Apple Hadirkan Fitur Smart Conform di Final Cut Pro X, Mudahkan Pembuatan Video Vertikal

Apple telah mengumumkan major update untuk Final Cut Pro X, pembaruan versi 10.4.9 ini membawa sejumlah peningkatan dan fitur baru. Salah satunya Smart Conform berbasis machine learning yang dapat secara otomatis melakukan crop video dalam ukuran tertentu seperti persegi, vertikal, dan ukuran lainnya untuk platform media sosial seperti Instagram, TikTok, dan sebagainya.

Final Cut Pro X akan menganalisis klip untuk mencari ‘gerakan yang dominan’ dan memangkasnya dengan cara yang menurutnya paling efektif. Kita dapat memposisikan ulang secara manual, jika crop otomatisnya dirasa kurang tepat. Kita juga bisa menggunakan overlay khusus sebagai panduan untuk menempatkan grafik dan teks pada video.

apple_final-cut-pro-update_automated-tools_08252020_big.jpg.large_2x

Pembaruan baru ini juga membawa peningkatan dalam membuat dan mengelola media proxy yang memberi editor portabilitas dan performa saat bekerja dengan format resolusi besar atau saat berkolaborasi dari jarak jauh. Untuk pertama kalinya dalam Final Cut Pro X, kita dapat membuat proxy dalam ProRes Proxy atau H.264 dalam dimensi sekecil 12,5 persen dari aslinya.

Kita dapat menggabungkan media proxy, gambar, dan audio ke drive eksternal atau yang terhubung ke jaringan. Library Final Cut Pro juga dapat ditautkan kembali ke proxy yang sudah dibuat untuk fleksibilitas tambahan.

apple_final-cut-pro-update_proxy-workflow_08252020_big.jpg.large_2x

Selain itu, profesional video sekarang dapat bekerja lebih efisien dengan serangkaian peningkatan workflow baru di Final Cut Pro X. Pengaturan kamera ProRes RAW, seperti ISO, color temperature, dan exposure compensation dapat diseseuaikan di inspector.

Kemudian plug-in baru untuk file Canon Cinema RAW Light dan RED RAW yang menambahkan dukungan Metal. Transcoding video 8K RED RAW ke ProRes 422 dua kali lebih cepat di Mac Pro dan tiga kali lebih cepat di MacBook Pro. Juga sekarang editor Final Cut Pro dapat memutar dan mengedit Canon Cinema RAW Light 8K.

Dibanding dengan software edit video Adobe Premiere Pro yang mengharuskan kita untuk berlangganan, Final Cut Pro bisa dibeli seharga US$299.99 atau sekitar Rp4,3 jutaan. Namun Final Cut Pro ini hanya tersedia untuk komputer berbasis MacOS saja.

Sumber: Apple

Cara Menjadikan Kamera Mirrorless Sony Sebagai Webcam

Hampir semua merek kamera, terutama untuk beberapa model terbaru, kini bisa dijadikan sebagai webcam. Sejak pandemi covid-19 dan sekarang menuju era new normal, kebutuhan webcam untuk aktivitas video conference, webinar, dan komunikasi berbasis video lainnya terbilang tinggi.

Canon menjadi produsen kamera pertama yang memungkinkan mengubah beberapa kamera DSLR dan mirrorless tertentu menjadi webcam. Kemudian disusul Fujifilm, Panasonic, Olympus, dan sekarang Sony.

cara-menjadikan-kamera-mirrorless-sony-sebagai-webcam-1

Meski agak terlambat dibandingkan para kompetitornya tapi dalam peluncuran perdananya, daftar kamera yang didukung mencapai 35 model. Untuk kamera mirrorless full frame Sony di antaranya A9 II, A9, A7R IV, A7R III, A7R II, A7S III, A7S II, A7S, A7 III, dan A7 II.

Sementara untuk pengguna Sony APS-C ada A5100, A6100, A6300, A6400, A6500, dan A6600. Lalu untuk kamera compact, ada RX100 VII, RX100 VI, RX100 V, RX100 IV, RX10 IV, RX0 II, RX0, ZV-1 dan lainnya.

Hal yang cukup menarik ialah kamera entry-level A5100 masih masuk dalam daftar. Sayangnya, A6000 yang menurut saya lebih populer dibanding A5100 justru malah tidak didukung oleh Sony. Semoga saja, kedepannya Sony menambahkan A6000 agar bisa digunakan sebagai webcam.

Imaging Edge Webcam

Aplikasi desktop yang Sony luncurkan bernama Imaging Edge Webcam yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan live streaming, video conference, dan lainnya dengan satu langkah mudah. Sambil memanfaatkan kecanggihan teknologi gambar dari kamera Sony, seperti autofocus dan kualitas gambar yang tinggi.

Kami akan terus beradaptasi dan berevolusi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Pendapat mereka sangatlah penting untuk semua hal yang kami kembangkan di industri ini. Mengingat semakin bertambahnya permintaan untuk live streaming dan komunikasi video, kami pun amat senang dapat membagikan aplikasi terbaru kami,” ujar Kazuteru Makiyama, Presiden Direktur Sony Indonesia.

Dengan demikian, akan ada banyak pelanggan loyal Sony yang dapat dengan cepat dan mudah mengubah kamera mereka menjadi sebuah webcam berefektivitas tinggi untuk live streaming, video call, dan banyak lagi,” tambahnya.

Lalu, bagaimana caranya untuk memungkinkan mengubah kamera digital Sony menjadi webcam? Langkah pertama download aplikasi desktop Imaging Edge Webcam di tautan ini dan pilih tipe kamera yang Anda punya. Kemudian install ke desktop PC atau laptop berbasis Windows 10 Anda.

Dalam tutorial kali ini, saya menggunakan Sony ZV-1 dan sebelum kita menghubungkan kamera ke laptop, kita harus menonaktifkan fitur Ctrl w/ Smartphone dan mengaktifkan Remote PC Function. Caranya tekan tombol ‘menu’ pada kamera untuk menuju pengaturan, lalu geser ke tab network, pilih Ctrl w/ Smartphone dan atur menjadi off.

cara-menjadikan-kamera-mirrorless-sony-sebagai-webcam-2 cara-menjadikan-kamera-mirrorless-sony-sebagai-webcam-3

Selanjutnya, masih pada tab network pilih PC Remote Function dan atur menjadi on. Sekarang sambungkan kamera ke laptop lewat koneksi USB, bisa menggunakan kabel data microUSB bawaan menggunakan port multi pada kamera.

