IGL FIFA 19 FUT Memasuki Babak Top 16, Siap Gelar Grand Final Akhir Agustus

Kompetisi perdana Indonesia Gaming League (IGL) FIFA 19 FUT semakin mendekati babak puncak. Setelah melalui berminggu-minggu babak kualifikasi dan menyaring lebih dari 1.500 peserta, IGL FIFA 19 juga belum lama ini menyelesaikan babak berikutnya yaitu Big League 24. Sesuai namanya, babak tersebut mempertemukan 24 pemain terbaik dari berbagai daerah di Indonesia untuk bertanding dalam dua grup yang disebut Big East dan Big West.

Big League 24 telah berjalan selama kurang lebih 11 pekan, mulai dari bulan Mei lalu hingga pertandingan terakhirnya yang digelar pada hari Jumat, 2 Agustus 2019. Kini fase Big League 24 telah rampung, dan IGL FIFA 19 meloloskan sejumlah top player untuk bertanding di fase berikutnya. 8 pemain teratas dari grup Big East dan Big West maju ke babak 16 besar (Top 16), atau disebut juga sebagai Big 16.

Berikut ini daftar pemain yang berhak maju ke babak Big 16:

  • Quarantine | Egi
  • Raja | Hugin
  • SFI | Kenny
  • RRQ | Eggsy
  • PG.BarracX | Icanbutski
  • Quarantine | Immanuel
  • Freak | Brian
  • FB | Ghea
  • Raja | Pugu
  • XCN | Dedic
  • Cups FC | Arlan
  • DMC | Andri
  • RS | Yoga
  • Bagoes | Nyoman
  • Cups FC | Rakel
  • EJS | Apri
IGL FIFA 19 FUT - Big 16 Big East
Sumber: IGL
IGL FIFA 19 FUT - Big 16 Big West
Sumber: IGL

Untuk menentukan siapa bertanding melawan siapa, pihak IGL akan melakukan pengundian (drawing). Namun sebelumnya, 16 pemain ini dibagi terlebih dahulu ke dalam 4 pot sesuai dengan perolehan peringkatnya di Big League 24. Para peraih peringkat 1-2 masuk ke pot 1, peringkat 3-4 ke pot 2, peringkat 5-6 ke pot 3, dan peringkat 7-8 ke pot 4. Tujuannya adalah supaya ketika dilakukan drawing, para pemain yang sudah berada di grup yang sama saat Big League 24 tidak akan berhadapan lagi.

“Intinya kami akan melakukan drawing satu minggu sebelum Big 16 digelar. Saat ini, kami sedang mencari tempat yang proper untuk proses drawing serta livestream. Info selanjutnya akan menyusul,” ujar Stephen Clinton, Wakil Ketua Indonesia Gaming League, dalam siaran pers. Proses drawing Big 16 nantinya akan disiarkan secara langsung lewat channel YouTube Indonesia Gaming League.

IGL FIFA 19 FUT - Match
Sumber: IGL

Seluruh pertandingan Big 16 akan digelar dalam acara utama di Highgrounds Jakarta, pada tanggal 24 – 25 Agustus 2019. IGL sudah menyiapkan sejumlah uang hadiah bagi para peserta yang telah masuk ke babak Big 16. Rinciannya sebagai berikut:

  • Juara 1: Rp50.000.000 + medali + trofi FIFA 19 FUT by Indonesia Gaming League
  • Juara 2: Rp25.000.000 + medali
  • Juara 3: Rp15.000.000 + medali
  • Juara 4: Rp5.000.000 + medali
  • Peringkat Top 8: Rp5.000.000 + medali
  • Peringkat Top 16: Rp2.500.000 + medali

Bisa dilihat dari perincian di atas bahwa semua pemain yang sudah masuk ke Big 16 berhak mendapat uang hadiah, meskipun ia langsung gugur dan tidak lolos ke perempat final (Top 8). Akan tetapi tentunya mereka yang berjiwa kompetitif tidak akan puas hanya dengan masuk Top 16 dan akan mengincar takhta juara. Mari kita saksikan bersama-sama siapa pemain yang dapat menjadi pemenang kompetisi IGL FIFA perdana ini.

Startup di Bidang Esports Matcherino dan Anzu.io Dapatkan Investasi

Pendapatan di industri esports diperkirakan akan mencapai US$1,1 miliar pada tahun ini, menurut laporan Newzoo.

Newzoo membagi sumber penghasilan di industri esports menjadi empat, yaitu sponsorship, hak media, iklan, merchandise dan tiket, serta bayaran untuk publisher game. Dari semua itu, yang memberikan kontribusi terbesar adalah sponsorship, sebesar 34,3 persen atau senilai US$456,7 juta.

Membahas esports memang tak lepas dari para tim dan pemain profesional. Setelah memenangkan hadiah sebesar US$3 juta di Fortnite World Cup, Kyle “Bugha” Giersdorf tak luput dari sorotan media mainstream. Meskipun begitu, masih ada banyak pihak lain yang membuat industri esports tumbuh sepesat sekarang.

Seiring dengan perkembangan esports, startup yang mendukung esports juga menarik perhatian para investor, seperti Matcherino.

Matcherino adalah startup asal Seattle, Amerika Serikat yang menyediakan software untuk memudahkan penyelenggaraan turnamen esports. Startup tersebut baru saja mendapatkan kucuran dana segar dari Galaxy EOS VC Fund dan Wells Fargo Strategic Capital.

Dana sebesar US$1,5 juta ini merupakan bagian dari pendanaan seri A-1. Pada pengumpulan dana ronde ini, Matcherino juga pernah mendapatkan investasi dari beberapa investor lain seperti Seven Peaks Ventures, Madrona Venture Group, aXiomatic, dan Vulcan Capital. Dengan tambahan dana terbaru ini, berarti, Matcherino telah mendapatkan dana sebesar US$4,1 juta.

Menurut laporan GeekWire, CEO Matcherino, John Maffei mengklaim bahwa setiap bulannya, Matcherino telah membantu diselenggarakannya 500 turnamen. Jenis turnamen yang diadakan beragam, mulai dari Apex Legends, CS:GO, Dota 2, Fortnite, League of Legends, sampai PUBG. Secara total, Matcherino disebutkan telah membantu diselenggarakannya lebih dari 6.000 turnamen.

Dengan investasi ini, Matcherino berencana untuk memperkuat bisnis mereka dan memperluas jangkauan mereka.

“Produk kami menawarkan alat-alat yang diperlukan untuk menghubungkan pemain, merek, penyelenggara turnamen, dan bahkan fans. Ini akan menguntungkan semua pihak secara finansial serta memberikan pengalaman yang lebih baik bagi semua pihak yang terlibat,” kata Maffei, seperti yang dikutip dari Esports Insider.

