Game Shenmue III Dikonfirmasi Meluncur Tahun Ini

Shenmue ialah seri permainan action-adventure open world arahan Yu Suzuki. Konten game yang begitu kaya membuatnya diakui sebagai salah satu permainan terpenting sepanjang masa, dipuji karena mempionirkan sejumlah fitur gaming esensial: banyaknya pilihan, tingginya level detail, serta luasnya dunia game – yang selanjutnya diadopsi oleh franchise semisal GTA dan Yakuza.

Namun meski menerima banyak penghargaan, penjualan game kedua Shenmue ternyata mengecewakan. Akibatnya, masa depan dari franchise ini jadi terkatung-katung selama lebih dari satu dekade. Baru 14 tahun setelahnya, Yu Suzuki serta studio Ys Net mengabarkan untuk mengembangkan penerusnya. Dana dikumpulkan lewat Kickstarter, dan saat kampanye crowdfunding berakhir, Senmue III berhasil mengumpulkan uang lebih dari US$ 6 juta.

Awalnya, Ys Net berencana buat merilis Shenmue III di bulan Desember 2017. Namun di bulan Juni tahun lalu, Suzuki memutuskan untuk menunda peluncurannya ke paruh kedua tahun 2018 karena dengan pemanfaatan engine Unreal 4, timnya menemukan banyak aspek yang bisa diperluas. Lalu di bulan Agustus 2017, developer mengumumkan kolaborasi bersama Deep Silver demi membantu proses publikasi permainan ini.

Melihat kecilnya jumlah staf Ys Net, banyak orang berasumsi waktu tayang Shenmue III lagi-lagi akan diundur. Tetapi tidak menurut Cedric Biscay, yaitu founder dari Shibuya Productions. Tim pimpinannya merupakan salah satu satu studio yang membantu pengerjaan game. Dan lewat Twitter-nya, Biscay mengonfirmasi bahwa perilisan Shenmue III akan tetap dilangsungkan di tahun ini.

“Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru!” tulis Biscay di Twitter. “Semoga Anda mendapatkan segala yang terbaik di 2018. Tahun ini juga jadi semakin menarik dengan peluncuran Shenmue III di PS4 dan PC.”

Dengan informasi ini, setidaknya ada dua hal bisa dipastikan. Pertama, penggarapan Shenmue III tampaknya berjalan sesuai jadwal terlepas dari dugaan ‘pesimis’ sejumlah gamer. Lalu kedua, PC dan PlayStation 4 akan menjadi tempat pendaratan perdana Shenmue III. Selain itu, sang founder juga mengutarakan rencana buat mengungkap ‘banyak kejutan lain’. Biscay tidak bilang seperti apa kejutannya, tapi bayangkan hebohnya fans jika ternyata Shenmue pertama dan kedua di-remaster untuk platform game current-gen.

Shenmue III akan meneruskan petualangan Ryo Hazuki dalam perjalanannya dari Jepang ke China untuk menemukan pembunuh sang ayah. Game ketiga ini bermula di desa Bailu di Guilin, lalu akan membawa pemain mengunjungi Choubu (‘sebuah wilayah di samping sungai yang dipenuhi toko-toko, gerai suvenir, hotel dan kuil’ berdasarkan deskripsi di Kickstarter) serta Baisha.

Via VG247. Header: PlayStation.com.

CEO PUBG Corp Ingin Game Battle Royale-nya Jadi Franchise Hiburan di Beragam Media

Franchise Star Wars, The Lord of the Rings dan Harry Potter menjadi begitu populer karena mereka merangkul khalayak melalui medium hiburan berbeda: kalangan casual mengenalnya dari film, sedangkan para fans dapat mendalami jagatnya lewat beragam novel dan game. Menjangkau medium berbeda juga merupakan impian developer game battle royale terpopuler di Bumi.

Sejak bulan Desember kemarin, versi 1.0 PlayerUnknown’s Battlegrounds akhirnya dirilis di Steam dan Xbox One via Xbox Game Preview. Dalam perjalanannya selama sembilan bulan sebagai judul early access, PUBG telah menjadi game yang paling sering dimainkan di Steam (melewati total 20 miliar jam) serta menghimpun lebih dari 20 juta gamer. Namun ambisi PUBG Corporation tidak berhenti sampai di sana.

Berbicara pada InvenGlobal, Chang Han Kim selaku CEO PUBG Corp. menyampaikan keinginannya agar franchise PlayerUnknown’s Battlegrounds dapat muncul di medium hiburan lain. Director Brendan Greene memang pernah mengungkapkan rencana untuk mengarahkan PUBG jadi permainan eSport, tapi Han Kim juga berharap supaya franchise tersebut muncul sebagai film, serial drama, atau film kartun/animasi.