Untuk memastikannya bekerja, misalnya saya membuka aplikasi Zoom versi desktop. Lalu, pergi ke pengaturan, pilih video, dan ubah kamera menjadi Sony Camera (Imaging Edge).

Pada Sony ZV-1 ini kita bebas mengatur mode kamera, baik itu manual atau pun mode auto. Fitur andalan Sony ZV-1 seperti Background Defocus dan Product Showcase juga bisa digunakan yang sangat berguna saat Anda presentasi atau menjadi pembicara webinar.

Adapun salah satu keuntungan menggunakan kamera digital dibanding webcam bawaan atau eksternal ialah kualitas gambarnya pasti lebih bagus, terutama di dalam ruangan dengan pencahayaan sekedar lampu. Namun pastikan lensa yang digunakan cukup lebar, setidaknya setara 28mm di full frame, 24mm, 20mm, atau yang lebih lebar dan rekomendasi saya lensa fix karena memiliki aperture yang besar.

ASUS Resmi Hadirkan Laptop dan Desktop PC ProArt Untuk Profesional di Indonesia

ASUS resmi menghadirkan lini produk baru yang disebut ProArt di Indonesia. Jajaran produk terbaru yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan para profesional di berbagai industri seperti animasi, perfilman, fotografi, arsitektur, hingga desain.

Performa komputasi secara keseluruhan sangat dibutuhkan oleh para profesional. Perangkat yang lambat dapat menghambat produktivitas dan mengakibatkan kinerja yang tidak maksimal saat bekerja. Seluruh jajaran produk ProArt hadir dengan hardware khusus dengan performa terbaik di kelasnya. Tidak hanya itu, ASUS juga telah memastikan setiap produk ProArt dapat bekerja secara optimal sepanjang waktu,” ujar Jimmy Lin, ASUS Regional Director Southeast Asia.

ProArt hadir dengan prosesor mulai dari Intel Core i7 hingga Intel Xeon yang memang dirancang sebagai prosesor untuk workstation. Ditemani oleh GPU khusus dari NVIDIA yaitu seri Quadro yang dirancang sebagai chip grafis untuk menjalankan dan mengolah data pada software kelas industri yang banyak digunakan oleh para profesional.

Beberapa lini ProArt yang dihadirkan kali ini juga telah hadir dengan dukungan ECC memory, yaitu jenis memori yang biasa digunakan pada komputer server. Error Correction Code (ECC) memory merupakan jenis RAM yang memiliki kemampuan untuk mengoreksi error pada setiap data yang akan diproses oleh prosesor. Mari kita bahas satu per satu.

ASUS ProArt StudioBook One

ASUS ProArt StudioBook One (W590) merupakan laptop pertama dan satu-satunya di dunia yang hadir dengan GPU NVIDIA Quadro RTX 6000. Laptop Windows 10 Pro ini juga ditenagai oleh prosesor Intel Core i9-9980HK dan RAM 64GB yang powerful untuk berbagai tugas.

Inovasinya tidak hanya dari sisi hardware tetapi juga desain yang tetap tampil dengan bodi minimalis dan ringkas. ASUS menggunakan desain khusus yang berbeda dari laptop pada umumnya, di mana seluruh mesin kini diletakkan di belakang layar 15,6 inci.

Hal ini membuat seluruh komponennya lebih dapat terekspos oleh udara sekitar. Sementara mekanisme khusus membuat case pada layar dapat terbuka saat laptop ini digunakan dan menghadirkan ventilasi ekstra untuk sistem pendinginnya secara keseluruhan.

Laptop ini dirancang untuk melengkapi ekosistem komputasi profesional dan membawanya agar lebih mobile. Selain telah mengantongi sertifikasi ISV, laptop ini juga hadir dengan layar khusus untuk para profesional.

Sebuah layar beresolusi 4K UHD dengan Delta-E <1 dan color gamut hingga 100% untuk Adobe RGB. Layarnya telah dikalibrasi dan mengantongi sertifikasi PANTONE Validated yang juga sangat cocok untuk para profesional yang bekerja di industri animasi atau perfilman yang membutuhkan layar dengan tingkat reproduksi dan akurasi warna yang tinggi.

ProArt StudioBook One (W590) juga dilengkapi dengan tiga port USB Type-C Thunderbolt 3 agar dapat dihubungkan dengan berbagai perangkat eksternal. ASUS juga menyediakan dongle profesional khusus dalam paket penjualan sehingga pengguna ProArt StudioBook One (W590) tetap dapat menggunakan aksesori dan perangkat yang menggunakan port selain USB Type-C. Harga ASUS ProArt StudioBook One (W590) dibanderol dengan harga Rp176.000.000.

ASUS ProArt StudioBook Pro X dan Pro 17

ProArt StudioBook Pro X (W730) dan ProArt StudioBook Pro 17 (W700) hadir dengan layar lebih besar yaitu 17 inci. Kedua laptop ini menggunakan rasio layar 16:10 bukan 16:9, untuk memberikan ruang kerja yang lebih luas untuk para profesional dan membantu mereka untuk lebih produktif.

Laptop ini mengusung layar dengan color gamut hingga 97% untuk DCIP-3 dengan Delta-E < 1.5. Serta telah dikalibrasi dan mengantongi sertifikasi PANTONE Validated yang tidak hanya mampu menampilkan warna yang kaya tetapi juga akurat.

Kedua laptop ini ditenagai oleh prosesor hingga Intel Xeon dengan dukungan ECC memori yang dapat di-upgrade hingga 64GB. Prosesor workstation-grade tersebut juga ditemani dengan GPU hingga NVIDIA Quadro RTX 5000 yang hadir dengan VRAM GDDR6 16GB. Kombinasi keduanya memungkinkannya sangat cocok untuk mengerjakan berbagai tugas berat mulai dari animation rendering, software compiling dan hi-res video encoding.

