8 Game yang (Sejauh Ini) Paling Mengecewakan di 2017

Melihat perjalanan industri gaming selama 12 bulan ke belakang, 2017 merupakan salah satu periode paling penting. Di momen ini, Nintendo sekali lagi membuktikan keperkasaan mereka dengan judul-judul eksklusif seperti Legends of Zelda: Breath of the Wild serta Super Mario Odyssey; dan selanjutnya sejumlah developer turut memeriahkan 2017 lewat permainan-permainan single-player memukau.

Namun sayang sekali 2017 tidak hanya meninggalkan kenangan manis saja. Anda mungkin turut merasakan, ada cukup banyak permainan mengecewakan yang seharusnya masih bisa digarap lebih baik dan lebih matang lagi. Bahkan boleh jadi, beberapa dari mereka merupakan judul-judul yang sangat Anda nantikan.

Lewat artikel ini, saya menunjuk delapan game di 2017 yang sebaiknya Anda hindari.

 

Mass Effect Andromeda

Andromeda seharusnya menjadi lembar baru bagi saga Mass Effect setelah perjalanan Commander Shepard berakhir. Namun saat game ini meluncur, ia dinodai masalah teknis dan visual. Hal itu diperparah oleh konten serta cerita yang tidak merepresentasikan kualitas khas BioWare.

 

For Honor

Konsep gameplay For Honor yang terdengar cemerlang terhempas begitu saja oleh kendala putus koneksi dan crash. Lalu begitu mulai bermain, Anda akan dihadapkan pada mode-mode game serta sistem progresi yang didesain kurang optimal. Dan supaya bisa mahir, Anda harus menginvestasikan banyak waktu untuk berlatih.

 

Outlast II

Di belakang grafis cantik dan atmosfer horor menakjubkannya, Outlast II menyimpan problem besar pada gameplay. Sistem kematian yang developer  sajikan secara cepat malah menghilangkan efek teror permainan ini. Lalu tak jarang gamer dengan mudah menebak apa yang akan terjadi selanjutnya.

 

Ghost Recon: Wildlands

Dunia open-world, pasukan Anda, puluhan opsi senjata, hingga batalion pengedar narkotik tidak bisa menyembunyikan kehampan yang menghantui Wildlands. Satu-satunya cara agar Wildlands tidak terasa hampa dan membosankan ialah dengan main bersama. Tapi seberapa banyak teman Anda yang saat ini masih menikmatinya?

 

Friday the 13th The Game

Aspek utama yang menyebabkan Friday the 13th terdengar menarik adalah pemanfaatan formula multiplayer asimetris. Game horor ini mengadu tujuh gamer melawan satu pemain yang berperan jadi Jason Voorhees. Sayang sekali, bug dan minimnya konten membuatnya tidak direkomendasikan.

 

Star Wars Battlefront II

Potensi Battlefront II yang begitu besar runtuh akibat kontroversi loot box dan formula yang memaksa pemain untuk grinding agar bisa memainkan karakter-karakter ikonis semisal Darth Vader atau Luke Skywalker. Electronic Arts untuk sementara telah menonaktifkan microtransaction, tapi sistem monetisasi ini mungkin tidak betul-betul dihilangkan.

 

Agents of Mayhem

Agents of Mayhem menyuguhkan segala hal yang dahulu bisa memuaskan fans Saints Row lewat kebebasan bermain dan segala kekonyolannya. Namun dalam menggarapnya, Volition seperti kehilangan imajinasi, sehingga yang tersisa hanyalah gameplay repetitif dan formula grinding.

 

Marvel vs. Capcom: Infinite

Arahan desain yang terlalu ‘ekspresif’ khas Street Fighter malah membuat Infinite dicemooh reviewer dan gamer. Namun bahkan jika Anda menyukainya, Infinite akan segera menghadang dengan gameplay yang sulit dikuasai, diperparah lagi oleh masalah keseimbangan dan terlalu banyaknya pilihan karakter.

Capcom Singkap Detail Lebih Lanjut Mengenai Monster Hunter: World Beta

Diumumkan resmi di E3 2017, Monster Hunter: World pelan-pelan jadi semakin menarik. Game ARPG fantasi bertema perburuan monster baru dari Capcom itu menjanjikan peta permainan lebih luas dengan transisi antar zona yang lebih mulus. Dan lewat game ini, untuk pertama kalinya gamer diperkenankan berburu bersama kawan dalam mode online kooperatif.

Di bulan Oktober silam, developer sempat mengabarkan rencana untuk melangsungkan uji coba beta Monster Hunter: World pada penghujung tahun. Dan beberapa hari lalu, Capcom akhirnya mengungkap info lebih detail mengenainya. Di website game, Capcom membeberkan jadwal digelarnya tes beta, kontennya, serta bonus-bonus menarik bagi yang mereka ikut berpartisipasi.

