Take-Two Akan Rilis 62 Game Hingga 2024 Mendatang

Take-Two Interactive, yang merupakan induk perusahaan banyak pengembang game besar seperti Rockstar dan 2K, baru saja mengadakan rapat tutup tahun fiskal 2021 nya. Dalam rapat tersebut terungkap beberapa informasi, termasuk bagaimana rencana Take-Two untuk game-game mereka ke depannya.

Pertama, dalam laporannya yang diunggah ke BusinessWire, Take-Two berhasil memperoleh keuntungan sebesar US$3,37 miliar pada tahun ini. Dengan game-game yang mendatangkan keuntungan paling besar adalah Grand Theft Auto Online, diikuti dengan NBA 2K dan juga Red Dead Redemption 2 – Red Dead Online.

Take-Two juga mengumumkan bahwa mereka telah memiliki rencana untuk merilis banyak game hingga 4 tahun ke depan. Tidak tanggung-tanggung untuk setahun ke depan saja Take-Two berencana untuk merilis total 21 game yang terbagi ke beberapa kategori seperti immersive core, independent, mobile, dan juga new iterations of previously released title.

Rencana Take-Two Interactive 3 tahun ke depan (image credit: wccftech)

Sedangkan untuk tahun 2023-2024 Take-Two berencana untuk menggandakan jumlah produksi game-nya hingga 2 kali lipat, yaitu sebanyak 41 game. Dengan penambahan paling tinggi ada di game immersive core mereka dan juga tambahan game mid-core.

Sehingga Take-Two nantinya akan memproduksi total 62 game hingga Maret 2024 mendatang. Hal ini tentunya membuat para fans di seluruh dunia mulai menebak-nebak game apa saja yang akan dirilis oleh Take-Two selama 3 tahun ke depan. Dan yang terpenting, kapan Take-Two akan menyuruh Rockstar untuk merilis game selanjutnya dari Grand Theft Auto.

Sayangnya, dari beberapa tebakan dan hipotesa, game GTA selanjutnya kemungkinan besar akan muncul pada tahun fiskal 2023/2024. Karena untuk tahun ini Take-Two hanya akan memproduksi 4 game immersive core yang kemungkinan besar 2 slot-nya telah diisi oleh WWE 2K22 dan NBA 2K22.

GTA Online (image credit: Rockstar Games)

Sedangkan 2 game lainnya kemungkinan besar adalah game strategi baru dari pengembang Firaxis (Civilization series dan Xcom series), dan juga game misterius baru dari pengembang Ghost Story Games (Bioshock series).

Apalagi Rockstar sudah mengumumkan bahwa mereka akan mengisi tahun ini dengan peluncuran ekspansi khusus GTA V/GTA Online untuk konsol next-gen yang disebut ‘Expanded & Enhanced’ pada bulan November mendatang. Sehingga semakin kecil kemungkinan bahwa Rockstar juga akan mengumumkan GTA selanjutnya tahun ini.

Take-Two sendiri memberikan catatan bahwa laporan perencanaan yang mereka kemukakan tersebut hanya untuk memberikan gambaran game apa saja yang tengah mereka saat ini. Take-Two juga dengan terbuka mengatakan bahwa masih ada kemungkinan game-game yang direncanakan tersebut ditunda.

Microsoft Dikabarkan Tengah Mengerjakan Platform Modding untuk Xbox

Microsoft nampaknya terus mencari cara dan fitur baru untuk tampil lebih memikat ketimbang Sony dalam pertempuran console. Microsoft sendiri paham bahwa mereka masih kesulitan untuk melakukan head-to-head lewat game eksklusif melawan PlayStation. Maka satu hal yang kelihatannya diyakini oleh Microsoft akan disukai oleh para fansnya adalah modding.

Mod tentunya identik dengan game PC ketika komunitas fans dari suatu game melakukan modifikasi terhadap game tersebut dan membagikannya kepada yang lain. Dan nampaknya Microsoft ingin membawa kultur ‘modding’ ini ke dalam konsol Xbox mereka.

Hal ini muncul lewat bocoran info di Reddit (namun telah dihapus) dari sumber yang mengaku sebagai pihak ketiga yang terlibat dalam pengembangan game terbaru Bethesda Softworks (Starfields) yang akan memanfaatkan teknologi Creation Engine generasi selanjutnya.