Hal ini bukan sekadar angan-angan semata. Kim mengakui bahwa timnya telah menerima beberapa kali ajakan kolaborasi dari Hollywood dan Netflix buat mengembangkan film adaptasi. Sayangnya, sang CEO belum memberi tahu apakah PUBG Corp. menyetujui permintaan itu atau tidak. Meski demikian, komentar Han Kim mengindikasikan terbukanya peluang itu. Menurutnya, PUBG Corp. ‘memiliki mimpi untuk membangun budaya berbasis game lewat sejumlah metode berbeda’.

Bukan cuma PUBG Corp. yang punya ambisi seperti ini. Di tahun 2016, Respawn Entertainment sempat mengutarakan rencana buat menggarap serial TV Titanfall. Namun sudah lama tak ada berita mengenainya, dan peluangnya jadi lebih kecil setelah developer  diakuisisi EA.

Sejak meluncur resmi di Steam, kabarnya pemasukan dari game PUBG terus bertambah. Awalnya, serbuan gamer sempat menyebabkan gangguan server, tetapi untuk sekarang developer telah berhasil mengatasi hampir seluruh kendalanya dan pemain mulai kembali memberikan respons positif. Aspek terakhir yang perlu ditangani PUBG Corporation adalah memoles peta padang pasir terbaru. Mereka tengah mengumpulkan masukan gamer buat memperbaiki kekurangannya.

Saat ini, tantangan terbesar bagi developer ialah menyaring opini berbeda dari para veteran yang berpartisipasi dalam test server dan gamer yang baru saja bergabung setelah perilisan resmi PlayerUnknown’s Battlegrounds di PC.

Sumber: InvenGlobal.

3 Proyek Inovatif Samsung C-Lab yang Akan Dipamerkan di CES 2018

Samsung C-Lab adalah program inkubator in-house yang dirintis oleh sang raksasa elektronik Korea Selatan itu demi mendorong terciptanya ide-ide serta beragam kesempatan bisnis baru. Program ini telah menghasilkan banyak solusi inovatif, dan hanya beberapa bulan lalu, C-Lab juga sukses melahirkan tidak kurang dari tujuh perusahaan spin-off.

Beberapa hari menjelang dimulainya CES 2018, divisi Creative Lab mengumumkan tiga proyek yang telah mereka siapkan demi memeriahkan pameran teknologi tahunan terbesar di dunia itu. Selain itu, Samsung juga punya agenda buat memamerkan produk-produk komersial anyar garapan startup-startup C-Lab – Linkflow, Kitten Planet, Lululap, Kidsoft, Mangoslab, Innomdle Lab, Analogue Plus.

“Sejak meluncur lima tahun lalu, program C-Lab kami memperoleh dorongan penuh dari Samsung, sangat membantu terciptanya budaya inovatif serta menyediakan wadah untuk menampung para staf yang bertalenta serta kreatif dalam mencari dan mengerjakan proyek-proyek baru,” tutur Jaiil Lee selaku vice president sekaligus Head of the Creative & Innovation Center di Samsung Electronics.”

Tiga proyek baru Samsung C-Lab meliputi:

 

Sound-Ray (S-Ray)

S-Ray ialah speaker portable directional personal. Speaker directional biasanya dirancang bukan untuk dipindah-pindahkan karena ukurannya tergolong besar, namun S-Ray mempunyai wujud yang kecil dan bobot ringan tanpa mengorbankan performa audio dan kualitas suara. Anda bisa menaruhnya di depan matras saat sedang ber-yoga, atau mencantumkannya di monitor buat menikmati musik dari komputer. Samsung meracik S-Ray sebagai alternatif earphone. Menurut mereka, penggunaan earphone secara terus-menerus berpotensi merusak telinga.

 

GoBreath

Merupakan solusi penyembuhan bagi mereka yang menderita kerusakan paru-paru atau komplikasi sistem pernapasan. Biasanya, pasien perlu melatih bernapas dalam, dibantu oleh inspirometer. Tapi kadang, metode ini cukup menyakitkan buat pasien yang baru menjalani operasi. Hal tersebut mendorong seorang dokter di Samsung Medical Center untuk menciptakan GoBreath. Memanfaatkan perangkat mobile dan app, GoBreath mengajarkan pasien sejumlah teknik dan panduan bernapas yang tepat. Selanjutnya, dokter dapat memantau proses penyembuhannya secara ekstensif.

 

Relúmĭno

Relúmĭno adalah kacamata pintar yang diperuntukkan bagi penderita masalah penglihatan. Disingkap pertama kali di MWC 2017, perangkat ini mengusung sejumlah teknologi berbeda sehingga pengguna bisa melihat lebih jelas, baik ketika beraktivitas sehari-hari ataupun saat membaca buku. Dalam pengoperasiannnya, Relúmĭno sepenuhnya menggunakan smartphone buat memproses gambar. Selanjutnya, objek atau teks akan dimunculkan di bagian display Relúmĭno.

Sumber: Samsung.