Perbedaan antara ProArt StudioBook Pro X (W730) dan ProArt StudioBook Pro 17 (W700) terdapat di beberapa unsur desain dan touchpad. ProArt StudioBook Pro X (W730) hadir dengan ScreenPad 2.0 yang dapat difungsikan sebagai layar kedua dengan beragam fungsi tambahan. Sementara ProArt StudioBook Pro 17 (W700) tampil menggunakan NumberPad. Daftar harganya sebagai berikut:

  • ASUS ProArt StudioBook Pro X (W730) Rp88.000.000
  • ASUS ProArt StudioBook Pro 17 (W700) Rp55.000.000 (Xeon E-2276M / Quadro RTX 3000 / 32GB RAM / 1TB SSD)
  • Rp48.400.000 (Xeon E-2276M / Quadro T2000 / 32GB RAM / 1TB SSD)
  • Rp42.900.000 (Xeon E-2276M / Quadro T1000 / 32GB RAM / 512GB SSD)
  • Rp37.400.000 (i7-9750H / Quadro T2000 / 16GB RAM / 512GB SSD)
  • Rp35.200.000 (i7-9750H / Quadro T1000 / 16GB RAM / 512GB SSD)

ASUS ProArt StudioBook 15 dan Pro 15

ProArt StudioBook Pro 15 (W500) dan ProArt StudioBook 15 (H500) merupakan laptop dengan layar 15,6 inci untuk para profesional industri yang paling portabel. Serta, telah mengantongi sertifikasi ISV sehingga kompatibel dengan berbagai software profesional.

Hadir dengan layar beresolusi 4K UHD yang memiliki color gamut 100% Adobe RGB serta Delta-E < 1.5. Spesifikasi layar tersebut sangat cocok untuk para profesional yang sering bekerja secara mobile.

Kedua laptop ini ditenagai oleh prosesor Intel Core i7 dan GPU hingga NVIDIA Quadro RTX 5000 Max-Q. Dengan konfigurasi hardware tersebut, keduanya tetap dapat diandalkan sebagai laptop untuk menjalankan tugas berat meski tampil dengan bodi yang sangat ringkas.

Selain itu, dilengkapi pula dengan sistem pendingin khusus yang membuatnya tetap dapat bekerja secara senyap. Sistem pendinginnya terdiri dari dua kipas khusus, 6 heatpipe, dan heatsink yang dilengkapi teknologi Anti-Dust Cooling. ASUS ProArt StudioBook Pro 15 (W500) dibanderol dengan harga Rp71.489.000. Sementara, ASUS ProArt StudioBook 15 (H500) dijual Rp33.000.000.

ASUS ProArt Station D940MX

ASUSPRO_D904MX_Product-photo_2B_Black_03

ProArt Station D940MX merupakan PC desktop profesional dengan bentuk yang sangat minimalis. Meski begitu tetap mengusung hardware kelas profesional yang powerful mulai dari prosesor hingga Intel Core i9 dan kartu grafis hingga NVIDIA Quadro RTX 4000.

Semua itu hadir dalam sebuah case dengan desain elegan yang memiliki volume hanya 8 liter atau 40% lebih kecil dari rata-rata casing PC desktop tower. ASUS merancang case ProArt Station D940MX secara khusus menggunakan desain multi-zone. Desain ini memungkinkan panas yang dihasilkan oleh prosesor dan kartu grafis tidak bercampur di dalam casing.

Ia hadir degan motherboard khusus yang dirancang untuk menopang komponen di kedua sisinya. Motherboard tersebut juga dapat menampung hingga empat slot SO-DIMM dan satu socket CPU Intel. Dengan demikian opsi upgrade selalu tersedia di ProArt Station D940MX.

Pengguna ProArt Station D940MX juga dapat mengganti kartu grafisnya dengan mudah. ASUS telah menyediakan ruang khusus untuk kartu grafis sehingga pengguna ProArt Station D940MX dapat menggantinya dengan mudah. Berkat desain yang sangat fleksibel tersebut, ProArt Station D940MX dapat di-upgrade sesuai dengan kebutuhan penggunanya secara mudah. Harga ASUS ProArt Station D940MX sebagai berikut:

  • Rp48.999.000 (i9-9900 / Quadro RTX 4000 / 16GB RAM / 1TB SSD)
  • Rp39.899.000 (i9-9900 / GeForce RTX 2060 / 16GB RAM / 1TB HDD)
  • Rp37.099.000 (i9-9900 / Quadro P1000 / 16GB RAM / 1TB HDD)
  • Rp34.299.000 (i7-9700 / Geforce RTX 2060 / 8GB RAM / 256GB SSD + 1TB HDD)
  • Rp30.799.000 (i7-9700 / Quadro P1000 / 8GB RAM / 1TB HDD)

Seluruh jajaran produk ASUS ProArt telah tersedia dan bisa didapatkan melalui tiga e-commerce yaitu Bhinneka, BliBli, dan Tokopedia. Dapatkan juga berbagai promosi dan hadiah menarik untuk setiap pembelian produk ProArt dengan detail berikut ini:

  • Bhinneka: Discount up to Rp1.000.000 + Free Creative Pen Tablet
  • BliBli: Discount up to Rp1.000.000 + Free Creative Pen Tablet & ASUS ZenScreen
  • Tokopedia: Free 1TB External HDD + Creative Pen Tablet

 

Zhiyun Umumkan Gimbal Crane 2S, Lebih Cepat dan Presisi

Penggunaan gimbal sangat membantu dalam produksi video, baik bagi filmmaker, videografer, maupun video content creator. Harga perangkat gimbal makin terjangkau dan juga semakin mudah digunakan, Zhiyun salah satu nama yang tak diragukan lagi kualitasnya.

Baru-baru ini Zhiyun telah mengumumkan handheld gimbal terbarunya, Crane 2S. Bila dibandingkan dengan pendahulunya (Crane 2), Crane 2S membawa banyak peningkatan termasuk motor gimbal yang lebih kuat dan kapasitas beban lebih banyak. Alhasil, Crane 2S dapat menangani setup kamera video lengkap dengan rig-nya seperti Black Magic BMPCC 6K, Panasonic S1H, Sony A9, Nikon D850, dan Canon EOS 1DX Mark II.

Untuk memberikan kinerja gimbal yang lebih cepat dan mulus, versi terbaru Algoritma Instune pada Crane 2S telah ditingkatkan. Zhiyun juga melengkapi Crane 2S dengan sistem FlexMount baru yang menyederhanakan proses setup sekaligus memastikan bahwa perlengkapan yang digunakan aman.

Sistem FlexMount ini menggabungkan mekanisme keamanan ganda dan memiliki kunci pengaman yang dapat disesuaikan oleh penggunanya. Bila ingin merekam video secara vertikal untuk kebutuhan media sosial, Crane 2S dilengkapi dengan quick release mount vertikal dan kenop pengamanan tambahan.

