Deretan Pengumuman Paling Menarik yang Apple Singkap di WWDC 2021

Seperti biasa setiap pertengahan tahun, Apple menggelar konferensi developer tahunannya (WWDC). Berhubung masih pandemi, WWDC 2021 pun kembali digelar secara online dan terbuka bagi semua orang.

Pada sesi keynote-nya, Apple membeberkan sederet inovasi dari sisi software yang sudah mereka kerjakan. Di antaranya adalah iOS 15, iPadOS 15, watchOS 8, macOS Monterey, dan sejumlah pembaruan lain pada layanan maupun perangkat besutan mereka.

Di artikel ini, saya telah merangkum sejumlah pengumuman paling menarik yang Apple singkap di WWDC 2021, utamanya fitur-fitur baru apa saja yang bakal bisa pengguna nikmati dari versi terbaru masing-masing sistem operasi yang sudah disebutkan tadi, yang dijadwalkan hadir untuk publik secara luas pada musim semi tahun ini.

FaceTime Links dan SharePlay

Di tengah meningkatnya penggunaan layanan video call akibat pandemi, Apple melihat urgensi tinggi untuk menghadirkan sederet penyempurnaan buat FaceTime. Yang paling utama dan paling menarik mungkin adalah fitur bernama FaceTime Links. Berkat fitur ini, pengguna nantinya bisa menjadwalkan sesi FaceTime, lalu membagikan tautannya ke siapa saja yang ingin mereka ajak bercengkerama secara virtual.

Istimewanya, yang diajak tidak wajib menggunakan produk bikinan Apple. Pengguna smartphone Android maupun laptop Windows pun juga bisa ikut bergabung ke sesi FaceTime langsung via browser, tanpa perlu login atau mendaftarkan akun terlebih dulu. Meski berlangsung via web, Apple memastikan bahwa sesi FaceTime akan tetap terenkripsi secara penuh (end-to-end) seperti biasanya.

FaceTime di iOS 15, iPadOS 15, dan macOS Monterey juga akan mendukung fitur spatial audio, serta dua mode mikrofon untuk skenario penggunaan yang berbeda. Mode yang pertama dimaksudkan untuk mengeliminasi suara-suara di sekitar pengguna yang mengganggu, sedangkan mode yang kedua pada dasarnya justru akan mengamplifikasi suara-suara di sekitar.

Apple turut memperkenalkan fitur SharePlay. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk mendengarkan musik bersama, maupun menonton video bersama, selagi terhubung via FaceTime. Selagi SharePlay diaktifkan, konten pun otomatis akan tersinkronisasi, sehingga apa yang sedang saya dengar atau lihat bakal sama persis seperti yang didengar atau dilihat oleh lawan bicara saya. Terakhir, FaceTime juga akan mendukung fitur screen sharing.

Notification Summary dan Focus

Selain FaceTime, Apple turut menyempurnakan fitur notifikasi di iOS 15 dan iPadOS 15. Perangkat nantinya bisa menyajikan Notification Summary, menyatukan notifikasi-notifikasi yang tidak mendesak dari beberapa aplikasi (yang bukan pesan kiriman seseorang), lalu menampilkannya di waktu senggang pengguna.

Harapannya tentu adalah supaya pengguna bisa lebih berfokus ketika bekerja atau belajar, dan tidak mudah teralihkan perhatiannya oleh notifikasi. Dalam konteks ini, Apple juga menyiapkan fitur bernama Focus untuk iOS 15 dan iPadOS 15. Focus pada dasarnya memungkinkan pengguna untuk memfilter notifikasi dan aplikasi berdasarkan kebutuhannya.

Jadi ketika sedang bekerja misalnya, pengguna dapat mengaktifkan profil yang akan membatasi notifikasi maupun akses ke aplikasi-aplikasi media sosial. Anggap saja Focus sebagai versi lebih advanced dan merinci dari fitur Do Not Disturb. Focus akan tersinkronisasi antar perangkat via iCloud, jadi selagi aktif di iPhone, profil yang sama juga akan aktif di iPad maupun Mac.

Live Text

Kalau Anda familier dengan Google Lens, maka Anda bakal langsung paham fungsi dari fitur bernama Live Text ini. Dengan memanfaatkan on-device intelligence, perangkat yang menjalankan iOS 15 maupun iPadOS 15 dapat mengenali teks pada tampilan kamera, semisal teks pada halaman buku resep yang hendak difoto. Pengguna pun bisa langsung menyeleksi teks tersebut, menyalin dan menambahkannya ke catatan atau aplikasi lain.

Bukan cuma di kamera, Live Text juga berlaku untuk semua gambar yang tersimpan di perangkat, yang berarti foto-foto lama pun juga dapat diseleksi teksnya. Semisal ada nomor telepon yang tertera di suatu foto, pengguna juga bisa langsung menelepon atau menambahkannya ke kontak dengan mengklik nomor tersebut. Fitur Live Text juga akan tersedia di macOS Monterey.

Safari dirombak total

Tampilan Safari di iOS 15, iPadOS 15, dan macOS Monterey sudah berubah drastis, dengan desain yang jauh lebih minimalis dan navigasi yang lebih baik. Di iOS 15, address bar-nya tak lagi diposisikan di atas, melainkan disatukan dengan tab bar di sisi bawah agar lebih mudah dijangkau menggunakan ibu jari. Untuk berpindah dari satu tab ke yang lain, pengguna bisa mengusap ke kiri atau kanan pada address bar baru tersebut.

Kumpulan tab yang sedang dibuka dapat dikelompokkan menjadi Tab Group, dan ini juga akan tersinkronisasi antar perangkat secara otomatis. Di Mac atau iPad, Tab Group dapat di-drag ke aplikasi lain, dan secara otomatis akan diubah menjadi daftar tautan yang bisa diklik. Terakhir, Apple turut menghadirkan dukungan extension pada Safari di iOS 15 dan iPadOS 15.

Auto translation dan system-wide translation

Setelah lebih dulu hadir di iOS, aplikasi Translate akhirnya juga akan tersedia di iPadOS 15. Apple juga telah menyempurnakannya agar mendukung fitur auto translation, sehingga perangkat dapat mendeteksi percakapan dalam bahasa yang berbeda secara otomatis, lalu menampilkan hasil terjemahannya di layar.

Fitur translation di iOS 15 dan iPadOS 15 kini juga berlaku secara system-wide. Jadi selagi berada di dalam aplikasi apa pun, pengguna bisa menyeleksi suatu teks, lalu mengklik opsi Translate untuk menerjemahkannya. Ya, fitur terjemahan ini juga berlaku untuk fitur Live Text tadi.

Multitasking yang lebih baik di iPad dan Quick Note

iPadOS mengemas fitur multitasking yang cukup lengkap, tapi pengoperasiannya bukanlah yang paling mudah. Di iPadOS 15, Apple ingin membenahinya dengan menghadirkan menu multitasking di sisi atas layar ketika membuka aplikasi. Buka menu tersebut, maka pengguna bisa langsung mengaktifkan mode split screen, tidak perlu lagi mengingat-ingat gestur tertentu. Alternatifnya, pengguna bisa mengaktifkan mode split screen dengan menumpukkan satu aplikasi ke yang lain pada tampilan app switcher

iPadOS 15 juga memperkenalkan fitur multitasking bernama Shelf. Shelf pada dasarnya akan menampilkan semua jendela yang terbuka dari suatu aplikasi. Jadi semisal pengguna menyandingkan Safari dengan beberapa aplikasi lain, tiap-tiap kombinasi Safari dan aplikasi lain itu akan muncul di sebuah tampilan kecil di bagian bawah layar, memberikan alternatif yang lebih cepat ketimbang mengandalkan app switcher.

iPadOS 15 dan macOS Monterey juga kedatangan fitur bernama Quick Note. Jadi selagi pengguna berada dalam aplikasi apapun, mereka bisa memunculkan jendela kecil untuk langsung membuat catatan atau menyimpan tautan, jauh lebih praktis ketimbang harus berpindah ke aplikasi Notes.