Keyboard Azio Retro Classic Manjakan Pengguna Dengan Desain Mewah dan Sensasi ala Mesin Ketik

Populer di kalangan gamer, ada aspek yang wajib dibubuhkan oleh produsen aksesori PC di keyboard mekanis kreasi mereka: desain harus nyaman, dibekali fitur-fitur gaming, lalu desainer juga perlu memastikannya tahan banting. Namun sudah pasti tak semua orang menyukai penampilan gaming. Bagaimana jika Anda membutuhkan periferal minimalis untuk bekerja?

Beberapa produsen memahami kebutuhan tersebut dan sudah mulai menyediakan papan ketik dengan desain yang simpel dan elegan. Dan dalam mengembangkan produk barunya, satu perusahaan asal City of Industry, Kalifornia mencoba menonjolkan elemen premium berbasis desain retro, kemudian memadukannya bersama sejumlah fitur modern. Hasil dari upaya itu adalah keyboard unik bernama Azio Retro Classic.

Azio Retro Classic 1

Disiapkan untuk jadi penerus MK Retro, Azio Retro Classic diklaim sebagai keyboard mekanis paling mewah. Desainnya terinspirasi dari mesin ketik tua, ditegaskan oleh pemakaian tombol bundar dengan backlight. Dibanding tipe standar, keycap jenis ini memiliki jarak antar-tombol yang lebih lapang, memastikan peluang salah ketik jadi lebih kecil. Di dalam, switch-nya dirancang agar dapat mensimulasikan sensasi mengetik di mesin ketik antik.

Azio Retro Classic 3

Azio Retro Classic mempunyai dimensi 455x147x40-milimeter dan bobot kurang lebih 1,6-kilogram. Para desainernya menempatkan tombol-tombol Azio di atas area berlapis kulit asli (atau kayu sebagai alternatifnya), dikelilingi oleh bingkai logam aluminium-zinc. Menurut tim Azio Corporation, kulit asli selalu diasosiaikan dengan tema eksklusif, digunakan di bermacam-macam produk high-end.

Azio Retro Classic 5

Logam aluminium-zinc sengaja dipilih karena anti-korosi. Bahan ini cukup tangguh, tapi penggunaan dalam waktu lama bisa meninggalkan bekas. Bukannya dihindari, aspek tersebut malah ingin ditonjolkan sang produsen. Menurut mereka, tanda-tanda penggunaan memberikan Azio Retro Classic personalisasi dan karakteristik.

Azio Retro Classic 4

Untuk menghadirkan sensasi clicky ala mesin ketik, Azio Corporation memanfaatkan switch mekanis Kailh Blue. Switch ini mempunyai resistensi sebesar 60g (lebih berat dibanding switch Cherry MX Red di 45g), jarak ke titik actuation sejauh 2-milimeter, dengan total key travel sepanjang 4-milimeter. Kabarnya, switch Kailh Blue memiliki daya tahan hingga 50 juta kali tekan.

Azio Retro Classic 6

Produsen menyediakan dua varian Azio Retro Classic, yakni model wireless dan wired. Mereka berdua dilengkapi tombol-tombol hotkey buat memudahkan Anda mengakses fungsi pengaturan multimedia hingga shortcut ke File Explorer, kalkulator dan browser. Tipe wireless sendiri menyimpan baterai 6.000mAh dan kompatibel ke macOS.

Azio bisa dipesan sekarang melalui situs crowdfunding  Indie Gogo seharga US$ 160 (USB) dan US$ 190 (Bluetooth).

Valve Singkap Daftar Game Steam Dengan Pemasukan Terbesar di 2017

Selain menyediakan Stats untuk menunjukkan jumlah pengguna Steam, Valve tidak pernah mengungkap angka penjualan di platform distribusi digital tersebut. Itu alasannya kehadiran tool-tool third party seperti Steam Database dan SteamSpy sangat membantu kita menganalisis data-data lebih rinci terkait Steam, dari mulai mencari skor user hingga diskon terbaik.

Namun ada kejutan dari Valve di awal tahun 2018. Di tengah-tengah momen Winter Sale ini, mereka mengumumkan informasi ‘The Best of 2017’. Isinya adalah daftar game dengan pemasukan terbesar, baik permainan-permainan baru, VR, serta judul-judul ‘lulusan’ program Steam Early Access terfavorit. Valve memang tidak mengungkapkan angkanya secara rinci, tetapi membagi list dalam kategori berbeda: Platinum, Gold, Silver dan Bronze – bergantung dari penjualannya. Penasaran? Ayo silakan disimak.