Creation Engine (Image credit: Bethesda)

Yang menarik tentunya adalah fakta bahwa Creation Engine telah dirombak untuk mengikuti teknologi next-gen dan juga semakin mudah untuk melakukan modding. Banyak perbaikan yang kini memberikan para modder kebebasan untuk membuat mod yang lebih bervariasi.

Microsoft sendiri dikatakan tengah bekerja sama dengan Bethesda Softworks untuk mendorong Creation Engine terbaru ini agar memiliki sistem modding baru untuk konsol Xbox yang lebih luas. Buat yang kelewatan, Microsoft sebelumnya mengakuisisi ZeniMax, induk perusahaan dari Bethesda.

Bethesda Mod HUB

Bethesda Softworks merupakan salah satu developer yang dikenal ramah untuk komunitas modding dengan game-game mereka sendiri seperti seri Elder Scrolls, ataupun Fallout yang memang dibangun di atas Creation Engine. Di sisi lainnya, Microsoft juga bukan publisher ataupun developer yang anti modding — seperti beberapa publisher/developer game AAA macam EA atau Ubisoft. Microsoft Flight Simulator punya komunitas modding yang sangat aktif. Sedangkan Minecraft bahkan jadi salah satu game dengan ekosistem modding paling kondusif sampai hari ini.

Maka dari itu, cukup masuk akal jika Microsoft ingin mengimplementasikan modding ke dalam konsol mereka — mengingat ada banyak nilai positif yang bisa didapatkan dari membuka akses modding.

Minecraft (Image Credit: Nvidia)

Bila memang nantinya Microsoft dan Bethesda berhasil membuat sistem modding terintegrasi untuk Xbox, maka bukan tidak mungkin hal ini membawa tren baru bagi para pemain konsol. Terlebih lagi, banyak game bisa berumur lebih panjang karena memiliki komunitas modding yang aktif.

Baru Dirilis, Days Gone Langsung jadi Game Paling Laris di Steam

Keputusan Sony untuk merilis satu per satu game eksklusifnya ke platform PC kelihatannya adalah keputusan paling bijak yang pernah mereka ambil. Meskipun game-game tersebut sudah cukup berumur, namun nyatanya ketika muncul di Steam animo para gamer PC masih sangat tinggi.

Game terbaru Sony Studios Days Gone pun menjadi bukti terbaru bahwa pasar PC merupakan pasar yang pantas untuk diperhitungkan. Bagaimana tidak, game yang awalnya dirilis eksklusif untuk PlayStation 4 pada 2019 lalu ini langsung menjadi game yang paling laris di Steam beberapa jam setelah dirilis.

Days Gone berhasil menempati posisi pertama “Top Seller” di Steam

Tepat dengan hari perilisannya hari ini (18 Mei 2021) Days Gone langsung merangsek ke peringkat pertama kolom “Top Seller” di Steam. Mengalahkan game baru lainnya seperti Mass Effect Legendary Edition yang awalnya ada di peringkat pertama dan juga game zombi baru milik Capcom yaitu Resident Evil Village yang harus tergurus ke peringkat empat.

Red Dead Redemption 2 menjadi kejutan dengan naik kembali ke posisi 3 karena game buatan Rockstar ini akhirnya mendapat diskon yang lumayan menggiurkan yaitu 33%. Peringkat kelima ditempati oleh Subnautica: Below Zero yang juga cukup banyak dinanti.

Berbicara soal Days Gone, game buatan Bend Studio ini awalnya disambut dingin oleh para gamer PS4. Pasalnya, game ini punya banyak masalah teknis seperti bug dan glitch yang menghantui awal peluncurannya.

Days Gone mendapat review “Very Positive” di Steam

Namun nasibnya berbeda ketika dirilis di PC. Gamer PC malah menyambut baik kehadiran game bertahan hidup dari zombi sembari mengendarai motor ini dengan review “Very Positive“. Sampai berita ini diangkat sudah ada 500-an review yang mayoritas memberikan pujian untuk game ini.

