Segmen Startup yang Menjadi Tren dan Berpotensi Dikembangkan

Sejak tahun 2008, inkubator startup ternama Y Combinator telah menerima ribuan startup yang mendaftarkan ide dan produk yang ditawarkan. Bermitra dengan Priceonomics, Y Combinator merilis tren, minat, dan hal-hal lainnya yang dirangkum dari ribuan ide serta produk yang didaftarkan oleh peserta yang ingin mendapatkan pendanaan dari Y Combinator.

Dari data tersebut, mencuat beberapa tren yang mulai bergeser dan prediksi teknologi yang akan semakin diminati 5 tahun ke depan.

Startup dan perusahaan teknologi yang menjadi inspirasi

Ada beberapa pertanyaan yang kerap ditanyakan oleh pihak Y Combinator ketika melakukan proses penyaringan kepada para pendaftar. Dari jawaban tersebut kemudian terkumpul startup yang yang menjadi inspirasi dan perusahaan teknologi mana yang kemudian menjadi kompetitor langsung.

Dari data yang dikumpulkan, sebagian besar produk yang ditawarkan mencoba untuk bersaing dengan perusahaan teknologi seperti Facebook, Google hingga Twitter dan Microsoft. Namun menjelang tahun 2014 data yang dikumpulkan menyebutkan Twitter dan Microsoft tidak lagi menjadi acuan kompetitor untuk perusahaan teknologi.

Menyinggung soal startup apa yang menjadi kompetitor sekaligus menjadi inspirasi dibuatnya sebuah produk, jawaban terbanyak yang dikumpulkan adalah mulai dari Airbnb, Uber hingga Instagram. Hal ini menunjukkan dengan makin menarik dan diminatinya layanan tersebut, memunculkan ide-ide baru untuk kemudian membuat produk yang serupa.

Hal lain yang menjadi catatan oleh tim Y Combinator adalah memasuki tahun 2010 sudah banyak produk yang mengedepankan aplikasi mobile dan secara perlahan mulai meninggalkan situs sebagai media utama. Diperkirakan sepanjang tahun 2016 dan beberapa tahun ke depan, akan makin banyak produk startup yang mengembangkan aplikasi terlebih dahulu dibandingkan situs.

Hal tersebut tentunya meningkatkan popularitas dan penggunaan perangkat pintar lainnya secara langsung. Y Combinator mencatat kebanyakan startup yang mendaftar memilih untuk mengembangkan teknologi untuk perangkat pintar seperti smartwatch dan wearable.

Platform lain yang saat ini tengah menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan adalah messaging platform. Tercatat aplikasi seperti Slack, Whatsapp, dan WeChat mengalami jumlah kenaikan dan menjadi produk yang menginspirasi kebanyakan startup baru.

Slack merupakan startup yang menjadi pusat perhatian sepanjang tahun 2016 ini, dengan peningkatan yang dialami oleh perusahaan sebanyak 850%. Hal ini juga yang kemudian menginspirasi lebih banyak startup untuk membuat produk serupa.

Bangkitnya SaaS dan tenggelamnya ads

Perubahan yang ada dalam kebiasaan konsumen mengakses iklan juga kemudian menjadi salah satu peluang yang dikembangkan oleh pendaftar di Y Combinator.

Jika dulunya layanan yang mengedepankan advertising atau iklan menjadi favorit, kini platform Software-as-a-Service (Saas) semakin banyak dikembangkan. Tercatat kenaikannya mencapai 400% sejak tahun 2008, sementara advertising mengalami penurunan sebanyak 60%.

Hal menarik lainnya yang juga dicatat oleh Y Combinator adalah peningkatan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kebanyakan produk yang ditawarkan kepada Y Combinator menerapkan AI untuk semua aplikasinya, sementara Y Combinator mencatat justru teknologi Machine Learning yang saat ini baru mulai diaplikasikan di Indonesia mulai mengalami penurunan.

Y Combinator juga mendapatkan hasil yang cukup mengejutkan terkait dengan bangkitnya tren Virtual reality atau VR yang semakin menarik untuk dikembangkan. Hal tersebut ternyata juga disambut dengan baik oleh startup yang mendaftar diri kepada Y Combinator.

