5 Tim Esports Indonesia Dengan Catatan Kemenangan Beruntun di Kancah Lokal

Belakagan, kemenangan beruntun seakan menjadi tema besar di berbagai cabang game dalam kancah esports Indonesia. Ada berbagai tim berhasil meraih kemenangan beruntun di beberapa kompetisi, mulai dari yang berskala besar sampai skala kecil.

Memang tim yang ada di daftar ini terkenal sangat kuat di kancah lokal. Kalau bicara indikator tim yang kuat, menurut saya setidaknya ada dua faktor penting, yaitu kemampuan individual dan kerjasama tim yang solid. Masalahnya, para tim ini kuat secara kerjasama tim dan kemampuan individual, yang membuat mereka jadi sulit sekali dikalahkan. Sejauh ini ada 5 tim esports Indonesia yang sedang tak terkalahkan, siapa saja mereka?

EVOS AOV

Sumber:
Sumber: Facebook @IndoESL

Tim esports Indonesia ini belakangan baru meraih prestasi yang begitu gemilang di kancah lokal. Saat ini, EVOS AOV beranggotakan Hartawan “Wyvorz” Muliadi, Satria Adi “Wiraww” Wiratama, Sutandyo “MythR” Raihan, Farhan “Hanss” Akbari Ardiansyah, Hartanto “Pokka” Luis, dan Wibisono “Carraway” Henrikus Teja sebagai pemain cadangan.

Selama musim kompetisi 2018-2019, lima jawara ini sudah memborong gelar juara dari hampir semua kompetisi AOV yang diselenggarakan secara lokal Indonesia. Sejak Februari hingga April 2019 ini, mereka sudah berhasil memenangkan 4 kompetisi secara berturut-turut. Kompetisi tersebut adalah, AOV Star League Season 2 yang diselenggarakan pada Februari 2019, Grand Final Kaskus Battleground Season 4 pada Maret 2019, ESL Indondesia Championship serta ESL Clash of Nation pada akhir Maret 2019.

Memasuki season 2018-2019, penampilan EVOS AOV terhitung cukup stabil. Padahal, mereka sempat berganti roster saat pergantian musim. Ketika itu, Randy “CL” Shimane, Muhammad “Naitomea”, dan Mustain “Mumuy” Al, keluar dari tim karena alasan tertentu. Menggantikan ketiga pemain tersebut, masuklah Wyvorz, MythR, dan Pokka, yang kini tampil menjadi pemain inti.

Kendati sempat kalah dua kali selama liga ASL, namun chemistry antar pemain terbentuk sepanjang musim tersebut, yang membuat permainan mereka jadi sangat solid. Puncak kemenangan mereka adalah saat tim AOV Indonesia akhirnya bisa membuktikan diri di hadapan tim-tim Asia Tenggara dalam kompetisi ESL Clash of Nations 2019.

Sebagai salah satu program esports yang paling saya amati, saya mengakui memang EVOS AOV bisa dibilang sebagai tim paling stabil di kancah AOV. Senjata utama tim ini adalah ketenangan yang luar biasa dari seluruh anggota tim. Dalam keadaan kalah sekalipun, mereka tidak pernah keteteran, tetap fokus memanfaatkan keadaan sebaik mungkin. Alhasil, kemenangan mereka kerap datang ketika tim lawan kelabakan karena kesalahan sepele nan fatal yang mereka lakukan, meski sedang dalam keadaan unggul.

BOOM.ID Dota 2

ESL Indonesia Championship - BOOM.ID
BOOM.ID juara Dota 2 ESL Indonesia Championship | Sumber: ESL Indonesia

Setelah membahas MOBA untuk Mobile, kini kita akan bicara soal MOBA di PC. Siapakah tim esports Indonesia dengan kemenangan beruntun di kancah MOBA PC? Siapa lagi kalau bukan divisi Dota 2 dari BOOM.ID. Roster tim BOOM.ID ini berisikan talenta-talenta berbakat, yaitu Rafli “Mikoto” Fathur Rahman, Randy “Dreamocel” Sapoetra, Saieful “FBZ” Ilham, Tri “Jhocam” Kuncoro, dan Alfi “Khezcute” Nelyphyana.

Nama BOOM.ID di kancah Dota 2 memang terbilang sangat bersinar, terutama di kancah lokal. Dalam kancah lokal, BOOM.ID bisa dibilang sudah tidak bisa dikalahkan lagi. Tim ini juga sudah tiga kali bertanding di kancah internasional, tepatnya pada kompetisi DPC Minor. 

Kalau hanya mencatat kompetisi lokal terbesar saja, kemenangan beruntun BOOM.ID belum berhenti dari tahun 2018 lalu. Kompetisi lokal yang berhasil dimenangkan BOOM.ID adalah, Indonesia Games Championship 2018 yang diselenggarakan oleh Telkomsel, Predator League 2019 Indonesia Qualifier, dan ESL Indonesia Championship 2019. Fakta menarik lainnya adalah, dari tiga kompetisi besar tersebut BOOM.ID menang mulus tanpa ada kekalahan sekalipun, baik dalam format best of 3 ataupun best of 5.

Dahulu roster Dota 2 BOOM.ID bisa dibilang jadi roster dream team. Sebab, ketika itu tim ini diisi oleh carry dan midlaner yang bisa dibilang terbaik pada masanya. Mereka berdua adalah Dreamocel dan Muhammad “InYourDream” Rizky. Namun, karena suatu hal, InYourDream akhirnya memutuskan untuk berpisah jalan dengan BOOM.ID, yang akhirnya digantikan oleh FBZ. Banyak penggemar Dota ragu dengan kemampuan FBZ awalnya. Namun ia berhasil membuktikan dirinya pertama kali saat IGC 2018 lalu. Akhirnya, BOOM.ID Dota berhasil melaju dengan baik-baik saja walau tanpa kehadiran InYourDream; bahkan perstasinya jadi lebih baik.

Kendati sudah tak terkalahkan di kancah lokal, hal lain yang masih ingin dibuktikan BOOM.ID adalah kemampuannya di kancah internasional. Sejauh ini, BOOM.ID masih belum bisa berbuat banyak dalam dua kompetisi minor terakhir yang mereka ikuti. Tercatat, dua kali mereka harus puas berada di peringkat 7-8, berada di posisi terbawah dan gagal lolos dari fase grup. Kini mereka sedang menjalani Minor ketiga mereka, yaitu OGA Dota PIT Minor 2019, yang diselenggarakan di Kroasia. Akankah BOOM.ID dapat memecahkan kutukan dan membuktikan dirinya di kancah internasional?

Bigetron PUBG Mobile

Sumber: Tencent Official Media
Sumber: Tencent Official Media

Berlanjut ke kancah esports yang belakangan sedang populer di kalangan gamers, yaitu PUBG Mobile. Kalau AOV punya EVOS yang sudah hampir tak terkalahkan, di PUBG Mobile ada tim Bigetron yang juga sedang berada dalam kemenangan beruntun. Tim ini beranggotakan Made Bagas “Zuxxy” Pramudita, Made Bagus “Luxxy” Prabaswara, Robby “Natic” Mahardika Saputra, dan Muhammad “Ryzen” Albi.

Seperti EVOS AOV, catatan kemenangan beruntun Bigetron PUBG Mobile banyak berasal dari kompetisi lokal. Sampai saat ini, sepertinya banyak tim sedang berpikir keras mencari cara untuk mengalahkan tim ini, entah secara strategi ataupun skill individu. Kalau berdasarkan kompetisi PUBG Mobile yang resmi digelar Tencent, mereka sudah menang berturut-turut sejak 2018 lewat kompetisi PUBG Indonesia National Championship 2018, dan PUBG Mobile Clash Open 2019.

Catatan kemenangan beruntun mereka lalu terus berlanjut setelah PINC 2018. Kompetisi yang berhasil mereka menangkan setelah PINC 2018 adalah, Indonesia Pride Weekdays Championship yang digelar oleh Mineski pada November 2018, dilanjut dengan Indonesia Esports Games pada awal Januari 2019, dan tak lupa juga Metaco Circuit Cup Season 1 yang baru saja selesai pada April 2019 lalu.

Alasan kemenangan beruntun tersebut, mungkin karena tim PUBG Mobile Bigetron yang sangat solid, karena sudah bermain bersama sejak lama. Zuxxy, Luxxy, dan Natic sendiri sudah bermain bersama sejak Rules of Surivival masih menjadi salah satu game Battle Royale terpopuler di mobile. Ketika bermain RoS secara kompetitif, mereka juga berhasil menjadi juara nasional dalam kompetisi Rules of Survival Indonesia Championship. Mereka bertiga akhirnya memutuskan hijrah ke PUBG Mobile dan berhasil mempertahankan tradisi juara tersebut.

Kini, pembuktian Bigetron PUBG Mobile berikutnya adalah di kancah internasional. Terakhir kali mereka menempati peringkat 4 dalam kompetisi PUBG Mobile Star Challenge (PMSC) yang diselenggarakan di Dubai, Uni Emirat Arab. Walau bukan peringkat yang sebegitu buruk, namun tetap saja mereka masih belum pernah menjadi juara di kancah internasional. Ketika itu kompetisi PMSC dijuarai oleh tim PUBG Mobile asal Thailand, RRQ.Athena. Mereka keluar sebagai juara karena taktik permainan agresif, yang dilengkapi dengan kemampuan individual yang sangat baik.

Onic Mobile Legends

Sumber: Piala Presiden Official Media
Sumber: Piala Presiden Official Media

Organisasi Onic Esports bisa dibilang sebagai pendatang baru di ekosistem esports Indonesia. Baru berdiri sejak tahun 2018 lalu, Onic Esports langsung menggebrak dengan mencatatkan kemenangan beruntun pada divisi Mobile Legends. Onic Mobile Legends beranggotakan Teguh “Psychoo” Iman Firdaus, Muhammad Julian “Udil” Ardiansyah, Adriand “Drian” Larsen Wong, Maxhill “Antimage” Leonardo, dan satu pemain asal Malaysia, Lu “Sasa” Kai Bean.

Tercatat, tim Onic Mobile Legends hampir tidak terkalahkan sepanjang awal musim 2019 ini. Catatan kemenangan beruntun ini juga terjadi selama Mobile Legends Professional League, liga utama Mobile Legends yang diselenggarakan oleh Moonton. Tercatat, dari 11 pertandingan yang harus mereka jalani, Onic Esports tidak pernah sekalipun kalah dan berhasil mengumpulkan poin sempurna.

Kalau ditambah dengan kompetisi lain yang diikuti selain dari liga resmi, maka mereka catatan kemenangan beruntun mereka dimulai sejak akhir-akhir tahun 2018. Mereka sudah tak terkalahkan sejak Indonesia Pride Weekdays Championship season 4,5, dan 6, Indonesia Esports Games 2018, Dunia Games League 2019, sampai kompetisi Piala Presiden Esports 2019 dan Mobile Legends Star League Season 3.