Hampir tidak ada yang mempermasalahkan masalah teknis seperti pada versi PS4-nya kecuali beberapa gamer yang mengeluhkan bahwa mereka tidak bisa memainkan game-nya menggunakan gamepad/joystick milik mereka.

Hal ini tentunya adalah kabar baik bagi Sony yang baru saja meluncurkan halaman resminya di Steam. Apakah nantinya Sony akan membawa lebih banyak game eksklusif terbaiknya ke PC di masa depan? Semoga saja…

Lebih dari 500 Ribu Cheater Di-Ban dari Call of Duty: Warzone

Keberadaan game online kompetitif sepertinya selalu dihantui dengan keberadaan para cheater yang merusak sisi sportif dan fun yang ada di dalam game-nya. Terlebih lagi bila game tersebut bersifat free-to-play alias gratis yang sudah dapat dipastikan cepat atau lambat akan disusupi oleh cheater.

Game battle-royale milik Call of Duty yaitu Warzone pun tidak luput dari serangan para cheater. Untungnya Activision dan pengembang Raven Software tidak tinggal diam perihal para pemain curang ini. Mereka melaporkan bahwa, hingga kini, mereka telah melakukan ban terhadap lebih dari 500.000 akun yang terindikasi melakukan kecurangan.

Lewat akun Twitter resminya, Raven Software menyampaikan bahwa sehari sebelumnya mereka menghukum 30 ribu akun yang mencurigakan, yang membuat mereka telah menghukum lebih dari setengah juta akun di Call of Duty: Warzone.

https://twitter.com/RavenSoftware/status/1393280159642308609

Reaksi dari para pengikut Raven Software pun beragam perihal pernyataan tersebut. Beberapa pemain bahkan mengeluhkan bahwa akun mereka terkena hack dan masih belum bisa mendapatkan pemulihan akun. Beberapa orang bahkan mengaku terkena ban padahal tidak melakukan kecurangan sama sekali.

Raven Software sayangnya tidak menjelaskan lebih lanjut perihal ban masal yang dilakukan seperti persentase platform dari setengah juta pemain tersebut. Atau apa saja bentuk kecurangan yang dilakukan para pemain ini hingga akhirnya terkena ban.

Tentu hal ini juga berbahaya bagi COD: Warzone bila ternyata para pemain yang tidak bersalah juga menjadi korban dalam ban masal yang mereka lakukan. Terlebih dengan pengakuan banyak akun yang terbajak oleh pemain lain maka Raven Software juga harus meningkatkan perlindungan mereka terhadap keamanan akun para pemainnya.

Daftar game dengan laporan cheat terbanyak (Image credit: Surfshark)

COD: Warzone sendiri termasuk salah satu dari sekian ragam game online shooter kompetitif yang memiliki kasus cheater paling banyak. Dalam data yang diunggah di Surfshark diperlihatkan bahwa Warzone menempati posisi ke-4 di bawah Overwatch dan CS:GO. Sedangkan game yang menempati posisi pertama dalam laporan cheat terbanyak adalah Fortnite.

Lebih lanjut, data tersebut juga menjelaskan bahwa mayoritas kecurangan yang dilakukan oleh para pemain di game-game online shooter tersebut adalah aimbot dan wallhack. Aimbot, yang memungkinkan para cheater selalu mengenai sasaran secara akurat tanpa perlu membidik, menjadi mayoritas kecurangan yang tercatat.

Sedangkan dari laporan tersebut, negara yang paling banyak memiliki pemain curang dari game-game shooter tersebut adalah Swedia, diikuti dengan Amerika Serikat di urutan kedua, dan juga Georgia di urutan ketiga. Yang cukup mengejutkan adalah ternyata Rusia tidak masuk ke dalam urutan 5 besar dalam daftar tersebut terlepas dari stigma bahwa banyak cheater yang berasal dari negara tersebut.

Kakek Berusia 93 Tahun Asal Jepang ini Menyukai Game Balap

Umur hanyalah angka mungkin adalah istilah yang tepat bagi banyak orang di zaman sekarang. Karena meskipun sudah sangat berumur, banyak orang-orang tua di seluruh pelosok dunia yang masih aktif di berbagai kegiatan termasuk bermain game.