 

Game-game dengan pemasukan terbesar di 2017:

 

Platinum

  • Grand Theft Auto V
  • Warframe
  • Ark: Survival Evolved
  • The Witcher 3: Wild Hunt
  • Destiny: Original Sin II
  • Dota 2
  • H1Z1
  • Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • Counter-Strike: Global Offensive
  • Rocket League
  • Tom Clancy’s Rainbow Six Siege

 

Gold

  • Stellaris
  • Call of Duty: WWII
  • Fallout 4
  • Nier: Automata
  • Middle-earth: Shadow of War
  • Assassin’s Creed Origins
  • Dark Souls III
  • The Elder Scrolls Online: Tamriel Unlimited
  • Total War: Warhammer
  • Arma III
  • For Honor
  • Sid Meier’s Civilization VI

 

Silver

  • Cities: Skylines
  • Cuphead
  • XCOM 2
  • Rust
  • Conan Exiles
  • Planet Coaster
  • Dead by Daylight
  • Euro Truck Simulator 2
  • Team Fortress 2
  • Total War: Warhammer II
  • War Thunder
  • Resident Evil 7 Biohazard
  • Sniper Elite 4

 

Daftar lengkap level Bronze bisa Anda simak di tautan ini, saya tidak sertakan di sini karena jumlahnya sangat banyak.

 

Permainan-permainan dengan profit tertinggi di 2017 berdasarkan bulan:

 

Januari

  • Torment: Tides of Numenera
  • Conan Exiles
  • Resident Evil 7 Biohazard
  • Avorion
  • Pit People
  • Tales of Berseria
  • Detention
  • Urban Empire

 

Februari

  • Golf It
  • For Honor
  • Sniper Elite 4
  • Berserk and the Band of the Hawk
  • For The King
  • Night in the Woods
  • WWE 2K17
  • Hollow Knight
  • The Hunter: Call of the Wild
  • Northgard
  • Blackwake
  • The Wild Eight
  • Fairy Fencer F Advent Dark Force
  • Youtubers Life

 

Maret

  • Senran Kagura Estival Versus
  • Styx: Shards of Darkness
  • Train Sim World: CSX Heavy Haul
  • Deceit
  • Dead Rising 4
  • SimAirport
  • Day of Infamy
  • Tom Clancy’s Ghost Recon Wildlands
  • Nier: Automata
  • Ultimate Marvel vs. Capcom 3
  • Toukiden 2
  • Thimbleweed Park
  • Streets of Rogue

 

April

  • Planescape: Torment – Enhanced Edition
  • Bayonetta
  • Little Nightmares
  • Sniper Ghost Warrior 3
  • Yooka-Laylee
  • BlazBlue Centralfiction
  • Rick and Morty: Virtual Rick-ality
  • What Remains of Edith Finch
  • Ultimate Epic Battle Simulator
  • Forts
  • Expeditions: Viking
  • Domina
  • Halo Wars: Definitive Edition
  • Outlast 2
  • Warhammer 40,000: Dawn of War III
  • Dragon Quest Heroes III

 

Mei

  • Steel Division: Normandy 44
  • Superhot VR
  • Starpoint Gemini Warlords
  • Vanquish
  • The Surge
  • Dead Cells
  • Life is Feudal: Forest Village
  • Ravenfield
  • Nekopara Vol. 3
  • Everspace
  • Rising Storm 2: Vietnam
  • Prey
  • Friday the 13th: The Game
  • Star Trek: Bridge Crew
  • Oxygen Not Included

 

Juni

  • Tekken 7
  • Colony Survival
  • Dirt 4
  • Cold Waters
  • Passpartout: The Starving Artist

 

Juli

  • Ultimate General: Civil War
  • Foxhole
  • Kingdoms and Castles
  • Citadel: Forged with Fire
  • Dream Daddy: A Dad Dating Simulator
  • Pyre
  • Yonder: The Cloud Catcher Chronicles
  • Dark and Light
  • Next Day: Survival
  • Fate/EXTELLA

 

Agustus

  • West of Loathing
  • F1 2017
  • Agents of Mayhem
  • Robocraft
  • Sudden Strike 4
  • Absolver
  • Sonic Mania
  • The Escapist 2
  • Quake Champions
  • The Legend of Heroes: Trails of Cold Steel
  • Warhammer 40,000: Inquisitor – Martyr
  • LawBreakers
  • Hellblade: Senua’s Sacrifice
  • Slime Rancher

 

September

  • Killer Instict
  • Ruiner
  • Holdfast: Nations At War
  • Cuphead
  • Pro Evolution Soccer 2018
  • Tooth and Tail
  • Danganronpa V3: Killing Harmony
  • Project CARS 2
  • Dishonored: Death of the Outsider
  • The Guild 3
  • Total War: Warhammer II
  • Heat Signature
  • Marvel vs. Capcom: Infinite
  • NBA 2K18
  • Stick Fight: The Game

 

Oktober

  • Spintires: MudRunner
  • Wolfenstein II: The New Colossus
  • Elex
  • Middle-earth: Shadow of War
  • Sword Art Online: Hollow Realization Deluxe Edition
  • The Evil Within 2
  • Assassin’s Creed Origins
  • A Hat in Time
  • The Jackbox Party Pack 4
  • Life is Strange: Before the Storm
  • Battle Chasers: Nightwar
  • Dungeons 3
  • Bomber Crew
  • WWE 2K18
  • South Park: The Fractured But Whole