Salah satu alasan kemenangan beruntun dari tim Onic Esports ini, adalah berkat kemampuan individu Udil dan Sasa. Saat ini, kemampuan mereka bisa dibilang sudah berada di atas rata-rata pemain Mobile Legends Indonesia. Ditambah lagi, permainan tim mereka juga sangat kompak, karena Anti-Mage, Psychoo, dan Drian yang juga sama jagonya dan bisa mengimbangi permainan Udil dan Sasa.

Secara lokal, mereka sudah tidak bisa dikalahkan. Tetapi bagaimana dengan di tingkat internasional? Sementara ini, kompetisi antar-negara berikutnya dalam kancah Mobile Legends adalah Mobile Legends Southeast Asia Cup 2019. Kompetisi setingkat Asia Tenggara ini terakhir kali didominasi oleh Aether Main, (Sekarang menjadi roster Bren Esports) tim Mobile Legends asal Filipina. Tapi semisal Onic Esports juga berhasil mengalahkan Filipina dan memenangkan MSC 2019, saya rasa Moonton harus mempertimbangkan menyelenggarakan kompetisi Mobile Legends tingkat internasional.

RRQ.Endeavour Point Blank

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi Akbar Priono

Terakhir ada tim RRQ.Endeavour. Sebagai salah satu tim terkuat di kancah Point Blank, tim ini mungkin bisa dibilang sudah mencapai status legenda. Kenapa? Salah satunya adalah karena gaung prestasinya yang sudah mencapai tingkat internasional. Tim ini diperkuat oleh Benny “Moza” Setiawan, Heriyanto “F1re”, Irvan “KingLeo” Ardiansyah, Yulius “NextJacks”, dan Armario “Talent” Falentino Bochem.

Jika melihat prestasi tim ini berdasarkan kompetisi PBNC saja, maka catatan kemenangan beruntun mereka sudah dimulai sejak tahun 2017. Mereka berhasil memenangkan Point Blank National Championship secara berturut-turut, yaitu pada tahun 2017 dan tahun 2018. Tidak berhenti di kancah lokal saja, mereka juga berhasil jadi tim Indonesia yang menorehkan prestasi di kancah Internasional, lewat gelaran Point Blank International Championship 2017.

Walau begitu, tak seperti 4 tim sebelumnya, Endeavour sebenarnya sempat gagal juara di PBGC 2018. Jadi bisa dibilang kemenangan beruntun milik RRQ.Endeavour kurang sempurna, namun tetap mendominasi kancah esports PB di Indonesia. Selain dari kompetisi tersebut, mereka juga mencatatkan diri sebagai juara PBGC 2017, Indonesia Games Championship 2017, dan menjadi pemuncak klasemen di Indonesia Esports Premiere League TBOF musim tahun 2018.

Pemain kunci dari RRQ.Endeavour adalah NextJacks, yang terkenal memegang Point Man di dalam tim. Sebagai Point Man, NextJacks kerap menggunakan senjata laras panjang yang dentumannya bisa membuat musuh bergidik ketakutan. Walau menggunakan senjata laras panjang, bidikan flickshot super cepat NextJack membuat dia menjadi mesin pembunuh efisien yang efisien di dalam game, entah itu jarak jauh ataupun jarak dekat. Berkali-kali ia berhasil melakukan clutch moment, bahkan berhasil memenangkan pertarungan satu lawan beberapa orang sekaligus.

Melihat kelima tim ini yang sudah sangat kuat di kancah lokal, harapan saya cuma satu, yaitu mereka bisa membuktikan diri lebih jauh lagi dengan memenangkan kompetisi internasional. Dari daftar tersebut, baru ada RRQ.Endeavour saja yang benar-benar menjadi pemenang di kancah internasional.

Sebagai pengamat dan penggemar, mari kita doakan agar prestasi tim-tim tersebut bisa semakin cemerlang, dan mencapai tingkat internasional.

Beginner’s Guide – 3 Hal yang Perlu Dilakukan Pemain Tekken 7 Pemula

Bermain game fighting itu mungkin bisa dibilang susah-susah gampang. Awalnya Anda mungkin bisa jumawa bilang game fighting itu gampang, setelah berhasil menang menggunakan teknik “asal tekan tombol”. Tapi “asal tekan tombol” atau button mashing itu cuma baru setitik kecil bagian dari game fighting saja.

Kenapa? Karena game fighting sebenarnya punya ragam mekanik yang perlu dipelajari. Ditambah, kalau Anda ingin belajar lebih dalam, Anda juga harus mempelajari dan menghafal berbagai tombol serta kombinasi tombol yang harus ditekan. 

Kalau Anda baru-baru ini tertarik dengan Tekken 7 karena banyak kompetisi bermunculan di berbagai tempat, kami punya beberapa tips pemula yang cocok untuk Anda. Bekerja sama dengan komunitas game fighting Indonesia, berikut panduan singkat bermain Tekken 7 dari Hybrid.

Pelajari Dasar-Dasar Serangan dan Pertahanan

Sumber: Tekken Official Media
Sumber: Tekken Official Media

Button mashing adalah salah satu tindakan yang kerap dilakukan oleh mereka yang baru main game fighting. Maksud tindakan button mashing sendiri adalah tindakan asal tekan berbagai tombol yang ada di joystick secara cepat, dengan harapan bisa mengeluarkan suatu jurus atau gerakan tertentu untuk memenangkan pertarungan.

Tetapi, belajar game fighting lewat tindakan button mashing sebenarnya adalah kegiatan yang kurang tepat. Kenapa? Anda sebagai pemain jadi tidak belajar apapun. Mungkin Anda bisa jadi terkejut ketika karakter Anda mendadak mengeluarkan suatu gerakan atau jurus tertentu, tanpa tahu menekan tombol apa sebelumnya. Jadi tekan tombol dengan lebih pelan-pelan, agar Anda paham, tombol atau kombinasi tombol apa bisa mengeluarkan gerakan apa.

Kalau sudah paham dengan gerakan-gerakan dasar karakter yang Anda mainkan, hal dasar lain yang perlu dipelajari adalah dasar-dasar menyerang atau bertahan. Seperti baku hantam di dunia nyata, Anda tidak boleh terlalu bernafsu untuk terus-terusan menyerang di dalam baku hantam digital ini. Kalau Anda terus melakukan serangan membabi-buta, bisa-bisa Anda malah dikerjai oleh musuh yang tahu celah di antara serangan Anda.

Bicara soal serangan dan pertahanan, ilmu paling dasar adalah tentang jenis-jenis serangan dan cara menangkisnya. Dalam Tekken 7 ada tiga jenis serangan dengan karakteristiknya masing-masing. Pertama ada serangan HIGH. Seperti namanya, serangan ini fokus pada bagian atas tubuh karakter. Serangan tipe cenderung sangat cepat dan memberi keuntungan kepada yang menyerang. Serangan ini bisa ditangkis dengan menekan tombol mundur.

Kalau Anda sudah semakin jeli, serangan ini juga bisa dihindari dengan cara menunduk atau tepatnya dengan menekan tombol bawah. Contoh paling umum dari serangan high adalah kombinasi pukulan jab kiri dan kanan, yang bisa dikeluarkan dengan menekan tombol KOTAK dan SEGITIGA.

1
Dalam Training Mode, ada satu mode yang bisa membuat Anda mengetahui jenis serangan apa yang diberikan suatu karakter. Sumber: wccoftech

Selanjutnya ada serangan MIDDLE. Serangan yang fokus pada bagian tengah ini cukup unik, karena bisa ditangkis dengan cara berdiri sambil tekan mundur, atau menunduk sambil tekan down back. Serangan tipe ini biasanya memberi reward tertentu, salah satunya yaitu bisa dilanjut menjadi satu kombo panjang. Reward yang besar tentu datang dengan resiko yang juga besar.

Alhasil serangan middle cenderung punya kelemahannya tersendiri. Beberapa serangan middle akan luput ketika ditangkis, membuatnya bisa dibalas dengan serangan cepat ketika berhasil ditangkis. Contoh serangan middle adalah tendangan lutut milik Bryan Fury. Serangan ini bernama Knee Strike, yang mematikan karena bisa dilanjut dengan serangan kombinasi. Serangan tersebut bisa dikeluarkan dengan menekan tombol arah depan + X.

Terakhir ada serangan LOW. Serangan ini fokus menyerang tubuh bagian bawah karakter musuh. Anda harus menekan bawah belakang atau down back agar dapat menahan serangan yang satu ini. Serangan ini cenderung cukup cepat dan kerap kali luput dari pengawasan musuh.

Karena karakteristiknya yang cepat, damage serangan bawah cenderung kecil. Tetapi ada juga beberapa serangan bawah yang mematikan, membuat musuh tergelincir dan bisa dilanjut dengan serangan kombinasi (Contoh: tendangan sapu bawah milik Bryan Fury yang bernama Snake Edge).

Tapi lagi-lagi, untuk menyeimbangkan permainan, serangan bawah yang bisa dilanjut kombinasi biasanya akan luput ketika ditangkis. Lebih lanjut, kalau Anda sudah semakin jeli, serangan low juga bisa Anda parry dengan menekan tombol bawah depan atau down forward. Low parry ini sangat mematikan! Karena lawan yang terkena akan tergelincir, yang lalu bisa dilanjut dengan serangan kombinasi balasan.

Saatnya Memilih Karakter!

1
Sumber: Youtube Chaos Production

Kalau Anda sudah paham soal dasar-dasar menyerang dan bertahan di Tekken 7, selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah memilih karakter. Bisa jadi sebelumnya ketika belajar soal dasar-dasar serangan dan pertahanan, Anda baru coba-coba karakter saja, dan merasa belum cocok dengan karakter yang Anda mainkan.

Pada titik ini, agar Anda jadi semakin mahir bermain, Anda harus pilih satu karakter untuk Anda dalami seluk-beluk berbagai jenis gerakan milik karakter tersebut. Ketika memilih karakter, salah satu hal yang juga perlu Anda pertimbangkan adalah soal kenyamanan.

Kenapa kenyamanan jadi salah satu faktor? Salah satu alasannya adalah agar Anda bisa lebih bersemangat untuk terus belajar bermain di Tekken 7. Soal kenyamanan ini bisa datang dari beragam aspek. Mungkin Anda tidak terlalu peduli dengan gerakan karakternya, tapi Anda suka dengan karakter perempuan yang cantik dan anggun? Silahkan coba gunakan karakter-karakter perempuan tersebut. Sebenarnya, beberapa karakter perempuan di Tekken 7 juga punya pilihan gerakan yang cukup bagus kok!