Swift Playgrounds kini bukan cuma untuk belajar

 

Awalnya cuma dimaksudkan sebagai medium belajar bahasa pemrograman Swift, Swift Playgrounds di iPadOS 15 telah berevolusi menjadi developer tool tulen. Jadi selain untuk belajar, Swift Playgrounds juga dapat dipakai untuk membuat aplikasi iPhone atau iPad dari nol sampai betul-betul jadi dan siap diajukan ke App Store untuk di-review.

Universal Control

Dari semua pengumuman menarik di WWDC 2021, mungkin ini adalah favorit saya. Universal Control merupakan kelanjutan dari prinsip Continuity yang Apple terapkan untuk semua platform-nya. Berkat Universal Control, pengguna pada dasarnya bisa mengoperasikan Mac sekaligus iPad menggunakan hanya satu keyboard dan mouse saja.

Jadi selagi menggunakan MacBook, pengguna bisa meletakkan iPad di sebelahnya, lalu trackpad beserta keyboard bawaan MacBook pun otomatis dapat dipakai untuk mengoperasikan iPad. Drag-and-drop konten dari satu perangkat ke yang lain pun juga dimungkinkan berkat fitur ini. Universal Control juga berlaku untuk lebih dari dua perangkat. Ya, satu mouse dan keyboard bisa dipakai untuk mengoperasikan MacBook, iPad, dan iMac sekaligus.

Universal Control bekerja dengan memanfaatkan kombinasi iCloud, Wi-Fi, serta Bluetooth. Apple mengklaim tidak perlu ada proses setup yang dijalankan. Asalkan syarat-syaratnya terpenuhi, kursor mouse bisa langsung dipindahkan dari Mac ke iPad, atau sebaliknya, secara seamless.

iCloud+

Buat semua pelanggan berbayar iCloud, layanan mereka nantinya akan di-upgrade menjadi iCloud+. iCloud+ menghadirkan tiga fasilitas ekstra untuk meningkatkan keamanan privasi pelanggan. Yang pertama adalah Private Relay, yang dari perspektif sederhana bisa dianggap sebagai fitur VPN yang terintegrasi ke iCloud. Jadi ketika browsing menggunakan Safari, Private Relay akan memastikan semua traffic yang meninggalkan perangkat akan selalu terenkripsi demi melindungi identitas penggunanya.

Fasilitas yang kedua adalah Hide My Email, yang memungkinkan pengguna untuk menciptakan alamat-alamat email acak untuk dipakai mendaftar suatu layanan atau newsletter. Setelahnya, alamat acak tadi akan meneruskan konten ke inbox alamat email utama pengguna secara otomatis, sangat praktis untuk menjaga kerahasiaan alamat email utama yang dipakai.

Terakhir, iCloud+ juga menghadirkan dukungan HomeKit Secure Video, yang memungkinkan pengguna untuk menyimpan rekaman dari banyak kamera pengawas sekaligus, dan semua itu tidak akan ikut dihitung pada batasan storage masing-masing pelanggan.

Siri kini lebih responsif dan lebih accessible

Pada deretan sistem operasi baru yang diumumkan, kemampuan speech recognition milik Siri bisa berjalan langsung di perangkat secara offline, tanpa perlu mengandalkan bantuan jaringan cloud. Hasilnya adalah, selain lebih menguntungkan buat privasi pengguna, juga kinerja Siri yang jauh lebih responsif dari sebelumnya.

Juga menarik adalah API baru yang disediakan untuk para pengembang perangkat HomeKit, yang dirancang supaya Siri dapat langsung dipanggil dari perangkat-perangkat tersebut. Dengan begitu, pengguna ke depannya bisa langsung berinteraksi dengan Siri di beberapa perangkat smart home tanpa memerlukan iPhone sebagai perantaranya.

Pembaruan untuk AirPods

Apple memang belum menyingkap AirPods baru, tapi mereka telah menyiapkan sejumlah pembaruan yang menarik untuk produk-produk lama mereka. Untuk AirPods Pro misalnya, Apple bakal menghadirkan fitur bernama Conversation Boost. Fitur ini pada dasarnya bakal menyulap AirPods Pro menjadi semacam alat bantu dengar, mengisolasi dan mengamplifikasi suara milik seseorang yang sedang mengajak berbicara, sehingga pengguna bisa mendengarnya secara jelas meski sedang berada di keramaian.

Ke depannya, AirPods Pro dan AirPods Max juga dapat dilacak lokasinya secara akurat via jaringan Find My, tanpa perlu mengandalkan bantuan perangkat AirTag. Semisal pengguna tidak sengaja meninggalkan AirPods Pro di suatu kedai kopi, mereka bakal langsung diingatkan sebelum sepenuhnya beranjak dari kawasan tersebut.

Sumber: Apple.

Semua yang Perlu Diketahui dari Apple WWDC 2020

Gelaran Apple Worldwide Developers Conference (WWDC) tahun ini agak sedikit berbeda. Selama sepekan ke depan, serangkaian acaranya bakal diadakan secara online, dan pada pukul 12 dini hari kemarin, sesi keynote-nya disiarkan ke YouTube.

Meski terhambat oleh pandemi, Apple rupanya tetap sangat produktif dalam memperbarui berbagai sistem operasi bikinannya. Hal itu bisa dilihat dari segudang pembaruan yang dihadirkan melalui iOS 14, iPadOS 14, watchOS 7, tvOS 14, dan yang paling substansial menurut saya, macOS Big Sur.

Tanpa perlu berkepanjangan, mari kita bahas satu per satu.

iOS 14

Tampilan home screen baru iOS 14 dan App Library / Apple
Tampilan home screen baru iOS 14 dan App Library / Apple

Di saat Android 11 terkesan iteratif karena tidak membawa perubahan yang betul-betul besar, iOS 14 justru sebaliknya. Untuk pertama kalinya di sepanjang sejarah iOS, pengguna dapat menempatkan berbagai macam widget langsung pada home screen.

Android sudah menawarkan fitur ini selama bertahun-tahun, dan cukup melegakan melihat Apple akhirnya ikut menghadirkan fitur yang serupa. Meski demikian, Apple mengaku inspirasinya berasal dari complication pada watchOS. Tidak penting. Yang lebih penting adalah, widget pada iOS 14 juga datang dalam berbagai ukuran yang berbeda, yang berarti satu aplikasi bisa menawarkan hingga tiga ukuran widget (kecil, sedang, besar).

Juga baru adalah fitur bernama App Library, yang pada dasarnya akan mengorganisasikan seabrek aplikasi pada perangkat secara otomatis. App Library dapat diakses dengan menggeser ke kanan pada halaman terakhir home screen. Bagaimana seandainya ada begitu banyak halaman home screen? Well, pada iOS 14, ada opsi untuk menyembunyikan halaman-halaman aplikasi yang dirasa kurang perlu, dan yang pada akhirnya dapat digantikan oleh App Library.

Tampilan fitur App Clip / Apple
Tampilan fitur App Clip / Apple

Masih seputar aplikasi, fitur iOS 14 yang paling menarik menurut saya adalah App Clip. App Clip pada dasarnya merupakan versi mini dari aplikasi yang bisa diakses lewat bermacam sumber; bisa dengan mengklik tautan di Safari atau Messages, atau bisa juga dengan memindai kode QR maupun tag NFC.

Apple bahkan telah mendesain format baru macam kode QR yang dikhususkan untuk App Clip. Fungsi App Clip sendiri adalah untuk menyediakan akses ke aplikasi langsung di saat dibutuhkan, misalnya ketika hendak melakukan pembayaran elektronik; cukup scan kode QR atau tag NFC-nya, maka App Clip dari aplikasi pembayaran yang bersangkutan akan muncul, dan pengguna dapat menyelesaikan pembayaran tanpa harus mengunduh aplikasinya terlebih dulu.

iOS 14 turut memperkenalkan fitur picture-in-picture, yang berarti video dapat tetap diputar pada jendela kecil (termasuk sesi video call) meski pengguna meninggalkan aplikasinya. Ukuran jendela videonya itu bisa dibesar-kecilkan, dan yang paling menarik, videonya juga dapat disembunyikan di samping kiri atau kanan layar selagi audionya tetap diputar.