Go-Pay Hadirkan Pilihan Pembayaran Tiket Bioskop CGV Blitz

Hari ini aplikasi Go-Jek melakukan pembaruan di fitur pembayaran Go-Pay dan pembelian tiket Go-Tix. Dalam deskripsi pembaruan yang saat ini sudah tersedia di platform Android dan iOS disebutkan untuk setiap pembelian tiket bioskop CGV Blitz melalui Go-Tix bisa melakukan pembayaran melalui Go-Pay.

Pembaruan terkini Go-Pay

Fitur Go-Pay sendiri sejak dilakukan pembaruan pada bulan April silam merupakan pembaruan dari Go-Jek kredit. Dengan melakukan proses top-up melalui tiga bank ternama di Indonesia yang sudah menjalin kemitraan dengan Go-Jek yaitu BRI, Bank Mandiri dan BCA, semua pengguna yang ingin menggunakan fitur Go-Ride, Go-Car, Go-Food, Go-Tix, Go-Mart, Go-Box, dan Go-Send bisa memotong pembayaran melalui Go-Pay.

Dengan bergabungnya CGV Blitz dalam sistem pembayaran Go-Pay tentunya menjadikan Go-Pay digital wallet paling mudah, cepat dan gampang di akses melalui smartphone. Kemudahan yang dihadirkan oleh Go-Pay juga membuat sistem pembayaran menjadi ringkas tanpa perlu menyiapkan uang tunai saat proses pembayaran.

Mengedepankan metode cashless

Penggunaan cashless sendiri sudah menjadi suatu hal yang biasa di Amerika Serikat yang telah terbiasa menggunakan kartu kredit untuk setiap transaksi pembayaran. Di Indonesia penggunaan kartu kredit terbilang rendah jumlahnya, dengan hadirnya fitur seperti Go-Pay tentunya bisa mengedukasi masyarakat Indonesia untuk mulai menerapkan pembayaran cashless.

Meskipun pada awalnya pembaruan Go-Pay dimaksudkan untuk memberikan pilihan dan mempermudah pembayaran saat memanfaatkan semua fitur yang ada di aplikasi Go-Jek, namun saat ini Go-Pay telah berhasil menarik lebih banyak pengguna loyal Go-Jek untuk melakukan pembayaran melalui Go-Pay.

Kemudahan saat melakukan top-up pun sudah terbukti, terutama bagi pengguna yang sudah terbiasa memanfaatkan Internet Banking. Hanya dalam satu genggaman proses top-up dari bank hingga pembayaran menggunakan Go-Pay bisa dilakukan dengan cepat dan aman.

Go-Pay tentunya memiliki potensi menjadi dompet digital favorit di aplikasi Go-Jek, setelah kemitraan yang telah dilakukan dengan CGV Blitz, kita tunggu saja kemitraan lainnya yang akan dilancarkan oleh Go-Jek.

Application Information Will Show Up Here

Menentukan Skalabilitas Startup

Saat ini mungkin Anda sedang merencanakan untuk melancarkan skalabilitas bisnis startup, dengan alasan yang beragam dan tentunya untuk kemajuan dari startup itu sendiri. Skalabilitas menjadi langkah yang idealnya wajib dilakukan oleh sebuah startup untuk bisa mendapatkan profit dan valuasi yang besar jumlahnya, namun demikian menurut artikel yang ditulis di blog pribadi Jon Westenberg, tidak semua startup harus memaksakan proses skalabilitas untuk startup mereka.

Ketika beberapa startup atau perusahaan teknologi lainnya telah berhasil melalui skalabilitas dengan cara tertentu, belum tentu proses tersebut ideal dan sesuai untuk bisnis Anda. Masih banyak proses dan aspek lain yang bisa dicermati untuk kemajuan dari startup Anda, seperti yang diungkapkan oleh Jon Westenberg,

“Memang benar saat ini kebanyakan dari venture capital enggan untuk berinvestasi kepada startup yang tidak memiliki ruang untuk proses skalabilitas, namun asumsi ini masih diperdebatkan kebenarannya, semua pilihan kembali lagi kepada Anda pemilik startup untuk menentukan pilihan yang tepat.”

Sebelum Anda memutuskan untuk mendirikan sebuah startup coba perhatikan 3 poin penting berikut:

1.Apakah startup akan menghasilkan uang?
2.Apakah startup yang didirikan bisa memberikan Anda kebanggaan?
3.Apakah Anda menikmati bekerja di startup?

Kesimpulan dari 3 poin di atas adalah, sejauh mana bisnis yang Anda jalankan bisa menghasilkan, seberapa besar aset yang Anda miliki bisa memberikan rasa bangga dan prestise untuk Anda sebagai seorang Founder dan tentunya Anda harus menikmati semua proses, pekerjaan serta rencana yang akan diwujudkan di startup milik Anda.