BMPCC-2x

Fitur lain dari desain gimbal termasuk mekanisme penguncian sumbu yang turut ditingkatkan, disebut Axis Locking Mechanism 2.0 yang juga memberi kemudahan dalam penyimpanan. Untuk menjaga agar bodi Crane 2S tetap ringan tapi kuat, pengangannya kini terbuat dari carbon fiber.

Terdapat enam mode gimbal pada Crane 2S, mencakup Pan Following, Locking, Following, Full-Range POV, Vortex, dan Go mode. Zhiyun juga menyertakan sejumlah fitur untuk membantu pembuatan video panorama, timelapse, motionlapse, dan long exposure timelapse. Crane 2S mendukung kontrol fokus digital dan manual melalui roda fokus bawaan pada gimbal itu sendiri, kecepatan dan presisinya juga telah ditingkatkan. Daftar lengkap kamera dan lensa yang kompatibel dapat dilihat di tautan ini.

Selain itu Crane 2S memiliki layar OLED 0,96 inci baru yang menampilkan pengaturan penting dan navigasi menu yang sederhana. Bila ingin menggunakan layar yang lebih besar, Crane 2S menyertakan slot khusus untuk memasang image transmitter. Juga ada Zhiyun TransMount Image Transmission System yang memungkinkan memasang monitor untuk live monitoring dan penggunaan berbagai aksesori seperti quick setup kits, monopod, servo zoom, focus motor, dan lainnya. Crane 2S menggunakan 3 baterai Li-ion (2600 mAh) yang dapat dilepas dan menyuguhkan waktu pengoperasion hingga 12 jam. Harganya untuk paket standar dibanderol US$599 atau sekitar Rp8,8 juta.

Sumber: DPreview

[Bahas Smartphone] Samsung Galaxy A71 Edisi Baru, Haze Crush Silver

Samsung Galaxy A51 dan Galaxy A71 yang diluncurkan pada awal tahun 2020, kini hadir dengan warna baru Haze Crush Silver. Sebelumnya adik dan kakak Galaxy A series tersebut telah tersedia dalam tiga warna pastel yaitu Prism Crush Blue, Prism Crush Black, dan Prism Crush White (Galaxy A51) atau Prism Crush Silver (Galaxy A71).

Selain tampil lebih kece, varian anyar ini juga hadir dengan sejumlah fitur premium baru seperti Single Take dan peningkatan Mode Pro di sektor kameranya. Serta, ada fitur Quick Share yang membuat aktivitas berbagi file makin mudah dan juga Music Share.

Samsung-Galaxy-A71-2

Sebelumnya saya sudah pernah review Samsung Galaxy A71 berwarna Prism Crush Black dan meja pengujian tim DailySocial kembali kedatangan Galaxy A71, kali ini dengan warna barunya Haze Crush Silver. Desain pola ritmis di punggungnya sama, bedanya permukaannya tidak mengkilap melainkan matte sehingga lebih sedikit memantulkan cahaya.

Untuk spesifikasinya tidak ada perubahan, Galaxy A71 mengusung Infinity-O display 6,7 inci dengan panel Super AMOLED Plus beresolusi FHD+ dalam rasio 20:9. Dapur pacunya mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 730 dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 128GB, lengkap dengan slot microSD. Baterainya tergolong besar dengan kapasitas 4.500 mAh dan mendukung fast charging 25W.

Fitur Baru Galaxy A71

Samsung-Galaxy-A71-3

Fitur anyar yang paling disorot ialah Single Take yang sebelumnya tersedia secara ekslusif di smartphone flagship Galaxy S20 series. Di mana dalam sekali tekan dapat mengambil foto dan video secara bersamaan, sangat membantu untuk mengabadikan momen secara lebih lengkap.

Sebab kita bisa menghasilkan beragam variasi video mulai dari versi original, boomerang, dan fast forward. Fitur ini melibatkan teknologi Artificial Inteligence (AI) yang akan memilih satu foto dengan angle dan kualitas yang paling baik dan satu foto dalam mode hitam putih.

Cara menggunakan fitur Single Take sebagai berikut:

  • Masuk ke aplikasi kamera Galaxy A71, geser ke kanan dan temukan menu Single Take, kemudiakan arahkan kamera ke objek yang akan difoto.
  • Cukup tekan tombol sekali dan proses pengambilan gambar akan berjalan, dalam waktu 3 sampai 10 detik, tergantung kondisi pencahayaan dan objeknya.
  • Selama proses pengambilan Single Take berlangsung, kita bisa berpindah posisi bila ingin mengambil gambar dari angle yang berbeda.
  • Setelah selesai, seluruh foto dan video akan dijadikan satu rangkaian ketika dilihat di aplikasi Gallery. Kita bisa mengunggah foto dan video tersebut langsung ke media sosial seperti Instagram.

Samsung-Galaxy-A71-7

Dengan menggunakan fitur Single Take, kita akan mendapatkan beragam jenis konten dengan format foto dan video untuk dibagikan ke sosial media. Dengan sekali jeptret, konten foto bisa masuk ke feed Instagram, video versi boomerang ataupun fast forward yang bisa pengguna jadikan konten untuk Stories.

Samsung-Galaxy-A71-4

Selain itu, pengaturan kamera Galaxy A71 pada Mode Pro sekarang lebih lengkap. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan pengambilan foto dari kamera utama yang menggunakan sensor ISOCELL Bright GW1 beresolusi tinggi 64MP f1.8.

Lewat Mode Pro ini kita dapat melakukan penyesuaian mulai dari ISO, shutter speed, fokus manual, white balance, dan exposure compensation. Juga yang menarik adanya semacam profil, di mana kita bisa mengatur temperature, tint, contrast, saturation, highlight, dan shadow. Sayang, masih belum tersedia penyimpanan foto dalam format Raw.

Samsung-Galaxy-A71-5

Adapun kamera keduanya 12MP f/2.2 dengan lensa ultra wide 12mm yang memberikan bidang pandang seluas 123 derajat. Kemudian 5MP dengan aperture f/2.2 sebagai depth sensor yang manfaatnya bisa langsung dirasakan pada mode foto live focus dan juga 5MP f/2.4 dengan lensa macro.

Untuk memberikan kenyamanan bagi para pengguna khususnya di era new normal, Samsung juga membawa fitur Quick Share Mode. Cukup aktifkan mode ini maka berbagi file antar sesama perangkat Samsung akan semakin mudah. Hadirnya Music Share bisa membuat pengguna tetap bisa seru seruan bersama teman tanpa harus berdekatan.