Berbagai perubahan kosmetik pada iOS 14 / Apple
Berbagai perubahan kosmetik pada iOS 14 / Apple

Siri pun turut menerima pembaruan kosmetik pada iOS 14. Saat dipanggil, Siri tak lagi memenuhi layar seperti biasanya. Tampilan barunya hanya berupa icon di bagian bawah layar. Andai pengguna meminta Siri untuk membuatkan reminder, jendela konfirmasinya juga tak lagi memenuhi layar, melainkan hanya menutupi sebagian kecil di atas layar.

Juga ikut menciut ukurannya adalah notifikasi untuk panggilan telepon maupun video. iOS 14 turut memperkenalkan aplikasi baru bernama Translate, yang sejauh ini sudah bisa menerjemahkan 11 bahasa secara offline.

Beralih ke Messages, ada fitur pinned conversation untuk memudahkan pengguna mengakses percakapan dengan orang-orang yang dirasa penting. Group messaging juga kebagian fitur reply dan mention, sehingga ‘kekacauan’ dalam suatu percakapan grup jadi lebih tertata dan bisa diikuti semua anggotanya dengan baik.

Terakhir, bagi para pengguna CarPlay, iOS 14 siap mengubah iPhone Anda menjadi sebuah kunci mobil digital. Fitur ini memanfaatkan NFC, dan sejauh ini baru kompatibel dengan BMW 5 Series generasi terbaru.

iPadOS 14

Tampilan fitur Spotlight di iPadOS 14 / Apple
Tampilan fitur Spotlight di iPadOS 14 / Apple

Lanjut ke iPadOS 14, sebagian besar pembaruannya sebenarnya sama seperti iOS 14, termasuk halnya fitur customizable widget itu tadi. Meski begitu, pastinya ada pembaruan spesifik yang diterapkan, dan salah satunya adalah collapsible sidebar pada aplikasi-aplikasi seperti Photos, Notes, Files, atau Music.

Sidebar tak hanya memudahkan navigasi konten yang berjumlah besar, tapi juga manajemen konten lewat dukungan mekanisme drag-and-drop. Juga sangat menarik adalah kehadiran fitur Spotlight ala macOS, yang pada iPadOS 14 juga berperan sebagai universal search.

Tampilan fitur Scribble pada iPadOS 14 / Apple
Tampilan fitur Scribble pada iPadOS 14 / Apple

Bagi para pengguna Apple Pencil, iPadOS 14 menyajikan fitur Scribble. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menulis menggunakan tangan di atas kotak teks manapun, entah itu di kotak URL Safari ataupun di Reminder. Idenya adalah supaya pengguna bisa terus memakai Pencil meski sudah tidak berada dalam aplikasi yang membutuhkannya.

Tulisan tangan itu otomatis diubah menjadi ketikan. Namun yang lebih istimewa lagi adalah, iPadOS 14 mampu melakukan seleksi teks pada tulisan tangan, dan dari situ pengguna dapat menyalin lalu menempatkannya di aplikasi lain dalam bentuk ketikan.

AirPods software

Sebelum membahas watchOS, Apple sempat menyinggung sedikit soal pembaruan yang mereka terapkan pada software AirPods. Yang pertama adalah fitur auto switching, di mana AirPods mampu mengenali di perangkat mana (iPhone, iPad, Mac) Anda memutar konten beraudio, lalu secara otomatis menyambung ke perangkat tersebut. Tentu saja syaratnya adalah AirPods harus di-pair dengan masing-masing perangkat lebih dulu sebelumnya.

Khusus AirPods Pro, perangkat tersebut bakal kedatangan fitur spatial audio. Apple bilang bahwa mereka memanfaatkan data dari gyroscope dan accelerometer milik AirPods Pro untuk mendeteksi gerakan-gerakan kepala dan memastikan speaker virtual-nya tetap berada di posisi semula demi memberikan kesan seolah-olah sedang berada di dalam bioskop.

watchOS 7

Tidak hanya menghadirkan watch face baru, watchOS 7 juga mendukung fitur watch face sharing / Apple
Tidak hanya menghadirkan watch face baru, watchOS 7 juga mendukung fitur watch face sharing / Apple

Seperti yang saya bilang, Apple mengaku mendapat inspirasi widget iOS 14 dari fitur complication di watchOS, dan sudah seharusnya watchOS 7 menghadirkan opsi kustomisasi complication yang lebih komplet lagi.

Namun yang mungkin lebih menarik untuk sebagian besar konsumen Apple Watch adalah fitur watch face sharing. Ya, saat watchOS 7 tiba nanti, kita bisa berbagi watch face satu sama lain, dan kita juga dapat menemukan beraneka ragam watch face baru di jagat internet maupun media sosial.

Bagi mereka yang rajin bersepeda, watchOS 7 kini mendukung fitur cycling directions. Fitur yang sama sebenarnya juga tersedia di aplikasi Maps bawaan iOS 14, tapi berhubung database-nya baru lengkap di beberapa kota saja di Amerika Serikat dan Tiongkok, saya jadi kurang semangat untuk membahasnya.

watchOS 7 datang bersama aplikasi Fitness baru di iOS 14 / Apple
watchOS 7 datang bersama aplikasi Fitness baru di iOS 14 / Apple

Yang lebih menarik justru adalah sejumlah tipe latihan baru yang dapat dikenali, salah satunya dancing. Berkat watchOS 7, Apple Watch nantinya bisa menerjemahkan tarian demi tarian pengguna menjadi metrik kesehatan yang mudah dipantau. Di samping itu, sleep tracking juga menjadi salah satu fitur baru yang diunggulkan watchOS 7.

Lalu berkaitan dengan pandemi, watchOS 7 juga akan menghadirkan fitur deteksi otomatis untuk kegiatan mencuci tangan. Jadi sesaat setelah terdeteksi, perangkat akan langsung memulai hitungan mundur demi memastikan pengguna benar-benar mencuci tangannya dengan bersih.

tvOS 14

Apple tidak berbicara banyak soal tvOS, tapi yang pasti versi terbarunya bakal menghadirkan dukungan multi-user mode, dan fitur ini tentunya sangat cocok disandingkan dengan layanan Apple Arcade, sebab masing-masing pengguna jadi bisa memiliki profil yang berbeda, sehingga mereka bisa melanjutkan progres permainannya masing-masing dengan mudah.

Supaya sesi gaming lebih maksimal, tvOS 14 turut menghadirkan dukungan controller eksternal yang lebih lengkap, spesifiknya yang meliputi Xbox Elite Wireless Controller 2 maupun Xbox Adaptive Controller yang dikhususkan untuk kalangan difabel. Terakhir, Apple sempat menyinggung bahwa layanan streaming filmnya, Apple TV+, bakal bisa diakses lewat TV lain (Sony dan Vizio di AS).

macOS Big Sur

macOS Big Sur / Apple
macOS Big Sur / Apple

Beralih ke macOS, versi terbarunya yang bernama Big Sur ini bisa dibilang merupakan macOS yang paling mirip dengan iOS. Bukan dari segi tampilan saja, tapi memang beberapa fitur ia pinjam langsung dari iOS, Control Center contohnya. Notifikasi dan widget kini juga dijadikan satu, tidak lagi berbeda halaman seperti sebelumnya.

Sejumlah pembaruan yang hadir pada aplikasi-aplikasi bawaan iOS, seperti Messages atau Maps, turut tersedia pada versi macOS-nya melalui Big Sur. Meski begitu, Safari di Big Sur jauh lebih powerful ketimbang di iOS, sebab kini ada dukungan terhadap fitur extension.

Ya, Safari di macOS Big Sur dapat dikustomisasi menggunakan berbagai macam extension layaknya Chrome. Apple bahkan sudah menyediakan tool agar developer bisa mengonversikan extension Chrome ke Safari dengan mudah.