Informasi pertama adalah waktu pelaksanaan beta. Sesi ini akan dimulai pada hari Sabtu tanggal 9 Desember besok, dengan satu syarat: hanya gamer PlayStation 4 dan pelangan PlayStation Plus saja yang dapat menikmatinya. Lewat beta, Capcom bermaksud untuk menguji sistem matchmaking global serta kapasitas server mereka. Dan satu hari sehari sebelumnya, developer akan mempersilakan Anda untuk mengunduh permainan.

Beta Monster Hunter: World akan menyuguhkan mode single-player dan multiplayer. Di single-player, Anda dapat mengerjakan quest seorang diri, namun game tetap mewajibkan pemain untuk selalu online. Kemudian dalam multiplayer, Anda dipersilakan bermain bersama gamer lain dari penjuru dunia. Khusus di mode ini, Anda bisa memanfaatkan fitur filter buat mengumpulkan pemain berbahasa yang sama dengan Anda.

Perlu Anda maklumi bahwa terdapat sejumlah fitur yang belum tersedia di beta, di antaranya: fungsi untuk masuk ke grup saat anggotanya tengah mengerjakan quest, kemampuan mengeluarkan gamer lain dari quest, mengundang kawan untuk bergabung, serta fungsi Guild Cards. Seluruh fitur ini nanti akan hadir di versi retail-nya.

Capcom membekali beta dengan tiga quest, yakni Great Devourer, Great Jagras (berlokasi di Ancient Forest), Wildspire Rampage (Wildspire Waste), dan The Ancient Forest Menace (juga di Ancient Forest). Di sana Anda bisa memilih satu dari enam rupa karakter untuk masing-masing gender, kemudian fungsi trainer area serta chat juga sudah aktif.

Jika berhasil menyelesaikan seluruh quest di Monster Hunter: World beta, Anda akan memperoleh bonus berupa cat wajah serta bundel item (life powder, max potion, shock trap) ketika versi retail-nya tersedia nanti.

Monster Hunter: World akan meluncur di PlayStation 4 dan Xbox One pada tanggal 26 Januari 2018. Capcom juga punya agenda untuk melepasnya di PC, tapi tanggal pastinya belum diketahui.

Monster Hunter World 1

Sumber: MonsterHunterWorld.com.

Developer Pokémon Go Akan Meluncurkan Ulang Game AR Pertamanya, Ingress

Niantic Labs mungkin jadi terkenal secara luas lewat fenomena Pokémon Go yang mereka gagas, tapi canggihnya gameplay berbasis augmented reality itu tak akan ada tanpa Ingress. Ingress ialah kreasi digital kedua Niantic, setelah sebelumnya mereka menggarap app panduan eksplorasi Field Trip, dan merupakan perama kalinya developer berkecimpung di ranah AR.

Ingress dirilis perdana di Android pada 2012, lalu menyusul di iOS dua tahun sesudahnya. Formula permainannya tak jauh berbeda dari Pokémon Go, namun Ingress mengusung tema sci-fi cyberpunk, dan lebih menitikberatkan elemen kerja sama – mengadu dua faksi, yaitu The Enlightened dan The Resistance. Tugas masing-masing anggotanya adalah menemukan dan merebut ‘portal’ – umumnya diposisikan di landmark sungguhan.

Di penghujung 2017 ini, Niantic menyingkap kabar mengejutkan. Mereka mengumumkan rencana untuk meluncurkan ulang game AR tersebut di tahun depan, mengusung judul baru: Ingress Prime. Buat sekarang, detail mengenainya masih belum banyak terungkap. Di websitedeveloper hanya mencantumkan sebuah trailer (animasi dan acting-nya cukup keren) dan satu paragraf berisi narasi.

“Ada sesuatu yang salah, Agen… Dunia tidak seperti yang terlihat. Perang tersembunyi tengah terjadi dalam bayang-bayang, dan Anda punya kekuatan untuk membentuk nasib semesta. Namun Anda membutuhkan bantuan orang-orang yang tepat… dan juga memerlukan satu teknologi istimewa: Ingress Prime.”

Selain itu, di sana hanya ada satu link untuk melakukan registrasi email buat mendapatkan update terbaru langsung dari Niantic terkait Ingress Prime (dan boleh jadi nanti kan ada kesempatan untuk mencobanya versi beta-nya). Berdasarkan informasi yang diperoleh The Verge, update Prime mengubah hampir segala aspek di Ingress; dari mulai desain, arahan visual, narasi, hingga teknologi permainan.