Lalu, Samsung Daily juga turut dihadirkan agar pengguna dapat lebih mudah mendapatkan update mulai dari tren fashion hingga mengenai video yang sedang viral di YouTube. Untuk sisi keamanan, Galaxy A71 dilengkapi dengan Samsung Knox yang merupakan program keamanan data pribadi dari Samsung untuk menjaga berbagai jenis data pengguna baik berupa file, foto, maupun video. Semua fitur baru yang disebutkan di atas juga bisa dinikmati oleh pengguna Galaxy A71 lewat update firmware.

Samsung-Galaxy-A71-6

Satu lagi, guna mendukung kemajuan para gamer dan juga eSports di Indonesia, Samsung juga mengumumkan kehadirannya di turnamen eSports Piala Kemenpora Esports 2020 yang dilaksanakan mulai 17 Agustus sampai 13 Oktober 2020. Samsung juga akan memberikan 5 unit Galaxy A71 bagi para pemenang turnamen untuk digunakan sebagai daily driver mereka berlatih.

Dengan layar Super AMOLED Plus 6,7 inci FHD+, Galaxy A71 akan menjadi partner yang cocok bagi para mobile gamer untuk semakin meningkatkan kemampuannya. Chipset Snapdragon 730G dengan konfigurasi memori 8GB/128GB serta AI Gaming booster akan membuat pengalaman bermain game semakin smooth dan minim lag. Samsung juga akan memberikan pelatihan kepada para pemenang bersama para pro player selama 3 bulan.

[Review] Sony ZV-1, Kamera Compact Spesialis Video

Kalau kamu lagi mencari perangkat yang praktis buat bikin konten video, kamera terbaru Sony ZV-1 patut dipertimbangkan. Ia adalah kamera compact dengan sensor 1 inci sama seperti RX100 series, tetapi telah dioptimalkan untuk pengambilan video.

Beberapa modifikasi penting antara lain layar vari-angle yang sangat berguna untuk nge-vlog, pengambilan video vertikal, dan memudahkan mengambil footage low-angle atau high-angle. Kualitas mikrofon internal-nya di atas rata-rata dengan directional 3-capsule microphone dan dapat menangkap suara yang datang dari depan kamera dengan cukup baik.

Dalam paket penjualannya turut disertakan dead cat yang menempel melalui hot shoe, berguna untuk meredam suara tidak jelas akibat semburan angin. Bagian terbaiknya, Sony tetap menyediakan port mikrofon 3,5mm dan hot shoe. Mikrofon bawaannya memang cukup dapat diandalkan di kondisi darurat, tapi untuk mendapatkan kualitas audio yang lebih proper sebaiknya menggunakan mikrofon eksternal.

Meski dibekali fitur video yang berlimpah, sebagai kamera compact dengan bodi mungil, Sony ZV-1 tentu punya batas kemampuan. Lalu, cocoknya buat siapa? Berikut review Sony ZV-1 selengkapnya.

Fitur-fitur Video

review-sony-zv-1-2
Desain Sony ZV-1 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Selain layar vari-angle dan mikrofon internal yang mengesankan. Sony ZV-1 juga dibekali sistem autofocus yang kencang dengan Real-time Eye AF dan Real-time Tracking, serta sejumlah fitur video baru seperti Background Defocus dan Product Showcase.

Background Defocus bukan rekayasa software, hanya mempercepat proses untuk mendapatkan foto maupun video dengan background bokeh secara otomatis. Singkatnya kita tidak perlu repot-repot mengatur aperture secara manual dan kemudian mengimbanginya dengan shutter speed dan ISO.

Walaupun aperture-nya besar F1.8-2.8, namun karena sensor Sony ZV-1 relatif kecil yaitu 1 inci. Maka jangan berharap mendapatkan hasil bokeh yang dramatis seperti yang dihasilkan sensor APS-C apalagi full frame.

Beralih Product Showcase, fitur ini akan memastikan produk yang kita tampilkan ke depan kamera mendapatkan fokus. Mungkin terdengar sepele, tapi pasti berguna bagi para tech reviewer gadget misalnya.

Saat fitur Product Showcase dinyalakan, kamera akan menonaktifkan Face Priority di pengaturan fokus. Sehingga objek yang lebih dekat dengan kamera akan terfokus meski wajah kita berada di dalam frame. Karena sistem autofocus Sony ZV-1 memang cepat, perpindahan fokusnya terasa halus.

Selain itu, mode video Intelligent Auto memungkinkan kita membuat konten video tanpa perlu memikirkan aspek teknis seperti mengatur shutter speed, aparture, ISO, white balance, dan lainnya. Layaknya menggunakan kamera smartphone, kita cukup tekan tombol recording.

Posisi Sony ZV-1

review-sony-zv-1-3

Barangkali masih ada yang bingung, di mana posisi Sony ZV-1 sebenarnya? Menurut saya, Sony ZV-1 mengisi celah antara smartphone dan kamera mirrorless, juga merupakan alternatif dari action camera.

Kualitas rekaman video dari kamera smartphone memang sudah lumayan bagus, tetapi kurang dapat diandalkan di kondisi minim cahaya. Jelas bahwa smartphone bukan perangkat yang optimal untuk produksi video rutin.

Saya pikir untuk urusan video, kamera mirrorless pilihan yang lebih tepat. Namun karena ukuran kamera mirrorless relatif cukup besar, beberapa orang merasa kurang nyaman dalam menggunakannya.

Sementara, kalau dibanding action camera, kamera compact tentu lebih fungsional. Sony mengatakan bahwa ZV-1 dirancang untuk pengambilan video kasual durasi pendek atau panjang, momen sehari-hari dan membagikannya ke media sosial atau membuat konten video YouTube. Hasil rekamannya bisa dengan mudah ditransfer ke smartphone dan diedit menggunakan aplikasi Imaging Edge Mobile. Hasil foto Sony ZV-1 sebagai berikut:

Kamera ini memang ditujukan untuk para content creator dan kalian bisa menggunakan Sony ZV-1 sebagai satu-satunya kamera, tetapi saya merekomendasikan sebagai kamera sekunder. Untuk YouTuber bisa menggunakan ZV-1 untuk solusi multi-camera dan memudahkan bikin video di tempat umum. Juga merupakan alat yang powerful bagi influencer dan selebgram, untuk menciptakan konten lebih baik dari yang dihasilkan smartphone.