Ada Shirley Curry, nenek asal Amerika Serikat yang terkenal bermain The Elder Scroll V: Skyrim di YouTube hingga dijuluki “Skyrim grandma”. Ada juga Hamako Mori dari Jepang yang masih aktif bermain beragam game dan mengunggahnya ke YouTube. Dan bahkan ada Silver Sniper yang merupakan tim esport dengan anggota yang rata-rata berumur di atas 60 tahun. Sebelumnya, kami juga menemukan seorang kakek gamer berusia 86 tahun yang telah menyelesaikan 300 game.

Dan kini ada kakek berumur 93 tahun yang ternyata memiliki minat di game balap atau virtual racing. Sayangnya, nama dari kakek ini tidak diketahui dan juga tidak dijelaskan di dalam channel-nya. Namun, dari informasi yang diunggah Kotaku, kakek yang satu ini memang menyukai mobil sejak awal.

Dikatakan bahwa dirinya awalnya adalah seorang supir taxi di Tokyo pada tahun 1960-an dan juga mengendarai truk sampah pada tahun 1970-an hingga 1990-an. Kakek ini sendiri juga telah mengendarai banyak mobil keren di sana seperti Mazda Savanna RX7. Dan ketika, dia sudah berumur 93, kecintaannya terhadap mobil pun dituangkan dengan bermain game balap.

Video pertamanya sendiri diunggah oleh sang cucu 4 bulan lalu dengan judul “93-year-old grandpa!! Driving his car 30 years ago in a racing game!!“. Dalam deskripsinya sang cucu juga menjelaskan bahwa dirinya mencoba membawa sang kakek untuk memainkan game menggunakan steering wheels yang ia miliki.

Pada video tersebut sang kakek diminta mencoba mengendarai mobil Mazda Savanna RX7 yang dikatakan pernah dimiliki olehnya pada tahun 1990 di dalam game yang terlihat seperti Forza Motorsport 7. Sang kakek pun menunjukkan kepiawaiannya dalam mengemudi di track oval nascar sembari sesekali membiasakan diri.

image credit: olivin corp

Sang kakek sendiri kini termasuk rutin mengunggah video di kanal bernama Olivin.corp tersebut setiap minggunya. Dan di setiap videonya sang kakek mendapat berbagai tantangan, mulai dari mengendari mobil yang lebih kencang seperti Lamborghini Murcielago hingga menjajal game balap simulasi yang lebih realistis — Asetto Corsa.

Hingga berita ini dimuat, kanal YouTube sang kakek telah memiliki hampir 10 ribu subscriber. Melihat sang kakek sangat menikmati pengalaman mengemudi virtual pada setiap videonya, kelihatannya sang kakek akan semakin terkenal di masa depan.

Turnamen FIFA eWorld Cup 2021 Akhirnya Diumumkan

Turnamen esport paling bergengsi untuk FIFA akhirnya kembali diadakan setelah tahun kemarin sempat absen karena pandemi. Kompetisi ini merupakan puncak dari EA Sports’ FIFA 21 Global Series.

Dilansir dari FIFA, FIFA eWorld Cup 2021 nantinya akan diadakan pada 6-9 Agustus 2021 mendatang di London, Inggris dan diikuti oleh 32 pemain FIFA terbaik dari seluruh dunia yang akan bertanding untuk memperebutkan hadiah total sebesar $500.000 atau sekitar Rp7,1 miliar.

Ke-32 pemain ini akan dibagi ke dalam 4 grup yang masing-masing akan berisi 8 pemain untuk masuk ke babak kualifikasi. Dari sini para pemain di setiap grup akan memperebutkan posisi 4 besar di klasemen grupnya masing-masing.

Image credit: EA

Setelahnya, 16 pemain yang berhasil melewati babak kualifikasi akan memasuki babak play-off yang akan menggunakan sistem eliminasi tunggal.

Yang unik, meskipun para peserta menyelesaikan musim kualifikasinya di konsol yang berbeda-beda, namun pada turnamen utama FIFA eWorld Cup tahun ini para pemain akan menggunakan sistem cross-console yang akan menguji para pemain untuk bermain di kedua konsol, yaitu di PlayStation (1x) dan Xbox (1x).

Sistem 2-legged ini nantinya akan menentukan pemenang pertandingannya lewat agregat dari kedua permainan di dua konsol tadi lewat bracket eliminasi tunggal.