Kepada The Verge, CEO Niantic John Hanke menyampaikan, “Permainan ini adalah platform tempat kami menemukan segala hal yang pada akhirnya diterapkan dalam Pokémon Go. Dan ke depannya, kami akan mengadopsi elemen-elemen di sana buat proyek-proyek selanjutnya. Bagi kami, Ingress ialah inti spiritual Niantic.

Hanke juga menjelaskan bahwa upgrade besar-besaran ini dimaksudkan sebagai persembahan bagi komunitas Ingress. Developer mengaku sudah lama tidak merilis fitur baru untuk Ingress, dan bersyukur para gamer-nya masih setia menikmati permainan ini.

Ingress Prime akan meluncur di tahun 2018, namun Niantic belum menginformasikan waktu tepatnya. Sebagai upaya pegembangan narasinya, Niantic juga akan memublikasikan seri anime Ingress.

Via Eurogamer.

Duo HP Spectre Baru Ini Siap Memikat Konsumen Indonesia Dengan Desain dan Performanya

Lineup Spectre terlahir di bulan November 2013 sebagai upaya Hewlett Packard bermain di ranah perangkat komputasi yang prestisius. Produsen PC asal Palo Alto itu memang menyediakan banyak sekali varian laptop, dari mulai untuk gaming, edukasi, sampai fungsi multimedia. Tapi Spectre seolah-olah jadi primadona HP berkat kombinasi desain cantik, portabilitas tinggi, dan performa mumpuni.

Kira-kira sebulan sebelum CES 2018 digelar, HP resmi mendaratkan sepasang Spectre baru di Indonesia. Satu model difokuskan untuk menyuguhkan rancangan menawan, dan saudarinya dititikberatkan pada aspek fleksibilitas tanpa mengorbankan penampilannya. Mereka adalah ‘New’ Spectre 13 dan Spectre 13 x360. Keduanya merupakan penerus rangkaian produk yang telah tersedia di tanah air, masing-masing mengusung pembaruan yang mengesankan.

Spectre 19

‘New’ HP Spectre 13 ialah Spectre berlayar 13-inci generasi kedua, dan saat ini memegang rekor sebagai laptop layar sentuh tertipis di dunia. Hebatnya lagi, dibanding varian 2016, produsen berhasil mengurangi ukuran bezel sebesar 40 (atas) dan 64 (kiri-kanan) persen. HP Spectre 13 x360 2017 sendiri telah memenangkan beragam penghargaan desain. Tak cuma itu, performa baterainya memperoleh upgrade besar-besaran, kabarnya merupakan ultrabook convertible quad-core dengan daya tahan baterai paling lama.

Spectre 18

 

HP Spectre 13

Laptop ini akan memukau Anda lewat pandangan pertama. Desainnya sangat anggun dan tubuhnya hanya berketebalan 10,4mm saja. Konstruksi body-nya dibuat secara cermat dari lempengan aluminium, dikombinasikan dengan bahan serat karbon dan tembaga. Berdasarkan diskusi bersama salah seorang staf HP, Spectre 13 tampaknya mengadopsi inspirasi desain dari objek yang familier bagi manusia: buku. Arahan ini menyebabkan laptop terasa natural ketika ditenteng dan dibawa-bawa.

Spectre 1

Spectre 3

Di sana, HP membubuhkan panel touchscreen seluas 13,3-inci dengan opsi resolusi hingga 4K. Menurut produsen, layar UHD sangat berguna untuk memaksimalkan pengalaman menikmati video serta esensial dalam bidang olah grafis atau video. Display turut dilindungi oleh kaca Corning Gorilla khusus notebook agar tak mudah baret, sehingga Anda tak perlu ragu buat memanfaatkan sepenuhnya fungsi layar sentuh tersebut.

Spectre 6

Spectre 8

Selanjutnya, produsen memindahkan speaker ke area atas dekat layar agar output suara lebih optimal. Sistem audio di Spectre 13 anyar tersebut boleh dibilang istimewa karena telah menggunakan teknologi Bang & Olufsen. Dengan relokasi unit speaker, HP dapat menghidangkan area keyboard ber-backlight putih serta touchpad yang lebih luas. Fungsi home, page up/down dan end kini disuguhkan lewat tombol dedicated.

Spectre 5

Spectre 2

Sebagai otaknya, HP menyematkan prosesor Intel Core generasi ke-delapan (ada opsi i5 ataupun i7), kemudian membekalinya dengan RAM LPDDR3 sampai 16GB serta penyimpanan berbasis SSD PCIe hingga 1TB. Spectre 13 tak lupa ditopang teknologi fast charging, baterainya bisa terisi 50 persen cukup melalui proses isi ulang selama setengah jam; lalu di sana terdapat pula kamera inframerah yang siap menunjang Windows Hello.