Lalu, apa bedanya dengan RX100 series? Kamera ini dirancang untuk mereka yang berpengalaman di bidang fotografi. Sony menjejalkan teknologi canggih pada kamera mirrorless mereka ke dalam bodi point-and-shoot.

Sony ZV-1 ini dibanderol Rp9.999.000 dan fakta yang menarik adalah kamera mirrorless Sony A6100 dengan lensa kit dan ultra-compact camera Sony RX0 II juga dijual dengan harga yang sama. Ketiga kamera tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan dasar pembuatan video dengan cara yang berbeda tergantung kebutuhan.

Modifikasi RX100 Series

review-sony-zv-1-4
Lensa Sony ZV-1 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Untuk mendeskripsikan Sony ZV-1, kita harus membandingkannya dengan RX100 series. Ia mengemas sensor CMOS bertipe stacked 1 inci beresolusi 20MP, dilengkapi chip DRAM, dan prosesor BIONZ X generasi terbaru dengan LSI front-end.

Sony ZV-1 mengemas lensa zoom setara 24-70mm F1.8-2.8 ZEISS Vario-Sonnar T* seperti yang terdapat pada RX100 V (A), lengkap dengan ND filter untuk menekan shutter speed saat syuting di luar ruangan. Sayangnya bukan lensa 24-200mm F2.8–4.5 ZEISS Vario-Sonnar T* seperti yang ditemukan pada RX100 VII.

Pada focal length 24mm kita bisa menggunakan aperture f1.8, bila menggunakan fitur electronic stabilization SteadyShot standar, dan menggunakan tripod mini, bidang pandangnya masih lumayan luas. Pundak masih terlihat sedikit dan masih ada ruang untuk menampilkan background.

Masalah muncul bila menggunakan SteadyShot active, karena crop-nya mencapai 25 persen. Bidang pandangnya menjadi lebih sempit dan frame dipenuhi wajah, tidak banyak ruang kosong yang tersisa. Solusinya kita dapat menggunakan tripod mini yang bisa dipanjangkan, Sony juga menjual shooting grip yang cocok untuk ZV-1 yaitu GP-VPT1 yang dijual seharga Rp1.599.000.

Menurut Sony, SteadyShot active 11x lebih baik daripada stabilisasi standar, kinerja lumayan untuk mengkompensasi goyangan saat nge-vlog. Kalau ingin gerakan yang mulus, tetap harus investasi gimbal dan sudah ada gimbal yang ukurannya kecil seperti Zhiyun Tech Crane M2.

Bagaimana dengan desainnya? Sony merancang ulang desain dan tombol fisik kontrolnya. Mulai dari layar vari-angle, mengorbankan pop-up EVF untuk hot shoe, dan pop-up flash diganti untuk mikrofon directional 3-capsule.

Masih dibagian atas, mode dial fisik untuk mode kamera diganti tombol biasa, bersama tombol perekam video, tombol shutter dengan tuas untuk zoom, tombol untuk Background Defocus, dan tombol on/off.

Cincin kontrol pada lensa juga dipangkas dan bagi penggemar tali kamera mungkin akan sedikit kecewa. Sebab ZV-1 hanya menyediakan pengait tali di sebelah kanan saja, tetapi bisa dimaklumi karena akan mengganggu layar saat diputar bila ada pengait tali di sebelah kiri.

Satu-satunya roda kontrol ada di bagian depan dan multi fungsi, baik untuk mengatur shutter speed, aperture, ISO, manual focus, dan navigasi menu. Seperti kebanyakan kamera Sony, layar sentuh 3 inci beresolusi 921.600 titiknya fungsinya terbatas untuk touch focus dan aspek rasionya 3:2 daripada rasio 16:9 yang digunakan untuk video.

Port mikrofon dan HDMI berada di sebelah kanan. Sayangnya untuk pengisian daya masih menggunakan port jenis lawas microUSB, jadi pastikan membawa kabel data microUSB saat bepergian. Kita tidak bisa menggunakan charger smartphone karena kebanyakan sudah pakai USB Type-C.

Sony ZV-1 menggunakan baterai tipe NP-BX1 yang sama seperti RX100 series. Kapasitasnya kecil, hanya menyediakan 260 jepretan atau 45 menit perekaman video. Biar tidak was-was kehabisan baterai tiap bepergian, sebaiknya membeli satu atau dua baterai. Kabar baiknya, batera tipe ini bisa dengan mudah ditemukan dan seharga cukup terjangkau sekitar Rp400 ribuan.

Shot on Sony ZV-1
Shot on Sony ZV-1
Shot on Sony ZV-1
Shot on Sony ZV-1

Kemampuan Video

review-sony-zv-1-11
Kemampuan video Sony ZV-1 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Sony ZV-1 dapat merekam video UHD 4K 24p/30p full pixel readout tanpa pixel binning pada format XAVC S, secara default durasi perekaman video 4K-nya dibatasi 5 menit. Untuk menghapus batasan tersebut, kita harus mengubah pengaturan ‘auto power off temp‘ dari standar menjadi high.

Sony mengklaim, ZV-1 dapat merekam video 4K lebih dari 30 menit dan mendukung SteadyShot active. Hal ini memang cukup menarik, tetapi bukan berarti bodi Sony ZV-1 tidak kepanasan karena bodinya kecil sebelum 30 menit sudah muncul peringatan overheat.

Sementara pada resolusi 1080p, Sony ZV-1 mendukung 24 fps, 30 fps, 60 fps, dan 120 fps. Fitur favorit saya ialah mode high frame rate yang diambil pada resolusi rendah dan di-upscale menjadi 1080p. Pada frame rate 240 fps hasilnya cukup bagus, tapi pada 480 fps dan 960 fps sudah mulai muncul noise.

Perekam videonya didukung picture profile seperti S-Log2, S-Log3, HLG, dan lainnya. Fitur yang cukup mewah yang memberikan fleksibilitas saat post-production, meskipun output videonya masih 8-bit.

Verdict

review-sony-zv-1-12
Sony ZV-1 | Photo by Lukman Azis / Dailysocial

Menurut saya, Sony ZV-1 merupakan perpanjangan tangan dari kamera smartphone. Batas kemampuan smartphone dalam mengambil video sangat jelas, begitu pula dengan Sony ZV-1. Sebagai kamera compact, kemampuannya tidak lebih luas dibanding kamera mirrorless.