Safari juga dilengkapi fitur terjemahan terintegrasi, dan laman awalnya (start page) kini dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan masing-masing pengguna.

Mac versi ARM

Tampilan baru macOS Big Sur semakin mirip iOS / Apple
Tampilan baru macOS Big Sur semakin mirip iOS / Apple

Lalu sampailah kita pada pengumuman yang menurut saya paling menarik, yaitu macOS untuk platform ARM. Ya, Apple berniat untuk meluncurkan perangkat Mac yang ditenagai chipset A-Series buatannya sendiri (bukan prosesor Intel seperti biasanya) menjelang akhir tahun ini juga, dan Big Sur sendiri mereka rancang demi memuluskan proses transisi dari platform Intel ke ARM.

Langkahnya tentu tidak semudah mencabut prosesor Intel, lalu menyematkan chipset A-Series begitu saja, sebab harus ada perombakan besar yang diterapkan dari sisi software pula. Kabar baiknya, Apple sudah meracik ulang semua aplikasi bawaan macOS Big Sur agar dapat berjalan secara native di platform ARM.

Apple yakin developer hanya perlu waktu beberapa hari untuk mengonversikan aplikasinya ke platform baru ini, tapi kalaupun tidak sempat, macOS Big Sur bakal melangsungkan proses konversinya secara otomatis menggunakan tool bernama Rosetta 2 (versi anyar dari tool yang sama yang Apple gunakan ketika mentransisikan Mac dari platform PowerPC ke Intel 15 tahun silam).

Apple sempat mendemonstrasikan konversi otomatis ini dengan menjalankan game Shadow of the Tomb Raider. Cukup mengejutkan melihat game tersebut berjalan mulus dengan kualitas grafik yang cukup apik di perangkat development kit yang memakai chipset A12Z Bionic milik iPad Pro.

Untuk aplikasi yang sudah dikonversi secara proper oleh masing-masing developer, performanya malah dipastikan lebih mulus lagi. Apple sempat mendemonstrasikan bagaimana sebuah file gambar berukuran 5 GB bisa diedit secara lancar dan murni tanpa lag di Adobe Photoshop. Bahkan aplikasi 3D animation yang berat seperti Autodesk Maya pun bisa berjalan tanpa kesulitan sedikit pun.

Ada alasan mengapa Apple merombak tampilan icon-icon aplikasi macOS jadi mirip versi iOS-nya / Apple
Ada alasan mengapa Apple merombak tampilan icon-icon aplikasi macOS jadi mirip versi iOS-nya / Apple

Berhubung chipset yang digunakan pada dasarnya sama persis seperti iPhone dan iPad, Mac versi ARM ini bisa menjalankan semua aplikasi iPhone dan iPad secara native, termasuk halnya game, yang semuanya dapat diunduh langsung lewat Mac App Store. Seperti halnya iPhone dan iPad, Mac versi ARM juga dipastikan lebih efisien perihal konsumsi daya ketimbang Mac yang ada sekarang.

Keuntungan lain dari transisi Mac ke platform ARM adalah, perangkat jadi bisa mengakses komponen Neural Engine yang terdapat pada chipset A-Series, sehingga pada akhirnya fitur-fitur berbasis AI pun dapat diterapkan, contohnya fitur auto crop pada aplikasi edit video Final Cut Pro.

Lalu yang mungkin jadi pertanyaan adalah, apakah Apple bakal betul-betul memensiunkan hardware Mac yang dibekali prosesor Intel? Bisa ya bisa tidak, tapi yang pasti tidak sekarang. Apple bilang masa transisinya bakal berjalan selama sekitar dua tahun, dan dalam kurun waktu tersebut, mereka masih akan merilis Mac baru yang ditenagai prosesor Intel.

Kita juga tidak tahu Mac versi ARM ini nanti wujudnya bakal seperti apa. Development kit-nya sendiri merupakan Mac Mini, namun Apple masih bungkam soal perangkat final yang akan dipasarkan ke konsumen nanti. Terlepas dari itu, bagi yang hendak membeli MacBook baru, ada baiknya Anda menunggu sampai setidaknya akhir tahun ini, sebab ada kemungkinan Mac versi ARM ini nantinya berwujud laptop.

WWDC 2020 Bakal Digelar Secara Online dan Tanpa Dipungut Biaya

Worldwide Developers Conference (WWDC), event tahunan yang Apple gelar untuk komunitas developer, bakal diadakan sepenuhnya secara online tahun ini, dimulai pada tanggal 22 Juni. Alasannya apa lagi kalau bukan pandemi COVID-19.

Kabar baiknya, semua developer dipersilakan mengikuti rangkaian acara WWDC 2020 selama satu pekan secara gratis. Cukup mengejutkan mengingat di tahun-tahun sebelumnya, developer harus membeli tiket WWDC seharga ribuan dolar, dan itu pun harus melalui sistem lotere terlebih dulu.

Detail mengenai rangkaian acaranya, termasuk keynote dan beragam sesi lainnya, baru akan dijabarkan mendekati hari H-nya di bulan Juni. Seperti biasa, WWDC selalu menjadi panggung perkenalan versi baru sejumlah sistem operasi dan software bikinan Apple. Untuk tahun ini, Apple semestinya bakal menyingkap iOS 14, watchOS 7, dan penerus macOS Catalina.

Terkait iOS 14, satu fitur baru yang dirumorkan bakal hadir adalah kemampuan untuk menetapkan aplikasi pihak ketiga sebagai default, semisal aplikasi email atau browser. Fitur ini memang sudah lama tersedia di Android, tapi benar-benar baru untuk platform iOS seandainya rumor tersebut tidak meleset.

WWDC bukan satu-satunya konferensi developer besar yang terpaksa dihelat secara online tahun ini. Baru-baru ini, Microsoft juga mengumumkan bahwa event developer mereka, Microsoft Build, juga akan berlangsung secara online selama dua hari penuh mulai 19 Mei mendatang, dan juga tanpa dipungut biaya. Cuma Google I/O 2020 yang dibatalkan sepenuhnya pada bulan Maret lalu.

Sumber: Apple.

Apple Perkenalkan macOS Mojave dengan Sederet Fitur Baru yang Menarik

Bersamaan dengan iOS 12, macOS versi baru juga menjadi sajian di acara WWDC 2018 yang Apple helat semalam. Versi terbarunya ini dinamai macOS Mojave, dan sepintas koleksi fitur barunya terdengar jauh lebih menarik ketimbang yang diusung macOS High Sierra tahun lalu.

Sebagai pengguna Mac, saya sendiri sampai sekarang masih belum menyempatkan untuk update ke High Sierra dikarenakan kurang menariknya fitur-fitur yang dibawanya. Namun dengan macOS Mojave, sepertinya saya bakal meng-update sesegera mungkin setelah Apple merilisnya ke publik di musim semi nanti.

Berikut penjelasan singkat dari fitur-fitur baru yang dihadirkan macOS Mojave.

Dark Mode

macOS Mojave Dark Mode

Tampilan macOS memang belum berubah banyak sejak perombakan desain yang dibawa OS X Yosemite di tahun 2014. Akan tetapi Mojave akhirnya menghadirkan fitur Dark Mode yang proper. Saya bilang proper karena sebelum ini Dark Mode hanya menggelapkan warna menu bar di atas, sedangkan di Mojave tampilan aplikasi seperti Finder, Mail, Messages maupun Calendar juga ikut digelapkan.

Fitur ini bisa diaktifkan kapan saja pengguna mau, dan developer pihak ketiga nantinya juga bisa menerapkan Dark Mode pada aplikasi buatannya berkat API yang disediakan Apple. Dark Mode memang tidak berdampak langsung pada fungsionalitas, tapi setidaknya cukup membantu ketika harus bekerja di depan Mac di malam hari.

Stacks dan penyempurnaan Finder

macOS Mojave Stacks

Tidak jarang saya melihat tampilan desktop yang acak-adut akibat begitu banyaknya file di Mac milik teman. Mojave sudah menyiapkan solusinya dalam wujud Stacks, di mana sejumlah file bakal dikelompokkan secara otomatis berdasarkan tipe file maupun atribut seperti tanggal dan tag.

