Vivo Umumkan X50 Series, Versi Tertinggi Bawa AMOLED 120Hz dan Kamera 50MP

Vivo telah mengumumkan smartphone flagship X50 series, meliputi Vivo X50, X50 Pro, dan X50 Pro+. Ketiga smartphone Android 10 dengan Funtouch 10.5 ini sudah dibekali konektivitas 5G, mengusung layar AMOLED 6,56 inci dengan lubang kamera di pojok kiri atas guna menampung kamera depan 32MP f/2.5, dan dilengkapi In-display Fingerprint.

Vivo X50 dan X50 Pro

vivo-umumkan-x50-series-3

Keduanya memiliki panel AMOLED 6,56 inci beresolusi 1080×2376 piksel dengan refresh rate 90Hz dan mendukung HDR10+. Khusus X50 Pro, tepi samping layarnya sedikit melengkung. Dapur pacunya ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 765G dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB atau 256GB tanpa slot microSD.

SoC Snapdragon 765G ini dibangun pada proses manufaktur 7nm dan mengemas CPU octa-core. Terdiri dari satu inti Kryo 475 Prime 2.4 GHz, satu inti Kryo 475 Gold 2.2 GHz, dan enam inti Kryo 475 Silver 1.8 GHz, serta GPU Adreno 620.

vivo-umumkan-x50-series-4

Yang membedakan adalah kemampuan kameranya, empat unit kamera belakang Vivo X50 hadir dalam konfigurasi standar. Yaitu kamera utama 48MP f/1.6 menggunakan sensor Sony IMX598, 13MP f/2.5 dengan lensa portrait 50mm yang menyuguhkan 2x optical zoom, 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 120 derajat, dan 5MP f/2.5 dengan lensa macro.

Sedangkan, konfigurasi kamera belakang X50 Pro lebih spesial. Kamera utamanya tetap sama, 48MP f/1.6 menggunakan Sony IMX598 tapi dengan stabilisasi ala gimbal yang menjanjikan pergerakan lebih halus di video.

Selain itu, Vivo X50 Pro punya kamera 8MP f/3.4 dengan lensa telephoto 135mm dalam struktur perisocpe yang menyuguhkan 5x optical zoom. Kemudian ada 13MP f/2.5 dengan lensa portrait 50mm, dan 8MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 16mm 120 derajat.

Vivo X50 Pro+

vivo-umumkan-x50-series-2

Beralih ke model tertinggi dari X50 series, smartphone ini juga hadir dengan panel AMOLED 6,56 inci beresolusi 1080×2376 piksel dengan dukungan HDR10+. Bedanya, X50 Pro+ memiliki refresh rate lebih tinggi yakni 120Hz.

Selain itu, SoC yang digunakan adalah kelas flagship yaitu Qualcomm Snapdragon 865 yang dibangun pada proses manufaktur 7nm. Ditopang RAM 8GB/12GB dan penyimpanan internal 128GB/256GB.

Snapdragon 865 ini mengemas CPU octa-core, yang terdiri dari satu inti Kryo 585 2.84 GHz, tiga inti Kryo 585 2.42 GHz, empat inti Kryo 585 1.8 GHz, dan GPU Adreno 650. Kapasitas baterainya 4.315 mAh dengan fast charging 44W.

Kemampuan kameranya X50 Pro+ juga lebih baik, dengan kamera utama 50MP menggunakan sensor Samsung ISOCELL GN1 yang berukuran 1/1.3 inci dengan stabilisasi gimbal. Sensor gambar ini memadukan teknologi ISOCELL dan Tetracell yang secara optimal menghasilkan foto beresolusi 12.5MP dengan ukuran per piksel 2.4µm. Sisanya, sama seperti yang ada pada X50 Pro.

Vivo X50 tersedia dalam varian RAM 8GB/128GB yang dibanderol CNY 3.498 atau sekitar Rp7 jutaan dan CNY 3.898 atau Rp7,9 juta untuk RAM 8GB/256GB. Kemudian untuk Vivo X50 Pro dibanderol CNY 4.298 atau Rp8,7 juta untuk RAM 8GB/128GB dan CNY 4.698 atau Rp9,5 juta untuk RAM 8GB/256GB.