1
Sumber: Tekken Official Media

Mungkin bisa jadi juga Anda adalah penggemar gerakan beladiri tertentu? Tekken 7 juga menyediakan beberapa karakter yang gerakannya berdasarkan dari bela diri di dunia nyata; Contohnya seperti saya, yang menggunakan Hwoarang karena suka dengan gerakan-gerakan bela diri Taekwondo. Belajar suatu karakter hanya karena suka itu tidak salah, tapi memang punya kelemahannya tersendiri.

Kelemahannya adalah, bisa jadi karakter yang Anda pelajari ternyata sangat sulit dan membuat kemampuan bermain Anda jadi tidak berkembang; lagi-lagi contohnya adalah saya, yang jadi merasa stuck karena kelimpungan mempelajari gerakan milik Hwoarang. Kalau Anda mentok, Bram Arman Co-Founder komunitas Advanced Guard, punya beberapa saran karakter Tekken 7 yang lebih mudah dipelajari.

Bram menyebut bahwa salah satu karakter yang mudah dipelajari adalah Katarina. Alasan utamanya adalah, karena ragam serangan Katarina ini cocok untuk pemula. Bagaimana ragam serangan yang cocok untuk pemula? Menurut Bram adalah serangan serangan yang cepat, jangkauan yang panjang, variatif, dan punya damage yang besar.

Serangan cepat berarti Anda punya timing lebih renggang untuk bisa mendaratkan serangan ke hadapan musuh. Damage besar tentunya membuat anda bisa lebih mudah menggerus HP musuh, tanpa perlu melakukan kombinasi serangan panjang. Serangan variatif membuat serangan Anda lebih sulit dibaca oleh musuh, membuat serangan Anda punya kesempatan lebih besar untuk masuk. Selain Katarina, Bram juga menyebut karakter lain yang ramah bagi pemula. Karakter tersebut adalah Claudio dan Asuka.

Learn From the Pros

1
Jangan salah kira, perempuan cantik ini adalah jagoan Tekken loh! Sumber: Red Bull Esports

Nah! Kalau Anda sudah memahami dasar-dasar serangan dan pertahanan, sudah punya karakter gacoan untuk dimainkan, hal selanjutnya yang perlu dilakukan agar Anda bisa cepat lebih jago adalah dengan belajar dari ahlinya. Seperti kuliah, sekolah, atau kursus, perlu orang yang lebih jago untuk membantu kita mempelajari sesuatu.

Begitu juga di dalam Tekken 7, kalau Anda merasa stuck lagi, Anda bisa belajar dari cara pro player bermain. Apa saja yang dipelajari? Gerakan-gerakan yang dipilih ketika menyerang, jeda waktu yang tepat untuk melakukan counter attack, dan terakhir adalah kombinasi gerakan yang dilakukan untuk memaksimalkan serangan yang dilakukan. 

Tetapi ketika menonton pertandingan pro player, pastinya Anda harus menonton pertandingan terbaru. Kalau menonton pertandingan jaman dulu, bisa jadi ilmu yang dipelajari dari sana sudah tidak relevan untuk masa kini. Kenapa tidak relevan? Mungkin karena efek serangan dari suatu karakter sudah berubah, atau damage-nya sudah berubah, dan berbagai perubahan lainnya yang mungkin terjadi.

Selain pro player Anda juga bisa belajar main Tekken lewat beberapa content creator. Platform Youtube punya beberapa content creator yang membuat video seputar  Tekken. Salah satu yang paling terkenal adalah Legendary Mihawk, yang menyajikan ragam kombinasi serangan dari suatu karakter, mulai dari kombinasi yang paling mudah dieksekusi sampai yang tersulit.

6
Salah satu konten khas That Blasted Salami, pembahasan suatu karakter secara mendalam. Sumber: Youtube That Blasted Salami

Kalau Anda terlalu malas untuk membuka move list dan mempelajari gerakan suatu karakter satu persatu, belajar kombinasi bisa jadi salah satu pilihan. Belajar kombinasi bisa membuat Anda jadi mengetahui, tombol apa akan mengeluarkan gerakan apa, yang mungkin saja bisa digunakan secara terpisah di dalam pertarungan.

Content creator lain yang juga perlu disimak adalah That Blasted Salami. Sosok ini menyajikan pembahasan terperinci dari suatu karakter, yang dapat memudahkan Anda mempelajari suatu karakter. Creator ini juga kerap membahas perubahan suatu karakter setelah update, dan implikasinya di dalam pertarungan.

Pembahasan milik That Blasted Salami biasanya mencakup gerakan-gerakan yang perlu diketahui dari suatu karakter. Tetapi Anda harus tekun ketika menonton konten breakdown karakter milik That Blasted Salami. Sebab satu video dengan tema tersebut biasanya bisa berdurasi sampai dengan satu jam, untuk membahas satu karakter secara mendalam. Tapi dijamin, setelah Anda pelajari, Anda bisa memahami suatu karakter mulai dari luar sampai dalam.

Kurang lebih itu 3 hal paling mendasar yang harus Anda ketahui, ketika Anda ingin mulai belajar game fighting lewat Tekken 7. Bekerja sama dengan komunitas game fighting Indonesia, Anda juga bisa pantau media sosial Advance Guard, untuk lanjutan panduan menarik lain seputar game fighting.

 

RRQ.Eggsy Akan Tampil Dalam Gelaran eChampions League 2019

Ega “RRQ.Eggsy” Rahaditya baru-baru ini mendapat undangan untuk bertanding dalam gelaran internasional, FIFA 19 eChampions League. Turnamen yang bisa dibilang sebagai versi digital dari liga Champion ini, akan diselenggarakan pada 26-27 April 2019 mendatang di Manchester, Inggris. Kompetisi ini merupakan salah satu bagian dari sirkuit panjang esports FIFA 19. Ega akan menghadapi 63 pemain lainnya dari berbagai belahan dunia untuk memperebutkan total hadiah sebesar US$280 ribu (Rp3,9 miliar).

Event ini merupakan event pertama yang bertajuk eChampions League (ECL) dalam rangkaian sirkuit esports FIFA 19. Bertanding melawan pemain dari berbagai belahan dunia, kompetisi ini mungkin bisa dibilang akan menjadi sangat berat bagi Ega. Pasalnya, eChampions League diikuti oleh pemain-pemain kelas kakap di kancah esports FIFA 19 dunia.

1
Sumber: EA Official Media

Nama-nama seperti F2Tekkz, MsDossary, dan Nicolas99FC turut mengikuti kompetisi ini. Tak lupa ada juga juara FIFA eNations Cup, Vitality Maestro, yang tentu membuat pertandingan eChampions League ini akan jadi semakin sengit. Selain penampilan RRQ.Eggsy, kompetisi ini juga jadi wajib ditonton karena rivalitas antar peserta yang kini jadi semakin sengit.  

Salah satunya adalah rivalitas antara F2Tekkz dengan MsDossary. Kedua pemain tersebut adalah pemain ranking tertinggi di kancah FIFA 19 Xbox. F2Tekkz adalah wonderkid asal Inggris, pencetak rekor, berhasil kumpulkan enam trofi sepanjang FIFA 19 Global Series.

Sementara di sisi lain MsDossary adalah juara bertahan dari eWorld Cup. Dia juga merupakan satu-satunya pemain pro yang memenangkan kompetisi major selama tiga musim berturut-turut. Pada tahun ini saja, dia sudah mengangkat dua trofi kompetisi major.

Menghadapi pemain kelas berat seperti ini, bagaimana kesempatan Eggsy? Kami sedikit berbincang dengan Achmad Fadh, community manager Indonesia Gaming League. Ia mengatakan bahwa sebenarnya Ega punya kesempatan di kompetisi ini. “Menurut saya, kalau Ega menampilkan performa terbaiknya, saya yakin Ega setidaknya bisa mencapai 8 besar.”

Secara kemampuan dan mental, Eggsy memang sudah cukup terlatih. Hal ini mengingat dia sudah banyak makan asam garam bertanding di kancah internasional. Terakhir kali, ia berhasil menjadi runner-up kualifikasi SEA dari kompetisi Virtual Bundesliga; walau sayangnya posisi tersebut tidak cukup membuat Ega mendapat kesempatan berkompetisi di Jerman dalam gelaran final Virtual Bundesliga.

1
Sumber: EA Official Media

Pada babak final, ia harus kalah oleh pemain asal Thailand. Ia kalah 2-0 dari seri best of 3. Ketika itu, Wisuwat yang jadi lawan Ega disebut olehnya sebagai pemain yang hebat karena composure yang dimiliki. Ketika ditanya soal musuh-musuh yang jadi lawan berat Eggsy di kompetisi ini, Fadh juga menyebut nama lain selain dari F2Tekkz dan MsDossary.

Nama tersebut adalah Maestro dan juga Nicolas. Nama tersebut juga merupakan pemain top klasemen poin FIFA 19 Global Series. Tercatat, saat ini Nicolas ada di peringkat satu, sementara Maestro berada di peringkat 3 FIFA 19 Global Series untuk platform PS 4.

Selain memberi tantangan, bertemu lawan berat seperti ini tentu juga memberikan pengalaman tersendiri kepada Eggsy. Mari kita doakan agar Eggsy bisa mendapatkan hasil terbaik pada gelaran eChampions League dan dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional!

Sepak Terjang Aerowolf Selama FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019

Kalau kancah PUBGm Indonesia punya Bigetron yang tak terkalahkan dan sangat kuat, kancah PUBG ada Aerowolf yang kini sedang mewakili Indonesia di kompetisi PUBG internasional. Mereka sedang mengikuti London FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019, salah satu bagian rencana panjang PUBG Corp menyelenggarakan esports PUBG secara global.

Turnamen yang sudah berjalan sejak tanggal 16 April 2019 lalu ini, merupakan penutup fase pertama dari rencana panjang tersebut. Sebagai salah satu kompetisi akbar di kancah PUBG, FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019 mempertandingkan 24 tim dari 9 regional di seluruh dunia.

Sebelum lebih lanjut membahas sepak terjang Aerowolf di London, mari simak penjelasan singkat saya seputar format kompetisi FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.

Sumber: Twitter @FACEITPUBG
Sumber: Twitter @FACEITPUBG

FACEIT Global Summit PUBG Classic menggunakan format yang cukup baru. Biasanya turnamen PUBG hanya mempertandingkan 16-20 tim yang sama selama tiga hari beruturut-turut, FACEIT Global Summit ini cukup beda karena menggunakan sistem grup.

Ada 24 tim bertanding yang dibagi ke dalam tiga grup (A, B, dan C), dengan masing-masing grup berisikan 8 tim. Aerowolf diwakili oleh dua tim, pertama di grup A ada Aerowolf Team One yang dipunggawai Rizqie “Katou” Habibullah. Kedua di grup C ada Aerowolf Team Seven yang dipunggawai Alex “Entruv” Prawira.