Industri esports memang tengah bertumbuh. Hal ini terlihat dari banyaknya merek endemik dan non-endemik yang tertarik untuk menjadi sponsor. Namun, ada kekhawatiran bahwa pertumbuhan esports ini akan berakhir.

Turnamen esports sekarang semakin menjamur. Tidak hanya itu, total hadiah yang ditawarkan pun semakin besar. Sayangnya, salah satu masalah bagi penyelenggara turnamen adalah sulitnya untuk mendapatkan keuntungan.

Masalah inilah yang berusaha Matcherino selesaikan. Startup tersebut ingin memundahkan proses monetisasi turnamen esports. Beberapa hal yang ditawarkan oleh Matcherino pada penyelenggara turnamen adalah penjualan DLC langsung dari publisher, penjualan dan pengiriman merchandise, serta penjualan tiket, baik untuk pemain maupun penonton.

“Matcherino menawarkan merek kesempatan untuk menjangkau fans esports di puluhan judul game dan ratusan turnamen setiap bulan dan mendekatkan diri dengan fans esports,” kata Maffei, dikutip dari GeekWire.

Matcherino bukanlah satu-satunya startup yang bergerak di bidang esports yang mendapatkan investasi baru-baru ini. Startup lainnya yang mendapatkan investasi adalah Anzu.io. Startup yang menyediakan platform untuk menampilkan iklan dalam game ini baru saja mendapatkan dana US$6,5 juta.

Pendanaan seri A ini dipimpin oleh BITKRAFT Esports Ventures dan didukung partisipasi oleh WPP dan Axel Springer Digital Ventures.

anzu official
Contoh iklan dalam game dari Anzu.io.

Apa yang ditawarkan oleh Anzu adalah in-game advertising yang terintegrasi langsung dengan gameplay. Tujuannya adalah agar iklan yang muncul dalam sebuah game tidak mengganggu para pemain.

Iklan dalam game telah ada sejak lama. Satu hal unik yang coba Anzu tawarkan adalah iklan yang lebih dinamis dan bukannya iklan statis yang selama ini ada.

Setelah mendapatkan pendanaan ini, Anzu berencana untuk menampilkan iklan-iklan di game AAA untuk PC dan konsol. Selain itu, mereka juga berencana untuk memperkuat bisnis mereka di Amerika Utara dan Eropa.

“Ada 2,4 miliar gamer di seluruh dunia, dunia virtual dan gaming yang merupakan tempat para gamer itu berada sampai sekarang masih jadi pasar yang belum dieksplor,” kata Founder dan Managing Partner dari BITKFRAFT Esports Ventures, Jens Hilgers, seperti yang dikutip dari Esports Insider.

“Kami percaya visi Anzu untuk mengintegrasikan game-game online besar dan esport dengan iklan melalui platform mereka akan membuka kesempatan yang sangat besar, tidak hanya pada publisher game, tapi juga untuk tim profesional dan streamer yang ingin mendapatkan sumber pemasukan baru.”

Sumber: Newzoo, Esports Insider, VentureBeat, GeekWire, Esports Insider.

Gandeng Dating App Bumble, Gen.G Bentuk Tim Esports Khusus Para Srikandi

Organisasi esports internasional Gen.G baru saja mengumumkan wujud kerja sama dengan pihak yang cukup unik, yaitu Bumble. Untuk Anda yang tak familier dengan nama ini, Bumble adalah aplikasi kencan berbasis lokasi yang didirikan oleh co-founder Tinder, Whitney Wolfe Herd. Dengan visi yang mendukung feminisme, Bumble telah berhasil merangkul lebih dari 55 juta pengguna di 150 negara dan kini perusahaannya memiliki valuasi senilai US$1 miliar.

Kolaborasi antara Gen.G dengan Bumble akan berjalan selama tiga tahun, dan mencakup berbagai macam program, event, serta merchandise. Dikutip dari Esports Insider, VP of Marketing Bumble Chelsea Maclin berkata, “Misi kami di Bumble adalah untuk memberdayakan kaum perempuan di seluruh dunia, dan kami bangga dapat berpartner dengan Gen.G untuk terus melebarkan sayap ke komunitas esports dan gaming. Kami berusaha mendukung kaum perempuan yang telah membangun komunitas-komunitas luar biasa di dunia gaming.

Kami telah membangun komunitas yang kuat lewat Bumble dan Gen.G, dan kami gembira bisa bekerja sama untuk membantu menyatukan komunitas gamer di dunia nyata. Bersama dengan Gen.G, kami ingin memberdayakan para perempuan perintis, dan memudahkan mereka terhubung dengan komunitas mereka baik lewat kencan, pertemanan, atau networking.”

Dalam keterangan yang ia sampaikan pada Forbes, Maclin juga mengungkap terjadinya satu hal unik di kalangan pengguna Bumble. Yaitu bahwa begitu Bumble meluncurkan fitur BFF (best friends forever, fitur pencarian untuk hubungan pertemanan nonromantis), ternyata banyak pengguna yang membajak platform tersebut untuk mencari teman sesama gamer. Fenomena ini mendorong Bumble untuk menambahkan badge “gaming” di profil pengguna, juga menambahkan “gaming” sebagai salah satu kategori minat bila pengguna ingin melakukan pencarian.

Ini menunjukkan bahwa banyak pengguna Bumble yang juga merupakan gamer, dan Bumble telah membantu mereka untuk membentuk komunitas-komunitas tersendiri. Bila seorang perempuan menggunakan fitur BFF, mereka hanya bisa mendapat match dengan sesama perempuan. Di tengah dunia gaming yang didominasi oleh kaum lelaki, Bumble menjadi ruang alternatif yang aman bagi kaum gamer perempuan ini.

KittyPlays
KittyPlays, streamer populer dan Head of New Gaming Initiatives Gen.G | Sumber: KittyPlays

“Komunitas gaming telah lama berorientasi di sekitar kaum laki-laki dan bahkan terkadang toxic untuk kaum perempuan yang berpartisipasi atau sekadar menonton,” kata CEO Gen.G, Chris Park, kepada Forbes, “Kami ingin mengubah hal itu dan memberikan suara dan mempromosikan bagaimana para perempuan membawa gaming masuk ke kehidupan serta persahabatan mereka. Kami ingin mendorong perempuan menjadi bagian dari olahraga ini.”

