah merilis dua smart speaker, yakni Home Speaker 500 dan Home Speaker 300. Keduanya sama-sama mengusung integrasi Alexa dan Google Assistant sekaligus, tapi tidak ada satu pun yang bersifat portable, alias dilengkapi unit baterainya sendiri dan dapat dioperasikan tanpa harus menancap ke sambungan listrik.

Celah tersebut akhirnya sudah diisi oleh Bose Portable Home Speaker, yang baru saja datang sembari membawa baterai berkapasitas 12 jam pemakaian. Sebagai produk yang portable, tentu saja ia memiliki gagang untuk dibawa-bawa, dan sekujur bodinya diklaim tahan air dengan sertifikasi IPX4.

Dalam tubuh seberat 0,9 kilogram-nya, tertanam sebuah driver aktif, tiga radiator pasif, dan sebuah deflector untuk mendongkrak respon bass-nya, mengingat speaker kecil umumnya dinilai kurang membahana. Bentuknya yang silindris mengindikasikan bahwa speaker ini siap mendistribusikan suara ke seluruh sisi alias 360 derajat.

Bose Portable Home Speaker

Seperti yang saya bilang, integrasi Alexa dan Google Assistant merupakan fitur unggulan dari speaker ini, yang berarti interaksi dengan kedua asisten virtual tersebut dapat dilangsungkan tanpa smartphone sebagai perantaranya. Tombol “mic-off” turut tersedia bagi konsumen yang sangat menjaga privasinya.

Terkait konektivitas, Wi-Fi dan Bluetooth sudah pasti tersedia, akan tetapi speaker berdimensi 19 x 10 cm juga dibekali kompatibilitas dengan AirPlay 2 maupun Spotify Connect. Baterai berdaya tahan 12 jam itu mengandalkan USB-C untuk charging.

Bose berencana memasarkan Portable Home Speaker mulai 19 September mendatang seharga $349. Pilihan warna yang tersedia cuma dua seperti pada gambar.

Sumber: Engadget dan Bose.

Bukan Sembarang Speaker Wireless, Beosound Edge Pantas Diikutkan Pagelaran Seni

Minimalis nan elegan sudah menjadi filosofi desain Bang & Olufsen sejak lama, bahkan di era smart speaker pun ‘iman’ mereka masih tak tergoyahkan. Kendati demikian, saya rasa belum ada speaker lain yang lebih minimalis ketimbang persembahan terbaru B&O yang satu ini.

Namanya Beosound Edge. Wujudnya mirip koin raksasa, dengan dimensi kurang lebih setara ban mobil (diameternya sekitar 50 cm). Sisi kiri dan kanannya dilapis fabric hitam dengan sentuhan matte, sedangkan rangka melingkarnya murni terbuat dari aluminium utuh yang dipoles hingga semengilap cermin.

Ada panel indikator kecil di bagian rangkanya yang akan menyala ketika seseorang mendekat berkat kehadiran proximity sensor. Di panel ini juga pengguna bisa melihat indikator volumenya, namun bersiaplah terkejut mengetahui cara mengatur volume dari speaker ini.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Untuk membesar-kecilkan volumenya, pengguna harus menggelindingkan speaker sedikit (mengayunkan) ke depan atau belakang. Tak perlu khawatir speaker-nya terlepas dari pegangan dan menggelinding liar, sebab ada semacam kaki kecil di bawahnya yang akan membantu speaker kembali ke posisi asalnya.

Metode yang sama juga dapat diterapkan ketika speaker digantungkan ke tembok – dorong ke atas atau bawah untuk mengatur volume – sebab di dalamnya telah tertanam accelerometer dan gyroscope yang membantunya ‘menyadari’ posisinya. Meski simpel secara penampilan, rupanya ia masih menyimpan kejutan yang cukup unik.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Soal performa, B&O telah membekalinya dengan sebuah woofer 10 inci, sepasang midrange driver 4 inci dan sepasang tweeter 0,75 inci, lengkap beserta enam buah amplifier Class-D. Inovasi lain yang diunggulkannya adalah Active Bass Port, yang akan membuka dan menutup tergantung seberapa tinggi volumenya. Alhasil, keseimbangan antara kejernihan suara dan dentuman bass yang mantap bisa tercapai di level volume apapun.

Bang & Olufsen Beosound Edge

Beosound Edge merupakan speaker wireless. Koneksi langsung via Bluetooth dapat ia atasi, begitu juga via Chromecast ataupun AirPlay 2. Secara keseluruhan, ia bisa diunggulkan perihal performa dan fitur, namun kebetulan saja fisiknya juga pantas diikutkan pada pagelaran seni.

Lalu berapa harganya? Sudah pasti mahal: $3.500 saat mulai dipasarkan di pertengahan bulan November nanti.

Sumber: TechRadar dan The Verge.

Keluar dari Zona Nyaman, Roku Luncurkan Speaker Wireless untuk TV

Roku, produsen set-top box yang amat populer di Amerika Serikat, akhirnya keluar dari zona nyamannya dan memulai debutnya di segmen audio. Perusahaan yang namanya berarti “enam” dalam bahasa Jepang tersebut memperkenalkan Roku TV Wireless Speakers, sepasang speaker nirkabel yang dirancang secara spesifik untuk mendampingi Roku TV (smart TV yang ditenagai Roku OS).