Pertandingan fase grup diselenggarakan dengan format round robin. Artinya, satu grup akan bertemu dengan dua grup lainnya. Jadi pada fase grup akan mempertandingkan grup A vs grup B, grup B vs grup C, dan grup A vs grup C. Setiap pertemuan antar grup, 16 tim akan bertarung selama 6 ronde guna mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya, untuk dapat lolos ke fase berikutnya.

Delapan tim dengan akumulasi poin terbesar akan berlanjut ke fase Grand Finals. Sementara itu, 16 tim sisanya harus bertanding lagi selama 6 ronde dalam fase Elimination Stage. Poin dari Group Stage masih terbawa ke fase Elimination Stage. Jadi tim yang kurang maksimal di babak sebelumnya harus berjuang lebih keras. Pada Elimination Stage, 8 tim peringkat terbawah akan tereliminasi dari FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.

Group Stage

Sumber: Twitter @ShootToKillPUBG
Sumber: Twitter @ShootToKillPUBG

Sejak dari fase grup, lawan Aerowolf sudah berat. Ada tim asal PUBG Korea League, VSG (Dulu Actoz Stars Red). Juga ada juara dunia PUBG tahun lalu, OMG. Tambah lagi, juga ada tim pendatang yang segera jadi sorotan karena permainannya, yaitu itm Shoot to Kill (STK).

Menghadapi tim-tim yang kemampuannya sudah terbukti secara internasional, ternyata Aerowolf tidak gentar. Terbukti, Aerowolf Team One berhasil membuat nama Indonesia bergaung di ICC Auditorium, London, saat mereka secara luar biasa mendapatkan Chicken Dinner untuk pertama kalinya. Momen tersebut terjadi pada ronde pertama, saat pertandingan grup A melawan grup C di map Miramar.

Pada pertandingan tersebut Aerowolf memang sudah mendapatkan sorotan sejak awal-awal permainan. Mengamankan area sekitar Minas Generales, Rizki “Ikyar” Andikarama berhasil mendapatkan First Blood, membunuh STK_Uncivil. Melihat circle pertama yang cukup berada di tengah-tengah map, tim Aerowolf Team One lalu mencoba bertaruh. Mereka langsung menusuk ke jantung circle, mengamankan satu bangunan yang sangat strategis. Bangunan strategis tersebut tepat berada di tengah antara Power Grid, Hacienda del Patron, dan Minas Generales.

Sumber: Twitter @FACEITPUBG
Sumber: Twitter @FACEITPUBG

Terbukti, mengamankan bangunan yang strategis memudahkan mereka memantau pergerakan musuh. Sehingga rencana jalur rotasi mereka jadi lebih matang, karena sudah memprediksi posisi lawan-lawan yang terpantau sebelumnya. Setelah STK_Uncivil, ternyata punggawa dari Ninja in Pyjamas hampir menjadi korban dari tangan dingin Ridho “RDK” Dwiki Sena. Untung mereka berhasil selamat. Circle terus menerus mengarah ke pusat, sehingga Aerowolf tak perlu banyak melakukan rotasi jarak jauh.

Kendati ada unsur keberuntungan secara posisi dan circle, tapi bidikan dari para pemain Aerowolf Team One tetap menjadi faktor utama dalam mendapatkan Chicken Dinner di ronde ini. Jelang akhir permainan, Aerowolf Team One berhasil mengamankan sumber daya yang cukup banyak. Menang jumlah personil dan perlengkapan, RDK dan kawan-kawan akhirnya amankan Chicken Dinner di game tersebut.

Sementara itu, adik dari Aerowolf Team One, yaitu Aerowolf Team Seven, masih belum mendapatkan hasil yang maksimal. Perolehan terbaik mereka adalah pada ronde 1, saat pertandingan grup B melawan grup C. Ketika itu mereka mendapatkan peringkat ketiga, karena circle yang berpihak ke kawan-kawan dari Aerowolf Team Seven.

Sayang, walau sempat mendapat posisi dan perolehan kill yang besar, permainan dua tim Aerowolf di kompetisi ini terbilang masih kurang konsisten. Alhasil dua tim Aerowolf ini harus bertanding di Elimination Stage, melawan 14 tim lain yang juga ingin memperebutkan slot di babak Grand Final.

Elimination Stage dan Grand Final

Sumber: twitter @FACEITPUBG
Sumber: twitter @FACEITPUBG

Tak banyak hal terjadi dalam Elimination Stage. Setelah pertarungan panjang di Group Stage, Aerowolf Team One ternyata masih cukup kokoh menempati peringkat 8 klasemen. Pada sisi lain, perjuangan Aerowolf Team Seven harus terhenti karena mereka hanya berhasil mencapai peringkat 14 saja.

Salah satu perolehan terbaik Aerowolf One di fase Elimination Stage adalah pada ronde pertama. Ketika itu, peringkat mereka di permainan memang tidak sebegitu baik. Walaupun begitu, mereka berhasil mengamankan 8 kill, yang membuat posisi mereka bisa bertahan di peringkat 8.

Lolos ke babak grand final, ini artinya Aerowolf harus menghadapi senior-senior di kancah PUBG dalam pertandingan maraton 12 ronde pertandingan. Dua belas ronde dibagi menjadi dua hari pertandingan. Setiap harinya mereka harus bertanding dalam enam ronde pada map Miramar dan Erangel.

Lawan mereka di sini adalah jagoan-jagoan PUBG dari negara atau regional yang sudah punya liga rutin tersendiri. Ada tim asal PUBG Korea League (KorSel), National PUBG League (Amerika Utara), dan PUBG European League (Eropa). Menghadapi raksasa-raksasa tersebut, Aerowolf jadi tidak berkutik. Untungnya, hanya pada hari pertama.

Aerowolf benar-benar babak belur melawan para kakak senior, di hari pertama. Dari enam ronde pertandingan, placement mereka selalu di bawah 10 besar dan tidak memperoleh kill. Salah satu pencapaian terbaik di hari pertama adalah ketika mereka berhasil meratakan tim 17 Gaming, yang datang menyergap secara tiba-tiba, namun berhasil dinetralkan Aerowolf. Sayang, mereka yang sudah babak belur dari pertarungan sebelumnya, harus menghadapi Armory Gaming setelahnya. Alhasil mereka harus rela tereliminasi di awal-awal, finish di posisi 15.

Walau babak belur di hari pertama, Aerowolf membuktikan sebuah ujaran yang mengatakan, bahwa para juara adalah mereka yang berhasil bangkit dari keadaan terburuk. Hari kedua, sepertinya mereka sudah menemukan tempo permainan mereka sendiri dan cara main lawan-lawannya. Mereka berhasil bangkit dan jadi beringas di hari kedua.

Placement mereka membaik, selalu dapat 5 besar di tiga ronde berturut-turut, dengan perolehan kill yang lumayan. Puncaknya ada pada ronde 10, ketika pertarungan berpindah ke map Erangel. Circle pada ronde tersebut adalah mimpi buruk bagi semua tim. Ketika kebanyakan pemain mendarat di sisi barat laut Erangel, circle malah menguncup ke sisi Tenggara.

Ketika itu circle pertama mencakup area Mylta Power dan sedikit bagian timur Military Base. Setelah terjun dari pesawat Aerowolf Team One langsung mengamankan tempat yang strategis sejak awal-awal, yaitu sisi selatan Pochinki dekat jembatan menuju ke pulau Sosnovka.

https://twitter.com/FACEITPUBG/status/1119998335107194881?s=19

Aerowolf mencoba bermain dengan strategi berpencar. Walau cukup pesimis melihat gaya permainan Aerowolf yang seperti ini, menariknya strategi ini malah berhasil! Bermain berpencar, rotasi mereka lewat laut cukup aman, mengurangi kemungkinan untuk rata satu tim sekaligus. Mengapa demikian? Karena rotasi laut biasanya hanya memanfaatkan satu kapal untuk satu skuad sekaligus. Aerowolf Team One cukup cerdik kali ini, mengamankan dua pelabuhan, dan berhasil membawa dua buah kapal ke dalam lingkaran.

Perjuangan keras mereka yang penuh peluh ternyata berbuah baik. Mengamankan sisi selatan kota Mylta, Team Envy menjadi korban pertama tim Aerowolf One. Mereka melanjutkan masuk ke dalam circle dan memilih untuk bertahan sampai tersisa dua tim saja. Aerowolf harus berhadapan dengan OGN Entus Force dan Cloud 9 pada circle fase 8. Dengan permainan yang sangat lihai, Aerowolf mencatatkan salah satu Chicken Dinner paling fenomenal dengan total 14 kill yang didapatkan.

Tersisa dua ronde, harapan Aerowolf untuk juara sebenarnya tidak begitu besar. Dengan total 63 poin yang dikumpulkan, RDK dan kawan-kawan masih terpaut 23 poin untuk dapat menyusul OP Ranges, sang pemuncak klasemen.

Sumber: Twitter @FACEITPUBG
Sumber: Twitter @FACEITPUBG

Game 11, circle kembali lagi menjadi mimpi buruk bagi para pemain. Circle lagi-lagi bergerak ke pojok tenggara map Erangel. Aerowolf kali ini dipaksa rotasi dari pojok timur ke sisi tenggara, tepatnya bagian atas dari Sosnovska Military Base. Dewi fortuna sepertinya tidak memihak Aerowolf Team One saat ini, sehingga keadaan jadi sangat buruk. Harapan Aerowolf menipis pada ronde ini. Sampai akhirnya rotasi disergap oleh lawan-lawan dan mereka terhenti di posisi 9.

Ronde terakhir beda poin klasemen posisi 1 sampai 6 sangat tipis sekali. Sementara itu, Aerowolf sepertinya cuma bisa berjuang semaksimal mungkin di ronde ini untuk memperbaiki peringkat mereka. Sayang Ninja in Pyjamas berhasil menghentikan mereka, dengan Shoot to Kill berperan sebagai algojo yang menutup perjuangan Aerowolf di FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019.

Setelah 5 hari maraton pertandingan PUBG, perjuangan Aerowolf One membuahkan hasil berupa peringkat delapan di London FACEIT Global Summit PUBG Classic 2019. Memang bukan peringkat yang terbaik, namun Aerowolf sudah mempertaruhkan segalanya di dalam kompetisi ini, dan membuktikan bahwa Indonesia bisa berkompetisi di kancah PUBG internasional.

Sementara itu, tim OP Rangers berhasil keluar sebagai juara pertama dan mendapatkan hadiah sebesar US$150.000 (Rp2,1 miliar). Aerowolf sebagai peringkat 8 berhak menerima hadiah sebesar US$14.000 (Rp197 juta).