Formula utamanya diambil dari RX100 series, kemudian dirancang ulang. Sony membuat beberapa perubahan penting, sebut saja layar vari-angle, mikrofon internal berkualitas, dan sebagainya, yang secara fundamental mengubah kamera foto menjadi kamera video berfitur komplet.

Saya juga ingin menekankan ukurannya, sangat ringkas tidak butuh banyak ruang untuk menyimpannya sehingga nyaman dibawa bepergian berdampingan dengan smartphone. Juga tentunya tidak terlalu mencolok saat digunakan di tempat umum.

Sparks

  • Layar vari-angle yang memudahkan membuat konten
  • Mikrofon internal cukup berkualitas
  • Tetap tersedia hot shoe dan port mikrofon
  • Sensor 1 inci dan sistem autofocus dengan face/eye tracking seperti RX100 series
  • Video 4K dan dibekali banyak fitur video

Slacks

  • Lensa 24mm tidak cukup lebar bila stabilisasi SteadyShot active digunakan 
  • Daya tahan baterai tidak lama
  • Masih menggunakan port micro USB

[Tips] Eksplorasi Kamera Fujifilm dengan Custom Setting

Daya tarik utama kamera Fujifilm adalah sensor X-Trans dan film simulation-nya. Kombinasinya sanggup menghasilkan foto yang sangat unik dengan nada warna yang ‘kuat’.

Bicara soal warna, itu relatif karena selera orang berbeda-beda alias cocok-cocokkan dan saya termasuk yang sangat menikmati suguhan warna Fujifilm. Namun kesukaan saya terhadap film simulation tidak terjadi secara instan, sebelumnya saya mengulas Fujifilm X-T30, X-A7, dan X-Pro3.

Saya belajar banyak hal saat review X-Pro3 dan akhirnya memutuskan meminang X100F di awal tahun 2020. Kenapa memilih X100F? Saya pikir kamera ini paling mendekati pengalaman seri X-Pro, saya butuh yang ringkas, dan tidak memikirkan gonta-ganti lensa. Saya dapat X100F second yang masih bergaransi, harganya sangat anjlok dari harga barunya.

Membuat Custom Setting

2e2e705b4dd306cdcca90f3b945fe279_PSX_20200129_182755

Awal tahun 2020 saya makin rajin street hunting bersama Fujifilm X100F dan mencoba berbagai mode film simulation-nya. Hasil foto format JPEG-nya luar biasa, tapi saya selalu menyimpan dalam JPEG dan Raw untuk jaga-jaga bila perlu diedit lebih serius.

Film simulation ini baru awal kesenangan, karena pada kamera Fujifilm kita bisa berbuat lebih jauh dengan membuat pengaturan khusus atau custom setting. Caranya klik tombol menu, pada image quality setting pilih opsi edit/save custom setting.

Pada Fujifilm X100F tersedia 7 slot custom setting yang bisa disesuaikan sesuai preferensi. Pengaturan ini akan berpengaruh pada foto JPEG saja, mulai dari dynamic range, film simulation, grain effect, white balance, highlight tone, shadow tone, color, sharpness, dan noise reduction. Resepnya sudah banyak bertebaran di internet dan favorit saya untuk street photography pengaturannya sebagai berikut:

  • Classic Chrome
  • Dynamic range DR200
  • Grain effect strong
  • White Balance R:2 B:-5
  • Highlight tone -2
  • Shadow tone +2
  • Color -2
  • Sharpness +1
  • Noise reduction -4

Classic Chrome merupakan salah satu film simulation paling populer dan banyak digunakan untuk street photography atau dokumentary guna memperoleh shadow yang lebih kontras dan warna vintage yang nostalgia. Untuk mempertahankan detail pada area shadow dan highlight saya menggunakan dynamic range DR200 yang mana ISO dasar yang dibutuhkan ialah 400. Hasil fotonya sebagai berikut.

Resep lain yang sedang saya coba ialah Acros + R dari Fujixweekly, selama pandemi dan memotret di sekitar lingkungan rumah. Dalam percobaan pengaturannya sudah saya sesuaikan lagi, khusus yang satu ini saya selalu menggunakan jendela bidik dan manual fokus.

Mengambil komposisi lewat layar dan autofocus membuat pemotretan terasa sangat cepat. Penggunaan jendela bidik dan manual fokus adalah cara saya agar bisa menikmati proses pengambilan karya foto, saya pikir kenapa harus selalu tergesa-gesa. Contohnya sebagai berikut:

  • Acros + R
  • Dynamic Range: DR200
  • Highlight: +4
  • Shadow: +3
  • B&W Toning: 0
  • Noise Reduction: -4
  • Sharpening: -4
  • Clarity: +5
  • Grain Effect: Strong, Large
  • Color Chrome Effect: Off
  • Color Chrome Effect Blue: Off
  • White Balance: 2750K, -5 Red & +9 Blue
  • ISO: Auto, hingga ISO 6400

Project berikutnya, saya sedang mencoba resep berikut. Dari Fujixweekly juga untuk mendatangkan film Kodak Ektar 100. Untuk mendapatkan foto dengan warna yang cerah, kontras tinggi, dan grain yang halus.

  • Astia
  • Dynamic Range: DR-Auto
  • Highlight: +1
  • Shadow: +3
  • Color: +4
  • Noise Reduction: -3
  • Sharpening: +1
  • Grain Effect: Off
  • White Balance: Auto, +3 Red & -2 Blue
  • ISO: Auto up to ISO 6400
  • Exposure Compensation: 0 to +1/3

Masih banyak lagi resep custom setting yang ingin saya coba, biasanya saya akan fokus mencoba satu per satu sampai mendapatkan cukup banyak stok sambil otak-atik lagi pengaturannya. Tujuan resep ini ialah untuk mendapatkan foto JPEG yang mengesankan, hanya butuh sedikit sentuhan editing kecil tapi sebaiknya tetap menyimpan format Raw juga.

OPPO Gelar Penjualan Perdana Reno4 di Central Park Mall Jakarta

Setelah melalui rangkaian teaser, OPPO akhirnya resmi merilis Reno4 pada tanggal 6 Agustus bersama dengan OPPO Watch. Perangkat tersebut dibanderol Rp4.999.000 dan program pre-order dibuka sejak tanggal 6 sampai 14 Agustus 2020.

Selanjutnya OPPO akan menggelar acara bertajuk ‘OPPO Reno4 1st Sale‘ di Tribeca Park, Central Park Mall, Jakarta, pada tanggal 15-16 Agustus 2020. Khusus di acara ini, konsumen berkesempatan mendapatkan penawaran khusus.

