Frekuensi 4G/LTE 1800 MHz Bakal Bisa Digunakan Semester Kedua 2015

Menghadapi era data yang semakin padat, urgensi layanan akses internet cepat turut meningkat seiring besarnya permintaan konsumen yang kian aktif. Setelah pada akhirnya merilis layanan 4G/LTE pada bulan Desember lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara tak cukup puas dengan langkah tersebut sehingga menjanjikan pelebaran pita frekuensi hingga ke 1800 Mhz pada akhir semester pertama tahun 2015 ini.

Tahap awal perilisan layanan 4G.LTE bisa dibilang sebagai angin segar yang akhirnya berhembus setelah masyarakat cukup gerah dengan akses internet yang 3G yang pas-pasan di Indonesia. Namun pada implementasinya, dengan alokasi lebar pita yang “hanya” sebesar 5 Mhz saja ternyata tidak serta merta merevolusi pemakaian Internet di tengah masyarakat yang semakin butuh akses internet cepat dan stabil.

Menanggapi hal tersebut, Menkominfo Rudiantara kembali menjanjikan optimasi layanan 4G/LTE yang lebih baik dengan kesiapan frekuensi 1800 MHz untuk digunakan para operator telekomunikasi pada pertengahan tahun ini. Guna mempercepat terealisasinya proyek tersebut, Rudiantara melakukan realokasi pita frekuensi dari tiap-tiap operator secara bersamaan, sekaligus dengan proses pematangan regulasinya.

“Aturannya kita akan selesaikan pada kuartal pertama tahun ini. Sambil jalan kita akan ajak operator juga untuk ketemu dan bahas realokasi supaya bisa selesai lebih cepat,” papar Menkominfo Rudiantara, menurut pemberitaan Liputan6 tanggal 7 Januari kemarin.

Pemerintah dan operator perlu meninjau ulang perihal investasi infrastruktur baru tanpa membebani masyarakat lebih besar lagi. Momok yang menghantui segala pemegang kepentingan layanan 4G/LTE ini ialah kecemasan dari fakta bahwa investasi layanan 3G yang ternyata sebelumnya masih belum balik modal. Kemudian muncul wacana untuk menaikkan tarif layanan data seluler yang diperkirakan semakin membengkak, tanpa jaminan pasti bahwa akses Internet akan lebih baik.

Wakil Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini yang baru saja menjabatlantas menggagas konsep saling sharing antar operator. Menurutnya, jika tiap operator memiliki jatah pita 5 MHz, hal itu dapat memberikan 20-40 persen lebih banyak kapasitas bagi masing-masing operator.

Solusi berbagi infrastruktur, tower, dan frekuensi ini diharapkan dapat menekan beban biaya yang nantinya berdampak pula pada masyarakat. Namun usulan tersebut nampaknya masih harus menunggu keputusan pemerintah.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Pemerintah Wajibkan Kandungan Lokal Perangkat 4G Capai 40% di Tahun 2017

Tiga kementerian sepakat untuk memperketat regulasi tentang perangkat bergerak (smartphone dan tablet) yang mendukung 4G/LTE di Indonesia. Seperti dikemukakan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, perangkat 4G/LTE harus sudah memiliki kandungan lokal sebesar 40% per tanggal 1 Januari 2017. Jika kurang dari itu, perangkat yang dimaksud dilarang dijual di Indonesia.

Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Perindustrian disebut telah setuju untuk mendorong industri telekomunikasi dalam negeri dengan regulasi yang baru ini. Selama ini aturan yang berlaku adalah kandungan lokal mencapai 30%, tapi tidak diberlakukan dengan tegas. Dengan kondisi seperti ini, perangkat yang 100% diproduksi dan diimpor dari Tiongkok, dari berbagai merk, tidak bisa lagi dijual di Indonesia secara bebas.

Seperti dikutip dari Liputan 6, Rudiantara mengatakan, “Nanti, semua smartphone dan tablet 4G harus memenuhi syarat kandungan lokal 40%. Kalau sekarang kan masih kayanya bebas saja, kalau aturan ini sudah diterapkan kita akan tegas kalau gak penuhi syarat ya gak boleh dijual di Indonesia.”