Untuk Finder, sekarang ada mode tampilan bernama Gallery View, yang pada dasarnya merupakan versi lebih matang dari Cover Flow. Dalam mode tampilan ini, preview file akan ditampilkan dalam ukuran besar di tengah, lalu di sebelah kanan ada metadata lengkapnya.

Fitur Quick Look, yang biasa diaktifkan dengan menekan tombol Space, kini tak hanya menampilkan preview file saja, tapi juga menyediakan opsi penyuntingan macam rotate dan crop untuk gambar, trim untuk video dan audio, serta markup untuk PDF. Semuanya tanpa perlu membuka aplikasi sama sekali.

Group FaceTime

macOS Mojave Group FaceTime

FaceTime ramai-ramai yang menjadi salah satu fitur andalan iOS 12 juga hadir di macOS Mojave. Fungsinya sama persis dan juga mendukung sampai 32 partisipan. Partisipan tambahan bisa bergabung dalam percakapan kapan saja, dan mereka bebas memilih hendak menggunakan Mac atau perangkat iOS.

Mac App Store berubah total

macOS Mojave Mac App Store

Pengguna Mac patut berterima kasih pada iOS 11, sebab App Store baru yang terdapat pada iOS 11 akhirnya menginspirasi Apple untuk menerapkan perombakan yang sama pada Mac App Store. Di Mojave, tampilannya berubah total dan jauh lebih menarik.

Begitu dibuka, pengguna bakal langsung disambut oleh konten editorial yang telah disiapkan tim internal Apple. Di sebelah kiri, ada beberapa tab untuk memudahkan pencarian aplikasi. Juga menarik adalah, untuk pertama kalinya, aplikasi ternama seperti Microsoft Office dan Adobe Lightroom CC bisa diunduh melalui Mac App Store.

Warisan aplikasi iOS

macOS Mojave Apple News

Ini memang bukan pertama kalinya macOS mewarisi aplikasi iOS. Namun di Mojave, aplikasi yang datang langsung ada empat, yakni News, Stocks, Voice Memos dan Home. Semuanya memiliki tampilan yang telah dioptimalkan untuk perangkat desktop, meski sepintas kelihatan mirip seperti versi iPad-nya.

Penyempurnaan fitur screenshot dan Continuity Camera

macOS Mojave Screenshot tools

Selain App Store dan keempat aplikasi di atas, warisan dari iOS rupanya juga mencakup pembaruan pada fitur screenshot. Setiap kali screenshot diambil di Mojave, pengguna bisa langsung mencorat-coret (markup) gambarnya – persis seperti di iOS. Pengguna bahkan juga bisa merekam tampilan macOS dalam wujud video (screen recording).

Kemudian ada juga fitur baru yang sangat menarik bernama Continuity Camera, di mana kita dapat mengambil gambar atau memindai dokumen menggunakan iPhone atau iPad, lalu hasilnya langsung muncul di Mac. Sangat praktis dan berguna dalam konteks sehari-hari.

Sumber: Apple.

8 Fitur iOS 12 Paling Menarik yang Perlu Anda Ketahui

Apple resmi menggelar WWDC 2018 semalam, dan bersamanya sudah pasti ada pengumuman iOS versi baru, tepatnya iOS 12. Dari segi tampilan versi ini memang masih sama seperti sebelumnya, akan tetapi sejumlah fitur baru yang dibawanya cukup menarik untuk disoroti.

Berikut 8 fitur iOS 12 paling menarik beserta penjelasan singkatnya.

Kinerja lebih responsif

Dibandingkan iOS 11, iOS 12 diyakini jauh lebih responsif, bahkan untuk perangkat yang sudah cukup berumur sekalipun. Sekadar informasi, kompatibilitas iOS 12 sama persis seperti iOS 11, yang berarti perangkat setua iPhone 5S pun masih bisa menerima update-nya ketika dirilis di bulan September atau Oktober mendatang.

Dalam pengujiannya menggunakan iPhone 6 Plus yang menjalankan iOS 12, Apple bilang bahwa aplikasi Camera dapat dibuka 70% lebih cepat, keyboard muncul 50% lebih cepat, dan mengetik pun juga diklaim lebih responsif. Apple tak lupa menambahkan bahwa secara keseluruhan loading aplikasi di iOS 12 bisa lebih cepat sampai dua kali lipat.

ARKit 2

iOS 12 ARKit 2

Melanjutkan jejak ARKit 1.5 yang dirilis bersama iOS 11.3, ARKit 2 terus menyempurnakan pengalaman augmented reality yang bisa dinikmati pengguna iOS 12. Yang paling utama, konten AR di iOS 12 dapat dinikmati secara multiplayer, kurang lebih mirip seperti yang dihadirkan ARCore 1.2 di Android.

Kemudian yang tidak kalah unik adalah format file baru khusus AR bernama usdz hasil kolaborasi antara Apple dan Pixar. Berkat usdz, konten AR pada dasarnya bisa diakses secara langsung dari berbagai aplikasi seperti Safari, Messages, Mail maupun News.

Masih seputar AR, iOS 12 turut menghadirkan aplikasi bawaan baru bernama Measure, yang berfungsi untuk mengukur dimensi beragam objek nyata di sekitar pengguna. Sebelum ini sebenarnya sudah ada beberapa aplikasi serupa di App Store dari developer pihak ketiga, tapi setidaknya untuk pengukuran yang sederhana kita bisa mengandalkan aplikasi bawaan ini saja.

Messages dan FaceTime

iOS 12 Messages & FaceTime

Pembaruan atas kedua aplikasi ini sejatinya lebih ke arah lucu-lucuan ketimbang fungsional. Khusus di iPhone X, ada sejumlah karakter Animoji baru, beserta opsi untuk membuat karakter sendiri yang Apple sebut dengan istilah Memoji. Lebih lanjut, Animoji sekarang juga dapat meniru gerakan pengguna yang menjulurkan lidahnya.

Yang mungkin lebih penting adalah FaceTime, sebab di iOS 12, akhirnya hadir fitur Group FaceTime alias panggilan video berkelompok. Sebanyak 32 orang sekaligus bisa bergabung dalam satu percakapan Group FaceTime, dan tentu saja fitur ini terintegrasi dengan percakapan grup di iMessage.

Photos

iOS 12 Photos

Aplikasi Photos di iOS 12 membawa satu tab baru berlabel “For You” yang menggabungkan Memories beserta iCloud Shared Albums. Fitur pencarian juga diklaim lebih cerdas di Photos untuk iOS 12, serta yang tidak kalah menarik adalah fitur sharing suggestion, yang sangat berguna untuk saling bertukar koleksi foto yang diambil selama beraktivitas bersama teman atau keluarga.

Grouped notifications

iOS 12 Grouped Notifications

Setelah sekian lama, Apple akhirnya memperbaiki salah satu kelemahan iOS dibandingkan Android, yaitu terkait notifikasi. Di iOS 12, notifikasi kini bakal dikelompokkan berdasarkan aplikasi dan topik, sehingga pengguna tak akan lagi disambut oleh deretan notifikasi yang seakan tidak ada ujungnya di bawah.

Juga sangat berguna adalah kemudahan untuk mengatur bagaimana notifikasi dari setiap aplikasi akan ditampilkan, apakah dirasa tidak perlu dan lebih baik dimatikan sepenuhnya saja, atau ditampilkan di Notification Center tanpa menginterupsi aktivitas pengguna.

Do Not Disturb dan Screen Time

iOS 12 Do Not Disturb Bedtime

Perihal interupsi ini rupanya mendapat porsi besar di iOS 12. Sederhananya, Apple ingin konsumen tidak melewati batas wajar pemakaian gadget, dan ini coba mereka wujudkan lewat penyempurnaan fitur Do Not Disturb serta fitur baru bernama Screen Time di iOS 12.