Image credit: Getty Images

Juara pertama dari turnamen FIFA eWorld Cup 2021 ini akan mendapatkan hadiah sebesar US$250.000 atau sekitar Rp3,5 miliar, yang berarti separuh dari total hadiah utama dari turnamen bergengsi ini.

Sekarang para pemain di seluruh dunia tengah bersiap untuk mengikuti babak kualifikasi yang diadakan lewat EA Sports’ FIFA 21 Global Series Play-off di masing-masing region.

Sedangkan FIFA sendiri dilaporkan kini tengah terus memonitor situasi pandemi dunia terutama di London yang akan menjadi tempat pelaksanaan turnamen utama beberapa bulan lagi.

Buat yang masih belum familiar dengan skena esports FIFA, FIFA eWorld Cup berbeda dengan FIFA eNation. Peserta FIFA eWorld Cup adalah individu ataupun dari tim/klub esports. Sedangkan peserta FIFA eNation adalah perwakilan negara. Menariknya, Indonesia sudah dipastikan akan mengirimkan perwakilan untuk acara utama FIFA eNation berkat prestasi timnas kita di kualifikasi tingkat Asia yang meraih posisi runner-up.

Halaman Steam PlayStation Studios Indikasikan Lebih Banyak Game PS akan Masuk ke PC

Mulai masuknya game-game eksklusif PlayStation 4 ke dalam platform PC memang membawa indikasi bahwa Sony akan membawa lebih banyak game eksklusifnya ke platform PC di masa depan. Terlebih saat Steam akhirnya meluncurkan halaman resmi untuk PlayStation Studios.

Dalam deskripsi halamannya, Sony menuliskan bahwa PlayStation Studios adalah wadah dari game-game luar biasa dan imersif yang dikembangkan oleh Sony Interactive Entertainment, termasuk beberapa judul paling populer dan diakui secara kritis dalam sejarah hiburan.

Halaman Steam dari Playstation Studios

Namun hal yang paling mencuri perhatian dari halaman ini adalah pada tabel statistik “My Games” yang memperlihatkan bahwa ada 41 item milik PlayStation Studios tersebut. Padahal, hingga sekarang hanya ada 24 item yang dimunculkan kepada publik.

Hal ini tentunya mengindikasikan bahwa ada masih banyak game atau secara statistik ada 17 item lain yang akan diluncurkan oleh PlayStation di Steam ke depannya. Kemungkinan tidak semua item yang belum ditayangkan tersebut adalah game, karena item di sini juga bisa merujuk pada DLC.

Banyak teori yang bermunculan bahwa Sony semakin yakin untuk membawa judul-judul eksklusif lama mereka untuk meraup keuntungan lebih banyak lewat platfom PC. Hal ini jadi membuka kemungkinan game-game ekslusif PlayStation 4 seperti The Last of Us pertama, Bloodborne, atau bahkan God of War akan muncul di PC di masa depan.

Playstation Studios (image credit: Playstation)

Kemungkinan terburuk adalah jumlah angka yang tertulis pada halaman Steam tersebut adalah salah dan kekeliruan dari pihak Steam. Namun sampai berita ini diangkat, jumlah yang tertulis masih tetap 41 game. Dan belum ada konfirmasi dari pihak PlayStation maupun Steam yang menunjukkan bahwa ada kekeliruan di sana.

Untuk sekarang halaman PlayStation Studios ini hanya berisi 3 game yaitu Days Gone, Horizon Zero Dawn, dan Helldiver yang terpampang di halaman depannya. Days Gone sendiri baru akan dirilis 18 Mei 2021. Sedangkan 21 item item lainnya kesemuanya adalah DLC yang mayoritas untuk game Predator dan Helldiver.

Pendapatan EA dari Platform Mobile Mencapai Rp11 Triliun di 2021

Keberadaan platform mobile kelihatannya akan semakin diperhitungkan oleh publisher serta pengembang game di seluruh dunia. Bagaimana tidak, platform ini memang menjanjikan audiens pemain yang lebih luas dan tentunya potensi keuntungan yang lebih besar.