Regulasi seperti ini memang memberikan peluang bagi produsen smartphone dan tablet lokal untuk menjadi jawara negeri sendiri, tapi tentu saja dengan tidak mengorbankan kualitas. Contoh nyata adalah berjayanya Lenovo dan Xiaomi di Tiongkok karena produknya memiliki kualitas bersaing dengan harga yang lebih terjangkau.

Segmen lain yang turut mendapat berkah regulasi ini adalah independent design house, seperti TSM Technologies (TSM), yang membantu merancang perangkat 4G/LTE untuk vendor. TSM telah menggandeng Qualcomm selaku partner pembuat chipset dan Sat Nusapersada sebagai partner produsen ponsel dengan pabrik di Batam. TSM juga menyiapkan investasi 20 miliar Rupiah untuk pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia.

“Aturan itu akan berlaku mulai 1 Januari 2017, semua perangkat 4G yang tidak penuhi syarat kandungan lokal 40% kita kan larang jual di Indonesia,” tandasnya.

[Gambar header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.

Pemprov DKI Siap Anggarkan 30 Miliar Rupiah untuk Proyek Smart City Tahun 2015

Menyusul pemberitaan seputar adopsi teknologi dalam melayani masyarakat oleh Pemprov DKI pada akhir tahun lalu, pemerintah kembali melangkah maju untuk merealisasikan konsep Smart City Jakarta dengan situs interaktif yang bisa diakses melalui halaman http://smartcity.jakarta.go.id/. Untuk pengembangan konsep Smart City tahun ini, pemerintah siap gelontorkan dana sebesar Rp 30 Miliar.

Setelah resmi diluncurkan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama pada bulan Desember, situs Smart City Jakarta kini telah mengudara dan siap memfasilitasi masyarakat. Situs Smart City Jakarta merupakan aplikasi user-generated berbasis web yang mengkurasi segala input dari masyarakat melalui Qlue, Waze, dan Twitter. Masyarakat Jakarta dapat melaporkan sekaligus memantau kemacetan, tindak kriminal, bencana alam, pelanggaran, masalah sanitasi, dengan foto berbasis lokasi.

Tidak hanya digunakan para masyarakat untuk saling bertukar informasi, namun Smart City Jakarta dapat menjadi media pengaduan ke pejabat sipil terkait yang telah dibekali aplikasi khusus bernama Cepat Respon Opini Publik. Pihak pemerintah sendiri menyediakan 3000 CCTV di seluruh penjuru Ibukota yang terus memantau keadaan selama 24/7.

Sejauh ini situs Smart City Jakarta dioptimasikan untuk perangkat desktop. Aplikasi mobile-nya diperkirakan tersedia dalam waktu dekat. Tidak lupa pula dengan perkembangannya untuk mengintegrasikan enam fokus utama pemerintahan (transportasi umum, fasilitas publik, kesehatan, sanitasi, pajak, dan pemerintah lokal) dengan pusat operasi umum di akhir tahun ini.

Jakarta via Smart City Jakarta

Pemprov DKI siap mengalokasikan dana anggaran sebesar 30 Miliar Rupiah di tahun 2015 ini untuk pengembangan proyek Smart City. Menurut Direktur Teknis Smart City Jakarta Alberto Ali, berdasarkan pemberitaan FutureGov, 60% dana tersebut akan digelontorkan untuk membangun infrastruktur seperti pusat operasi guna memonitorisasi dan merespon segala komplain dari masyarakat Ibukota. Lebih lanjut Alberto memaparkan bahwa 40% dari sisa anggaran tersebut akan dialihkan untuk biaya operasi dan SDM.

[Header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

ASUS Indonesia Gandeng PesonaEDU Hadirkan Bundling Perangkat Lunak Pendidikan

Liburan tahun baru sudah usai. Untuk menyambut semester genap tahun ajaran 2014-2015, ASUS Indonesia mengumumkan kerja sama mereka dengan PesonaEDU untuk menggelar program khusus di dunia pendidikan. PesonaEDU sendiri adalah salah satu pengembang perangkat lunak lokal yang fokus pada pengembangan aplikasi pendidikan. Dengan kerja sama ini, ASUS akan melengkapi produk-produknya dengan program bundling untuk pendidikan, seperti software Matematika, Fisika, dan Biologi.