Bisnis yang tepat adalah bisnis yang ingin Anda ciptakan

Saat ini kebanyakan pemilik startup beranggapan untuk bisa mengembangkan startup proses skalabilitas harus bisa dilancarkan. Untuk bisa mewujudkan rencana tersebut berbagai cara pun dilakukan, mulai dari mempekerjakan tim dalam jumlah yang besar hingga membangun kantor yang dilengkapi dengan fasilitas  beragam dan teknologi paling canggih.

Namun demikian jika saat ini Anda masih belum bisa mewujudkan semua hal tersebut, fokuslah kepada growth, pendapatan dan ketahanan dari bisnis yang Anda miliki. Skalabilitas tidak melulu menjadi target utama Anda untuk mengembangkan bisnis.

“Membangun bisnis yang benar adalah bukan yang diinginkan oleh semua orang namun yang Anda (Founder) inginkan, bisnis yang bisa Anda lihat perkembangannya dalam waktu 10 hingga 15 tahun kedepan, bisnis yang Anda impikan dan memiliki masa depan dan potensi yang cerah dalam jangka panjang.”

IndonesiaX Hadirkan Materi Kursus Online HarvardX

Setelah menghadirkan deretan pengajar profesional dan didukung oleh universitas serta lembaga pendidikan ternama di Indonesia, IndonesiaX sebuah platform edukasi belajar gratis secara online kembali menghadirkan pilihan baru untuk masyarakat Indonesia, yaitu kursus online dengan materi yang berjudul “Contract law: From trust to promise to contract” merupakan materi yang dibuat oleh Professor Charles Fried dari Harvard Law School.

Selama ini Professor Charles Fried dikenal sebagai pengajar yang mampu memberikan materi pelajaran dengan cara bercerita sehingga lebih mudah dimengerti oleh murid. Dengan format video dalam bahasa inggris serta terjemahan bahasa Indonesia, nantinya semua pengguna situs IndonesiaX dapat langsung mengikuti materi pengajaran.

“Kursus online gratis ini sengaja diciptakan oleh IndonesiaX untuk memberikan kesempatan dan kemudahan kepada masyarakat Indonesia yang ingin mendapatkan pendidikan dengan kualitas terbaik dari universitas dan perusahaan lokal hingga mancanegara,” kata CEO dan Presiden Direktur IndonesiaX Lucyanna Pandjaitan kepada JakartaPost.

Fitur lengkap dengan beragam konten lokal

Deretan pengajar lokal dan asing di IndonesiaX

Berdiri sejak tahun 2015, IndonesiaX menerapkan platform OPEN edX, merupakan platform pendidikan massive online open course (MOOC) yang dikembangkan oleh Massachusetts Institute of Technology dan Universitas Harvard di tahun 2012. Dengan mengedepankan konten lokal dan sistem pengajaran yang mudah dan interaktif saat ini IndonesiaX mengklaim telah memiliki 60 ribu peserta, dengan 10 kursus online yang tersedia.

Jika pada umumnya kurus online yang tersedia kebanyakan hanya menyediakan bahasa inggris saja, di IndonesiaX dengan learning management system (LMS) secara khusus dihadirkan pilihan bahasa hingga terjemahan dengan bahasa Indonesia.

Saat ini IndonesiaX telah bermitra dengan Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, PT Bursa Efek Indonesia, Rumah Perubahan dan PT Net Mediatama Televisi. Bertujuan untuk terus menambah kemitraan dengan universitas dan lembaga pendidikan di tanah air, saat ini IndonesiaX juga telah bermitra dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember serta Universitas Airlangga.

Dengan memanfaatkan teknologi, tayangan video dengan kualitas terbaik dan materi yang bisa diunduh secara gratis, IndonesiaX diharapkan bisa menjadi alternatif pengajaran dengan metode terbuka secara online. Dilengkapi dengan fitur interaktif langsung, memudahkan siswa untuk berbincang dengan siswa lain hingga pengajar.

Sisi Buruk Menjadi Seorang Entrepreneur

Dari permukaan, mungkin memiliki startup dan menjadi seorang entrepreneur nampak sangat menyenangkan, menguntungkan, dan bergengsi. Terlebih jika melihat bagaimana Founder, CEO, dan jajaran manajemen startup lainnya sering menghiasi pemberitaan. Juga kerap dibahas di berbagai media ketika produk yang dibuat menjadi aplikasi favorit banyak orang dan pendapatan mulai mengalir menjadi pundi-pundi perusahaan.