 

November

  • Injustice 2
  • Hand of Fate 2
  • Call of Duty: WWII
  • Dominions 5: Warriors of the Faith
  • World of Warships
  • Star Ocean: The Last Hope – 4K & Full HD Remaster
  • Nioh: Complete Edition
  • Football Manager 2018
  • Sonic Forces
  • .hack//G.U. Last Recode
  • World of Final Fantasy

 

Desember

  • Tokyo Xanadu eX+
  • Getting Over It with Bennett Foddy
  • Bridge Constructor Portal
  • Nekopara Ova
  • Ylands
  • Fallout 4 VR
  • Finding Paradise
  • PlayerUnknown’s Battlegrounds
  • Okami HD
  • L.A. Noire: The VR Case Files
  • SpellForce 3
  • OrbusVR
  • They Are Billions
  • Gang Beasts
  • Farmer’s Dynasty
  • Opus Magnum

Selanjutnya, daftar permainan virtual reality serta judul early access terfavorit di tahun lalu dapat Anda lihat lengkap via dua  tautan ini.

Competitive Play Season 8 Overwatch Dimulai, Blizzard Umumkan Sejumlah Perubahan

Blizzard memperkenalkan Competitive Play tak lama setelah Overwatch dirilis sebagai pondasi pengembangan permainan shooter team-based ini ke arah eSport. Setelah melewati sesi tes, Anda akan ditantang buat bertanding melawan pemain berkemampuan setara, mempertaruhkan Skill Rating buat naik ke tingkatan yang lebih tinggi dan bergensi.

Setelah mengumumkan agenda untuk melangsungkan Competitive Play selanjutnya di awal Desember 2017, Blizzard Entertainment akhirnya resmi memulai Season 8 di tanggal 1 Januari kemarin. Lewat blog resminya, sang developer mengabarkan sejumlah informasi umum serta beberapa perubahan yang mereka implementasikan di Competitive Play sehingga lebih adil dan mudah diakses oleh setiap pemain Overwatch.

Competitive Play 2

Seperti biasa, akses ke Competitive Play segera terbuka begitu Anda mencapai level 25. Kata Blizzard, mode ini ‘didesain bagi gamer yang ingin menguji kemampuannya sembari menawarkan pengalaman bermain yang lebih serius dibanding Arcade dan Quick Play’. Cara menikmatinya sangat mudah, Anda hanya tinggal mengklik ‘Play’ lalu opsi Competitive Play segera muncul di submenu.

Namun sebelum bisa memulainya, pertama-tama Anda harus menyelesaikan 10 pertandingan ‘penempatan’ untuk menentukan Skill Rating. Kemampuan Anda diwakilkan oleh angka, dari 0 sampai 5000. Semakin tinggi jumlahnya, itu berarti Anda semakin mahir. Peserta juga akan dibagi dalam kategori, mulai dari Bronze, Silver, Gold, Platinum, Diamond, Master, dan Grandmaster. Anda dapat naik ke tier selanjutnya seiring meningkatnya performa bermain.

Competitive Play 1

Dengan berpartisipasi dalam Competitive Play, Anda akan mendapatkan spray dan icon khusus. Lalu jika berhasil masuk sebagai 500 pemain terbaik di platform serta wilayah tempat Anda berkompetisi di akhir musim nanti, Blizzard akan memberikan icon serta spray istimewa tambahan. Selain itu, bermain Competitive Play juga akan menghasilkan Competitive Points, yaitu mata uang yang bisa digunakan untuk membeli versi emas dari senjata hero favorit Anda.

Demi memastikan Competitive Play lebih seimbang, Blizzard mengurangi jarak antara Skill Rating pemain tertinggi dan terendah di satu tim: 1000SR buat tier Bronze sampai Diamond, 500SR di tier Master, dan 250SR untuk Grandmaster. Developer berharap, modifikasi ini dapat membantu gamer di tingkatan skill berbeda memperoleh lawan yang setara, membuat pertandingan jadi lebih memuaskan.

Lalu buat pemain di level Diamond ke atas, Blizzard menghilangkan sistem penyesuaian SR personal. Mereka bermaksud agar pemain bisa lebih fokus untuk memenangkan pertandingan, ketimbang memerhatikan performa diri sendiri.

Overwatch Competitive Play Season 8 telah dimulai di versi PC, PlayStation 4 dan Xbox One.

Mirabook Sulap Smartphone Anda Jadi Laptop Penunjang Kerja

Hanya beberapa tahun lalu, prediksi analis soal akhir dari era PC menghebohkan seisi industri. Pengapalan produk komputer konvensional memang terus menurun, tapi tidak berarti ranah ini sekarat. Yang terjadi hanyalah perubahan karakteristik pengguna: banyak orang beralih ke ranah DIY, kepopularitasan gaming PC meroket, lalu laptop jadi semakin ringkas serta bertenaga.