Dalam laporan resminya, Electronic Arts atau yang lebih dikenal dengan EA mencatat telah berhasil mendulang keuntungan hingga $781 juta atau sekitar Rp11 triliun pada tahun fiskal 2021 ini. Padahal angka fantastis tersebut adalah penurunan sebanyak 7 persen dari tahun fiskal 2020.

“EA memberikan pertumbuhan yang kuat pada perempat tahun ini lewat live services dan performa yang menakjubkan dari Apex Legends. Apex tumbuh secara konsisten sepanjang tahun lalu, didorong oleh tim pengembang dan konten-konten yang mereka berikan.” Ungkap COO EA dan CFO Blake Jorgensen.

Apex Legends - Wattson
Image credit: EA

“Ke depannya, momentum yang telah dimiliki oleh live services kami akan memberikan pondasi yang kuat untuk mengejar tahun fiskal 2022. Dikombinasikan dengan kehadiran Battlefield baru dan juga akusisi yang baru-baru ini dilakukan, kami mengharapkan pertumbuhan yang signifikan.” Lanjut Jorgensen.

Untuk mengejar target tahun depan tersebut, EA berencana untuk memperluas franchise-franchise andalan mereka ke lebih banyak platform. Hal ini sendiri sudah mulai dilakukan oleh EA yang telah meluncurkan versi mobile dari Apex Legends.

Salah satu game mobile lain dari EA yang kelihatannya patut ditunggu nantinya adalah Battlefield Mobile yang akan melakukan soft-launch tahun ini. Dan, kemungkinan besar, EA akan memperlihatkan lebih banyak tentang game ini pada gelaran EA Play Live pada Juli mendatang.

image credit: EA

Dengan akusisi atas Glu Mobile pada April lalu, kemungkinan besar EA akan membuat lebih banyak game mobile ke depannya. Akusisi Metalhead Software juga akan memberikan EA kesempatan untuk memperluas game mobile bergenre sport, karena perusahaan ini sendiri memiliki target untuk menumbuhkan pasar sports mobile sebesar 50% pada tahun ini.

EA juga mengatakan bahwa selama tahun fiskal 2022 ini mereka akan terus melanjutkan transfromasi untuk membuat platform mobile dapat tumbuh menjadi pusat pertumbuhan bisnis mereka. Terlebih lagi EA juga telah mengatur ulang tim EA Mobile mereka untuk dapat memaksimalkan live services game mobile mereka seperti Star Wars: Galaxy of Heroes, The Sims, dan juga Real Racing.

 

 

Square Enix Pecahkan Rekor Penjualan US$3 Miliar untuk Tahun Ini

2020 menjadi tahun yang berat bagi hampir semua orang, kecuali para publisher dan pengembang video game. Proses pengembangan memang terhambat hingga beberapa proyek bahkan harus dibatalkan namun, di balik itu semua mereka meraup pendapatan terbesar dari tahun-tahun sebelumnya.

Salah satunya adalah perusahaan asal Jepang, Square Enix yang tahun ini berhasil mencatatkan rekor penjualan bersih tertingginya yang mencapai $3 miliar atau setara dengan Rp42 miliar. Angka ini sendiri naik sebesar 27,6% dari tahun sebelumnya, dikutip dari gameindustry.biz.

Yang mengejutkan adalah pemasukan terbesar bagi Square Enix selama setahun ini adalah dari game Marvel’s Avengers yang banyak dihujat oleh para fans dan juga Final Fantasy VII Remake yang memang dinanti oleh para fansnya di seluruh dunia.

Marvel’s Avengers (image credit: Square Enix)

Marvel’s Avengers sendiri memang mendapat respon yang sangat bervariasi dari para fans sejak dirilis 2020 lalu. Game yang dikembangkan oleh Crystal Dynamics ini memang membuat para fans terbagi menjadi dua. Ada para fans yang menyukai game ini karena merealisasikan game tentang Avengers dengan beragam pilihan kostum dan segala kostumisasinya.

Sedangkan yang kontra tidak menyukai game ini karena gameplay yang terlalu repetitif dan kurang bervariasi untuk dimainkan berulang-ulang. Beberapa keputusan masalah tampilan hero di dalam game-nya juga banyak ditentang oleh para fans.