Namun tahukah Anda begitu banyak pengorbanan dan kerugian yang kerap ditemui oleh seorang entrepreneur setiap harinya. Belum lagi dengan kemungkinan startup bisa mengalami kegagalan, kehabisan biaya operasional, berhentinya co-founder secara tiba-tiba, keterlambatan peluncuran produk, dan investor yang memutuskan tidak memberikan dana lanjutan.

Artikel berikut ini akan mengupas sisi lain yang cukup suram di dunia startup. Dibutuhkan keinginan yang besar serta mindset yang benar untuk bisa menjadi seorang entrepreneur, seperti ditulis Pardeep Goyal.

Frustasi

Ketika semua ide, produk, dan proses tidak berjalan dengan sempurna sesuai rencana, rasa frustasi akan menghantui Anda dan bisa mempengaruhi kebijakan dan keputusan yang kemudian akan diambil.

Siapkan diri Anda untuk bisa menghadapi rasa frustasi setiap saat. Yang perlu diingat adalah rasa frustasi memang tidak bisa dihindari, tetapi paling tidak Anda bisa belajar dari semua kesalahan yang ada.

Kurang percaya diri

Menjadi entrepreneur artinya Anda harus bisa mengambil keputusan untuk keberhasilan usaha Anda sendiri. Seorang entrepreneur bisa jadi memiliki sifat kurang percaya diri terhadap semua keputusan yang harus diambil. Sebagai seorang entrepreneur, Anda tidak bisa secara terus menerus bertanya kepada orang lain atau mentor. Semua keputusan harus sepenuhnya Anda yang memutuskan.

Kebanggaan diri yang berkurang

Ketika kegagalan dalam menciptakan produk terjadi secara terus menerus, Anda pun kemudian mulai mempertanyakan kemampuan Anda. Apakah Anda cukup memiliki kapabilitas yang tinggi sebagai seorang entrepreneur?

Secara perlahan Anda mulai meragukan semua keputusan, ide, dan inovasi yang dilancarkan. Untuk bisa terbebas dari rasa tersebut, dibutuhkan ketegaran dan ketahanan menghadapi semua kesulitan.

Kecanduan bekerja

Menjadi seorang entrepreneur artinya Anda memiliki perusahaan sendiri dan semua keberhasilan ditentukan sejauh mana Anda giat bekerja. Secara perlahan Anda pun mulai menjadi seorang workaholic dan kecanduan bekerja. Kebanyakan dari mereka kemudian mulai beralih kepada alkohol atau rokok untuk mengurangi stres yang kerap melanda.

Kesulitan tidur

Tanggung jawab yang besar membuat Anda kerap melewatkan waktu tidur demi menyelesaikan tenggat waktu, melayani pelanggan, dan meluncurkan produk. Akibatnya Anda pun akan kesulitan menyesuaikan waktu tidur yang benar dan terkadang bekerja di waktu yang tidak “biasa”. Hal ini sudah menjadi kebiasaan yang paling sering dialami oleh entrepreneur.

Hubungan keluarga terganggu

Tanpa disadari Anda pun akan mulai kehilangan waktu bersama dengan keluarga, teman, kekasih, dan orang tua karena begitu banyaknya pekerjaan yang harus Anda selesaikan. Ketika Anda memiliki waktu yang cukup bersama keluarga, sebagian besar topik pembicaraan hanya seputar urusan pekerjaan, kesulitan mendapatkan dana, proses pencarian karyawan yang rumit, atau masalah lainnya.

Kebiasaan makan yang salah

Kesibukan yang menyita waktu Anda terkadang membuat Anda melewatkan waktu istirahat hingga makan. Hal yang paling sering dialami entrepreneur muda yang masing lajang dan belum berkeluarga adalah tidak terlalu memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Mereka memilih untuk melupakan atau sekedar memakan makanan yang mudah dan cepat dikonsumsi.

Srikandev Dukung Pemberdayaan Pengembang Perempuan Indonesia

Usia terbilang masih belia, belum genap satu tahun, namun Srikandev memiliki visi dan misi yang positif untuk mendukung perkembangan karier developer perempuan Indonesia. Didirikan oleh Lidya Novianti dan Retno Ika Safitri, Srikandev bertujuan untuk mempertemukan developer perempuan baru dengan para profesional yang sudah cukup lama terjun dalam dunia teknologi.