Namun sesuai perkiraan, smartphone juga terus berevolusi menjadi perangkat portable serbaguna. Dan menurut Miraxess, kita hanya perlu membubuhkan aksesori yang pas buat mengubah handset menjadi alat pendukung aktivitas produktif optimal. Anda mungkin sudah sering memanfaatkan keyboard portable untuk mengetik di smartphone, tapi developer asal Perancis ini mencoba menawarkan satu solusi all-in-one.

Mirabook

Lewat Indie Gogo, mereka memperkenalkan Mirabook, sebuah aksesori unik yang mampu menyulap smartphone biasa jadi laptop. Wujudnya betul-betul menyerupai notebook clamshell tradisional. Mirabook mempunyai layar, keyboard, touchpad, dan konektivitas fisik esensial. Tubuhnya berdimensi 320x220x15mm dengan bobot cuma 1-kilogra, menyuguhkan panel IPS seluas 13-inci beresolusi 1080p.

Mirabook 2

Tubuh Mirabook terbuat dari aluminium, memanfaatkan smartphone Anda sebagai unit utama pengolah data. Itu artinya, temperatur yang dihasilkan olehnya sangat minimal. Lalu tanpa kehadiran kipas, Mirabook beroperasi dengan hening. Fitur spesial lain di aksesori ini terdapat pada kemampuan ala power bank-nya. Saat tersambung, Mirabook dapat mengisi baterai smartphone Anda secara terus-menerus hingga 10 jam.

Mirabook 1

Mirabook saat ini kompatibel dengan sejumlah handset Android (dan Windows Phone) yang memiliki port USB type-C, di antaranya: Samsung Galaxy S8, LG G5, LG V34, LG V20, HTC U Ultra, HTC 10, Asus ZenFone 3 Ultra, HP Elite x3, Acer Liquid Jade Primo, Microsoft Lumia 950, dan Lumia 950 XL. Miraxess juga berjanji untuk memperluas kompatibilitas Mirabook agar mendukung produk Xiaomi, Nokia, LeEco, OnePlus, Huawei, Google Pixel, Motorola, Sony, BlackBerry, dan Oppo via adaptor universal.

Selain kelengkapan standar, Mirabook turut dibekali port HDMI, dua buah USB type-A, slot kartu SD, audio jack, serta sepasang speaker ‘premium’. Dan karena smartphone yang sebetulnya bekerja, Anda tetap ditunjang jaringan 4G, GPS serta Wi-Fi. Uniknya lagi, Mirabook tak cuma dapat ‘diotaki’ oleh smartphone, tapi juga dapat disambungkan ke Raspberry Pi serta PC-PC stick.

Kampanye crowdfunding Mirabook sudah rampung berbulan-bulan silam, namun produk ini tetap bisa Anda pesan di Indie Gogo seharga mulai dari US$ 250. Tersedia pilihan warna hitam, biru, merah, hijau, kuning dan merah muda.

PlayerUnknown’s Battlegrounds Dimainkan Bersamaan Oleh 3 Juta Orang Lebih

PUBG mungkin bukanlah permainan terbaik di 2017, namun tidak bisa disangkal bahwa kreasi Brendan Greene itu merupakan fenomena terbesar tahun lalu. Sejak tersedia dalam versi beta early access di PC mulai bulan Maret silam, game online battle royale ini terus menghimpun gamer hingga berhasil menumbangkan Dota 2 sebagai permainan terfavorit user Steam.

Pencapaian tersebut terjadi di bulan Agustus, dan tak lama sesudahnya, PlayerUnknown’s Battlegrounds tercatat dimainkan oleh pemain aktif sebanyak 1,3 juta jiwa – melampaui rekor Dota 2 dengan 1.291.328 gamer. Namun euforia PlayerUnknown’s Battlegrounds tidak mereda, malah semakin menjadi setelah versi ‘full‘ permainan multiplayer ini dilepas di Windows dan Xbox One via Xbox Game Preview di bulan Desember 2017 kemarin.

Minggu lalu, sang creative director kembali mengungkap prestasi baru PUBG. Via Twitter, Greene mengumumkan bahwa kreasinya itu dimainkan oleh lebih dari 3,1 juta user, tepatnya 3.106.358 orang. Angka ini lebih dari empat kali jumlah concurrent gamer terbanyak Dota 2 saat itu, di 704.938. Sebelumnya, PlayerUnknown’s Battlegrounds berhasil melampaui batasan 2 juta gamer di Oktober 2017.

PUBG1

Versi Xbox PUBG terjual lebih dari satu juta kopi dan menjadi game yang paling banyak dimainkan di platform tersebut, sedangkan per akhir tahun 2017, versi PC-nya ini dibeli oleh lebih dari 24 juta orang. Total penjualannya melewati 25 juta kopi. Rencananya, permainan ini akan dilokalisasi oleh Tencent khusus untuk kawasan Tiongkok, termasuk agenda penyediaan versi mobile-nya.