Do Not Disturb sekarang memiliki mode khusus untuk jam tidur, di mana notifikasi yang masuk selama itu akan benar-benar disembunyikan, dan baru akan ditampilkan di pagi hari. Harapannya, pengguna yang terbangun di tengah malam kemudian reflek mengecek jam di ponselnya tidak lalu lanjut membuka Instagram setelah melihat banyaknya notifikasi yang masuk, melainkan bisa kembali tidur lagi.

iOS 12 Screen Time

Screen Time di sisi lain bakal memberikan gambaran terkait pemakaian perangkat di tangan pengguna masing-masing; berapa kali kita membuka ponsel setiap jamnya, dan lain sebagainya. Dari situ kita bisa memilih untuk membatasi diri kita sendiri, semisal membatasi penggunaan aplikasi Instagram hanya satu jam dalam satu hari.

Kesannya memang seperti mengatur pemakaian gadget oleh anak-anak, tapi pada kenyataannya beberapa dari kita memang butuh batasan-batasan seperti ini kalau ingin tetap fokus dan produktif. Tentu saja fitur-fitur yang disajikan Screen Time juga bisa kita terapkan sebagai fitur parental control terhadap anak-anak.

Siri Shortcuts

iOS 12 Siri Shortcuts

Siri juga mendapat pembaruan yang menarik di iOS 12, di mana ia dapat berkomunikasi dengan semua aplikasi pihak ketiga, dengan catatan developer-nya sudah memberikan dukungan. Jadi dengan satu frasa perintah suara dari pengguna, Siri dapat menginstruksikan aplikasi untuk melakukan sesuatu sesuai permintaan.

Frasanya ini bisa kita buat sendiri, dan instruksinya pun tidak cuma terbatas satu saja. Semuanya dapat diatur lewat aplikasi bawaan baru bernama Shortcuts, yang memanfaatkan interface drag-and-drop demi memudahkan kita untuk meracik semacam instruksi berseri buat Siri dan berbagai aplikasi.

Perbaikan desain aplikasi dan penyempurnaan CarPlay

iOS 12

iOS 12 membawa tampilan baru untuk News beserta iBooks, yang rupanya telah berganti nama menjadi Apple Books. Aplikasi Voice Memos juga telah disempurnakan tampilannya, dan untuk pertama kalinya, tersedia buat pengguna iPad. Begitu juga untuk aplikasi Stocks yang kini hadir di iPad.

Untuk CarPlay, Apple sepertinya mendengarkan banyak komplain dari pengguna. Selama ini, dashboard mobil hanya bisa menampilkan navigasi dari Apple Maps jika menggunakan CarPlay. Siapa juga yang mau menggunakan Apple Maps yang begitu inferior dibandingkan Google Maps atau Waze? Untungnya, CarPlay di iOS 12 akhirnya sudah mendukung aplikasi navigasi pihak ketiga.

Sumber: Apple.

Apple Dilaporkan Bakal Satukan Aplikasi iOS dan Mac Mulai Tahun Depan

Seperti biasa setiap tahunnya, Apple bisa dipastikan bakal mengumumkan iOS 12 dan macOS 10.14 pada ajang WWDC 2018. Namun berdasarkan laporan Bloomberg, Apple bisa jadi juga akan memberikan pengumuman yang cukup mengejutkan di event tersebut.

Kejutan yang dimaksud adalah rencana untuk menyamaratakan user experience aplikasi di iPhone, iPad dan Mac. Selama ini kita tahu bahwa developer harus membuat dua aplikasi yang berbeda untuk iOS dan macOS. Andaikata rencana ini jadi dieksekusi, mereka hanya perlu meracik satu aplikasi saja untuk digunakan di perangkat iOS dengan interface berbasis sentuhan dan Mac dengan mouse atau trackpad.

Konsepnya kurang lebih mirip seperti yang diterapkan Microsoft melalui Universal Windows Platform, di mana developer hanya perlu mengembangkan satu aplikasi saja untuk bisa digunakan di PC sekaligus di smartphone Windows 10 Mobile, yang sayangnya bisa dikatakan sudah mati.

Twitterrific adalah salah satu contoh terbaik developer yang lebih memprioritaskan iOS dibanding macOS, hingga akhirnya pengembangnya harus melalui jalur crowdfunding untuk menghidupkan kembali versi Mac-nya / Iconfactory
Twitterrific adalah salah satu contoh terbaik developer yang lebih memprioritaskan iOS dibanding macOS, hingga akhirnya pengembangnya harus melalui jalur crowdfunding untuk menghidupkan kembali versi Mac-nya / Iconfactory

Bloomberg bilang bahwa rencana ini juga didasari oleh komplain banyak pengguna Mac, yang mengeluh karena aplikasi Mac jarang menerima update. Developer terkesan lebih memprioritaskan iOS dan mengesampingkan Mac, yang pada kenyataannya memang berpotensi meraup lebih banyak pelanggan.

Dengan adanya inisiatif seperti ini, mereka setidaknya tidak perlu kerja dua kali untuk menyenangkan hati konsumen kedua platform dari satu kandang ini. Yang lebih banyak diuntungkan adalah pengguna Mac, sebab selama ini merekalah yang merasa dianaktirikan.

Meski nantinya Apple benar-benar mengumumkan rencana ini di WWDC 2018, implementasinya tidak akan terjadi dalam sekejap, melainkan secara bertahap selama beberapa tahun. Kendati demikian, sumber Bloomberg mengatakan bahwa masih ada kemungkinan Apple membatalkan rencana ini sepenuhnya.

Sumber: Bloomberg. Gambar header: Pixabay.

Apple Umumkan macOS High Sierra, Berikut Fitur-Fitur Barunya

Di samping iOS 11, Apple turut memperkenalkan versi terbaru dari macOS. Dijuluki macOS High Sierra, ia melanjutkan jejak macOS Sierra selagi membawa penyempurnaan di balik layar – tidak kelihatan langsung, tapi signifikansinya cukup besar.

Berikut adalah fitur-fitur baru yang paling menarik dari macOS High Sierra.

Apple File System (APFS)

High Sierra menjadi versi macOS pertama dalam 30 tahun terakhir yang menggunakan file system baru. APFS dirancang untuk perangkat generasi modern, dengan arsitektur 64-bit secara native dan sederet fitur keamanan. Imbasnya pada pengguna mungkin tidak langsung terasa, tapi Anda bakal terkejut melihat proses copy file yang sangat cepat, bahkan hampir instan.

High-Efficiency Video Coding (HEVC)

macOS High Sierra turut membawa dukungan untuk codec video H.265 alias HEVC, sama seperti iOS 11, baik untuk playback maupun untuk encoding. HEVC sejatinya menawarkan tingkat kompresi hingga 40% lebih baik ketimbang H.264, yang berarti ukuran file video bisa lebih kecil tanpa mengalami penurunan kualitas.

Metal 2 dan dukungan VR

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, HTC Vive jadi kompatibel dengan perangkat Mac / Apple
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, HTC Vive jadi kompatibel dengan perangkat Mac / Apple

High Sierra memulai debut API grafis Metal 2, yang diklaim bisa meningkatkan performa hingga 10x lipat dibanding versi sebelumnya. Tak melulu soal grafis, developer juga dapat memanfaatkan Metal 2 untuk keperluan machine learning, baik yang melibatkan speech recognition, natural language processing maupun computer vision.

Kehadiran Metal 2 dan penyegaran spesifikasi lini Mac pada akhirnya juga berujung pada dukungan virtual reality. Namun bukan untuk konsumsi, melainkan untuk kreasi konten VR. Lebih lanjut, Apple telah mengajak Valve, Unity dan Epic untuk memboyong development tool mereka ke macOS.

Valve? Ya, headset HTC Vive nantinya dapat disambungkan ke Mac, tapi sekali lagi bukan untuk konsumsi, melainkan lebih mengarah ke proses kreasi konten untuk platform SteamVR. Tidak ketinggalan, Apple pun juga akan meng-update aplikasi Final Cut Pro X supaya pengguna dapat mengedit video 360 derajat.