Bersama Bumble, Gen.G kini membentuk sebuah tim Fortnite dengan anggota seluruhnya perempuan, yang disebut Team Bumble. Beranggotakan empat orang yaitu Carlee, Hannah, maddiesuun, dan Tinaraes, tim ini diharapkan dapat mengubah posisi kaum perempuan di dunia esports menjadi lebih positif. Bumble juga menjalin kerja sama khusus dengan Kristen “KittyPlays” Valnicek, streamer populer dengan lebih dari 1 juta follower di Twitch yang kini memegang posisi Head of New Gaming Initiatives di Gen.G.

“Saya menghabiskan banyak hidup saya menyembunyikan fakta bahwa saya seorang gamer karena dulu ada sedikit kontroversi seputar ini (gamer perempuan),” ujar KittyPlays, “Saya bangga terhadap sisi gaming diri saya sekarang dan ingin tampil terbuka dengannya. (Gaming) adalah sesuatu yang membuat saya sangat gembira, dan saya ingin lebih banyak perempuan merasakan kebanggaan yang sama.”

Sumber: Esports Insider, Forbes

Honda Motor Jajaki Esports Lewat ESL Jagoan Series — Free Fire

Honda Motor tampaknya mulai tertarik untuk mendukung ekosistem esports di Indonesia. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah dengan mendukung diselenggarakannya ESL Jagoan Series – Free Fire.

Secara global, perusahaan asal Jepang itu telah menunjukkan ketertarikannya pada esports dengan menjadi sponsor dari salah satu tim terbesar, Team Liquid pada awal tahun ini.

Dukungan yang diberikan oleh Honda Motor dalam ESL Jagoan Series – Free Fire berupa motor yang akan diberikan pada atlet yang berpretasi. Tidak hanya itu, penonton yang hadir di Grand Final yang diadakan di Mall of Indonesia pada 10 Agustus nanti ini juga memiliki kesempatan untuk mendapatkan motor.

“ESL Indonesia bangga bisa bekerja sama dengan Honda membesarkan ekosistem esports di tanah air karena Honda adalah brand yang tak hanya besar di Indonesia tapi juga di tingkat internasional,” kata General Manager ESL Indonesia, Felix Huray.

ESL Jagoan Series – Free Fire menawarkan total hadiah sebesar US$20 ribu. Selain hadiah uang, tim yang menang juga akan mendapatkan Golden Ticket untuk bertanding di Free Fire Indonesia Master 2019 Grand Final.

Turnamen tersebut disponsori oleh Indofood, Chitato, Good To Go, dan Popmie dan mendapatkan dukungan dari CBN, Logitech, Matrix, Indomaret, NimoTV, dan Mall of Indonesia.

Belakangan, semakin banyak merek non-endemik seperti Honda Motor yang tertarik untuk menjadi sponsor esports. Menurut laporan Nielsen, pada 2018, 49 persen dari total sponsor di industri esports adalah merek non-endemik, alias merek yang tidak ada hubungannya dengan gaming atau teknologi.

Semakin banyaknya merek yang tertarik untuk menjadi sponsor membuat nilai industri esports terus naik. Menurut studi yang dilakukan oleh Newzoo menunjukkan bahwa nilai industri esports tahun ini mencapai US$1,1 miliar, naik 26,7 persen dari tahun lalu.

Kontribusi terbesar pendapatan industri ini adalah sponsorship dengan kontribusi sebesar US$456,7 juta atau sekitar 34,3 persen dari total pendapatan industri secara keseluruhan.

“Jumlah audiens dan pertumbuhan penonton yang hebat di esports adalah hasil dari pengalaman menonton yang interaktif tanpa terikat dengan media tradisional,” kata CEO Newzoo Peter Warman dalam situs resmi Newzoo.

“Banyak liga dan turnamen esports sekarang yang memiliki banyak penonton, jadi perusahaan kini mencoba untuk memonetisasi para Esports Enthusiasts. Ini memang mulai terjadi pada tahun lalu, tapi pasar ini terus tumbuh dengan belajar dari kesalahan awal.”

Memang, jumlah penonton esports terus naik. Jumlah penonton turnamen esports di Indonesia diperkirakan mencapai 44,5 juta. Sementara di tingkat global, diduga ada hampir 1 miliar orang yang menonton pertandingan esports.

Sumber: ESL Indonesia
Sumber: ESL Indonesia

Dari segi penyelenggara, ESL kembali berusaha menunjukkan bahwa mereka mendukung sistem esports terbuka dengan mengadakan ESL Jagoan Series – Free Fire.

Sistem turnamen terbuka memungkinkan tim-tim amatir untuk bertanding melawan tim profesional di kompetisi resmi. Walau saat ini, babak kualifikasi ESL hanya digelar di tiga kota, yaitu Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.

“Mimpi kami di ESL yang ingin menyediakan perjalanan from zero to hero juga tercapai lewat Jagoan Series kali ini karena ada tim-tim berskala komunitas yang melaju ke Grand Final dan juga diakuisisi organisasi-organisasi esports besar di Indonesia,” kata Stefano Adrian, Project Manager Jagoan Series ESL Indonesia.

Alasan ESL mendukung sistem esports terbuka adalah agar dunia esports di Indonesia tidak hanya didominasi oleh tim-tim besar yang memang sudah mendapatkan dukungan dari berbagai sponsor.

Dengan membuat turnamen bersistem terbuka, ESL berharap bahwa komunitas yang ada di berbagai kota di Indonesia bisa ikut serta dalam pertandingan kelas internasional.

Selain itu, ini juga bisa jadi ajang bagi para pemain dan tim amatir berbakat untuk unjuk gigi. Dengan begitu, tidak tertutup kemungkinan para pemain atau bahkan tim tersebut diakuisisi oleh tim yang lebih besar.

Disclosure: Hybrid adalah perwakilan Media Relations untuk ESL Indonesia Championship Season 2

MoAuba Jadi Juara FIFA eWorld Cup Pertama dari Jerman

Mohammed “MoAuba” Harkous memenangkan Fifa eWorld Cup 2019. Dia menjadi juara setelah mengalahkan Mosaad “Msdossary” Aldossary yang merupakan juara pada tahun lalu.

Pada babak final, MoAuba menang dengan nilai 3-2. Awalnya, dia mendapatkan hasil seri 1-1 saat bertanding dengan Xbox One. Dia kemudian keluar sebagai pemenang setelah memenangkan pertandingan di PlayStation 4 dengan nilai 2-1.

“Saya tidak memperkirakan ini,” kata MoAuba, seperti yang dikutip dari FIFA.com. “Saya pikir, saya hanya akan mencapai kuarter final atau semi final. Di FIFA, Anda harus bisa bermain bagus pada hari pertandingan, tidak peduli seberapa bagus permainan Anda sebelumnya.”