Desainnya mengingatkan saya pada Sonos One, namun yang membedakan, speaker ini tak dilengkapi mic untuk menangkap perintah suara pengguna. Merilis speaker yang tak bisa merespon perintah suara di tahun 2018 memang terkesan aneh, tapi jangan terburu heran.

Roku TV Wireless Speakers

Paket penjualan speaker ini mencakup dua buah remote sekaligus. Yang pertama bentuknya mirip remote TV standar, sedangkan yang kedua berbentuk pipih dengan sejumlah tombol di atasnya. Kedua remote ini sama-sama memiliki tombol mic, dan dari sinilah pengguna bisa mengontrol speaker dengan perintah suara.

Mengapa harus ada dua? Karena remote yang berbentuk pipih itu dimaksudkan untuk ditempatkan di mana saja dalam kediaman pengguna, semisal di dapur, sehingga pengguna bisa memerintahkan speaker untuk memutar playlist musik favorit tanpa harus berjalan ke depan TV terlebih dulu.

Perintah suara yang bisa diberikan pun hanya sebatas untuk mengakses konten, bukan untuk menanyakan informasi-informasi generik seperti kasusnya pada smart speaker. Roku percaya bahwa model seperti ini dapat membuat konsumen merasa lebih nyaman, terutama bagi mereka yang mementingkan faktor privasi di atas segalanya.

Roku TV Wireless Speakers

Selebihnya, speaker ini siap menyemburkan audio dari konten apapun yang sedang diputar di Roku TV. Optimasi audio berbasis software turut tersedia, di mana speaker bakal menurunkan volume secara otomatis pada adegan yang meledak-meledak maupun selingan iklan yang berisik, dan sebaliknya meningkatkan volume pada adegan-adegan sepi maupun yang berdialog.

Masing-masing unitnya dibekali satu woofer 3,5 inci dan satu tweeter 0,75 inci, dan mengingat ia selalu datang dalam formasi sepasang, sudah pasti konfigurasi suara yang dihasilkannya adalah stereo.

Secara keseluruhan, Roku TV Wireless Speakers merupakan alternatif yang sangat menarik bagi konsumen yang sudah memiliki Roku TV, macam buatan TCL misalnya. Mereka bisa mendongkrak kinerja audio TV-nya tanpa harus melihat kabel ekstra yang berseliweran, dan juga biaya yang harus dikeluarkan tidak semahal membeli soundbar.

Lebih tepatnya, konsumen hanya perlu menebus $200 untuk sepasang speaker ini beserta kedua remote-nya itu tadi. Sayang sekali ia tidak kompatibel dengan set-top box Roku.

Sumber: Ars Technica.

Urbanears Kembali Luncurkan Speaker Wireless, Kali Ini Jauh Lebih Kecil dan Terjangkau

Urbanears memperkenalkan speaker perdananya tahun lalu. Tidak tanggung-tanggung, Urbanears kala itu langsung merilis dua speaker wireless sekaligus. Keduanya memiliki desain dan fitur yang identik, hanya saja ukuran dan performanya berbeda.

Tahun ini, pabrikan asal Swedia itu kembali meluncurkan speaker wireless baru bernama Lotsen. Masih tergabung dalam lini Urbanears Connected Speaker, Lotsen adalah yang terkecil dari ketiganya, dengan dimensi 172 x 115 x 193 mm dan bobot 1,86 kilogram, serta gaya desain yang sangat mirip.

Urbanears Lotsen

Meski mungil, Lotsen menawarkan fitur yang sama persis seperti kedua kakaknya. Utamanya adalah konektivitas Wi-Fi di samping Bluetooth 4.2 (dan jack 3,5 mm), sehingga perangkat bisa langsung disambungkan ke Spotify, atau memutar lagu via Chromecast maupun AirPlay. Lotsen pun turut mendukung sistem multi-room, sehingga ia bisa menjadi pelengkap yang ideal untuk kedua kakaknya yang lebih besar.

Wujudnya yang amat ringkas menjadikannya pas untuk ditempatkan di dalam ruangan seperti dapur, namun sayangnya Lotsen bukanlah smart speaker – ia tidak bisa dioperasikan via perintah suara. Sebaliknya, perangkat harus dioperasikan via aplikasi ponsel, atau menggunakan dua kenop di bagian atasnya, yang berfungsi untuk mengganti mode serta mengatur volume.

Lotsen bisa dimasukkan ke dalam setup multi-room bersama kedua kakaknya / Urbanears
Lotsen (biru) bisa disandingkan bersama kedua kakaknya dalam setup multi-room / Urbanears

Soal performa, suaranya jelas kalah lantang jika dibandingkan kedua kakaknya. Kalau Stammen (yang berukuran sedang) mengemas dua tweeter, Lotsen hanya mengusung satu tweeter berdiameter 1 inci saja, plus satu woofer 4 inci. Unit driver tersebut ditenagai oleh dua amplifier Class-D, dengan output maksimum sebesar 20 watt.

Bagian terbaiknya, Urbanears Lotsen adalah yang paling terjangkau di angka $200 – meski ini masih tergolong mahal untuk sebuah speaker wireless kecil yang tidak portable. Konsumen bisa memilih satu dari lima variasi warna yang berbeda.

Sumber: Urbanears.