Selamat atas pencapaiannya bagi tim Aerowolf! Semoga pencapainnya bisa terus semakin membaik, dan membanggakan Indonesia di kancah PUBG Internasional!

Mendominasi, Bigetron Esports Menjadi Juara Metaco Circuit Cup Season 1

Setelah tiga pekan, perjalanan Metaco Circuit Cup Season 1 telah mencapai puncaknya pada akhir pekan lalu. Kualifikasi pekan ke-4 diselenggarakan pada hari Sabtu, 13 April 2019. Kualifikasi tersebut diikuti oleh berbagai nama-nama besar di kancah PUBG, seperti Bigetron, The Prime, PG.Barracx, dan banyak lagi. Alhasil, kualifikasi Metaco Circuit Cup jadi terasa beda kelas, jika dibandingkan dengan pekan-pekan sebelumnya.

Menariknya di kualifikasi ke-4 MCC, Bigetron malah terbilang tidak sebegitu ganas. Seperti biasa, kualifikasi mempertandingkan 3 ronde. 2 ronde pertama diselenggarakan dengan mode TPP mengguakan map Erangel dan Miramar, sementara ronde terakhir menggunakan map FPP Erangel.

Ronde pertama permainan terbilang cukup acak. Banyak tim yang tercecer dan mendarat di tempat yang kurang menguntungkan. Dranix yang berhasil mengamankan bangunan strategis sejak dini, berhasil mendapatkan chicken dinner di ronde ini.

Sumber: Metaco.gg
Sumber: Metaco.gg

Masuk ronde kedua, pertandingan berpindah ke Miramar. Menariknya, pertarungan di sini malah berlimpah kill. Padahal, map ini biasanya dimainkan secara pasif oleh para pemain. Membuka permainan, Bigetron melakukan atraksi clutch tiga lawan satu, yang membuat mata penonton terbelalak. Kendati demikian, Bigetron gagal mendapat chicken dinner, dilibas oleh tim The Prime.

Ronde ketiga, circle jadi tak kondusif karena mengerucut ke arah jembatan. Permainan terpaksa harus diakhiri dengan adu heal. Jelang akhir permainan, kedua pemain sudah terlanjur terjebak, yang satu di atas jembatan, lainnya di bawah jembatan. Ketika circle semakin mengerucut, keduanya jadi tak bisa melakukan konfrontasi. Adu heal akhirnya berhasil dimenangkan oleh Bigetron Game.ly.

Setelah kualifikasi ke-4, esok harinya langsung dilanjut dengan pertandingan Grand Final Metaco Circuit Cup. Kali ini pertandingan berjalan dengan lebih panjang. Pertandingan berlangsung 5 ronde, dengan komposisi 2 TPP Erangel dan Miramar, 2 FPP Erangel dan Miramar, ditutup 1 ronde TPP Erangel.

Ronde pertama, berhasil mengamankan bangunan strategis dapat bertahan hingga tersisa dua tim saja. Sayang, setelah lemparan granat yang luar biasa akurat ke Capital Esports, Aura.One terbunuh oleh Lexus Esports karena pergerakan yang ceroboh. Ronde pertama dimenangkan Lexus Esports.

Ronde kedua, Bigetron mendadak datang dan mengamuk. Lingkar terakhir yang berada di Los Leones dimanfaatkan dengan maksimal oleh Bigetron. Mereka mendapat chicken dinner dengan 17 kill, yang membuat posisi mereka di klasemen melesat jauh ke posisi pertama. Posisi mereka di klasemen semakin solid setelah menang kembali di ronde ketiga dengan mendapatkan 17 kill. Alhasil poin Bigetron di posisi pertama terpaut 20 poin lebih, dari tim posisi kedua yaitu Onic Esports.

Ronde keempat, permainan kembali ke mode FPP dengan peta Miramar. Lagi-lagi circle terakhir memaksa pemain bermain adu heal karena menutup area pegunungan dekat Impala. Tim 1FLA dapatkan chicken dinner setelah Streamer Bidut keok karena kehabisan pasokan obat-obatan.

Sumber: Metaco.gg
Sumber: Metaco.gg

Ronde terakhir kembali ke TPP Erangel. Setelah sebelumnya Streamer Bidut bermain dengan lebih low profile, mereka muncul ke permukaan pada ronde ini. Circle kembali ke area Rozhok dan mereka mengamankan tempat strategis di pinggir circle. Walau mereka mendapatkan Chicken Dinner, Streamer Bidut sayangnya tidak dapat menggoyahkan posisi Bigetron di puncak klasemen.

Setelah penghitungan poin total dari para kontestan, Bigetron berhasil menjadi juara pertama dengan perolehan poin yang sangat besar. Pemain Bigetron, yaitu BTR.Ryzen, juga berhasil mendapat titel terminator setelah membukukan jumlah kill terbanyak sepanjang gelaran Grand Final. Setelah Bigetron sebagai pemenang, posisi kedua diisi oleh Onic Esports, lalu posisi ketiga diisi oleh Armored Project.

Sepertinya Bigetron memang masih terlalu kuat untuk dikalahkan di musim ini. Selamat bagi para pemenang!

Muhammad “Naitomea” Bicara Soal BOOM.ID dan Karirnya di Esports AOV

Tempo hari (12 April 2019), BOOM.ID mengumumkan roster AOV terbaru mereka. Roster ini berisikan mantan punggawa divisi AOV tim besutan Reza “Arap”, We Against the Worlds (WAW), yang beranggotakan: Agung “Razor” Prasetyo, Muhammad “Naitomea”, Eka “Raze” Ady Putera, Faruk “Cassy”, dengan tambahan satu mantan pemain GGWP.ID, Randy “CL” Shimane

Roster yang kini berada di bawah bendera BOOM.ID ini bisa dibilang masih belum bisa bicara banyak di kancah AOV belakangan. Terakhir kali pada Kaskus Battleground, WAW terhenti di babak Lower Bracket setelah kalah 2-1 oleh GGWP.ID. Dari jajaran roster ini, salah satu sosok yang menarik untuk disorot adalah sosok Muhammad “Naitomea”. Dulu nama dari pemain ini sempat berkibar gemilang di kancah esports AOV.

Bermain sejak awal-awal ketika AOV masih bernama Mobile Arena, Naitomea melakukan langkah berani meninggalkan Mobile Legends, mencoba peruntungan di kancah AOV, dan bergabung dengan tim GGWP.ID. Potensinya sudah terlihat sejak saat itu, mengingat mental kompetitif sosok yang kerap disapa Ahmad ini sudah cukup terlatih. Hal tersebut karena dahulu ia juga sempat aktif berkompetisi di kancah Lost Saga. Saat berkompetisi di sana, Ia bahkan pernah mewakili Indonesia di Korea Selatan dalam pertandingan internasional.

Sumber: WAW Official Media
Sumber: WAW Official Media

Setelah hampir 2 tahun berada di kancah kompetitif AOV, Muhammad “Naitomea” bisa dibilang sudah merasakan berbagai pahit manis berkompetisi di kancah AOV. Membicarakan soal kepindahannya ke BOOM.ID serta kelanjutan karirnya di kancah AOV Indonesia, kami lalu mengajak Muhammad “Naitomea” untuk berbincang singkat.

Pertama-tama kami berbincang soal BOOM.ID. Kabar soal BOOM.ID yang ingin bergabung ke kancah AOV memang sudah santer terdengar di kalangan internal komunitas pro player AOV.  Namun kesempatan itu belum datang, setidaknya sampai saat ini, ketika akhirnya mereka melihat ada celah serta potensi pada sosok Naitomea dan kawan-kawan.

Bergabung dengan organisasi esports yang terkenal selalu mengedepankan prestasi, Naitomea mengaku merasa sangat senang. “Karena BOOM adalah satu team esports yang besar di Indonesia, jadi udah lebih matang dari sisi manajemen. Selain itu dari sisi player antar divisi juga udah deket banget, jadi udah tumbuh kekeluargaannya; yang juga jadi salah satu alasan kenapa gue pengen join di sini.” Jawab Naitomea.

Selama karirnya di AOV, salah satu pencapaian terbesarnya adalah berhasil memenangkan musim pertama AOV Star League bersama tim EVOS, mewakili Indonesia di gelaran eksibisi esports Asian Games 2018 cabang AOV, dan AOV World Cup (AWC) 2018. Bergabung dengan manajemen esports baru, bagaimana Naitomea melihat masa depan karirnya di kancah AOV?

Muhammad menjawab, menurutnya ia kini jadi lebih realistis. Pasca AWC, Ia keluar dari tim EVOS dan bergabung dengan tim WAW. Ketika bersama WAW, mereka gagal masuk ASL, walau berhasil memenangkan ANC. Untuk bisa kembali merebut tahta AWC, Naitomea mengakui bahwa kehadiran sosok coach, yaitu Randy “CL” Shimane, bisa sangat membantu perkembangan dirinya dan tim.

“Dulu nggak ada coach, jadi gue juga harus mikirin gimana caranya untuk menangin game. Buat sekarang sama BOOM.ID, itu biar jadi tugas coach gue aja. Gue lebih fokus untuk main sebaik mungkin dan kalau bisa gendong tim gue.” Jawab midlaner dari tim AOV BOOM.ID.

Bicara soal potensi roster kali ini, Ahmad kembali membicarakn soal pentingnya peran coach di dalam tim. “Kalau bicara potensi, sebenarnya sama aja seperti ketika bersama tim WAW, karena ini adalah roster WAW namun ditambah CL sebagai Coach. Tapi kehadiran CL sangat membantu, karena dia bisa memberi tahu kita sudut pandang dari luar pemain. Dia bisa memperhatikan pergerakan 5 orang pemain sekaligus, dan memberikan saran-saran untuk memperbaiki gaya permainan kita.”

Sumber: Garena AOV Indonesia
Sumber: Facebook Page Garena AOV Indonesia

Setelah membicarakan Naitomea dan BOOM.ID, obrolan kami berlanjut kepada soal bagaimana Ahmad melihat masa depan karir dirinya sebagai pro player AOV. Bicara soal karir, salah satu kenyataan pahit yang mungkin harus diterima oleh para player AOV adalah, kancah kompetitif AOV di Indonesia yang tidak sebesar saudara tirinya, yaitu Mobile Legends.

Kendati AOV punya jenjang yang jelas dan sempat dipertandingkan di Asian Games, namun kini banyak organisasi esports yang undur diri dari scene AOV; sehingga memunculkan sentimen negatif di kalangan fans. Namun demikian, Ahmad tetap bertahan di AOV, kenapa? Ia menjawab bahwa salah satu alasannya adalah karena ia percaya dengan skill permainan yang ia miliki.