ASUS Indonesia sendiri sudah menyiapkan sejumlah produk komersialnya untuk program yang ditujukan untuk kalangan pelajar ini. Satu seri jajaran notebook, PC Desktop, hingga PC All-in-One (AiO) akan dilengkapi dengan aplikasi dari PesonaEDU.

Country Product Group Leader ASUS Indonesia Juliana Cen mengatakan, “Program bundling ini kami tujukan untuk para pelajar, mulai dari SD sampai SMA yang ingin membeli notebook atau PC untuk mendukung aktivitas belajar.

Lebih lanjut Juliana menjelaskan, “Software pendidikan kami bundel dengan harapan agar para siswa lebih siap dalam menghadapi ujian di akhir semester nanti.”

PesonaEDU merupakan salah satu perusahaan pionir yang mengembangkan produk edukasi digital di Indonesia sejak tahun 1986. Seiring berjalannya waktu PesonaEdDU mengembangkan toko online untuk menawarkan koleksi pembelajaran digital  untuk berbagai jenjang pendidikan. Berbeda dengan banyak startup edukasi baru yang menyasar kegiatan belajar mengajar secara online, PesonaEDU masih setia dengan produk-produk non-online untuk pengalaman interaktif yang lebih baik.

[Header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada. 

Aplikasi WisataLokal Hadir Sebagai Portal Informasi Lokasi Wisata di Indonesia

Dengan 34 provinsi dan lebih dari 13.000 pulau, Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki berbagai macam kekayaan alam serta budaya yang beragam. Berbagai tempat indah yang belum diketahui oleh banyak orang, termasuk orang Indonesia sendiri. Aplikasi WisataLokal hadir sebagai aplikasi yang berupaya untuk menyediakan informasi mengenai tempat wisata lokal di Indoenesia.

WisataLokal yang meluncur 9 Desember 2014 lalu tampil dengan desain yang sangat sederhana dengan warna hijau yang mendominasi. Pengguna dapat langsung menggunakan aplikasi ini jika mereka hanya sekedar ingin mencari informasi mengenai lokasi wisata lokal. Untuk mendaftar atau masuk ke aplikasi, pengguna harus mentautkan aplikasi ini dengan akun Facebook terlebih dahulu.

Ketua tim pengembang WisataLokal Mico Wendy mengatakan, “Saat ini baru melalui akun Facebook saja, alasannya karena cukup banyak user di Indonesia yang memiliki akun Facebook dan mau login melalui Facebook. Untuk login melalui jejaring sosial lain, atau registrasi manual melalui email akan segera tersedia.”

Aplikasi ini menyediakan berbagai macam fitur di dalamnya seperti Point of Interest (POI), Photo, Maps, Artikel, Rating, Search dan Review, Sharing, dan Tag Favorit POI. Menariknya pada fitur POI, selain dibagi berdasarkan provinsi, informasi tempat wisata dibagi kembali berdasarkan kota atau kabupaten, taman nasional, dan juga pulau (jika ada). Tidak hanya tempat wisata terkenal saja yang dapat dicari informasinya, tetapi juga tempat-tempat yang popularitasnya rendah namun tak kalah menarik dengan yang sudah dikenal.

Untuk provinsi yang sudah masuk ke daftar aplikasi ini sendiri, berdasarkan halaman Google Play-nya per tanggal 6 Januari 2015 sudah ada 21 provinsi yang terdaftar.

Screenshot_2015-01-07-10-35-25

Pengguna dapat menemukan menu utama dari aplikasi ini pada sudut kanan atas. Dalam menu utama tersebut tersedia menu untuk Login, Province, Gallery, Article, Settings, Help, dan About. Sayangnya menu Settings dan Help saat ini masih belum bisa diakses, padahal menurut saya kedua menu tersebut termasuk menu yang penting dalam aplikasi apapun.

Pada menu Article pengguna akan menemukan kumpulan artikel dari berbagai sumber yang berkaitan dengan lokasi wisata yang terdapat pada aplikasi. Sedangkan pada menu Gallery pengguna akan menemukan kumpulan berbagai foto dari loksai wisata. Namun saya masih kurang tahu pasti fitur ini mengumpulkan foto berdasarkan parameter apa, karena pada lokasi wisata yang lebih spesifik juga terdapat tab Images yang menampilkan foto-foto dari lokasi wisata yang bersangkutan.