“Dalam wadah Srikandev kita harapkan para developer perempuan yang hingga kini masih malu-malu dan enggan bergabung dengan kami, bisa bergabung dan berbagi pengalaman serta informasi dengan developer perempuan lainnya,” kata Co-Founder Srikandev Retno Ika Safitri.

Di acara meetup pertama yang dilangsungkan di Jakarta Digital Valley Kamis (28/04), Srikandev mengundang dua orang perempuan Indonesia yang sudah lama berkecimpung di dunia teknologi dan bergabung dengan startup ternama di tanah air, yaitu Product & Technology Tokopedia Devy Pranowo dan VP User Experience & Product Design Go-Jek Monika Halim. Tema yang diambil cukup menarik, yaitu “Build a Great Product and Experiences That People Love.”

“Tema yang dipilih serta pembicara yang kami undang untuk meetup Srikandev pertama diharapkan bisa menginspirasi dan bisa memberikan sebuah impact serta kolaborasi antara developer perempuan,” kata Retno.

Produk telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

Dalam presentasinya Monika Halim yang selama ini telah malang melintang bekerja di startup, agensi dan lainnya menyebutkan, ada beberapa hal menarik yang menjadikan sebuah produk dicintai oleh konsumen. Desain yang baik belum tentu menjadi alasan utama produk tersebut diminati, namun sisi humanis lain yang bersifat personal dan tentunya membantu.

“Apa yang GO-FOOD tawarkan selama ini tentunya menjadi relevan kepada konsumen yang setiap hari semakin dihadapkan dengan kemecatan, tuntutan pekerjaan, terutama bagi ibu-ibu muda yang memiliki pekerjaan namun juga harus memperhatikan keluarga, kemudahan yang ditawarkan oleh GO-FOOD merupakan bukti nyata produk yang dibutuhkan akan menjadi yang paling dinimati,” kata Monika.

Selain itu Monika juga menambahkan dengan semakin majunya teknologi membuat sebagian besar konsumen menuntut kecepatan serta relevansi. Jika kedua layanan tersebut bisa dihadirkan oleh sebuah produk akan secara alami konsumen pun akan menjadi loyal dan enggan untuk berpaling kepada produk lain.

“Yang perlu diingat ketika membuat sebuah produk adalah untuk mengedepankan the best user experience. Kemudian yang paling penting adalah produk yang bisa membuat kehidupan seseorang berubah menjadi lebih baik,” kata Monika.

Di kesempatan yang sama, Devy Pranowo dari Tokopedia menyambut baik kegiatan meetup yang diadakan oleh Srikandev.

“Dari pengalaman saya dulu studi di AS saya melihat komunitas seperti Srikandev cukup membantu para developer perempuan untuk belajar dan tentunya berbagi pengalaman untuk menjadi seorang developer yang baik dan tentunya handal,” kata Devy.

Terkait dengan membuat produk yang dicintai, sebelum membuat sebuah produk yang pada akhirnya disukai oleh konsumen adalah, menentukan terkebih dahulu mindset yang tepat dan tentunya sesuai, sebelum akhirnya produk dikembangkan.

Yang tidak kalah penting adalah bagaimana memanfaatkan feedback baik atau buruk terhadap produk menjadi sebuah sumber yang kemudian bisa diperbaiki oleh tim untuk menghasilkan produk yang baik. Kolaborasi merupakan kunci utama keberhasilan sebuah produk yang dibuat.

Terdaftar di Bursa OTC Amerika Serikat, KinerjaPay Kejar Penggalangan Dana dan Pengembangan Teknologi

Platform e-commerce KinerjaPay mengumumkan KinerjaPay Corp, entitas perusahaan yang berdomisili di Amerika Serikat, telah terdaftar dalam bursa efek OTC dengan kode KPAY. Meski bukan bursa utama di Amerika Serikat, yang diwakili oleh Dow Jones dan NASDAQ, terdaftarnya KinerjaPay Corp di pasar OTC membuat mereka berani mengklaim menjadi satu-satunya perusahaan e-commerce Indonesia yang telah masuk ke bursa saham di Amerika Serikat.

“Bagi kami dengan masuknya KinerjaPay Corp (KPAY) ke bursa OTC merupakan impian kami sejak awal berdiri. Dengan demikian nama KinerjaPay semakin dikenal secara global,” kata Chairman KinerjaPay Edwin Witarsa.