“Gue merasa gue masih mampu di AOV. Gue sendiri melihat kalau gue nggak kalah bagus, bahkan bisa lebih baik, dibanding pemain lain dari segi gameplay atau playstyle. Kalau untuk sekarang, tinggal penyesuaian sama tim dan chemistry aja sih.” Ahmad menjawab dengan penuh percaya diri.

Kancah kompetitif AOV kini sedang berada dalam masa off-season, hal ini memberi ruang kepada para pemain mempersiapkan diri untuk musim mendatang. Lalu prestasi apa yang ingin diraih Ahmad untuk musim mendatang? Menurutnya, merebut kembali tahta juara ASL adalah yang utama. Lebih lanjut, Muhammad mengatakan: “Kalau bisa sih pengen berkembang terus sampai bisa bersaing di AWC atau AOV International Championship (AIC) sampai 4 besar.”

Berlanjut membahas soal karir, kami menyoroti soal kancah AOV di Indonesia yang bisa dibilang berkembang kurang maksimal. Tapi walau AOV di Indonesia kurang sebegitu besar, game MOBA besutan Tencent ini malah berkembang pesat di negara tetangga kita, yaitu Vietnam dan Thailand. Melihat hal tersebut, kami cukup penasaran, apakah Ahmad punya keinginan untuk bisa go internasional? Mencoba menjajaki karir sebagai player AOV di luar Indonesia.

Sumber: Facebook Page Garena AOV Indonesia
Sumber: Facebook Page Garena AOV Indonesia

Ahmad lalu menjawab dengan antusias bahwa ia ingin sekali mencoba menjajaki karir sebagai player AOV secara internasional. “Gue memandang diri gue sebagai orang yang rela berusaha keras demi mengembangkan skill permainan gue.” kata Ahmad. “Jadi kalau ditanya kepingin atau nggak, jelas sangat ingin bisa berkarir entah di Thailand atau Vietnam demi mengembangkan skill permainan. Kalau ada tim yang menawarkan sih, akan gue terima dengan sangat senang hati.”

Dalam keadaan off-season, bisa dibilang belum ada kompetisi lagi untuk dimainkan oleh Naitomea dan kawan-kawan BOOM.ID. Mengingat roster ex-WAW ini tidak memegang kunci bermain di ASL, bisa jadi mereka harus berjuang ekstra keras demi dapat lolos ke liga utama; juga tentunya mengalahkan EVOS AOV yang sedang berada dalam keadaan tak terkalahkan.

Mari kita doakan untuk Muhammad “Naitomea” agar bisa mendapatkan hasil yang lebih baik bersama BOOM.ID, dan juga mengharumkan nama Indonesia di kancah kompetitif AOV Internasional nantinya!

Penuh Pendatang Baru, SIXSENSE Juarai R6IDN Community Cup 11

Salah satu kompetisi rutin komunitas Rainbow Six Indonesia, Community Cup, kembali digelar akhir pekan ini (13 April 2019). Kompetisi Community Cup (ComCup) kali ini sudah masuk seri ke-11, dengan tim SIXSENSE berhasil keluar sebagai pemenang, setelah mengalahkan SPiCA. Nama SIXSENSE ini sendiri sebenarnya cukup lama malang melintang di komunitas R6IDN, walau terbilang masih cukup belia jika dibandingkan dengan para seniornya.

ComCup 11 ini menjadi bukti bahwa banyak peminat baru di kancah kompetitif R6. Bukti nyata hal ini salah satunya adalah, banyaknya tim mungkin belum terdengar sebelumnya dan belum muncul di kompetisi lain besutan R6IDN, namun mengikuti kompetisi ini. Ada 1z Academy yang merupakan divisi 2 dari tim 1z Esports, lalu ada tim SPiCA, dan tim SIXSENSE. Bukan hanya itu saja, ada juga tim Beyond The Limit yang bisa dibilang sebagai pendatang baru.

Menariknya para pendatang baru ini datang bukan tanpa persiapan. Bahkan, semua nama yang disebutkan barusan berhasil sampai di babak semi-final, dan memberikan permainan yang sangat mengagumkan. 1z Academy yang merupakan pemenang ComCup 10, sayangnya harus tumbang oleh SPiCA di babak semi final. Sementara itu Beyond The Limit, yang juga merupakan pendatang baru, juga harus tumbang di babak semifinal, oleh SIXSENSE .

Sumber: R6IDN Official Media
Sumber: R6IDN Official Media

Tersisa SPiCA dan SIXSENSE di babak final. Secara riwayat kompetisi, sejauh ini pencapaian SPiCA terbilang lebih baik dibanding SIXSENSE. Tempo hari SPiCA berhasil lolos dari Division Takedown dan naik ke divisi 2 R6IDN Star League. Sementara SIXSENSE masih belum bisa lolos dari Division Takedown, dan kini masih bertengger di divisi 3 R6IDN Star League.

Menariknya, di sini SIXSENSE malah tampil lebih memukau, berhasil menang 2-0 dari seri best-of-3. Hal ini terjadi salah satunya berkat permainan memukau dari Prayogo “Yokuxo” Tantono. Ia berkali-kali berhasil make play, sehingga membuat ia bisa dibilang sebagai pemain kunci yang berperan besar atas kemenangan SIXSENSE di seri ini.

Kemenangan ini menjadi kemenangan perdana bagi SIXSENSE, yang juga menobatkan mereka sebagai juara baru ComCup. Hal ini mengingat ComCup sebelumnya yang cenderung didominasi oleh nama-nama penuh pengalaman seperti Ferox, iNation, ataupun Limitless Gaming.

Terkait hal ini, ternyata memang ada peraturan baru yang diterapkan oleh R6 IDN untuk ComCup kali ini. “Jadi mulai dari ComCup 9, kita ubah sedikit peraturannya. Peraturan tersebut adalah melarang tim divisi 1 Star League untuk mengikuti kompetisi Community Cup.” Jawab Bobby Rachmadi Putra selaku founder dari R6IDN.

“Saat itu kita belum merasakan panasnya kompetisi, karena sepertinya banyak tim yang belum siap dengan peraturan baru ini. Masuk di ComCup 11 ini saya senang sekali melihat banyak tim baru bermunculan, dan beberapa tim lama yang performanya meningkat seperti SPiCA, ataupun SIXSENSE sang juara.” Bobby bercerita kepada Hybrid.

Sumber: R6 IDN Official Media
Sumber: R6 IDN Official Media

Bertajuk Community Cup, SIXSENSE sebagai juara berhak mendapatkan hadiah berupa 5 buah 1200 R6 Credit. Lebih lanjut soal ComCup dan komunitas R6IDN, Bobby menyatakan harapannya agar bisa lebih banyak tim baru yang bermunculan lewat kompetisi ini. “Saya juga berharap dengan ComCup, kemampuan bermain para tim bisa meningkat, dan nantinya bisa berlaga di Indonesia Series League, Star League, atau bahkan mengharumkan nama Indonesia di kancah R6 Indonesia” tambah Bobby.

Selamat untuk tim SIXSENSE, telah menjadi juara ComCup 11! Dengan kehadiran peraturan baru ini tentu akan membuat ComCup jadi semakin dinamis. Kira-kira, siapa nama baru yang bakal muncul di ComCup seri ke 12? Tunggu saja kelanjutannya ya!

Disclosure: Hybrid adalah media partner dari Rainbow Six: Siege Indonesia Community (R6 IDN)

Hybrid Day: Berbagi Berbagai Pengalaman Esports di Tingkat Internasional

Kehebatan Indonesia di kancah esports Internasional sebenarnya tidak bisa dipandang remeh. Pada masanya, nama Indonesia sempat muncul di berbagai kompetisi Internasional DotA ataupun Counter Strike. Zaman sekarang, tradisi prestasi tersebut pun masih terus berusaha dipertahankan.

Namun untuk bisa bertanding dan menjadi juara di kancah esports internasional tentu tidak semudah itu. Dalam Hybrid Day yang diadakan di Binus Square pada 11 April 2019 kemarin, kita berbincang-bincang dan berbagi pengalaman tentang ajang esports internasional serta pengalamannya.

Siapa saja narasumber yang mengisi bincang-bincang yang bertemakan “International Esports Experience” kali ini? Mari kita berkenalan terlebih dahulu.

Ariyanto “Lakuci” Sony – Mantan Pemain DotA Profesional

Dokumentasi Hybrid - Ajie Zata
Dokumentasi Hybrid – Ajie Zata

Kalau Anda mengikuti napak tilas kancah esports Dota Indonesia sejak dahulu kala, nama ini harusnya tidak asing lagi di telinga Anda. Sosok ini sudah mencapai tingkat legenda di kancah esports Indonesia, karena prestasi yang berhasil ia torehkan saat masih berkarir sebagai pemain Defense of the Ancient (DotA) profesional.

Saat bermain untuk tim XCN beberapa tahun silam, kemampuan Lakuci dan kawan-kawan diakui oleh komunitas esports DotA Internasional. Sampai-sampai Lakuci dan kawan-kawan sempat diakuisisi oleh salah satu organisasi esports terkenal asal Eropa, Fnatic. Terakhir kali bermain pada tahun 2008 lalu, kini Lakuci sudah tidak lagi aktif menjadi atlet esports.

Brando Oloan – BOOM.ID Dota 2 Team Manager

Sumber: Twitter @dotasltv
Sumber: Twitter @dotasltv

Setelah Mobile Legends menjadi sangat populer di Indonesia, kini hanya segelintir organisasi esports saja yang masih fokus pada divisi Dota 2. BOOM.ID merupakan salah satunya, yang masih sangat fokus untuk mendapatkan hasil yang terbaik di kancah Dota 2 internasional. Sampai saat ini, BOOM.ID masih bisa dibilang sebagai salah satu tim Dota 2 terkuat di Indonesia.

Tak terkalahkan di kancah lokal, mereka sudah hampir 3 kali berturut-turut mewakili Indonesia di kancah internasional bertanding dalam gelaran Minor. Kesuksesan divisi Dota BOOM.ID terjadi salah satunya berkat asuhan tangan dingin Brando Oloan selaku manajer divisi Dota 2 BOOM.ID. Brando di sini bertugas memberikan berbagai saran kepada para pemain agar bisa bermain lebih maksimal, serta memastikan kebutuhan para pemain dipenuhi.

Annisa Apriliana Purwaningtyas – Marketing PR Mineski Event Team Indonesia

Sumber: Dokumentasi Pribadi Annisa Amalia
Sumber: Dokumentasi Pribadi Annisa Apriliana

Nama Mineski selama ini besar sebagai salah satu pelopor tim esports di Asia Tenggara. Berdiri sejak tahun 2004 sebagai sebuah tim esports, kini bisnis Mineski mencakup berbagai hal yang ada di ekosistem esports; termasuk: iCafe lewat branding Mineski Infinity, event organizer di bawah bendera Mineski Event Team (MET), media esports di bawah bendera mineski.net, bahkan esports peripheral yang membawa nama Mineski Gear.