Meskipun banyaknya kritik dari para fans, namun nyatanya Marvel’s Avenger merupakan salah satu sumber pemasukan terbesar bagi Square Enix meskipun pada 2020 lalu game ini disebut-sebut masih belum bisa balik modal.

Taito Station yang merupakan anak perusahaan Square Enix. (Image Credit: taito.co.jp)

Sayangnya, ketika produk digital Square Enix mampu mendatangkan banyak keuntungan, Square Enix ternyata tetap menderita kerugian dari segmen arcade. Hal ini dikarenakan fasilitas-fasilitas game arcade di Jepang masih ditutup sementara karena pandemi.

Ke depannya, Square Enix tetap menargetkan untuk dapat meningkatkan keuntungannya sampai tahun tutup fiskalnya pada Maret 2022, meskipun tidak disebutkan berapa nominal target kenaikannya.

Untuk mencapai target tersebut, Square Enix akan memperluas franchise Final Fantasy VII ke dalam platform mobile. Strategi lain yang akan digunakan adalah dengan memaksimalkan profit dari franchise terkenal serta IP baru nantinya, Square Enix akan mencoba mencari profit lewat crypto dan juga NFT (non-fungible token).

Sony Ternyata Punya 25 Game PlayStation 5 yang Sedang Digarap

Minimnya ketersediaan game eksklusif di awal kedatangan konsol PlayStation 5 memang menjadi keluhan dari banyak pemilik konsolnya di seluruh dunia. Keinginan untuk mencicipi lompatan visual dan gameplay yang ditawarkan oleh PS5 pun terhambat karena judul-judul seperti Ratchet and Clank: Rift Apart, Horizon Forbidden West, dan juga Gof of War: Ragnarok yang belum juga dirilis.

Namun Sony sendiri juga ingin menenangkan para pemilik dan calon pembeli PS5 bahwa akan ada 25 judul game PlayStation 5 yang akan dirilis di bawah bendera PlayStation Studios. Hal ini disampaikan oleh pimpinan PlayStation Studios, Hermen Hulst pada wawancaranya dengan Wired.

Mantan co-founder Guerilla Studios ini bahkan mengatakan bahwa hampir separuh dari total judul game tersebut adalah IP baru. Meskipun sayangnya, tidak dijelaskan lebih lanjut apa saja ke-25 judul tersebut dan apakah semuanya adalah game AAA atau juga termasuk game indie.

Image Credit: Imsoniac Games

Hulst juga menjelaskan bahwa akan ada banyak variasi game yang dibuat berdasarkan region yang berbeda-beda. Secara singkat, ia mendeskripsikan bahwa dalam daftar tersebut akan ada game yang besar, kecil, dan memiliki genre yang berbeda-beda.

Posisi PlayStation Studios memang sedikit mengkhawatirkan, karena Sony menjelaskan bahwa status PlayStation Studios bukan menandakan bahwa Sony Interactive Entertainment memiliki para pengembang di bawahnya secara langsung. Tetapi lebih sebagai status yang menandakan bahwa Sony mengangkat pengembang tersebut sebagai “first-party”.

Di sisi lain, Sony juga tengah mengalami kesulitan dalam memenuhi produksi konsolnya. Mereka bahkan mengeluarkan pernyataan bahwa kelangkaan PS5 akan berlanjut hingga 2022 mendatang karena kesulitan pasokan komponennya.

Stok PlayStation 5 (Image credit: alephnews)

Meskipun mengalami kesulitan dari sisi produksi dan pasokan game eksklusif, nyatanya Sony mengalami kenaikan persentase pengguna untuk PS5 ketimbang PS4 8 tahun lalu. Sony dilaporkan mengalami kenaikan pengguna sebanyak 81% yang memainkan konsol PS5 ketimbang PS4 pada 2013-2014 lalu.

Para pemain PS5 ini juga menghabiskan 20% waktu lebih banyak pada Maret tahun ini ketimbang bulan yang sama pada 2019 lalu. Serta game-game PS5 terjual 11% lebih banyak. Hal ini terjadi lantaran melonjaknya penggunaan elektronik selama masa pandemi ini.

Oh iya, jika Anda penasaran bagaimana sejarah Sony terjun ke industri console gaming, kami pernah membahasnya lengkap.