Safari yang lebih awas soal privasi

Safari pada High Sierra terus menambahkan fitur-fitur yang dirancang untuk melindungi privasi pengguna. Utamanya adalah Intelligent Tracking Prevention, yang akan memastikan pengiklan tidak mengendus riwayat browsing Anda. Bukan, ini bukan untuk memblokir iklan, melainkan menjaga supaya iklan yang Anda jumpai tidak itu-itu saja berdasarkan riwayat browsing.

Selain itu, Safari juga dapat mendeteksi situs-situs yang biasa memutar video secara otomatis, dan pada akhirnya menghilangkan mood membaca pengguna. Pengguna bebas menyesuaikan pengaturannya, sehingga situs favorit, seperti YouTube misalnya, tetap bisa mengaktifkan fitur autoplay.

Penyempurnaan pada Photos

Fitur editing Photos kini tak kalah dari Photoshop / Apple
Fitur editing Photos kini tak kalah dari Photoshop / Apple

Aplikasi Photos pada High Sierra telah dilengkapi fitur-fitur editing yang lebih komprehensif dan merinci, dan pengguna pun sekarang juga bisa menyunting Live Photos. Anda lebih memilih Photoshop? Aplikasi itu bisa langsung dibuka dari Photos, dan hasil suntingannya juga bisa langsung disimpan kembali ke Photos.

Sinkronisasi iMessage via iCloud

iMessage pada High Sierra semakin efektif berkat sinkronisasi via iCloud, yang berarti semua pesan yang masuk ke iPhone Anda juga akan muncul di Mac. Lebih penting lagi, karena pesan-pesannya disimpan di iCloud, Anda bisa sedikit lebih menghemat storage milik Mac Anda.

macOS High Sierra akan tersedia secara cuma-cuma untuk semua pengguna mulai musim semi mendatang. Asalkan perangkat Anda kompatibel dengan Sierra, nantinya Anda juga bisa menikmati update ke High Sierra.

Sumber: Apple.

Fitur-Fitur Baru iOS 11 yang Perlu Anda Ketahui

Dalam beberapa tahun terakhir, iOS selalu menjadi daya tarik utama dari event WWDC. Tahun ini, iOS memasuki versi yang ke–11, dan bersamanya datang sederet pembaruan yang menarik, termasuk fitur-fitur khusus untuk lini iPad.

Berikut adalah rangkuman fitur-fitur baru iOS 11 yang perlu Anda ketahui.

Akses aplikasi iMessage yang lebih mudah

Seperti yang kita tahu, tahun lalu iOS 10 memperkenalkan aplikasi untuk iMessage, yang memungkinkan pengguna untuk saling berbagi stiker maupun mengakses fungsi-fungsi lainnya. Dengan iOS 11, akses ke aplikasi-aplikasi tersebut jadi semakin mudah berkat desain app drawer baru yang diposisikan tepat di bawah kotak input teks, dan pengguna tinggal menggeser ke kiri atau kanan untuk membuka masing-masing aplikasi.

Tampilan baru App Store

Tampilan aplikasi App Store di iOS 11 / Apple
Tampilan aplikasi App Store di iOS 11 / Apple

Prinsip desain App Store sejatinya tidak berubah sejak fitur ini diluncurkan pertama kalinya. iOS 11 bakal menghadirkan App Store yang benar-benar baru, dengan tab aplikasi dan game yang dipisahkan supaya pengguna bisa lebih mudah menemukan konten yang mereka mau.

App Store baru ini juga menitikberatkan pada aspek kurasi, dengan tab berlabel “Today” yang akan menyoroti sejumlah aplikasi pilihan tim editor internal Apple, termasuk debut aplikasi-aplikasi eksklusif seperti Monument Valley 2, lengkap dengan cerita dari developer-nya.

Penyempurnaan pada Siri

Siri pada iOS 11 punya suara yang lebih alami sekaligus ekspresif. Apple tak lupa menerapkan teknologi machine learning supaya Siri bisa memahami konteks dengan lebih baik dan menawarkan rekomendasi berdasarkan pola penggunaan. Tidak kalah menarik, Siri kini juga siap menerjemahkan bahasa Inggris ke sejumlah bahasa lain.

Apple Pay untuk transfer uang antar pengguna

iOS 11 memperkenalkan fungsi baru layanan Apple Pay, yakni untuk mentransfer uang antar sesama pengguna. Melalui aplikasi Apple Pay yang terintegrasi dalam iMessage, pengguna dapat mengirim dan menerima uang secara instan, atau mereka juga bisa meminta bantuan Siri untuk urusan bagi-bagi uang ini.

Tampilan baru Control Center

Pada iOS 11, Control Center kini menjadi satu dengan app switcher di iPad / Apple
Pada iOS 11, Control Center kini menjadi satu dengan app switcher di iPad / Apple

Control Center pada iOS 11 punya tampilan baru yang lebih ringkas, tidak lagi dibagi menjadi halaman-halaman terpisah. Dipadukan dengan fitur 3D Touch, pengguna dapat mengakses beragam fungsi yang ditawarkan Control Center tanpa perlu menggesernya ke kiri atau kanan lagi.

Fitur kamera baru

Live Photos pada iOS 11 kini bisa dibubuhi sejumlah efek menarik seperti Loop, Bounce maupun Long Exposure. iOS 11 juga memperkenalkan format gambar baru bernama High Efficiency Image File (HEIF) yang menawarkan teknologi kompresi yang lebih efektif ketimbang JPEG.

Video juga mendapat perlakuan yang sama dengan hadirnya dukungan codec H.265, atau yang dikenal juga dengan istilah HEVC. Terakhir, khusus iPhone 7 Plus yang dibekali kamera ganda, fitur Portrait Mode kini dapat memanfaatkan optical image stabilization (OIS), HDR dan True Tone flash.

Peta indoor untuk Apple Maps

iOS 11 menghadirkan peta dalam ruangan untuk Apple Maps yang meliputi sejumlah bandar udara dan pusat perbelanjaan. Tentunya fitur ini sangat bergantung pada lokalisasi, sehingga ketersediaannya masih terbatas di sejumlah kota dan negara saja. Lebih lanjut, mode navigasi kini juga akan menampilkan batas kecepatan dan panduan jalur yang lebih merinci.

Do Not Disturb While Driving

Bicara soal navigasi, iOS 11 memungkinkan pengguna untuk mengaktifkan fitur Do Not Disturb ketika sedang mengemudi. Selagi aktif, semua notifikasi bakal disetop untuk sementara dan layar perangkat akan dimatikan. Saat ada pesan masuk misalnya, perangkat juga dapat mengirimkan balasan secara otomatis untuk memberi tahu bahwa Anda sedang mengemudi.

Dukungan augmented reality (AR)

iOS 11 membawa dukungan native untuk konten augmented reality (AR) / Apple
iOS 11 membawa dukungan native untuk konten augmented reality (AR) / Apple

iOS 11 juga menjadi langkah awal Apple dalam menjajaki ranah augmented reality. Developer dapat mengakses kumpulan API khusus AR yang memadukan teknologi computer vision sekaligus komponen internal perangkat iOS demi menciptakan konten AR yang interaktif sekaligus immersive.

AirPlay 2

iOS 11 memperkenalkan protokol wireless baru AirPlay 2. Perubahannya cukup drastis, dimana AirPlay 2 kini menawarkan dukungan audio multi-room sehingga pengguna dapat mengontrolnya dengan mudah via Control Center, aplikasi Home atau tentu saja, Siri.

Apple Music jadi lebih sosial

Apple Music pada iOS 11 jadi semakin mirip Spotify. Para pelanggan dapat membuat profilnya masing-masing dan mengikuti pengguna lain. Dari situ Apple Music akan menyajikan deretan playlist atau musik yang sedang didengarkan oleh orang-orang yang Anda follow.

Fitur baru khusus iPad

Aplikasi Files untuk iPad / Apple
Aplikasi Files untuk iPad / Apple

Sejauh ini fitur-fitur baru yang ditawarkan iOS 11 mungkin terdengar biasa, akan tetapi pembaruan yang dibawa untuk iPad sangat signifikan, dengan fokus pada aspek multitasking dan produktivitas.