Berbasis di Filipina, Mineski mengembangkan bisnisnya ke Indonesia lewat Mineski Infinity dan MET. Annisa Apriliana Purwaningtyas merupakan perwakilan MET yang menjabat sebagai Marketing PR. Dengan pengalaman hampir 3 tahun di bidang PR, Lia bertugas untuk mengurus berbagai hal seputar Public Relation seperti: media relationreputation management, serta mengatur strategi publikasi dari Mineski Event Team.

Bertanding di Luar Negeri? Bagaimana Rasanya?

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Sebagai gamers, ini mungkin jadi salah satu hal yang selalu diimpikan: bisa bertanding di luar negeri, bertemu komunitas esports internasional, dan berhadapan langsung dengan pemain-pemain yang sebelumnya mungkin adalah idola Anda. Beruntung Lakuci dan Brando bersama dengan BOOM.ID sudah bisa merasakan hal tersebut.

Pertanyaan pertama untuk membuka obrolan ini adalah, bagaimana rasanya bertanding di luar negeri?

Sebelum bicara soal rasanya bertanding di luar negeri, Lakuci sedikit curhat soal keadaan kompetisi DotA kala itu. Masalah utama ketika itu menurutnya adalah soal koneksi internet. Walau sudah ada kompetisi game, namun nyatanya kompetisi online ketika itu masih cukup sulit. Jadi jika ingin berlatih, Lakuci hanya bisa mengandalkan pertandingan LAN antar pemain di warnet tempat ia main.

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Karena tidak bisa bertemu pemain-pemain di cakupan wilayah yang lebih luas, Lakuci merasa senang sekali ketika mendapat kesempatan bertanding di kancah internasional. “Jadi dulu tuh kita malah seneng banget, excited. Jelang tanding, kita malah udah nggak sabar ingin unjuk gigi di hadapan pemain-pemain internasional, dan ingin mengalahkan mereka”. Cerita Lakuci kepada khalayak di Binus Square.

Sementara Brando, yang juga sempat menjadi pemain, menceritakan hal yang serupa dengan apa yang dikatakan Lakuci. Ketika ia masih aktif bermain Dota kompetitif, ia juga sama semangatnya ketika akan bertemu dengan pemain-pemain internasional.

Kini sebagai manajer BOOM.ID, satu hal yang dirasakan Brando adalah pemain yang kini mendapat fasilitas yang lengkap. “Wah, perasaannya sih yang pasti sekarang tuh kalau mau tanding pemain itu sangat nyaman. Fasilitasnya lengkap, jadi nggak perlu mikirin hal lain lagi”. Kata Brando menceritakan pengalamannya.

Lebih lanjut soal perasaan ketika bertanding, Brando juga menceritakan sedikit pengamatannya terhadap para pemain BOOM.ID. “Kalau akan bertanding, kita sih nggak pernah ada merasa grogi atau gimana. Jadi kalau udah di atas panggung, kita fokusnya ya main aja”. Lebih lanjut, Brando juga bercerita, menurut pengamatannya, lighting, suasana panggung serta acara, sebenarnya tidak banyak mengganggu para pemain.

Lokal vs Internasional, Apa Bedanya?

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Kalau dari tadi kita sudah melihat event internasional dari sudut pandang pemain, sekarang mari kita coba melihat sudut pandang dari penyelenggara event, yaitu Mineski. Kalau dari sudut pandang penyelenggara, maka pertanyaan yang muncul adalah, apa perbedaan persiapan event tingkat nasional dengan event tingkat internasional?

Lia, sapaan akrab Annisa, menjawab bahwa sebenarnya Mineski sudah punya standar dalam penyelenggaraan event. Jadi baik lokal atau internasional, ada beberapa standar tertentu yang tetap sama, tidak ada bedanya. “Tapi kalau event internasional, bisa jadi ada beberapa pemain yang tidak bisa bahasa inggris. Untuk keadaan khusus, tentunya butuh perlakuan khusus, yaitu dalam bentuk seorang translator yang bertugas membantu tim tersebut berkomunikasi.” Jawab Lia.

Bagi Anda yang mungkin ketinggalan dengan sepak terjang BOOM.ID, tim berlogo serigala ini sebenarnya sudah tidak terkalahkan di kancah lokal. Bahkan Brando saja sampai lupa kapan terakhir mereka kalah di kompetisi lokal, ketika ditanyakan oleh Yabes Elia, Senior Editor kami selaku Moderator acara Hybrid Day.

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Namun di kancah internasional, BOOM.ID masih banyak ketinggalan. Setelah dua kali Minor, BOOM.ID masih cukup kesulitan melawan tim dari regional lain. Jadi sebenarnya apa perbedaan bertanding melawan tim lokal dengan tim internasional?

Brando pun menjawab bahwa perbedaan melawan tim lokal dengan tim internasional ada pada pengertian atas META permainan. Ia mengatakan bahwa tim-tim Eropa memiliki pemahaman META yang lebih mendalam. “Tantangannya adalah, ketika kami coba terapkan ilmu tersebut untuk bertanding di SEA, hasilnya kami malah keteteran.”

“Sebab, memang sejauh pengamatan saya, permainan tim SEA dengan tim-tim barat itu berbeda. Jadi butuh penyesuaian tertentu ketika mau mencoba mengalahkan tim SEA dengan strategi barat.” Ujar Brando menjelaskan. Maka dari itu, demi meningkatkan jam terbang para pemain BOOM.ID, salah satu yang sedang diusahakan oleh Brando dan manajemen adalah memberi pemain akses untuk bermain di server China.

Berprestasi Secara Internasional, Apa Rahasianya?

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Lakuci pada tahun 2000-an berhasil berprestasi di kancah Dota internasional. Satu dekade berlalu, ternyata pemain-pemain Dota di Indonesia masih belum bisa mengulang masa kejayaan tersebut. Bertanding di tingkat Minor memang sebuah pencapaian bagi BOOM.ID. Namun mereka sendiri masih belum bisa mengulang masa kejayaan Lakuci, dengan memenangkan atau setidaknya masuk semi-final Minor.

Melihat keadaan ini, pertanyaan yang muncul adalah, apa rahasianya? Apa resep rahasia Lakuci bisa menang di kancah internasional? Menurut Lakuci, resep rahasianya ada 3 elemen, trust, respect, dan care. Ketiga elemen tersebut harus diterapkan di dalam keseharian tim agar mencapai sinergi tingkat tinggi, yang membuat strategi permainan bisa berjalan lancar.

Lakuci lalu melanjutkan ceritanya. Pada masanya, timnya menang bukan karena timnya yang terhebat. “Kita dulu menang bukan karena hebat, tapi karena kita kompak. Strategi mungkin bisa dibilang faktor kedua dari kemenangan tim kami ketika itu.” Lakuci menjelaskan. Ia juga mengingatkan kepada khalayak di Binus Square, bahwa perilaku toxic adalah sesuatu yang wajib dihindari.

“Jangan saling ledek, hal tersebut bisa memengaruhi performa tim, apalagi jika ada anggota tim yang biasa memendam emosi. Keluarkan kata-kata yang bersifat membangun, jangan menghina sesama anggota tim, dorong semua anggota tim agar sama-sama jadi jago. Kalau sudah sinergi, strategi apapun gampang diterapkannya.” Kata Lakuci sembari menasihati.

Membawa International Esports Experience ke Indonesia, Apa Mungkin?

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Kita sedari tadi sudah banyak membahas soal pertandingan dari sudut pandang pemain. Topik berikutnya yang menjadi pembahasan adalah, membawa international esports experience ke Indonesia, baik itu dari sudut pandang penyelenggara event ataupun sudut pandang manajemen tim.

Kalau Anda adalah penggemar esports garis keras, Anda mungkin sudah tahu bahwa sudah ada banyak sekali event esports di Indonesia. Dalam setahun, jumlahnya mungkin sudah bisa mencapai puluhan. Namun jumlah event tingkat internasional di Indonesia masih cukup minim, walau jumlahnya meningkat.

Beberapa event internasional yang saya ingat pernah diselenggarakan di Indonesia adalah GESC Dota 2 Indonesia Minor 2018, Asian Games Esports 2018, dan ESL Clash of Nations 2019. Menanggapi hal tersebut, pertanyaan yang muncul adalah, apa yang menjadi hambatan bagi penyelenggara event esports untuk menyelenggarakan event kelas internasional?

Menjawab hal ini, Annisa Apriliana dari Mineski Event Team menjelaskan bahwa kendala utamanya adalah dari persoalan sponsor. Walau nilai industri esports internasional diprediksi akan mencapai nilai sebesar US$1,1 miliar, namun dalam konteks Indonesia, jumlahnya mungkin hanya sebagian kecil dari prediksi tersebut.

Lia mengatakan salah satu hambatannya adalah karena kebanyakan brand lokal belum butuh exposure internasional. “Banyak brand dalam negeri yang mengedepankan exposure lokal terlebih dahulu. Jadi budget yang diberikan setidaknya budget tingkat nasional.” Tambah Lia.

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

Lebih lanjut, Lia mencoba menjelaskan sambil memosisikan diri dari perspektif sponsor. Menurutnya, investasi event internasional itu sangat besar, jadi para sponsor tentunya akan berpikir berkali-kali untuk mendanainya. Dengan investasi yang besar, mereka tentu mengharapkan bisa mendapat timbal balik yang juga besar. Beberapa timbal balik tersebut seperti seberapa jauh event tersebut menjangkau para fans esports, baik lewat streaming ataupun datang langsung, yang akan melihat brand sponsor.

Lalu jika permasalahannya adalah soal menjangkau lebih banyak fans esports, apakah konten-konten bahasa inggris, seperti shoutcaster berbahasa inggris atau postingan media sosial dengan bahasa inggris, mungkin bisa menjadi solusi? Tanya Yabes Elia, melanjutkan topik pembahasan tadi sambil mencoba membahas solusinya.

Lia lalu mengatakan bahwa di era digital ini, postingan media sosial ibarat perpanjangan tangan dari event itu sendiri. “Apa yang terjadi di offline itu harus ada juga di online, supaya kita bisa menjangkau khalayak yang lebih banyak. Saya rasa, konten berbahasa inggris bisa jadi salah satu solusi untuk menjangkau khalayak internasional.” Ujar Lia.

Beralih ke sisi organisasi esports, arti menghadirkan international esports experience salah satunya bisa lewat menghadirkan pemain-pemain terbaik untuk mengisi roster sebuah tim. Walau beberapa tim sudah mulai mencoba, namun beberapa organisasi esports lainnya masih mengandalkan talenta lokal dalam usahanya mendapatkan prestasi gemilang di kancah internasional.