MoAuba adalah pemain Jerman pertama yang memenangkan FIFA eWorld Cup. MsDossary merupakan warga negara Arab Saudi.

“Saya pikir Jerman tidak akan menang karena ada tiga pemain — “Tekkz”, “Nicolas99fc”, dan “MsDossary” — yang ada pada level yang sama sekali berbeda. Mereka ada di level lebih tinggi karena performa mereka sangat stabil. Untuk mengalahkan mereka, Anda juga harus memiliki performa yang baik dan beruntung.”

Sebagai pemenang, MoAuba mendapatkan hadiah sebesar US$250 ribu. Selain itu, dia juga berhak atas kunjungan eksklusif ke The Best FIFA Football Awards. Sementara MsDossary mendapatkan US$100 ribu.

“Tentu saja saya kecewa, tapi Mo pantas menang,” kata MsDossary, menurut laporan FIFA.com. “Selamat untuknya. Saya akan mendapatkan eWorld Cup tahun depan atau tahun depannya lagi.”

fifa 02

Ada 32 orang yang bertanding dalam eWorld Cup tahun ini, dengan 16 orang bertanding di Xbox One dan 16 sisanya di PlayStation 4. Tiga puluh dua orang ini dibagi ke dalam empat grup. Empat peserta terbaik dari masing-masing grup akan saling beradu dalam babak knockout.

Babak final eWorld Cup ini diadakan di O2 Arena, London, Inggris. Diperkirakan, ada 1.500 orang yang hadir ke stadium untuk menonton kompetisi esport tersebut. Turnamen ini juga disiarkan secara online dengan komentar dalam enam bahasa, Arab, China, Inggris, Jerman, dan Spanyol. Diperkirakan, ada 32 juta orang yang menonton pertandingan akhir eWorld Cup.

Kepada Reuters, Director of efootball and gaming, FIFA, Christian Volk mengungkap bahwa dia berharap, turnamen eWorld Cup ini akan bisa diadakan secara terus menerus. “Kami ingin membuat olahraga yang profesional, sehat, dan berkelanjutan,” kata Volk.

“Kami punya hubungan selama 25 tahun dengan EA Sports yang sukses. EA Sports telah mengembangkan simulasi olahraga paling sukses di dunia dan kami merupakan organisasi yang membawahi olahraga terbesar di dunia. Bersama, kami akan bisa membawa hal-hal yang tidak banyak ada pada turnamen esports. Ini adalah ekosistem yang dinamis.”

Volk mengatakan, pemain game sepak bola biasanya mengerti taktik dengan lebih baik. Sebagian dari mereka juga mau mencoba taktik yang mereka kenali dari game ke dunia nyata.

“Khususnya di usia muda. Mereka pertama kali mengenal sepak bola dari game dan dari game, mereka mengerti apa itu sepak bola,” kata Volk. “Ada studi di Denmark. Dari studi itu, Anda bisa melihat bahwa anak-anak muda yang bermain game dan mengerti taktik, sebagian dari mereka mencoba untuk melakukan hal yang sama di dunia nnyata. Bagi kami, ini adalah pertanda baik.”

Meskipun begitu, FIFA tidak tertarik untuk mencampuradukkan game sepak bola dengan olahraga sepakbola di dunia nyata.

Sumber: FIFA, Reuters, BBC

Sumber gambar: FIFA

Pentingnya Chemistry Antara Tim Esports dan Sponsor

Banyak orang yang mulai membuat tim esports karena passion. Namun, kini esports telah menjadi industri. Semakin banyak merek non-endemik yang tertarik untuk masuk ke industri ini.

Misalnya, GoPay yang menjadi sponsor RRQ atau DANA yang mensponsori ONIC Esports. Baik GoPay dan DANA menyediakan solusi pembayaran dan bukan perusahaan yang bergerak di industri esport atau gaming.

Dengan begitu banyak perusahaan dan startup yang tertarik untuk mendukung tim esports, muncul pertanyaan terkait karakteristik sponsor yang dicari oleh para tim profesional.

“Saya pikir, yang paling penting, apakah kita punya value yang sama,” kata Chandra Wijaya, Managing Director of ONIC Esports saat ditanya tentang karakteristik apa yang ONIC cari dari sponsor dalam acara The New Spirit of ONIC Esports yang diadakan di FX Sudirman, Selasa, 7 Agustus, 2019.

“Visi sejalan untuk bisa jalan bersama, itu yang paling penting. Selain itu, apakah kita bisa klop dari segi program. Itu benar-benar penting untuk memilih rekan yang tepat. Kalau visi tidak sejalan, saya rasa, kita tidak bisa membuat sesuatu yang memberikan impact.”

Sementara itu, Lim Wimawan, Senior Marketing Manager, DANA mengatakan bahwa alasan mereka untuk mensponsori ONIC adalah karena tim esport itu menunjukkan pertumbuhan yang cepat meski baru didirikan pada tahun lalu.

“Kami melihat ONIC sebagai inspirasi dan motor penggerak esports di Indonesia,” kata Lim saat berada di panggung. “Atlet dilatih dengan baik, tidak sekadar dijadikan wajah ONIC. Mereka juga mendapatkan fasilitas yang luar biasa.”

Sebagai profesional, pemain ONIC mendapatkan gaji bulanan. Selain itu, mereka juga mendapatkan reward berdasarkan prestasi mereka. Tidak hanya itu, ONIC juga menawarkan asuransi kesehatan dan tutor finansial.

“Karena sejak dini, mereka sudah pegang uang pendapatan. Mereka harus tahu untuk berinvestasi agar tidak menjadi lebih boros,” kata Chandra ketika membahas tentang alasan ONIC menyediakan tutor finansial.

Chandra mengatakan, ketika ONIC membawa pemain dari luar Jawa untuk bermain di timnya, mereka akan mengunjungi orangtua dan meminta izin mereka. Selain itu, mrekea juga berjanji untuk menyekolahkan pemain, baik berupa sekolah biasa atau homeschooling, tergantung keputusan sang anak.

Startup seperti DANA dan Fore bukanlah satu-satunya pihak yang tertarik untuk mendukung ONIC. Tim esports yang bertanding di Mobile Legends, Free Fire, dan PUBG Mobile itu juga mendapatkan dukungan dari Agaeti Venture Capital.

Di depan awak media, Carey Ticoalu, perwakilan Agaeti VC, mengatakan bahwa alasan mereka tertarik untuk mendukung tim esports seperti ONIC adalah karena mereka percaya, esports akan jadi industri berdampak besar pada masyarakat dalam lima sampai tujuh tahun ke depan.