Walaupun bukan yang pertama, Battlegrounds dianggap sebagai permainan battle royale terpenting karena kepopularitasannya (Greene sudah pernah melepas sejumlah mod berformula serupa di game berbeda). Permainan ini memicu developer lain buat mengikuti langkah PUBG Corporation, satu contohnya yang paling terkenal adalah implementasi mode battle royal di game sandbox Fortnite ciptaan Epic Games.

Terlepas dari naik daunnya battle royale, Greene juga sempat mengutarakan kecemasannya terhadap lahirnya banyak klona PUBG. Via BBC ia menyampaikan, “Saya ingin genre ini berkembang, dan agar hal itu terjadi, kita membutuhkan banyak modifikasi dan fitur baru di formula ini. Namun jika hanya sekedar tiruan, battle royale jadi tidak berjalan maju dan malah membuat orang bosan.”

Greene memang tidak mengklaim kepemilikan genre last-man-standing, namun mengeluh beberapa tiruan PUBG betul-betul menjiplak sejumlah mekanisme atau elemen spesifik karyanya – satu contohnya ialah bagian terjun payung saat match dimulai.

Via Games Industry.

10 Game Terbaik di 2017 Berdasarkan Reviewer dan Kritikus Profesional

Sejak bulan November hingga minggu terakhir 2017, DailySocial telah memilih sepuluh game indie dan single-player terbaik, mengurutkan delapan game PC dan delapan permainan multiplayer terfavorit, serta menjabarkan judul-judul paling mengecewakan yang dilepas di tahun ini. Namun apakah selera kami senada dengan para reviewer kawakan dunia?

Agar Anda mudah membandingkannya, di artikel ini saya kembali menyiapkan daftar game terbaik di 2017, namun kali ini saya akan membiarkan data statistik yang berbicara. Di sini, Anda bisa menyimak permainan-permainan dengan nilai rata-rata tertinggi yang diberikan oleh media game terkemuka. Dalam mengerjakannya, saya memanfaatkan dua situs agregat review terpercaya, yaitu Metacritic dan OpenCritic.

Untuk mempersempit daftarnya, saya hanya memilih game yang setidaknya sudah diulas oleh lebih dari 20 media dan terangkum oleh Metacritic ataupun OpenCritic, sehingga beberapa judul seperti Paradigm, Lone Echo, dan Hollow Knight tidak masuk di sini terlepas dari skor mereka yang begitu tinggi. Ini dia:

 

10. SteamWorld Dig 2

OpenCritic – 88
MetacriticPC: 85, PS4: 85, Switch: 88

“SteamWorld Dig 2 merupakan evolusi cemerlang dari permainan pertama yang tidak hanya memperluas formula gameplay hybrid-nya, tapi juga mempresentasikan kontennya dengan cara terbaik.” – GameSpot

 

9. Nioh

OpenCriticPC: 83, PS4: 88
MetacriticPC: 83, PS4: 88

“Dengan menekankan pertempuran yang menantang dan elemen narasi ringan, Nioh terasa seperti penerus sejati dari seri Ninja Gaiden sekaligus pengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Dark Souls.” – Destructoid

 

8. Cuphead

OpenCritic – 88
MetacriticPC: 88, Xbox One: 86

“Kombinasi sempurna dari visual autentik tahun 1930-an, musik jazz, desain musuh jenius, serta gameplay yang dibangun dari elemen-elemen terbaik permainan shooter 2D. Cuphead sangat mengagumkan.” – GamesRadar+

 

7. What Remains of Edith Finch

OpenCritic – 88
MetacriticPC: 89, PS4: 88, Xbox One: 92

“Dalam What Remains of Edith Finch, kematian adalah kepastian, dan hidup merupakan kejutan. Ceritanya sangat memesona, meskipun kisah ini berakhir tidak bahagia. Bagian perpisahannya membuat saya menangis, tetapi What Remains of Edith Finch sudah pasti diramu dengan penuh cinta.” – Polygon

 

6. Horizon Zero Dawn

OpenCritic – 89
MetacriticPS4: 89

“Guerrilla Games berhasil membebaskan dirinya dari belenggu keterbatasan formula shooter linier dan mengembangkan sayapnya lewat permainan role-playing open world cantik yang siap menjadi calon Game of the Year ini.” – DualShockers

 

5. Nier: Automata

OpenCritic – 89
MetacriticPC: 84, PS4: 88

“Nier: Automata merupakan permainan yang gila, indah, dan sangat menghibur, dipenuhi oleh ide-ide sinting serta menyuguhkan gameplay memukau. Cerita serta karakter-karakternya mungkin kurang masuk akal, tapi grafis cantik serta pertempuran spektakulernya membuat Nier: Automata tak boleh dilewatkan.” – IGN

 