Terlepas dari menu utama yang menurut saya masih kurang rapih pengemasannya, informasi yang ditampilkan pada lokasi wisata yang ada sudah sangat baik dan lengkap. Saat masuk ke lokasi wisata lokal, pengguna akan segera dihadapkan pada tampilan yang rapih. Menu Maps dapat digunakan untuk mencari lokasi tempat wisata, menu Images untuk melihat kumpulan foto-foto, Review untuk melihat ulasan pengguna lain, dan Share untuk berbagi melalui sosial media. Sayangnya fitur untuk menambahkan foto saat ini masih belum tersedia dan masih direncanakan untuk segera hadir.

“Saat ini masih dari admin kami dan search engine yang menambahkan. Pada versi berikutnya fitur add Photo sudah bisa (digunakan),” ujar Mico.

Screenshot_2015-01-07-10-36-46

Ide dari aplikasi ini sebenarnya sangat menarik, dan saya percaya pihak pengembang akan mengemas aplikasi ini menjadi lebih baik lagi ke depannya. Ketika disinggung mengenai model bisnisnya, Mico menjelaskan bahwa mereka akan menjalankan program afiliasi dengan penyedia layanan hotel online, dan kerja sama dengan travel yang menyediakan paket travel. Saat ini aplikasi WisataLokal sudah tersedia untuk diunduh melalui Google Play dan Windows Phone Store.

(Header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.

HERE Community Expert Indonesia Paling Aktif Berkontribusi Secara Global di Tahun 2014

Meskipun Nokia sudah dibeli oleh Microsoft, perusahaan asal Finlandia ini masih memiliki beberapa unit bisnis yang beroperasi. Salah satunya adalah Nokia HERE yang memiliki fokus untuk membangun peta digital di berbagai platform perangkat bergerak. Pada tanggal 3 Januari 2015 lalu Nokia HERE juga mengadakan sebuah community event dalam rangka mengakomodir antusiasme komunitasnya yang tergabung dalam HERE Community Expert.

Hal yang menarik adalah partisipasi masyarakat dalam pengumpulan data untuk membangun peta digital Nokia HERE melalui sebuah online tool yang disebut HERE Map Creator. Fasilitas tersebut diberikan secara gratis kepada masyarakat dan semenjak tool tersebut diperkenalkan di Indonesia tahun 2013, sudah ada lebih dari 1000 orang yang tergabung dan berkontribusi.

Nokia mengklaim pada bulan Mei-Juli 2014 lalu tercatat ada 1 juta penyuntingan dalam 5 bulan yang membuat komunitas HERE Indonesia menjadi yang paling aktif di dunia dalam berkontribusi membangun peta. Menanggapi animo masyarakat yang besar tersebut, Nokia pun sempat mengulasnya di Blog resmi Nokia HERE untuk mengapresiasi mereka yang telah aktif berkontribusi.

Pada 2014 lalu Nokia HERE juga mencatat lebih dari 618.000 kilometer jalan, 285.123 point of interest, dan 187.812 nomor rumah yang telah berhasil dipetakan di seluruh Indonesia. Selain itu juga untuk pertama kalinya Nokia HERE memperkenalkan Map Master di Indonesia. Map Master adalah anggota komunitas yang memiliki peran yang signifikan di dalam HERE Expert Community Program. Signifikansi diukur oleh nilai kuantitas kontribusi, kualitas kontribusi, inovasi, dan ide yang disumbangkan oleh anggota komunitas.

Selain mengajak masyarakat umum untuk berkontribusi, HERE Expert Community Indonesia juga memiliki jejaring komunitas di berbagai Universitas di Indonesia. Saat ini ada lima Universitas yang sudah menjadi bagian komunitas, yaitu Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Institut Teknologi Sepuluh November, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Jenderal Soedirman.

Mahasiswa yang tergabung melalui University Community akan mendapatkaan keuntungan yang berkaitan dengan akademis, seperti fasilitas magang atau kuliah kerja lapangan. Mereka yang ingin Universitasnya tergabung dalam University Community, pihak kampus dapat mengundang tim HERE datang ke kampus terkait dengan mengirimkan email permohonan ke idecpteam [at] here.com.