Dalam tiga tahun belakangan, ungkapnnya, telah terjadi perubahan dalam budaya di Indonesia. Jika dulu bermain game dianggap tidak lebih dari sekadar penghilang stress atau hobi, kini game juga menjadi ajang untuk beradu talenta.

“Dalam tiga tahun terakhir, penonton esports tumbuh 15 persen,” kata Ticoalu. Dia merasa, esport, khususnya esports mobile, akan tumbuh pesat. Alasannya karena kini masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan akses ke perangkat mobile untuk memainkan game-game esports, seperti Mobile Legends.

Saat ditanya mengapa Agaeti mendukung ONIC Esports, Ticoalu menjelaskan, venture capital tempatnya bekerja tidak hanya peduli tentang bisnis ketika menanamkan investasi dalam sebuah startup, tapi juga dampak sosial yang diberikan. Prinsip yang sama berlaku pada tim esports.

“ONIC bisa jadi platform yang tepat untuk mendukung kemajuan anak muda, membuat mereka mengerti apa itu sukses sebagai profesional, menyediakan platform untuk menjadi aspirasi untuk para penonton,” katanya.

onic 02

Apa Aspirasi ONIC?

Ketika ditanya tentang apa tujuan ONIC, Chandra berkata bahwa tujuan utama mereka adalah untuk menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk tidak takut bermimpi dan berjuang untuk merealisasikan cita-cita mereka tersebut.

“Kami mau jadi inspirasi, bagaimana anak-anak yang come from nothing, yang cuma pelajar di tempat mereka tinggal, berani mengikuti mimpi mereka, nggak takut gagal. Semangat ini kita mau sebar, bahwa kamu punya kesempatan yang sama, tidak peduli siapa kamu, apa background kamu,” katanya.

Dia bercerita, pada awalnya, ONIC fokus untuk memenangkan berbagai turnamen. Namun, ke depan, tujuan mereka mulai berubah.

“Dulu, fokus kami adalah memenangkan turnamen. Kami hanya tim kecil, bukan siapa-siapa. Kami mau jadi juara. Ternyata, jadi juara saja tidak cukup,” kata Chandra. “Semua orang bisa mengejar juara. Apa yang membedakan kami, kami tidak cuma mau jadi juara, tapi bisa memberikan dampak positif ke generasi muda,” katanya.

Untuk menunjukkan semangat barunya ini, ONIC mengganti logonya, meski mereka memutuskan untuk tetap menggunakan logo landak. Menurut Chandra, logo baru ini akan dapat mencerminkan keadaan tim sekarang.

“Landak punya filosofi yang baik. Mereka adalah binatang yang kerja samanya baik. Mereka bukan predator. Misalnya, ketika musim dingin, mereka berkumpul untuk menghangatkan diri meski mereka harus tertusuk duri satu sama lain,” ujar Chandra.

“Landak memang bukan predator, tapi ia ditakuti oleh predator lain. Walau landak itu kecil, tapi mereka punya mekanisme perlindungan diri yang bagus,” katanya.

Sekarang, landak pada logo ONIC juga terlihat tengah berdiri. Ini menunjukkan kesiapan tim untuk bertanding melawan tim-tim lain yang dianggap sebagai raksasa.

Turnamen Apex Legends Hadir di X Games Minneapolis, Team SoloMid Raih Juara

Ajang olahraga ekstrem tahunan milik ESPN, X Games, baru saja digelar pada tanggal 1 – 4 Agustus kemarin. Event yang digelar di Minneapolis tersebut juga menampilkan turnamen olahraga elektronik alias esports. Karena mempertandingkan game Apex Legends, maka turnamen itu disebut sebagai EXP Invitational – Apex Legends at X Games Minneapolis. ESPN bekerja sama langsung dengan EA selaku penerbit Apex Legends dalam penyelenggaraannya.

Sebanyak 20 tim Apex Legends hadir untuk bertanding dalam acara EXP Invitational ini. 15 di antaranya adalah tim profesional undangan, sementara 5 sisanya datang dari jalur kualifikasi online yang sudah digelar pada akhir Juni 2019. Beberapa tim itu antara lain Team SoloMid (TSM), Fnatic, Team Liquid, Cloud9, dan lain-lain. Pastinya nama-nama mereka sudah cukup masyhur di kalangan komunitas pecinta esports, terutama genre shooter.

EXP Invitational - Dizzy
Dizzy dari NRG Esports ikut berpartisipasi dalam EXP Invitational | Sumber: Apex Legends

Setelah melalui berbagai pertandingan selama dua hari, akhirnya juara EXP Invitational perdana telah ditentukan. Mereka adalah Team SoloMid yang beranggotakan Jordan “Reps” Wolfe, Mac “Albralelie” Kenzie Beckwith, dan Phillip “ImperialHal” Dosen. Mereka telah tampil mendominasi dan menduduki puncak klasemen sejak hari pertama, dengan total 30 kill dan peraihan rata-rata di peringkat 5. Tak heran bila kemudian TSM berhasil menjadi juara. Polling para penggemar Apex Legends pun memprediksi hal yang sama.

Atas kemenangan ini, TSM berhak membawa pulang hadiah uang senilai US$30.000 (sekitar Rp426,9 juta). Prestasi mereka diikuti oleh Team Reciprocity sebagai runner-up, dan tim Sentinels sebagai juara 3. Tim terakhir ini cukup spesial karena merupakan tim yang menaungi Bugha, sang peraih juara dunia di Fortnite World Cup. Sayangnya Bugha tidak bertanding di cabang Apex Legends walau genrenya sama-sama battle royale. Team Reciprocity juga memiliki pemain andalan yaitu Eric “Snip3down” Wrona, yang pernah manjadi juara turnamen Halo 5 di X Games Aspen 2016.

EXP Invitational - TSM
Team SoloMid di EXP Invitational | Sumber: Apex Legends

EXP Invitational – Apex Legends at X Games Minneapolis hanya salah satu dari rangkaian turnamen esports yang digelar EA tahun ini. Sebelumnya juga ada turnamen EXP Pro-Am Apex Legends Exhibition pada bulan Juli, kemudian nanti di bulan September akan disusul oleh Apex Legends Preseason Invitational yang menawarkan prize pool hingga US$500.000 (sekitar Rp7 miliar).

Pelan tapi pasti, ekosistem esports Apex Legends mulai terbentuk. Respawn Entertainment dan EA memang tidak mau terburu-buru dalam menangani game yang satu ini. Mereka melakukan segalanya secara hati-hati untuk memastikan para penggemar mendapatkan pengalaman terbaik. Namun sekarang divisi Competitive Gaming di EA sudah berkomitmen untuk memberi fokus lebih pada Apex Legends. Jadi jangan kaget bila setelah Preseason Invitational selesai EA meluncurkan sirkuit kompetisi Apex Legends dengan skala yang lebih besar dan lebih serius. Kita tunggu saja perkembangannya.