Sementara, untuk X50 Pro+ hadir dengan RAM 12GB/256GB yang dibanderol CNY 5.998 atau Rp12,1 juta. Sedangkan varian RAM 8GB dengan penyimpanan 128GB dan 256GB masing-masing dibanderol CNY 4.998 (Rp10,1 juta) dan CNY 5.498 (Rp11,1 jutaan).

Sumber GSMArena

Qualcomm Tunjukkan Kebolehan Snapdragon X50 Hasilkan Konektivitas Data Kualitas 5G (UPDATED)

Qualcomm dalam acara “4G/5G Summit” di Hong Kong mengumumkan showcase Snapdragon X50 yang menghasilkan konektivitas data kualitas 5G melalui sebuah modem 5G yang diuji coba menggunakan pita frekuensi radio mmWave 28GHz. Uji coba dilakukan di laboratorium Qualcomm di San Diego, Amerika Serikat, dan mengklaim mencapai kecepatan lebih dari 1 Gbps.

Roadmap Qualcomm menyebutkan teknologi ini, yang mengutilisasi 5G New Radio (NR), akan mulai tersedia di pasaran di tahun 2019.

Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong menyebutkan rencana peluncuran tahun 2019 adalah setahun lebih cepat dibanding rencana awal yang mencanangkan ketersediaan teknologi 5G untuk publik di tahun 2020.

Snapdragon X50 pertama kali dikenalkan ke publik tepat setahun yang lalu, di acara serupa di Hong Kong. Qualcomm mengklaim sebagai yang pertama mengembangkan chipset konektivitas 5G. Showcase tersebut disebutkan untuk mempertegas posisi Qualcomm sebagai pionir di sektor ini.

Secara teoritis, teknologi 5G bisa mendukung kecepatan hingga 5Gbps.

desain referensi smartphone 5G Qualcomm / Qualcomm
Desain referensi smartphone 5G Qualcomm / Qualcomm

Selain showcase ini, Qualcomm juga mengumumkan desain referensi smartphone 5G. Desain ini memudahkan pengetesan dan optimasi performa mmWave 5G di berbagai form factor perangkat mobile.

“Milestone kali ini dan desain referensi smartphone 5G menunjukkan bagaimana Qualcomm Technologies memimpin [pengembangan] 5G NR di perangkat mobile untuk meningkatkan pengalaman mobile broandband bagi konsumen di seluruh dunia,” ujar EVP Qualcomm Inc dan President Qualcomm Technologies Cristiano Amon.

5G di Indonesia

Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong / DailySocial
Country Director Qualcomm Indonesia Shannedy Ong / DailySocial

Shannedy kepada sejumlah media mengatakan fokus Qualcomm Indonesia saat ini masih membantu pemerataan implementasi teknologi 4G/LTE di Indonesia, yang mulai tersedia sejak akhir 2014.

Tahun ini, Telkomsel sebagai operator dengan jangkauan terluas, berjanji untuk memperluas jangkauan 4G/LTE ke semua kabupaten.

Ia memprediksikan penerapan 5G di Indonesia akan terlambat 2-3 tahun dibanding negara-negara maju. Meskipun demikian, menurutnya, “keterlambatan” adopsi teknologi telekomunikasi terbaru di Indonesia sudah semakin berkurang jika dibandingkan zaman dahulu. Ia mencontohkan adopsi Indonesia untuk teknologi 4G lebih cepat dibanding saat peralihan dari 2G ke 3G.

Implementasi teknologi 5G di Indonesia disebutkan masih terganjal urusan regulasi. Menurutnya yang paling penting adalah penetapan frekuensi mana yang bakal digunakan untuk implementasi 5G.

Ia mengungkapkan penerapan 5G akan berbeda dengan penerapan teknologi 4G/LTE saat ini.

We need very huge bandwidth to roll out 5G. Di Indonesia yang penting [penentuan] frekuensinya. Setahu saya belum di-decide frekuensinya, apakah mau di sub 6 GHz atau 28 GHz,” tutup Shannedy.