Pembeli OPPO Reno4 akan mendapatkan extra cashback hingga Rp300.000 menggunakan kartu kredit BCA. Juga bisa tukar tambah dengan buyback value hingga Rp500.000, dan spesial package hasil kolaborasi desainer ternama Rinaldy Yunardi.

Rangkaian Acara OPPO Reno4

ed41fb71605252878223cae8a33233d7_oppo-reno4-01

OPPO pertama kali memamerkan desain Reno4 kepada awak media pada 20 Juli. Di mana dibanding pendahulunya, bodi Reno4 lebih ramping dengan ketebalan 7,7mm dan bobot 165 gram. Sekedar pembanding, Reno3 punya tebal 7,9mm dan bobot 170 gram.

Untuk warnanya, Reno4 hadir dalam dua balutan warna. Ada Galactic Blue dengan motif gradasi yang terinspirasi pancaran berlian dan punya tekstur matte. Serta, Space Black yang dapat memantulkan kilauan-kilauan kecil saat terkena biasan cahaya dengan monogram logo OPPO di area bawah.

Kemudian pada 23 Juli, OPPO mengungkap fitur-fitur kamera baru yang dimiliki Reno4. Seperti AI Color Portrait Mode, AI Monochrome Video, Night Flare Portrait, 960fps Smart Slow Motion, dan Ultra Steady Video 3.0.

Setelah itu pada 29 Juli, OPPO berbagi informasi terkait perangkat keras dan perangkat lunak, serta fitur-fitur unggulan dari Reno4 secara keseluruhan. Chipset yang digunakan ialah Qualcomm Snapdragon 720G yang mengemas AI Engine terbaru generasi ke-5.

Sementara, untuk sistem operasinya menjalankan ColorOS 7.2 berbasis Android 10 dengan fitur baru Super Power Saving Mode. Juga yang baru ialah adanya AON Smart Sensor untuk fitur Smart Spying Prevention dan Smart AirControl.

e29bea52ff37189b3f6f336eae95e171_oppo-watch-02

Lalu, OPPO mendemonstrasikan kembali kemampuan fotografi dan videografi Reno4 langsung dari content creator langsung dari Daniel Schiffer dan Mango Street. Jelang peluncuran, OPPO mengungkap spesifikasi Reno4 dan juga detail soal OPPO Watch.

Beberapa fitur andalan OPPO Watch mencakup AI Outfit-Matching yang akan meracikkan watch face sesuai dengan gaya busana penggunanya, dukungan VOOC flash charging, dan kemampuan tracking yang komplet. OPPO Watch dibanderol seharga Rp4.499.000 untuk varian 46mm, sedangkan varian 41 mm seharga Rp 3.499.000.

Disclosure: Artikel ini adalah advertorial yang didukung oleh OPPO.

Smartphone Android Dual-Screen Microsoft Surface Duo Dirilis 10 September

Microsoft telah membuka pre-order untuk Surface Duo di AS dan rencananya akan dirilis pada tanggal 10 September mendatang. Smartphone Android 10 dengan keunikan dual-screen ini dibanderol US$1.399 atau sekitar Rp20,8 jutaan untuk varian penyimpanan 128GB dan US$1.499 atau Rp22,4 juta untuk versi 256GB.

Ya, keistimewaan Surface Duo terletak pada fitur Dual PixelSense Fusion Display 8,1 inci. Di mana terdiri dari dua panel AMOLED 5,6 inci beresolusi 1800×1350 dalam aspek rasio 4:3 yang masing-masing dapat menjalankan aplikasi secara terpisah. Artinya, aktivitas multitasking bakal berjalan lebih optimal dan perangkat ini memang dirancang untuk produktivitas.

Microsoft-Duo-5

Semua aplikasi Android dapat berjalan di Surface Duo tanpa modifikasi, tetapi pengembang dapat mengoptimalkan tata letak aplikasi untuk benar-benar memanfaatkan dua layar. Microsoft sendiri telah mengoptimalkan aplikasi buatannya seperti Office suite dan OneDrive.

Untuk kameranya, Microsoft menggunakan adaptive camera beresolusi 11MP f/2.0. Hanya ada satu kamera yang berfungsi ganda sebagai kamera depan dan belakang.

Berapa fitur kameranya antara lain auto mode untuk low-light, HDR multi-frame photo capture, dan dynamic range scene detection. Serta, super zoom hingga 7x dan portrait mode dengan depth control. Sementara, perekam videonya mendukung 1080p hingga 4K pada 30 fps dan 60 fps.

Dapur pacu Surface Duo mengandalkan chipset Qualcomm Snapdragon 855 berpadu RAM 6GB. Soal kebutuhan daya, Microsoft juga menggunakan dua baterai dengan total kapasitas 3577 mAh. Microsoft menjanjikan ‘all day battery life, memutar video lokal bisa bertahan hingga 15,5 jam, waktu siaga hingga 10 hari, dan waktu bicara hingga 27 jam.

Sumber: TheVerge

Infinix Smart 5 Diumumkan, Smartphone Android Go Edition dengan Baterai 5.000 mAh

Infinix telah mengumumkan smartphone entry-level terbarunya, disebut Infinix Smart 5. Perangkat ini menjalankan Android 10 (Go Edition), versi sistem operasi Android yang dirancang untuk smartphone terjangkau.

Untuk desainnya, bagian depan mengemas layar IPS 6,6 inci beresolusi HD+ dan punya notch di pucuk layar guna menampung kamera depan 8MP. Beralih ke belakang, tampil cukup kekinian dengan efek khusus dalam balutan warna biru, hitam, dan hijau.

Infinix Smart

Terdapat tiga unit kamera belakang yang dibingkai persegi panjang dan sensor fingerprint konvensional. Kamera utamanya 13MP yang dipasangkan dengan dua sensor QVGA, dan LED flash.

Dapur pacunya mengandalkan prosesor octa-core yang berjalan pada 1.8GHz, tidak diungkap jenis chipset yang digunakan. Bersama RAM 2GB atau 3GB dan opsi penyimpanan 32GB atau 64GB yang bisa ditambah lewat penggunaan microSD.

Infinix Smart 12

Kapasitas baterainya cukup besar, 5.000 mAh dan mendukung pengisian daya 10W lewat micro USB. Rencananya Infinix Smart 5 akan meluncur ke India dan Nigeria, tanggal ketersediaan dan harganya belum diungkap.

Sumber: GSMArena