Untuk agenda tahun 2015, Nokia HERE Indonesia sudah menyiapkan banyak agenda kegiatan dengan nama-nama yang unik dan seru untuk komunitasnya. Salah satu contohnya adalah Lost in Heaven, dengan anggota communityyang mengumpulkan lokasi jalur wisata paling menarik berkesempatan memperoleh akomodasi traveling oleh Nokia HERE Team. Program yang terkait Development juga akan tetap dijalankan, seperti Internship Program, Seminar, dan Web App Challenge dan Mobile App Challenge yang melibatkan HERE Maps API.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada. 

Bolt Mulai Perkenalkan Layanan TD-LTE di Medan

Setahun setelah beroperasi di kawasan Jabodetabek, Bolt melebarkan sayapnya untuk melayani daerah baru. Memanfaatkan jatah First Media yang memiliki lisensi Broadband Wireless Access(BWA) di kawasan Sumatra Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam, Bolt mulai menggelar uji coba TD-LTE 2300 MHz di daerah Medan dan sekitarnya secara gratis.

Menurut informasi cakupannya, selain di seputaran kota Medan, jaringan Bolt sudah tersedia di akses jalan yang menuju Bandara Kuala Namu dan Pelabuhan Belawan. Seperti dikutip dari Berita Satu, Direktur First Media Dicky Moechtar mengungkapkan rencananya komersialisasi layanan akan dimulai per 1 Februari mendatang.

“Kami sedang bangun sekitar 472 BTS untuk 4G di ruang lingkup Medan, Belawan, Kualanamu, dan Binjai. Perseroan punya lisensi 4G di Sumatera Utara dan Aceh Darussalam,” kata Dicky awal Desember lalu. First Media memiliki lisensi BWA hasil tender pemerintah sejak tahun 2009. Waktu itu teknologi yang disepakati adalah WiMAX, meski akhirnya teknologi ini ditinggalkan dan perusahaan telekomunikasi dan penyedia layanan Internet ramai-ramai bermigrasi ke LTE.

“Sertifikat ULO (Uji Layak Operasi)-nya sudah didapatkan, namun kami masih menunggu jumlah BTS. Kalau jumlah BTS cukup, langsung bisa dikomersialkan,” lanjut Dicky. Sebagai perbandingan, untuk kawasan Jabodetabek Bolt telah membangun lebih dari 3000 BTS.

Bolt tidak sendirian menggelar teknologi 4G di Medan. Akhir Desember lalu XL Axiata juga telah memulai komersialisasi teknologi FDD-LTE-nya di kota ini. Sebelumnya WiGO yang merupakan layanan BWA milik Berca Hardaya Perkasa juga sempat menyambangi Medan dan menawarkan teknologi WiMAX. Meskipun situsnya masih aktif, tidak jelas apakah layanan WiGO masih bertahan.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Amir Karimuddin.

Nuansa Digital di Keraton Kasepuhan Cirebon

Penerapan digitalisasi nampaknya tidak hanya digagas dari kalangan instansi-instansi di ibukota saja. Keraton Kasepuhan Cirebon dikabarkan siap mengadopsi konsep e-ticketing guna meninggalkan cara konvensional dari penggunaan tiket kertas di kawasan keraton. Proyek ini terealisasi atas kerja sama Kementerian Pariwisata dan Pacific Asia Travel Association (PATA).

Diberitakan pertama kali oleh Kompas kemarin (5/1), pengunjung nantinya tidak hanya sekadar masuk dan keluar kawasan keraton, namun juga lebih terdata profilnya yang tersimpan dalam basis data sehingga dinilai lebih efektif dan efisien. Cara menarik ini tentunya dapat dimanfaatkan seperti melihat perilaku dari jangkauan umur, gender, dan usia pengunjung yang datang. Dengan memanfaatkan data mining, seharusnya pihak keraton bisa meluncurkan promo-promo maupun ajakan untuk mengenal kebudayaan dengan lebih tersegmentasi.

Tidak hanya sistem eticketing, revolusi sistem ini juga dibarengi promosi digital berupa website dan situs e-commerceRoyal Kasepuhan Cirebon”. Melalui halaman tersebut, calon pengunjung tidak hanya dapat memesan tiket masuk, tetapi juga disuguhkan dengan informasi dan galeri foto yang cukup lengkap. Keraton Kasepuhan Cirebon juga menyediakan Wi-Fi di seluruh area, berkat kerja samanya dengan Telkom Indonesia.