Sumber: ESPN EsportsDexertoApex Legends

Starbucks dan Pizza Hut Jadi Sponsor Madden NFL 20 Championship Series

Sekarang, tidak hanya perusahaan yang bergerak di industri gaming yang tertarik untuk menjadi sponsor dari turnamen atau tim esports. Merek non-endemik seperti merek makanan pun mulai ikut melakukan itu.

Di Indonesia, Tokopedia pernah menjadi sponsor dari IENC. Sementara merek makanan seperti Dua Kelinci dan Pop Mie turut mendukung tim esports Tanah Air.

Sementara di Amerika Serikat, Starbucks akan menjadi sponsor dari Madden NFL 20 Classic, yang merupakan bagian dari Major Championship Series untuk Madden NFL, game American football.

Starbucks bukan satu-satunya merek F&B yang menjadi sponsor dari turnamen tersebut. Pizza Hut turut menjadi sponsor, beserta dengan Snickers, yang pernah mensponsori turnamen Madden NFL 19 Championship pada tahun lalu.

Madden NFL Championship Series terbagi menjadi ke dalam beberapa bagian, yaitu Classic, Club Championship, dan Challenge. Puncak acara dari turnamen ini adalah Madden Bowl, yang akan diadakan pada akhir April tahun depan.

Masing-masing bagian dari Madden NFL Championship Series diadakan berdekatan atau bersamaan dengan kegiatan liga profesional American football.

Madden NFL 20 Classic diselenggarakan berdekatan dengan NFL Kickoff, sementara Club Championship diadakan bersamaan dengan NFL Playoff, waktu penyelenggaraan Challenge bersamaan dengan Super Bowl, dan Madden Bowl diselenggarakan pada NFL Draft.

Menurut Commissioner, Competitive Gaming Division, EA, Matt Marcou seperti dikutip dari Esports Observer, tujuan dari hal ini adalah agar penggemar American football dan fans NFL bisa saling menginspirasi satu sama lain.

“Musim lalu sangat baik untuk Madden NFL Championship Series, terlihat dari peserta turnamen yang mencapai jutaan dan jumlah penonton yang memecahkan rekor,” ujarnya.

Sementara seperti dikutip dari Esports Insider, Vice President, Head of Gaming & Esports, NFL, Rachel Hoagland berharap, adanya turnamen game American football akan membuat generasi muda lebih tertarik dengan game NFL.

“Kami melihat esports sebagai kunci untuk mempercepat pertumbuhan NFL. Esports memberikan cara baru bagi fans muda untuk tahu tentang NFL dari kompetisi Madden NFL,” kata Hoagland.

Madden NFL 20 Classic akan diadakan di Arlington, Texas, pada 30 Agustus sampai 1 September. Turnamen ini akan memperebutkan total hadiah sebesar US$190 ribu. Dua pemenang dari kompetisi ini akan mendapatkan tiket untuk bertanding di Madden Bowl.

Madden Championsip akan diadakan di Red Wood City, California dengan total hadiah US$703 ribu. Selain hadiah berupa uang, empat pemenang dari kompetisi ini akan berhak untuk melaju ke Madden Bowl. Championship Series akan diadakan pada 18 Desember sampai 21 Desember.

Sama seperti Championship, Madden NFL Challenge juga diadakan di Red Wood, California. Hanya saja, ia diselenggarakan pada 30 Januari sampai 1 Februari. Total hadiah yang ditawarkan lebih kecil, yaitu US$190 ribu. Turnamen ini akan dibagi dalam dua babak, yaitu Group Stage dan Playoffs.

Selain hadiah uang, pemenang dari Classic, Club Championship, dan Challenge juga akan mendapatkan poin MCS. Enam peserta yang memiliki poin MCS tertinggi akan dapat bertanding di Madden Bowl.

Madden Bowl akan jadi panggung utama dari Madden Championship Series. Ia diadakan pada tanggal 23 April sampai 25 April 2020. Peserta yang bisa bertanding di sini hanyalah dua pemenang Madden Classic, dua pemenang Madden Challenge, empat pemenang Madden Club Championship, dan enam peserta dengan nilai MCS paling tinggi.

Total hadiah Madden Bowl mencapai US$220 ribu. Dengan juara satu memenangkan US$65 ribu sementara juara dua membawa US$25 ribu.

Sumber: Esports Observer, Esports Insider, EA.

20 Kampus dan Sekolah di Indonesia dengan Program Pendidikan Game

Industri game menyimpan banyak potensi sebagai lahan mata pencaharian. Akan tetapi untuk bisa sukses di industri ini, salah satu syaratnya tentulah kita harus dapat menciptakan produk bagus yang punya daya saing global. Developer-developer Indonesia pun belakangan sudah mulai membuktikan bahwa mereka mampu membuat karya visioner yang tak kalah dari dari developer luar negeri, dan banyak pihak optimis bahwa industri game lokal kita masih akan berkembang pesat.

Bila Anda berminat untuk masuk ke industri game, sebetulnya mengenyam pendidikan di bidang game secara khusus bukanlah sebuah kewajiban. Game adalah produk yang terdiri dari berbagai aspek, mulai pemrograman, penulisan, seni musik, seni visual, dan sebagainya. Asalkan Anda mempelajari ilmu di aspek-aspek tersebut, Anda bisa menjadi developer game dengan latar belakang pendidikan yang sudah umum.

Akan tetapi mengenyam pendidikan khusus game juga memberi berbagai keuntungan, misalnya pembelajaran tentang game design yang tidak kita dapatkan di jurusan lain. Sudah cukup banyak sekolah atau kampus di Indonesia yang menawarkan pendidikan di bidang game. Berikut ini beberapa di antaranya.

SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus

Jenjang: SMK

Program Studi: Desain Komunikasi Visual; Animasi 3D; Rekayasa Perangkat Lunak

Sekolah kejuruan yang berlokasi di Kudus, Jawa Tengah, ini cukup sensasional karena memiliki fasilitas berstandar internasional untuk pengembangan dan pendidikan multimedia. Dengan lima kompetensi keahlian yang ditawarkan, SMK RUS Kudus bisa jadi pilihan utama bagi pelajar yang serius ingin masuk ke industri game ataupun industri media kreatif lainnya.