Dokumentasi Hybrid - Lukman Azis
Dokumentasi Hybrid – Lukman Azis

BOOM.ID juga melakukan hal tersebut. Maka dari itu, pertanyaan yang muncul adalah, apakah mungkin untuk memasukkan pemain internasional atau mengambil roster dari luar negeri bagi sebuah manajemen esports di Indonesia? Brando, selaku manajer divisi Dota 2 BOOM.ID, mengatakan bahwa sebenarnya mungkin-mungkin saja melakukan hal tersebut.

“Namun kalau saya sendiri sebenarnya merasa talenta Indonesia masih banyak yang berpotensi. Terlebih, menggabungkan talenta internasional dengan para pemain lokal bisa jadi menciptakan masalah baru, yaitu masalah language barrier. Masalah tersebut bisa jadi membuat kerjasama tim jadi kurang mantap. Kalau saya punya anggaran sebesar itu untuk mendatangkan pemain dari luar negeri, mungkin saya lebih memilih mendatangkan coach untuk memberi insight dan pengetahuan kepada para pemain yang akan meningkatkan kemampuan para pemain lokal.” Kata Brando.

Membicarakan soal talenta esports di Indonesia, Lakuci pun kembali menambahkan. Menurutnya, Indonesia tidak pernah kehabisan talenta berbakat. Tetapi masalahnya menurut dia adalah pengelolaan pemain tersebut yang mungkin masih kurang maksimal. “Indonesia tidak pernah kekurangan gamers berbakat, tetapi saya rasa yang kita alami saat ini adalah krisis pengelolaan talenta berbakat tersebut.” Lakuci menambahkan.

Sekian bincang-bincang kami membahas seputar International Esports Experience bersama dengan para narasumber, dalam gelaran Hybrid Day yang diselenggarakan di Binus Square. Hybrid Day akan hadir kembali di kampus atau sekolah lainnya di waktu yang akan datang.

Persiapkan Diri untuk IENC 2019, Kejurnas Esports Pertama di Indonesia

Dahulu kala menjadi gamers garis keras dianggap sebagai suatu hal yang negatif, bahkan kadang dianggap sebagai sebuah penyakit sosial. Tetapi sekarang, menjadi gamers bisa membuat Anda dianggap sebagai atlet sungguhan, dan memiliki kesempatan mengharumkan nama negara di hadapan khalayak internasional.

Setelah Asian Games 2018, yang mempertandingkan esports sebagai cabang eksibisi, setahun kemudian SEA Games 2019 menjadikan esports sebagai cabang olahraga bermedali. Menanggapi hal tersebut IESPA mempersiapkan rangkaian event dan KEJURNAS, untuk menyeleksi atlet esports terbaik di Indonesia.

Rangkaian tersebut bernama IENC 2019, yang merupakan singkatan dari Indonesia Esports National Championship. Kompetisi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk menyaring gamers kompetitif terbaik dari berbagai belahan nusantara, untuk menjadi kontingen esports Indonesia di gelaran SEA Games 2019.

ESL Indonesia Championship - BOOM.ID
Dota 2 akan menjadi salah satu cabang yang dipertandingkan di dalam SEA Games 2019, akankah BOOM.ID mewakil Indonesia di SEA Games 2019? | Sumber: ESL Indonesia

IENC 2019 akan menyaring kontingen esports untuk SEA Games pada 3 cabang permainan, yaitu: Dota 2, Mobile Legends, dan Tekken 7. Masing-masing cabang permainan akan diwakili oleh satu tim atau dua orang bagi cabang game bersifat perorangan.

Penyaringan ini tentu bukan main-main, karena hanya pemain terhebat yang berhak mengikuti pelatnas dan berangkat ke SEA Games 2019 untuk mewakili Indonesia di cabang esports. Terkait IENC 2019 ini Eddy Lim selaku ketua umum IESPA pun turut memberikan komentarnya.

“Saat ini kami membuka kesempatan sebesar-besarnya untuk tim-tim esports Indonesia yang ingin menjadi kontingen SEA Games 2019 melalui jalur resmi yang kami sediakan” ujar Eddy Lim. “Saat ini SEA Games 2019 memiliki dua jalur resmi, yaitu IEL dan IENC. Nantinya akan ada beberapa event lagi yang akan digelar dalam waktu dekat ini” beliau menambahkan.

Lebih lanjut, Ibu Hellen Sarita de Lima, Plt. Sekretaris Jendral KOI, juga turut menambahkan. “IESPA yang berhak melakukan seleksi atlet pelatnas, untuk diajukan kepada KOI, yang selanjutnya melakukan seleksi melalui monitoring, dan evaluasi bersama tim ahli untuk membentuk kontingen SEA Games atau multi-event internasional lainnya.” kata ibu Hellen.

“Saat ini IESPA telah mengajukan number of event yang akan diikuti di SEA Games 2019 nanti kepada KOI, dan telah didaftarakan sebelum tanggal 15 Maret 2019 lalu” pungkas beliau. Sebenarnya ada 5 game yang dipertandingkan untuk cabang esports di SEA Games 2019 mendatang. Kelima games tesrebut adalah Dota 2, Starcraft II, Tekken 7, Arena of Valor, dan Mobile Legends.

Ibu
Ibu Hellen Sarita De Lima bersama dengan Eddy Lim, ketua IESPA. Sumber: Press Release

Indonesia sejauh ini memang cukup kuat untuk cabang-cabang yang diseleksi dalam IENC 2019. Untuk cabang Dota,Indonesia punya BOOM.ID, yang belakangan lolos ke dalam 3 DPC Minor berturut-turut, dan hampir tidak terkalahkan di kancah lokal. Untuk cabang Mobile Legends, mengingat game ini adalah yang terpopuler di Indonesia, jumlah talentanya tentu sangat banyak dan ada yang berpotensi. Untuk cabang Tekken 7, terakhir kali Adrian “Meat” Jusuf berhasil mencapai babak perdelapan final dalam gelaran IeSF World Championship 2018.

Lebih lanjut soal alasan kenapa hanya 3 cabang game yang akan diseleksi, Eddy Lim mengatakan bahwa hal ini dikarenakan KOI hanya akan mengirimkan atlet-atlet yang punya kesempatan besar mendapatkan emas di SEA Games 2019 nanti.

“Kalau untuk AOV, kita masih menunggu konfirmasi, apakah akan kerjasama langsung dengan pihak Garena atau tidak.” Lanjut Eddy Lim, membahas soal AOV yang tidak masuk dalam salah satu daftar, walaupun prestasi Indonesia cukup cemerlang di cabang ini.

Siapapun yang mewakili Indonesia untuk cabang esports di SEA Games nantinya, semoga mereka bisa memberikan yang terbaik, mendapat hasil yang terbaik, dan membanggakan nama Indonesia di kancah Asia Tenggara!

 

Jadwal Bertabrakan, 5 tim Undur Diri Dari ESL One Mumbai 2019

Tersisa kurang lebih enam hari, jelang ESL One Mumbai. Sebagai event esports Dota termegah pertama di India, ESL One Mumbai tentu menjadi satu event yang monumental bagi penggemar esports di sana. Namun sayang, dalam waktu yang sudah semakin sempit ini, secara mendadak lima tim undur diri dari gelaran ESL One Mumbai 2019

Bukan, ini bukan perkara tim yang tidak percaya dengan penyelenggara, atau karena suatu kasus tertentu. Tepatnya, pengunduran diri terjadi karena masalah jadwal yang bertabrakan, terutama dengan gelaran OGA Dota Pit Minor yang jarak waktunya sangat mepet dengan ESL One Mumbai.

Lima tim yang undur diri tersebut adalah Gambit Esports, Alliance, Ninja in Pyjamas, Chaos, dan J.Storm. Alliance, Ninja in Pyjamas, dan Gambit Esports sendiri merupakan tim yang sudah lolos di OGA Dota Pit Minor bersama dengan BOOM.ID.

Sumber: Twitter @OGADotaPIT
Sumber: Twitter @OGADotaPIT

Lebih lanjut soal masalah tersebut ESL menjelaskan pada laman resmi mereka. “Walaupun keinginan dan beragam usaha yang telah dilakukan oleh berbagai pihak agar para tim dapat bermain di kedua event, sayangnya kami (ESL) tidak dapat menemukan solusi yang dapat menyelesaikan masalah ini. Kami memahami keputusan mereka, bagaimanapun, Dota Pro Circuit adalah prioritas utama bagi semua tim”

Sementara itu Chaos memberikan pernyataannya tersendiri kepada ESL. “Amat disayangkan tim kami tidak akan berpartisipasi dalam ESL One Mumbai. Kami sadar bahwa event ini sebenarnya adalah kesempatan besar untuk berkompetisi di depan komunitas dengan berpasion tinggi namun kurang dilayani. Sayangnya kami kelelahan oleh jadwal padat dari Dota Pro Circuit. Saat ini kami akhirnya lebih memilih untuk tidak mengikuti ESL One Mumbai untuk fokus berlatih, menciptakan team chemistry, dan menghindari burn out karena kompetisi.”

Lebih lanjut, Chaos mengakui bahwa hal ini adalah kesalahan manajemen tim Chaos yang salah perhitungan. “Kami bertanggung jawab penuh atas kekecewaan fans yang berencana untuk datang dan menonton kami bertanding. Kami berharap kami bisa menghindari situasi seperti ini lagi dengan perencanaan yang lebih baik dan kesadaran terhadap tingkat stamina para pemain.”

Dengan lima tim yang undur diri, maka dari itu Team Team yang merupakan tim dari  Jacky “EternalEnvy” Mao, diundang untuk menggenapkan jumlah peserta menjadi delapan. Dengan pengurangan jumlah peserta, ESL lalu sedikit mengubah format agar event ini tetap memberikan kesan premier kepada para penggemar yang ingin datang menonton.

Sumber: ESL Official Media
Sumber: ESL Official Media

Perubahan format yang terjadi adalah pada fase grup, yang kini menjadi format bracket double elimination best-of 3. Para pemain langsung bertanding di arena NSCI Dome sejak hari pertama, dan memastikan tim India, Signify, untuk langsung bermain di panggung utama.

Kendati demikian, format playoff tetap tidak berubah, yang akan memberikan pertandingan Dota penuh aksi selama tiga hari dari 19-21 April 2019 mendatang. ESL One Mumbai merupakan salah satu event besar yang diselenggarakan oleh ESL.

Memperebutkan total hadiah sebesar US$300 ribu (sekitar Rp4 milyar), event ini merupakan event Dota besar pertama di India. Sayang, walau merupakan bagian dari rangkaian ESL One, event ini tidak menjadi bagian dari Dota Pro Circuit, yang menyebabkan kasus tersebut.