E-ticketing merupakan bentuk pembaruan di bidang teknologi yang akan diberlakukan di kawasan-kawasan wisata. Keraton Kasepuhan menjadi salah satunya dan menjadi keraton pertama yang memberlakukan sistem ini atas kerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Pacific Asia Travel Association (PATA) Indonesia. Ini juga menunjukkan bahwa cagar budaya tak boleh alergi dengan teknologi,” ujar Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat, mengutip pemberitaan dari Kompas.

Proyek ini sendiri belum secara resmi diluncurkan, namun kabarnya akan segera diperkenalkan berbarengan dengan website dan situs e-commerce sebelum penghujung bulan Januari 2015 ini. Sebelumnya, e-ticketing ini telah melalui tahap uji coba selama tiga bulan belakangan ini dengan harga tiket sebesar Rp 15.000. Ke depannya konsep serupa akan diimplementasikan pada kawasan keraton di seluruh penjuru nusantara untuk mempermudah kegiatan wisata budaya, terutam bagi kaum muda.

“Salah satu promosi yang lebih mudah dijangkau ialah promosi digital. Saat ini eranya digital dan karena kebanyakan pengguna digital anak muda, kami harap endorsement promosi digital dapat dilakukan oleh 80 persen anak-anak muda. Nantinya, mereka diharapkan dapat mempengaruhi dan meyakinkan banyak orang untuk tertarik dengan budaya Indonesia. Saya yakin anak muda dapat mempengaruhi orang banyak, tak hanya kalangannya saja tapi juga orang tua,” kata Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat.

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Michael Erlangga. 

Prediksi Tren Teknologi Tahun 2015 Versi JWT Intelligence

Menyambut tahun 2015, JWT Intelligence memaparkan perkiraan tren tahunannya yang kesembilan yang dimuat dalam laporan berjudul The Future 100. Laporan tersebut memprediksikan beberapa tren yang patut menjadi perhatian dalam bidang Culture, Beauty, Brands, Food and Drinks, Innovation, Lifestyle, Luxury, Retail, Sustainability, Travel, dan Technology. Di bidang teknologi, ada beberapa hal yang menurut kami menarik untuk disimak.

1. Peer-to-Peer Payments

Bagi sebagian orang istilah ini mungkin masih asing di telinga mereka. Secara sederhana peer-to-peer payments adalah sebuah sistem pembayaran elektronik secara tunai, di mana individu dapat mengirim uang secara langsung melalui sebuah aplikasi kepada penjual atau individu lainnya yang tidak menerima pembayaran dengan kartu kredit. Contoh dari aplikasi yang menyediakan layanan ini adalah Snapchat dengan fitur Snapcash-nya, Google dengan Google Wallet-nya, dan Facebook sendiri berencana untuk mengeluarkan fitur P2P Payments untuk layanan Messenger-nya.

Lalu kenapa teknologi ini menarik?

Dengan menggunakan teknologi ini, Anda seperti menulis cek untuk teman Anda atau pihak lain. Hal tersebut tentu dapat memudahkan Anda nantinya dalam mengirim uang secara langsung ke rekening bank individu lain atau bahkan penjual e-commerce hanya melalui ponsel.

2. Professional Content Creation Goes Mobile

Perkembangan teknologi seperti Smartphone saat ini sudah jauh lebih baik, seperti perkembangan teknologi kamera yang terpasang di smartphone saat ini misalnya. Dengan teknologi yang jauh lebih maju pada kamera smartphone, aplikasi mobile editing, dan aplikasirecording dapat membuat perangkat bergerak Anda layaknya studio berjalan. Lihat saja aplikasiediting seperti Snapseed, SKRWT, dan juga dari Indonesia seperti Jepret Story yang memungkinkan penggunanya melakukan editing pada foto layaknya seorang profesional, dan masih banyak lagi aplikasi yang tersedia yang setidaknya dapat menandingi perangkat lunak editing pada desktop.

Lalu kenapa teknologi ini menarik?

Dengan hadirnya aplikasi-aplikasi tersebut, seorang amatir dapat menghasilkan konten multimedia layaknya seorang profesional dan membuka gerbang “citizen journalism” dancrowdsource content lebih luas lagi dan mungkin akan menggantikan peralatan tradisional seperti kamera SLR.