Universitas Negeri Malang (UM)

Jenjang: D3

Program Studi: Game Animasi

Dulunya dikenal dengan nama IKIP Malang, kampus yang berfokus pada pendidikan ini juga memiliki berbagai program studi cabang nonpendidikan. Salah satunya jurusan Game Animasi yang berdiri sejak tahun 2008. Kurikulumnya menawarkan pembelajaran yang mengarah ke visuaisasi animasi dan game 3-dimensi berbasis kearifan lokal.

Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta

Jenjang: D3

Program Studi: Animasi

Program studi Animasi di ISI Yogyakarta merupakan perwujudan pendidikan seni yang multidisipliner. Keahlian yang ditawarkan tidak hanya soal menggambar, tapi juga meliputi storyboarding, penulisan skenario, penciptaan model 3D, pemrograman game, dan kebutuhan-kebutuhan lain. Sesuai dengan kondisi industri saat ini di mana seni tidak bisa lepas dari teknologi.

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)

Jenjang: D4

Program Studi: Teknologi Game

Pendidikan Teknologi Game di PENS tidak hanya fokus pada hal-hal teknis, tapi juga persiapan untuk menjadi sumber daya manusia yang dapat mengembangkan industri game lebih jauh lagi. Contohnya kewirausahaan, kepemimpinan, serta komunikasi. Mata kuliah sisi teknisnya sendiri cukup beragam, meliputi desain game 2D, 3D, serta multiplayer online, sejarah game, hingga desain suara dan musik.

PENS
Sumber: PENS

Sekolah Tinggi Multi Media (STMM) “MMTC” Yogyakarta

Jenjang: D4

Program Studi: Desain Teknologi Permainan

Melalui program studi Desain Teknologi Permainan, STMM “MMTC” Yogyakarta ingin menghasilkan lulusan dengan kemampuan manajerial profesional untuk tujuan pendidikan, bisnis, ataupun sosial. Kampus ini ingin mendidik sumber daya manusia yang mampu memanfaatkan perangkat multimedia, serta melakukan kerja sama berbasis riset. Salah satu mata kuliah menarik yang ditawarkan adalah Penyutradaraan Game (Game Directing).

Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia)

Jenjang: D4

Program Studi: Game Technology; Animasi

Sama seperti penyedia program studi Game Technology lainnya, Polimedia ingin menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian teknis dan kewirausahaan di industri game yang mampu menghadirkan muatan-muatan lokal. Terdapat juga jurusan Animasi yang mengajarkan animasi 2D maupun 3D. Polimedia memiliki kerja sama dengan berbagai pemain industri, salah satunya studio game Creacle yang berbasis di Yogyakarta.

SAE Institute Indonesia

Jenjang: D4

Program Studi: Visual Effects & Animation

SAE Institute dulunya adalah kampus pendidikan musik (School of Audio Engineering) yang didirikan oleh sound engineer Tom Misner pada tahun 1976 di Australia. Kali ini SAE Institute telah tersabar di berbagai penjuru dunia, salah satunya Indonesia di Jakarta. SAE Institute Indonesia menawarkan berbagai macam pendidikan media kreatif, termasuk salah satunya studi Visual Effects & Animation untuk keperluan industri game.

SAE Institute Indonesia
Sumber: SAE Institute Indonesia

Universitas Surabaya (UBAYA)

Jenjang: S1

Program Studi: IF – P. K. Multimedia

Anda yang mengincar gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) namun punya jiwa seni yang kuat dapat memilih pendidikan di UBAYA, program studi Informatika Program Multimedia (IF – P. K. Multimedia). Program ini cukup unik karena mengajarkan mata kuliah seni dan teknik sekaligus di satu jurusan. Anda dibentuk menjadi ahli multimedia holistik, yang mampu menguasai berbagai hal dari keamanan jaringan hingga digital audio.

Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

Jenjang: S1

Program Studi: Teknik Informatika – Konsentrasi Gim, Grafika, dan Multimedia

Jurusan Teknik Informatika di UII Yogyakarta memiliki berbagai cabang konsentrasi, salah satunya yaitu Gim, Grafika, dan Multimedia. Mata kuliah yang ditawarkan dalam konsentrasi ini mencakup Pengembangan Aset Gim, Gim Serius, serta Multimedia untuk Pembelajaran. Jurusan ini cocok untuk Anda yang ingin menguasai Teknik Informatika secara umum, namun juga punya minat pada game.

ESQ Business School (EBS)

Jenjang: S1

Program Studi: Ilmu Komputer – Peminatan Game Technology & Animation

Meski namanya Business School, EBS sebenarnya juga menawarkan jurusan-jurusan di luar bidang bisnis. Contohnya Ilmu Komputer dengan peminatan Game Technology & Animation. Sesuai dengan visi kampusnya, program ini ingin Anda menjadi seorang creative technopreneur. Tak hanya seorang profesional di bidangnya, tapi juga mampu memimpin perubahan dengan keahlian wirausaha.

KALBIS Institute

Jenjang: S1

Program Studi: Game Computing and Technology

Dahulu bernama Institut Teknologi dan Bisnis KALBE (ITBK), KALBIS Institute kini telah berkembang dengan lebih banyak jurusan serta mampu menampung lebih dari 8.000 mahasiswa. Kampus ini juga bekerja sama dengan organisasi Bina Nusantara (BINUS) untuk manajemennya. KALBIS Institute memiliki jurusan Game Computing and Technology sendiri yang terpisah dari jurusan Teknik Informatika. Fakultas yang membawahinya pun bernama Fakultas Industri Kreatif, menunjukkan bahwa kampus ini sangat up-to-date terhadap perkembangan zaman.

KALBIS Institute
Sumber: KALBIS Institute

Universitas Ciputra (UC) Surabaya

Jenjang: S1

Program Studi: Information & Multimedia Technology (IMT) – Konsentrasi Game Development

Sebagai prodi yang dirancang agar selalu mengikuti perkembangan teknologi, prodi Informatika (IMT) di UC Surabaya menawarkan tiga konsentrasi peminatan untuk para mahasiswanya: Game Development, Artificial Intelligence, dan Internet of Things. Keistimewaan UC Surabaya adalah adanya kerja sama dengan Apple Developer Academy Program untuk pendidikan mobile apps development tingkat dunia.

Universitas Multimedia Nusantara (UMN)

Jenjang: S1

Program Studi: Desain Komunikasi Visual – Peminatan Interaction Design

Jurusan Desain Komunikasi Visual di UMN membekali mahasiswanya dengan keterampilan analisis, perancangan, serta penerapan desain estetika dengan memanfaatkan teknologi. Salah satu peminatannya, yaitu Interaction Design, memberikan bekal mata kuliah yang berhubungan dengan interaksi seperti Visual Storytelling, Game Design, Sound Design Interaction, dan sebagainya.