Spectre 16

Spectre 20

 

HP Spectre 13 x360

Sama seperti Spectre 13, tubuh Spectre x360 dibentuk dengan detail dari bongkahan aluminium lewat proses CNC milling. HP berhasil menipiskan tubuhnya dari 13,9mm di model 2016 menjadi 13,6mm, lalu memangkas area bingkai layar ‘Micro-edge’ di kiri dan kanan sebesar 1,6 persen – jadi 5,5mm. Layaknya ultrabook convertible sekelas, perangkat siap mendukung mode pemakaian berbeda: laptop, tent, presentasi atau tablet.

Spectre 12

Spectre 10

Layar Spectre x360 2017 juga memiliki spesifikasi hampir serupa saudari clamshell-nya itu, menyuguhkan panel 13-inci serta pilihan resolusi sampai UHD, dan sudah diproteksi oleh Gorilla Glass NBT. HP membundel paket penjualan x360 bersama unit HP Stylus tersertifikasi Windows Ink, sehingga para desainer serta seniman bisa segera berkarya begitu perangkat ini dikeluarkan dari bungkusnya.

Spectre 13

Spectre 14

Susunan hardware Spectre x360 juga mirip New Spectre 13. Di dalam, Anda akan menemukan prosesor Intel Core generasi ke-delapan, RAM LPDDR3 maksimal  16GB, dan SSD 1TB. Selanjutnya, baterai built-in ultrabook ini bisa menjaganya tetap menyala sampai 16,5 jam (khusus di varian FHD, panel 4K tentu akan mengonsumsi lebih banyak daya). Laptop turut dilengkapi sensor gyroscope, speaker Bang & Olufsen, fitur fast charging, dua buah port USB type-C berteknologi Thunderbolt 3, microSD card reader, serta sensor pemindai sidik jari.

Spectre 11

 

Harga & ketersediaan

HP Spectre 13 dan Spectre 13 x360 akan tersedia secara merata di Indonesia pada akhir bulan Januari 2018. Saat ini, HP sudah membuka gerbang pre-order via Blibli, akan berlangsung hingga tanggal 7 Januari nanti. Spectre 13 dan Spectre 13 x360 masing-masing dibanderol seharga Rp 24 juta dan Rp 18,5 juta. 100 pemesan pertama berhak mendapatkan headphone premium Bang & Olufsen Beoplay H4 serta Beoplay H3 secara cuma-cuma.

Spectre 7

Spectre 8

Spectre 4

Spectre 9

Capcom Resmi Umumkan Mega Man 11

Para fans berat Mega Man mungkin masih bisa merasakan pahitnya kekecewaan yang diakibatkan oleh Mighty No. 9. Penerus spiritual Mega Man yang dikerjakan oleh studio baru Keiji Inafune itu ternyata kurang mengesankan: Desain musuh dan senjata terasa hanya seperti didaur ulang, lalu rasa frustasi gamer diperparah oleh sejumlah penundaan waktu rilis dan kendala teknis.

Masa depan dari IP anyar Inafune tersebut belum diketahui, dan kegagalan Mighty No.9 sepertinya jadi alasan Comcept pimpinan Inafune untuk setuju diakuisisi oleh Level 5. Namun jangan dikira Capcom melupakan para penggemar Mega Man begitu saja. Dalam acara live stream yang dilangsungkan Capcom buat memperingati ulang tahun ke-30-nya kemarin, sang publisher Jepang itu mengumumkan eksistensi dari Mega Man 11 (atau Rockman 11 di negara asalnya).

Di acara itu, Capcom memublikasikan trailer perdana Mega Man 11 berisi potongan porsi gameplay, serta menginformasikan dukungan platform. Kabar gembiranya, Mega Man 11 disiapkan sebagai permainan multi-platform, akan hadir di Nintendo Switch, Xbox One, PlayStation 4, dan tentu saja Windows PC.

Lewat trailer ini, kita bisa melihat arahan visual yang Capcom gunakan. Berbeda dari para pendahulunya, developer mengganti grafis ‘retro‘ 8-bit dengan visual yang lebih modern, tanpa sepenuhnya menghilangkan kesan tradisional khas seri Mega Man. Permainan baru itu mengusung grafis 2.5D, dan tiap objek serta karakter di game digambar langsung oleh tangan-tangan para seniman Capcom.

Terlepas art direction baru tersebut, Mega Man 11 akan kembali menyuguhkan formula action platformer yang familier. Di sana, pemain ditantang untuk memandu sang robot pahlawan berkostum biru itu berpetualang, menghancurkan lawan dan menyelesaikan teka-teki dalam bidang dua dimensi; menuntut kejelian, kecepatan dan ketepatan kendali para gamer.