Edwin Witarsa sendiri saat ini tidak lagi menjabat CEO KinerjaPay dan mulai fokus mengembangkan KinerjaPay Corp di Amerika Serikat. Selanjutnya posisi CEO dipegang oleh Deny Rahardjo.

Dipilihnya bursa OTC untuk KinerjaPay adalah kemudahan dan tidak terlalu ketatnya regulasi dan persyaratan yang diberlakukan. Dalam waktu dua bulan setelah mengikuti semua persyaratan yang ada, KinerjaPay Corp pun sudah bisa terdaftar.

Jika pembaca sudah menonton film The Wolf of Wall Street, saham-saham di bursa OTC dilambangkan dengan saham-saham berharga murah, bahkan sangat murah, dengan risiko yang tinggi.

Tentu saja KinerjaPay tak puas dengan hanya terdaftar di bursa OTC. Setidaknya mereka berharap nama KinerjaPay bisa lebih dikenal di pasar Amerika Serikat untuk menunjang langkah bisnis berikutnya.

“Kami menyadari saat ini hampir semua pasar yang diinginkan oleh [layanan] e-commerce adalah NASDAQ. Selanjutnya kami pun akan berencana melakukan upgrade dalam jangka 3 hingga 5 tahun ke depan melihat perkembangan bisnis dari KinerjaPay,” kata Edwin.

Dengan terdaftarnya KinerjaPay Corp di bursa efek Amerika Serikat, menurut Edwin, langkah selanjutnya adalah melakukan penggalangan dana dan melakukan ekspansi.

“Setelah masuk dalam bursa strategi selanjutnya yang akan kami lancarkan adalah melakukan fundraising dengan semua VC di Amerika Serikat untuk pendanaan ekspansi dan pengembangan teknologi KinerjaPay,” kata Edwin.

Target tahun 2018 dan rencana mengedepankan mobile first

Acara temu media KinerjaPay hari ini

Saat ini KinerjaPay mulai mengadopsi skema mobile first untuk semua pengguna KinerjaPay. Mereka mendorong konsumen, yang sebelumnya mengakses melalui desktop, untuk mulai menggunakan aplikasi. KinerjaPay saat ini sudah tersedia di platform Android.

Di sisi pengembangan, salah satu fitur unik yang tengah dikembangkan dan diharapkan bisa menjadi signature features Kinerjapay adalah open market. Dengan layanan ini semua supplier yang membutuhkan barang tertentu, bisa memanfaatkan layanan ini dan menginformasikan kepada semua anggota KinerjaPay. Dengan demikian semua orang, tanpa harus terdaftar di KinerjaPay Store, bisa melakukan proses jual beli secara langsung.

“Dengan fitur open market diharapkan bisa mempermudah pengguna yang sedang membutuhkan barang secara langsung dan dapat berinteraksi dengan semua anggota dari Kinerjapay,” kata CEO KinerjaPay Deny Rahardjo.

KinerjaPay mengklaim saat ini telah memiliki pengguna aktif berjumlah sekitar 36 ribu orang, telah melakukan transaksi sebanyak 170 ribu, memiliki 15 ribu produk, dan 1600 merchant hingga bulan April 2016.

Layanan ini mencatat produk yang populer diperjualbelikan adalah pulsa dan electronic voucher (makanan, hotel, travel). KinerjaPay juga berusaha membantu ribuan UKM melalui program kerja GO ONLINE untuk bisa menjangkau lebih banyak pelanggan dengan menjual produk secara online di KinerjaPay.

“Kegiatan ini kami adakan sebagai bagian dari strategi offline-to-online dengan mengajak lebih banyak UKM memanfaatkan platform KinerjaPay dan sistem pembayaran KinerjaPay untuk mengembangkan usahanya,” kata Deny.

Semakin cerahnya pasar e-commerce di Indonesia merupakan salah satu alasan KinerjaPay memfokuskan diri menggarap pasar Indonesia. Target dari KinerjaPay hingga tahun 2018 di antaranya adalah mendapatkan jumlah pengguna hingga 1 juta orang dan melakukan 10 ribu transaksi setiap harinya.

“Dengan semakin tumbuhnya segmen kelas menengah dan naiknya tingkat pemahaman belanja elektronik, hal ini menjadi motivasi kami untuk terus mendorong berkembangnya pasar e-commerce di Indonesia,” kata Deny.