3. Businesses Look to Cloud

Siapa yang tidak mengenal teknologi komputasi awan saat ini? JWT Intelligence memperkirakan teknologi cloud akan semakin berkembang di tahun 2015 ini karena lebih banya perusahaan besar, organisasi, dan brands yang akan mulai mentransisikan IT mereka ke teknologi ini. Sedangkan untuk perusahaan baru, dengan infrastuktur yang sudah siap ini akan memudahkan mereka untuk meluncurkan usahanya dan naik ke level yang lebih tinggi lagi.

Lalu kenapa teknologi ini menarik?

Banyak kemungkinan tak terbatas dengan menggunakan teknologi cloud dan mungkin tak akan cukup jika kami tulis satu per satu di sini. Mengutip dari apa yang dikatakan JWT Intelligence, dari badan pemerintahaan ke konsumen ke brands, saat ini sedang berpindah pola pikir dari kebutuhan memiliki teknologi menjadi Technology as A Services. Seperti berpindah dari kepemilikan menjadi menyewa.

Masih ada beberapa topik yang diprediksikan oleh JWT Intelligence mengenai tren teknologi di tahun 2015 ini. Laporan lengkap The Future 100 dapat diakses secara bebas melalui tautan ini.

[Header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.

Kementerian Perindustrian Perkirakan Tren E-Commerce di Indonesia Akan Tumbuh 60%-70% Tahun Ini

Pertumbuhan pasar e-commerce di Indonesia yang begitu pesat memang tidak perlu diragukan lagi. Sebagian orang bahkan menganggap pasar e-commerce dapat menjadi tambang emas yang sangat menggoda. Kementerian Perindustrian sendiri memperkirakan bisnis dalam industri e- commerce di tahun 2015 akan tumbuh signifikan, meski masih ada rasa tidak percaya dari masyarakat akibat maraknya praktik penipuan.

Dikutip dari Bisnis,  Direktur Industri Elektronika Telematika Ditjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Ignasius Warsito mengatakan, “Tren e-commerce di Indonesia akan tumbuh 60%-70% meski masih ada kekhawatiran konsumen terhadap praktik penipuan dalam persentase yang relatif kecil.”

Lebih lanjut Ignasius juga menjelaskan bahwa pertumbuhan industri e-commerce ini didorong oleh semakin membaiknya akses teknologi serta konektivitas langsung ke konsumen. Oleh karena itu beliau juga menyarankan kepada pemain dalam industri ini untuk memperkuatbranding.

Pertumbuhan pasar e-commerce yang pesat ini juga tak lepas dari pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Seperti dikutip dari Berita Satu, data APJII memaparkan bahwa pengguna internet pada akhir tahun 2014 mencapai 107 juta pengguna dengan 63,4% berasal dari kelas menengah ke atas, 21,5% dari wiraswasta, dan 15,1% berasal dari kalangan buruh.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan, “Pasar e-commerce Indonesia pada tahun 2015 akan mencapai 10 billion USD (untuk perdagangan) dan pertumbuhannya dalam 3-4 tahun ke depan diperkirakan akan mendekati 40%.”

Data eMarketer menyebutkan bahwa Asia Pasifik akan menjadi kawasan dengan penjualan B2C (Business-to-Consumer) melalui e-commerce yang terbesar di dunia mulai tahun 2014 lalu. eMarketer memprediksikan penjualan ritel di Asia Pasifik bakal menembus angka psikologi $1 triliun di tahun 2017. Pertumbuhan pesat e-commerce ini tak lepas dari ledakan pertumbuhan penjualan ritel secara online di tiga negara Asia dengan penduduk terbesar, yaitu Cina, Indonesia, dan India.

Meskipun demikian, eMarketer lebih moderat dalam memprediksikan pertumbuhan bisnis e-commerce di Indonesia. Menurut perhitungan eMarketer, pertumbuhan e-commerce di Indonesia akan semakin melambat ketimbang 1-2 tahun sebelumnya, dengan angka pertumbuhan 37,2%, dan akan terus turun hingga tahun 2017.

[Gambar Header: Shutterstock]

Artikel sindikasi ini pertama kali dimuat di DailySocial dan ditulis oleh Adjie Priambada.