BINUS University

Jenjang: S1

Program Studi: Game Application and Technology

Kampus dengan jurusan game yang sangat terkenal, BINUS University mendirikan program studi ini pada bulan September 2012. Game Application and Technology (GAT) dengan cepat menjadi salah satu program terbaik di bawah departemen School of Computer Science. BINUS University baru-baru ini juga meraih peringkat 7 universitas terbaik Indonesia versi QS World University Rankings.

Institut Informatika Indonesia (IKADO)

Jenjang: S1 Dual Degree

Program Studi: Informatika + Game Technology

Kampus yang satu ini menawarkan program studi yang sangat menarik. Secara berdiri sendiri, sebetulnya tidak ada program studi game di IKADO, akan tetapi bila Anda memilik jurusan Informatika, Anda berkesempatan mengambil program Dual Degree prodi Game Technology di Dongseo University, Korea Selatan. Sebanyak 79 SKS kuliah (4 semester) akan Anda tempuh di IKADO, sementara 66 SKS (4 semester) sisanya Anda ambil di Dongseo University. Setelah lulus, Anda akan memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) dan Bachelor of Engineering (B.Eng.) sekaligus.

IKADO Dual Degree
Sumber: IKADO

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jenjang: S2

Program Studi: Teknik Elektro – Pemintan Jaringan Cerdas Multimedia

Baru segelintir universitas di Indonesia yang menawarkan pendidikan pascasarcana di bidang game, salah satunya ITS di Surabaya. Dengan mengambil program studi Magister Teknik Elektro, Anda dapat memilih satu dari enam bidang minat yaitu Jaringan Cerdas Multimedia. Dalam bidang ini dikembangkan spesialisasi Jaringan Cerdas Multimedia dan Game Technology.

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Jenjang: S2

Program Studi: Teknik Elektro – Opsi Media Digital & Teknologi Game

Satu lagi kampus yang program Magister di bidang game adalah ITB. Sama seperti ITS, prodi ini juga merupakan opsi yang berada di bawah program studi Teknik Elektro. Prodi ini terbuka bagi lulusan S1 teknik dan sains yang memiliki kemampuan memadai di bidang matematika dan pemrograman. Lulusan D4 atau lulusan S1 selain Teknik Elektro/Informatika juga diperkenankan mendaftar, akan tetapi wajib menjalani kuliah bridging terlebih dahulu sebanyak 10 SKS.

SMA/SMP 1 PSKD

Jenjang: Pembinaan

Nama SMA 1 PSKD pasti sudah tak asing lagi di kalangan pencinta esports. Sekolah ini memang merupakan satu dari sangat sedikit lembaga pendidikan Indonesia yang sudah memfasilitasi pendidikan esports. Saat ini program pembinaan esports baru tersedia di SMA 1 dan SMP 1 PSKD, namun direncanakan untuk juga tersedia di SMA 4 dan SMP 4 PSKD nantinya.

Universitas Dian Nuswantoro (UDINUS) Semarang

Jenjang: Pembinaan

UDINUS melalui kerja sama dengan Indonesia e-Sports Association (IeSPA) telah membuka program pembinaan esports setara UKM untuk para mahasiswa yang berminat. Dengan program ini, UDINUS telah menjadi universitas pertama di Indonesia yang berperan dalam mempromosikan dunia game kompetitif. Program ini juga didukung oleh platform live streaming NimoTV.

Sumber Gambar: Pexels

Akuisisi Tim Immortals, MiBR Kini Punya Divisi Rainbow Six: Siege

MiBR (Made in Brazil) kini punya tim Rainbow Six: Siege. Tim tersebut merupakan hasil akuisisi tim Immortals. Selama ini, MiBR dikenal dengan tim CS:GO mereka. Ini adalah kali pertama MiBR membuat tim untuk game lain selain CS:GO.

Tim CS:GO MiBR berhasil mengumpulkan fans yang tidak sedikit. Setiap kali mereka mengadakan siaran, ada ribuan orang yang menonton. Dengan membuat tim Rainbow Six, mereka berharap, mereka akan mendapatkan fans baru yang sama antusias.

Untuk komposisi dalam tim sendiri, tim ini masih terdiri dari Daniel “Novys” Novy sebagai kapten, Jaime “Cyb3r” Ramos, José “Bullet1” Victor, Lucca “MKing” Coser , dan Matheus “pX” Freire. Kelimanya merupakan warga negara Brasil.

Satu-satunya perubahan yang terjadi adalah penambahan Guilherme “Guile” Scalfi sebagai pelatih. Sebelum menjadi pelatih, Guile bekerja di Ubisoft sebagai analis.

“Sebuah kebanggaan untuk mengenakan kaos seragam yang membuat banyak warga Brazil senang,” kata Bullet1 seperti dikutip dari ESPN Brazil. Dia juga mengungkap harapannya untuk dapat “menguasai dunia” di bawah bendera MiBR.

“Saya senang dan optimistis untuk mewakili tim legendaris seperti MiBR di Rainbow Six: Siege,” kata MKing. “Ini akan menjadi pengalaman yang hebat. Sebuah tim yang dibanggakan oleh semua orang bergabung dengan komunitas Rainbow Six yang terus berkembang setiap harinya. Saya tidak sabar untuk mewakili tim ini, saya harap saya akan bisa mendapatkan prestasi dan membuat fans kami bangga.”

Tim yang dulunya membawa nama Immortals ini berhasil masuk ke Pro League Season 10 untuk kawasan Amerika Latin. Sayangnya, musim ini dalam 7 pertandingan yang telah mereka lalui, mereka tidak pernah mendapatkan satu kemenangan pun. Mereka hanya dapat berhasil mendapatkan 3 hasil seri dan 4 kekalahan. Dengan 3 poin, tim ini kini ada di posisi kedua dari belakang.

Padahal, pada Season 9, tim tersebut berhasil meraih peringkat dua. Dengan adanya pelatih baru, tim Rainbow Six ini mungkin akan bisa memperbaiki performa mereka.

Immortals resmi berdiri pada Oktober 2015 dengan membeli franchise untuk bisa bertanding di North American League of Legends Championship. Meski pada awalnya mereka hanya bertanding di LoL, Immortals lalu memperluas sayapnya.

Mereka mengakuisisi tim Brasil, Tempo Storm untuk bertanding di CS:GO pada Juni 2016. Selain itu, Immortals juga memiliki tim untuk bersaing di beberapa game lain, seperti Dota 2, Clash Royale, dan lainnya.

Sumber: Dot Esports, Dexerto, Daily Esports, ESPN Brazil