Application Information Will Show Up Here

Optimalkan Kegiatan Online-to-Offline, Berrybenka Kembali Gelar Pop Up Store

Masih rendahnya penetrasi internet di Indonesia menjadi kendala tersendiri untuk marketplace fashion untuk memperluas pasar. Untuk mengakali celah tersebut, kegiatan offline pun kerap digelar oleh startup dan e-commerce sebagai bagian dari kegiatan promosi dan online-to-offline (O2O). Hal senada juga dilakukan Berrybenka dengan menggelar pop up store keduanya di Serpong, Tangerang.

“Lambatnya penetrasi internet dan smartphone di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia membutuhkan edukasi lebih dari para pelaku industri digital untuk mengedukasi publik terhadap kebiasaan belanja online yang mudah, aman dan terpercaya,”kata CEO PT Berrybenka Jason Lamuda.

Karena alasan itu, Berrybenka secara rutin menggelar acara Pop Up Store, untuk menjawab permasalahan yang ada serta sebagai bagian dari strategi yaitu membesarkan private label dan menerapkan strategi omni channel dengan menghadirkan pengalaman berbelanja online-to-offline (O2O). Strategi ini dilakukan untuk meyakinkan konsumen terhadap kualitas produk serta keamanan bertransaksi di Berrybenka

Setelah menggelar pop up store perdana di Medan awal tahun lalu, kali ini pop up store Berrybenka hadir dan bertempat di Jabodetabek, tepatnya di daerah Serpong. Produk yang dijual kali ini adalah produk milik Berrybenka sendiri.

Kehadiran pop up store juga dimanfaatkan Berrybenka untuk memberikan layanan lebih luas, di antaranya adalah Cash on Delivery (COD) in-store dan Online Purchase Return.

Kedua fitur ini diharapkan bisa bermanfaat untuk konsumen baru Berrybenka yang ingin menukarkan produk yang sudah dibeli langsung ke pop up store Berrybenka di Jakarta dan membeli produk secara online, tetapi dibayar dan diambil langsung di pop up store.

“Sebagai perusahaan fashion e-commerce, kami ingin memberi kesempatan kepada para konsumen kami untuk dapat melihat, merasakan dan mencoba langsung produk-produk yang selama ini hanya dapat dilihat di web store sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian. User experience ini penting, khususnya untuk menjaring konsumen baru,” kata Managing Director PT Berrybenka Danu Wicaksana.

Pop Up Store Berrybenka akan berlangsung selama 3 bulan, mulai dari 22 April hingga 21 Juli 2016 di Summarecon Mal Serpong, Tangerang.

Application Information Will Show Up Here

Bank Mandiri Tahun Ini Alokasikan 132 Miliar Rupiah untuk Pengembangan Big Data

Untuk pemanfaatan teknologi big data yang lebih luas, Bank Mandiri tahun ini telah mengalokasikan dana sebesar $10 juta. Budget ini selanjutnya akan dimanfaatkan untuk membantu proses pendataan nasabah, menganalisis data pelanggan, melihat kebiasaan belanja dan transaksi rutin lainnya. Dengan pemanfaatan big data, cara lama yang hanya mengandalkan slip gaji untuk pemberian kredit kepada nasabah akan ditinggalkan dan sepenuhnya memanfaatkan teknologi untuk menganalisis data nasabah.

“Saat ini big data sudah merubah gaya menjalankan bisnis termasuk di sektor keuangan. Nantinya big data diharapkan dapat membantu dalam hal pemberian pinjaman dan menganalisis sejauh mana resiko dari semua nasabah,” kata Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo, seperti dikutip dari Nikkei.

Selain untuk analisis data kredit, Bank Mandiri juga memanfaatkan teknologi big data untuk optimasi promosi produk. Selama ini Bank Mandiri telah bermitra dengan sejumlah layanan e-commerce yang ada di Indonesia terkait dengan pembayaran pelanggan. Dengan semakin besarnya minat masyarakat Indonesia untuk berbelanja online, diharapkan Bank Mandiri bisa menarik lebih banyak data pelanggan mitra e-commerce yang ada.

Masih enggan memberikan pinjaman dana kepada startup

Di kesempatan terpisah, Kartika menyebutkan masih tidak jelasnya pendapatan yang di startup merupakan alasan utama mengapa pihak bank enggan untuk memberikan pinjaman, meskipun saat ini startup makin menjamur di Indonesia.