4. Persona 5

OpenCritic – 94
MetacriticPS4: 93

“Perpaduan antara cerita yang diramu begitu baik, pertempuran seru, dan gameplay detailnya ialah alasan mengapa Persona 5 jadi game terfavorit saya di seri ini. Ia juga merupakan game role-playing Jepang terbaik yang dirilis dalam beberapa tahun terakhir.” – Game Informer

 

3. Divinity: Original Sin II

OpenCritic – 94
MetacriticPC: 93

“Skala yang begitu ambisius dan mengintimidasi, serta dedikasi pada kebebasan bermain ialah aspek yang membuat Divinity: Original Sin II begitu mengagumkan. Tidak ada RPG lain yang mempersilakan Anda melakukan begitu banyak hal.” – PC Gamer

 

2. The Legend of Zelda: Breath of the Wild

OpenCritic – 96
MetacriticSwitch: 97

“Debut Nintendo Switch dan gugurnya Wii U secara prematur mendorong Nintendo mengimplementasikan perubahan radikal di seri The Legend of Zelda. Pada akhirnya, Breath of the Wild menjadi salah satu game terbaik sepanjang masa.” – Eurogamer

 

1. Super Mario Odyssey

OpenCritic – 97
MetacriticSwitch: 97

“Super Mario Odyssey menyajikan segala aspek terbaik dari petualangan-petualangan Mario sebelumnya, mengusung desain terbuka ala Super Mario 64 serta dibekali kemampuan untuk membuat gamer kagum seperti Super Mario Galaxy. Odyssey masuk dalam daftar permainan Mario terbaik yang akan selalu dikenang gamer.” – GamesBeat

Arrow Ialah Smartwatch yang Dipersenjatai Kamera Putar 360 Derajat

Saat ini Anda bisa menemukan smartwatch dalam beragam wujud, baik buatan para raksasa elektronik terkenal hingga kreasi-kreasi unik tim desainer baru di platform crowdfunding. Masing-masing produsen terus melakukan pengembangan demi menyajikan fitur yang dapat ditonjolkan, misalnya pemanfaatan sistem analog atau penerapan teknologi self-charging.

Namun satu tim inventor asal Los Angeles punya gagasan yang lebih liar lagi. Mereka mencoba menggabungkan konsep wearable dengan fotografi. Hasilnya adalah produk istimewa bernama Arrow, yaitu smartwatch yang dibekali kamera putar 360 derajat. Berkat kemampuannya ini, Arrow bukan cuma bisa bekerja sebagai ekstensi smartphone Anda, tapi juga dapat dijadikan action cam dan perangkat selfie dadakan.

Arrow 2

Arrow menyuguhkan layar OLED bundar seluas 1,4-inci beresolusi 400x400p, dipasangkan ditubuh berdiameter 50-milimeter dengan ketebalan 15-milimeter. Smartwatch telah memperoleh sertifikasi IP65, yang berarti tahan debu dan cipratan air. Kamera dicantumkan pada bagian bezel yang bisa diputar, lalu di sebelah kanan, Anda akan menemukan dua tombol sebuah crown. Tombol bergaris merah berfungsi untuk mengaktifkan fungsi fotografi.

Arrow 4

Cara menggunakannya sangat mudah. Setelah fungsi foto aktif, Anda hanya tinggal mengarahkan kamera ke sudut yang diinginkan dan layar akan menampilkan live preview-nya. Silakan hadapkan lensa ke wajah buat mengambil selfie, atau ke depan ketika Anda ingin mengabadikan momen penting – tak perlu lagi membuang waktu mengeluarkan smartphone dari tas. Kamera di smartwatch Arrow menyimpan sensor 5-megapixel, bisa merekam video 1080p (juga sudah dibekali microphone built-in).

Arrow 1

Arrow turut ditopang kapabilitas activity tracking yang lengkap. Ia bisa menghitung jarak, banyaknya langkah, mengetahui rute, serta jumlah kalori yang terbakar berkat dukungan sensor accelerometer, pedometer dan GPS. Informasi terkait data tubuh dapat Anda akses melalui app companion-nya. Software itu juga mampu mengkalkulasi hasil olahraga harian, mingguan hingga bulanan.

Arrow 3

Smartwatch diotaki oleh chip MTK6580 berprosesor quad-core 1,3GHz, menyimpan RAM 512MB dan memori internal 9GB, serta ditunjang baterai 400mAh sebagai sumber tenaganya. Baterai tersebut menjanjikan waktu pemakaian selama satu hari penuh dengan waktu isi ulang dua jam. Arrow berjalan di atas sistem operasi Arrow Wear, berbasis Google Android 5.1, kompatibel ke perangkat Android ataupun iOS.

Arrow dapat dipesan sekarang melalui situs crowdfunding  Indie Gogo seharga mulai dari US$ 200. Di sana, produsen menyediakan pilihan strap berbahan silikon, kulit dan baja. Proses pengiriman rencananya akan dilakukan di bulan Februari 2018.