Capcom berencana buat membeberkan detail lebih lengkap terkait Mega Man 11 di tahun depan. Waktu pelepasan game ini sendiri masih cukup lama, publisher cuma bilang akan merilisnya ‘di akhir 2018’.

Namun berita gembira dari Capcom tidak berhenti di sana. Sang perusahaan game Jepang itu turut mengumumkan agenda untuk meluncurkan delapan permainan spin-off Mega Man X di PC, PlayStation, Xbox One dan Switch. Selain itu, Capcom juga menyiapkan kejutan kecil buat gamer Switch: Mega Man Legacy Collection 1 dan Collection 2 akan mendarat di console hybrid Nintendo itu di 2018.

Via The Verge.

10 Game Dengan Mode Single-Player Terbaik di Tahun 2017

Saat ini komponen online hampir tidak bisa dipisahkan dari penyajian game. Bahkan dalam permainan-permainan single-player sekalipun, pemain disarankan (atau bahkan diwajibkan) untuk mengakses fitur online. Tapi meski hal ini kadang jadi kendala buat gamer, beberapa permainan yang dirilis di 2017 membuktikan bahwa single-player tetap jadi mode favorit jutaan pemain.

Ada banyak game baru dengan mode campaign memukau yang dapat Anda nikmati sekarang – di antaranya Cuphead, Divinity Original Sin II hingga Injustice 2. Namun untuk mempersempit daftarnya, saya hanya menyertakan sepuluh judul yang didesain khusus buat menyuguhkan pengalaman single-player, dan multiplayer hanya disiapkan sebagai pelengkap.

 

Assassin’s Creed Origins

Daftar ini kita mulai dengan satu judul yang sedikit kontroversial terkait skandal user review palsu. Walaupun begitu, banyak gamer memuji Origins karena dibekali kebebasan bermain serta latar belakang era yang unik, bahkan disebut-sebut sebagai game Assassin’s Creed terbaik setelah Assassin’s Creed II dan Black Flag.

 

Hellblade: Senua’s Sacrifice

Hellbalde menjadi salah satu game indie yang sangat saya kagumi mengingat permainan berkualitas blockbuster ini hanya dikerjakan oleh tim berisi kurang lebih 20 orang. Grafisnya cantik dan setting Skandinavia-nya sangat menarik, tapi hal paling memesona dari Hellblade adalah desain suaranya.

 

Nioh

Seperti Hellbalde, Nioh mengombinasikan elemen sejarah dengan mitos (Jepang). Kesuksesannya di PlayStation 4 membuktkan bahwa ada banyak gamer yang menginginkan pengalaman ARPG menantang ala Dark Souls, dan juga mendorong publisher Koei Tecmo untuk mem-porting-nya ke Windows.

 

Night in the Woods

Di belakang visual 2D lucu ala Samurai Jack yang dipadu tema fabel, Night in the Woods membahas hal-hal serius seperti masalah depresi, kecemasan saat kita mulai beranjak dewasa, bahkan mampu menggambarkan pada pemain betapa sulitnya hidup di dearah pedesaan di Amerika.

 

Horizon Zero Dawn

Tak sedikit orang mengklaim Horizon Zero Dawn sebagai permainan action open-world terbaik di tahun ini. Ia memenangkan kategori Gold Prize di PlayStation Awards, menyabet dua penghargaan di Golden Joystick, dan terjual kurang lebih 3,4 juta kopi. Jangan kaget jika Sony punya agenda untuk menyiapkan sekuelnya.

 

Resident Evil 7: Biohazard

Di permainan ke-24 ini, Capcom mencoba mengembalikan Resident Evil sebagai rajanya survival horror melalui beberapa langkah unik: mengusung perspektif orang pertama (boleh jadi karena respons positif gamer terhadap playable trailer Silent Hills), menyajikan tingkat kesulitan cukup tinggi, dan memperkenalkan tokoh-tokoh yang betul-betul baru.

 

Nier: Automata

Nier: Automata memberikan pengalaman bermain yang berbeda dibanding action-RPG lain. Setelah menyelesaikan sesi intro berformula arcade-nya, dunia open-world terhidang buat Anda. Permainan ini menguji kemampuan Anda dalam medan tempur ala bullet hell, dan yang paling mengejutkan, jalan ceritanya sanggup menyentuh hati.

 

Wolfenstein II: The New Colossus

Ketika mayoritas FPS ‘diharuskan’ untuk menyuguhkan mode mulitplayer, The New Colossus tak ragu menghidangkan mode single-player tulen. Konten gameplay-nya seru dan seimbang, level bisa diselesaikan dengan cara apapun yang Anda inginkan, lalu narasinya juga diwarnai oleh humor serta kisah tragis.