Yang pertama, ada aplikasi baru bernama Files, yang sejatinya merupakan adaptasi Finder dari macOS. Lewat Files, pengguna dapat mengakses semua file, baik yang disimpan di perangkat atau di layanan cloud seperti iCloud Drive, Box, Dropbox maupun Google Drive.

Drag-and-drop pada iOS 11 juga mendukung multi-touch / Apple
Drag-and-drop pada iOS 11 juga mendukung multi-touch / Apple

Dari situ pengguna bisa memindahkan file antar aplikasi dengan mekanisme drag-and-drop seperti di komputer. Tak cuma file, teks maupun link juga bisa dioper dari satu app ke yang lain dengan drag-and-drop.

Dock milik iPad dengan iOS 11 bisa dimunculkan dari aplikasi apa saja / Apple
Dock milik iPad dengan iOS 11 bisa dimunculkan dari aplikasi apa saja / Apple

iOS 11 juga menghadirkan desain dock baru untuk iPad, yang sekarang bisa diisi dengan lebih dari enam aplikasi. Tampilannya mirip dengan di macOS, dan dock ini juga bisa dimunculkan dari dalam aplikasi apa saja. Juga berpenampilan baru adalah app switcher, yang akan semakin mempermudah pengguna berpindah aplikasi.

Integrasi Apple Pencil pada iPad Pro juga semakin mendalam berkat iOS 11. Pengguna dapat mengakses aplikasi Notes dari lock screen hanya dengan menyentuh layar menggunakan Pencil. Notes sendiri kini mengemas fungsi untuk memindai dan menganotasi dokumen.

Seperti biasa, iOS 11 bakal tersedia untuk publik secara cuma-cuma mulai musim semi mendatang. Daftar perangkat yang kompatibel bisa Anda lihat sendiri di situs resmi Apple di bagian paling bawah.

Sumber: Apple.

Apple Umumkan iMac Pro, iMac 5K dengan Performa Kelas Workstation

Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya, Apple akhirnya mengumumkan iMac Pro secara resmi pada ajang WWDC 2017 semalam. Perangkat ini secara spesifik dirancang dan ditujukan untuk konsumen yang menganggap iMac 5K dengan konfigurasi maksimum pun belum cukup untuk kebutuhan profesionalnya.

Secara desain, iMac Pro sangat identik dengan lini iMac yang sudah ada sekarang, hanya saja seluruh bodinya dibalut oleh warna space gray yang membuatnya tampak begitu seksi. Layarnya pun sama: 27 inci, dengan resolusi 5120 x 2880 pixel dan tingkat kecerahan 500 nit dan dukungan wide color gamut.

Andai Darth Vader sedang mencari komputer all-in-one, pasti iMac Pro yang dia pilih / Apple
Andai Darth Vader sedang mencari komputer all-in-one, pasti iMac Pro yang dia pilih / Apple

Yang berubah drastis adalah performanya. Apple membidik performa kelas workstation lewat iMac Pro. Misi itu mereka capai dengan pilihan prosesor Intel Xeon 8-core, 10-core atau 18-core. Kinerja grafisnya dipercayakan pada GPU AMD Radeon Pro Vega yang memiliki bandwidth memory begitu besar (8 GB atau 16 GB), dengan daya komputasi maksimum 22 teraflop.

Di sektor RAM, ada memory tipe ECC DDR4 dengan kecepatan 2666 MHz dan pilihan kapasitas 32 GB, 64 GB atau 128 GB. Media penyimpanannya mengandalkan SSD berkapasitas 1 TB, 2 TB atau 4 TB, tergantung pilihan konsumen. Semua ini turut didampingi oleh sistem pendingin baru yang 80% lebih efektif ketimbang milik iMac standar.

Berkat GPU Radeon Pro Vega dan Thunderbolt 3, iMac Pro bisa mengakomodasi hingga 2 layar 5K eksternal / Apple
Berkat GPU Radeon Pro Vega dan Thunderbolt 3, iMac Pro bisa mengakomodasi hingga 2 layar 5K eksternal / Apple

iMac Pro juga begitu komplet perihal konektivitas. Mengintip bagian belakangnya, Anda akan disambut oleh empat port Thunderbolt 3 (USB-C), empat port USB 3.0, slot SD card yang mendukung tipe UHS-II, dan port Ethernet 10 Gb.

Apple rencananya akan mulai memasarkan iMac Pro pada bulan Desember mendatang. Harganya jelas tidak murah, mulai $4.999 untuk konfigurasi terendahnya yang ‘hanya’ mengusung prosesor 8-core, RAM 32 GB dan SSD 1 TB itu tadi.

Sumber: Apple.

Apple Perkenalkan iPad Pro 10,5 Inci dengan Bezel Amat Tipis

Meski software selalu menjadi fokus utama dalam WWDC, Apple sesekali juga memanfaatkan panggung konferensi developer tahunan tersebut untuk memperkenalkan hardware baru. Semalam, Apple mengungkap tablet terbaru mereka, iPad Pro 10,5 inci.

iPad Pro 10,5 inci bakal hadir mendampingi iPad Pro 12,9 inci, namun di saat yang sama ia juga akan menggantikan iPad Pro 9,7 inci sepenuhnya. Mengapa? Karena dimensi perangkatnya sama persis, dengan bobot masih di bawah setengah kilogram, hanya saja layarnya lebih besar berkat bezel yang menyusut hingga 40%.

Dengan refresh rate yang begitu tinggi, Apple Pencil otomatis bakal terasa lebih responsif / Apple
Dengan refresh rate yang begitu tinggi, Apple Pencil otomatis bakal terasa lebih responsif / Apple

Layarnya ini mengemas resolusi 2224 x 1668 pixel (264 ppi), lengkap dengan fitur-fitur pendahulunya seperti lapisan anti-reflektif, wide color gamut dan True Tone. Yang baru adalah teknologi yang Apple sebut dengan istilah ProMotion, yang sejatinya memungkinkan iPad Pro untuk menyesuaikan refresh rate layar secara otomatis.

Saat diperlukan, refresh rate-nya bisa mencapai angka 120 Hz guna menyuguhkan animasi yang sangat mulus, dan di saat yang sama menurunkan latency Apple Pencil sampai 20 milidetik. Namun ketika tidak dibutuhkan, seperti saat melihat foto misalnya, refresh rate layarnya akan turun sendiri demi menghemat daya baterai.

Performa iPad Pro 10,5 inci disokong oleh chip A10X Fusion yang terdiri dari prosesor 6-core dan GPU 12-core, yang sanggup meningkatkan kinerja komputasi perangkat sampai 30% dan kinerja grafis sampai 40% jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang menggunakan chip A9X. Terlepas dari itu, baterainya diestimasikan masih bisa bertahan selama sekitar 10 jam untuk pengguna normal.

Semua pembaruan yang diusung iPad Pro 10,5 inci juga tersedia pada iPad Pro 12,9 inci / Apple
Semua pembaruan yang diusung iPad Pro 10,5 inci juga tersedia pada iPad Pro 12,9 inci / Apple

Di sektor kamera, iPad Pro 10,5 inci telah dibekali dengan komponen optik yang sama persis seperti milik iPhone 7: sensor 12 megapixel, lensa f/1.8 dan optical image stabilization (OIS), dengan kemampuan merekam video hingga resolusi 4K 30 fps. Kamera depannya pun juga sama, dengan sensor 7 megapixel dan lensa f/2.2, yang sanggup merekam video 1080p.

Semua pembaruan ini, mulai dari teknologi ProMotion pada layar sampai kamera sekelas iPhone 7, juga hadir pada versi baru iPad Pro 12,9 inci. Kedua perangkat bakal ditawarkan dalam tiga konfigurasi storage – 64 GB, 256 GB dan 512 GB – dengan harga mulai $649 untuk iPad Pro 10,5 inci dan $799 untuk iPad Pro 12,9 inci.

Sumber: Apple.