“Kita lihat bisnis startup itu kadang-kadang udah jalan tapi sales-nya belum jelas, kadang-kadang sales-nya udah ada tapi pendapatannya belum jelas. Jadi penyaluran kredit bank bukan usulan yang tepat,” ujar Kartika kepada Kompas.

Kartika juga menambahkan pihak yang paling tepat untuk memberikan pendanaan kepada startup adalah venture capital, karena selama ini venture capital bukan melihat dari sisi pendapatan namun lebih kepada potensi bisnis startup. Bank Mandiri sendiri telah membentuk Mandiri Capital dengan total dana kelolaan 500 miliar Rupiah untuk berinvestasi di startup fintech.

Saat ini sebagian besar pendanaan yang didapatkan oleh startup Indonesia pada umumnya memang berasal dari venture capital, lokal hingga asing.

Menanggapi hal tersebut, anggota tim penasihat Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) Mahendra Siregar, yang juga mantan Wakil Menteri Perdagangan dan Wakil Menteri Keuangan, mengungkapkan idealnya pemerintah bisa memberikan solusi dan memberikan alternatif lain terkait dengan pendanaan kepada startup dan tidak sepenuhnya hanya mengandalkan venture capital.

Rayakan Ulang Tahun Pertama, Travelio Tambah Pilihan Akomodasi

Menginjak usia satu tahun situs pemesanan akomodasi hotel Travelio melakukan diversifikasi terhadap jenis akomodasi yang dikelola dan menambah fitur-fitur baru di situs dan aplikasi mobile. Jika selama ini akomodasi yang ditawarkan terbatas hotel, selanjutnya Travelio akan menawarkan apartemen, villa, guest house, homestay dan kost. Konsep harga yang bisa ditawar kini menjadi focal point layanan yang memiliki 13 ribu properti di basisdatanya.

“Untuk ke depannya Travelio tidak hanya ingin menawarkan promosi dan harga murah saja namun juga ingin memberikan value dan pilihan lebih kepada konsumen,” kata CEO Travelio Hendry Rusli saat acara perayaan HUT Travelio, Rabu (27/04), di Jakarta.

Terkait fitur harga hotel yang bisa ditawar (bidding) yang selama ini menjadi fitur favorit dan terbukti cukup diminati oleh konsumen, akan menjadi fitur utama yang nantinya akan diterapkan kepada seluruh akomodasi di Travelio.

“Hampir 90% pemesanan yang berhasil di Travelio berasal dari fitur bisa ditawar saat memesan hotel. Karena alasan itulah kami berniat untuk mengembangkan dengan serius fitur yang awalnya ‘gimmick’ menjadi fitur utama,” kata Hendry.

Saat ini Travelio disebutkan telah memiliki jumlah pengguna terdaftar sekitar 30 ribu. Layanan ini mengklaim memperoleh sekitar 150 ribu pengunjung per bulan di situs dengan 13 ribu properti mitra yang tersebar di 14 negara di Asia Pasifik. Travelio juga masih mendapat dukungan penuh dari PT Surya Semesta Internusa Tbk.

“Dalam waktu dekat ini kami juga akan mendapatkan kucuran dana segar dari investor baru yaitu venture capital dari luar negeri, namun saat ini kami belum bisa menginformasikan kapan dan berapa besar jumlah pendanaan tersebut,” kata Hendry.

Bermitra dengan komunitas blogger, influencer dan traveler

Perayaan HUT pertama Travelio

Untuk memperluas jumlah pengguna dan menambah pemesanan akomodasi, Travelio juga akan bermitra dengan komunitas blogger, influencer, dan traveler yang secara aktif menggunakan media sosial, dengan demikian promosi dalam skala yang lebih besar dan diharapkan di seluruh Indonesia akan bisa lebih efektif.

“Kemitraan ini merupakan salah satu rencana kami yang akan kami lakukan menginjak usia yang ke-2. Harapannya adalah Travelio bisa mendapatkan pengguna yang loyal dan tidak selalu mencari harga yang murah serta promosi saja,” kata Hendry.

Tidak ingin bersaing dengan kompetitor lainnya, Travelio mencoba untuk menghadirkan pilihan baru, unik, mudah dengan memberikan value untuk semua konsumen.

“Kami harapkan perayaan HUT Travelio yang pertama ini bisa memicu lebih banyak pemesanan [dan] jumlah pengguna hingga 800%,” tuntas Hendry.

Application Information Will Show Up Here