 

The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Satu dari banyak alasan mengapa orang membeli Nintendo Switch. Ada sejumlah mekanisme permainan baru yang Nintendo perkenalkan di sana: struktur open-world, pemanfaatan sistem fisik sebagai bagian dari puzzle, visual high-definition, kemudian developer tak lupa melengkapinya dengan voice acting (kecuali Link karena Nintendo ingin ia jadi perwakilan Anda di dalam game).

 

Super Mario Odyssey

Berbeda dari Super Mario 3D World yang lebih casual, Odyssey didesain dari awal untuk memuaskan fans utama franchise ini. Gameplay modern penuh kejutan yang dipadu pesona klasik Mario membuat Odyssey begitu dicintai gamer dan media, mengangkatnya menjadi salah satu permainan dengan skor rata-rata tertinggi sepanjang masa.

Honorable mention: What Remains of Edith Finch, XCOM 2: War of the Chosen, Hollow Knight, Nex Machina, Uncharted: The Lost Legacy, dan South Park: The Fractured But Whole.

Alat Unik Bernama Yeehaw Wand Ini Mempersilakan Kita Untuk Menggambar di Udara

Berkreasi merupakan proses menyenangkan, tapi tak semua orang dibekali bakat atau kemampuan untuk menuangkan ide tersebut. Banyak dari kita yang tak bisa segera menyulap kertas kosong jadi karya seni, beberapa mungkin membutuhkan stimulasi. Pernahkah Anda berharap buat bisa secepat-cepatnya merealisasikan gambar atau ilustrasi begitu gagasannya muncul di benak? Kabar gembira, perangkat unik ini dapat melakukannya.

Melalui Kickstarter, satu tim developer asal Shenzhen memperkenalkan Yeehaw Wand, yakni ‘tongkat ajaib’ yang mempersilakan penggunanya menggambar objek tiga dimensi di udara. Untuk brekreasi, Anda tidak perlu dituntut buat punya pengalaman di bidang olah grafis 3D ataupun programming. Kita cuma membutuhkan satu set perangkat Yeehaw Wand, tablet atau smartphone, dan dukungan dari aplikasi mobile companion-nya.

Cara pemakaiannya sangat simpel: Pasangkan tablet di stand dan cantumkan unit sensor di atasnya, jangan lupa taruh 360° Plate sebagai ‘landasan’ menggambar. Kemudian buka aplikasi, dan di sana Anda akan diminta melakukan langkah-langkah sinkronisasi sederhana. Selanjutnya, Anda bisa mencoba mendesain kalung dengan bantuan model, menggambar karakter kartun, men-tracing landmark legendaris seperti candi Borobudur atau menara Eiffel, hingga menciptakan pajangan rumah.

Bagian base sekaligus stand tampaknya merupakan rumah dari tongkat Yeehaw, memiliki dimensi 16x26x5-sentimeter dan bobot 672-gram. 360° Plate memberikan kita kesempatan menggambar objek di ruang bervolume 20x20x20-sentimeter. Yeehaw kabarnya dapat kompatibel ke iOS (minimal iPad 3 dan iPhone 4) serta Android, tersambung ke perangkat bergerak via konektivitas Bluetooth 4.0. Syarat lainnya adalah, device Anda harus mempunyai kamera beresolusi setidaknya 1,3-megapixel.

Proses pengendaliannya sangat mudah dan intuitif. Pengguna bisa memperoleh tampilan tiga dimensi penuh cukup dengan menggerakkan tongkat, memungkinkan kita menambahkan detail-detail kompleks pada gambar/objek. Lalu lewat app, Anda dapat menggunakan fungsi-fungsi edit esensial seperti undo/redo, zoom in/out, delete, mirror, stamp, memilih warna, serta menentukan mode gambar berbeda.

Jika sudah puas dengan hasilnya, karya tersebut bisa disimpan atau segera dicetak via Yeehaw 3D Printer, sehingga Anda dapat langsung memberi kejutan unik buat pasangan, anggota keluarga, atau teman-teman terdekat.

Selama kampanye crowdfunding masih berlangsung di Kickstarter, satu set Yeehaw Wand bisa Anda pesan seharga mulai dari US$ 100 (harga retail-nya ialah US$ 200). Mesin cetak 3D-nya sendiri dibanderol US$ 400. Produk ini rencananya akan mulai dikirimkan pada backer di bulan Februari 2018.

Lego AR-Studio Padukan Serunya Menikmati Mainan Fisik dan Digital via Augmented Reality

Di balik kesederhanaannya, Lego memberikan penikmatnya ruang imajinasi yang sangat luas, dan inilah pesona utama mainan legendaris buatan Denmark itu. Sudah lama para developer juga mencoba mengadopsinya ke ranah hiburan digital. Langkah terbesar yang dilakukan belum terlalu lama adalah upaya menggabungkan elemen mainan fisik dengan game lewat Lego Dimensions.

Sayangnya meskipun inovatif, Lego Dimensions tidak selaris yang Traveller’s Tales harapkan. Dan akhirnya, developer terpaksa menyetop perilisan produknya di bulan September 2017. Namun Lego sendiri belum menyerah dalam merealisasikan gagasan mereka untuk ‘menghidupkan mainan’. Belum lama ini, Lego Group meluncurkan Lego AR-Studio di iOS, yaitu app yang mempersilakan Anda mengombinasikan mainan fisik dengan konten digital.

Cara menikmatinya sangat mudah, dan penyajiannya juga lebih sederhana dibanding Dimensions karena memanfaatkan perangkat bergerak: Pertama, pemain hanya perlu memilih set Lego City dan Ninjago di smartphone; dan selanjutnya, kita bisa memunculkan naga penyembur api, truk pemadam kebakaran, hingga kereta. Dan uniknya lagi, tiap kejadian seru di sana dapat direkam menggunakan fungsi kamera di dalam app.

“Aplikasi ini menyuguhkan cara baru menikmati Lego dengan mengombinasikan aspek fisik dan digital,” ungkap Tom Donaldson selaku vice president of Creative Play Lab Lego Group via Wired. “Untuk menggunakannya, Anda cuma perlu menggenggam iPhone atau iPad di tangan. Lalu di layar, Anda dapat melihat ruangan kamar, meja, dan lain-lain. AR-Studio sanggup mendeteksi permukaan, dan di sana, Anda bisa menaruh mainan-mainan Lego.”

Hebatnya lagi, sistem AR-Studio bukan sekedar overlay, melainkan model tiga dimensi yang mampu memahami kondisi dunia nyata. Buat sekarang, aplikasi baru tersedia untuk platform iOS 11. Belum diketahui apakah ia akan tersedia di Android atau tidak – apalagi Lego AR-Studio memanfaatkan framework Apple ARKit.

Hal tersebut juga mengindikasikan kebutuhan hardware yang cukup tinggi. Agar bisa menangani app AR ini, handset setidaknya harus diotaki prosesor A9 atau A10, minimal iPhone 6s. Model iDevice lain yang siap menjalankannya meliputi iPad 2017, iPad Pro (varian 10,5-, 12,9- dan 9,7-inci) serta tentu saja iPhone X.

Kit Lego AR-Studio terdiri dari model klasik seperti kantor polisi, kereta, kantor pemadam kebakaran, serta bundel Ninjago plus naga. Mereka semua tak hanya disuguhkan secara virtual. Mainan fisiknya dapat dibeli di gerai Lego.

Anda tak perlu cemas Lego Group akan mengganti lineup mainan mereka dengan versi AR atau digital. Menurut Donaldson, AR-Studio hanyalah pelengkap dari pengalaman bermain Lego, didesain untuk membantu anak-anak berimajinasi lebih tinggi.

Via Engadget.

CryptoKitties Ialah Game ala Pokemon Dengan Cryptocurrency dan Kucing Sebagai Bintangnya

Masa depan cryptocurrency  masih belum pasti, namun hadirnya bitcoin serta teknologi desentralisasi blockchain membuatnya kian populer di kalangan user. Ada banyak keunggulan yang ditawarkan oleh blockchain, dan saat ini, bertambah banyak pula cara-cara kreatif dalam penggunaannya. Salah satu penjelmaan terbarunya membuat proses trading jadi semakin menarik buat pemula.

Di akhir bulan November, studio desain Axiom Zen meluncurkan CryptoKitties, permainan ala Pokemon yang dibangun di atas jaringan blockchain  Ethereum. Di sana, Anda bisa membeli dan mengumpulkan kucing-kucing virtual, serta mengembangbiakkan mereka dengan harapan dapat menciptakan kucing baru yang memiliki atribut istimewa. Penyajiannya mungkin boleh dikatakan familier, namun tiap transaksi di sana memanfaatkan cryptocurrency.

Tiap kucing digital di CryptoKitties merupakan milik user sepenuhnya. Mereka cuma ada satu di seluruh game; tak bisa diduplikat, diambil orang lain, atau dihancurkan. Aspek paling spesial dari permainan ini ialah sistem pengembangbiakannya: saat dua kucing ‘dijodohkan’, anaknya akan betul-betul unik – termasuk dari penampilan, biografi dan karakteristiknya.

CryptoKitties 1

Sifat-sifat unik anak kucing ini merupakan hasil dari genom 256-bit kedua orang tuanya, membuahkan kurang lebih empat miliar variasi genetika berbeda. Lalu mengapa kucing? Di situsnya, Axiom Zen menjelaskan dengan canda: “Karena kucing sangat sulit dimengerti. Mereka adalah duta besar para Firaun, muncul di berbagai meme serta laman Facebook ibu Anda. Kucing tidak pernah mendiskriminasi, karena mereka membenci tiap manusia secara adil.”

Game dibekali dengan 100 ekor ‘Founder Kitties’. Ada pula kucing ‘Gen 0’ baru yang dirilis tiap 15 menit, disuguhkan di harga rata-rata dari lima ekor yang terjual plus diskon 50 persen. Harga mereka akan terus turun dalam 24 jam hingga seseorang membelinya. Pemain juga bisa menjual kucingnya via lelang. Anda dipersilakan menentukan harga awal dan akhir dengan mata uang digital ETH (ether, cryptocurrency Ethereum).

Jadi seandainya saya memilih harga awal 1 ETH dan harga akhir di 0 ETH, lalu seseorang membelinya dalam waktu 12 jam setelah lelang dimulai, ia membayar saya sebesar 0,5 ETH.

Untuk mengembangbiakkannya, Anda dapat menentukan jumlah ether agar pemain lain bisa mengawinkan kucingnya dengan peliharaan digital kita, dan selanjutnya, mereka berhak mendapatkan anaknya. Alternatifnya, Anda bisa membayarkan ether buat memasangkannya dengan kucing lain dan memperoleh anak kucingnya.

Silakan mencoba dengan mengunjungi situs CryptoKitties.

Sumber: PR Newswire. Tambahan: TechCrunch.

Smartphone OnePlus 5T Edisi Terbatas Star Wars Diumumkan

Meski pelepasan permainan Star Wars Battlefront II di bulan November kemarin tidak sebaik harapan kita, demam Star Wars akan kian menjadi setelah The Last Jedi tayang di layar lebar. Produsen mainan, barang fashion, hingga perangkat elektronik sudah pasti siap merayakannya dengan melepas produk-produk bertema jagat fiksi ilmiah kreasi George Lucas itu.

OnePlus tampaknya memutuskan untuk turut serta memeriahkan pesta Star Wars. Dalam festival Bengaluru Comic Con di India akhir minggu lalu, produsen smartphone asal Shenzhen itu menyingkap edisi terbatas dari produk flagship  OnePlus 5T bertema Star Wars. Tema tersebut tak hanya diterapkan pada rancangan di luar, tapi juga diaplikasikan pada aspek software-nya.

Dari sisi desain, OnePlus 5T Star Wars Limited Edition sedikit berbeda dari varian standarnya. Anda tetap mendapatkan bagian wajah ber-frame hitam, namun versi Star Wars ini mengusung punggung berwana putih. Di sana, Anda akan kembali menemukan logo OnePlus berada di bawah sensor pemindai sidik jari, kemudian ada modul kamera ber-layout kapsul di pojok kiri atas – mirip iPhone 7 Plus.

Perbedaan paling mencolok terletak pada kehadiran branding Star Wars di area bawah sisi belakang. Penggunaan outline merah di font tersebut senada dengan logo Star Wars di Last Jedi – pertama kalinya Lucasfilm menggunakan warna merah di logo film. Selain itu, OnePlus juga mengimplementasikan warna ini di alert slider, sehingga bagian itu tampak kontras dengan latar belakang putih.

Selain membuatnya berbeda dari tipe hitam serta varian merah ‘lava’ yang OnePlus umumkan di akhir November kemarin, kombinasi warna putih dan hitamnya segera mengingatkan fans Star Wars pada seragam Stormtrooper. Di dalam, handset akan menyajikan beragam elemen Star Wars; mulai dari wallpaper, efek visual di UI, hingga audio (tebakan saya, tak jauh dari suara tembakan blaster, lightsaber, atau R2-D2).

Untuk sekarang, belum diketahui seberapa banyak unik OnePlus 5T Star Wars Limited Edition yang sudah produsen siapkan dan berapa harganya. Berdasarkan laporan situs berita India TechPP, produk ini akan meluncur pada tanggal 16 November, sehari setelah momen penayangan perdana Star Wars: The Last Jedi di Amerika. Sayangnya ada indikasi kuat produk ini baru akan tersedia buat India saja.

Spesifikasi hardware Star Wars Limited Edition ini kabarnya hampir serupa dengan OnePlus 5T edisi standar, tetapi hanya tersedia pilihan RAM 8GB dan penyimpanan 128GB.

Via GSMArena. Tambahan: Forum OnePlus.